• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

Bah... kenken ne Jro Jakaloco jeg ilang satuane.....
Koq setop ceritanya jro??
Malah jadi serba salah.
Saya bertanya jro nyungsung siapa, jro gak mau jawab karena menganggap menyebut nama beliau sembarangan adalah "ajewera" :(
Saya menebak siapa guru jro jakaloco, eh malah menghindar dan nyuruh nyari tau sendiri.
Saya bertanya tentang keilmuan dan mantra, jro malah menantang saya untuk berhadapan dengan leak.
Saya berhenti bertanya, eh jro malah setop bercerita dan malah lebih memilih mengisi postingan di thread lain.
Kenken ne???

Yah sudahlah, ketimbang ngeles terus, kita main tebak2an aja :D
Guru anda bernama Jro Mangku Ketut Sukarta
Sesuhunan yang dimaksud adalah / meparab Ida Bhatara Ratu Mayun Batu Pugeh

Menurut jro bagaimana?? Masih mau menghindar? :)

ikut menunggu jawaban >:D<
 
Sorry bro, bukan Jro radbus yang mahir menebak, tetapi Jro grongsank :)) ampura ;)
 
sorry jro2 semua, apa yang didiskusikan disini diluar nalar saya. jadi saya memberanikan diri cuma membaca saja. dan tidak berani untuk menebak.

:D
 
Sabar bro radbus, nanti juga matang dengan sendirinya asalkan banyak berlatih.... xixixixixixi
 
@all

UAAAAAHHHH, OK dah saya mengaku saja, Guru saya memang Jro Mangku Sukarta, dan nama Sesuhunan(Ista Dewata) kami memang adalah (sugra titiang) Ratu Pemayun Batu Pageh, menurut penuturan Guru saya Ratu Pemayun Batu Pageh adalah "Pemimpin(Raja) dari para Dewa",jika disamakan dengan pemerintahan maka Beliau adl presiden (dari klu yg saya berikan anda pasti tahu siapa Beliau dlm agama Hindu India)!Saya akan ceritakan sedikit silsilah dari Sesuhunan kami(Sesuhunan anda juga hehehe):
Sebenarnya yg menurunkan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra adalah (sugra titiang)Ratu Ayu Dalem yaitu Dewi tertinggi yg berkuasa di Luhurin Dalem!Ratu Ayu Dalem tidak bersuami,karena itu Beliau mengangkat putra dari saudara Beliau yg bersthana di Pura Batu Pageh (Siwa Rudra) yaitu salah satunya ad Ratu Pemayun Batu Pageh dan didudukan di Luhurin Dalem serta menjadi Raja dari para Dewa!Jadi sesungguhnya yg menjadi Ista Dewata kami adl Ratu Ayu Dalem dan putra angkat Beliau yaitu Ratu Pemayun Batu Pageh,..menurut wahyu yg disampaikan oleh Ratu Ayu Dalem kepada Guru kami bahwa Ratu Pemayun Batu Pageh adl raja para Dewa,berbadan Siwa(meraga Siwa),pengambil keputusan akhir(decision maker),berbadan Guru(meraga Guru(pengejewantahan dari Siwa Guru (Bhatara Guru)))..apa yg kami sungsung(panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra) sebenarnya turun dari zaman ke zaman di berbagai tempat d dunia dan salah satunya adl di Bali medasar antuk agama Hindu Bali,semua agama "wahyu" di dunia berasal dari panugrahan ini hanya berbeda sebutan dan Prasanak yg menurunkan panugrahan ini juga berbeda-beda,namun tetap sumbernya satu yaitu dari Sang Hyang Pasupati(Tuhan).

Saya akan menyampaikan wahyu baru dari Ida Sesuhunan ttg agama Hindu Bali:
"Oleh Sesuhunan, agama Hindu Bali ini disebut Agama Manik, Manik adl batu mulia berukuran kecil yg bisa memancarkan cahaya yg sangat terang, begitu jg dgn agama Hindu Bali, penganutnya sedikit namun menjadi cahaya penerang di bumi..tapi kita jangan Ge Er dulu, di balik wahyu ini ada wahyu yg mengecewakan: menurut Sesuhunan, Hindu Bali adl agama yg paling besar peluangnya untuk punah dari muka bumi, mengapa?ada beberapa alasan:
"Zaman sekarang adl zaman materialisme,di mana beragama pun memperhitungkan 'pengeluaran' dari sudut pandang ekonomi, sedangkan agama Hindu terkenal dengan biaya ritualnya yg sangat mahal!Duit sekarang sulit,sumber2 alam sulit dicari,maka dari itu manusia berbondong-bondong pindah ke agama yg jauh lebih murah dan sederhana..umat Hindu kurang giat utk menyiarkan agama ini,kalaupun menyiarkan agama ini,orang Hindu masih setengah2 karena takut menimbulkan konflik (maklum orang Hindu jiwanya penuh kedamaian) jd cenderung utk mengalah,.."

Lalu apakah agama lain tidk bisa punah?tentu saja bisa hanya persentasenya lebih kecil dibandingkan agama kita di zaman materialisme ini!Lalu apa yg akan kita lakukan utk melindungi agama ini dari kepunahan?Mari kita pikirkan bersama!Ini sudah DARURAT!

Soal CALONARANG:
Jika anda tidak tahu mengapa diadakan calonarang, maka sekilas anda akan melihat bahwa calonarang ini adl ajang untuk pamer ilmu(kawisesan),tapi ketahuilah anda tidak benar sama sekali!Tujuan sebenarnya dari calonarang adl "NGELABIN DURGA" yaitu mempengaruhi orang2 yg bisa ilmu hitam agar kembali ke jalan yg benar,..orang2 yg belajar ilmu hitam akan terjebak dlm ilmu mereka sehingga mereka sulit memikirkan ttg dharma,yg ada di kepala mereka cuma kawisesan,kawisesan, dan kawisesan bahkan kalo perlu menyakiti orang lain!Maka dari itu dlm prosesi calonarang ada tahap utk memanggil leak2 dari segala penjuru agar memangsa korban(watang) yg sudah disiapkan, ketika leak2 tsb sudah masuk di area yg sudah disucikan maka ada "angin surga" masuk ke kepala mereka menyebabkan mereka bisa keluar dari jebakan ilmu hitam untuk sementara agar memiliki waktu utk berpikir ttg dharma,mereka akan kebingungan,yang pd awalnya mereka hanya berpikir ttg kawisesan maka sekarang muncul alternatif lain yaitu ttg dharma,mereka akan memilih yg mana,bertobat ato tetap menjalankan ilmu hitam mereka?itu terserah mereka,setidaknya kita sudah memberi mereka kesempatan utk bertobat!Prosesi ini sebenarnya adlah pengembangan dari kisah "Cudamala"!Jd sesungguhnya ada tujuan mulia dai balik calonarang!
 
@all

Saya akan menyampaikan wahyu baru dari Ida Sesuhunan ttg agama Hindu Bali:
"Oleh Sesuhunan, agama Hindu Bali ini disebut Agama Manik, Manik adl batu mulia berukuran kecil yg bisa memancarkan cahaya yg sangat terang, begitu jg dgn agama Hindu Bali, penganutnya sedikit namun menjadi cahaya penerang di bumi..tapi kita jangan Ge Er dulu, di balik wahyu ini ada wahyu yg mengecewakan: menurut Sesuhunan, Hindu Bali adl agama yg paling besar peluangnya untuk punah dari muka bumi, mengapa?ada beberapa alasan:
"Zaman sekarang adl zaman materialisme,di mana beragama pun memperhitungkan 'pengeluaran' dari sudut pandang ekonomi, sedangkan agama Hindu terkenal dengan biaya ritualnya yg sangat mahal!Duit sekarang sulit,sumber2 alam sulit dicari,maka dari itu manusia berbondong-bondong pindah ke agama yg jauh lebih murah dan sederhana..umat Hindu kurang giat utk menyiarkan agama ini,kalaupun menyiarkan agama ini,orang Hindu masih setengah2 karena takut menimbulkan konflik (maklum orang Hindu jiwanya penuh kedamaian) jd cenderung utk mengalah,.."

Lalu apakah agama lain tidk bisa punah?tentu saja bisa hanya persentasenya lebih kecil dibandingkan agama kita di zaman materialisme ini!Lalu apa yg akan kita lakukan utk melindungi agama ini dari kepunahan?Mari kita pikirkan bersama!Ini sudah DARURAT!

"Punah" sebagai tendensi proses transformasi sosio kultural selalu menyajikan arah-arahnya sendiri. Ketika sebuah proses itu harus dialami, maka pemahaman terhadap arah-arahnya harus pula telah mapan.

Ada paling tidak tiga argumen yang mengharuskan kita melakukan prospeksi.

  1. Pertama, menganalisa pilihan-pilihan yang mungkin harus diambil lengkap dengan persoalan-persoalan yang menyertainya;
  2. Kedua, melakukan refleksi beberapa kelemahan dasar keinginan; dan
  3. Ketiga, memperkuat segmen-segmen kehidupan beragama, yang relevan dengan persoalan masa depan.
Beberapa persoalan sosiologis

Secara umum, masyarakat modern selalu dikaitkan dengan masyarakat yang dapat mengemban fungsi sosialnya secara melembaga. Dimana proses dialektik intern dan ekstern mampu mendinamisasi kehidupannya. Persoalan yang sangat besar adalah penempatan peran agama yang lebih relevan, dalam arti bagaimana Hindu bisa menjadi filter dan sekaligus acuan atau sandaran peradaban.

Seperti diketahui proses menuju masyarakat yang demikian itu harus dianggap sebagai proses dinamik dan keharusan sejarah. Karena secara historis, lembaran-lembaran sejarah telah membuktikannya. Yang kalau tidak diantisipasikan, akan "tanpa arah" atau merangkap umat pada problem yang lebih kompleks. Seperti keterasingan dengan perkembangan peradaban.

Umat memang membutuhkan aturan-aturan yang aplikatif, sehingga ketika aturan-aturan (tradisi ritual), itu saja yang ditransfer pada generasi selanjutnya, yang telah mengalami 'limitasi' makna, maka akan menimbulkan problem lebih lanjut.

Generasi selanjutnya yang relatif semakin kritis atau telah tersosialisir oleh nilai-nilai lainnya, tentu akan bereaksi dengan fenomena ini. Ada yang menerima, mungkin dengan terpaksa, ada bersikap positif mendalami lagi essensi ajaran, ada yang menolak (terasing), dan banyak pula yang tidak bersikap.

Pengkutuban yang demikian, secara positif bisa dilihat sebagai kebhinekaan yang memberi nuansa. Namun tidak jarang merupakan fenomena yang menyimpan konflik, yang mana akan menyerap energi untuk berkiprah pada aktivitas yang relatif lebih penting.

Tanpa adanya komunikasi secara terbuka, maka hanya kecurigaan dan dugaan-dugaan tanpa dasar saja yang akhirnya timbul.

Reaksi bisa juga dilihat dari segmen-segmen yang dianggap paling dominan. Seperti kelompok yang menekankan aspek nilai atau filosofis saja, atau kelompok yang menekankan aspek ritual-kulturalnya saja.

Sama seperti kenyataan sebelumnya, tanpa adanya konsolidasi, maka benturan antaranya tak dapat dihindarkan.

Contoh yang nyata adalah tindakan 'komersialisasi' bentuk-bentuk kesenian tertentu, tanpa sempat mensosialisasikan nilai yang dikandungnya.

Lalu dicarikan alasan-alasan pembenarannya pada sumber nilai budaya atau bahkan pada ayat-ayat agama. Fungsi nilai agama telah bergeser dari pemberi 'ruh' kesenian, menjadi alat pembenar/tempelan, karena proses komersialiasi dan propanisasi.

Kebanggaan buta bahwa telah memiliki warisan kebudayaan adiluhung tampaknya harus segera ditransformasi pada kesadaran baru.

Kesadaran akan pentingnya sikap kritis.
Kritis melihat apa yang telah dimiliki dan kritis pula melihat bagian-bagian yang telah dan akan rapuh.

Sikap reaktif dan merasa paling berkepentingan itu telah kedaluwarsa, yang diperlukan adalah sebuah komitmen dan pandangan strategis.

Perlu sebuah penyadaran baru dari pandangan yang siklik menuju dinamik.
Pengaruhnya adalah tujuan Moksartham dan Jagadhita. Medianya adalah konsep Karma, yakni karma yang mengikat dan karma yang membebaskan.
Pemikiran yang fatalis yang mereduksi peran manusia pada titik terendah, yakni sebagai penerima nasib (bukan dosa) sangat tidak relevan.

Prinsip manusia yang betugas menyikap ilusi yang membungkus sinar sang Atman patut dipegang teguh. Posisi sentral manusia untuk menentukan jalan sejarah, mengharuskan kita mengkaji lagi konsep-konsep Cakra Manglilingan.
Jaman-jaman keemasan yang diobsesikan akan terjadi dalam konsep itu harus diberi wahananya, atau jalan menuju jaman itu harus dilapangkan. Itu tugas menusia.
 
@all

UAAAAAHHHH, OK dah saya mengaku saja, Guru saya memang Jro Mangku Sukarta, dan nama Sesuhunan(Ista Dewata) kami memang adalah (sugra titiang) Ratu Pemayun Batu Pageh, menurut penuturan Guru saya Ratu Pemayun Batu Pageh adalah "Pemimpin(Raja) dari para Dewa",jika disamakan dengan pemerintahan maka Beliau adl presiden (dari klu yg saya berikan anda pasti tahu siapa Beliau dlm agama Hindu India)!Saya akan ceritakan sedikit silsilah dari Sesuhunan kami(Sesuhunan anda juga hehehe):
Sebenarnya yg menurunkan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra adalah (sugra titiang)Ratu Ayu Dalem yaitu Dewi tertinggi yg berkuasa di Luhurin Dalem!Ratu Ayu Dalem tidak bersuami,karena itu Beliau mengangkat putra dari saudara Beliau yg bersthana di Pura Batu Pageh (Siwa Rudra) yaitu salah satunya ad Ratu Pemayun Batu Pageh dan didudukan di Luhurin Dalem serta menjadi Raja dari para Dewa!Jadi sesungguhnya yg menjadi Ista Dewata kami adl Ratu Ayu Dalem dan putra angkat Beliau yaitu Ratu Pemayun Batu Pageh,..menurut wahyu yg disampaikan oleh Ratu Ayu Dalem kepada Guru kami bahwa Ratu Pemayun Batu Pageh adl raja para Dewa,berbadan Siwa(meraga Siwa),pengambil keputusan akhir(decision maker),berbadan Guru(meraga Guru(pengejewantahan dari Siwa Guru (Bhatara Guru)))..apa yg kami sungsung(panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra) sebenarnya turun dari zaman ke zaman di berbagai tempat d dunia dan salah satunya adl di Bali medasar antuk agama Hindu Bali,semua agama "wahyu" di dunia berasal dari panugrahan ini hanya berbeda sebutan dan Prasanak yg menurunkan panugrahan ini juga berbeda-beda,namun tetap sumbernya satu yaitu dari Sang Hyang Pasupati(Tuhan).

Saya akan menyampaikan wahyu baru dari Ida Sesuhunan ttg agama Hindu Bali:
"Oleh Sesuhunan, agama Hindu Bali ini disebut Agama Manik, Manik adl batu mulia berukuran kecil yg bisa memancarkan cahaya yg sangat terang, begitu jg dgn agama Hindu Bali, penganutnya sedikit namun menjadi cahaya penerang di bumi..tapi kita jangan Ge Er dulu, di balik wahyu ini ada wahyu yg mengecewakan: menurut Sesuhunan, Hindu Bali adl agama yg paling besar peluangnya untuk punah dari muka bumi, mengapa?ada beberapa alasan:
"Zaman sekarang adl zaman materialisme,di mana beragama pun memperhitungkan 'pengeluaran' dari sudut pandang ekonomi, sedangkan agama Hindu terkenal dengan biaya ritualnya yg sangat mahal!Duit sekarang sulit,sumber2 alam sulit dicari,maka dari itu manusia berbondong-bondong pindah ke agama yg jauh lebih murah dan sederhana..umat Hindu kurang giat utk menyiarkan agama ini,kalaupun menyiarkan agama ini,orang Hindu masih setengah2 karena takut menimbulkan konflik (maklum orang Hindu jiwanya penuh kedamaian) jd cenderung utk mengalah,.."

Lalu apakah agama lain tidk bisa punah?tentu saja bisa hanya persentasenya lebih kecil dibandingkan agama kita di zaman materialisme ini!Lalu apa yg akan kita lakukan utk melindungi agama ini dari kepunahan?Mari kita pikirkan bersama!Ini sudah DARURAT!

Soal CALONARANG:
Jika anda tidak tahu mengapa diadakan calonarang, maka sekilas anda akan melihat bahwa calonarang ini adl ajang untuk pamer ilmu(kawisesan),tapi ketahuilah anda tidak benar sama sekali!Tujuan sebenarnya dari calonarang adl "NGELABIN DURGA" yaitu mempengaruhi orang2 yg bisa ilmu hitam agar kembali ke jalan yg benar,..orang2 yg belajar ilmu hitam akan terjebak dlm ilmu mereka sehingga mereka sulit memikirkan ttg dharma,yg ada di kepala mereka cuma kawisesan,kawisesan, dan kawisesan bahkan kalo perlu menyakiti orang lain!Maka dari itu dlm prosesi calonarang ada tahap utk memanggil leak2 dari segala penjuru agar memangsa korban(watang) yg sudah disiapkan, ketika leak2 tsb sudah masuk di area yg sudah disucikan maka ada "angin surga" masuk ke kepala mereka menyebabkan mereka bisa keluar dari jebakan ilmu hitam untuk sementara agar memiliki waktu utk berpikir ttg dharma,mereka akan kebingungan,yang pd awalnya mereka hanya berpikir ttg kawisesan maka sekarang muncul alternatif lain yaitu ttg dharma,mereka akan memilih yg mana,bertobat ato tetap menjalankan ilmu hitam mereka?itu terserah mereka,setidaknya kita sudah memberi mereka kesempatan utk bertobat!Prosesi ini sebenarnya adlah pengembangan dari kisah "Cudamala"!Jd sesungguhnya ada tujuan mulia dai balik calonarang!

akhirnya datang juga :)

Maaf yah jro.... Sebenarnya saya sudah mengamati dari awal tulisan sampai akhirnya saya memancing dengan berbagai pernyataan yang menjurus supaya
jro lebih terbuka dalam bercerita. Sudah sedari dulu saya pernah mendengar tentang kiprah Jero Mangku Sukarta beserta anaknya Mangku Alit dan para pengikutnya. Well, memang pengalaman supranaturalnya kadang terasa tidak masuk akal jika didengar khalayak umum. Apalagi ketika Mangku Alit ditunjuk untuk melaksanakan "pemargi suci", yang akhirnya muncul di tepi pantai. Sebenarnya saya sudah mengetahui semua ceritanya. Cuma teman2 yang lain kan belum tau, apalagi kalo sampai ada muridnya langsung yang bercerita.

Mengenai maksud dan tujuan dari diadakannya Calonarang, well.... banyak pendapat dan keyakinan yang beredar. Lalu tentang pendapat jro, mungkin memang benar adanya. Tetapi jika tujuannya hanya untuk menyucikan atau menyadarkan orang2 yang berilmu hitam, sepertinya itu kasusnya, "one in a million". Why?? Tidak semua orang yang berilmu bisa menembus benteng pertahanan atau penyengker yang dipasang oleh pihak pelaksana Calonarang. Kalo tingkatan ilmu sebatas cuma bisa jadi "bojog", paling cuma bisa cengar cengir di luar arena pertunjukan. Kebetulan saya ada sebuah referensi mantra panyengker untuk Calonarang. Tapi lupa dimana kaden saya simpan :D
Kebanyakan gangguan yang diterima justru bukan terletak pada wateng atau bangke matah. Tetapi pada para pemundut. Mungkin pernah mendengar cerita di daerah Sanur seorang pamundut Celuluk tertembus oleh tusukan keris. Dan pernah juga saya dengar seorang pemundut tertembus keris ketika ngayah "ngunying" / "ngurek". Gegodaan kalo orang2 bilang.... :)

Menurut saya pribadi, selain melestarikan sebuah budaya, Calonarang adalah suatu pertunjukan dimana Ida Petapakan memiliki kesempatan untuk "masolah" dan berkumpul bersama para penyungsung dan pamedeknya. Ida Petapakan masolah dipercaya untuk menyeimbangkan atau memunahkan wabah penyakit atau leteh yang berada di desa setempat.
Selain melalui pertunjukan Calonarang, Ida Petapakan juga "masolah" pada saat "ngerehin". Di bawah ini sebuah penggalan tulisan yang pernah saya posting di k4skus:

.................

2. Ngerehin / Ngerehang Petapakan Ida Bethara

ngereh.gif


Bagi orang Hindu Bali tentunya kata ngerehin atau ngerehang Petapakan Ida Bethara sudah tidak asing lagi. Tetapi banyak juga yang bertanya, why? Kenapa? Buat apa? What for?
Mudah2an gak bosen bacanya yaahhhh :D
Pertama mari kita telusuri apakah petapakan itu sebenarnya? Petapakan adalah topeng dalam wujud sosok makhluk magis yang meyeramkan, terbuat dari kayu tertentu, dibentuk sedemikian rupa sebagai simbol unsur niskala (tidak nampak) dari adanya Ida Betara Rangda. Petapakan ini dipercaya bisa mengusir grubug (wabah penyakit) dan marabahaya yang bersifat niskala lainnya. Agar petapakan ini berfungsi dengan sebagaimana mestinya, maka petapakan ini harus memiliki kekuatan gaib, taksu, dan melalui proses skralisasi. Proses sakralisasi sudah dimulai pada saat mencari bahan kayu yang akan digunakan untuk membuat topeng tersebut. mumnya, kayu yang digunakan bahan petapakan, adalah jenis kayu yang dipercaya memiliki kekuatan magis, antara kayu pule, kapuh (rangdu), jaran, kapas, waruh teluh, dan kepah. Masing-masing jenis kayu ini ternyata memiliki mitologinya sendiri, yang narasinya berusaha menggambarkan keunikan dan kemagisan kayu2 tersebut. Sakralisasi juga tampak pada hari baik yang harus dipilih saat mulai mengerjakan petapakan itu, yang disebut hari kilang-kilung menurut kalender Bali. Sakralisasi ini masih harus dijalankan dalam beberapa tahapan, antara lain tahapan Pasupati, Ngatep, Mintonin dan akhirnya Ngerehang.

Pasupati artinya kekuatan dari Dewa Siwa
Ngatep artinya mempertemukan
Mintonin adalah bahasa Jawa Kuno yang artinya menampakkan diri.
Ngereh berarti memusatkan pikiran, dengan mengucapkan mantra dalam hati, sesuai dengan tujuan yang bersangkutan

Ada beberapa lontar yang berkaitan mengenai proses ngereh ini. Di antaranya Lontar Pengerehan, Lontar Canting Mas dan Sewer Mas Widi Sastra, dan Ganapati Tattwa (perlu diketahui bahwa Ganesha adalah penguasa dari seluruh unsur yang bersifat gaib termasuk mahluk2 halus).

Di dalam proses ngerehang ada 3 tingkat upacara sakralisasi. Yaitu:
1. Prayascitta dan Melaspas
Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghapuskan noda baik yang bersifat sekala maupun niskala yang ada pada kayu dan benda lain yang digunakan untuk pembuatan Petapakan Betara Rangda. Noda ini dapat saja ditimbulkan oleh sangging (tukang ukir) ataupun bahan itu sendiri. Dengan Upacara Prayascitta diharapkan kayu atau bahan itu menjadi bersih dan suci serta siap untuk diberikan kekuatan. Upakara tersebut dihaturkan kehadapan Sang Hyang Surya, Sang Hyang Siwa dan Sang Hyang Sapujagat.

2. Ngatep dan Pasupati
Ngatep dan Pasupati dapat dilakukan oleh Pemangku (orang suci) dan Sangging (tukang ukir). Dengan upacara ini terjadilah proses Utpeti (kelahiran) terhadap Petapakan Betara Rangda. Mulai saat itu dapat difungsikan sebagai personifikasi dari roh atau kekuatan gaib yang diharapkan oleh penyungsungnya (pemujanya).

3. Masuci dan Ngerehin
Tingkat Masuci dan Ngerehin, merupakan tingkat upacara yang terakhir dengan maksud Betara Rangda menjadi suci, keramat dan tidak ada yang ngeletehin (menodai). Tujuan upacara adalah untuk memasukkan kekuatan gaib dari Tuhan. Dengan demikian diharapkan Petapakan Betara Rangda mampu menjadi pelindung yang aktif. Upacara ini biasanya dilakukan pada dua tempat yaitu di pura dan di kuburan. Apabila dilakukan di kuburan yang dianggap angker, maka diperlukan tiga tengkorak manusia yang berfungsi sebagai alas duduk bagi yang memundut (mengusung). Begitu pula bila dilakukan di pura maka tengkorak manusia dapat diganti dengan kelapa gading muda (kelapa yang berwarna kuning). Upacara ini biasanya dilakukan pada tengah malam terutama pada hari2 keramat seperti hari kajeng kliwon menurut kalender Bali. Sebagai puncak keberhasilan upacara ini adalah adanya kontak dari alam gaib yaitu berupa seberkas sinar yang jatuh tepat pada pemundutnya (pengusungnya). Si pemundut (pengusung) yang kemasukan sinar itu akan dibuat kesurupan dan pada saat itu pula si pemundutnya (pengusungnya) menari2. Kejadian lain yang menandakan upacara ini berhasil adalah apabila Petapakan Betara Rangda bergoyang tanpa ada yang menyentuhnya.

Jadi ritual Ngereh itu adalah peristiwa kesurupan, yang sengaja dibuat karena untuk membuktikan bahwa “topeng” yang diupacarai sudah memiliki kekuatan gaib untuk keselamatan masyarakat penyungsungnya (Pemujanya).

Tetapi di luar semua itu, prosesi ini tidak sesederhana dan semudah seperti yang saya sebutkan di atas. Masih ada beberapa sarana lain yang dipakai untuk prosesi dan tidak lupa bahwa orang yang sebagai pemundut akan mengalami berbagai godaan untuk menggagalkan prosesi ngerehin yang dijalaninya.
..................................

Mengenai tentang asala usul agama Hindu yang ada di Bali, well.... Sesungguhnya saya tidak tahu bagaimana bisa terbentuk suatu agama yang sangat unik ini. Bahkan berbeda dengan di India yang konon adalah asal dari agama Hindu itu sendiri.
Menurut pendapat saya pribadi, agama Hindu yang di Bali adalah suatu agama yang sudah ber-akulturasi dengan budaya dan adat setempat. Sehingga menjadikanya berbeda dengan daerah asalnya. Tetapi masih tetap mengacu kepada Weda sebagai kitab sucinya.
Bahkan menurut saya agama Hindu yang ada di Bali adalah agama Hindu yang telah disempurnakan. Sehingga yadnya dan srada tidak akan pernah dapat dipisahkan.
Mengenai biaya ritual yang mahal. Saya memang tidak memungkirinya. Tetapi jaman sekarang setiap upacara bisa diakali dan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi seseorang. Contoh yang paling kongkrit deh..... Ada suatu daerah yang tidak mengijinkan warganya untuk mengadakan upacara pengabenan secara pribadi. Sebab daerah tersebut upacara pengabenan hanya diadakan secara massal. Jadi beban ekonomi masyarakat tidak akan terlalu berat jika ditanggung secara beramai2 dan bergotong royong..... :D

Yap yap yap..... Lanjut lagi ceritanya jro...... Kali ini ceritakan dong pengalaman pribadinya. Biar puassss bacanya.... :D
 
Jro JakaLoco, belakangan banyak kalangan yang 'ngiring' sesuhunan bercerita tentang adanya pasukan kasat mata dibawah pimpinan Eyang Sabdapalon sedang berkonsentrasi untuk membangkitkan kembali kedigjayaan Nusantara seperti pada jaman kepemimpinan duet Shri Wilvatikta Brahmaraja Hayam Wuruk dan Ki Nararya Gajah Mada. Bahkan konon banyak para jro-jro yang ngiring ini menjadi anggota pasukan yang siap setiap saat maju ke medan laga kasat mata. Apakah jro JakaLoco pernah mendapat wangsit mengenai hal seperti ini ? Kalau ada, mohon diceritakan dong jro ! Suksma.
 
Jro JakaLoco, belakangan banyak kalangan yang 'ngiring' sesuhunan bercerita tentang adanya pasukan kasat mata dibawah pimpinan Eyang Sabdapalon sedang berkonsentrasi untuk membangkitkan kembali kedigjayaan Nusantara seperti pada jaman kepemimpinan duet Shri Wilvatikta Brahmaraja Hayam Wuruk dan Ki Nararya Gajah Mada. Bahkan konon banyak para jro-jro yang ngiring ini menjadi anggota pasukan yang siap setiap saat maju ke medan laga kasat mata. Apakah jro JakaLoco pernah mendapat wangsit mengenai hal seperti ini ? Kalau ada, mohon diceritakan dong jro ! Suksma.

Terus terang kami belum menerima wahyu yg seperti itu, tapi mas CakBrudin, kami diajarkan sebisa mungkin utk menghindari peperangan, kami hanya boleh perang jika jalan damai sudah buntu dan dlm rangka untuk melindungi diri,..tapi perlu diingat, lain Ida Sesuhunan lain pula dengan Hyang Kawitan, kita taw sendiri bahwa Sabda Palon itu adl leluhur kita yg telah Moksa,..jadi yah kami tidak tahu apa yg dikehendaki oleh Leluhur,namun jika Ida Sesuhunan (sugra titiang ring Ratu Mayun Batupageh) memutuskan sesuatu tidak akan mungkin dihalangi oleh apapun kecuali oleh Susunan Agung(Brahma,Wisnu,Siwa dan para Shakti Mereka) termasuk Ibunda Beliau yaitu (sugra titiang) Ratu Ayu Dalem..

Kami selalu diingatkan oleh Guru Penuntun kami bahwa Ida Sesuhunan tidak akan pernah memberi wahyu yg menyesatkan apalagi yg mengadu domba karena Beliau maha pengasih dan penyayang,jika ada yg mengaku bahwa menerima wahyu yg akhirnya menyebabkan keangkaramurkaan yg gak jelas maka dipastikan bahwa itu adl wahyu bohong atau wahyu dari butha kala!

@gronksank
Bagus sekali infonya tentang Calonarang, yg jelas tentang tujuan awal dari diadakannya Calonarang adl menyadarkan para penganut ilmu hitam agar kembali ke jalan yg benar,tapi saya rasa bukan hanya itu tujuan satu-satunya..soal apakah leak ini bisa menembus pagar gaib yg dibuat, ehm kayaknya suatu desa yg gak yakin akan pagar gaib mereka gak bakalan ngadain Calonarang krn terlalu beresiko hahahaha..lalu apakah leak ini bisa menembusnya atau tidak tetap saja mereka akan di-somya(di-sucikan) agar maw kembali ke jalan yg benar, soal mereka maw kembali ke jalan dharma atau tetap menganut ilmu hitam yach itu terserah mereka, k k k one in million!
Saya maw merevisi cerita ttg ibu saya yg menjadi watang di Calonarang, maaf saya salah menginformasikan kpd rekan2, ibu saya menjadi watang bukan di daerah Tuban, tetapi di daerah Dalung hahahahaha sorry yach lagipula Tuban ama Dalung gak jauh2 amat=))

Saya ingat ketika hari Purnama beberapa bulan yang lalu, ada rekan penyungsung yg bertanya kepada Guru Penuntun kami :"Apakah tahun 2012 ini akan kiamat seperti yg diramalkan?"..penasaran dengan jawaban dari Guru kami?hehehe...Guru kami menjawab:"Bisa ya, bisa tidak..Ida Sesuhunan belum memberikan wahyu apapun ttg hal ini, saya tidak punya wewenang untuk bertanya ttg hal ini, tapi sepatutnya murid-muridku yg sudah ngiring panugrahan ini tidak perlu takut dengan yg namanya kiamat, kiamat itu pasti ada, namun yg menjadi masalah bukanlah kapan akan kiamat, namun apa yg telah kita lakukan dan katakan sebelum kiamat tiba, dan jangan lupa kematian pun adl kiamat, jadi apa yg telah kalian lakukan dan katakan sebelum mati??kita semua ini adl calon2 mayat!"

Saya akan bercerita sedikit ttg larangan yg diberikan Ida Sesuhunan kpd Guru Penuntun kami yaitu larangan utk menurunkan hujan dan menolak hujan, yap rekan Hindu semuanya sesungguhnya hujan itu adl anugerah dari Ida Sesuhunan, kita umat Hindu sangat dilarang utk memecah awan seperti yg sekarang ini ramai terjadi di Denpasar, dimana utk acara2 tertentu mereka menggunakan laser utk mencegah hujan, ini adl kesalahan yg sangat besar!Ida Sesuhunan jg sangat sedih mendengar banyak orang Bali yg menghujat-hujat Beliau ketika menurunkan hujan, orang Bali berkata :"Anyang-anyangan Bhatara ne?"..apakah kalian termasuk salah satu dari mereka?jika ya segeralah minta maaf karena Ida Sesuhunan kecewa dengan kata2 anda!
 
@gronksank
Bagus sekali infonya tentang Calonarang, yg jelas tentang tujuan awal dari diadakannya Calonarang adl menyadarkan para penganut ilmu hitam agar kembali ke jalan yg benar,tapi saya rasa bukan hanya itu tujuan satu-satunya..soal apakah leak ini bisa menembus pagar gaib yg dibuat, ehm kayaknya suatu desa yg gak yakin akan pagar gaib mereka gak bakalan ngadain Calonarang krn terlalu beresiko hahahaha..lalu apakah leak ini bisa menembusnya atau tidak tetap saja mereka akan di-somya(di-sucikan) agar maw kembali ke jalan yg benar, soal mereka maw kembali ke jalan dharma atau tetap menganut ilmu hitam yach itu terserah mereka, k k k one in million!
Saya maw merevisi cerita ttg ibu saya yg menjadi watang di Calonarang, maaf saya salah menginformasikan kpd rekan2, ibu saya menjadi watang bukan di daerah Tuban, tetapi di daerah Dalung hahahahaha sorry yach lagipula Tuban ama Dalung gak jauh2 amat=))

Wah... jam artinya terbangnya sudah tinggi nih jro yah...
Mengenai pagar gaib, yah namanya juga suatu permohonan. Tentunya disertai juga dengan permohonan dengan Ida Bathara juga dong. Kalo cuma ngandelin "angkihan jelema matah", yah jelas K.O duluan pak... :D

Saya ingat ketika hari Purnama beberapa bulan yang lalu, ada rekan penyungsung yg bertanya kepada Guru Penuntun kami :"Apakah tahun 2012 ini akan kiamat seperti yg diramalkan?"..penasaran dengan jawaban dari Guru kami?hehehe...Guru kami menjawab:"Bisa ya, bisa tidak..Ida Sesuhunan belum memberikan wahyu apapun ttg hal ini, saya tidak punya wewenang untuk bertanya ttg hal ini, tapi sepatutnya murid-muridku yg sudah ngiring panugrahan ini tidak perlu takut dengan yg namanya kiamat, kiamat itu pasti ada, namun yg menjadi masalah bukanlah kapan akan kiamat, namun apa yg telah kita lakukan dan katakan sebelum kiamat tiba, dan jangan lupa kematian pun adl kiamat, jadi apa yg telah kalian lakukan dan katakan sebelum mati??kita semua ini adl calon2 mayat!"

OM
Trayambakam Yajamahe
Sugandhim pusthiwardhanam
Urwa rukamiwa bahndhanan
Mrtyor mukshiyama amrtat


OM
Kami memuja Sewa Shiwa yang bermata tiga, Yang mengayom dan menerbarkan wewangian di dalam kehidupan kita. Semoga Beliau membebaskan kami dari berbagai goncangan penderitaan, berbagai perubahan dalam kehidupan dan kematian . . . tanpa henti-hentinya. Ibarat jatuhnya buah brinjal (mentimun) yang telah masak dari batangnya secara kodrati, alami.


Saya akan bercerita sedikit ttg larangan yg diberikan Ida Sesuhunan kpd Guru Penuntun kami yaitu larangan utk menurunkan hujan dan menolak hujan, yap rekan Hindu semuanya sesungguhnya hujan itu adl anugerah dari Ida Sesuhunan, kita umat Hindu sangat dilarang utk memecah awan seperti yg sekarang ini ramai terjadi di Denpasar, dimana utk acara2 tertentu mereka menggunakan laser utk mencegah hujan, ini adl kesalahan yg sangat besar!Ida Sesuhunan jg sangat sedih mendengar banyak orang Bali yg menghujat-hujat Beliau ketika menurunkan hujan, orang Bali berkata :"Anyang-anyangan Bhatara ne?"..apakah kalian termasuk salah satu dari mereka?jika ya segeralah minta maaf karena Ida Sesuhunan kecewa dengan kata2 anda!

Akan tetapi ida sesuhunan juga menurunkan "Aji Panerang" dan "Aji Pangujan". Salah satunya yaitu "Aji Panerang Kaputusan Calonarang" dan "Aji Pangujan Kresna Kroda". Itupun baru 2 dari sekian banyak ajian dan srana :D
 
Menunggu kelanjutan diskusi para sesepuh aja......:D
 
@gronksank
Akan tetapi ida sesuhunan juga menurunkan "Aji Panerang" dan "Aji Pangujan". Salah satunya yaitu "Aji Panerang Kaputusan Calonarang" dan "Aji Pangujan Kresna Kroda". Itupun baru 2 dari sekian banyak ajian dan srana

Guru kami pun diberikan ilmu semacam itu, namun ketika kami sudah masuk menjadi "Panugrahan Suci", Guru kami dilarang untuk menggunakan ilmu tersebut..kami lebih banyak diberi panugrahan2 yg sifatnya membimbing ke jalan yg benar, alih2 diberi ilmu kanuragan yg sifatnya bisa membuat ajewera..
 
LARANGAN UNTUK KAUL

Yap, kali ini saya akan menyampaikan suatu hal yg dilarang dilakukan bagi umat Hindu, dan tentu saja larangan ini berasal dari Ida Sesuhunan, yaitu LARANGAN UNTUK KAUL, apa sich itu KAUL? Bahasa sederhananya KAUL itu adl MENJANJIKAN SESUATU JIKA SEANDAINYA SESUATU HAL TERKABUL,..di Bali sering kita mendengar ada orang yg menjanjikan sesuatu kpd para Bathara seandainya keinginannya terkabul..ini adl hal yg salah kaprah!KAUL itu dilarang oleh Sesuhunan karena bersifat TIDAK IKHLAS padahal kita tahu jikalau kita mempersembahkan sesuatu kpd Tuhan harus dilandasi dengan rasa tulus ikhlas, sedangkan jika kita berKAUL kita hanya akan melaksanakan persembahan seandainya keinginan kita dikabulkan oleh Ida Sesuhunan!Ida Sesuhunan mengharapkan jika umatNya menginginkan sesuatu gunakanlah kemampuan diri sendiri, percayalah kpd kemampuan sendiri,jgn menggantungkan segala sesuatu kpd Ida Sesuhunan apalagi sampai melakukan KAUL dan tdk melakukan usaha apapun untuk mencapai suatu tujuan!Akan tetapi kita tetap harus selalu berdoa dan memohon kpd Sesuhunan, dengan catatan 90% USAHA dan 10% DOA, kita harus mempasrahkan hasilnya kpd Sesuhunan namun mengusahakan PROSESNYA dgn kemampuan sendiri!
 
@gronksank


Guru kami pun diberikan ilmu semacam itu, namun ketika kami sudah masuk menjadi "Panugrahan Suci", Guru kami dilarang untuk menggunakan ilmu tersebut..kami lebih banyak diberi panugrahan2 yg sifatnya membimbing ke jalan yg benar, alih2 diberi ilmu kanuragan yg sifatnya bisa membuat ajewera..

hummmm ajewera yah??.... Kalo boleh tau, apa sih yang menjadi tolak ukur sebuah perkataan atau perbuatan yang tergolong ajewera??
 
LARANGAN UNTUK KAUL

Yap, kali ini saya akan menyampaikan suatu hal yg dilarang dilakukan bagi umat Hindu, dan tentu saja larangan ini berasal dari Ida Sesuhunan, yaitu LARANGAN UNTUK KAUL, apa sich itu KAUL? Bahasa sederhananya KAUL itu adl MENJANJIKAN SESUATU JIKA SEANDAINYA SESUATU HAL TERKABUL,..di Bali sering kita mendengar ada orang yg menjanjikan sesuatu kpd para Bathara seandainya keinginannya terkabul..ini adl hal yg salah kaprah!KAUL itu dilarang oleh Sesuhunan karena bersifat TIDAK IKHLAS padahal kita tahu jikalau kita mempersembahkan sesuatu kpd Tuhan harus dilandasi dengan rasa tulus ikhlas, sedangkan jika kita berKAUL kita hanya akan melaksanakan persembahan seandainya keinginan kita dikabulkan oleh Ida Sesuhunan!Ida Sesuhunan mengharapkan jika umatNya menginginkan sesuatu gunakanlah kemampuan diri sendiri, percayalah kpd kemampuan sendiri,jgn menggantungkan segala sesuatu kpd Ida Sesuhunan apalagi sampai melakukan KAUL dan tdk melakukan usaha apapun untuk mencapai suatu tujuan!Akan tetapi kita tetap harus selalu berdoa dan memohon kpd Sesuhunan, dengan catatan 90% USAHA dan 10% DOA, kita harus mempasrahkan hasilnya kpd Sesuhunan namun mengusahakan PROSESNYA dgn kemampuan sendiri!

Tradisi ngaturang "sesangi" sudah terjadi secara turun temurun di kalangan masyarakat. Hal ini terjadi karena saking buntunya jalan yang ditempuh untuk meraih sebuah tujuan. Sehingga timbul rasa "jengah" seseorang yang menjanjikan untuk menghaturkan sesuatu untuk membuktikan kesungguhan permohonannya untuk meraih tujuannya, yaitu diwujudkan dengan "sesangi" atau kaul. Jadi cara ini salah yah???
Setau saya sih emang salah kalo terlalu sering berkaul. Jadi terkesan "Beliau" yang di atas sangat pamrih dengan umatnya. Sehingga terkesan "campah".
Namun jika dilakukan hanya pada permohonan2 tertentu yang bersifat mendesak, apakah masih tergolong salah???
 
hummmm ajewera yah??.... Kalo boleh tau, apa sih yang menjadi tolak ukur sebuah perkataan atau perbuatan yang tergolong ajewera??

Tentu saja segala sesuatu yg dilarang oleh Tuhan,..

Tradisi ngaturang "sesangi" sudah terjadi secara turun temurun di kalangan masyarakat. Hal ini terjadi karena saking buntunya jalan yang ditempuh untuk meraih sebuah tujuan. Sehingga timbul rasa "jengah" seseorang yang menjanjikan untuk menghaturkan sesuatu untuk membuktikan kesungguhan permohonannya untuk meraih tujuannya, yaitu diwujudkan dengan "sesangi" atau kaul. Jadi cara ini salah yah???
Setau saya sih emang salah kalo terlalu sering berkaul. Jadi terkesan "Beliau" yang di atas sangat pamrih dengan umatnya. Sehingga terkesan "campah".
Namun jika dilakukan hanya pada permohonan2 tertentu yang bersifat mendesak, apakah masih tergolong salah???

Kalo Ida Sesuhunan sudah bersabda bahwa kaul itu salah, masihkah anda akan melakukannya?
Kaul itu sekali salah tetap salah!Jika anda memohon sesuatu kpd Tuhan jgn lewat kaul, tetapi lewat persembahan yg tulus ikhlas. Tentu saja kaul ini berbeda dgn persembahan tulus ikhlas,..dlm kasus kaul anda hanya akan mempersembahkan sesuatu jika keinginan anda terkabul, tetapi persembahan yg tulus ikhlas akan tetap dihaturkan tanpa memperdulikan apakah keinginannya terkabul ato tidak!
 
Tentu saja segala sesuatu yg dilarang oleh Tuhan,..
hmm... Jadi mengacu ke definisi yah??? Lalu seperti kata jro yang jika memiliki ilmu kanuragan yang alih2 bisa membuat ajewera, jadi berbagai ilmu "kaputusan" tersebut merupakan potensi untuk berbuat ajewera??? Seperti pangujan dan panerang yang saya sebutkan sebelumnya. Padahal kedua ilmu itu bukan kanuragan tetapi lebih banyak merupakan permohonan kepada beliau yang berkuasa atas hal yang berkaitan dengan yang dimohonkan. Dan juga dilengkapi dengan sarana2 yang dipersyaratkan bukan murni dari kekuatan tenaga dalam.
Lalu untuk apa sesuhunan menurunkan ilmu2 kaputusan tersebut jika bisa membuat ajewera???
Bahkan ada sebuah kisah ketika Danghyang Dwijendra menurunkan ilmu kepada Raja Menguwi 7 ilmu kaputusan untuk menghadapi I Balian Batur yang memporak porandakan sebuah desa dengan ilmu pangleakannya. Apakah beliau juga termasuk bisa membuat seseorang ajewera??

Lalu bagaimana dengan jro?? Setelah memiliki panugrahan yang diturunkan oleh sesuhunan, lalu berani menghadapi para leak. Lalu menantang saya berani atau tidak menghadapi leak?? Apakah itu tidak termasuk ajewera??? Coba liat ini sebagai flashback:
Hehehe anda salah mas,..Calonarang yg diadakan di Art Centre tersebut bukan sembarang Calonarang, jika acara Calonarang yg sudah biasa kita saksikan leaknya tidak bisa kita lihat,namun Calonarang ini leaknya hadir di tempat dlm wujud aslinya sbg manusia karena memang diundang secara formal!hahahahahaha..ada 2 praktisi leak yg diundang,1 orang yg bisa berbicara dengan wong samar(tapi saya gak percaya),dan 1 orang lagi dari Jawa yaitu Kiai Haji Musleh asal Banyuwangi..hehehe anda bayangkan saja para leak itu duduk di panggung di art center hahahahahaha..anda berani gak berhadapan langsung dengan orang yg sudah anda tahu bisa ngeleak dan ia akan mencoba ilmunya kpd anda???k k k k ....tidak semua warga desa adat berani untuk menjadi watang dlm acara Calonarang,sbg contoh nyata kalo saya gak salah di daerah Tuban ada yg akan melaksanakan Calonarang namun warganya tak satupun berani menjadi watang,kemudian pihak desa mengirim utusan ke Guru Penuntun kami agar ada murid beliau yg bersedia dijadikan watang,Guru Penuntun kami menunjuk ibu saya menjadi watang dan ibu saya melaksanakannya,...hehehehehe...ngomong2 kalo anda ditunjuk sbg watang berani gak?



No comment,...silahkan anda cari tahu sendiri hahahaha...
Jadi setelah jro memiliki panugrahan dari beliau, lantas menantangkan saya yang tidak memiliki panugrahan kepada leak. Apakah itu termasuk ajewera???




Kalo Ida Sesuhunan sudah bersabda bahwa kaul itu salah, masihkah anda akan melakukannya?
Kaul itu sekali salah tetap salah!Jika anda memohon sesuatu kpd Tuhan jgn lewat kaul, tetapi lewat persembahan yg tulus ikhlas. Tentu saja kaul ini berbeda dgn persembahan tulus ikhlas,..dlm kasus kaul anda hanya akan mempersembahkan sesuatu jika keinginan anda terkabul, tetapi persembahan yg tulus ikhlas akan tetap dihaturkan tanpa memperdulikan apakah keinginannya terkabul ato tidak!

Baiklah jika itu pernyataannya. Tetapi bukankah kaul tidak hanya berupa benda fisik?? Kaul juga bisa berupa sebuah janji. Misalnya, seseorang yang sakit yang tidak kunjung sembuh. Dan dia berkaul jika sembuh akan mau ngiring dan nyungsung ida sesuhunan. Kemudian secara tiba2 orang tersebut sembuh dan dia menepati janji dan memenuhi kaulnya. Apakah itu juga termasuk dilarang???

Maaf jika saya terlalu banyak tanya... soalnya pernyataan2 jro sangat mengundang banyak tanda tanya dalam pikiran saya :D
 
@gronksank

hmm... Jadi mengacu ke definisi yah??? Lalu seperti kata jro yang jika memiliki ilmu kanuragan yang alih2 bisa membuat ajewera, jadi berbagai ilmu "kaputusan" tersebut merupakan potensi untuk berbuat ajewera??? Seperti pangujan dan panerang yang saya sebutkan sebelumnya. Padahal kedua ilmu itu bukan kanuragan tetapi lebih banyak merupakan permohonan kepada beliau yang berkuasa atas hal yang berkaitan dengan yang dimohonkan. Dan juga dilengkapi dengan sarana2 yang dipersyaratkan bukan murni dari kekuatan tenaga dalam.
Lalu untuk apa sesuhunan menurunkan ilmu2 kaputusan tersebut jika bisa membuat ajewera???
Bahkan ada sebuah kisah ketika Danghyang Dwijendra menurunkan ilmu kepada Raja Menguwi 7 ilmu kaputusan untuk menghadapi I Balian Batur yang memporak porandakan sebuah desa dengan ilmu pangleakannya. Apakah beliau juga termasuk bisa membuat seseorang ajewera??

Lalu bagaimana dengan jro?? Setelah memiliki panugrahan yang diturunkan oleh sesuhunan, lalu berani menghadapi para leak. Lalu menantang saya berani atau tidak menghadapi leak?? Apakah itu tidak termasuk ajewera??? Coba liat ini sebagai flashback:

Begini, sepertinya saya kurang terlalu jelas memberi pemahaman di sini. Tidak ada larangan sama sekali untuk mempelajari ilmu kanuragan, dan tidak ada larangan untuk mempraktekannya selama itu bertujuan utk KEBAIKAN dan sifatnya bukan untuk KEISENGAN atau PAMER belaka. Guru kami diberi ilmu untuk menurunkan maupun menghentikan hujan, namun suatu ketika Ida Sesuhunan melarang menggunakan ilmu tersebut, tapi anehnya ilmu tersebut tidak dicabut dari Guru saya. Apakah artinya itu?Itu artinya ilmu tersebut boleh digunakan dlm "KEADAAN" tertentu,..dan ini hanya ditekankan kpd ILMU YG BERKAITAN DGN HUJAN saja, sedangkan ilmu2 yg lain blm ada larangan yg diwahyukan oleh Ida Sesuhunan..

Lalu bagaimana dengan jro?? Setelah memiliki panugrahan yang diturunkan oleh sesuhunan, lalu berani menghadapi para leak. Lalu menantang saya berani atau tidak menghadapi leak?? Apakah itu tidak termasuk ajewera??? Coba liat ini sebagai flashback:
Quote:
Originally Posted by JakaLoco View Post
Hehehe anda salah mas,..Calonarang yg diadakan di Art Centre tersebut bukan sembarang Calonarang, jika acara Calonarang yg sudah biasa kita saksikan leaknya tidak bisa kita lihat,namun Calonarang ini leaknya hadir di tempat dlm wujud aslinya sbg manusia karena memang diundang secara formal!hahahahahaha..ada 2 praktisi leak yg diundang,1 orang yg bisa berbicara dengan wong samar(tapi saya gak percaya),dan 1 orang lagi dari Jawa yaitu Kiai Haji Musleh asal Banyuwangi..hehehe anda bayangkan saja para leak itu duduk di panggung di art center hahahahahaha..anda berani gak berhadapan langsung dengan orang yg sudah anda tahu bisa ngeleak dan ia akan mencoba ilmunya kpd anda???k k k k ....tidak semua warga desa adat berani untuk menjadi watang dlm acara Calonarang,sbg contoh nyata kalo saya gak salah di daerah Tuban ada yg akan melaksanakan Calonarang namun warganya tak satupun berani menjadi watang,kemudian pihak desa mengirim utusan ke Guru Penuntun kami agar ada murid beliau yg bersedia dijadikan watang,Guru Penuntun kami menunjuk ibu saya menjadi watang dan ibu saya melaksanakannya,...hehehehehe...ngomong2 kalo anda ditunjuk sbg watang berani gak?



No comment,...silahkan anda cari tahu sendiri hahahaha...
Jadi setelah jro memiliki panugrahan dari beliau, lantas menantangkan saya yang tidak memiliki panugrahan kepada leak. Apakah itu termasuk ajewera???

Seperti yg saya katakan : Ajewera adl perbuatan yg dilarang oleh Ida Sesuhunan, setau saya kami tidak pernah dilarang untuk NANTANGIN LEAK, justru itu adl sebuah kewajiban untuk membantu orang2 yg diganggu leak,melawan leak hingga leak ini mau bertobat..pernyataan saya yg nantangin anda bukan bermaksud untuk ajewera, tapi lebih kepada keinginan saya utk menunjukkan betapa YAKINnya saya kpd panugrahan2 dari Sesuhunan yg sudah kami lungsur..

Quote:
Originally Posted by JakaLoco View Post
Kalo Ida Sesuhunan sudah bersabda bahwa kaul itu salah, masihkah anda akan melakukannya?
Kaul itu sekali salah tetap salah!Jika anda memohon sesuatu kpd Tuhan jgn lewat kaul, tetapi lewat persembahan yg tulus ikhlas. Tentu saja kaul ini berbeda dgn persembahan tulus ikhlas,..dlm kasus kaul anda hanya akan mempersembahkan sesuatu jika keinginan anda terkabul, tetapi persembahan yg tulus ikhlas akan tetap dihaturkan tanpa memperdulikan apakah keinginannya terkabul ato tidak!
Baiklah jika itu pernyataannya. Tetapi bukankah kaul tidak hanya berupa benda fisik?? Kaul juga bisa berupa sebuah janji. Misalnya, seseorang yang sakit yang tidak kunjung sembuh. Dan dia berkaul jika sembuh akan mau ngiring dan nyungsung ida sesuhunan. Kemudian secara tiba2 orang tersebut sembuh dan dia menepati janji dan memenuhi kaulnya. Apakah itu juga termasuk dilarang???

Maaf jika saya terlalu banyak tanya... soalnya pernyataan2 jro sangat mengundang banyak tanda tanya dalam pikiran saya

Seandainya orang ini sembuh maka ia akan nyungsung Sesuhunan, lalu bagaimana kalo tidak sembuh?..sepertinya dari sini saja anda bisa memahami mengapa kaul itu dilarang oleh Ida Sesuhunan, lagipula kaul itu hanya hal yg sia-sia belaka..Ida Sesuhunan mengabulkan permintaan bukan karena kaul, tetapi memang karena Karma dari orang yg bersangkutan, dari kerasnya usaha yg dilakukan, dan dari yadnya(persembahan) yg tulus ikhlas, bukan dari kaul..
Orang yg melakukan kaul sesungguhnya tidak yakin kpd dirinya sendiri, dan orang yg tidak yakin kpd dirinya sendiri sebenarnya tidak pernah serius untuk yakin kpd TUHAN.

Saya senang jika anda banyak bertanya pada saya, agar semua yg saya sampaikan di sini bisa jelas sejelas-jelasnya, saya tidak mau hanya kami yg ngiring Sesuhunan saja yg mendapat wahyu, saya ingin agar orang2 Hindu semua bisa ikut mengetahui wahyu2 tersebut, soa 'percaya' atau 'tidak percaya' kpd wahyu2 tsb itu saya kembalikan kpd rekan2..selama ada wahyu2, dan selama saya masih sehat walafiat saya akan terus posting di sini, saya tidak mau agama Hindu yg hebat ini ditinggalkan umatnya!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.