• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

@iws

Jadi ingat sama cerita bagaimana Maharesi Wiswamitra tdk bisa mencapai tingkatan tertinggi (Brahma Rishi) meskipun sudah bisa menciptakan khayangan yang sama megahnya dengan khayangan Dewa Indra. Dewa Brahma berkata bahwa Beliau (Maharesi Wiswamitra) bisa menjadi Brahma Rishi jika bersedia memohon berkat kepada Maharesi Wasista. Disini Egonya berontak, masak minta berkat ke Maharesi Wasista, tapi akhirnya Beliau berhasil menundukkan egonya dan bersedia memohon berkat.


Ego itu sangat-sangat sulit ditaklukan apalagi pada orang-orang yang memiliki kesidhian. Ego lawannya cinta kasih, orang yang egonya besar gak mungkin moksa.

Ida Sesuhunan pernah bersabda: "Ten je tios wantah pretingkah,parilaksana,taler bebaosan cening sane manut ring sesana sane presida ngenter cening nyujur Siwa Loka."

Artinya: "Tidak lain dan tidak bukan hanya perbuatan,tingkah laku,dan perkataan yang baik dan benar yg mampu mengantarkanmu menuju Siwa Loka (Moksa)."

Ilmu kanuragan ada yg berupa panugrahan dan ada yg dipelajari. Ilmu kanuragan bukanlah tolok ukur apakah manusia itu akan mencapai moksa atau tidak. Rahwana (sifat raksasa) yg begitu sakti diberkati oleh Dewa Brahma dan Dewa Siwa pun pada akhirnya dikalahkan oleh Sri Rama (manusia dewata) yg melaksanakan dharma.

Rahwana = Ilmu kanuragan tanpa moralitas = raksasa.
Sri Rama = Ilmu kanuragan beralaskan dharma = manusia dewata.

@suari
wah mantab infonya bli jaka, boleh nanya info bli?bisakah leluhur qta mengutuk meskipin qta blm tau mslhnya n bgimana solusinya?

Tergantung "leluhur" yg dimaksud. Jika Leluhur tsb adl orang suci sudah pasti akan terjadi kutukannya. Apalagi jika Leluhur tsb dianugerahi Hyang Widhi dengan siddhi ucap-ucapan.

Tapi jika leluhur tsb adl orang biasa,bisa jadi kutukannya terjadi sebagai hukum karma trhdp orang yg dikutuk. Tapi jika orang yg dikutuk tidak bersalah,maka kutukannya hanya seperti orang buang angin,malah akan menjadi bumerang yg menyerang dirinya sendiri.

Bagaimana solusi terhadap kutukan leluhur?saya jg tidak tahu solusinya. Selama kita berjalan di jalan kebenaran pasti akan selalu ada solusi.
 
Berikut ini akan saya sampaikan wahyu yang sebenarnya sudah lama diturunkan :

1. Panca Maha Butha Tidak Bisa Masuk ke Alam Niskala

Jika rekan2 pernah mendengar atau membaca bahwa ada orang suci yang mencapai Moksa dan jazadnya hilang, sebenarnya jazad tsb tidaklah ikut serta ke Niskala. Unsur Panca Maha Butha dari jazad orang suci tsb dilebur oleh alam, yg terbuat dari api kembali ke api, yg dari tanah kembali ke tanah, dst. Hanya Sang Hyang Atma yg bisa memasuki alam Niskala

2.Atma Tidak Bisa Mati Tetapi Bisa Musnah

Apa bedanya 'mati' dengan 'musnah'? Secara sekilas pengertiannya hampir sama, namun jika ditelusuri lebih dalam sebenarnya maknanya berbeda. 'Mati' memberi kesan bahwa ada sesuatu yg disisakan, misalnya manusia mati yg tersisa adalah jazadnya. Namun jika Atma mati, apa yg disisakan? Tidak ada!! Karena itu kata yg tepat untuk Atma adalah 'musnah'. Lalu apakah yg membuat Atma bisa musnah? Atma akan dimusnahkan oleh Sang Hyang Siwa Pasupati jika ketika menjalani kehidupan Atma tersebut terlalu jahat, kejahatannya tidak bisa diampuni. Maka setelah menjalani siksaan yg hebat di Neraka, Dewa Siwa akan mengutuk Atma tsb : "Pastu cening ten kawentennyane ring Niskala taler Sekala mulihnia ring sajeroning telas!!" yg artinya "Kukutuk kamu tidak ada(eksis) di dunia(sekala) maupun di akhirat(niskala)!!" dengan kata lain Atma tersebut dimusnahkan.
Jika dianalisa, ada 3 Keputusan yg diberikan oleh Dewa Siwa kpd Atma :
- Keputusan Manunggal (Moksa)
- Keputusan Dala (Punarbhawa/lahir kembali ke sekala(dunia))
- Keputusan Telas (Musnah/tidak eksis)
 
Pagerwesi yg lalu Ida Sesuhunan menurunkan beberapa wahyu :

1. Sajeng (Tabuh)

Rekan2 pasti sdh tahu sblmnya tentang fungsi sajeng(tabuh), tp ttp akan sampaikan piteket Ida Sesuhunan tentang sajeng. Ketika kita mendak Ida Sesuhunan, sesungguhnya Beliau tidaklah datang sendirian melainkan diiringi jg oleh Penabeng (Pelancah, Rencangan, Juru Pundut, Juru Song-Song, Widyadara-Widyadari) yg ad jg bersifat butha-buthi. Nah, sajeng itu sbnrnya bukan dihaturkan kpd Ida Sesuhunan tetapi kpd pengiring2 yg bersifat butha-buthi tsb agar mereka tdk mengganggu kita ketika mendekatkan diri kpd Ida Sesuhunan. Dengan kata lain, sajeng tsb berfungsi sbg panyomya (baca: pe-nyom-mia) atau penetralisir para butha-buthi agar mereka diam dan tenang. Anda salah jika anda menganggap bahwa yg dihaturkan sajeng adl Ida Sesuhunan.

2. Somya Sederhana

Menurut piteket Ida Sesuhunan, somya yg paling sederhana adl dengan pabersihan(pembersihan) apakah dengan mandi, cuci rambut, memakai parfum (aroma theraphy), pranayama, meditasi, dll. Semua itu bisa menetralisir butha kala yg ada dalam diri kita.

3. Jlema Pekel (Manusia Curang)

Manusia yg sprt apkh yg digolongkan sbg jlema pekel oleh Ida Sesuhunan? Jlema Pekel adl orang2 yg ketika mengalami sakit, terkena musibah, atau ad kepentingan lain (misal: PILKADA, Pemilu, Ujian Nasional, dll) baru mereka ingat kpd Ida Sesuhunan dan sibuk kesana kemari mencari pura agar ego keinginan mereka dpt tercapai, pdhl ketika hidup mereka normal mereka tidak pernah menunjukkan batang hidungnya di pura dan bahkan tidak pernah ingat kpd Tuhan. Apakah anda termasuk jlema pekel? segeralah bertobat! Ida Sesuhunan Maha Pemaaf, Beliau sungguh2 menyayangi umat manusia, namun sering manusia tidak memahaminya karena diselimuti oleh kemurkaan dan kebodohan (ketidaktahuan).

bersambung...
 
Lanjutannya...

4. Yadnya Anulus Bisa Melebur Dosa

Utk piteket yg satu ini, mohon rekan2 utk mendalaminya, karena saya sendiri masih agak bingung. Karena kekurangan waktu, saya tidak sempat bertanya kpd Guru saya, maklum ketika piteket ini diturunkan hari sudah pagi dan kami hrs melanjutkan aktivitas harian kami.
Begini, sejauh yg saya pahami, Ida Sesuhunan memberikan wahyu bahwa jika seseorang sering melaksanakan yadnya dgn tulus ikhlas (anulus) tanpa pamrih maka ketika ia meninggal, tepat ketika ia diupacarai (Pitra Yadnya) maka saat itu juga banyak dosa2nya yg akan dilebur oleh Yadnya Anulus (tulus ikhlas) yg telah ia lakukan semasa hidup.
Namun kemudian muncul penafsiran lain, bahwa jika ad orang meninggal dan upacara kematiannya (Pitra yadnya) dilaksanakan oleh keluarga dan atau teman2nya dgn tulus ikhlas maka banyak dosa2nya bisa dilebur.
Inilah yg membuat saya bingung, apakah Yadnya Anulus yg bs melebur dosa yg dimaksud adl Yadnya oleh orang bersangkutan atau yadnya oleh orang lain.

Masih tentang yadnya, Ida Sesuhunan mapiteket (dlm bhs Bali halus): "Jika yadnya yg engkau lakukan tidak tulus ikhlas maka sesungguhnya butha-buthi yg menerima persembahanmu, bukan Aku."
"Banten adulang kekasorin antuk canang atanding, canang atanding kekasorin antuk puja astawa, puja astawa kekasorin antuk manah suci ning nirmala."
Puja Astawa (doa/mantra) dengan niat yg tulus bisa mengalahkan sedulang banten yg disertai pamrih. Tetapi betapa utamanya jika banten sedulang dihaturkan dengan niat yg tulus (manah suci ning nirmala).

INTINYA ADALAH NIAT YG TULUS.
 
Saya mendapat penjelasan lagi dr ibu saya mengapa Ida Sesuhunan melarang umat Hindu utk masesangi..

Jika kita masesangi itu artinya kita belum mendalami ajaran Hindu yg sebenarnya, kita belum menyadari bahwa Niskala tidak memerlukan apapun dr kita(sekala). Tuhan dan para Dewa tidak memerlukan persembahan kita, Mereka mengajarkan kita melaksanakan yadnya bukan karena mereka perlu sesuatu yg duniawi tetapi Mereka mengajarkan kita agar tahu sopan santun dan etika, bumi dan kekayaan alamnya ada yg memiliki yaitu Hyang Widhi,kita ini hanya menggarap dan sebelum kita menikmati hasil garapan kita maka kita harus meminta izin terlebih dahulu kpd Hyang Widhi dengan cara melaksanakan yadnya..sekarang kita bayangkan jika kita melaksanakan sesangi,kita memberikan sesuatu kpd Hyang Widhi padahal "sesuatu" itu adl milik Hyang Widhi sendiri bahkan dengan cara yg lancang karena menganggap Ida Bathara menyukai hal2 yg duniawi..

Masesangi itu terbalik dan salah kaprah, dimana seharusnya para Dewa yg berkata "Wahai manusia,jalankanlah ajaran2Ku maka kalian akan mendapat surga,wahai manusia hormatilah ayah ibumu maka umurmu akan panjang di dunia seperti Bhagawan Bhisma,wahai manusia teguhlah dalam tapa semedi akan Aku anugerahkan kepadamu senjata Panah Nagapasha.." eeeeeeh orang yg masesangi malah terbalik "Oh Ratu Bathara,jika saya lulus UN saya akan persembahkan tedung kepadaMu (lalu bagaimana kalo tidak lulus??),oh Bathara kalo saya lulus PNS saya berjanji akan menjadi suami yg baik (lalu bagaimana klo tidak lulus?apakah akan menjadi suami yg jelek?).."

Sudahlah rekan2 Hindu,hentikan sebuah tradisi yg salah kaprah..jika menginginkan sesuatu bekerjalah dengan giat sambil berdoa,gak perlu pake sesangi segala..

Tolong dibedakan dengan kasus yg seperti ini,misalnya:
Si A selalu belajar dengan giat dan berdoa dengan bersungguh-sungguh agar lulus UN,akhirnya ia lulus UN,ia pun memutuskan mempersembahkan tedung ke pura sebagai tanda terima kasih kpd Hyang Widhi..kasus ini tidak termasuk kaul/sesangi karena TIDAK MENJANJIKAN SESUATU YANG TIDAK IKHLAS KPD TUHAN..

Waduh boss.... kalo memberi cap membabi buta begini terhadap masesangi atau kaul yah jelas salah. Jika setiap memiliki tujuan kemudian dimohonkan dengan sesangi yah jelas menjadi "campah". Tetapi jika mesesangi dilakukan atas dasar keinginan yang sangat kuat dan tulus ikhlas dan dibarengi pula dengan berusaha, apakah masih disebut dengan salah???
Kalo cuma mengandalkan doa dan sesangi / kaul tanpa berusaha yah sama juga bohong......:-$

Btw, dari sekian cerita yang saya baca. terbersit dalam benak saya bahwa Ida sesuhunan yang anda sungsung memberikan anda wejangan dan nasehat sama seperti seorang orang tua kepada anak2nya.

Mulai dari cerita semua dosa dihapuskan dan memulai sebuah hidup yang baru dengan segala sesuatu perbuatan yang baik. Bukankah dosa tidak bisa dihapus?? Dan itu berkaitan dengan karmapala?? Tentang baik atau buruknya tempat yang kita dapatkan setelah meninggal bukankah ditimbang dari karma perbuatan2 yang pernah kita lakukan?? Jadi untuk lebih meyakinkan umatnya, beliau bersabda bahwa mulai saat itu (diberikannya panugrahan) bahwa umatnya harus berbuat baik. Dan tentunya pada saat di alam sana, jumlah karma yang baik akan melebihi karma yang buruk. Sehingga alhasil tempat yang baik pasti akan didapatkan. Kira2 begitu???

Apakah sama halnya ketika sang orang tua menakut-nakuti anaknya mengatakan bahwa ada hantu di dalam sebuah sumur, padahal tujuan si orang tua supaya anaknya tidak menengok ke dalam sumur dan jatuh ke dalamnya??

Kemudian beliau juga menunjukkan beberapa keajaiban dengan cara "pemargi suci", malukat dengan hammer, dan lain sebagainya sehingga para umat semakin percaya dan patuh untuk berbuat baik dan senantiasa berada di jalanNYA.
Jika boleh saya mengistilahkan, "Lead by example"???

Jadi kembali terbersit dalam benak saya, bahwa kasih sayang ida sesuhunan yang anda sungsung tersebut benar2 seperti orang tua yang mengayomi anak2nya dengan tujuan menjadikan anaknya sebagai orang2 yang suputra :)
 
@grongsank

Waduh boss.... kalo memberi cap membabi buta begini terhadap masesangi atau kaul yah jelas salah. Jika setiap memiliki tujuan kemudian dimohonkan dengan sesangi yah jelas menjadi "campah". Tetapi jika mesesangi dilakukan atas dasar keinginan yang sangat kuat dan tulus ikhlas dan dibarengi pula dengan berusaha, apakah masih disebut dengan salah???

Tentu saja salah. Niat yg baik jika dilakukan dgn cara yg salah akan menghasilkan hasil yg salah. Masesangi walaupun niatnya tulus tetap saja disalahkan oleh Ida Sesuhunan karena tata cara dan etikanya salah. Masesangi, disadari atau tidak disadari menganggap Ida Sesuhunan keduniawian. Kita seolah-olah memerintahkan Ida Sesuhunan utk bekerja dan jika pekerjaan berhasil maka akan diberi imbalan. Padahal etika yg berlaku adalah sebaliknya, Ida Sesuhunan memerintahkan umatNya untuk mengerjakan kebaikan dan sebagai imbalan akan dianugerahi kemakmuran dan keselamatan sekala niskala. Jauhi masesangi, banyak2 laksanakan yadnya anulus(tulus ikhlas), walaupun hanya canang sari namun jika dilandasi ketulusan niscaya akan mendatangkan kebaikan untuk kita.

Mulai dari cerita semua dosa dihapuskan dan memulai sebuah hidup yang baru dengan segala sesuatu perbuatan yang baik. Bukankah dosa tidak bisa dihapus?? Dan itu berkaitan dengan karmapala?? Tentang baik atau buruknya tempat yang kita dapatkan setelah meninggal bukankah ditimbang dari karma perbuatan2 yang pernah kita lakukan?? Jadi untuk lebih meyakinkan umatnya, beliau bersabda bahwa mulai saat itu (diberikannya panugrahan) bahwa umatnya harus berbuat baik. Dan tentunya pada saat di alam sana, jumlah karma yang baik akan melebihi karma yang buruk. Sehingga alhasil tempat yang baik pasti akan didapatkan. Kira2 begitu???

Awalnya saya jg berpikir bahwa dosa tidak bs dihapus, namun setelah piteket tentang "Yadnya Anulus" turun pd hari Pagerwesi lalu, saya yakin dosa bisa dihapus walaupun tidak semuanya. Wahyu lain yg memperkuat bahwa dosa bs dihapus adl wahyu ttg "Istri dari Mpu Kuturan", dimana dengan Siddhi Ucap-Ucapan dari Mpu Bradah, Istri Mpu Kuturan mendapat tempat yg baik di niskala walaupun ketika hidup ia adalah praktisi ilmu hitam nomor wahid.

Apakah sama halnya ketika sang orang tua menakut-nakuti anaknya mengatakan bahwa ada hantu di dalam sebuah sumur, padahal tujuan si orang tua supaya anaknya tidak menengok ke dalam sumur dan jatuh ke dalamnya??

Tidak sama. Ida Sesuhunan Maha Suci, tidak ada kebohongan dari Beliau. Jika Beliau berkata A maka sudah pasti A, jika Beliau mengatakan B maka sudah pasti B. Untuk menyelamatkan manusia dari jeratan dosa, Ida Sesuhunan pasti akan mewahyukan kebenaran, tidak pernah sekalipun Ida Sesuhunan berbohong. Berbeda dengan analogi yg anda sampaikan "orang tua yg membohongi anaknya dgn mengatakan bahwa di sumur ad hantu agar anaknya tidak menengok ke dalam sumur", Ida Sesuhunan pasti akan mengatakan yg sebenarnya, jika memang ada hantu di sumur itu Ida Sesuhunan akan mengatakan bahwa di sumur itu ada hantu dan kita akan dibuat melihat hantu tsb, namun jika tidak ada hantu sementara Beliau mengatakan bahwa ada hantu di sumur itu maka tepat ketika Beliau mengatakan ada hantu di sumur itu ketika itu juga sumur tsb ada hantunya. Beliau tidak akan menempuh jalan kebohongan, karena Beliau Maha Suci Tanpa Tanding. Berbeda dengan kita manusia, kita diperbolehkan berbohong demi kebaikan karena kita ini "dewaya buthaya, dewa durung kejanten dewa, butha durung kejanten butha" artinya "kita dewa, kita jg setan, dewa dalam diri kita belum tentu dewa, demikian jg setan dlm diri kita belum tentu setan."
 
@grongsank
Tentu saja salah. Niat yg baik jika dilakukan dgn cara yg salah akan menghasilkan hasil yg salah. Masesangi walaupun niatnya tulus tetap saja disalahkan oleh Ida Sesuhunan karena tata cara dan etikanya salah. Masesangi, disadari atau tidak disadari menganggap Ida Sesuhunan keduniawian. Kita seolah-olah memerintahkan Ida Sesuhunan utk bekerja dan jika pekerjaan berhasil maka akan diberi imbalan. Padahal etika yg berlaku adalah sebaliknya, Ida Sesuhunan memerintahkan umatNya untuk mengerjakan kebaikan dan sebagai imbalan akan dianugerahi kemakmuran dan keselamatan sekala niskala. Jauhi masesangi, banyak2 laksanakan yadnya anulus(tulus ikhlas), walaupun hanya canang sari namun jika dilandasi ketulusan niscaya akan mendatangkan kebaikan untuk kita.

Oh jadi begitu yah... Jadi caranya yang salah. Btw, apakah jro menerima wahyu ini secara langsung?? Atau melalui media?? Seperti orang kerauhan misalnya??
Sebab saya sendiri tidak pernah disalahkan untuk melakukan sesangi. Sesangi = janji, Janji adalah sesuatu yang harus ditepati, janji adalah bukti kemantapan hati. Saya sendiri diberi sabda oleh ida sang lelangit (leluhur), "Cening sing je perlu ngaturang magenep, cening teka mai gen (....) suba demen. Nanging yening cening mula lakar ngaturang ngaptiang kasekenan keneh ceninge, nah jalan aturang".
Jadi dari sana saya berpatokan bahwa mesesangi tidaklah salah, sebab mesesangi adalah pembuktian keseriusan kita untuk mencapai sesuatu. Beliau tidaklah berperan mengabulkan atau tidak. Namun lebih tepatnya membantu dan mempermudah asalkan kita juga mau untuk berusaha.

Awalnya saya jg berpikir bahwa dosa tidak bs dihapus, namun setelah piteket tentang "Yadnya Anulus" turun pd hari Pagerwesi lalu, saya yakin dosa bisa dihapus walaupun tidak semuanya. Wahyu lain yg memperkuat bahwa dosa bs dihapus adl wahyu ttg "Istri dari Mpu Kuturan", dimana dengan Siddhi Ucap-Ucapan dari Mpu Bradah, Istri Mpu Kuturan mendapat tempat yg baik di niskala walaupun ketika hidup ia adalah praktisi ilmu hitam nomor wahid.

Sebenarnya saya sendiri masih bingung dengan kisah ini. Kisah ini mengacu pada kisah calonarang atau tentang tanting mas dan tanting rat. Ada 2 versi yang saya tahu.

Versi 1:
Sri Raja kerta menjadi raja di Pajarakan beristrikan Nateng Dirah adalah putri kerajaan Dirah, karena menyukai ilmu hitam akhirnya bercerai dengan Sri Raja kerta pulang ke Bali menjabat Senapati Kuturan terkenal dengan nama Mpu Kuturan, menurunkan putri bernama Dewi Ratna Mangali.

Versi 2:
Suami Walunateng Dirah yaitu Prabu Dirah tewas akibat ilmu terangjana dari Walunateng Dirah. Selanjutnya sang janda Walunateng Dirah menjalani kehidupannya berdua dengan anaknya yaitu Diah Ratna Manggali... dst.... (ceritanya puanjang.... males ngetik :D )

Versi 3:
Ketika Mpu Kuturan berada di Silayukti, mengambil istri dari Blahbatuh, menurunkan Pasung Grigis, Kebo Wariwa, Kebo Wulung.

Berikut sedikit gambaran:

silsilah.png


s_mpu_lamphita.png

dan seterusnya..... :D

Sampe sekarang masih bingung jro.... Jeg makunang2an asane memaca berbagai versi..... :))


Tidak sama. Ida Sesuhunan Maha Suci, tidak ada kebohongan dari Beliau. Jika Beliau berkata A maka sudah pasti A, jika Beliau mengatakan B maka sudah pasti B. Untuk menyelamatkan manusia dari jeratan dosa, Ida Sesuhunan pasti akan mewahyukan kebenaran, tidak pernah sekalipun Ida Sesuhunan berbohong. Berbeda dengan analogi yg anda sampaikan "orang tua yg membohongi anaknya dgn mengatakan bahwa di sumur ad hantu agar anaknya tidak menengok ke dalam sumur", Ida Sesuhunan pasti akan mengatakan yg sebenarnya, jika memang ada hantu di sumur itu Ida Sesuhunan akan mengatakan bahwa di sumur itu ada hantu dan kita akan dibuat melihat hantu tsb, namun jika tidak ada hantu sementara Beliau mengatakan bahwa ada hantu di sumur itu maka tepat ketika Beliau mengatakan ada hantu di sumur itu ketika itu juga sumur tsb ada hantunya. Beliau tidak akan menempuh jalan kebohongan, karena Beliau Maha Suci Tanpa Tanding. Berbeda dengan kita manusia, kita diperbolehkan berbohong demi kebaikan karena kita ini "dewaya buthaya, dewa durung kejanten dewa, butha durung kejanten butha" artinya "kita dewa, kita jg setan, dewa dalam diri kita belum tentu dewa, demikian jg setan dlm diri kita belum tentu setan."

Oleh sebab itulah (lihat bold), maka berbagai keajaiban beliau ciptakan dan tunjukkan untuk membimbing anda.... :)
Benar begitu???
 
@gronksank

Oh jadi begitu yah... Jadi caranya yang salah. Btw, apakah jro menerima wahyu ini secara langsung?? Atau melalui media?? Seperti orang kerauhan misalnya??
Sebab saya sendiri tidak pernah disalahkan untuk melakukan sesangi. Sesangi = janji, Janji adalah sesuatu yang harus ditepati, janji adalah bukti kemantapan hati. Saya sendiri diberi sabda oleh ida sang lelangit (leluhur), "Cening sing je perlu ngaturang magenep, cening teka mai gen (....) suba demen. Nanging yening cening mula lakar ngaturang ngaptiang kasekenan keneh ceninge, nah jalan aturang".
Jadi dari sana saya berpatokan bahwa mesesangi tidaklah salah, sebab mesesangi adalah pembuktian keseriusan kita untuk mencapai sesuatu. Beliau tidaklah berperan mengabulkan atau tidak. Namun lebih tepatnya membantu dan mempermudah asalkan kita juga mau untuk berusaha.

Yg menerima piteket adl Guru Penuntun kami, kemudian beliau menyampaikannya kepada damuh2 Ida Sesuhunan..
Yg saya bold di atas, piteket dr leluhur anda tidak mengarah kpd sesangi..
Masesangi menunjukkan keseriusan kita untuk mencapai ego keinginan kita bukan menunjukkan bakti tulus ikhlas kita kpd Ida Sesuhunan.
Kalo kita ingin dibantu oleh Ida Sesuhunan jangan dengan sesangi tetapi dengan yadnya anulus. Karena sesangi mengandung pamrih maka sudah pasti yg menerima sesangi adalah butha-buthi kala-kali bukan Ida Sesuhunan. Ida Sesuhunan hanya menerima persembahan yg tulus ikhlas.

Sebenarnya saya sendiri masih bingung dengan kisah ini. Kisah ini mengacu pada kisah calonarang atau tentang tanting mas dan tanting rat. Ada 2 versi yang saya tahu.

Versi 1:
Sri Raja kerta menjadi raja di Pajarakan beristrikan Nateng Dirah adalah putri kerajaan Dirah, karena menyukai ilmu hitam akhirnya bercerai dengan Sri Raja kerta pulang ke Bali menjabat Senapati Kuturan terkenal dengan nama Mpu Kuturan, menurunkan putri bernama Dewi Ratna Mangali.

Versi 2:
Suami Walunateng Dirah yaitu Prabu Dirah tewas akibat ilmu terangjana dari Walunateng Dirah. Selanjutnya sang janda Walunateng Dirah menjalani kehidupannya berdua dengan anaknya yaitu Diah Ratna Manggali... dst.... (ceritanya puanjang.... males ngetik )

Versi 3:
Ketika Mpu Kuturan berada di Silayukti, mengambil istri dari Blahbatuh, menurunkan Pasung Grigis, Kebo Wariwa, Kebo Wulung.

Yang diwahyukan oleh Ida Sesuhunan adl versi 1, sementara versi 2 ngawur, sedangkan versi 3 saya tidak tahu karena tidak ada wahyu ttg itu. Anehnya lagi saya baca di buku Babad Pasek ternyata di sana disebutkan bahwa Mpu Kuturan menjalankan hidup Sukla Brahmacari, padahal yg menjalani hidup Sukla Brahmacari adl Mpu Gana, entah ini salah ketik atau memang ada versi yg demikian..

Sampe sekarang masih bingung jro.... Jeg makunang2an asane memaca berbagai versi.....

Bahkan Ida Sesuhunan memberi nama panugrahan yg kami iring dengan sebutan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra, karena sastra itu belum pasti (durung kejanten). Sastra banyak yg dimodifikasi, diselewengkan, dibuat-buat oleh orang2 yg tidak bertanggung jawab. Bukannya tidak boleh mempelajari sastra, namun berhati-hatilah..

Oleh sebab itulah (lihat bold), maka berbagai keajaiban beliau ciptakan dan tunjukkan untuk membimbing anda....
Benar begitu???

Jika Ida Sesuhunan mengatakan bahwa itu Utara walaupun bukan Utara pasti itu Utara! Jika berurusan dengan Niskala, 3 x 3 belum tentu hasilnya 9, bisa 10 bisa 3000, dll..
Ida Sesuhunan melalui Jan Banggul-Nya (Guru Penuntun kami) membimbing kami, dan saya sebagai salah seorang yg berkesempatan menikmati wahyu2 Ida Sesuhunan akan senantiasa memposting setiap wahyu yg diterima selama saya masih hidup, tapi saya harap rekan2 jgn langsung percaya dgn saya, silahkan dikritik atau ditanyakan kalau ad yg rancu..
Jika apa yg saya sampaikan di sini hanya mengada-ada semoga thread ini tidak ada pengunjungnya, namun jika yg saya sampaikan ini kebenaran sejati semoga yg membaca mendapat jalan menuju kamanunggalan dengan Ida Sesuhunan.
 
Ida Sesuhunan semakin tinggi tingkatannya,maka semakin tulus beliau,menepati janji adalah baik,membayar hutang juga baik,dan beberapa berkat yang beliau anugerahkan bahkan melebihi materi yang bisa kita kumpulkan seumur hidup kita,anugerah yang lain,walaupun kita menabung uang seumur hidup juga tidak bisa membayarnya,jadi cukup persembahkan ketulusan kita kepada beliau,lakukan hal yang membuat hati kita merasa tenang.
 
@gronksank



Yg menerima piteket adl Guru Penuntun kami, kemudian beliau menyampaikannya kepada damuh2 Ida Sesuhunan..
Yg saya bold di atas, piteket dr leluhur anda tidak mengarah kpd sesangi..
Masesangi menunjukkan keseriusan kita untuk mencapai ego keinginan kita bukan menunjukkan bakti tulus ikhlas kita kpd Ida Sesuhunan.
Kalo kita ingin dibantu oleh Ida Sesuhunan jangan dengan sesangi tetapi dengan yadnya anulus. Karena sesangi mengandung pamrih maka sudah pasti yg menerima sesangi adalah butha-buthi kala-kali bukan Ida Sesuhunan. Ida Sesuhunan hanya menerima persembahan yg tulus ikhlas.

Oh jadi masih melalui perantara.... Saya mengira jro langsung berhadapan secara pribadi dengan beliau....



Saya mengucapkan sebuah sesangi (baca janji) sebagai kemantapan hati dan menjunjung tinggi kuasa beliau. Sebuah permohonan saya tujukan karena sudah terdesak, jika diistilahkan dalam bahasa Bali, "megantung baan bok akatih". Namun sungguh di luar dugaan tanpa sesangi pun beliau masih berkenan. Namun janji tetap lah sebuah janji. Kita sudah diberikan kemudahan, rezeki, kesehatan, dan lain sebagainya, masa untuk naur atau ngaturang sesangi tidak mampu?? Ke sana saya bawa pikiran saya.....
Jadi jika beliau menerima sesangi yang saya haturkan, menurut jro... beliau tergolong sebagai butha-buthi kala-kali???

Manusia adalah mahluk sosial yang masih penuh dengan ego. Bahkan berdoa utk memohon kesehatan pun masih tergolong kah pada ego?? Karena itu berbentuk permohonan kepada ida sesuhunan?? Jika menghaturkan bakti kepada beliau, selain mengucapkan syukur atas semua yang telah kita dapatkan di dunia ini, apakah jro tidak pernah memiliki sebuah permohonan?? Satu pun??



Yang diwahyukan oleh Ida Sesuhunan adl versi 1, sementara versi 2 ngawur, sedangkan versi 3 saya tidak tahu karena tidak ada wahyu ttg itu. Anehnya lagi saya baca di buku Babad Pasek ternyata di sana disebutkan bahwa Mpu Kuturan menjalankan hidup Sukla Brahmacari, padahal yg menjalani hidup Sukla Brahmacari adl Mpu Gana, entah ini salah ketik atau memang ada versi yg demikian..

Versi 1 adalah sebuah kisah babad yang berkaitan dengan bali aga, arya kepakisan, dan lain sebagainya

versi 2 adalah kisah calonarang

versi 3 adalah isi singkat babad gajah mada

Benar2 luar biasa :))




Bahkan Ida Sesuhunan memberi nama panugrahan yg kami iring dengan sebutan Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra, karena sastra itu belum pasti (durung kejanten). Sastra banyak yg dimodifikasi, diselewengkan, dibuat-buat oleh orang2 yg tidak bertanggung jawab. Bukannya tidak boleh mempelajari sastra, namun berhati-hatilah..

Terus terang, baru di forum ini saya tau tentang Rwa Binneda Tanpa Sastra
. Dari dulu yang saya cuma tau adalah "Weda Tanpa Sastra"...


Jika Ida Sesuhunan mengatakan bahwa itu Utara walaupun bukan Utara pasti itu Utara! Jika berurusan dengan Niskala, 3 x 3 belum tentu hasilnya 9, bisa 10 bisa 3000, dll..
Ida Sesuhunan melalui Jan Banggul-Nya (Guru Penuntun kami) membimbing kami, dan saya sebagai salah seorang yg berkesempatan menikmati wahyu2 Ida Sesuhunan akan senantiasa memposting setiap wahyu yg diterima selama saya masih hidup, tapi saya harap rekan2 jgn langsung percaya dgn saya, silahkan dikritik atau ditanyakan kalau ad yg rancu..
Jika apa yg saya sampaikan di sini hanya mengada-ada semoga thread ini tidak ada pengunjungnya, namun jika yg saya sampaikan ini kebenaran sejati semoga yg membaca mendapat jalan menuju kamanunggalan dengan Ida Sesuhunan.

Beh... koq jeg langsung bikin pernyataan pasrah gitu?? Ntar dulu na'e.... kalo ga ada yang nanya, yah sepi forumnya :D
Yang saya katakan pada postingan lalu, bahwa beliau memang tidak akan pernah mungkin untuk berbohong.....
Dari sekian cerita yang diposting disini, maka saya menyimpulkan bahwa: Oleh sebab itu, diciptakan lah keajaiban2, mujizat, bahkan panugrahan supaya jro dan kawan2 / saudara2 senantiasa berada di jalan yang benar......
Makanya saya katakan sebelumnya, ini seperti seorang orang tua yang sedang menggembleng anaknya.

Bhagavad Gita IV.11 : "Jalan apapun orang menuju Aku, pada jalan yang sama Aku memenuhi keinginannya, karena pada semua jalan yang ditempuh mereka adalah jalan-Ku”

Jadi kesimpulan saya:
1. Entah itu mau nyungsung ataupun tidak, asalkan berjalan sesuai dengan ajaran dharma, Tuhan akan senantiasa bersama kita.

2. Jika mesesangi dianggap salah oleh sesuhunan jro, kemungkinan jika permohonan2 yang diajukan lebih banyak bersifat hal2 yang tidak terlalu mendesak alias masih bisa berusaha sendiri.

CMIIW:)>-
 
Duh puyeng :-O

Berurusan dengan 'niskala' memang akan sangat relatif... :)



menyimak dulu lagi ah dipojokan... :D
 
@gronksank

1. Entah itu mau nyungsung ataupun tidak, asalkan berjalan sesuai dengan ajaran dharma, Tuhan akan senantiasa bersama kita.

Tepat sekali. Orang yg disebut "ngiring" oleh Ida Sesuhunan adl orang yg berjalan sesuai ajaran dharma.

2. Jika mesesangi dianggap salah oleh sesuhunan jro, kemungkinan jika permohonan2 yang diajukan lebih banyak bersifat hal2 yang tidak terlalu mendesak alias masih bisa berusaha sendiri.

Permohonan apapun itu jangan pernah "menjanjikan" satu apapun kpd Ida Sesuhunan. Karena jika anda menjanjikan sesuatu kpd Sesuhunan, anda dianggap lancang karena sadar atau tidak sadar anda memerintahkan Sesuhunan untuk bekerja dengan mengiming-imingi imbalan. Jika anda hendak memohon sesuatu kpd Sesuhunan, gunakanlah nalar dan pertimbangan. Sesuatu yg masih bisa diupayakan sendiri, usahakanlah sendiri. Jika sudah mentok, silahkan memohon kpd Sesuhunan dengan mempersembahkan minimal canang sari tentu saja dengan niat yg tulus, jangan menjanjikan apapun kpd Ida Sesuhunan!!Jika permohonan anda dikabulkan dan anda hendak berterima kasih dengan menghaturkan persembahan kpd Ida Sesuhunan maka ini disebut dengan Matur Jauman, dan ini tidak termasuk ke dalam Sesangi karena sebelumnya anda tidak menjanjikan sesuatu. Jadi sudah jelas perbedaan antara Matur Jauman dengan Sesangi.

Jika seandainya anda sudah terlanjur Mesesangi, dan ternyata permohonan anda tercapai, maka anda wajib untuk menepati janji walaupun hanya sia2 belaka, karena jika anda tidak menepati janji anda akan lebih salah lagi.

Tidak ada satu pun permohonan yg dikabulkan Ida Sesuhunan diakibatkan oleh Sesangi. Permohonan terkabul karena karma baik, usaha yg tekun, persembahan dan doa yg tulus (yadnya anulus), dan doa orang tua (terutama doa ibu).

@bcak

Duh puyeng

Berurusan dengan 'niskala' memang akan sangat relatif...



menyimak dulu lagi ah dipojokan...

Urusan dengan niskala itu klo boleh dibilang "Kepastian yg tidak pasti datangnya, namun jika datang, maka itu adalah yg pasti(mutlak)."

Ada kelanjutan lg tentang piteket Ida Sesuhunan terkait dengan sajeng:

Selain sajeng, kita juga dilarang menghaturkan kopi, rokok, dan permen kepada Ida Sesuhunan. Yang boleh dihaturkan sajeng, kopi, rokok, dan permen adalah para butha-buthi kala-kali dan rencangan yg mengiringi Ida Sesuhunan. Selain dilarang dihaturkan kpd Ida Sesuhunan, (sajeng,kopi,rokok,dan permen) juga dilarang dihaturkan kpd Hyang Kawitan (leluhur). Jika selama ini anda menghaturkan canang berisi permen, tolong dihentikan. Anda hanya boleh menghaturkan canang berisi permen untuk butha-buthi yg tempatnya di bawah, jadi canang yg dihaturkan di bawah(sama seperti blabaran) boleh diberi permen, sedangkan canang yg dihaturkan di Sthana Ida Sesuhunan dan Hyang Kawitan tidak boleh berisi permen.
 
Bro saya mau curhat,saya punya pacar,suatu saat saya ke kosnya karena curiga sms saya yang tidak dibalas,saya temukan dia menggigil dengan pandangan mata menerawang,saya kira sakit,saya kasi kompress,nungguin dia sampai tidur lalu saya pulang,dia jadi pendiam,saya juga liat beberapa hari kemudian ada seperti luka sayatan di pergelangan tangan,saya tanya karena apa dia tidak mau jawab,hari pun berlalu hingga suatu hari dia melompat kegirangan ke arah saya dengan bilang,"aku menstruasi!"Karena curiga saya desak dia,lalu dia mulai cerita,dia kerja di sebuah restoran di kuta,suatu saat ada pria yang kenalan ama dia,menurut informasi,dia bekas napi,lalu tiba tiba saja minta jadi pacar dengan sedikit memaksa.Pacar saya bilang"Tidak mau ya tidak mau,aku sudah punya pacar,walaupun aku tidak punya pacarpun aku tidak mau pacaran ama kmu"Pertengkaran itu disaksikan teman kerjanya di restoran.Lalu suatu hari pria itu sms ingin pinjam dvd ke kos pacar saya,karena tidak curiga,pacar saya memberi tahu alamatnya.Dan dia bilang kalau diperkosa dan hampir mau bunuh diri.Mendengar ceritanya kami hanya nangis berpelukan berdua.Saya sakit hepatitis,hepatitis adalah menular,walau hanya dengan terkena keringat saja,dan dia tetap setia jadi pacar saya selama 4 tahun.Sekarang dia tertimpa hal ini,tugas saya untuk menerima dia apa adanya.Ada rasa marah dan haru yang tercampur jadi satu.Saya sempat mau menghaturkan atma yang berbuat itu ke prajapati,tapi dia cegah dan bilang"aku bukan pendendam"Apa boleh buat.Saya ajak dia melukat.Saya serahkan saja ke hukum karma.Yang baik akan mendapatkan yang baik,begitu pula sebaliknya.Karena hal ini justru hubungan kami makin kuat.Jro,apa dosa kalau seseorang jadi korban pemerkosaan?
 
Bro saya mau curhat,saya punya pacar,suatu saat saya ke kosnya karena curiga sms saya yang tidak dibalas,saya temukan dia menggigil dengan pandangan mata menerawang,saya kira sakit,saya kasi kompress,nungguin dia sampai tidur lalu saya pulang,dia jadi pendiam,saya juga liat beberapa hari kemudian ada seperti luka sayatan di pergelangan tangan,saya tanya karena apa dia tidak mau jawab,hari pun berlalu hingga suatu hari dia melompat kegirangan ke arah saya dengan bilang,"aku menstruasi!"Karena curiga saya desak dia,lalu dia mulai cerita,dia kerja di sebuah restoran di kuta,suatu saat ada pria yang kenalan ama dia,menurut informasi,dia bekas napi,lalu tiba tiba saja minta jadi pacar dengan sedikit memaksa.Pacar saya bilang"Tidak mau ya tidak mau,aku sudah punya pacar,walaupun aku tidak punya pacarpun aku tidak mau pacaran ama kmu"Pertengkaran itu disaksikan teman kerjanya di restoran.Lalu suatu hari pria itu sms ingin pinjam dvd ke kos pacar saya,karena tidak curiga,pacar saya memberi tahu alamatnya.Dan dia bilang kalau diperkosa dan hampir mau bunuh diri.Mendengar ceritanya kami hanya nangis berpelukan berdua.Saya sakit hepatitis,hepatitis adalah menular,walau hanya dengan terkena keringat saja,dan dia tetap setia jadi pacar saya selama 4 tahun.Sekarang dia tertimpa hal ini,tugas saya untuk menerima dia apa adanya.Ada rasa marah dan haru yang tercampur jadi satu.Saya sempat mau menghaturkan atma yang berbuat itu ke prajapati,tapi dia cegah dan bilang"aku bukan pendendam"Apa boleh buat.Saya ajak dia melukat.Saya serahkan saja ke hukum karma.Yang baik akan mendapatkan yang baik,begitu pula sebaliknya.Karena hal ini justru hubungan kami makin kuat.Jro,apa dosa kalau seseorang jadi korban pemerkosaan?

Pacar anda tidak berdosa sama sekali karena menjadi korban pemerkosaan. Namun demikian pacar anda bersalah karena tidak waspada.
Nasehati pacar anda, menjadi korban pemerkosaan bukanlah aib, justru bunuh diri adalah aib! Jadikan peristiwa ini sbg pelajaran, agar di kemudian hari tidak terjadi lagi. "Apapun yg terjadi pd diri kita, tidak ada artinya sebelum kita yg memberi arti". Pacar anda adl korban, bukan pelaku, jd jgn terlalu khawatir terhadap dosa.

Ratnakara saja yg mantan perampok bisa menjadi orang suci yg kemudian berganti nama menjadi Maharsi Walmiki dan kemudian menggubah epos besar Ramayana.
Untuk bro triadnyana, tidak usah membalas dendam, jgn kotori jiwa anda dengan perbuatan seperti itu.

Anda boleh membunuh jika : berperang melawan penjajah, melawan orang yg hendak mencelakakan anda (dalam rangka membela diri).
Anda boleh melakukan aborsi jika : sang ibu harus diselamatkan nyawanya ketika melahirkan dimana keadaan tidak mungkin menyelamatkan sang bayi, maka sang bayi harus diaborsi.
Anda boleh berbohong jika : berdagang (mencari untung sebanyak-banyaknya).
Ketiga hal yg saya sampaikan di atas pernah diwahyukan oleh Ida Sesuhunan, dan Ida Sesuhunan tidak menyalahkan atas perbuatan tersebut. Untuk umat Hindu yg menjadi pedagang tidak usah khawatir kalau berbohong, ketika berdagang anda berbohong untuk mendapat untung sama sekali tidak disalahkan oleh Ida Sesuhunan. Dengan catatan anda berbohong tentang harga, namun jika kasusnya seperti ini: anda menjual ikan mengandung formalin namun anda mengatakan ikan anda segar, anda disalahkan oleh Ida Sesuhunan karena mencelakakan konsumen anda.
 
Suksma Jro^^,yang penting dia kembali ceria,saya anggap tidak terjadi apa2,dan tidak pernah membahasnya lagi.
 
ngmng
OPOO tooh, kurang nee penjelasannya..
aq orang islam jd ga taw apa2 ehhehe

jd salah masuk ne crtnya...
:DD
:))
 
Anda bisa ketawa,saya tidak,menurut anda lucu,saya hampir bunuh orang karena hal ini,tapi semua udah terjadi dan saya tidak punya mesin waktu.Anda ketawa aja,saya tidak bisa mellarang
 
-cut- ....Saya sempat mau menghaturkan atma yang berbuat itu ke prajapati... -cut-
wow... :-O
emang atma bisa dihaturkan??

atman adalah suatu percikan kecil dari Hyang Widhi... jadi apa kita bisa seenaknya "mengatur" atman (dalam hal ini menghaturkan)??

#-o sungguh hebat...=D>
 
Lama sudah gak posting di forum ini karena kesibukan yg tidak bisa ditinggalkan, OK kita lanjut lagi..kali ini saya akan "membeberkan" wahyu dari Ida Sesuhunan tentang VEGETARIAN.

Menurut piteket dari Ida Sesuhunan bahwa Beliau tidak pernah menurunkan wahyu kepada manusia untuk tidak mengkonsumsi daging (vegetarian). Ida Sesuhunan malah menganjurkan agar umat manusia mengkonsumsi daging, manusia perlu untuk mengkonsumsi daging, yg penting bagi umat Hindu adalah tidak memakan daging sapi dan daging2 yg tidak wajar untuk dimakan seperti daging anjing,dll. Jadi, ajaran vegetarian bukanlah merupakan wahyu dari Ida Sesuhunan melainkan hasil pemikiran/imajinasi manusia. Namun demikian, Ida Sesuhunan tidak menyalahkan vegetarian maupun membenarkannya. Vegetarian tidak mempengaruhi apapun dalam kehidupan spiritual kita, yg mempengaruhi adalah "cara memperoleh makanan" apakah baik atau buruk, apakah dengan bekerja atau dengan mencuri, lalu apakah makanan itu mendatangkan manfaat atau penyakit kpd kita..itulah yg menjadi landasan dalam memilih makanan, bukan berdasarkan "daging" atau "sayur".
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.