Kemarin di hari Purnama tanggal 17 Februari 2011, Ida Sesuhunan menurunkan beberapa wahyu. Ada wahyu yg berupa jawaban yg diberikan terhadap pertanyaan dari umat,dan ada yg langsung diwahyukan tanpa ditanyakan sebelumnya.
1. Apa perbedaan antara Ong dengan Om?
Saya sudah bertanya kpd Guru saya dan Ida Sesuhunan pun sudah memberikan jawaban, sesungguhnya Ong dan Om itu sama saja.
Sa,Ba,Ta,A,I,Na,Ma,Si,Wa,Ya itu sama saja dengan Sang,Bang,Tang,Ang,Ing,Nang,Mang,Sing,Wang,Yang. Yang mana pun boleh digunakan karena maknanya sama.
Menurut piteket Ida Sesuhunan, penggunaan konsonan -ng pd aksara suci itu hanya semata-mata sebagai ciri/simbol bahwa kita menganut agama Hindu Bali. Agama Hindu India tidak menggunakan konsonan -ng karena memang tidak ada "tami sinami" yg diberikan oleh leluhur mereka.
2. Menunda Sembahyang adalah Kesalahan
Yg saya sampaikan adl wahyu Ida Sesuhunan ttg "menunda sembahyang". Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, tolong dibedakan antara berdoa dengan sembahyang. Berdoa dimana pun bisa,di tempat tidur pun bisa. Sedangkan sembahyang adalah ibadah yg dilakukan di tempat suci (ada Linggihan Ida Bhatara) dengan ritual khusus(misalnya Panca Sembah) dan ada aturan2 yg harus dipatuhi.
Apakah "menunda sembahyang" itu salah? YA !
Menunda sembahyang adalah perbuatan yg salah. Menurut piteket Ida Sesuhunan,umat Hindu paling lacur/nista adalah sembahyang 1x dalam 6 bulan (210 hari menurut penanggalan Saka). Pujawali di sebuah Pura jatuh setiap 210 hari sekali, dalam rentang waktu yg sedemikian itu, umat Hindu sebenarnya sudah diberi waktu yg cukup banyak utk mempersiapkan diri. Tapi jika di hari H ternyata anda menunda utk menghadap Ida Sesuhunan, anda bersalah!!Jika lebih dari 210 hari anda tidak pernah sembahyang maka anda salah besar!
Bagaimana jika seandainya anda sudah mempersiapkan segala sesuatunya, namun tepat di hari H (pujawali) ternyata anda tidak punya waktu untuk tangkil ke pura?
Sebenarnya anda bisa mengantisipasinya dengan tangkil setiap hari Purnama, Kajeng Kliwon,dan Tilem. Dalam rentang waktu 210 hari tsb ada beberapa Purnama,Kajeng Kliwon,dan Tilem. Jika anda benar2 sibuk, anda diperbolehkan hanya tangkil ketika hari Purnama. Yg penting jgn lewat dr 210 hari!
Bagaimana jika ternyata saya benar2 tidak punya waktu utk ke pura?
Anda bisa sembahyang di rumah jika anda nyungsung Tapakan Ida Bathara. Lalu bagaimana jika anda tidak nyungsung Tapakan Ida Bhatara? Ida Sesuhunan mewahyukan: "Cening damuh Titiang makesami, Merajan cening punika sampun kebaos jangkep,sampun kawentennyane Brahma,Wisnu,Siwa malingga malinggih ring Merajan cening." yg artinya "UmatKu, Merajanmu itu sebenarnya sudah lengkap, Sang Hyang Tri Murti (Brahma,Wisnu,Siwa) juga bersthana di Merajanmu."
Jadi walaupun anda tidak punya waktu ke pura dan di rumah anda tidak nyungsung Tapakan Ida Bhatara, anda bisa sembahyang di Merajan. Merajan itu bukan hanya tempat pemujaan Hyang Kawitan (Leluhur) tapi juga pemujaan kepada Brahma,Wisnu,Siwa. Jadi anda bisa memuja Hyang Widhi di Merajan anda.
Bagaimana jika anda tidak punya waktu untuk mempersiapkan banten ketika sembahyang? Minimal kita bisa menghaturkan canang, jgn sekali-kali sembahyang dengan tanpa mempersembahkan apapun. Ingat, canang adalah yg paling minimal!!
3. Apa yang dimaksud dengan "Ngiring Ida Sesuhunan"?
Ngiring Sesuhunan tidaklah harus ngelungsur panugrahan2 berupa mirah,sekar,tirta,keris pajenengan,dll. Ida Sesuhunan mapiteket: "Ring dija kawentennyane cening, kawentennyane Titiang drika,punika sane kebaos Ngiring."
Artinya:"Dimana pun engkau berada, di situ Aku(Sesuhunan) ada, itulah yg disebut Ngiring".
Lebih jelasnya seperti ini:
Ketika bertamu ke rumah semeton anda mengucapkan panganjali umat "Om Swastiastu", inilah yg disebut ngiring.
Dimana pun kita berada kita selalu ingat kepada Ida Sesuhunan dan ajaran2 Beliau sehingga kita selalu berhati-hati dalam berbuat dan berkata, inilah yg disebut ngiring.
Jika ada orang bertikai kemudian kita bisa mendamaikan mereka, inilah yg disebut ngiring.
Jika kita difitnah orang,kita bersabar, dan kita tidak membalas dendam dengan melakukan fitnah melainkan kita mengajak orang yg memfitnah kita utk "nimbang wirasa/berdialog", inilah yg disebut ngiring.
Hidup kita saling asah,asih,asuh salunglung sabayantaka dengan semeton yg lain, inilah yg disebut ngiring.
Dimana pun ada orang yg ngiring disana ada kedamaian,kerahayuan,kerahajengan. Dia selalu ingat kepada Ida Sesuhunan, dan Ida Sesuhunan pun selalu menyertai di setiap langkahnya.
Oleh tetua2 Bali zaman dulu orang ngiring ini disebut dengan "Ka-Hyangin".
Jika Sesuhunan Dalem memberikan panugrahan yg membuat kita menjadi kebal, kemudian kita sombong dan ajewera, orang melihat kita sedikit udah naik pitam trus gebukin orang itu sampai babak belur, ini tidak bisa disebut ngiring!!Ini namanya angkara murka!!
Jika anda termasuk orang yg ngiring, maka sudah pasti jika anda "berpulang",anda memperoleh kamanunggalan dengan Ida Sesuhunan (Moksa).