• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

Daksina yg sangat berat

Saya lanjutkan kembali pengalaman saya . . .
"Ketika itu (tanggalnya lupa), di Pura Silayukti ada kejadian yg sangat mengagumkan..
Guru Penuntun kami memerintahkan murid2nya utk membawa daksina, kemudian daksina tersebut diletakkan di bawah. Seperti biasa, tidak ada yg istimewa dengan daksina tsb,
ringan dan mudah dibawa. Tapi ketika Guru Penuntun mengatakan "Ida sampun ngadeg ring daksina, angkat daksina punika!!"..satu per satu damuh mencoba mengangkat daksina tsb!beratnya minta ampun, seperti melekat dgn tanah!kemudian Guru Penuntun memerintahkan kami agar mengangkat daksina tsb bersam-sama, ternyata tetap saja tidak terangkat dari tempatnya!Luar biasa!!..kemudian Guru kami berkata "Inggih, sekadi mangkin angkat daksina punika!", kemudian kami mencoba mengangkat ternyata enteng seperti biasa..wow wow wow.."

Apakah hikmah dari peristiwa ajaib tersebut??
begini artinya (menurut piteket Sesuhunan):
"Kehidupan ini sangat berat untuk dijalani, hidup ini adalah samsara(penderitaan),
saking beratnya ada yg mencoba bunuh diri, sudah menjadi misi kita para manusia untuk membebaskan roh dari belenggu duniawi dan mencapai Moksa!"
Sesuhunan jg mapica ketelan:
"Ngiring Panugrahan puniki berat pisan nyan cening, nanging yening cening madue manah taler tetuek ngamolihang kamanunggalan ring Titiang, Titiang pastika mapica pemargi!"
artinya seberat apapun, jika kita memilki niat dan usaha utk mencapai Moksa, Tuhan akan selalu memberikan jalan..
 
Joco loko
saya tanya ???? Apa anda di perbolehkan kepada guru penuntun anda mencritakan pengalaman ini di forum ini!! Klo bleh larisan ini modal bagi tiang agar lebih percaya kepada yang diatas
 
@gus_sangut

diperbolehkan oleh ortu saya tapi gak boleh promosi..hehehehe
yg jelas ini gak merugikan orang lain..kalo saya bohong mereka gak rugi khan?kalo saya jujur setidaknya Widhi Tatwa umat Hindu semakin meningkat!
yg jelas tempat dan waktunya dirahasiakan...
@gus_sangut kayak gak taw aj...
 
Saudara Joko Loco,

saya tertarik dg mirah kresna dana, klo dipakai cincin bagaimana?

Tolong berikan uraian lebih lengkap mengenai batu mirah kresna dana, bagaimana ciri2nya?? klo di pakai cincin akan memberi manfaat apa?? Konon, batu ini banyak di cari oleh pejabat dan harganya sangat mahal, apa bener begitu??

Masalahnya begini, aku punya bangsing hitam dg ster jaga satru, konon ini adalah bangsing kresna dana (kata orang) dg ster jagasatru. Bukan ak bermaksud pamer ya...tetapi semata2 ak tidak tahu apa manfaat yg sebenarnya dari batu ini dan apa bener ini mirah kresna dana. Jadi andaipun ini bener, utk apa sebenarnya benda ini?? Utk perhiasan semata? utk pengobatan??


Terima kasih atas penjelasannya
 
@wijaya

sorry baru nimbrung ke FR alna daku lagi sibuk...
ehm anda betul sekali. memang Mirah Kresna Dana ini diincar oleh banyak pejabat..
dari klan "Soekarno" hingga "Keluarga Cendana"..
Mirah ini ada 2 jenis >> "Panugrahan" dan "batu alam"...yg batu alam anda bisa cari tapi yg Panugrahan hanya Tuhan yg memberi...
Tapi Mirah yg kami lungsur adalah anugerah yg "diberikan" bukan "dicari", lagipula saya gak akan membeberkan terlalu jauh...
Mirah Kresna Dana fungsinya sebagai "Genah Linggih" bagi Panugrahan2 Sesuhunan yg kelak akan kami lungsur...bisa dikatakan Mirah ini merupakan pondasinya..
 
Batu Petir Ponari

Kalo batu Petir Ponari Gimana, apa anugrah itu?:D
 
Kalo batu Petir Ponari Gimana, apa anugrah itu?:D

Tuhan dalam manifestasinya sebagai Upati-Stithi-Pralina, merupakan pemurah terhadap terhadap semua ciptaanya karena itu selama ngayah di dunia ini sering kita mendengar seseorang mendapat pica (semacam anugrah) bisa berupa apa saja, salah satunya yang sering juga sangat dirahasiakan karena tidak berani diketahui oleh orang banyak.

Paica inilah yang sering dijadikan sarana dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan sudah pasti harus disertai doa-doa kepada tuhan sebagai pemilik kimampuan Upati-stithi-Pralina.

Jadi sebenarnya ngiring Ida Sesuhunan itu adalah ngirin manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai Upati, Stithi dan Pralina.
 
Saya akan menceritakan sedikit ttg kejadian diangkatnya(kapingit) Guru Penuntun saya sebagai Jan Banggul Sesuhunan.
Orang, tempat, dan waktunya saya rahasiakan agar tidak menimbulkan masalah dan perdebatan di kemudian hari..

Guru Penuntun saya adalah seorang figur yg sangat biasa2 aja, dan bahkan di usia remajanya beliau termasuk remaja
yg cukup usil di kampung. Guru Penuntun saya masih satu Merajan dgn saya dan keluarga saya dan bahkan sangat akrab dgn
ayah dan paman2 saya. Kami juga merupakan keturunan Mangku Dalem (Kahyangan Tiga) jadi secara otomatis kami pun adl Mangku Dalem.

Pada suatu hari tiba2 Guru Penuntun saya (belum diangkat sbg Jan Banggul) mengalami sakit keras dan didiagnosis oleh medis
mengalami sakit kejiwaan. Dari dokter hingga "orang pintar" pernah didatangi pihak keluarga utk mengobati beliau, bahkan hingga
ke Lombok. Tapi semua usaha hanya sia2 belaka. Semakin hari penyakit beliau semakin parah dan orang2 kampung mengecap beliau
sebagai "orang gila". Keluarga pun memutuskan agar beliau dibawa ke rumah sakit, dan beliau diopname hingga 7 bulan lamanya!
Tapi tidak juga ada perubahan hingga pihak keluarga pun memutuskan utk membawanya pulang. Ketika kejadian ini saya masih kecil.
Beliau mengalami "hilang ingatan" hingga 2 tahun lamanya!

Saat di rumah, beliau pingsan. Dalam keadaan tidak sadar ini beliau merasa seperti mimpi akan tetapi sangat nyata!Dalam mimpi itu
beliau berada di sebuah perempatan jalan di dekat sebuah Pura Desa(pura dan jalan ini memang ada di dunia nyata).
Beliau diseret oleh 3 orang laki2 besar dan menyeramkan dengan
cara diseret secara paksa!Beliau diseret hingga sampai di depan Pura Dalem. Di depan Pura Dalem muncul seorang lelaki mengenakan kain
loreng(hitam putih),tanpa baju,destar batik..lelaki ini adalah salah satu Prasanak(putra dari Dewa-Dewi tertinggi Luhurin Dalem)!(Ya Dewa maafkan
hamba karena menyebutkan wujudmu yg maha agung, semoga hamba tdk terkena raja pinulah)..kemudian Beliau(Prasanak tsb) mencegat 3 orang
besar tersebut dan kurang lebih berkata seperti ini : "Mau kalian bawa ke mana Jan Banggul-Ku??(dlm bahasa Bali halus)"..
3 orang tsb ketakutan dan melarikan diri. Kemudian Guru saya digendong oleh Beliau masuk ke dalam Pura Dalem. Di Pura Dalem
inilah kami menjadi Mangku dan tentunya Guru Penuntun saya tdk asing lagi dgn Pura Dalem ini..tetapi sungguh aneh, setibanya
di dalam Pura Dalem tidak seperti biasanya!Yg tampak adl telaga, di telaga tsb tumbuh sebuah bunga teratai putih yg sedang mekar (tunjung mekar)
dan hanya ada satu bangunan suci di tengah telaga tsb berupa Padmasana!Padahal Pura Dalem tidak seperti demikian!

Tiba2 Guru saya sadar dari mimpi tersebut, kemudian mengambil sepeda motor dan bersama ayah beliau (almarhum) pergi ke rumah seorang
yg terkenal sbg seorang dukun. Di rumah dukun tsb Guru saya mengamuk, kemungkinan besar dukun ini adl praktisi ilmu hitam yg
senang menyakiti masyarakat. Dari rumah dukun itu lalu Guru saya bersama ayahnya datang ke sebuah Pura yg memiliki telaga/kolam dan
beliau menceburkan dirinya ke dalam kolam tsb. Setelah itu beliau tangkil ke Pura Dalem dan disucikan dengan tirta oleh pemangku
Dalem ketika itu. Keajaiban pun terjadi, Guru saya seketika sadar akan dirinya dan bisa dikatakan beliau telah sembuh total.

5 hari kemudian Guru saya mendengar suara yg memerintahkannya utk tangkil ke Pura Dalem tsb utk menerima Panugrahan Sesuhunan. Akan tetapi
Guru saya tidak mempercayai suara tsb. Kira2 pukul 11-12 malam akhirnya Guru saya pun memutuskan tangkil ke Pura Dalem, lagipula tdk ada salahnya
tangkil utk berterima kasih karena telah sembuh dari sakit. Beliau ditemani oleh ayahnya(alm.),kakak beliau,dan seorang sahabat.
Di Pura Dalem, mereka menghaturkan canang sari dan duduk dgn khusuk. Seketika Guru saya sudah melihat hal2 yg tdk dilihat oleh mereka2
yg menemani beliau di Pura. Pemandangannya berubah, hanya ada telaga, tunjung putih, dan Padmasana yg besar.
Di hadapan beliau muncul 2 orang laki perempuan berpakaian pengantin ala Bali yg sangat mewah dan duduk berdampingan di singgasana
layaknya raja dan ratu, mereka sangat tampan dan cantik. Mereka berdua adl Dewa Siwa dan Dewi Uma (nunas sugra titiang ring Ratu Sesuhunan ring
Dalem dumogi titiang ten keni raja pinulah), di hadapan guru saya juga ada Prasanak yg tadinya menyelamatkan beliau dari 3 orang yg menyeret
beliau. Saya tdk berani menyebut nama Prasanak ini karena nama Beliau dlm bahasa Bali sangat pingit/keramat. Kemudian dari arah Timur Laut (Padmasana)
muncul secercah cahaya putih terang benderang, dari cahaya tsb muncul seorang Dewi berbusana serba putih
yg sangat cantik. Sekali lagi saya tidak berani menyebut nama Beliau dlm bahasa Bali karena sangat keramat!Mungkin anda yg ngiring di Dalem
tahu nama Beliau, tapi sebaiknya jgn disebutkan karena gak boleh sembarangan. Dewi inilah yg berkuasa dan memiliki
puri Dalem, Beliau bukanlah permaisuri dari Dewa Siwa tetapi Beliau adl saudari dari Dewa Siwa. Saya agak kebingungan jika mencocokan
Dewi tertinggi ini siapa dlm mitologi Dewa-Dewi dlm Hindu India. Beliau juga bukan permaisuri dari Dewa siapapun!Beliau meraga Susunan,
Dewi yg Maha Agung, Dewi tertinggi dari semua Dewi!Beliaulah yg kelak akan menganugerahkan hampir sebagian besar Panugrahan yg dilungsur
oleh para damuh. Kemudian Prasanak ini memberi sebuah bunga kpd Guru saya, tiba2 keadaannya kembali ke suasana Pura Dalem dlm dunia nyata.
Guru saya ternyata berada di depan Gedong dan membawa sebilah keris panugrahan, ternyata bunga yg tadi diberi Prasanak tsb telah
berubah menjadi keris dan harus disungsung oleh Guru saya. Orang2 yg menemani Guru saya pun sangat terkejut melihat kejadian ini, bagaimana mungkin
tiba2 ada sebilah keris di tangan Guru saya, mereka pun sadar bahwa Guru saya adl "Orang Terpilih", orang yg kapingit!Semua kejadian di atas
bertepatan dgn hari Kajeng Kliwon pd tahun 1987.

BERSAMBUNG..
 
Saya akan menceritakan sedikit ttg kejadian diangkatnya(kapingit) Guru Penuntun saya sebagai Jan Banggul Sesuhunan.
Orang, tempat, dan waktunya saya rahasiakan agar tidak menimbulkan masalah dan perdebatan di kemudian hari..

Guru Penuntun saya adalah seorang figur yg sangat biasa2 aja, dan bahkan di usia remajanya beliau termasuk remaja
yg cukup usil di kampung. Guru Penuntun saya masih satu Merajan dgn saya dan keluarga saya dan bahkan sangat akrab dgn
ayah dan paman2 saya. Kami juga merupakan keturunan Mangku Dalem (Kahyangan Tiga) jadi secara otomatis kami pun adl Mangku Dalem.

Pada suatu hari tiba2 Guru Penuntun saya (belum diangkat sbg Jan Banggul) mengalami sakit keras dan didiagnosis oleh medis
mengalami sakit kejiwaan. Dari dokter hingga "orang pintar" pernah didatangi pihak keluarga utk mengobati beliau, bahkan hingga
ke Lombok. Tapi semua usaha hanya sia2 belaka. Semakin hari penyakit beliau semakin parah dan orang2 kampung mengecap beliau
sebagai "orang gila". Keluarga pun memutuskan agar beliau dibawa ke rumah sakit, dan beliau diopname hingga 7 bulan lamanya!
Tapi tidak juga ada perubahan hingga pihak keluarga pun memutuskan utk membawanya pulang. Ketika kejadian ini saya masih kecil.
Beliau mengalami "hilang ingatan" hingga 2 tahun lamanya!

Saat di rumah, beliau pingsan. Dalam keadaan tidak sadar ini beliau merasa seperti mimpi akan tetapi sangat nyata!Dalam mimpi itu
beliau berada di sebuah perempatan jalan di dekat sebuah Pura Desa(pura dan jalan ini memang ada di dunia nyata).
Beliau diseret oleh 3 orang laki2 besar dan menyeramkan dengan
cara diseret secara paksa!Beliau diseret hingga sampai di depan Pura Dalem. Di depan Pura Dalem muncul seorang lelaki mengenakan kain
loreng(hitam putih),tanpa baju,destar batik..lelaki ini adalah salah satu Prasanak(putra dari Dewa-Dewi tertinggi Luhurin Dalem)!(Ya Dewa maafkan
hamba karena menyebutkan wujudmu yg maha agung, semoga hamba tdk terkena raja pinulah)..kemudian Beliau(Prasanak tsb) mencegat 3 orang
besar tersebut dan kurang lebih berkata seperti ini : "Mau kalian bawa ke mana Jan Banggul-Ku??(dlm bahasa Bali halus)"..
3 orang tsb ketakutan dan melarikan diri. Kemudian Guru saya digendong oleh Beliau masuk ke dalam Pura Dalem. Di Pura Dalem
inilah kami menjadi Mangku dan tentunya Guru Penuntun saya tdk asing lagi dgn Pura Dalem ini..tetapi sungguh aneh, setibanya
di dalam Pura Dalem tidak seperti biasanya!Yg tampak adl telaga, di telaga tsb tumbuh sebuah bunga teratai putih yg sedang mekar (tunjung mekar)
dan hanya ada satu bangunan suci di tengah telaga tsb berupa Padmasana!Padahal Pura Dalem tidak seperti demikian!

Tiba2 Guru saya sadar dari mimpi tersebut, kemudian mengambil sepeda motor dan bersama ayah beliau (almarhum) pergi ke rumah seorang
yg terkenal sbg seorang dukun. Di rumah dukun tsb Guru saya mengamuk, kemungkinan besar dukun ini adl praktisi ilmu hitam yg
senang menyakiti masyarakat. Dari rumah dukun itu lalu Guru saya bersama ayahnya datang ke sebuah Pura yg memiliki telaga/kolam dan
beliau menceburkan dirinya ke dalam kolam tsb. Setelah itu beliau tangkil ke Pura Dalem dan disucikan dengan tirta oleh pemangku
Dalem ketika itu. Keajaiban pun terjadi, Guru saya seketika sadar akan dirinya dan bisa dikatakan beliau telah sembuh total.

5 hari kemudian Guru saya mendengar suara yg memerintahkannya utk tangkil ke Pura Dalem tsb utk menerima Panugrahan Sesuhunan. Akan tetapi
Guru saya tidak mempercayai suara tsb. Kira2 pukul 11-12 malam akhirnya Guru saya pun memutuskan tangkil ke Pura Dalem, lagipula tdk ada salahnya
tangkil utk berterima kasih karena telah sembuh dari sakit. Beliau ditemani oleh ayahnya(alm.),kakak beliau,dan seorang sahabat.
Di Pura Dalem, mereka menghaturkan canang sari dan duduk dgn khusuk. Seketika Guru saya sudah melihat hal2 yg tdk dilihat oleh mereka2
yg menemani beliau di Pura. Pemandangannya berubah, hanya ada telaga, tunjung putih, dan Padmasana yg besar.
Di hadapan beliau muncul 2 orang laki perempuan berpakaian pengantin ala Bali yg sangat mewah dan duduk berdampingan di singgasana
layaknya raja dan ratu, mereka sangat tampan dan cantik. Mereka berdua adl Dewa Siwa dan Dewi Uma (nunas sugra titiang ring Ratu Sesuhunan ring
Dalem dumogi titiang ten keni raja pinulah), di hadapan guru saya juga ada Prasanak yg tadinya menyelamatkan beliau dari 3 orang yg menyeret
beliau. Saya tdk berani menyebut nama Prasanak ini karena nama Beliau dlm bahasa Bali sangat pingit/keramat. Kemudian dari arah Timur Laut (Padmasana)
muncul secercah cahaya putih terang benderang, dari cahaya tsb muncul seorang Dewi berbusana serba putih
yg sangat cantik. Sekali lagi saya tidak berani menyebut nama Beliau dlm bahasa Bali karena sangat keramat!Mungkin anda yg ngiring di Dalem
tahu nama Beliau, tapi sebaiknya jgn disebutkan karena gak boleh sembarangan. Dewi inilah yg berkuasa dan memiliki
puri Dalem, Beliau bukanlah permaisuri dari Dewa Siwa tetapi Beliau adl saudari dari Dewa Siwa. Saya agak kebingungan jika mencocokan
Dewi tertinggi ini siapa dlm mitologi Dewa-Dewi dlm Hindu India. Beliau juga bukan permaisuri dari Dewa siapapun!Beliau meraga Susunan,
Dewi yg Maha Agung, Dewi tertinggi dari semua Dewi!Beliaulah yg kelak akan menganugerahkan hampir sebagian besar Panugrahan yg dilungsur
oleh para damuh. Kemudian Prasanak ini memberi sebuah bunga kpd Guru saya, tiba2 keadaannya kembali ke suasana Pura Dalem dlm dunia nyata.
Guru saya ternyata berada di depan Gedong dan membawa sebilah keris panugrahan, ternyata bunga yg tadi diberi Prasanak tsb telah
berubah menjadi keris dan harus disungsung oleh Guru saya. Orang2 yg menemani Guru saya pun sangat terkejut melihat kejadian ini, bagaimana mungkin
tiba2 ada sebilah keris di tangan Guru saya, mereka pun sadar bahwa Guru saya adl "Orang Terpilih", orang yg kapingit!Semua kejadian di atas
bertepatan dgn hari Kajeng Kliwon pd tahun 1987.

BERSAMBUNG..

Jangan terlalu lama bro....
saya sabar menunggu.
suksma
 
Lanjutannya...

Keris panugrahan dari Dewa tsb disungsung dan kemudian disthanakan di sanggar tawang (semacam bangunan suci yg bersifat temporer) di rumah
Guru Penuntun saya karena saat itu beliau belum membangun Parhyangan. Selang beberapa hari, kembali ada suara2 gaib di telinga Guru saya
yg menanyakan kesanggupan beliau utk mengemban tugas suci ini. Guru saya menjawab bahwa beliau tidak siap utk menjalankan tugas suci ini.
Beberapa kali pertanyaan yg sama terus terdengar di telinga, namun Guru saya tetap pd pendiriannya bahwa beliau tidak sanggup utk mengemban
tugas ini. Suara gaib tersebut marah dan berkata akan membakar keris yg sudah dianugerahkan, dan tiba2 orang2 rumah berteriak-teriak
bahwa Sanggar Tawang berikut keris panugrahan tsb terbakar. Orang2 panik dan berlarian mencari air, ajaibnya disiram berapa kali pun
apinya tak kunjung padam. Di tengah suasana seperti itu kembali terdengar suara gaib di telinga Guru saya dengan pertanyaan yg sama.
Guru saya pasrah dan menyanggupi tugas suci tsb. Luar biasa setelah menyanggupi pertanyaan tsb, api yg membakar keris tsb perlahan-lahan
padam dan akhirnya padam total tapi kerisnya tidak apa2.

Pada tengah malam yg dingin dan sunyi, Guru saya bangun dari tidur beliau karena ada suatu kekuatan yg menggerakan beliau, beliau
berjalan dan terus berjalan tanpa bisa berkata sepatah kata pun dan hanya mengenakan kain sarung menuju Pura Dalem. Sesampainya di Pura Dalem
muncul lagi suara2 gaib yg mengatakan akan membunuh Guru saya jika tidak menyanggupi tugas suci tsb. Karena merasa takut, Guru saya menyanggupi.
Kemudian muncul orang "aneh" lebih tepatnya bisa dikatakan menyeramkan, karena terkejut Guru saya sampai terjatuh namun masih sadar. Orang aneh
itu seketika berubah menjadi orang yg sangat cantik. Oleh wanita tersebut Guru saya diberikan panugrahan berupa mirah putih menyala,
mirah berupa api, dan air liur. Semua panugrahan tsb harus ditelan. Setelah menelan panugrahan2 tsb tiba2 muncul keraguan dlm diri Guru saya,
beliau kembali merasa tdk sanggup utk menjalankan tugas suci ini. Lalu muncul orang2 berwajah sadis berjumlah 6 orang dan membopong Guru
saya ke kuburan(setra). Di kuburan, Guru saya ditanya oleh 6 orang tsb apakah sanggup utk mengemban tugas suci ini. Guru saya tidak menyanggupinya,
kemudian beliau dimasukkan ke "Sak Saji"(kebetulan waktu itu ada warga yg baru dikubur). Dalam situasi yg mengerikan tsb, Guru saya dengan pasrah
menyanggupi tugas suci ini, secepat kilat beliau telah berada di areal Pura Dalem (masih di luar Utama Mandala) dan dikelilingi oleh gadis2 cantik.
Kemudian beliau dilukat(panglukatan) dan dibawa masuk ke dalam Utama Mandala. Setelah sampai di Utama Mandala, selang beberapa waktu muncul
cahaya putih terang benderang dari arah Timur Laut. Dari cahaya tsb muncul Dewi Yang Maha Agung sang penguasa Luhurin Dalem (Dewi yg
sudah disebutkan di episode 1), Dewi tertinggi dan sejajar dgn Brahma, Wisnu, dan Iswara. Oleh Dewi Yang Maha Agung ini Guru saya dianugrahkan
panugrahan sebanyak 7 berupa mirah (berjumlah 5), sekar pucuk bang, dan sekar jepun.Semua panugrahan tsb harus ditelan.

Tugas suci yg dimaksud adl membawa umat menuju jalan kemanunggalan, menjadikan umat sebagai manusia yg berguna,beragama, saling asah asih asuh,
salunglung sabayantaka. Tentu saja umat yg dimaksud adl segelintir orang2 yg memang berjodoh dan memang karena karma baik akhirnya
mendapat panugrahan suci agar mendapat kemanunggalan kelak setelah mati dan tidak terlahir kembali. Menurut penuturan Guru saya pemargi suci
ini diturunkan Hyang Widhi di setiap zaman berdasarkan atas agama tertentu tergantung kehendak Hyang Widhi kepada umat yg mana Beliau akan
menganugerahkannya dan saat ini pemargi suci ini turun di Pulau Bali dan metata cara medasar antuk agama Hindu Bali. Sebelum di Bali, panugrahan
ini turun di Vatikan berdasar atas agama Katholik sekitar 3 abad yg lalu. Menurut penuturan Guru saya, agama Hindu itu tidak hanya turun
di India, tapi juga di Kutai(Kalimantan Timur), Jawa, dan Bali walaupun ada banyak agama Hindu tetapi tetap mereka meraga siki (berbadan satu)
yaitu Hindu.


Banyak sekali panugrahan2 yg kami terima dan kami lungsur dengan cara yg tidak biasa. Panugrahan2 tsb tidak bertujuan menjadikan kami sakti,
tidak akan mati, tidak akan pernah sakit..bukan itu semua sama sekali. Setiap panugrahan yg kami lungsur memiliki filosofi dan makna tersendiri
utk memaksa, mengajarkan, dan menjadikan kami sbg manusia yg berguna. Walaupun kami tidak sakti, orang sesakti apapun tidak akan bisa mengalahkan kami,
leak sehebat apapun tidak akan berkutik di hadapan kami, bukan karena kami sakti tetapi karena kami ngelungsur panugrahan2 Sesuhunan yg
dahat mautama tanpa tanding!Kami lebih takut kepada perampok dibandingkan leak hehehehe...

BERSAMBUNG LAGI DAH..
 
Tugas suci yg dimaksud adl membawa umat menuju jalan kemanunggalan, menjadikan umat sebagai manusia yg berguna,beragama, saling asah asih asuh,
salunglung sabayantaka. Tentu saja umat yg dimaksud adl segelintir orang2 yg memang berjodoh dan memang karena karma baik akhirnya
mendapat panugrahan suci agar mendapat kemanunggalan kelak setelah mati dan tidak terlahir kembali. Menurut penuturan Guru saya pemargi suci
ini diturunkan Hyang Widhi di setiap zaman berdasarkan atas agama tertentu tergantung kehendak Hyang Widhi kepada umat yg mana Beliau akan
menganugerahkannya dan saat ini pemargi suci ini turun di Pulau Bali dan metata cara medasar antuk agama Hindu Bali. Sebelum di Bali, panugrahan
ini turun di Vatikan berdasar atas agama Katholik sekitar 3 abad yg lalu
. Menurut penuturan Guru saya, agama Hindu itu tidak hanya turun
di India, tapi juga di Kutai(Kalimantan Timur), Jawa, dan Bali walaupun ada banyak agama Hindu tetapi tetap mereka meraga siki (berbadan satu)
yaitu Hindu.
ampura bli,.....:(
saya kok tidak mengerti dengan yang ini (yang saya cetak tebal),
apakah ini menunjukkan bahwa ajaran yang diteruskan oleh Paulus menurut bli benar,....?
padahal banyak studi kritis oleh para ahli Bible yang menyanggah hal tsb dan juga mempertanyakan akan hal itu dimana banyak 'hal' yang ditambahkan dalam ajaran Yesus sehingga menjadi Bible yang sekarang,....?
eh btw saya ikut di forum agama lain dan banyak belajar disana,...:D

Banyak sekali panugrahan2 yg kami terima dan kami lungsur dengan cara yg tidak biasa. Panugrahan2 tsb tidak bertujuan menjadikan kami sakti,
tidak akan mati, tidak akan pernah sakit..bukan itu semua sama sekali. Setiap panugrahan yg kami lungsur memiliki filosofi dan makna tersendiri
utk memaksa, mengajarkan, dan menjadikan kami sbg manusia yg berguna. Walaupun kami tidak sakti, orang sesakti apapun tidak akan bisa mengalahkan kami, leak sehebat apapun tidak akan berkutik di hadapan kami, bukan karena kami sakti tetapi karena kami ngelungsur panugrahan2 Sesuhunan yg dahat mautama tanpa tanding!
apakah ini tidak menunjukkan sebuah kesombongan ya bli,....?

Kami lebih takut kepada perampok dibandingkan leak hehehehe...

BERSAMBUNG LAGI DAH..
saya jadi heran lho bli,......:-/
kok bisa takut sama perampok, masak sesuhunan kalah lha wong katanya bli sudah dijaga,......?

tapi saya masih menunggu kelanjutan cerita ini,.....:)
 
ampura bli,.....
saya kok tidak mengerti dengan yang ini (yang saya cetak tebal),
apakah ini menunjukkan bahwa ajaran yang diteruskan oleh Paulus menurut bli benar,....?
padahal banyak studi kritis oleh para ahli Bible yang menyanggah hal tsb dan juga mempertanyakan akan hal itu dimana banyak 'hal' yang ditambahkan dalam ajaran Yesus sehingga menjadi Bible yang sekarang,....?
eh btw saya ikut di forum agama lain dan banyak belajar disana,...

Pertanyaan anda sangat kritis,..Panugerahan yg kami iring disebut "Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra" perhatikan yg saya cetak tebal,..kitab suci apapun bentuk dan namanya tidak menjamin kepastian(kejanten)..dan sudah diwanti-wanti oleh Sesuhunan bahwa banyak manusia tersesat dlm mempelajari sastra agama. Menurut piteket Sesuhunan semua agama berasal dari Panugerahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra yg berdasarkan atas wahyu termasuk agama Katholik,dari yg Tanpa Sastra kemudian dirumuskan ke dlm kitab suci, Sesuhunan tdk pernah menurunkan kitab suci,yg diturunkan oleh Sesuhunan adl Wahyu sedangkan kitab adl buatan manusia yg tentu saja tdk luput dari kesalahan dan bisa direvisi. Saya lebih percaya kepada Paus daripada sai baba kribo..Sesuhunan akan selalu di setiap masa akan menurunkan panugerahan ini apalagi di zaman Kali Yuga karena tanpa Panugerahan ini sangat sulit utk mencapai Kamunanggalan(Moksa)..

apakah ini tidak menunjukkan sebuah kesombongan ya bli,....?
Dari sudut pandang anda mungkin ini sebuah kesombongan tapi dari sudut pandang saya ini adl sebuah "Kebanggaan" karena terlahir sbg orang Bali yg teguh memeluk agama Hindu Bali dan diberi kesempatan oleh Sesuhunan utk ngiring Panugerahan..perlu anda ketahui barangsiapa mempelajari ilmu leak/dharma weci sebenarnya saat itu jg ia sudah dicap binatang oleh Sesuhunan..

aya jadi heran lho bli,......
kok bisa takut sama perampok, masak sesuhunan kalah lha wong katanya bli sudah dijaga,......?

tapi saya masih menunggu kelanjutan cerita ini,.....

Hehehe dulu ketika pertama kali ngiring saya juga merasa kalo tidak akan pernah terjadi musibah apapun setelah ngelungsur panugerahan Sesuhunan, tapi kami sering diwanti-wanti oleh Guru Penuntun kami bahwa dengan ngelungsur Panugerahan bukan berarti kami luput dari hukum karma,sakit,musibah,dll..melalui panugerahan tsb Sesuhunan memaksa kami utk bisa nginutin sesana siku sepat uger-uger sbg manusia yg benar2 "Manusa" bukan manusia yg "Jlema"..Leak itu badan gaib dan murni Buta Kala karena itu mereka tidak bisa mengutak-atik kami,tapi kalo perampok mereka berjazad manusia dimana manusia itu Dewa ya Kala ya karena ada unsur Dewa maka kami pun mesti waspada..
Sesuhunan saya adalah Sesuhunan anda juga itu kalo anda beragama Hindu,..
 
Pertanyaan anda sangat kritis,..Panugerahan yg kami iring disebut "Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra" perhatikan yg saya cetak tebal,..kitab suci apapun bentuk dan namanya tidak menjamin kepastian(kejanten)..dan sudah diwanti-wanti oleh Sesuhunan bahwa banyak manusia tersesat dlm mempelajari sastra agama. Menurut piteket Sesuhunan semua agama berasal dari Panugerahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra yg berdasarkan atas wahyu termasuk agama Katholik,dari yg Tanpa Sastra kemudian dirumuskan ke dlm kitab suci, Sesuhunan tdk pernah menurunkan kitab suci, yg diturunkan oleh Sesuhunan adl Wahyu sedangkan kitab adl buatan manusia yg tentu saja tdk luput dari kesalahan dan bisa direvisi.
ampura bli,......:)
saya baru belajar akan arti sebenarnya menjadi Hindu yang baik dan sesuai dengan sastra yaitu Weda,......;)
dari komentar bli yang saya garis bawahi apakah menurut bli Weda itu juga memiliki kesalahan,.....?
juga mungkin bisa dijelaskan dengan apa yang saya cetak tebal,.....
saya kok menjadi bingung karena saya yakin dan percaya dengan 'kebenaran' dalam Weda,........:-/
Saya lebih percaya kepada Paus daripada sai baba kribo. Sesuhunan akan selalu di setiap masa akan menurunkan panugerahan ini apalagi di zaman Kali Yuga karena tanpa Panugerahan ini sangat sulit utk mencapai Kamunanggalan(Moksa)..
apakah ini sebuah tendensius pribadi,......?
bagaimana klo kita uji 4 kitab Injil (Lukas, Markus, dll) dengan kitab Paulus seperti Galatia, dll,....?
ok bli,.......?
sebetulnya dalam Hindu diajarkan untuk menghormati dan tidak mengenal saling menyalahkan,.....
Dari sudut pandang anda mungkin ini sebuah kesombongan tapi dari sudut pandang saya ini adl sebuah "Kebanggaan" karena terlahir sbg orang Bali yg teguh memeluk agama Hindu Bali dan diberi kesempatan oleh Sesuhunan utk ngiring Panugerahan..perlu anda ketahui barangsiapa mempelajari ilmu leak/dharma weci sebenarnya saat itu jg ia sudah dicap binatang oleh Sesuhunan..
hehehehehehehhhh,.....:D
lagi-lagi (menurut saya) ini sebuah tendensius pribadi,......:(
karena bagaimana bisa Tuhan (menurut pemahaman saya) sangat sayang pada ciptaanNya bisa men'judge' seperti itu, apakah menurut bli segala ilmu pengetahuan ini bukan dari Hyang Widhi datangnya,.....?
menurut saya yang sekarang apakah ilmu pengetahuan itu digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan mahluk lainnya jadi itu tergantung pada si oknum pemakainya dan yang pasti segala ilmu pengetahuan itu lahir dari Hyang Widhi dan ada untuk tujuan yang baik, padahal berisi kata-kata dharma lho,....:(
ada baiknya jika bli juga memberikan komentar dari link ini,
http://swaramuslim.net/more.php?id=5537_0_1_0_m
saya ingin tau pendapat bli dengan hal itu, tapi itu merupakan bahan diskusi di forum tetangga (agama lain) yang melihat ada 'bibit-bibit' perpecahan dalam tubuh Hindu.
Tapi saya harap sih tidak ada hal yang demikian,.....:)
Hehehe dulu ketika pertama kali ngiring saya juga merasa kalo tidak akan pernah terjadi musibah apapun setelah ngelungsur panugerahan Sesuhunan, tapi kami sering diwanti-wanti oleh Guru Penuntun kami bahwa dengan ngelungsur Panugerahan bukan berarti kami luput dari hukum karma,sakit,musibah,dll..melalui panugerahan tsb Sesuhunan memaksa kami utk bisa nginutin sesana siku sepat uger-uger sbg manusia yg benar2 "Manusa" bukan manusia yg "Jlema"..Leak itu badan gaib dan murni Buta Kala karena itu mereka tidak bisa mengutak-atik kami,tapi kalo perampok mereka berjazad manusia dimana manusia itu Dewa ya Kala ya karena ada unsur Dewa maka kami pun mesti waspada..
Sesuhunan saya adalah Sesuhunan anda juga itu kalo anda beragama Hindu,..
bagaimana maksud dari komentar bli ini (yang saya garis bawahi),.......?
mungkin bisa bli memberikan penjelasan lebih lanjut,......:)

Nb; Tiang anak Bali bli, lekad di Bali, cuma sekolah di luar dan banyak mengalami gempuran pemahaman dari agama lain, nanging tiang tetep manutin agama Hindu sane janten ring sastra (Veda) nenten sane sekedar,.....:(
 
@bcak

ampura bli,......
saya baru belajar akan arti sebenarnya menjadi Hindu yang baik dan sesuai dengan sastra yaitu Weda,......
dari komentar bli yang saya garis bawahi apakah menurut bli Weda itu juga memiliki kesalahan,.....?
juga mungkin bisa dijelaskan dengan apa yang saya cetak tebal,.....
saya kok menjadi bingung karena saya yakin dan percaya dengan 'kebenaran' dalam Weda,........

Bukan begitu mas,..sangat dianjurkan belajar Weda tapi HATI-HATI DAN WASPADA itulah yg seharusnya dilakukan. Sebuah ayat jika ditafsirkan oleh satu orang belum tentu akan memiliki tafsir yg sama jika dibaca oleh orang lain, perbedaan2 itu muncul karena setiap orang mempunyai pengalaman,lingkungan,intelektualitas yg berbeda-beda pula..
sekali lagi "BUKAN DILARANG TAPI HARUS BERHATI-HATI"..
Saya tidak tahu apakah Weda berisi kesalahan ato tidak karena memang tidak ada studi ttg hal itu, tapi satu orang yg belajar Weda dengan orang lain belum tentu memiliki "TAFSIR" yg sama..menurut piteket Sesuhunan, Beliau tdk pernah menurunkan kitab suci tapi Beliau menurunkan wahyu, kemudian oleh sang penerima wahyu disusun dlm kitab2 agar bisa diwariskan kpd generasi berikutnya. Jika Injil direvisi itu hal yg sangat wajar, yg tdk wajar adl kepercayaan bahwa kitab suci jatuh dari langit!
Sastra punika durung kejanten,..jika anda mempelajari Weda satu arah(tanpa guru) jika anda salah mempelajari tidak ada yg memperingatkan,jika anda belajar dari guru yg tidak kalah sesatnya dari anda malahan ketersesatan anda semakin menjadi-jadi. Dlm kasus anda yg belum menerima Panugrahan maka mempelajari Weda adl hal yg wajib,tapi anda tetap harus dibimbing oleh seorang Sulinggih yg kompeten di sastra agama!Bagi saya, buat apa sastra lagi kalo saya sudah menerima Panugrahan Rwa Bhinneda Sastra, Panugrahan puniki ngesorin sastra,walaupun demikian saya tetap membaca kitab seperti Bhagavad Gita, dll..

apakah ini sebuah tendensius pribadi,......?
bagaimana klo kita uji 4 kitab Injil (Lukas, Markus, dll) dengan kitab Paulus seperti Galatia, dll,....?
ok bli,.......?
sebetulnya dalam Hindu diajarkan untuk menghormati dan tidak mengenal saling menyalahkan,.....

Bukan..seandainya Sesuhunan tidak bersabda bahwa sai baba kribo itu "manusa pejah" saya tdk akan sebenci ini kpd sai baba,..sangat berat hukuman yg harus diemban bagi mereka yg ngaku dirinya Tuhan padahal bukan, yg paling parah pengikut2nya gak luput dari dosa besar karena menyembah yg tdk pantas disembah,..Sesuhunan tdk pernah mengajarkan kami utk menyerang pengikut2 sai baba karena Sesuhunan tdk mengajarkan tindakan anarkis seperti itu, yg penting skrg kami tahu yg mana sesat dan yg mana tidak sesat, selanjutnya terserah anda....

hehehehehehehhhh,.....
lagi-lagi (menurut saya) ini sebuah tendensius pribadi,......
karena bagaimana bisa Tuhan (menurut pemahaman saya) sangat sayang pada ciptaanNya bisa men'judge' seperti itu, apakah menurut bli segala ilmu pengetahuan ini bukan dari Hyang Widhi datangnya,.....?
menurut saya yang sekarang apakah ilmu pengetahuan itu digunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan mahluk lainnya jadi itu tergantung pada si oknum pemakainya dan yang pasti segala ilmu pengetahuan itu lahir dari Hyang Widhi dan ada untuk tujuan yang baik, padahal berisi kata-kata dharma lho,....
ada baiknya jika bli juga memberikan komentar dari link ini,
http://swaramuslim.net/more.php?id=5537_0_1_0_m
saya ingin tau pendapat bli dengan hal itu, tapi itu merupakan bahan diskusi di forum tetangga (agama lain) yang melihat ada 'bibit-bibit' perpecahan dalam tubuh Hindu.
Tapi saya harap sih tidak ada hal yang demikian,.....

Ilmu pengetahuan itu suci dan putih, yg menghitamkan adl manusia,..dan leak adl orang2 yg menghitamkan ilmu yg putih itu,..Tuhan mungkin tdk marah tapi para Dewa sangat tidak menyukai orang yg belajar ilmu yg dihitamkan!
Utk link yg anda berikan nanti akan saya ikuti lebih lanjut..terima kasih..

bagaimana maksud dari komentar bli ini (yang saya garis bawahi),.......?
mungkin bisa bli memberikan penjelasan lebih lanjut,......

Nb; Tiang anak Bali bli, lekad di Bali, cuma sekolah di luar dan banyak mengalami gempuran pemahaman dari agama lain, nanging tiang tetep manutin agama Hindu sane janten ring sastra (Veda) nenten sane sekedar,.....

kalo anda Hindu Bali tetaplah menggunakan sarana banten, sungsung tapakan Sesuhunan di desa adat anda, dan yg paling penting "JANGAN MENYEMBAH MANUSIA"..jika sampai anda menyembah manusia Sesuhunan saya tidak lagi adl Sesuhunan anda!
 
@bcak
Bukan begitu mas,..sangat dianjurkan belajar Weda tapi HATI-HATI DAN WASPADA itulah yg seharusnya dilakukan. Sebuah ayat jika ditafsirkan oleh satu orang belum tentu akan memiliki tafsir yg sama jika dibaca oleh orang lain, perbedaan2 itu muncul karena setiap orang mempunyai pengalaman,lingkungan,intelektualitas yg berbeda-beda pula..
sekali lagi "BUKAN DILARANG TAPI HARUS BERHATI-HATI"..
Saya tidak tahu apakah Weda berisi kesalahan ato tidak karena memang tidak ada studi ttg hal itu, tapi satu orang yg belajar Weda dengan orang lain belum tentu memiliki "TAFSIR" yg sama..menurut piteket Sesuhunan, Beliau tdk pernah menurunkan kitab suci tapi Beliau menurunkan wahyu, kemudian oleh sang penerima wahyu disusun dlm kitab2 agar bisa diwariskan kpd generasi berikutnya. Jika Injil direvisi itu hal yg sangat wajar, yg tdk wajar adl kepercayaan bahwa kitab suci jatuh dari langit!
Sastra punika durung kejanten,..jika anda mempelajari Weda satu arah(tanpa guru) jika anda salah mempelajari tidak ada yg memperingatkan,jika anda belajar dari guru yg tidak kalah sesatnya dari anda malahan ketersesatan anda semakin menjadi-jadi. Dlm kasus anda yg belum menerima Panugrahan maka mempelajari Weda adl hal yg wajib,tapi anda tetap harus dibimbing oleh seorang Sulinggih yg kompeten di sastra agama!Bagi saya, buat apa sastra lagi kalo saya sudah menerima Panugrahan Rwa Bhinneda Sastra, Panugrahan puniki ngesorin sastra, walaupun demikian saya tetap membaca kitab seperti Bhagavad Gita, dll..
dari apa yang saya garis bawahi, saya jadi tertarik untuk bertanya lagi karena menurut pengalaman,.........:)
apakah ketika bli mulai menerima Panugrahan ini, bli pada awalnya belajar sesuatu,.....?
maksud saya ketika akan menerima ini apakah bli sekolah dahulu "di alam sana" dengan banyak orang (kurang lebih sekitar 15 orang dalam satu kelas seperti belajar disekolah gitchu) seperti diajarkan mengenali huruf-huruf kuno, membaca lontar, trus diajak jalan-jalan (traveling) ke lama bawah ataupun ditunjukkan alam atas, dll walaupun dalam mimpi,......?
Tapi dalam memahami sastra Veda, saya juga tidak belajar secara sendiri tapi dengan pemahaman dari seseorang guru yang memang mumpuni dan memahami Veda dengan baik, seseorang dari kaum Brahmana.

Bukan..seandainya Sesuhunan tidak bersabda bahwa sai baba kribo itu "manusa pejah" saya tdk akan sebenci ini kpd sai baba,..sangat berat hukuman yg harus diemban bagi mereka yg ngaku dirinya Tuhan padahal bukan, yg paling parah pengikut2nya gak luput dari dosa besar karena menyembah yg tdk pantas disembah,..Sesuhunan tdk pernah mengajarkan kami utk menyerang pengikut2 sai baba karena Sesuhunan tdk mengajarkan tindakan anarkis seperti itu, yg penting skrg kami tahu yg mana sesat dan yg mana tidak sesat, selanjutnya terserah anda....
Hem,.....
saya tidak akan mengomentari hal ini karena saya juga bukan penganut/pemuja seseorang (tak jelas?),.....:)

kalo anda Hindu Bali tetaplah menggunakan sarana banten, sungsung tapakan Sesuhunan di desa adat anda, dan yg paling penting "JANGAN MENYEMBAH MANUSIA"..jika sampai anda menyembah manusia Sesuhunan saya tidak lagi adl Sesuhunan anda!
Dari yang saya garis-bawahi apakah beda jika Hindu dengan Hindu Bali,....?,
dari yang saya cetak tebal, apakah Sri Krishna itu bukan manusia ya bli,.....?
jadi salah donk saya jika memuja Sri Krishna,....?

Saya lebih sreg jika banten itu sesuai dengan sastra karena pemahaman saya adalah jika Tuhan atau para Dewa dengan 'keadaanNya' yang Maha Segalanya, trus kenapa sampai meminta 'sesuatu',.....?
karena pada proses pelaksanaannya adalah kadangkala seseorang dalam melakukan yadnya akan juga ingin menunjukkan gengsinya dimana jika tetangga sebelah me'yadnya' dengan satu ayam (sesuai sastra) tapi kemudian berkembang karena ingin menunjukkan lebih maka ditambahkan menjadi 2 ekor dan itu kemudian berkembang atau diteruskan kepada keturunan,.....:(
Jika begini trus bagaimana dengan seseorang yang kurang mampu dan itu sudah menjadi awig-awig adat,.....?
Sebetulnya menurut saya inilah tantangan umat Hindu yang di Bali padahal agama itu khan untuk memudahkan umat untuk menuju kepadaNya dan bukannya 'memberatkan' umat,.....?

NB: saya sangat tertarik berdiskusi dengan anda Bli JakaLoco, agar pemahaman saya tentang Hindu menjadi lebih baik,.....:)
 
@bcak

dari apa yang saya garis bawahi, saya jadi tertarik untuk bertanya lagi karena menurut pengalaman,.........
apakah ketika bli mulai menerima Panugrahan ini, bli pada awalnya belajar sesuatu,.....?
maksud saya ketika akan menerima ini apakah bli sekolah dahulu "di alam sana" dengan banyak orang (kurang lebih sekitar 15 orang dalam satu kelas seperti belajar disekolah gitchu) seperti diajarkan mengenali huruf-huruf kuno, membaca lontar, trus diajak jalan-jalan (traveling) ke lama bawah ataupun ditunjukkan alam atas, dll walaupun dalam mimpi,......?
Tapi dalam memahami sastra Veda, saya juga tidak belajar secara sendiri tapi dengan pemahaman dari seseorang guru yang memang mumpuni dan memahami Veda dengan baik, seseorang dari kaum Brahmana.

Apa yg diterima oleh manusia adl berdasarkan apa yg ia perbuat dan katakan..saya menerima "Panugrahan" ini tentu karena karma saya..Hyang Widhi menjatuhkan pilihanNya kpd manusia tertentu tentu saja atas satu landasan bukan bersifat acak/random!Manusia tdk akan tahu huruf,tidak akan menemukan ilmu pengetahuan yg berguna dlm kehidupan jika bukan atas kehendak Hyang Widhi..
Kami belajar kpd Sesuhunan melalui wahyu2 yg diterima dan belajar melalui "Panugrahan2" yg dianugerahkan karena di setiap panugerahan tsb ada ajaran/makna yg tersimpan..

Dari yang saya garis-bawahi apakah beda jika Hindu dengan Hindu Bali,....?,
dari yang saya cetak tebal, apakah Sri Krishna itu bukan manusia ya bli,.....?
jadi salah donk saya jika memuja Sri Krishna,....?

Saya lebih sreg jika banten itu sesuai dengan sastra karena pemahaman saya adalah jika Tuhan atau para Dewa dengan 'keadaanNya' yang Maha Segalanya, trus kenapa sampai meminta 'sesuatu',.....?
karena pada proses pelaksanaannya adalah kadangkala seseorang dalam melakukan yadnya akan juga ingin menunjukkan gengsinya dimana jika tetangga sebelah me'yadnya' dengan satu ayam (sesuai sastra) tapi kemudian berkembang karena ingin menunjukkan lebih maka ditambahkan menjadi 2 ekor dan itu kemudian berkembang atau diteruskan kepada keturunan,.....
Jika begini trus bagaimana dengan seseorang yang kurang mampu dan itu sudah menjadi awig-awig adat,.....?
Sebetulnya menurut saya inilah tantangan umat Hindu yang di Bali padahal agama itu khan untuk memudahkan umat untuk menuju kepadaNya dan bukannya 'memberatkan' umat,.....?

NB: saya sangat tertarik berdiskusi dengan anda Bli JakaLoco, agar pemahaman saya tentang Hindu menjadi lebih baik,.....

agama Hindu Bali dng agama Hindu lainnya itu berbeda tetapi "MERAGA SIKI/ BERBADAN SATU" soal topik ini bisa anda ikuti di postingan saya yg sebelumnya..
Bathara Khrisna itu Awatara, badanNya manusia tapi jiwaNya Hyang Wisnu yg penuh kesadaran akan diriNya sendiri dan punya misi utk menyelamatkan manusia, sedangkan misi manusia biasa adl menyelamatkan dirinya sendiri dari belenggu Punarbhawa..

Masalahnya bukan "Dewa meminta sesuatu" tetapi "BERSEDIAKAH MANUSIA MENGURBANKAN SESUATU DEMI MENUNJUKAN CINTA BAKTINYA KPD SESUHUNAN??"
Soal me-yadnya dengan unsur "GENGSI" itu mah urusan orang bersangkutan,..yg jelas sastra agama sudah mengajarkan kpd kita,..bukankah Shri Khrisna bersabda :
"Apapun yg kalian persembahkan, seteguk air, atau sepucuk bunga, Aku terima persembahah itu sebagai tanda bakti.." CMIIW JIka kemampuan kita beryadnya adl 'semangkok buah" maka persembahkanlah semangkok buah itu dgn TULUS IKHLAS tapi jika kemampuan kita "SATU KONTAINER BUAH" pantaskah kita hanya mempersembahkan "SEMANGKOK BUAH"..intinya dlm beryadnya adalah :MENGETAHUI KEMAMPUAN KITA DAN DIDASARI DGN RASA TULUS IKHLAS"..apapun yg kita persembahkan kpd Hyang Widhi dgn tulus ikhlas akan dikembalikan oleh Hyang Widhi berkali-kali lipat!
Mengapa kita beryadnya?Yadnya adl bentuk sopan santun /etika umat Hindu..umat Hindu percaya bahwa segala makhluk yg ada di dunia adl milik Hyang Widhi, bisa diibaratkan kita ini hanya penggarap/buruh sedangkan yg punya lahan adl Hyang Widhi, jika kita seorang yg punya etika apakah sopan setelah panen kita tdk memberi laporan ttg panen kita kpd "Yg Punya" lahan?Lalu ada orang yg nyeleneh "Doa saja cukup koq" ..kampret!Perbuatan itu jauh lebih berarti dibandingkan doa/omongan,..lihat baik2 bagaimana umat Hindu setelah memasak selalu menghaturkan banten saiban!luar biasa sopan santunnya orang Bali!!!Jika kita bisa mempersembahkan yg terbaik mengapa kita mempersembahkan yg tidak lebih baik???
Saya sangat setuju jika umat Hindu mesti disadarkan kepada "Yadnya sesuai kemampuan finansial" hanya kurang dipublikasikan aja..saya rasa sekarang yadnya sesuai kemampuan ini sudah digalakan dan jika itu bertentangan dgn awig2 adat tentu saja awig2 itu harus diubah dan tentu saja yg bisa menjembatani perubahan ini adl para Sulinggih..

Saya jg tertarik berdiskusi ataupun berdebat dgn anda..Hindu membutuhkan intelektual2 muda..
 
@bcak
agama Hindu Bali dng agama Hindu lainnya itu berbeda tetapi "MERAGA SIKI/ BERBADAN SATU" soal topik ini bisa anda ikuti di postingan saya yg sebelumnya..
Bathara Khrisna itu Awatara, badanNya manusia tapi jiwaNya Hyang Wisnu yg penuh kesadaran akan diriNya sendiri dan punya misi utk menyelamatkan manusia, sedangkan misi manusia biasa adl menyelamatkan dirinya sendiri dari belenggu Punarbhawa..
Trims bli saya akan membacanya, dan jika ada yang kurang saya pahami maka saya akan bertanya lagi, tolong bli jangan bosan memberikan saya jawaban,......:)
Masalahnya bukan "Dewa meminta sesuatu" tetapi "BERSEDIAKAH MANUSIA MENGURBANKAN SESUATU DEMI MENUNJUKAN CINTA BAKTINYA KPD SESUHUNAN??"
Soal me-yadnya dengan unsur "GENGSI" itu mah urusan orang bersangkutan,..yg jelas sastra agama sudah mengajarkan kpd kita,..bukankah Shri Khrisna bersabda :
"Apapun yg kalian persembahkan, seteguk air, atau sepucuk bunga, Aku terima persembahah itu sebagai tanda bakti.." CMIIW JIka kemampuan kita beryadnya adl 'semangkok buah" maka persembahkanlah semangkok buah itu dgn TULUS IKHLAS tapi jika kemampuan kita "SATU KONTAINER BUAH" pantaskah kita hanya mempersembahkan "SEMANGKOK BUAH"..intinya dlm beryadnya adalah :MENGETAHUI KEMAMPUAN KITA DAN DIDASARI DGN RASA TULUS IKHLAS"..apapun yg kita persembahkan kpd Hyang Widhi dgn tulus ikhlas akan dikembalikan oleh Hyang Widhi berkali-kali lipat!
Mengapa kita beryadnya?Yadnya adl bentuk sopan santun /etika umat Hindu..umat Hindu percaya bahwa segala makhluk yg ada di dunia adl milik Hyang Widhi, bisa diibaratkan kita ini hanya penggarap/buruh sedangkan yg punya lahan adl Hyang Widhi, jika kita seorang yg punya etika apakah sopan setelah panen kita tdk memberi laporan ttg panen kita kpd "Yg Punya" lahan?Lalu ada orang yg nyeleneh "Doa saja cukup koq" ..kampret!Perbuatan itu jauh lebih berarti dibandingkan doa/omongan,..lihat baik2 bagaimana umat Hindu setelah memasak selalu menghaturkan banten saiban!luar biasa sopan santunnya orang Bali!!!Jika kita bisa mempersembahkan yg terbaik mengapa kita mempersembahkan yg tidak lebih baik???
Saya sangat setuju jika umat Hindu mesti disadarkan kepada "Yadnya sesuai kemampuan finansial" hanya kurang dipublikasikan aja..saya rasa sekarang yadnya sesuai kemampuan ini sudah digalakan dan jika itu bertentangan dgn awig2 adat tentu saja awig2 itu harus diubah dan tentu saja yg bisa menjembatani perubahan ini adl para Sulinggih..

Saya jg tertarik berdiskusi ataupun berdebat dgn anda..Hindu membutuhkan intelektual2 muda..
Nah pemahaman yang ini sangat menarik karena seperti dikampung saya dimana jika tidak sesuai dengan awig-awig akan dikenakan sangsi padahal dalam sastra manapun tidak terdapat akan tetapi itu adalah sebuah tradisi, trus bagaimana dengan seseorang yang kurang mampu dan kemudian diharuskan untuk ikut mempersembahkan yang tidak sesuai dengan kemampuannya,....?
Itulah sebabnya banyak umat Hindu yang sangat mudah dikonversi ke dalam agama lain karena pemahaman yang dijadikan alasan adalah kenapa agama yang merupakan sarana yang untuk mempermudah tapi kok lebih tepat mempersulit,....?

Nah pemahaman ini yang perlu dikembangkan untuk menahan gempuran uamt lain khususnya di Bali,....:)
 
Quote:
Originally Posted by JakaLoco View Post
Masalahnya bukan "Dewa meminta sesuatu" tetapi "BERSEDIAKAH MANUSIA MENGURBANKAN SESUATU DEMI MENUNJUKAN CINTA BAKTINYA KPD SESUHUNAN??"
Soal me-yadnya dengan unsur "GENGSI" itu mah urusan orang bersangkutan,..yg jelas sastra agama sudah mengajarkan kpd kita,..bukankah Shri Khrisna bersabda :
"Apapun yg kalian persembahkan, seteguk air, atau sepucuk bunga, Aku terima persembahah itu sebagai tanda bakti.." CMIIW JIka kemampuan kita beryadnya adl 'semangkok buah" maka persembahkanlah semangkok buah itu dgn TULUS IKHLAS tapi jika kemampuan kita "SATU KONTAINER BUAH" pantaskah kita hanya mempersembahkan "SEMANGKOK BUAH"..intinya dlm beryadnya adalah :MENGETAHUI KEMAMPUAN KITA DAN DIDASARI DGN RASA TULUS IKHLAS"..apapun yg kita persembahkan kpd Hyang Widhi dgn tulus ikhlas akan dikembalikan oleh Hyang Widhi berkali-kali lipat!
Mengapa kita beryadnya?Yadnya adl bentuk sopan santun /etika umat Hindu..umat Hindu percaya bahwa segala makhluk yg ada di dunia adl milik Hyang Widhi, bisa diibaratkan kita ini hanya penggarap/buruh sedangkan yg punya lahan adl Hyang Widhi, jika kita seorang yg punya etika apakah sopan setelah panen kita tdk memberi laporan ttg panen kita kpd "Yg Punya" lahan?Lalu ada orang yg nyeleneh "Doa saja cukup koq" ..kampret!Perbuatan itu jauh lebih berarti dibandingkan doa/omongan,..lihat baik2 bagaimana umat Hindu setelah memasak selalu menghaturkan banten saiban!luar biasa sopan santunnya orang Bali!!!Jika kita bisa mempersembahkan yg terbaik mengapa kita mempersembahkan yg tidak lebih baik???
Saya sangat setuju jika umat Hindu mesti disadarkan kepada "Yadnya sesuai kemampuan finansial" hanya kurang dipublikasikan aja..saya rasa sekarang yadnya sesuai kemampuan ini sudah digalakan dan jika itu bertentangan dgn awig2 adat tentu saja awig2 itu harus diubah dan tentu saja yg bisa menjembatani perubahan ini adl para Sulinggih..

Saya jg tertarik berdiskusi ataupun berdebat dgn anda..Hindu membutuhkan intelektual2 muda..
Nah pemahaman yang ini sangat menarik karena seperti dikampung saya dimana jika tidak sesuai dengan awig-awig akan dikenakan sangsi padahal dalam sastra manapun tidak terdapat akan tetapi itu adalah sebuah tradisi, trus bagaimana dengan seseorang yang kurang mampu dan kemudian diharuskan untuk ikut mempersembahkan yang tidak sesuai dengan kemampuannya,....?
Itulah sebabnya banyak umat Hindu yang sangat mudah dikonversi ke dalam agama lain karena pemahaman yang dijadikan alasan adalah kenapa agama yang merupakan sarana yang untuk mempermudah tapi kok lebih tepat mempersulit,....?

Nah pemahaman ini yang perlu dikembangkan untuk menahan gempuran uamt lain khususnya di Bali,....

Memang hal seperti ini sangat sulit diubah,..sulit bukan berarti tidak bisa..
Mpu Kuturan saja bisa menyatukan mazab2 di Bali itu karena beliau "sampun kaloktah ngelarang dharma.." ,..perlu "Orang yg bukan orang biasa" utk bisa menghimbau umat Hindu Bali menuju kpd "Yadnya sesuai kemampuan", seseorang yg memiliki "taksu" luar biasa dan tentu saja ia harus terkenal di seluruh Bali sebagai "manusia yg menegakkan dharma", dan yg tdk kalah pentingnya orang ini harus sakti karena bagaimanapun keras kepalanya orang Bali kalo dah ketemu ama orang sakti pasti terkagum-kagum dan tunduk...hehehehehe...
 
mimih ternyata harus sakti di bali .....:x
 
Memang hal seperti ini sangat sulit diubah,..sulit bukan berarti tidak bisa..
Mpu Kuturan saja bisa menyatukan mazab2 di Bali itu karena beliau "sampun kaloktah ngelarang dharma.." ,..perlu "Orang yg bukan orang biasa" utk bisa menghimbau umat Hindu Bali menuju kpd "Yadnya sesuai kemampuan", seseorang yg memiliki "taksu" luar biasa dan tentu saja ia harus terkenal di seluruh Bali sebagai "manusia yg menegakkan dharma", dan yg tdk kalah pentingnya orang ini harus sakti karena bagaimanapun keras kepalanya orang Bali kalo dah ketemu ama orang sakti pasti terkagum-kagum dan tunduk...hehehehehe...
Sakti bagaimana Bli,........?
makna sakti itu banyak lho, biar jelas yang bagaimana,.......:-/
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.