wah mantap nih... bro rough kasih pendapat berdasarkan cara pandang barat biar kita2 tambah pusink nih
Sebenarnya sih ajaran Buddha bukan hanya mencakup cara pandang timur lho, biarpun asalnya dari timur tetapi mencakup semuanya koq, mencakup cara pandang timur karena Sang Buddha melihat semua fenomena apa adanya melalui kekuatan batin beliau yaitu dengan Buddhacaksu /mata Buddha) dan juga mencakup cara pandang barat karena Sang Buddha mengamati dan menganalisa segala fenomena yg ada berdasarkan kebijaksanaan beliau yg sebenarnya adalah Dharma itu sendiri.
CMIIW, pola pikir timur kan lebih cenderung spiritualis, pola pikir barat itu lebih cenderung ke analitik atau pake logika.
Buddha Dharma kan mencakup kedua2nya, dan oleh karena itu ada pandangan yg mengganggap Buddhism itu bukan sekedar religion saja, tetapi mencakup semuanya. Dan berdasarkan pemikiran ini, saya berkesimpulan ajaran Buddha itu mencakup cara pandang Barat dan Timur, sehingga sekarang ini ajaran Buddha bisa diterima oleh org Timur maupun Barat.
Sang Buddha sendiri mencapai penerangan sempurna melalui kedua metode yaitu metode spiritual dan analitik/logika.
1. Metode spiritual -yaitu - menurut versi theravada: sila dan samadhi atau menurut versi mahayana : dana, sila, ksanti, virya dan dhyana(=samadhi)
Metode ini digunakan untuk menyempurnakan upaya kausalya/skilfull means yaitu kemampuan spesial seorang Buddha utk menolong makhluk lain, biasanya berupa kekuatan batin/supranatural dan sejenisnya. Ini berkaitan dengan Rupakaya Buddha
2. Metode analitik - panna/prajna -> vipasana (versi theravada dan mahayana sama)
Metode ini digunakan utk menyempurnakan kebijaksanaan/ wisdom, digunakan utk melenyapkan avidya dan kilesa dari batin hingga tak bersisa. (berhubungan dengan Dharmakaya)
Oleh karena Sang Buddha berhasil melatih diri dengan menggunakan kedua metode ini dengan sempurna sehingga mencapai penerangan Sempurna, bisa dikatakan Sang Buddha mengetahui segala fenomena yg terjadi baik di dalam batin maupun di luar batin beliau. Sang Buddha bisa menjelaskan proses terjadinya alam semesta, yg baru dekade belakangan ini para scientist perkirakan, terus Sang Buddha juga mengetahui adanya 31 alam kehidupan lain, sedangkan sampai sekarang scientist aja masih berusaha untuk membuktikan apakah hantu itu ada atau tidak
Pada saat Albert Einstein menjelaskan teori relativitas energi dan relativitas waktu, Sang Buddha juga sudah menjelaskannya 2500 tahun yg lalu.
Jadi disini kita bisa lihat betapa luar biasa hasilnya kalo kita menggabungkan kedua metode ini, Sang Buddha sendiri sebagai buktinya.
Sorry jd OOT dikit, intinya gw hanya kasi pendapat aja kalo ajaran Buddha itu sebenarnya mencakup cara pandang barat dan timur.
@ all
Berbagi hal mengenai kerasukan/kesurupan. Ini fenomena yang sulit diterima logika, namun banyak diyakini terjadi di masyarakat. Secara gamblang dalam beberapa literatur, kesurupan diartikan sebagai sebuah fenomena di mana seseorang berada di luar kendali dari pikirannya sendiri. Beberapa kalangan mengganggap kesurupan disebabkan oleh kekuatan gaib yang merasuk ke dalam jiwa seseorang.
Menarik dicermati, bahwa dalam hal ini sebenarnya sulit untuk melakukan pembuktian tentang keterlibatan mahluk gaib, apabila terjadi kesurupan/kemasukan perorangan. Dalam literatur barat, ada dikenal dengan kepribadian ganda. Dimana, secara tidak sadar, seseorang bisa berbuat atau bertabiat dan berkepribadian majemuk. Artinya, secara fisik tetap sebagai satu orang, sementara secara kepribadian bisa menjadi beberapa orang.
Pandangan barat ini manarik untuk dipertimbangkan oleh praktisi Buddha sendiri, karena keterbukaan kita dalam menerima acuan-acuan ilmu pengetahuan dari disiplin ilmu manapun. Seorang yang berkepribadian ganda/majemuk, dalam hal ini bisa dikatakan telah mengalami apa yang dinamakan
Pemecahan Kepribadian.
Pemecahan kepribadian merupakan suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya.
Berikut beberapa referensi yang memperlihatkan kasus kepribadian ganda/majemuk/pemecahan kepribadian:
- (1646) Paracelsus melaporkan kasus tentang wanita yang menuduh seseorang telah mencuri uangnya. Pencurinya kemungkinan memiliki kepribadian ganda, yang melakukan tindakannya tanpa sepengetahuan pribadi utama.
- (1791) Eberhard Gmelin mendeskripsikan kasus tentang pergantian identitas diri seorang wanita Jerman berusia 21 tahun, yang mengaku seorang bangsawan Perancis dan mampu berbicara bahasa Perancis. Gmelin percaya bahwa kasus seperti itu dapat membantu memahami seluk beluk kepribadian manusia.
- (1816) Kasus Mary Reynolds, kepribadian ganda, diterbitkan dalam bentuk artikel di majalah Medical Repository.
- (1838) Charles Despine menemukan sebuah kasus kepribadian ganda dalam diri Estelle, seorang gadis berusia 11 tahun.
- (1876) Eugène Azam menemukan kasus kepribadian ganda dalam tubuh seorang wanita muda Perancis, yang biasa dipanggil Felida X.
- (1899) Buku karangan Théodore Flournoy yang berjudul Des Indes à la Planète Mars: Etude sur un cas de somnambulisme avec glossolalie (Dari India ke Planet Mars: Kasus kepribadian ganda dengan bahasa imajiner) diterbitkan.
- (1906) Buku Morton Prince, The Dissociation of a Personality, mengungkapkan kisahnya merawat pasien berkepribadian ganda bernama Clara Norton Fowler alias Christine Beauchamp.
- (1915) Walter Franklin Prince menerbitkan studi kasus seorang pasien yang bernama Doris Fischer dengan judul The Doris Case of Multiple Personality. Studi kasus ini kemudian diikuti oleh beberapa percobaan mengenai diri Fischer sendiri dan dirinya yang lain.
- (1943) Stengel mengatakan bahwa seseorang yang berkepribadian ganda mengalami "kelainan".
- (1954) Buku Shirley Jackson, The Bird's Nest, sebuah cerita fiksi tentang pemecahan kepribadian, diterbitkan.
- (1954) Buku Thigpen & Cleckley, The Three Faces of Eve, didasarkan pada hasil terapi Chris Costner-Sizemore, diterbitkan. Buku ini berhasil menarik minat orang Amerika mengkaji masalah pemecahan kepribadian.
- (1957) Film The Three Faces of Eve yang dibintangi oleh Joanne Woodward, diluncurkan.
- (1973) Buku laris karya Flora R. Schreiber, Sybil, membukukan kisah pengobatan dan terapi yang dilakukan oleh Shirley Ardell Mason. Namanya disamarkan menjadi Sybil Dorsett dalam buku ini.
- (1976) Versi layar kaca Sybil diproduksi, dibintangi oleh Sally Field.
- (1977) Chris Costner-Sizemore menerbitkan otobiografinya yang berjudul I'm Eve.
- (1980) Tahun terbit buku Michelle Remembers.
- (1981) Buku Daniel Keyes, The Minds of Billy Milligan, diterbitkan. Buku ini didasarkan dari hasil wawancara antara Billy Milligan dan terapisnya.
- (1986) Tahun terbit buku When Rabbit Howls.
- (1995) Astraea, situs yang pertama kali membahas masalah pemecahan kepribadian di dunia maya, diluncurkan bulan September.
- (1999) Buku Cameron West, First Person Plural: My Life as a Multiple, diterbitkan.
- (2005) Otobiografi Robert Oxnam, A Fractured Mind, diterbitkan.
Bukan pula untuk membantah, tapi sekedar memberikan sebuah pandangan yang berbeda mengenai apa yang sekarang kita bicarakan di forum ini. Topik ini semakin menarik. Pembicaraan juga semakin berkembang. Dan tidak menutup kemungkinan munculnya hal-hal yang bersifat klenik/mistik dari pembicaraan yang semakin terbuka ini.
Kalo utk kepribadian ganda ini, setau gw sih biasanya disebabkan oleh batin/mental yg tidak atau susah utk fokus, sehingga mengakibatkan ketidakmantapan/kelabilan karakter seseorang, kalau sampe kasus yg ekstrim bisa mengakibatkan seakan2 ada beberapa kepribadian yg berbeda. Kalau mau dinilai dengan pola pikir Buddhist dan berdasarkan hukum sebab akibat, jejak karma positif/negatif di masa lalu biasanya akan terbawah ke masa sekarang dengan wujud tendensi/kecenderungan batin yang apabila mendadak muncul di saat sekarang sehingga bisa merubah kepribadian seseorang secara sementara dan membuat seseorang bisa menjadi bingung dengan jati dirinya sendiri.
Tendensi atau kecenderungan batin ini yg menjelaskan kenapa tiap bayi yg lahir di dunia ini mempunyai karakter atau sifat yg berbeda2, misalnya ada yg pembawaannya pemarah/emosi, cengeng, sabar dll.
Nah jejak karma negatif/positif yg terbawa dari masa lalu yaitu berupa arus /kecenderungan batin ini biasanya juga menarik entitas2 di luar kita, yaitu makhluk2 yg memiliki hubungan karma yg kuat dengan kita utk bertemu lagi dengan kita. Seperti orang tua, saudara, teman musuh dll.
Kalo pake istilah science...energi yg koheren / serupa biasanya akan tarik menarik (berkumpul). Nah kecenderungan2 positif yang berasal dari jejak karma positif masa lalu di batin kita akan membuat kita mampu mengenali orang yang cocok dan punya kesamaan dengan kita, sehingga bila kita berkumpul dengannya bawaannya harmonis akrab dsb.
Demikian juga kecenderungan2 negatif yg berasal dari jejak karma negatif masa lalu di batin kita juga akan menarik kita utk berkumpul dengan makhluk2 yg punya kecenderungan sama, misalnya kita suka berbohong, kita juga akan lahir di tempat yg banyak penipu atau sering ketemu penipu dan sering dibohongi dst. Demikian juga kalo kita punya rasa benci/suka marah dan ribut, kita pasti punya kecenderungan lahir di tempat yg penuh peperangan dan banyak musuh.
Entitas2 yang gw sebutkan tadi itu tidak terbatas hanya kepada makhluk manusia saja, tetapi semua makhluk yg masih berada di 31 alam kehidupan. Jadi kalau misalnya ada makhluk halus, bisa jadi preta dulunya pernah jadi orang yang kita sayangi atau musuh kita di masa lalu, dalam kehidupan ini mencari kita, itu bisa dimaklumi. Nah yang celaka itu kalo yang nyari itu musuh kita, ini yang biasanya sering menjadi penyebab kasus kesurupan.
Untuk penjelasan secara science kenapa bisa kesurupan, kurang lebih seperti
ini:
Semua benda yang berada di muka bumi ini menyimpan energi, baik ada yg berupa energi potensial atau yg bener2 sudah berupa energi yang dikeluarkan. Energi ini biasanya bisa saling mempengaruhi, contoh energi kalor yang memancarkan panas ke sekitarnya.
Misalnya kita lihat semua makhluk yang ada di muka bumi termasuk manusia dan makhluk halus (preta/asura/deva) memancarkan energi, dan oleh karena adanya ikatan karma (disini istilah sciencenya energi yg koheren) jadi tarik menarik dan berkumpul. Nah pasti ada energi yang lebih kuat dan ada yang lebih lemah. Yang lebih kuat pasti mempengaruhi yang lemah.
Kalau kita analogikan kesadaran itu sebagai energi, kita bisa bilang makhluk yang kesadarannya lebih kuat mempengaruhi yang lemah. Nah jadi di sini bisa ditarik kesimpulan makhluk yang kesadarannya lebih lemah menjadi kesurupan akibat pengaruh makhluk yang kesadarannya lebih kuat. Jadi kalo menurut gw kepribadian ganda ataupun multiple personality itu bisa dan mungkin terjadi karena kesurupan, karena alasan2 di atas. Dan juga karena kita sudah tumimbal lahir hampir ga bisa diitung di dalam samsara ini, bisa dikatakan orang tua kita, org yang kita sayangi, org yg kita benci, musuh kita itu ada banyak sekali, dan pas kalo timing dan kondisinya tepat, bisa dipastikan mereka ada di dekat kita sekarang baik sebagai teman, ortu, pacar, istri, ataupun makluk yg ga keliatan yang mengikuti kita terus, dan juga yang nemplok di badan kita baik kita sadari atau tidak.
Mudah2an bisa dimengerti yah...maaf kalo kata2nya agak susah dimengerti
Dalam tradisi timur (juga sebahagian barat) banyak diyakini kekuatan gaib yang menjadi jawaban atas sejumlah pertanyaan dari sebuah fenomena kerasukan/kesurupan/kemasukan. Yang mungkin dalam hal ini, pihak barat melihatnya sebagai pemecahan kepribadian. yang mengakibatkan seorang individu bisa muncul dengan karakter atau kepribadian yang benar-benar berbeda dengan yang semestinya. Fenomena ini bisa muncul bila terjadi shock. Ketakutan yang sangat hebat. Kelemahan fisik. Kelemahan rohani. Keletihan dan kelemahan jiwa. Yang secara sederhana dalam tradisi timur dipandang sebagai, jiwa dari individu tersebut diambil olih oleh kekuatan gaib atau fisk individu tersebut mengalami apa yang disebut kemasukan roh/kesadaran lain.
Itu dua sudut pandang yang saling bertolak belakang dari apa yang sedang kita bahas ini. Sejauh ini, sampai postingan ke #66, pembahasan masih berputar pada poros timur. Dalam hal ini sedikit banyak referensi diambil dari ajaran Buddha.
dua paragraf ini sudah coba saya jelaskan di atas.
Agak sedikit menimbulkan tanya jawab dalam hal anatta bisa terjadi kerasukan/kesurupan. Beberapa aliran kemudian mengklaim bahwa kesurupan/kerasukan bisa juga terjadi apabila ada mahluk gaib yang lebih tinggi tingkatannya dari manusia 'masuk' ke dalam kesadaran seseorang. Hal ini tak jarang dijadikan patokan dari sebuah ajaran.
Anatta (tanpa inti) itu adalah karakteristik dari semua fenomena di alam semesta ini, itu benar sekali. Tapi selama kita masih belum realisasi anatta dalam batin, kita pasti masih terkungkung oleh avijja dan kilesa, kita pasti mempunyai panca skandha, nah makhluk2 ini biasanya bisa numpang disini.
Kalo kita sudah memahami anatta secara sempurna di dalam batin kita (baca: bukan pemahaman secara intelektual saja), sudah bisa dipastikan kita tidak akan terlahir lagi, karena kalo "Sang Aku" itu udah ga ada, yah bisa dipastikan ga ada yang bisa nempel, atau ngerasukin.
Saya ingin melemparkan pertanyaan dan bahan pemikiran kepada forum ini,
Bagaimana bila tangki/dukun/dll yang mengalami kesurupan/kerasukan secara rutin tersebut sebenarnya adalah orang-orang dengan kepribadian ganda? Yang dalam hidup sebagai orang Asia, tidak begitu mengetahui kelainan psikologi ini? Dan bukan kebetulan pula masyarakat Asia cenderung masih banyak yang percaya pada hal-hal seperti ini. Sehingga kejadian ini terus berulang-ulang terjadi dan terjadi lagi.
Dalam hal kerasukan/kesurupan yang dadakan atau sesekali. Bagimana bila hal ini terjadi karena kelemahan fisik/jiwa. Trauma hebat yang tiba-tiba yang mengguncangkan jiwa, sehingga muncul sebuah kepribadian yang benar-benar berbeda yang sebenarnya adalah pancaran terpendam dari kepribadian yang asli?
Bisa ya dan bisa tidak, seperti yang bro bilang, bisa ya karena itu tangki/dukun mungkin pernah ngalami trauma atau ngalami kejadian2 di masa lalu yang ngakibatin dia punya kepribadian ganda, dan bisa juga tidak, karena alasan2 yang saya kemukakan di atas.
Kemudian dalam hal kerasukan masal. Bagaimana bila hal ini terjadi karena adanya sebuah fenomena unik. Dimana sebuah kekuatan besar (dalam hal ini banyak hal bisa dijadikan penyebab, misal gaya magnet, aura, dll) yang mempengaruhi secara macro sebuah kelompok.
Wah kalo ini dilihat dari science aja sih, saya rasa susah untuk menjawab yah...karena kalau science pasti jawabnya berdasarkan parameter yang bisa ditangkap oleh panca indera kita, misalnya bisa jadi karena suhu udara pas ditempat kesurupan itu panas sekali, sehingga banyak yang berhalusinasi sehingga seakan2 seperti kesurupan. Tapi tetap aja aneh kan, karena misalnya yg bersangkutan kesurupan adalah org Jawa pribumi, terus pas kesurupan tiba2 bisa bahasa Batak. kan penjelasannya masih belum bisa masuk tuh
Sang Buddha sendiri pernah dalam sebuah wacana membicarakan tentang bagaimana pikiran kadang mengelabuhi manusia. Terkadang manusia merasa sudah 'melihat' atau 'merasakan' atau 'mengalami' sesuatu kejadian yang kudus, sementara sebenarnya dia hanya dipermainkan pikirannya sendiri, yang dalam hal ini kita sebut dengan imajinasi.
Fenomena ini kadang juga terjadi pada pandangan orang ketika melihat sebuah kejadian berupa kerasukan/kemasukan.
Makanya Sang Buddha selalu meminta kita untuk ehipasiko, cara ehipasiko-nya gimana? Yaitu dengan mengikuti jalan yang beliau ajarkan...misalnya utk membuktikan apakah 31 alam itu ada atau imajinasi belaka??? yang kita bisa lihat aja kan cuma binatang? nah gimana cara buktiin-nya? kita diminta utk pake metode spiritual tadi yaitu latihlah, sila dan samadhi sehingga kita benar2 punya kemampuan utk melihatnya, jadi ga berpatokan pada kata2 di buku atau sekedar ucapan Sang Buddha saja.
Dan juga jangan lupa metode analitik / vipasana juga dipakai disini utk ehipasiko yaitu dengan adanya prajna/kebijaksanaan, kita bisa mengetahui adanya saling keterkaitan antara fenomena2 yang terjadi, dan juga utk mengetahui apakah yang kita "lihat" itu apakah khayalan/imajinasi belaka(baca: bentuk-bentuk pikiran belaka)
Om mani padme hum.