• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

@gronksank



Begini, sepertinya saya kurang terlalu jelas memberi pemahaman di sini. Tidak ada larangan sama sekali untuk mempelajari ilmu kanuragan, dan tidak ada larangan untuk mempraktekannya selama itu bertujuan utk KEBAIKAN dan sifatnya bukan untuk KEISENGAN atau PAMER belaka. Guru kami diberi ilmu untuk menurunkan maupun menghentikan hujan, namun suatu ketika Ida Sesuhunan melarang menggunakan ilmu tersebut, tapi anehnya ilmu tersebut tidak dicabut dari Guru saya. Apakah artinya itu?Itu artinya ilmu tersebut boleh digunakan dlm "KEADAAN" tertentu,..dan ini hanya ditekankan kpd ILMU YG BERKAITAN DGN HUJAN saja, sedangkan ilmu2 yg lain blm ada larangan yg diwahyukan oleh Ida Sesuhunan..



Seperti yg saya katakan : Ajewera adl perbuatan yg dilarang oleh Ida Sesuhunan, setau saya kami tidak pernah dilarang untuk NANTANGIN LEAK, justru itu adl sebuah kewajiban untuk membantu orang2 yg diganggu leak,melawan leak hingga leak ini mau bertobat..pernyataan saya yg nantangin anda bukan bermaksud untuk ajewera, tapi lebih kepada keinginan saya utk menunjukkan betapa YAKINnya saya kpd panugrahan2 dari Sesuhunan yg sudah kami lungsur..



Seandainya orang ini sembuh maka ia akan nyungsung Sesuhunan, lalu bagaimana kalo tidak sembuh?..sepertinya dari sini saja anda bisa memahami mengapa kaul itu dilarang oleh Ida Sesuhunan, lagipula kaul itu hanya hal yg sia-sia belaka..Ida Sesuhunan mengabulkan permintaan bukan karena kaul, tetapi memang karena Karma dari orang yg bersangkutan, dari kerasnya usaha yg dilakukan, dan dari yadnya(persembahan) yg tulus ikhlas, bukan dari kaul..
Orang yg melakukan kaul sesungguhnya tidak yakin kpd dirinya sendiri, dan orang yg tidak yakin kpd dirinya sendiri sebenarnya tidak pernah serius untuk yakin kpd TUHAN.

Saya senang jika anda banyak bertanya pada saya, agar semua yg saya sampaikan di sini bisa jelas sejelas-jelasnya, saya tidak mau hanya kami yg ngiring Sesuhunan saja yg mendapat wahyu, saya ingin agar orang2 Hindu semua bisa ikut mengetahui wahyu2 tersebut, soa 'percaya' atau 'tidak percaya' kpd wahyu2 tsb itu saya kembalikan kpd rekan2..selama ada wahyu2, dan selama saya masih sehat walafiat saya akan terus posting di sini, saya tidak mau agama Hindu yg hebat ini ditinggalkan umatnya!


hehehe....penjelasan bagus..
mengingatkan saya akan teori memandang harus dari 2 sisi (rwa bineda).

dr dl saya jg brusaha menghindari kaul,tp blon tahu kenapa.
tp skrg,uda mulai yakin akan hal itu.

thanx bro jakaloco
 
ehmmm...kira kira di bali dah ada belum yg memiliki "taksu",memiliki kemampuan seperti mpu kuturan yaaa?????????????:-/
 
muantafff ceritanya ekh,,,,


mau baca ulang2 ekh

Apa yg saya sampaikan di thread ini adalah kisah nyata, karena itu jadinya MANTAP!jika seandainya saya berbohong, dan apa yg saya sampaikan ini hanya fiksi, maka saya pantas disejajarkan dgn JK Rowling atau Agatha Christie atas imajinasi saya, hahahahaha..:D
 
Saya akan menceritakan pengalaman kakak ipar saya dlm ngiring Sesuhunan,..kakak ipar saya termasuk salah satu "Pemargi Suci", untuk penjelasan ttg "Pemargi Suci" silahkan rekan2 membaca postingan saya sebelumnya, kejadian ini sudah lama terjadi..suatu hari Guru Penuntun kami hendak "Nyunya" (baca --> Nyunia), "Nyunya" berasal dari kata Sunya yg artinya alam kesucian (Niskala) dan "Nyunya" artinya pergi ke alam kesucian, dlm proses ini Guru kami mengajak 2 orang Pemargi Suci untuk ikut serta ke Niskala, dan salah satu orang yg diperintahkan untuk ikut adl kakak ipar saya..proses "Nyunya" ini dilakukan di rumah Guru kami yg juga merupakan Parhyangan,..setelah selesai bersembahyang dan "matur piuning (minta izin)" kpd Ida Sesuhunan prosesi pun dilaksanakan, tapi sebelumnya Guru kami dengan sedikit bercanda berkata "Saya yakin kalian berdua tidak akan bisa Nyunya (dlm bahasa Bali)"..kemudian kedua orang "Pemargi Suci" ini diperintahkan utk menggenggam masing2 tangan Guru kami, mereka berdua diperintahkan untuk memejamkan mata dan tidak boleh membuka mata sebelum diperintahkan oleh Guru kami...binggo!setelah sekian detik, kedua orang Pemargi Suci ini jatuh terpental, seperti ditabrak sesuatu dan secara reflek mereka membuka mata,..dan mereka menyadari mereka berdua telah berada di tempat lain, sepertinya mereka sudah tidak asing dengan tempat ini, dan ternyata tempat ini adalah....Pura Andakasa!Dalam sekian detik mereka sudah berada di tempat yg jaraknya dari rumah Guru kami (di Denpasar) ratusan kilometer!Tepat seperti dugaan Guru kami, bahwa mereka berdua tidak akan sanggup Nyunya, mereka berdua akhirnya "mendarat" di Pura Andakasa dan gagal masuk ke alam kesucian. Sedangkan Guru kami sudah menghilang dan masuk ke alam kesucian. Orang2 yg ada di Pura Andakasa terkaget-kaget dengan kemunculan 2 orang ini yg sangat tiba2, kemudian orang2 di Pura Andakasa bertanya "Tangkil n'ggih?jagi ngaturang sembah n'ggih?..kakak ipar saya menjawab "N'ggih (iya)", tapi lucunya orang yg tangkil ke Pura koq gak bawa canang atau sekar, mereka berdua datang dgn tangan kosong..tanpa pikir panjang orang2 yg ada di Pura Andakasa ini memberikan canang dan sekar untuk matur sembah (wah orang2 Bali itu memang baik yah!)..singkat cerita, Pura Andakasa khan lumayan dingin, mereka semalam suntuk ada di sana sambil makemit, sambil masih menyimpan rasa heran dengan proses Nyunya, perut keroncongan dan kebingungan dimanakah Guru berada, apakah ada di sekitar Pura Andakasa atau sudah di Niskala?Pagi pun datang..mereka berencana untuk pulang ke Denpasar, tapi mereka tidak membawa uang sepeser pun, tanpa alat komunikasi (handphone)..sambil berjalan keluar Pura mereka memikirkan cara untuk pulang ke Denpasar, tanpa sengaja kakak ipar saya tersandung canang, dan dari canang tersebut muncul uang sebanyak Rp 66.000,- ternyata ketika itu tdk ada orang lain, kemudian kakak ipar saya mengambil uang itu dan digunakan untuk makan mereka berdua, untuk menelepon semeton2 di Denpasar, dan membayar biaya tranportasi pulang ke Denpasar..setelah sampai di Denpasar, tepatnya di rumah Guru kami, mereka baru menyadari uang senilai Rp. 66.000,- itu telah habis tidak bersisa, uang itu sangat pas jumlahnya!tidak kekurangan juga tidak kelebihan utk memenuhi kebutuhan mereka sampai mereka berhasil pulang ke Denpasar!Luar biasa...

Oh ya ada kisah lain lagi tentang "Nyunya" ini, salah satu orang "Pemargi Suci" yg merupakan penyungsung dan pengabih Rencangan Luhurin Dalem sugra titiang ring Ratu Gede Sakti Macan Gading pernah diajak Nyunya, proses Nyunya ini berangkat dari rumah Guru kami dan mampir sebentar ke Luhurin Gunung Rinjani (Lombok) sebelum benar2 ke Niskala, namun belum ada beberapa detik, Pemargi Suci ini membuka mata dan akhirnya terjatuh di kabupaten Klungkung (kalo gak salah)..tp untungnya ada semeton dari Denpasar yg berhasil menjemputnya karena ada orang yang menghubungi.Lucu tp mengagumkan!
 
Tentang Istri dari Mpu Kuturan

Ada wahyu dari Ida Sesuhunan tentang istri dari Mpu Kuturan..di tanah Jawa, Mpu Kuturan mempunyai seorang istri yg sekaligus seorang raja/ratu dari sebuah wilayah, namun sayang istri beliau sangat ahli ilmu hitam, dan dengan ilmu hitam yg dikuasainya ia memperkuat kedudukannya sebagai raja/ratu dari wilayah tersebut, ia bersama murid-muridnya senang menyakiti masyarakat, jika ada rakyat yg membangkang maka akan terkena ilmu hitam hingga akhirnya mati, Mpu Kuturan yg luhur budinya dan tinggi ilmu kebrahmanannya sangat kecewa dengan istrinya dan beliau memutuskan berangkat ke Bali karena ada wahyu dari Sang Hyang Pasupati agar Mpu Kuturan datang ke Bali utk menata kehidupan beragama di Bali, Mpu Kuturan pun berangkat ke Bali dengan meninggalkan istrinya dan seorang putrinya bernama Diah Ratna Manggali, sementara utk menghadapi istrinya yg semena-mena kpd rakyat, Mpu Kuturan menyerahkan kpd adik beliau yaitu Mpu Bradah..singkat cerita, anak Mpu Bradah yg bernama Mpu Bahula dinikahkan dengan Diah Ratna Manggali, dan dengan menjadi menantu dari istri Mpu Kuturan, maka Mpu Bahula mendapat kesempatan utk mencuri lontar2 ilmu hitam milik mertuanya, dan akhirnya berhasil menemukan kelemahan2 dari ilmu hitam tsb..suatu hari istri Mpu Kuturan bertarung dengan Mpu Bradah, Mpu Bradah yg telah mendapat informasi dari anaknya (Mpu Bahula) ttg kelemahan2 ilmu hitam tsb berhasil mengalahkan istri dari Mpu Kuturan yg juga merupakan kakak iparnya, pada saat menjelang ajal, istri Mpu Kuturan memohon agar atmanya disucikan dan jika mati mendapat tempat yg baik di Niskala kpd Mpu Bradah, Mpu Bradah sbg adik ipar pun menyanggupi, dengan panugrahan yg diberikan Tuhan kpd Mpu Bradah berupa Siddhi Ucap-ucapan maka Mpu Bradah memutuskan agar kakak iparnya suci dan mencapai moksa walaupun ketika hidup telah banyak melakukan kejahatan2..akhirnya istri Mpu Kuturan mati,moksakah dia?menurut wahyu dari Ida Sesuhunan, istri Mpu Kuturan moksa dan didudukan sbg Pelancah ring Luhurin Dalem walaupun selama hidup sbg manusia, dia banyak melakukan kejahatan, mengapa bisa begitu?itu dikarenakan "pastu" yg diucapkan oleh Mpu Bradah, begitulah keutamaan seorang Brahmana suci, "pastu"nya makbul!Jika Brahmana suci mengatakan itu Utara walaupun itu Selatan, sesungguhnya itu Utara!Itulah kehebatan panugrahan Tuhan yg disebut Siddhi Ucap-ucapan!
 
Lanjut bli jakaloco, saya sangat antusias mendengar pengalaman2 dari bli.
Saya sangat awam dengan hal hal yang spritual seperti ini, jadi penasaran:D
 
Lanjut bli jakaloco, saya sangat antusias mendengar pengalaman2 dari bli.
Saya sangat awam dengan hal hal yang spritual seperti ini, jadi penasaran:D

@kuskusXXX
Terima kasih atas supportnya,..

Saya akan melanjutkan wahyu dr Ida Sesuhunan ttg pentingnya perayaan Otonan bagi umat Hindu Bali, menurut piteket Sesuhunan bahwa perayaan ulang tahun (penanggalan Masehi) tidak memberi pengaruh apapun bagi umat Hindu Bali, dengan kata lain ditinjau dr sudut pandang spiritual..perayaan ulang tahun = 0 ..namun demikian Ida Sesuhunan sama sekali tidak melarang kita untuk merayakan ulang tahun, apalagi saat ini merayakan ulang tahun menjadi semacam trend, tetapi umat Hindu Bali diingatkan agar tidak melupakan upacara Otonan,..menurut piteket Ida Sesuhunan, upacara Otonan membawa pengaruh bagi kehidupan kita, tapi kami tidak begitu paham "pengaruh" apa yg dimaksud, tp yg jelas "pengaruh" ini pasti bersifat positif..

Kemudian ada piteket tentang "Tiang/Titiang (dlm bahasa bhs. Indonesia yg artinya "saya") dimana Ida Sesuhunan mewajibkan umat Hindu Bali untuk mengucapkan kata "Tiang" atau "Titiang" ketika dipanggil oleh semeton yg lain, bahkan jika yg memanggil kita adl orang yg jahat sekalipun kita hrs membalas dgn mengucapkan kata tadi, jika yg memanggil kita bukan orang Bali kita balas dengan bahasa yg dimengerti oleh orang yg memanggil kita,misalnya kita dipanggil oleh guru di sekolah maka kita balas dengan ucapan "saya, bu.." ,dan ketika kita menyebut kata ini kita harus bersikap sopan dan lemah lembut, jika kata ini dipadukan dengan kesopanan dan kelembutan maka akan memiliki kekuatan "somya" atau netralisir yg hebat, seseorang yg memanggil kita yg tadinya marah bisa turun kadar kemarahannya bahkan bisa hilang sama sekali..
 
Kemarin(29/9/2010) adl hari raya Pagerwesi dan salah satu parhyangan tempat kami ngiring Sesuhunan melaksanakan pujawali. Ida Sesuhunan menyampaikan beberapa ketelan pawecana:

(1). Ida Sesuhunan kembali menegaskan salah satu ajaran Beliau yaitu Tri Keputusan Sayang. Tri Keputusan Sayang adl 3 hal yg harus disayangi dari diri kita sendiri,yaitu:
(a). Sayang kpd Perbuatan, tingkah laku, dan perkataan.
(b). Sayang kpd Tubuh (kesehatan).
(c). Sayang kpd Harta.
Bagian2 dr Tri Keputusan Sayang tersebut saling berjenjang secara vertikal, yg paling atas adl sayang kpd perbuatan,tingkah laku,dan perkataan..dan yg paling bawah adl sayang kpd harta. Maksud berjenjang secara vertikal adl sebagai berikut:
"Jangan sampai anda takut berbuat baik hanya demi melindungi tubuh anda,jangan sampai anda berbuat curang hanya demi melindungi harta anda."
Jika anda hendak berbuat,bertingkah laku, dan berkata hendaknya pikirkanlah terlebih dahulu dan ingatlah kpd ajaran Tri Keputusan Sayang ini agar anda bisa menimbang-nimbang. Ida Sesuhunan bersabda: "Ring anggan cening wantah pretingkah,parilaksana,taler bebaosan sane manut ring sesana sane prasida ngenter cening nyujur linggihan Titiang." artinya:"Sesuatu yg ada pada diri kita yang bisa mengantarkan kita menuju tempat Ida Sesuhunan (Siwa Loka) hanya perbuatan,tingkah laku, dan perkataan yang sesuai dengan ajaran2 agama".
Ketika kita mati kita tidak akan membawa tubuh kita yg ketika hidup kita rawat dengan baik,kita mandikan dengan sabun,pergi ke salon,luluran..ketika kita mati kita tidak akan membawa mobil mewah kita yg entah diperoleh dengan kerja keras atau korupsi..ketika kita mati kita hanya membawa perbuatan,tingkah laku,dan perkataan apakah itu yang baik dan benar ataupun yg jahat.
Dalam ajaran Tri Keputusan Sayang disebutkan bahwa sayang kpd tubuh ditempatkan di tempat kedua sedangkan sayang kpd harta pd tempat ketiga, artinya: janganlah takut mengeluarkan harta demi menjaga kesehatan tubuh karena kesehatan lebih penting drpd harta.
(2). Wahyu yang kedua masih ada kaitannya dengan Tri Keputusan Sayang, yaitu pd bagian sayang kpd perbuatan,tingkah laku,dan perkataan. Jika kita sayang kpd perbuatan,tingkah laku,dan perkataan maka kita akan berbuat,bertingkah laku, dan berkata yg sesuai dengan ajaran agama, dan jika kita mengamalkan ini maka kita akan bertemu dengan Siwa Sekala atau Swarga Alit(Surga Kecil). Pengertian Siwa Sekala selain Surga Kecil adl Sulinggih,jadi sebenarnya Sang Sulinggih adl Siwa Sekala,tapi dlm ajaran Sesuhunan yg satu ini pengertian Siwa Sekala adl Surga Kecil. Apa itu Surga Kecil?
Surga Kecil hanya bisa anda temukan dalam keluarga anda, bilamana dalam keluarga anda saling paras paros salunglung sabayantaka,saling asah asih asuh, maka inilah yg disebut Surga Kecil (Swarga Alit)..maka wujudkanlah Surga Kecil ini dengan berbuat,bertingkah laku,dan berkata yang sesuai dengan ajaran agama dan mulailah dlm lingkungan keluarga anda.
(3). Wahyu yg ketiga jg ada kaitannya dgn sayang kpd perbuatan,tingkah laku,dan perkataan. Ida Sesuhunan bersabda bahwa setekun apapun kita beribadah,selanggeng apapun kita berbakti kepada linggihan Ida Sesuhunan(dlm hal ini yg dimaksud adl Pura),sepandai apapun kita akan teori-teori agama, tapi jika kita tidak berbuat,betingkah laku,dan berkata sesuai dengan ajaran agama maka semua ibadah dan yadnya yg kita lakukan hanya sia-sia belaka dan kita tidak akan pernah sampai ke Siwa Loka. Sebagai manusia yg beragama maka kita wajib hukumnya untuk melaksanakan 2 hal tersebut yaitu beribadah dan berbuat,bertingkah laku,dan berkata yg sesuai ajaran agama. Jangan sampai pincang, jangan sampai tidak seimbang, atau kita akan rugi(tidak sampai ke Siwa Loka,mumpung masih jadi manusia).
4. Kemudian ada wahyu tentang "Anak Luh". Wahyu ini terkait dengan nafsu birahi, Anak Luh terdiri dari 2 kata yaitu Anak yg artinya orang/manusia dan Luh bisa menjadi Lulu(sampah) atau bisa menjadi Luwih(hebat)..jika kita menyalurkan nafsu birahi tidak sesuai ajaran agama maka kita disebut Anak Lulu (manusia sampah),namun jika sesuai dengan ajaran agama maka disebut Anak Luwih (manusia hebat), disebut luwih karena mampu mengendalikan nafsu birahi,orang yg disebut luwih dlm hal ini adl orang yg hanya akan melakukan hubungan suami istri dengan pasangan yg dinikahinya secara formal sesuai dengan ajaran agama,walaupun hubungan suami istri dilakukan dilandasi dengan rasa cinta tapi pasangan tersebut belum menikah secara sah maka itu kedua pasangan tersebut disebut Anak Lulu (manusia sampah).
(5). Wahyu yg kelima adl tentang "bertanya kpd orang yg tahu". Agama Hindu Bali adl agama yg banyak sekali menggunakan simbol2. Simbol2 itu akan menimbulkan rasa penasaran bagi umat lain maupun umat Hindu itu sendiri. Jika anda tidak tahu makna simbol2 tersebut dan ingin tahu maknanya maka bertanyalah kpd orang2 yg paham akan tatwa kebrahmanan karena hanya mereka yg paham akan pengertian2 simbol2 tersebut,anda bisa bertanya kpd sulinggih atau orang2 yg berkompeten di bidang ini. Kemudian jika ada orang bertanya kpd anda tentang pengertian dari simbol2 tersebut namun anda tidak paham artinya janganlah sekali-kali anda mengada-ada,jangan coba2 membuat pengertian sendiri atau dengan kata lain anda menyampaikan berita yg tidak benar ttg simbol2 tersebut, jika anda tidak tahu maka jawablah anda tidak tahu dan janganlah malu dgn ketidaktahuan anda.
 
Sebelumnya saya ingin menginformasikan bahwa kejadian2 maupun wahyu2 yg saya sampaikan di thread ini tidak berurutan, yang mana yg saya ingat itulah yg saya tuliskan di sini..

Sekarang saya akan menceritakan tentang mukjizat yg paling pertama kali saya lihat sesudah saya ngiring Ida Sesuhunan (mumpung saya inget). Kejadian ini terjadi ketika saya masih duduk di kelas 4 atau 5 SD, ketika itu di rumah Guru kami sudah membangun Gedong sbg sthana Ida Sesuhunan dan statusnya sebagai parhyangan. Ketika itu saya dan keluarga dan damuh2 yg lain hendak bersembahyang di parhyangan karena bertepatan dgn hari Purnama. Namanya anak kecil, di parhyangan saya sibuk bermain-main bersama saudara dan teman sebaya,namun kemudian orang tua kami memanggil untuk bersembahyang, setelah selesai sembahyang, kira2 30 menit kemudian semua lampu dimatikan,sehingga parhyangan menjadi gelap namun tidak terlalu gelap karena ketika itu bulan Purnama dan lampu2 dr rumah sekitar ikut menerangi sehingga saya masih bisa melihat orang2 dengan cukup jelas. Di batar Gedong, Guru kami duduk menghadap ke murid2nya, beberapa menit kemudian terjadilah sesuatu yg mengejutkan..dari sisi kanan dan kiri Gedong (di luar Gedong) muncul titik2 cahaya kecil berwarna kekuningan yg kira2 jumlahnya 20-30 titik, kalo dilihat-lihat seperti kunang2,titik cahaya ini sangat jelas dipandang mata apalagi ketika itu lampu dimatikan namun cahayanya lembut..titik2 cahaya ini terbang kesana kemari di udara secara perlahan namun tidak berantakan,kemudian titik2 cahaya ini bersama-sama masuk ke dalam Gedong hingga semuanya masuk..saya sangat takjub melihatnya namun sekaligus penasaran.
Keesokan harinya saya bertanya kpd ibu saya apakah titik cahaya yg kemarin saya lihat di parhyangan tsb, ibu saya menjawab titik2 cahaya itu sebenarnya adl pangiring2 Ida Sesuhunan atau Pelancah,namun mata manusia biasa tidak mampu melihat wujud sebenarnya dari para Pelancah ini, namun Ida Sesuhunan memperkenankan para Pelancah utk muncul dlm bentuk cahaya agar para umat mengetahui dan percaya bahwa "Ada" yg bersthana di Gedong.
 
Jaka nanya nih ( sorry klo ngelantur... )

ada pengalaman khusus ga/ pernah tangkil ke Penataran Dalem Peed
apa ada petunjuk dari Ida Sesuhunan sapa yg bersthana disana ?

kemarin baca Bali post, disana katanya tempat pertemuan Hyang Siwa sebagai Purusa di Gunung Agung dengan Hyang Durgha sebagai Pradana di Puncak Mundi
pertemuan ini nelahirkan sarana kehidupan yg tiada abis2 nya yang di kenal dengan "Rambut Sedana"

suksma
(btw di thread ini boleh request ga ya .... :D )
 
Jaka nanya nih ( sorry klo ngelantur... )

ada pengalaman khusus ga/ pernah tangkil ke Penataran Dalem Peed
apa ada petunjuk dari Ida Sesuhunan sapa yg bersthana disana ?

kemarin baca Bali post, disana katanya tempat pertemuan Hyang Siwa sebagai Purusa di Gunung Agung dengan Hyang Durgha sebagai Pradana di Puncak Mundi
pertemuan ini nelahirkan sarana kehidupan yg tiada abis2 nya yang di kenal dengan "Rambut Sedana"

suksma
(btw di thread ini boleh request ga ya .... :D )

ada pengalaman khusus ga/ pernah tangkil ke Penataran Dalem Peed
apa ada petunjuk dari Ida Sesuhunan sapa yg bersthana disana ?

Setahu saya sich Ida Sang Hyang Licin (Sang Hyang Baruna)..tp tidak tertutup kemungkinan ada Dewa2 lain yg statusnya tinggi berstahana di Luhurin Dalem Ped karena waktu kami tangkil ke sana ad rekan kami yg bertanya kpd Guru kami "mengapa Gedong di sini (Dalem Ped) dibuat tinggi?" sekilas saya mendengar Guru kami menjawab "Gedong niki pateh sakadi Gedong ring Luhurin Dalem.." jadi ada kemungkinan Sesuhunan Dalem(Kahyangan Tiga) berstahana jg di sini,tapi maaf seribu maaf saya tidak mendengar lanjutan jawaban dr Guru saya hahahaha soalnya saya ngantuk banget ketika itu sudah malam menjelang pagi karena kami makemit di sana.

kemarin baca Bali post, disana katanya tempat pertemuan Hyang Siwa sebagai Purusa di Gunung Agung dengan Hyang Durgha sebagai Pradana di Puncak Mundi
pertemuan ini nelahirkan sarana kehidupan yg tiada abis2 nya yang di kenal dengan "Rambut Sedana"

Kalo yg ini saya setuju, saya akan cerita sedikit:
Di tempat kami ngiring, Ida Sesuhunan pernah memberikan panugrahan kpd semeton2 kami yg berprofesi menjadi pedagang, karena saya bukan pedagang jadi saya tidak terlalu serius mengikuti filosofi panugrahan ini, panugrahan ini bertujuan agar dagangan mereka "mesari" mendatangkan kerahajengan..menurut penuturan Guru kami yg menganugrahkan penugrahan ini adl Sang Hyang Iswara,Bathara Sri Sedana,dan Bathara Melanting. Bagi mereka yg menjadi pedagang setelah selesai ngelungsur panugrahan ini wajib untuk "matur jauman" ke pura yg ada di gunung(Purusa) dan pura yg berkaitan dengan laut(Pradhana)..gunung dan laut harus dipertemukan "mangda jangkep" itu yg saya dengar dr Guru kami,prosesi ini diakhiri dengan tangkil ke Luhurin Dalem Ped dan ini sifatnya wajib,mereka(pedagang) yg telah ngelungsur panugrahan harus tangkil ke Pura Dalem Ped,dari sini kalo ditelusuri antara "panugrahan" dengan pertanyaan bli sakradeva maka ada kemungkinan bahwa Sesuhunan Dalem (Iswara dan Durga) serta Bathara Sri Sedana jg bersthana di Pura Dalem Ped

suksma
(btw di thread ini boleh request ga ya .... :D )

Kalo requestnya saya harus bertanya langsung ke Guru kami wah kesempatannya kecil, ada kesempatan utk bertanya bagi kami dimana semua jawaban akan dijawab langsung oleh Ida Sesuhunan melalui perantara Guru kami yaitu setiap tangkil pd hari Purnama dan pujawali di Pura maupun Parhyangan namun nyali saya menciut ketika ingin bertanya padahal saya punya banyak pertanyaan kpd Ida Sesuhunan :( . Saya akan menjawab pertanyaan yg sudah saya dapatkan wahyunya,suksma.
 
@sakradeva

ada pengalaman khusus ga/ pernah tangkil ke Penataran Dalem Peed
apa ada petunjuk dari Ida Sesuhunan sapa yg bersthana disana ?

Ada sebuah fakta menarik yg saya temukan, dlm "pengadegan",saat "ngadeg" Pelancah dan Rencangan ring Luhurin Dalem di sana disebutkan nama "Ratu Gede Sakti ring Dalem Nusa" bukankah yg dimaksud Dalem Nusa adl Dalem Ped?Ini membuktikan kalo Dalem(Kahyangan Tiga) terkait erat dengan Dalem Ped.
 
Gagak adalah Pembawa Pesan Kematian

Rupa-rupanya mitos bahwa burung gagak adalah pembawa pesan kematian bukanlah omong kosong belaka..bahkan ini jg diwahyukan oleh Ida Sesuhunan. Burung gagak yg membawa pesan kematian biasanya datang pada malam hari,dia akan membuat keributan sehingga orang2 di rumah akan menyadari kehadirannya,ia akan cukup lama berada d dalam pekarangan rumah kita,diusir pun ia akan tetap kembali,sampai tugasnya selesai membawa pesan kematian baru ia akan pergi. Tapi ini hanya berlaku bagi sebuah kawasan/daerah yg masyarakatnya masih "ke-hyangin" atau masih "pure" jiwanya, biasanya di desa2, klo di kota masy. ud terlalu keduniawian. Tidak semua burung gagak adl pembawa pesan kematian, klo burung gagak itu muncul di rumah anda tetapi gerak-geriknya tidak mencurigakan dan tdk membuat keributan,itu biasanya cuma burung gagak yg numpang lewat.

Hehe sedikit horor../gg
 
Beh.... koq sepi threadnya.... TS nya sibuk terus nih... Saya berhenti bertanya bukan berarti disetop dong ceritanya....
Cerita lagi dong TS..... MIsalnya waktu melukat pake hamer gituh..... Kalo ga salah sih... :D

/heh iya iya, melukat pake hammer itu emang ada, tapi itu dulu sekali mungkin saya masih balita ketika itu. Termasuk ibu dan ayah saya jg kena pukulan hammer untuk melukat, ibu saya bilang di kepalanya ditumpuk batu bata 3 batang kemudian batu bata tsb dihancurkan dengan memukulkan hammer dengan keras /e14 !!!Tapi ibu saya gak napa2, biasa2 aja katanya /no1 lha namanya jg perintah Ida Sesuhunan. Kalo orang yg gak beriman pasti udah kabur disuruh melukat dengan cara dijitak pake hammer =)) .
Kalo sekarang prosesi ini sudah tidak dilakukan lg,gak taw napa,saya pun pertama kali ngiring tidak ada melukat seperti ini..
 
UAAAAAHHHH berkata:
Ratu Pemayun Batu Pageh[/B], menurut penuturan Guru saya Ratu Pemayun Batu Pageh adalah "Pemimpin(Raja) dari para Dewa",jika disamakan dengan pemerintahan maka Beliau adl presiden (dari klu yg saya berikan anda pasti tahu siapa Beliau dlm agama Hindu India)!Saya akan ceritakan sedikit silsilah dari Sesuhunan kami(Sesuhunan anda juga hehehe):
Sebenarnya yg menurunkan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra adalah (sugra titiang)Ratu Ayu Dalem yaitu Dewi tertinggi yg berkuasa di Luhurin Dalem!Ratu Ayu Dalem tidak bersuami,karena itu Beliau mengangkat putra dari saudara Beliau yg bersthana di Pura Batu Pageh (Siwa Rudra) yaitu salah satunya ad Ratu Pemayun Batu Pageh dan didudukan di Luhurin Dalem serta menjadi Raja dari para Dewa!Jadi sesungguhnya yg menjadi Ista Dewata kami adl Ratu Ayu Dalem dan putra angkat Beliau yaitu Ratu Pemayun Batu Pageh,..menurut wahyu yg disampaikan oleh Ratu Ayu Dalem kepada Guru kami bahwa Ratu Pemayun Batu Pageh adl raja para Dewa,berbadan Siwa(meraga Siwa),pengambil keputusan akhir(decision maker),berbadan Guru(meraga Guru(pengejewantahan dari Siwa Guru (Bhatara Guru)))..apa yg kami sungsung(panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra) sebenarnya turun dari zaman ke zaman di berbagai tempat d dunia dan salah satunya adl di Bali medasar antuk agama Hindu Bali,semua agama "wahyu" di dunia berasal dari panugrahan ini hanya berbeda sebutan dan Prasanak yg menurunkan panugrahan ini juga berbeda-beda,namun tetap sumbernya satu yaitu dari Sang Hyang Pasupati(Tuhan)




Ampura Jro...mw nanya...sugra titiang Ida Sasuhunan yang tiang garis bawahi berstana di Pura Batu Pageh Bukit Ungasan ya????
 
Ampura Jro...mw nanya...sugra titiang Ida Sasuhunan yang tiang garis bawahi berstana di Pura Batu Pageh Bukit Ungasan ya????

Yup..betul banget, Pura Batu Pageh yg utama mandalanya berupa goa dan kita harus naik tangga untuk masuk ke dalam,..

kenapa bro??
 
Sebenarnya yg menurunkan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra adalah (sugra titiang)Ratu Ayu Dalem yaitu Dewi tertinggi yg berkuasa di Luhurin Dalem!Ratu Ayu Dalem tidak bersuami,karena itu Beliau mengangkat putra dari saudara Beliau yg bersthana di Pura Batu Pageh (Siwa Rudra) yaitu salah satunya ad Ratu Pemayun Batu Pageh idan ddudukan di Luhurin Dalem serta menjadi Raja dari para Dewa!

Berarti beliau ada di setiap pura dalem (kahyangan desa) seluruh desa di Bali y?
mhn maaf, maklum tiang sangat dangkal ttg ilmu agama n para Dewa :)
 
Berarti beliau ada di setiap pura dalem (kahyangan desa) seluruh desa di Bali y?
mhn maaf, maklum tiang sangat dangkal ttg ilmu agama n para Dewa :)

Tentu saja,..tapi mungkin nama Beliau di luar Bali Selatan berbeda tapi Dewanya tetap sama.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.