bro singthung,
di forum dhammacitta, pak hudoyo yang mengasuh meditasi MMD (meditasi mengenal diri) menyatakan tentang pernyataan di dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA sebagai hal yang diragukan diucapkan oleh BUDDHA sendiri karena pernyataan tertentu yaitu :
RAUNGAN SANG SINGA
27. "Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat.
Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat.
Subhadda, sejak kami berumur duapuluh sembilan tahun, kami telah meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencari kebaikan. Subhadda, kini telah lewat limapuluh satu tahun, dan sepanjang waktu itu, kami telah berkelana dalam suasana kebajikan dan kebenaran, waktu itu di luar tidak ada manusia suci. Juga tidak dari tingkat kedua, ketiga ataupun tingkat kesucian keempat. Ajaran guru-guru lainnya yang tidak memiliki Jalan Mulia Berunsur Delapan adalah kosong dan bukan petapa yang sejati. Subhadda, jika para bhikkhu ini hidup dengan baik menurut dhamma dan vinaya, maka dunia ini tidak akan kekosongan Arahat."
Dari kutipan Mahaparinibbana sutta di atas, Buddha tidak menyatakan ajaran guru lain tidak mengandung "pembebasan". Buddha tidak menyatakan bahwa hanya eksklusif ajarannya yang mengandung "pembebasan", tetapi lebih dicantumkan syarat syarat ajaran mana saja yang mengandung pembebasan, bukan dari siapa yang mengajarkannnya yaitu AJARAN YANG MEMILIKI JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN. Sepertinya pak hud interpretatif dalam hal ini yang mengartikan apa yang dikatakan dalam MAHAPARINIBBANA SUTTA bahwa BUDDHA menyatakan AJARAN LAIN di LUAR AJARAN BUDDHA tidak terdapat pembebasan.
Hati-hati, ada usaha pemalsuan Mahaparinibbana-sutta dalam kutipan di atas, entah siapa yang menulis itu. Coba bandingkan kalimat yang saya bold merah dengan terjemahan bahasa Inggris: "Devoid of true ascetics are the systems of other teachers," atau terjemahan lain yang isinya sama, "Other teachings are empty of knowledgeable contemplatives." Dalam terjemahan Indonesia itu menyelip masuk--disengaja atau tidak--"Jalan Mulia Berunsur Delapan" ke dalam kalimat itu.
Yang jelas secara eksplisit "Buddha" bilang, "Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan" ("Su~n~naa parappavaadaa sama.nehi a~n~ne."). Pernyataan itu jelas-jelas ada.
Kalau dikatakan sebelumnya, bahwa JMB-8 merupakan "syarat" untuk pembebasan, sekarang lihat, di dunia ini ajaran mana saja yang mengandung "syarat-syarat" itu (JMB-8)? Cuma Buddhisme saja, kan.
Silogisme logika paragraf tersebut adalah sbb:
- Dalam ajaran manapun yang tidak mengandung X tidak ada pembebasan;
- Dalam ajaran manapun yang mengandung X ada pembebasan;
- Ajaranku ini mengandung X, jadi ada pembebasan;
- Ajaran guru-guru lain tidak mengandung pembebasan.
Pada dasarnya, paragraf itu tidak lebih daripada cara halus untuk mengatakan bahwa hanya di dalam ajaran Buddha saja ada pembebasan. Itu saya tidak percaya datang dari mulut Sang Buddha.
Salam,
hudoyo
gimana menurut bro singthung...