• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

@gronksank

Begini mas, kalo saya gak salah tebak mungkin Dewi Tertinggi ini adalah Shakti(dlm Hindu India),kalo anda pernah mendengar Ardhananareswari nah maka Dewi Tertinggi ini kemungkinan besar adalah sosok feminin dari Siwa sendiri,jika anda menelusuri sosok Ardhanareswari ini mewujudkan Siwa sbg setengah pria dan setengah wanita..mengapa bukan Siwa yg ditonjolkan di Pura Dalem?saya gak tau jawabannya namun yg pasti dlm agama Hindu Bali Dewa Siwa itu adl Tuhan itu sendiri dan lebih diidentikan dengan Luhurin Gunung Agung atau sering disebut dgn Hyang Siwa Pasupati..jadi saya yakin kalo Dewi Tertinggi ini adl Siwa dlm kekuatan femininnya,berbeda namun merupakan satu kesatuan..
Soal buku itu, maaf itu tidak dijual bebas,hanya untuk umat yg ngiring saja hehehe..
Mengapa saya selalu menyinggung Guru kami,itu karena tanpa Guru kami,kami cuma manusia biasa aja,yg luar biasa itu Guru kami..kalo saya mah cuma orang biasa yg beruntung bisa ngiring panugrahan ini,...
Tentang penyebutan nama itu memang benar gak boleh sembarangan,jangan coba2 menyebut nama Sesuhunan ketika anda sedang buang air,jangan menyebut nama Sesuhunan disertai dengan kata2 jorok atau kasar,biasakan jika sebelum menyebut nama Sesuhunan ucapkan "sugra titiang" atau "tabik pakulun" disertai dengan mencakupkan tangan di atas kepala..jika ada orang yg mengajarkan anda bahwa kita bebas mengucapkan nama Tuhan dimana pun kita berada bahkan ketika lagi buang air ketahuilah orang itu gak tau yg namanya Niskala,orang itu kebanyakan baca buku yg dikarang oleh orang yg sok tahu Niskala,dan menyebut nama Sesuhunan dngn sembarangan dosanya besar!


:(( masa pinjem bukunya juga gak boleh :((

Owh jadi begitu yah jro... Jadi menurut perkiraan jro, beliau dewi yang dimaksud adalah sisi feminim Dewa itu sendiri. Sungguh keramat sekali yah namanya. Di sini kan ga jorok jro..... :( koq tetap gak boleh nyebut nama beliau? Tapi yah sudahlah kalo gak boleh disebutkan. Padahal penasaran banget negh.... :D
Siapa tau atas ijin Tuhan saya bisa punya pengalaman bertemu dengan beliau. Jadi gak salah sebut... Hehehehe mimpi kali yeeee.....
Kalo menyebut nama beliau sembarangan ya engga lah. Kalo "kauk2" ksana kemari manggil2 nama beliau, baru "lengeh" namanya.
Yah kalo gak boleh menyebut nama beliau, paling tidak "pengastawa"nya aja deh... Ada / boleh gak? (ngarep mode: ON):D

Menyinggung masalah buang air, ada lho yang menyebut nama Tuhan :P. Nih ada mantranya:
a. Buang air kecil: Om banyu sirna nirwighna ida pinggala sumsumna ya namah swaha
b. Buang air besar: Om pertiwi gangga parama suka ya namah swaha

Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa; manusia memiliki kekuatan yang terhebat sebagai seorang bhakta. Sebab manusia mampu mengunci Tuhan dalam hatinya ;;):x;)

Mengenai saya bertanya pengalaman pribadi jro, saya beranggapan "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya", jadi sekalipun jro beranggapan hanya sebagai orang biasa, sedikit tidaknya pasti memiliki "sesuatu hal" atau pengalaman pribadi. Buktinya jro malah mendapat panugrahan. Itu artinya jro juga udah kecipratan juga bukan? :D
Makanya saya bertanya seperti itu. Apalagi judulnya [share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan . Jadi saya kira ada pengalaman pribadinya jro sendiri..... Apalagi sampe nyungsung... tul gak?;)

Lalu selama ini, panugrahan yang jro terima sudah dimanfaatkan untuk apa aja jro? Atau ada pengalaman suatu perubahan dalam hidup ketika sudah menerima panugrahan? Atau ada perubahan apa dalam hidup setelah ngiring ida sesuhunan dibandingkan sebelum ngiring beliau?? (ini pengalaman pribadi juga lho namanya jro ;) )

mohon maaf jika ada salah kata..... ;;)
 
Thanks ya Bro,atas share nya,pikiran saya yang udah penuh dengan air,padahal cuma sekecil mangkok serasa berubah jadi baskom yang cuma terisi semangkok air,hehe Share lagi dong;;)kk yang share,tugas saya yang terus memperluas pikiran saya,mudah2mau jadi sebesar drum:D

wow..... coba perhatikan gambar di bawah ini

water_glass.jpg

Tolong isi gelas saya...


:Dsemoga terinspirasi:D
 
Menyinggung masalah buang air, ada lho yang menyebut nama Tuhan :P. Nih ada mantranya:
a. Buang air kecil: Om banyu sirna nirwighna ida pinggala sumsumna ya namah swaha
b. Buang air besar: Om pertiwi gangga parama suka ya namah swaha
Sebuah informasi lagi......:-bd

Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa; manusia memiliki kekuatan yang terhebat sebagai seorang bhakta. Sebab manusia mampu mengunci Tuhan dalam hatinya ;;):x;)
=D>

sebetulya ingin banyak bertanya dengan bli Jaka berkaitan dengan apa yang ditulis tentang "penyebutan nama Tuhan (Sesuhunan?)", tapi kayaknya threadnya kurang tepat, ntar nanti aja deh klo ketemu thread yang tepat.......:D

Tentang penyebutan nama itu memang benar gak boleh sembarangan,jangan coba2 menyebut nama Sesuhunan ketika anda sedang buang air,jangan menyebut nama Sesuhunan disertai dengan kata2 jorok atau kasar,biasakan jika sebelum menyebut nama Sesuhunan ucapkan "sugra titiang" atau "tabik pakulun" disertai dengan mencakupkan tangan di atas kepala..jika ada orang yg mengajarkan anda bahwa kita bebas mengucapkan nama Tuhan dimana pun kita berada bahkan ketika lagi buang air ketahuilah orang itu gak tau yg namanya Niskala,orang itu kebanyakan baca buku yg dikarang oleh orang yg sok tahu Niskala,dan menyebut nama Sesuhunan dngn sembarangan dosanya besar!
:-?
 
Sebuah informasi lagi......:-bd


=D>

ini sih doa sehari2... Cuma rada ribet aja implementasinya. Bayangin aja kalo lagi kebelet? Waaauuuuwww gaakk sempat!!! :))

sebetulya ingin banyak bertanya dengan bli Jaka berkaitan dengan apa yang ditulis tentang "penyebutan nama Tuhan (Sesuhunan?)", tapi kayaknya threadnya kurang tepat, ntar nanti aja deh klo ketemu thread yang tepat.......:D


:-?

ck, sebaiknya jangan terjebak diantara sebutan Tuhan dan sesuhunan. Yang dimaksud dengan sesuhunan pada umumnya adalah Dewa atau Dewi (Bethara / Bethari) yang merupakan manifestasi atau bagian atau memiliki bagian dari Tuhan itu sendiri. Biasanya yang mengatakan dirinya memiliki sesuhunan adalah orang yang secara niskala ditunjuk langsung oleh Dewa atau Dewi (Bethara / Bethari) itu sendiri untuk menjadi pengikutnya dan menjalankan perintahnya yang disertai pula dengan pembekalan baik berupa benda ataupun kawisesan. Dalam hal ini, orang2 pilihan tersebut biasanya disebut orang yang "nyungsung" atau "ngiring pekayunan".
Ingat gak dulu saya pernah membahas tentang fenomena "melik"?? Rata2 ujung2nya yah begini :D (ngiring pekayunan atau nyungsung).

Bhagavad Gita IV.11 : "Jalan apapun orang menuju Aku, pada jalan yang sama Aku memenuhi keinginannya, karena pada semua jalan yang ditempuh mereka adalah jalan-Ku”

Saya rasa dengan 1 kalimat sloka itu saja ck sudah bisa mengembangkannya ke dalam pengertian2 dan pemikiran2 lainnya. Saya sungguh2 sangat yakin sekali ck bisa mengerti maksud saya. Saya cuma bermaksud mengingatkan saja bro. No offense yah.... ;)
( Mih sebenarne lek atin tiange ngajahin bebek ngelangi :(( Ampura ping banget ^:)^ :( )

ps: mungkin yang dimaksud jro jakaloco "menyebut nama sesuhunan dengan sembarangan adalah dosa besar" adalah jika ketika nama beliau diplesetin atau "campah" menyebut nama beliau di depan umum atau tempat2 yang tidak layak lainnya.


:)>-
 
ck, sebaiknya jangan terjebak diantara sebutan Tuhan dan sesuhunan. Yang dimaksud dengan sesuhunan pada umumnya adalah Dewa atau Dewi (Bethara / Bethari) yang merupakan manifestasi atau bagian atau memiliki bagian dari Tuhan itu sendiri. Biasanya yang mengatakan dirinya memiliki sesuhunan adalah orang yang secara niskala ditunjuk langsung oleh Dewa atau Dewi (Bethara / Bethari) itu sendiri untuk menjadi pengikutnya dan menjalankan perintahnya yang disertai pula dengan pembekalan baik berupa benda ataupun kawisesan. Dalam hal ini, orang2 pilihan tersebut biasanya disebut orang yang "nyungsung" atau "ngiring pekayunan".
Ingat gak dulu saya pernah membahas tentang fenomena "melik"?? Rata2 ujung2nya yah begini :D (ngiring pekayunan atau nyungsung).

Bhagavad Gita IV.11 : "Jalan apapun orang menuju Aku, pada jalan yang sama Aku memenuhi keinginannya, karena pada semua jalan yang ditempuh mereka adalah jalan-Ku”

Saya rasa dengan 1 kalimat sloka itu saja ck sudah bisa mengembangkannya ke dalam pengertian2 dan pemikiran2 lainnya. Saya sungguh2 sangat yakin sekali ck bisa mengerti maksud saya. Saya cuma bermaksud mengingatkan saja bro. No offense yah.... ;)
( Mih sebenarne lek atin tiange ngajahin bebek ngelangi :(( Ampura ping banget ^:)^ :( )

ps: mungkin yang dimaksud jro jakaloco "menyebut nama sesuhunan dengan sembarangan adalah dosa besar" adalah jika ketika nama beliau diplesetin atau "campah" menyebut nama beliau di depan umum atau tempat2 yang tidak layak lainnya.


:)>-
':D.......>:D<
 
@gronksank
Yah kalo gak boleh menyebut nama beliau, paling tidak "pengastawa"nya aja deh... Ada / boleh gak? (ngarep mode: ON)

Gak boleh hehehe,..begini mas,satu Dewa di sebuah tempat disebut dengan nama "A" sedangkan di tempat lain disebut dengan "B", "A" ataupun "B" toh Dewanya sama,tapi alangkah baiknya jika anda adalah orang yg berasal dari tempat yg menyebut Dewa tersebut dengan "A" maka anda memanggil Dewa anda dengan sebutan "A",para leluhur mengatakan "Napi sane tami sinami cening nika sane patut" yang artinya "apa yg telah diwariskan leluhurmu itulah yg benar untukmu"..tapi kalo Sesuhunan(Dewi Tertinggi) ini sepertinya di setiap desa adat namaNya sama, silahkan anda cari tahu sendiri..

@gronksank
Menyinggung masalah buang air, ada lho yang menyebut nama Tuhan . Nih ada mantranya:
a. Buang air kecil: Om banyu sirna nirwighna ida pinggala sumsumna ya namah swaha
b. Buang air besar: Om pertiwi gangga parama suka ya namah swaha

Yang bikin mantra itu siapa?jangan percaya ama tuch orang,sekalipun ia hidup ketika di zaman turunnya Weda,nabi palsu aja ada apalagi maharsi palsu..yang saya larang itu adalah "MENYEBUT" bukan "MENGINGAT", kalo menyebut yah pasti salah!

@gronksank
Mengenai saya bertanya pengalaman pribadi jro, saya beranggapan "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya", jadi sekalipun jro beranggapan hanya sebagai orang biasa, sedikit tidaknya pasti memiliki "sesuatu hal" atau pengalaman pribadi. Buktinya jro malah mendapat panugrahan. Itu artinya jro juga udah kecipratan juga bukan?
Makanya saya bertanya seperti itu. Apalagi judulnya [share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan . Jadi saya kira ada pengalaman pribadinya jro sendiri..... Apalagi sampe nyungsung... tul gak?

Lalu selama ini, panugrahan yang jro terima sudah dimanfaatkan untuk apa aja jro? Atau ada pengalaman suatu perubahan dalam hidup ketika sudah menerima panugrahan? Atau ada perubahan apa dalam hidup setelah ngiring ida sesuhunan dibandingkan sebelum ngiring beliau?? (ini pengalaman pribadi juga lho namanya jro )

Panugrahan yg kami lungsur sifatnya "pangenter" atau mengarahkan kami jika mati nanti ke genah linggih yg sudah disediakan oleh Sesuhunan,setiap panugrahan itu ada filosofi moralnya,sebelum dan sesudah kami ngelungsur panugrahan tertentu biasanya Guru Penuntun kami akan memberikan penjelasan apa kegunaan dan makna dari panugrahan tsb..panugrahan yg paling dasar seperti yg sudah saya posting yaitu Panugrahan Buana Agung yg terdiri dari Mirah Pedasaran,Sekar Bang,Sekar Jepun..sebelum kami ngelungsur panugrahan tersebut kami juga ngelungsur Mirah Kresnadana yg fungsinya sebagai "pedagingan" di dalam tubuh kami dimana Mirah Kresnadana ini adalah tempat bersthananya panugrahan2 yg nantinya akan kami lungsur..panugrahan2 tersebut ada yg berbentuk air suci,kajang berisi rajah,kain pembalut mayat berisi rajah,ada juga panugrahan yg ketika dilungsur tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan,dll..

kalo soal ilmu kanuragan terus terang saya cuma punya satu,ilmu kanuragan ini adalah panugrahan dari Luhurin Besakih namun dilungsur di Pura Silayukti,ilmu kanuragan ini ada kaitan erat dengan Bhatara Hyang Naga Basuki dan Manik Angkeran (peristiwa munculnya Segara Rupet/Selat Bali). Ilmu kanuragan ini hanya dimiliki oleh mereka2 yg setia ngiring Guru Penuntun kami dalam suka maupun duka. Tapi walaupun demikian ilmu kanuragan ini hanya bisa digunakan jika orang yang bersangkutan meminta Guru untuk mengajarkan cara menggunakannya, saya sendiri takut untuk mempelajari cara menggunakannya karena maklum saya masih muda dan takut untuk menyalahgunakannya. Tetapi walaupun saya tidak tahu cara menggunakannya, sebenarnya ilmu ini akan keluar dengan sendirinya jika saya dalam keadaan terdesak misalnya akan dikeroyok oleh puluhan orang atau lebih.Hanya 10% orang yg belajar cara menggunakan ilmu ini dan diuji coba di pantai dengan menggunakan sasaran seekor ayam,dimana dari jarak jauh ayam itu dibunuh hanya dengan mengepalkan tangan sambil fokus kpd ayam tersebut,tapi ingat disini walaupun kami mengorbankan makhluk hidup sebenarnya kami sudah meminta izin terlebih dahulu kpd Sesuhunan dan ayam tersebut mati seperti halnya jika digunakan sebagai kurban suci(yadnya)..maaf sekali lagi saya tidak maw menyebut nama ilmu kanuragan ini hehehe..namun yg pasti hanya ngelungsur panugrahan Buana Agung saja kami tidak bisa dikalahkan oleh ilmu kanuragan macam apapun apalagi ilmu hitam..

Yg jelas selama saya ngiring Sesuhunan ini saya selalu berhati-hati untuk bertindak,berkata-kata,hormat kpd orangtua,berbakti kpd leluhur,berbakti kpd Tuhan..apalagi wejangan2 yg kami terima semua berasal dari Sesuhunan jadi benar salahnya pasti,berbeda jika kami belajar dari sastra agama yg penuh dengan ambiguitas yg menimbulkan tafsir ganda yg menyesatkan..
 
Gak boleh hehehe,..begini mas,satu Dewa di sebuah tempat disebut dengan nama "A" sedangkan di tempat lain disebut dengan "B", "A" ataupun "B" toh Dewanya sama,tapi alangkah baiknya jika anda adalah orang yg berasal dari tempat yg menyebut Dewa tersebut dengan "A" maka anda memanggil Dewa anda dengan sebutan "A",para leluhur mengatakan "Napi sane tami sinami cening nika sane patut" yang artinya "apa yg telah diwariskan leluhurmu itulah yg benar untukmu"..tapi kalo Sesuhunan(Dewi Tertinggi) ini sepertinya di setiap desa adat namaNya sama, silahkan anda cari tahu sendiri..

yah malah bikin tambah penasaran. Ya sudah, saya suwud metakon. Ada pepatah, "tak kenal maka tak sayang". Jadi yah kalo ga kenal / tau, saya nyantai dan cuek2 aja dah... :D


Yang bikin mantra itu siapa?jangan percaya ama tuch orang,sekalipun ia hidup ketika di zaman turunnya Weda,nabi palsu aja ada apalagi maharsi palsu..yang saya larang itu adalah "MENYEBUT" bukan "MENGINGAT", kalo menyebut yah pasti salah!

Laahh??? yang di mantra itu kan menyebut kata "OM", itu artinya menyebut Tuhan bukan?? :D
Beh......ten pun tiang uning sira sane mekarya jro... :))
Itu adalah mantra suci sehari2. Mulai dari tidur, buka baju, cuci muka, sikat gigi, pake baju, makan, dan masih banyak lagi.
Salah satu buku yang memuat mantra tersebut adalah buku yang berjudul:

"Tuntunan Pengastawa"
Penulis: Drs. I Ketut Pasek Swastika
dari Pesraman Sari Taman Beji, Griya Pasek Kertha Taman Jati, Dewa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana
Penerbit: Pustaka Bali Post

Kasi tau aja tuh jro.....

Panugrahan yg kami lungsur sifatnya "pangenter" atau mengarahkan kami jika mati nanti ke genah linggih yg sudah disediakan oleh Sesuhunan,setiap panugrahan itu ada filosofi moralnya,sebelum dan sesudah kami ngelungsur panugrahan tertentu biasanya Guru Penuntun kami akan memberikan penjelasan apa kegunaan dan makna dari panugrahan tsb..panugrahan yg paling dasar seperti yg sudah saya posting yaitu Panugrahan Buana Agung yg terdiri dari Mirah Pedasaran,Sekar Bang,Sekar Jepun..sebelum kami ngelungsur panugrahan tersebut kami juga ngelungsur Mirah Kresnadana yg fungsinya sebagai "pedagingan" di dalam tubuh kami dimana Mirah Kresnadana ini adalah tempat bersthananya panugrahan2 yg nantinya akan kami lungsur..panugrahan2 tersebut ada yg berbentuk air suci,kajang berisi rajah,kain pembalut mayat berisi rajah,ada juga panugrahan yg ketika dilungsur tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan,dll..

kalo soal ilmu kanuragan terus terang saya cuma punya satu,ilmu kanuragan ini adalah panugrahan dari Luhurin Besakih namun dilungsur di Pura Silayukti,ilmu kanuragan ini ada kaitan erat dengan Bhatara Hyang Naga Basuki dan Manik Angkeran (peristiwa munculnya Segara Rupet/Selat Bali). Ilmu kanuragan ini hanya dimiliki oleh mereka2 yg setia ngiring Guru Penuntun kami dalam suka maupun duka. Tapi walaupun demikian ilmu kanuragan ini hanya bisa digunakan jika orang yang bersangkutan meminta Guru untuk mengajarkan cara menggunakannya, saya sendiri takut untuk mempelajari cara menggunakannya karena maklum saya masih muda dan takut untuk menyalahgunakannya. Tetapi walaupun saya tidak tahu cara menggunakannya, sebenarnya ilmu ini akan keluar dengan sendirinya jika saya dalam keadaan terdesak misalnya akan dikeroyok oleh puluhan orang atau lebih.Hanya 10% orang yg belajar cara menggunakan ilmu ini dan diuji coba di pantai dengan menggunakan sasaran seekor ayam,dimana dari jarak jauh ayam itu dibunuh hanya dengan mengepalkan tangan sambil fokus kpd ayam tersebut,tapi ingat disini walaupun kami mengorbankan makhluk hidup sebenarnya kami sudah meminta izin terlebih dahulu kpd Sesuhunan dan ayam tersebut mati seperti halnya jika digunakan sebagai kurban suci(yadnya)..maaf sekali lagi saya tidak maw menyebut nama ilmu kanuragan ini hehehe..namun yg pasti hanya ngelungsur panugrahan Buana Agung saja kami tidak bisa dikalahkan oleh ilmu kanuragan macam apapun apalagi ilmu hitam..

Yg jelas selama saya ngiring Sesuhunan ini saya selalu berhati-hati untuk bertindak,berkata-kata,hormat kpd orangtua,berbakti kpd leluhur,berbakti kpd Tuhan..apalagi wejangan2 yg kami terima semua berasal dari Sesuhunan jadi benar salahnya pasti,berbeda jika kami belajar dari sastra agama yg penuh dengan ambiguitas yg menimbulkan tafsir ganda yg menyesatkan..

...............
Jro.... Mohon maaf kalo saya salah. Tetapi sepertinya saya tidak memerlukan panugrahan untuk bertindak,berkata-kata,hormat kpd orangtua,berbakti kpd leluhur,berbakti kpd Tuhan. Semua ada dalam kesadaran jiwa dan diri sendiri. Dan sepertinya panugrahan yang jro terima sama halnya seperti ikatan kepala yang ada di kepalanya Sun Go Kong, yang sewaktu2 bisa dieratkan oleh gurunya untuk mengingatkan dia kembali ke jalan yang benar. Jadi setiap hari harus dipantau oleh gurunya saking nakalnya Sun Go Kong.
Jika dipikir secara logika, memang sudah pasti jro akan mendapatkan tempat yang bagus di alam sana karena jro mengikuti jalan yang sudah ditetapkan oleh dharma. Jadi dengan atau tanpa panugrahan, asal tetap mengikuti jalan yang ditetapkan oleh dharma, sudah pasti akan mendapatkan tempat yang bagus di alam sana. Bukan begitu???

Mengenai ilmu kanuragan, kalo yang seperti jro maksud yang seperti itu sih banyak perguruan tenaga dalam yang mengajarkan ilmu2 semacam itu.
Trus tentang panugrahan buana agung yang jro maksud, yang tidak bisa dikalahkan dengan ilmu apapun, udah pernah mencobanya belum?? Ceritain dong.... ;)

Masa sih wejangan2 dari sesuhunan jro berbeda dengan sastra agama yang ada?? Penuh ambiguitas? Menyesatkan? Contohnya yang kayak gimana yah jro??
 
@gronksank
yah malah bikin tambah penasaran. Ya sudah, saya suwud metakon. Ada pepatah, "tak kenal maka tak sayang". Jadi yah kalo ga kenal / tau, saya nyantai dan cuek2 aja dah...

Yah kalo orang Hindu itu terserah paling sreg ama Dewa ato Dewi yg mana, sama aja koq nyampenya juga ke Tuhan..nama yg mana pun sama..

@gronksank
Laahh??? yang di mantra itu kan menyebut kata "OM", itu artinya menyebut Tuhan bukan??
Beh......ten pun tiang uning sira sane mekarya jro...
Itu adalah mantra suci sehari2. Mulai dari tidur, buka baju, cuci muka, sikat gigi, pake baju, makan, dan masih banyak lagi.
Salah satu buku yang memuat mantra tersebut adalah buku yang berjudul:

"Tuntunan Pengastawa"
Penulis: Drs. I Ketut Pasek Swastika
dari Pesraman Sari Taman Beji, Griya Pasek Kertha Taman Jati, Dewa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana
Penerbit: Pustaka Bali Post

Kasi tau aja tuh jro.....

Begini mas, "MENGINGAT" itu menggunakan PIKIRAN sedangkan "MENYEBUT" itu dengan mulut/suara, jadi jelas khan bedanya?PIKIRAN itu liar susah dikendalikan, jika anda membayangkan dalam alam pikiran anda sedang membunuh orang yg anda benci apakah anda benar2 membunuh orang tersebut?Karena itu dosa yg dikenakan kpd dosa pikiran sangat kecil dan bahkan nyaris tidak ada,..
Jika anda maw menggunakan mantra setiap melaksanakan aktivitas dari ngikat tali sepatu sampai doa mengisi bensin di SPBU ya itu sah-sah aja,..tapi itu namanya "ngencot",terlalu berlebihan..jangan sampai gara2 anda mengingat mantra saat mengendarai kendaraan anda tidak konsentrasi lalu terjadi kecelakaan yg membawa malapetaka bagi diri sendiri dan orang lain,..berdoa itu harus proporsional!

@gronksank
Jro.... Mohon maaf kalo saya salah. Tetapi sepertinya saya tidak memerlukan panugrahan untuk bertindak,berkata-kata,hormat kpd orangtua,berbakti kpd leluhur,berbakti kpd Tuhan. Semua ada dalam kesadaran jiwa dan diri sendiri. Dan sepertinya panugrahan yang jro terima sama halnya seperti ikatan kepala yang ada di kepalanya Sun Go Kong, yang sewaktu2 bisa dieratkan oleh gurunya untuk mengingatkan dia kembali ke jalan yang benar. Jadi setiap hari harus dipantau oleh gurunya saking nakalnya Sun Go Kong.
Jika dipikir secara logika, memang sudah pasti jro akan mendapatkan tempat yang bagus di alam sana karena jro mengikuti jalan yang sudah ditetapkan oleh dharma. Jadi dengan atau tanpa panugrahan, asal tetap mengikuti jalan yang ditetapkan oleh dharma, sudah pasti akan mendapatkan tempat yang bagus di alam sana. Bukan begitu???

Mengenai ilmu kanuragan, kalo yang seperti jro maksud yang seperti itu sih banyak perguruan tenaga dalam yang mengajarkan ilmu2 semacam itu.
Trus tentang panugrahan buana agung yang jro maksud, yang tidak bisa dikalahkan dengan ilmu apapun, udah pernah mencobanya belum?? Ceritain dong....

Masa sih wejangan2 dari sesuhunan jro berbeda dengan sastra agama yang ada?? Penuh ambiguitas? Menyesatkan? Contohnya yang kayak gimana yah jro??

Anda memang tidak perlu panugrahan untuk berbuat dan berkata-kata yg baik, namun ingat: jika anda sudah ngelungsur panugrahan maka anda sudah terikat dan wajib sewajibnya untuk melaksanakan perintah2 Tuhan dan menjauhi larangan2Nya..seperti yg sudah saya jelaskan di thread ini sebelumnya, "agama" itu adalah "paksaan", melalui agama, Tuhan memaksa umatNya untuk berbuat sesuai dengan ajaranNya..begitu juga melalui panugrahan itu kami dipaksa untuk melaksanakan ajaran2Nya, saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa di setiap panugrahan itu ada filosofi dan ajaran moralnya..

Begini mas, tidak ada jaminan orang yg tidak ngelungsur panugrahan akan mendapatkan tempat yg baik di hari kematiannya jika kasusnya masih banyak karma yg harus ia tanggung dan harus menebus kembali di kehidupan mendatang walaupun ia banyak berbuat baik di kehidupan yg sekarang karena tidak ada jaminan di kehidupannya yg lampau seberapa banyak ia berbuat kesalahan, namun jika ngelungsur panugrahan jalan kami menjadi lebih ringan itu karena dosa2 yg menghalangi jalan kami menuju kemanunggalan sudah dilebur dan kami menjadi manusia yg benar2 BARU dan BERSIH. Hal lain yg menyebabkan panugrahan ini penting adalah 'KEBENARAN YG PASTI BENAR" karena semua ajaran2nya berasal LANGSUNG dari Tuhan, bukan dari penafsiran2 kitab suci..sedangkan orang2 yg tidak ngiring apalagi ngelungsur otomatis ia hanya mengandalkan ajaran2 kitab suci yg ambiguitas,..kalo orang tersebut salah menafsirkan ajaran kitab suci, apakah anda pikir kitab suci akan berdiri dan memukulnya sambil berkata bahwa ia salah mempelajari kitab suci? namun jika anda ngiring panugrahan rwa bhinneda tanpa sastra, maka jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan ajaran maka Ida Sesuhunan akan memberitahu Guru kami dan kemudian Guru kami akan memperingatkan orang2 yg melakukan kesalahan..

Ilmu kanuragan yg saya terima itu tidak bisa dipelajari mas, kalo tenaga dalam mah bisa dipelajari oleh orang baik maupun orang jahat..ilmu kanuragan yg kami terima itu sifatnya dari Niskala sedangkan tenaga dalam itu sekedar membangkitkan "apa" yang sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita..anda bertapa ribuan tahun pun gak akan bisa memperoleh ilmu kanuragan ini, dan menurut wejangan dari Guru kami, ilmu kanuragan ini tidak ada lontar atau kitab yg mendokumentasikan, kalo ilmu2 seperti Canting Mas, Pasupati Rencana, Geni Werocana, dll. itu bisa dipelajari karena ada lontarnya..

Panugrahan Buana Agung tujuan sebenarnya bukan sebagai "panugrahan anti ilmu hitam" tetapi panugrahan ini memberi petunjuk bahwa yg memberi kehidupan itu sesungguhnya adalah atma dan atma yg ada di buana alit(tubuh) sesungguhnya berasal dari Buana Agung..secara otomatis dengan ngelungsur panugrahan ini maka kebal dari segala ilmu hitam, soal bukti ada bukti nyatanya:"seorang semeton kami yg merupakan seniman terkenal di Denpasar yg juga ngiring panugrahan ini mengadakan acara "CALONARANG" bertajuk "KI BALIAN BATUR" di Art Centre Denpasar yg juga mengundang beberapa praktisi ilmu hitam (leak) dari Bali dan seorang paranormal Islam dari Banyuwangi yg bernama Kiai Haji Musleh, dimana yg menjadi watang-nya atau korban sasaran ilmunya adalah junior2 saya yg masih SD(Sekolah Dasar), SMP, dan SMU, dan mereka semua sudah ngelungsur panugrahan Buana Agung..dlm acara tersebut praktisi ilmu leak datang menghampiri watang2 tsb yg sudah dibalut dengan kain, kemudian leak tsb menutup kepala dan wajahnya dengan semacam kain kasa dan mendekatkan mulutnya ke arah watang tsb,terlihat dari kain leak tersebut menyala seperti ada api yg terpercik dari kain tersebut,leak itu mencoba berkali-kali namun akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat duduknya,lalu tiba giliran Kiai Haji Musleh..ia tidak perlu repot2 mendatangi watang, ia menggunakan ilmunya dari tempat duduknya, ia membuka mulut dari mulutnya terlihat jelas ada semacam mutiara yg menyala-nyala merah sambil melototi watang,beberapa kali ia mencoba namun akhirnya ia menyerah sambil menggeleng-gelengkan kepala!di akhir pertunjukan terbukti tak satupun dari watang itu terluka apalagi mati k k k k k ... kalo saya yg jadi watang udah saya tarik jenggot leak sialan itu!

Silahkan anda cek kebenaran dari cerita saya ini, anda bisa menghubungi pihak Art Center dan menanyakan acara ini, atau syukur2 kalo anda bertemu dengan orang yg ikut menonton acara tsb, karena ketika itu saya lihat penontonnya sangat banyak dan memenuhi seluruh tempat duduk yg tersedia..

Contoh paling nyata dari ambiguitas kitab suci:
Dalam Bhagavad Gita ad tertulis ayat yg berbunyi kurang lebih seperti ini:
"Barang siapa yg memuja leluhur perginya ke leluhur, yg memuja dewa akan pergi ke dewa-dewa tsb,namun siapa yg memuja Aku akan datang kepadaKu"

Ayat ini sungguh2 menyesatkan jika anda tidak mendalaminya dengan baik,jika anda berpikir dangkal maka karena ayat ini anda tidak akan maw menyembah leluhur anda, anda tidak maw menyembah para dewa,di sisi lain kita mengetahui bahwa mustahil kita mencapai Tuhan tanpa melalui perantara Dewa dan leluhur..dan banyak korban salah tafsir ini termasuk rekan kita di IndoForum..
Tetapi jika kita berpikir dalam, maka kita akan mengambil tafsir yg berbeda,saya sendiri punya tafsir seperti ini akan ayat ini:
"Saya penganut agama Hindu Bali, saya memuja leluhur, saya memuja dewa, saya pun memuja Tuhan, lalu ke manakah saya akan datang?kpd leluhur atau kpd dewa ato kpd Tuhan?"

k k k k ...lucu khan?
 
Yah kalo orang Hindu itu terserah paling sreg ama Dewa ato Dewi yg mana, sama aja koq nyampenya juga ke Tuhan..nama yg mana pun sama..
ok lah kalo begetho..... :D
Tapi saya tetap masih penasaran siapa Dewi yang dimaksud... :D

Begini mas, "MENGINGAT" itu menggunakan PIKIRAN sedangkan "MENYEBUT" itu dengan mulut/suara, jadi jelas khan bedanya?PIKIRAN itu liar susah dikendalikan, jika anda membayangkan dalam alam pikiran anda sedang membunuh orang yg anda benci apakah anda benar2 membunuh orang tersebut?Karena itu dosa yg dikenakan kpd dosa pikiran sangat kecil dan bahkan nyaris tidak ada,..
Jika anda maw menggunakan mantra setiap melaksanakan aktivitas dari ngikat tali sepatu sampai doa mengisi bensin di SPBU ya itu sah-sah aja,..tapi itu namanya "ngencot",terlalu berlebihan..jangan sampai gara2 anda mengingat mantra saat mengendarai kendaraan anda tidak konsentrasi lalu terjadi kecelakaan yg membawa malapetaka bagi diri sendiri dan orang lain,..berdoa itu harus proporsional!
Jadi kalo mengucapkan dalam hati itu artinya mengingat, trus mengucapkan dengan mulut berarti menyebut. Lalu apa bedanya dengan menyebut dalam hati?
Bukannya ngencot memantra.... tetapi mantranya itu memang ada. Coba saja perhatikan seorang sulinggih yang akan muput karya. Pasti sebelumnya akan mencuci tangan, kaki, dan lain sebagainya..... itu kan mengucapkan mantra juga?? Ngencot juga yah? Bukankah itu cukup proporsional?
Kalo ngikat tali sepatu dan ngisi bensin pake mantra .... ga pernah denger tuh....


Anda memang tidak perlu panugrahan untuk berbuat dan berkata-kata yg baik, namun ingat: jika anda sudah ngelungsur panugrahan maka anda sudah terikat dan wajib sewajibnya untuk melaksanakan perintah2 Tuhan dan menjauhi larangan2Nya..seperti yg sudah saya jelaskan di thread ini sebelumnya, "agama" itu adalah "paksaan", melalui agama, Tuhan memaksa umatNya untuk berbuat sesuai dengan ajaranNya..begitu juga melalui panugrahan itu kami dipaksa untuk melaksanakan ajaran2Nya, saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa di setiap panugrahan itu ada filosofi dan ajaran moralnya..
Paksaan?? Bukankah agama adalah suatu kebebasan untuk berkeyakinan?? Kalo emang punya keyakinan yah musti siap dengan segala akibat yang ditimbulkan bukan?? Berani berbuat berani pula menanggung akibatnya....
Kalo jro merasa dipaksa mengikuti ajaran2Nya, berarti jro masih ada perasaan tidak ikhlas dan tulus...

Begini mas, tidak ada jaminan orang yg tidak ngelungsur panugrahan akan mendapatkan tempat yg baik di hari kematiannya jika kasusnya masih banyak karma yg harus ia tanggung dan harus menebus kembali di kehidupan mendatang walaupun ia banyak berbuat baik di kehidupan yg sekarang karena tidak ada jaminan di kehidupannya yg lampau seberapa banyak ia berbuat kesalahan, namun jika ngelungsur panugrahan jalan kami menjadi lebih ringan itu karena dosa2 yg menghalangi jalan kami menuju kemanunggalan sudah dilebur dan kami menjadi manusia yg benar2 BARU dan BERSIH. Hal lain yg menyebabkan panugrahan ini penting adalah 'KEBENARAN YG PASTI BENAR" karena semua ajaran2nya berasal LANGSUNG dari Tuhan, bukan dari penafsiran2 kitab suci..sedangkan orang2 yg tidak ngiring apalagi ngelungsur otomatis ia hanya mengandalkan ajaran2 kitab suci yg ambiguitas,..kalo orang tersebut salah menafsirkan ajaran kitab suci, apakah anda pikir kitab suci akan berdiri dan memukulnya sambil berkata bahwa ia salah mempelajari kitab suci? namun jika anda ngiring panugrahan rwa bhinneda tanpa sastra, maka jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan ajaran maka Ida Sesuhunan akan memberitahu Guru kami dan kemudian Guru kami akan memperingatkan orang2 yg melakukan kesalahan..
Wah saya baru tau ada panugrahan yang bisa menghapus dosa2 di masa lalu.... Alangkah hebatnya panugrahan tersebut. Dan alangkah beruntungnya jro bisa mendapatkan panugrahan tersebut. Keren :D
Mengenai orang yg salah menafsirkan kitab suci, tentu saja kitab suci tidak akan berdiri dan langsung memukul orang yang salah menafsirkan tersebut. Tetapi bukankah masih ada hukum karmaphala yang berlaku?? Dan tentunya Tuhan juga tidak akan tinggal diam melihat umatNya seperti itu. Saya yakin suatu saat orang2 yang jro anggap salah menafsirkan tersebut akan memperoleh suatu pencerahan suatu saat, cepat atau lambat, baik secara langsung ataupun melalui perantara.
Mengenai jika orang yang ngiring panugrahan yang jro maksud, dari tulisan jro di atas, toh juga cara menyadarkannya sama, yaitu melalui perantara guru jro sendiri.... Sekarang coba saja bayangkan jika tidak ada guru jro.... Siapa lagi yang mau ngasi tau??

Ilmu kanuragan yg saya terima itu tidak bisa dipelajari mas, kalo tenaga dalam mah bisa dipelajari oleh orang baik maupun orang jahat..ilmu kanuragan yg kami terima itu sifatnya dari Niskala sedangkan tenaga dalam itu sekedar membangkitkan "apa" yang sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita..anda bertapa ribuan tahun pun gak akan bisa memperoleh ilmu kanuragan ini, dan menurut wejangan dari Guru kami, ilmu kanuragan ini tidak ada lontar atau kitab yg mendokumentasikan, kalo ilmu2 seperti Canting Mas, Pasupati Rencana, Geni Werocana, dll. itu bisa dipelajari karena ada lontarnya..
Mungkin saja ada ilmu yang serupa tetapi namanya berbeda. Cuma, yah buat apa juga belajar kanuragan seperti itu? Bukankah sebelumnya jro bilang lebih takut ketemu perampok?? :D
Mengenai Canting Mas, Siwer Mas, Pasupati Rencana, Geni Werocana, Weda Sulambang Geni, Weda Asap Kayu, Sanghyang Aji Kreket, dan lain sebagainya.... memang sudah ada lontar yang memuat. Itupun tidak sembarang orang yang memiliki. Para penulis lontar tersebut juga bukan yang menciptakan, tetapi merupakan hasil panugrahan. Lalu ditulis di atas lontar dengan tujuan agar kelak dapat digunakan dengan baik. Dan siapapun dapat belajar tergantung dari bakat masing2. Ilmu2 ini pun mempunyai tujuan yang baik. Tidak untuk menyakiti. Contoh:
GENI WEROCANA

ONG SIWA BUDA KRODANTA
DWI AKSARA MAHA RODRAM
SADRAM SATERU SAROGAM
SADRAM AGNI RACANYAM
WISAGNI SANGKA ONGKARAM
PURWANYE BAHAISA PRAJAM
UH WAH TWEKTI

dan seterusnya………

ini mantra ilmu pemunah leak. Suatu ilmu kesadaran jiwa. Dapat memunahkan ilmu pangleakan. Termasuk bagi para pelaku leak yang ingin bertobat. Ida Sesuhunan memang sengaja ingin didokumentasikan untuk tujuan baik.

Panugrahan Buana Agung tujuan sebenarnya bukan sebagai "panugrahan anti ilmu hitam" tetapi panugrahan ini memberi petunjuk bahwa yg memberi kehidupan itu sesungguhnya adalah atma dan atma yg ada di buana alit(tubuh) sesungguhnya berasal dari Buana Agung..secara otomatis dengan ngelungsur panugrahan ini maka kebal dari segala ilmu hitam, soal bukti ada bukti nyatanya:"seorang semeton kami yg merupakan seniman terkenal di Denpasar yg juga ngiring panugrahan ini mengadakan acara "CALONARANG" bertajuk "KI BALIAN BATUR" di Art Centre Denpasar yg juga mengundang beberapa praktisi ilmu hitam (leak) dari Bali dan seorang paranormal Islam dari Banyuwangi yg bernama Kiai Haji Musleh, dimana yg menjadi watang-nya atau korban sasaran ilmunya adalah junior2 saya yg masih SD(Sekolah Dasar), SMP, dan SMU, dan mereka semua sudah ngelungsur panugrahan Buana Agung..dlm acara tersebut praktisi ilmu leak datang menghampiri watang2 tsb yg sudah dibalut dengan kain, kemudian leak tsb menutup kepala dan wajahnya dengan semacam kain kasa dan mendekatkan mulutnya ke arah watang tsb,terlihat dari kain leak tersebut menyala seperti ada api yg terpercik dari kain tersebut,leak itu mencoba berkali-kali namun akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat duduknya,lalu tiba giliran Kiai Haji Musleh..ia tidak perlu repot2 mendatangi watang, ia menggunakan ilmunya dari tempat duduknya, ia membuka mulut dari mulutnya terlihat jelas ada semacam mutiara yg menyala-nyala merah sambil melototi watang,beberapa kali ia mencoba namun akhirnya ia menyerah sambil menggeleng-gelengkan kepala!di akhir pertunjukan terbukti tak satupun dari watang itu terluka apalagi mati k k k k k ... kalo saya yg jadi watang udah saya tarik jenggot leak sialan itu!
Ya iyalah.... kan sebelumnya udah nunas ica?? Saya yakin kalo pada saat pertunjukan tidak nunas ica, mau pake sabuk paling tebelpun akan tembus ditadah leak :D
Masa kalo udah nunas ica, ida sesuhunan tidak mau melindungi pangiringnya.... iya toh??? :D
Ngapain tuh kiai?? Udah kiai haji koq pake ilmu gituan.... gak malu yah?? :D

Silahkan anda cek kebenaran dari cerita saya ini, anda bisa menghubungi pihak Art Center dan menanyakan acara ini, atau syukur2 kalo anda bertemu dengan orang yg ikut menonton acara tsb, karena ketika itu saya lihat penontonnya sangat banyak dan memenuhi seluruh tempat duduk yg tersedia..
wuidih.... ngapain juga jro??? Lagian cerita Calonarang cuma segitu2 aja.... Yang bikin seru cuma saat banyolan dan pada saat ngerehin aja... Lagian saya yakin, tidak akan ada jatuh korban jika para watang sudah disengker dan nunas ica kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa :D

Contoh paling nyata dari ambiguitas kitab suci:
Dalam Bhagavad Gita ad tertulis ayat yg berbunyi kurang lebih seperti ini:
"Barang siapa yg memuja leluhur perginya ke leluhur, yg memuja dewa akan pergi ke dewa-dewa tsb,namun siapa yg memuja Aku akan datang kepadaKu"

Ayat ini sungguh2 menyesatkan jika anda tidak mendalaminya dengan baik,jika anda berpikir dangkal maka karena ayat ini anda tidak akan maw menyembah leluhur anda, anda tidak maw menyembah para dewa,di sisi lain kita mengetahui bahwa mustahil kita mencapai Tuhan tanpa melalui perantara Dewa dan leluhur..dan banyak korban salah tafsir ini termasuk rekan kita di IndoForum..
Tetapi jika kita berpikir dalam, maka kita akan mengambil tafsir yg berbeda,saya sendiri punya tafsir seperti ini akan ayat ini:
"Saya penganut agama Hindu Bali, saya memuja leluhur, saya memuja dewa, saya pun memuja Tuhan, lalu ke manakah saya akan datang?kpd leluhur atau kpd dewa ato kpd Tuhan?"

k k k k ...lucu khan?

Ya iyalah lucu. Makanya kalo baca2 yang kayak gitu musti banyak tanya... Jangan cuma ngelihat dari 1 sudut pandang aja.

Sama seperti dengan cerita misteri matematika:
Ada 3 pemuda yang ingin bakar ikan. Lalu mereka urunan uang masing2 Rp.25.000.
Total uang yang mereka miliki sebesar Rp.75.000.
Lalu mereka menyuruh seseorang untuk membeli ikan. Ternyata harga ikan sebesar Rp.70.000.
Karena orang yang membeli ikan tersebut kasian kepada 3 pemuda tersebut sebab tidak punya uang lagi untuk membeli bumbu, maka ia mengembalikan sisa kembalian uang tersebut sebesar Rp.1000 kepada masing 3 pemuda tersebut. Dan ia hanya mengambil uang sebesar Rp.2000.
Jika kita hitung dari awal, berarti 3 pemuda tersebut hanya mengeluarkan uang masing2 Rp.24.000. Lalu???
Uang dari 3 pemuda: Rp.24.000 x 3 = Rp.72.000
Uang yang diambil tukang beli ikan: Rp. 2000
Rp.72.000 + Rp.2000 = Rp.74.000
Lalu lagi Rp.1000 kemana??
Kalo ditambahkan dengan sisa uang Rp.1000 masing 3 pemuda tersebut, maka hasilnya jadi Rp.77.000. Lha?? Bingung kan???

Oleh karena itu, kebenaran tidak bisa dibuktikan dengan ilmu pasti. Dan kebenaran tidak hanya bisa dinilai dari sebuah buku. Kebenaran hanya milik Tuhan semata. Dan itupun sekarang masih menjadi sebuah misteri dalam kehidupan manusia...

Kira2 begitu jro..... Silahkeun menambahkan.... Mohon maaf jika OOT atau ada salah kata.... :)

ps: Kalo tidak salah, dulu pernah ada yang membahas tentang mirah peadasaran. Namanya Mangku Sukarta yang di daerah Tegal Wangi, Sesetan. Itu yah gurunya jro??
 
@gronksank

Quote:
Originally Posted by JakaLoco View Post
Anda memang tidak perlu panugrahan untuk berbuat dan berkata-kata yg baik, namun ingat: jika anda sudah ngelungsur panugrahan maka anda sudah terikat dan wajib sewajibnya untuk melaksanakan perintah2 Tuhan dan menjauhi larangan2Nya..seperti yg sudah saya jelaskan di thread ini sebelumnya, "agama" itu adalah "paksaan", melalui agama, Tuhan memaksa umatNya untuk berbuat sesuai dengan ajaranNya..begitu juga melalui panugrahan itu kami dipaksa untuk melaksanakan ajaran2Nya, saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa di setiap panugrahan itu ada filosofi dan ajaran moralnya..
Paksaan?? Bukankah agama adalah suatu kebebasan untuk berkeyakinan?? Kalo emang punya keyakinan yah musti siap dengan segala akibat yang ditimbulkan bukan?? Berani berbuat berani pula menanggung akibatnya....
Kalo jro merasa dipaksa mengikuti ajaran2Nya, berarti jro masih ada perasaan tidak ikhlas dan tulus...

Memeluk agama ato lebih tepatnya "memilih" agama yg akan dianut memang adlh suatu kebebasan, namun ketika anda sudah memeluk agama tersebut maka hanya ada 2 kemungkinan yaitu : HANYA MEMELUK AGAMA DAN BERAGAMA, dari 2 kemungkinan tersebut sudah jelas perbedaannya khan?Orang yg hanya memeluk agama, ia cenderung bebas sesuka hati melakukan hal2 yg bahkan dilarang keras oleh agama,namun bagi mereka yg BERAGAMA, mereka terikat oleh ajaran2 Tuhan dan berusaha sekuat tenaga menjauhi laranganNya,nah karena mereka TERIKAT oleh ajaran2 Tuhan maka secara tidak langsung maka Tuhan MEMAKSA umatNya agar berjalan di jalan yg ditentukan olehNya tentu saja melalui ajaran2Nya itu..paham khan yang saya maksud dengan PAKSAAN ini?
Terlebih lagi bagi mereka yg ngiring Sesuhunan dan sudah ngelungsur panugrahan, mereka benar2 diikat oleh Tuhan melalui panugrahan2 tersebut, setiap panugrahan yg kami lungsur ada filosofinya(ajaran2Nya)..
Ida Sesuhunan Dalem bersabda:
"Sira purun ngelungsur panugrahan Dalem medasar antuk Dalem, sampun pastika kesanggra ring Sang Hyang Siwa taler Sang Hyang Uma mulihnia ring sajeroning ayu..sira purun ngelungsur panugrahan Dalem medasar antuk Daken pastika kesanggra ring Bhatari Durga mulihnia ring sajeroning lara!!"
Mereka yg "Dalem" adl mereka yg mengikuti "PAKSAAN" Sesuhunan agar berbuat sesuai ajaran2 agama..

Quote:
Originally Posted by JakaLoco View Post
Silahkan anda cek kebenaran dari cerita saya ini, anda bisa menghubungi pihak Art Center dan menanyakan acara ini, atau syukur2 kalo anda bertemu dengan orang yg ikut menonton acara tsb, karena ketika itu saya lihat penontonnya sangat banyak dan memenuhi seluruh tempat duduk yg tersedia..
wuidih.... ngapain juga jro??? Lagian cerita Calonarang cuma segitu2 aja.... Yang bikin seru cuma saat banyolan dan pada saat ngerehin aja... Lagian saya yakin, tidak akan ada jatuh korban jika para watang sudah disengker dan nunas ica kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa

Hehehe anda salah mas,..Calonarang yg diadakan di Art Centre tersebut bukan sembarang Calonarang, jika acara Calonarang yg sudah biasa kita saksikan leaknya tidak bisa kita lihat,namun Calonarang ini leaknya hadir di tempat dlm wujud aslinya sbg manusia karena memang diundang secara formal!hahahahahaha..ada 2 praktisi leak yg diundang,1 orang yg bisa berbicara dengan wong samar(tapi saya gak percaya),dan 1 orang lagi dari Jawa yaitu Kiai Haji Musleh asal Banyuwangi..hehehe anda bayangkan saja para leak itu duduk di panggung di art center hahahahahaha..anda berani gak berhadapan langsung dengan orang yg sudah anda tahu bisa ngeleak dan ia akan mencoba ilmunya kpd anda???k k k k ....tidak semua warga desa adat berani untuk menjadi watang dlm acara Calonarang,sbg contoh nyata kalo saya gak salah di daerah Tuban ada yg akan melaksanakan Calonarang namun warganya tak satupun berani menjadi watang,kemudian pihak desa mengirim utusan ke Guru Penuntun kami agar ada murid beliau yg bersedia dijadikan watang,Guru Penuntun kami menunjuk ibu saya menjadi watang dan ibu saya melaksanakannya,...hehehehehe...ngomong2 kalo anda ditunjuk sbg watang berani gak?

ps: Kalo tidak salah, dulu pernah ada yang membahas tentang mirah peadasaran. Namanya Mangku Sukarta yang di daerah Tegal Wangi, Sesetan. Itu yah gurunya jro??

No comment,...silahkan anda cari tahu sendiri hahahaha...
 
Hehehe anda salah mas,..Calonarang yg diadakan di Art Centre tersebut bukan sembarang Calonarang, jika acara Calonarang yg sudah biasa kita saksikan leaknya tidak bisa kita lihat,namun Calonarang ini leaknya hadir di tempat dlm wujud aslinya sbg manusia karena memang diundang secara formal!hahahahahaha..ada 2 praktisi leak yg diundang,1 orang yg bisa berbicara dengan wong samar(tapi saya gak percaya),dan 1 orang lagi dari Jawa yaitu Kiai Haji Musleh asal Banyuwangi..hehehe anda bayangkan saja para leak itu duduk di panggung di art center hahahahahaha..anda berani gak berhadapan langsung dengan orang yg sudah anda tahu bisa ngeleak dan ia akan mencoba ilmunya kpd anda???k k k k ....tidak semua warga desa adat berani untuk menjadi watang dlm acara Calonarang,sbg contoh nyata kalo saya gak salah di daerah Tuban ada yg akan melaksanakan Calonarang namun warganya tak satupun berani menjadi watang,kemudian pihak desa mengirim utusan ke Guru Penuntun kami agar ada murid beliau yg bersedia dijadikan watang,Guru Penuntun kami menunjuk ibu saya menjadi watang dan ibu saya melaksanakannya,...hehehehehe...ngomong2 kalo anda ditunjuk sbg watang berani gak?



No comment,...silahkan anda cari tahu sendiri hahahaha...

Calonarang dengan mengundang leak sudag lumrah baik formal maupun non formal sampe dengan acara tereak2 segala. Bagi saya itu adalah bagian dari sebuah pertunjukan semata dan beresiko bagi yang tidak siap. Tetapi bagi yang sudah siap, why not?? Apalagi kalo sudah dibekali sebelumnya.
:) Jro.... Saya gak pernah gentar dengan leak manapun. Saya pernah hampir mati kena gebog dari belakang dan tidak tidak bisa makan selama 5 hari. Itu sudah menjadi pengalaman yang cukup bagi saya :D

Menjadi watang?? Hiehie..... Untuk apa jro?? Untuk membuktikan kesaktian leak yang jro undang?? Apakah seperti itu ajaran sesuhunan jro?? Saya menangkap di sini lebih menjurus kepada kawisesan ketimbang keagamaan.....
Apa sih yang ingin jro sampaikan?? Jika selalu menantang ksana kemari dan membuktikan kesaktian, lalu dimana letaknya kedamaian?? Kapan bisa tenangnya jro???

Pertanyaan2 jro kenapa bernada menantang saya semua yah??
Seperti saya sudah bilang tadi. Saya ga pernah gentar menghadapi leak manapun. Sampai saat inipun saya masih tegak berdiri, rupanya leluhur saya sendiri masih sayang ama saya. :D
Om Dwijendra purwanam Siwam
Brahmanam purwantistanam
Sarwa dewa masariram
Surya mrta pawitranam
Om Dwijendra dipata ya namah

(Ya Dwijendra yang berasal dari Çiwa, leluhur berasal dari Brahmana yang suci, telah berbadankan dewa-dewa, surya amerta yang suci murni. Hamba memujaMU)


Take it easy aja jro.... ga perlu nantang saya ini itu. Lagipula apakah saya pernah menantang jro dari awal pembahasan?? Bukankah saya cuma bilang kepengen tau ajaran sesuhunan jro dan guru jro?? Apalagi jro sendiri gak bilang dengan terus terang tentang siapa guru penuntun jro (duh koq takut banget sih ketahuan jro???? =)) )
mengenai tentang guru jro.... Yah jadi memang benar mangku yang itu guru jro?? Sebab setau saya cuma mangku itu aja yang menyebutkan tentang mirah pedasaran, telur bebek, sekar bang, sekar petak, dan lain2....

Jika menyebutkan masalah kawisesan & pangleakan saya kira sudah melenceng jauh dari topik subforum ini. Saya juga ga bodoh2 amat koq tentang calonarang dan leak jro...... Cuma moment nya aja yang gak tepat :)

Saya rasa pembahasan sudah melenceng jauh ke arah kawisesan ketimbang keagamaannya, dan bodohnya lagi saya malah meladeni 8-} .... Aarrghhhh kacauw.... mahapkan saya moderator.......

Bagi yang laen yang ingin bertanya silahkan. Saya rasa saya sudah cukup di sini saja, sebelum terjadi tantang menantang yang gak jelas =))
 
Saya gak pernah gentar dengan leak manapun. Saya pernah hampir mati kena gebog dari belakang dan tidak tidak bisa makan selama 5 hari. Itu sudah menjadi pengalaman yang cukup bagi saya :D
Wuih...wuih...wuih...... jeg mantap.....:D

Sampai saat inipun saya masih tegak berdiri, rupanya leluhur saya sendiri masih sayang ama saya. :D
Om Dwijendra purwanam Siwam
Brahmanam purwantistanam
Sarwa dewa masariram
Surya mrta pawitranam
Om Dwijendra dipata ya namah

(Ya Dwijendra yang berasal dari Çiwa, leluhur berasal dari Brahmana yang suci, telah berbadankan dewa-dewa, surya amerta yang suci murni. Hamba memujaMU)
>:D<
 
[-( ne kan mare nagih, konden sajaan...... ':D
makane mantap, apalagi ada ane ne, jeg malah dobel mantap ^:)^ :)>- ;

jiaahh...... dobel mantap kone :))

kalo bilang gak bodoh2 amat.... artinya tau dikit2 lah... hihiihihihihihi :D

Btw, kita koq malah ngejunk di sini... lumayanlah.... sebelum TS nya datang... :))
 
Beh.... koq sepi threadnya.... TS nya sibuk terus nih... Saya berhenti bertanya bukan berarti disetop dong ceritanya....
Cerita lagi dong TS..... MIsalnya waktu melukat pake hamer gituh..... Kalo ga salah sih... :D
 
Bah... kenken ne Jro Jakaloco jeg ilang satuane.....
Koq setop ceritanya jro??
Malah jadi serba salah.
Saya bertanya jro nyungsung siapa, jro gak mau jawab karena menganggap menyebut nama beliau sembarangan adalah "ajewera" :(
Saya menebak siapa guru jro jakaloco, eh malah menghindar dan nyuruh nyari tau sendiri.
Saya bertanya tentang keilmuan dan mantra, jro malah menantang saya untuk berhadapan dengan leak.
Saya berhenti bertanya, eh jro malah setop bercerita dan malah lebih memilih mengisi postingan di thread lain.
Kenken ne???

Yah sudahlah, ketimbang ngeles terus, kita main tebak2an aja :D
Guru anda bernama Jro Mangku Ketut Sukarta
Sesuhunan yang dimaksud adalah / meparab Ida Bhatara Ratu Mayun Batu Pugeh

Menurut jro bagaimana?? Masih mau menghindar? :)
 
Yah sudahlah, ketimbang ngeles terus, kita main tebak2an aja :D
Guru anda bernama Jro Mangku Ketut Sukarta
Sesuhunan yang dimaksud adalah / meparab Ida Bhatara Ratu Mayun Batu Pugeh

Menurut jro bagaimana?? Masih mau menghindar? :)

Beh jeg main "tembak langsung" gen......:D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.