Yah kalo orang Hindu itu terserah paling sreg ama Dewa ato Dewi yg mana, sama aja koq nyampenya juga ke Tuhan..nama yg mana pun sama..
ok lah kalo begetho.....

Tapi saya tetap masih penasaran siapa Dewi yang dimaksud...
Begini mas, "MENGINGAT" itu menggunakan PIKIRAN sedangkan "MENYEBUT" itu dengan mulut/suara, jadi jelas khan bedanya?PIKIRAN itu liar susah dikendalikan, jika anda membayangkan dalam alam pikiran anda sedang membunuh orang yg anda benci apakah anda benar2 membunuh orang tersebut?Karena itu dosa yg dikenakan kpd dosa pikiran sangat kecil dan bahkan nyaris tidak ada,..
Jika anda maw menggunakan mantra setiap melaksanakan aktivitas dari ngikat tali sepatu sampai doa mengisi bensin di SPBU ya itu sah-sah aja,..tapi itu namanya "ngencot",terlalu berlebihan..jangan sampai gara2 anda mengingat mantra saat mengendarai kendaraan anda tidak konsentrasi lalu terjadi kecelakaan yg membawa malapetaka bagi diri sendiri dan orang lain,..berdoa itu harus proporsional!
Jadi kalo mengucapkan dalam hati itu artinya mengingat, trus mengucapkan dengan mulut berarti menyebut. Lalu apa bedanya dengan menyebut dalam hati?
Bukannya ngencot memantra.... tetapi mantranya itu memang ada. Coba saja perhatikan seorang sulinggih yang akan muput karya. Pasti sebelumnya akan mencuci tangan, kaki, dan lain sebagainya..... itu kan mengucapkan mantra juga?? Ngencot juga yah? Bukankah itu cukup proporsional?
Kalo ngikat tali sepatu dan ngisi bensin pake mantra .... ga pernah denger tuh....
Anda memang tidak perlu panugrahan untuk berbuat dan berkata-kata yg baik, namun ingat: jika anda sudah ngelungsur panugrahan maka anda sudah terikat dan wajib sewajibnya untuk melaksanakan perintah2 Tuhan dan menjauhi larangan2Nya..seperti yg sudah saya jelaskan di thread ini sebelumnya, "agama" itu adalah "paksaan", melalui agama, Tuhan memaksa umatNya untuk berbuat sesuai dengan ajaranNya..begitu juga melalui panugrahan itu kami dipaksa untuk melaksanakan ajaran2Nya, saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa di setiap panugrahan itu ada filosofi dan ajaran moralnya..
Paksaan?? Bukankah agama adalah suatu kebebasan untuk berkeyakinan?? Kalo emang punya keyakinan yah musti siap dengan segala akibat yang ditimbulkan bukan?? Berani berbuat berani pula menanggung akibatnya....
Kalo jro merasa
dipaksa mengikuti ajaran2Nya, berarti jro masih ada perasaan tidak ikhlas dan tulus...
Begini mas, tidak ada jaminan orang yg tidak ngelungsur panugrahan akan mendapatkan tempat yg baik di hari kematiannya jika kasusnya masih banyak karma yg harus ia tanggung dan harus menebus kembali di kehidupan mendatang walaupun ia banyak berbuat baik di kehidupan yg sekarang karena tidak ada jaminan di kehidupannya yg lampau seberapa banyak ia berbuat kesalahan, namun jika ngelungsur panugrahan jalan kami menjadi lebih ringan itu karena dosa2 yg menghalangi jalan kami menuju kemanunggalan sudah dilebur dan kami menjadi manusia yg benar2 BARU dan BERSIH. Hal lain yg menyebabkan panugrahan ini penting adalah 'KEBENARAN YG PASTI BENAR" karena semua ajaran2nya berasal LANGSUNG dari Tuhan, bukan dari penafsiran2 kitab suci..sedangkan orang2 yg tidak ngiring apalagi ngelungsur otomatis ia hanya mengandalkan ajaran2 kitab suci yg ambiguitas,..kalo orang tersebut salah menafsirkan ajaran kitab suci, apakah anda pikir kitab suci akan berdiri dan memukulnya sambil berkata bahwa ia salah mempelajari kitab suci? namun jika anda ngiring panugrahan rwa bhinneda tanpa sastra, maka jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan ajaran maka Ida Sesuhunan akan memberitahu Guru kami dan kemudian Guru kami akan memperingatkan orang2 yg melakukan kesalahan..
Wah saya baru tau ada panugrahan yang bisa menghapus dosa2 di masa lalu.... Alangkah hebatnya panugrahan tersebut. Dan alangkah beruntungnya jro bisa mendapatkan panugrahan tersebut. Keren

Mengenai orang yg salah menafsirkan kitab suci, tentu saja kitab suci tidak akan berdiri dan langsung memukul orang yang salah menafsirkan tersebut. Tetapi bukankah masih ada hukum karmaphala yang berlaku?? Dan tentunya Tuhan juga tidak akan tinggal diam melihat umatNya seperti itu. Saya yakin suatu saat orang2 yang jro anggap salah menafsirkan tersebut akan memperoleh suatu pencerahan suatu saat, cepat atau lambat, baik secara langsung ataupun melalui perantara.
Mengenai jika orang yang ngiring panugrahan yang jro maksud, dari tulisan jro di atas, toh juga cara menyadarkannya sama, yaitu melalui perantara guru jro sendiri.... Sekarang coba saja bayangkan jika tidak ada guru jro.... Siapa lagi yang mau ngasi tau??
Ilmu kanuragan yg saya terima itu tidak bisa dipelajari mas, kalo tenaga dalam mah bisa dipelajari oleh orang baik maupun orang jahat..ilmu kanuragan yg kami terima itu sifatnya dari Niskala sedangkan tenaga dalam itu sekedar membangkitkan "apa" yang sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita..anda bertapa ribuan tahun pun gak akan bisa memperoleh ilmu kanuragan ini, dan menurut wejangan dari Guru kami, ilmu kanuragan ini tidak ada lontar atau kitab yg mendokumentasikan, kalo ilmu2 seperti Canting Mas, Pasupati Rencana, Geni Werocana, dll. itu bisa dipelajari karena ada lontarnya..
Mungkin saja ada ilmu yang serupa tetapi namanya berbeda. Cuma, yah buat apa juga belajar kanuragan seperti itu? Bukankah sebelumnya jro bilang lebih takut ketemu perampok??

Mengenai Canting Mas, Siwer Mas, Pasupati Rencana, Geni Werocana, Weda Sulambang Geni, Weda Asap Kayu, Sanghyang Aji Kreket, dan lain sebagainya.... memang sudah ada lontar yang memuat. Itupun tidak sembarang orang yang memiliki. Para penulis lontar tersebut juga bukan yang menciptakan, tetapi merupakan hasil panugrahan. Lalu ditulis di atas lontar dengan tujuan agar kelak dapat digunakan dengan baik. Dan siapapun dapat belajar tergantung dari bakat masing2. Ilmu2 ini pun mempunyai tujuan yang baik. Tidak untuk menyakiti. Contoh:
GENI WEROCANA
ONG SIWA BUDA KRODANTA
DWI AKSARA MAHA RODRAM
SADRAM SATERU SAROGAM
SADRAM AGNI RACANYAM
WISAGNI SANGKA ONGKARAM
PURWANYE BAHAISA PRAJAM
UH WAH TWEKTI
dan seterusnya………
ini mantra ilmu pemunah leak. Suatu ilmu kesadaran jiwa. Dapat memunahkan ilmu pangleakan. Termasuk bagi para pelaku leak yang ingin bertobat. Ida Sesuhunan memang sengaja ingin didokumentasikan untuk tujuan baik.
Panugrahan Buana Agung tujuan sebenarnya bukan sebagai "panugrahan anti ilmu hitam" tetapi panugrahan ini memberi petunjuk bahwa yg memberi kehidupan itu sesungguhnya adalah atma dan atma yg ada di buana alit(tubuh) sesungguhnya berasal dari Buana Agung..secara otomatis dengan ngelungsur panugrahan ini maka kebal dari segala ilmu hitam, soal bukti ada bukti nyatanya:"seorang semeton kami yg merupakan seniman terkenal di Denpasar yg juga ngiring panugrahan ini mengadakan acara "CALONARANG" bertajuk "KI BALIAN BATUR" di Art Centre Denpasar yg juga mengundang beberapa praktisi ilmu hitam (leak) dari Bali dan seorang paranormal Islam dari Banyuwangi yg bernama Kiai Haji Musleh, dimana yg menjadi watang-nya atau korban sasaran ilmunya adalah junior2 saya yg masih SD(Sekolah Dasar), SMP, dan SMU, dan mereka semua sudah ngelungsur panugrahan Buana Agung..dlm acara tersebut praktisi ilmu leak datang menghampiri watang2 tsb yg sudah dibalut dengan kain, kemudian leak tsb menutup kepala dan wajahnya dengan semacam kain kasa dan mendekatkan mulutnya ke arah watang tsb,terlihat dari kain leak tersebut menyala seperti ada api yg terpercik dari kain tersebut,leak itu mencoba berkali-kali namun akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat duduknya,lalu tiba giliran Kiai Haji Musleh..ia tidak perlu repot2 mendatangi watang, ia menggunakan ilmunya dari tempat duduknya, ia membuka mulut dari mulutnya terlihat jelas ada semacam mutiara yg menyala-nyala merah sambil melototi watang,beberapa kali ia mencoba namun akhirnya ia menyerah sambil menggeleng-gelengkan kepala!di akhir pertunjukan terbukti tak satupun dari watang itu terluka apalagi mati k k k k k ... kalo saya yg jadi watang udah saya tarik jenggot leak sialan itu!
Ya iyalah.... kan sebelumnya udah nunas ica?? Saya yakin kalo pada saat pertunjukan tidak nunas ica, mau pake sabuk paling tebelpun akan tembus ditadah leak

Masa kalo udah nunas ica, ida sesuhunan tidak mau melindungi pangiringnya.... iya toh???

Ngapain tuh kiai?? Udah kiai haji koq pake ilmu gituan.... gak malu yah??
Silahkan anda cek kebenaran dari cerita saya ini, anda bisa menghubungi pihak Art Center dan menanyakan acara ini, atau syukur2 kalo anda bertemu dengan orang yg ikut menonton acara tsb, karena ketika itu saya lihat penontonnya sangat banyak dan memenuhi seluruh tempat duduk yg tersedia..
wuidih.... ngapain juga jro??? Lagian cerita Calonarang cuma segitu2 aja.... Yang bikin seru cuma saat banyolan dan pada saat ngerehin aja... Lagian saya yakin, tidak akan ada jatuh korban jika para watang sudah disengker dan nunas ica kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa
Contoh paling nyata dari ambiguitas kitab suci:
Dalam Bhagavad Gita ad tertulis ayat yg berbunyi kurang lebih seperti ini:
"Barang siapa yg memuja leluhur perginya ke leluhur, yg memuja dewa akan pergi ke dewa-dewa tsb,namun siapa yg memuja Aku akan datang kepadaKu"
Ayat ini sungguh2 menyesatkan jika anda tidak mendalaminya dengan baik,jika anda berpikir dangkal maka karena ayat ini anda tidak akan maw menyembah leluhur anda, anda tidak maw menyembah para dewa,di sisi lain kita mengetahui bahwa mustahil kita mencapai Tuhan tanpa melalui perantara Dewa dan leluhur..dan banyak korban salah tafsir ini termasuk rekan kita di IndoForum..
Tetapi jika kita berpikir dalam, maka kita akan mengambil tafsir yg berbeda,saya sendiri punya tafsir seperti ini akan ayat ini:
"Saya penganut agama Hindu Bali, saya memuja leluhur, saya memuja dewa, saya pun memuja Tuhan, lalu ke manakah saya akan datang?kpd leluhur atau kpd dewa ato kpd Tuhan?"
k k k k ...lucu khan?
Ya iyalah lucu. Makanya kalo baca2 yang kayak gitu musti banyak tanya... Jangan cuma ngelihat dari 1 sudut pandang aja.
Sama seperti dengan cerita misteri matematika:
Ada 3 pemuda yang ingin bakar ikan. Lalu mereka urunan uang masing2 Rp.25.000.
Total uang yang mereka miliki sebesar Rp.75.000.
Lalu mereka menyuruh seseorang untuk membeli ikan. Ternyata harga ikan sebesar Rp.70.000.
Karena orang yang membeli ikan tersebut kasian kepada 3 pemuda tersebut sebab tidak punya uang lagi untuk membeli bumbu, maka ia mengembalikan sisa kembalian uang tersebut sebesar Rp.1000 kepada masing 3 pemuda tersebut. Dan ia hanya mengambil uang sebesar Rp.2000.
Jika kita hitung dari awal, berarti 3 pemuda tersebut hanya mengeluarkan uang masing2 Rp.24.000. Lalu???
Uang dari 3 pemuda: Rp.24.000 x 3 = Rp.72.000
Uang yang diambil tukang beli ikan: Rp. 2000
Rp.72.000 + Rp.2000 = Rp.74.000
Lalu lagi Rp.1000 kemana??
Kalo ditambahkan dengan sisa uang Rp.1000 masing 3 pemuda tersebut, maka hasilnya jadi Rp.77.000. Lha?? Bingung kan???
Oleh karena itu, kebenaran tidak bisa dibuktikan dengan ilmu pasti. Dan kebenaran tidak hanya bisa dinilai dari sebuah buku. Kebenaran hanya milik Tuhan semata. Dan itupun sekarang masih menjadi sebuah misteri dalam kehidupan manusia...
Kira2 begitu jro..... Silahkeun menambahkan.... Mohon maaf jika OOT atau ada salah kata....
ps: Kalo tidak salah, dulu pernah ada yang membahas tentang mirah peadasaran. Namanya Mangku Sukarta yang di daerah Tegal Wangi, Sesetan. Itu yah gurunya jro??