JakaLoco
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 32015
- Sejak
- 31 Jan 2008
- Pesan
- 1.188
- Nilai reaksi
- 19
- Poin
- 38
@iws
Ida Sesuhunan pernah bersabda: "Ten je tios wantah pretingkah,parilaksana,taler bebaosan cening sane manut ring sesana sane presida ngenter cening nyujur Siwa Loka."
Artinya: "Tidak lain dan tidak bukan hanya perbuatan,tingkah laku,dan perkataan yang baik dan benar yg mampu mengantarkanmu menuju Siwa Loka (Moksa)."
Ilmu kanuragan ada yg berupa panugrahan dan ada yg dipelajari. Ilmu kanuragan bukanlah tolok ukur apakah manusia itu akan mencapai moksa atau tidak. Rahwana (sifat raksasa) yg begitu sakti diberkati oleh Dewa Brahma dan Dewa Siwa pun pada akhirnya dikalahkan oleh Sri Rama (manusia dewata) yg melaksanakan dharma.
Rahwana = Ilmu kanuragan tanpa moralitas = raksasa.
Sri Rama = Ilmu kanuragan beralaskan dharma = manusia dewata.
@suari
Tergantung "leluhur" yg dimaksud. Jika Leluhur tsb adl orang suci sudah pasti akan terjadi kutukannya. Apalagi jika Leluhur tsb dianugerahi Hyang Widhi dengan siddhi ucap-ucapan.
Tapi jika leluhur tsb adl orang biasa,bisa jadi kutukannya terjadi sebagai hukum karma trhdp orang yg dikutuk. Tapi jika orang yg dikutuk tidak bersalah,maka kutukannya hanya seperti orang buang angin,malah akan menjadi bumerang yg menyerang dirinya sendiri.
Bagaimana solusi terhadap kutukan leluhur?saya jg tidak tahu solusinya. Selama kita berjalan di jalan kebenaran pasti akan selalu ada solusi.
Jadi ingat sama cerita bagaimana Maharesi Wiswamitra tdk bisa mencapai tingkatan tertinggi (Brahma Rishi) meskipun sudah bisa menciptakan khayangan yang sama megahnya dengan khayangan Dewa Indra. Dewa Brahma berkata bahwa Beliau (Maharesi Wiswamitra) bisa menjadi Brahma Rishi jika bersedia memohon berkat kepada Maharesi Wasista. Disini Egonya berontak, masak minta berkat ke Maharesi Wasista, tapi akhirnya Beliau berhasil menundukkan egonya dan bersedia memohon berkat.
Ego itu sangat-sangat sulit ditaklukan apalagi pada orang-orang yang memiliki kesidhian. Ego lawannya cinta kasih, orang yang egonya besar gak mungkin moksa.
Ida Sesuhunan pernah bersabda: "Ten je tios wantah pretingkah,parilaksana,taler bebaosan cening sane manut ring sesana sane presida ngenter cening nyujur Siwa Loka."
Artinya: "Tidak lain dan tidak bukan hanya perbuatan,tingkah laku,dan perkataan yang baik dan benar yg mampu mengantarkanmu menuju Siwa Loka (Moksa)."
Ilmu kanuragan ada yg berupa panugrahan dan ada yg dipelajari. Ilmu kanuragan bukanlah tolok ukur apakah manusia itu akan mencapai moksa atau tidak. Rahwana (sifat raksasa) yg begitu sakti diberkati oleh Dewa Brahma dan Dewa Siwa pun pada akhirnya dikalahkan oleh Sri Rama (manusia dewata) yg melaksanakan dharma.
Rahwana = Ilmu kanuragan tanpa moralitas = raksasa.
Sri Rama = Ilmu kanuragan beralaskan dharma = manusia dewata.
@suari
wah mantab infonya bli jaka, boleh nanya info bli?bisakah leluhur qta mengutuk meskipin qta blm tau mslhnya n bgimana solusinya?
Tergantung "leluhur" yg dimaksud. Jika Leluhur tsb adl orang suci sudah pasti akan terjadi kutukannya. Apalagi jika Leluhur tsb dianugerahi Hyang Widhi dengan siddhi ucap-ucapan.
Tapi jika leluhur tsb adl orang biasa,bisa jadi kutukannya terjadi sebagai hukum karma trhdp orang yg dikutuk. Tapi jika orang yg dikutuk tidak bersalah,maka kutukannya hanya seperti orang buang angin,malah akan menjadi bumerang yg menyerang dirinya sendiri.
Bagaimana solusi terhadap kutukan leluhur?saya jg tidak tahu solusinya. Selama kita berjalan di jalan kebenaran pasti akan selalu ada solusi.