• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kesurupan/kerasukkan menurut Buddhis !!!

@InfiniteSky
Ilmu pengetahuan/sains dengan agama, sama sama penelitian, yang satu di laboratorium, yang satu di bathin.... kedua-duanya membawa pencerahan. Dalam koridor masing-masing.

Mengapa sampai ada kalimat seperti itu?

Karena, dalam hal melihat dan menghargai para ilmuan, tak jarang kita menjumpai ternyata mereka adalah atheis yang bagi agama lain adalah sebuah dosa maha berat. Sehingga seringkali ilmuan justru dilecehkan. Padahal, pada hakekatnya mereka hanya meneliti dan mencoba membuktikan sebuah keyakinan yang mereka yakini benar dengan cara mereka, yaitu meneliti di laboratorium. Namun kondisi ini tentu saja berbeda dalam pandangan agama Buddha.

Agama Buddha mengajarkan umatnya untuk tetap kritis dalam melihat sebuah fenomena dan lain sebaginya. Termasuk dalam kebenaran yang coba dibuktikan oleh para ilmuan. Inilah yang manarik bila dilihat dari agama Buddha.

Penjelasan tentang ini bisa lebih besar lagi bila an da sudah baca threat ini:

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=52011 atau,
https://www.forum.or.id/showthread.php?t=53496

Kelihatannya kita punya sedikit beda pemikiran dlm hal ini. That's ok.

Ajaran Buddha menurut gw kurang cocok disebut sebagai agama, karena mencakup semuanya, baik itu ilmu pengetahuan maupun spiritual.

Oleh karena itu ajaran Buddha berbeda dengan agama yang mengajarkan dogma (kepercayaan semata), tetapi ajaran Buddha itu lebih ke arah hipotesa yang mengundang untuk dibuktikan kebenarannya (ehipasiko).

Dengan adanya perbedaan pendapat ini, barulah kita bisa saling sharing dan diskusi :D

om mani padme hum.

Yakinkah anda pandangan kita berbeda? Saya justru melihat yang sebaliknya.

Kalau anda mengartikan agama seperti agama-agama Samawi atau agama-agama Abrahamic, tentu saja agama Buddha melebihi ketegori agama tersebut.

Ajaran Buddha berbeda dengan agama yang mengajarkan dogma (kepercayaan semata), tetapi ajaran Buddha itu lebih ke arah hipotesa yang mengundang untuk dibuktikan kebenarannya (ehipasiko).

Bukankah ini juga yang dilakukan oleh para ilmuan di laboratorium. Mungkin mereka tidak mengenal agama Buddha. Tapi agama Buddha sendiri tidak memandang manusia sebagai Buddhis atau non Buddhis, tapi dari apa yang mereka kerjakan, perbuatan, dan hal-hal lain yang mencakup kehidupan.

Lebih jauh, para ilmuan sering dianggap sesat atau murtad oleh agama lain. Justru dalam agama Buddha, kemampuan hepotesa mereka dihargai secara akal sehat. Tidak begitu saja percaya pada dogma, kitab suci dll. Copernicus bersedia dihukum mati hanya karena dalam hepotesanya dia menemukan bahwa Bumi sebenarnya bulat. Keyakinan nyeleneh ini kenyataannnya merupakan penolakkannya atas apa yang tertulis di kitab suci dan apa yang menjadi keyakinan umum pada masa itu. Demikian juga dengan Galileo atau Darwin..... (mungkin ketiganya tidak akan dihukum atau dianggap murtad seandainya mereka adalah Buddhist dan berdomisili di Asia Timur)

Dalam hal seorang mencapai pencerahan.

Seperti yang sudah diumpamakan sang Buddha sendiri, bahwa apa yang diajarkan hanya seperti daun di dalam genggaman, sementara Dhamma mencakup jumlah daun di seluruh hutan.

Tidakkah ada kemungkinan bahwa dalam melakukan hepotesa (dengan cara mereka) ada ilmuan yang justru mendapatkan pencerahan? walaupun dia tidak mengerti atau tidak tahu Buddha Dharma?

Saya justru tidak melihat seperti itu. Menjadi dogma yang tersendiri bila ada anggapan seperti itu. Karena secara tidak langsung kita mengklaim sebuah pencerahan hanya bisa dicapai dengan cara kita. Sementara sang Guru Agung kita sendiri sudah mengatakan bahwa jumlah daun di hutan ternyata jauh lebih banyak dari daun di genggaman tangan.

Sorry jadi OOT.....
Back To topic, Kerasukan/kemasukan/kesurupan........

Dan dalam hal topic kita, tidak ada salahnya melihat dari sisi lain, hepotesanya akan semakin luas dan kemungkinan kebenaran yang bisa dicapai juga semakin besar.... :D:):P
 
@Dragon
posisi tangan, pada saat pembacaan mantra kedua2nya memegang mala/tasbih dan pada saat yoga selalu dalam posisi meditasi (telapak tangan yang satu di atas yang lain). Ada yg salah dengan posisi tangan?

om mani padme hum


Coba kedua belah tangannya dirangkapkan bersikap anjali. Lihat apakah gejala itu timbul lagi gak.
 
Coba kedua belah tangannya dirangkapkan bersikap anjali. Lihat apakah gejala itu timbul lagi gak.

kl sy, gerakan2 itu bkn cm muncul disaat sedang membaca mantra dimalam hari saja. sy tdk pernah meditasi (jd malu :P), jd gerakan itu bkn datang dari meditasi spt yg dialami oleh infinite sky atau anda.

kl yg sy alamin, membaca mantra sambil naek motor sekalipun jg. gerakan2 itu bisa terasa dipunggung/pinggang saya kl bnr2 diamatin scr fokus. kl tdk diamatin tdk terasa apa2.

maaf bro dragonhung, kalo boleh tanya andai hal ini terus terjadi, lama kelamaan apa yg terjadi berikutnya? lalu apa pula fungsi/manfaatnya/kerugiannya?

thx bro atas infonya >:D<
 
Latihan anda sudah salah, harus diulangi dari awal membaca mantranya.
 
Latihan anda sudah salah, harus diulangi dari awal membaca mantranya.

trims atas infonya..:)
blkg ini sy memang sedang mengejar target membaca mantra dlm jumlah tertentu. mungkin ini membuat sy makin kacau. anda benar jg sptnya.

kali ini sy akan mulai semuanya tanpa berharap pada apa2 lagi..just ordinary.trims atas peringatannya.

3 hari ini saya merasa cukup aneh. separuh badan sebelah kiri saya selalu merinding tanpa sebab. bulu kuduk berdiri. hari ini sudah 3x begitu.
sy tak blg ini tahayul, tp ini cukup menganggu :(
tampaknya semakin lama bljr dhamma semakin byk godaannya :D
 
trims atas infonya..:)
blkg ini sy memang sedang mengejar target membaca mantra dlm jumlah tertentu. mungkin ini membuat sy makin kacau. anda benar jg sptnya.

kali ini sy akan mulai semuanya tanpa berharap pada apa2 lagi..just ordinary.trims atas peringatannya.

3 hari ini saya merasa cukup aneh. separuh badan sebelah kiri saya selalu merinding tanpa sebab. bulu kuduk berdiri. hari ini sudah 3x begitu.
sy tak blg ini tahayul, tp ini cukup menganggu :(
tampaknya semakin lama bljr dhamma semakin byk godaannya :D

Jangan pake ngejar target, laksanakan dengan tekun dan konsentrasi yang kuat saja.... :)
 
Jangan pake ngejar target, laksanakan dengan tekun dan konsentrasi yang kuat saja.... :)

yap,saya jadi teringat kata-kata ajahn chah,

ketika anda meditasi dan berpikir masih jauhkah saya dari jhana?
berapa jauh lagi saya mendekati jhana?...
maka semua usaha anda buyar.
 
yap,saya jadi teringat kata-kata ajahn chah,

ketika anda meditasi dan berpikir masih jauhkah saya dari jhana?
berapa jauh lagi saya mendekati jhana?...
maka semua usaha anda buyar.

Pencerahan justru tercapai saat tidak ada lagi ambisi untuk mendapat pencerahan itu. Pelepasan bisa berujung kepada pencerahan. karena ngotot ingin mencapai pencerahan, sebenarnya justru semakin mengikat kaki bathin kita untuk tidak beranjak dari tempat yang itu-itu saja.

Lepaskan semua beban.... jangan pikirakan tentang jhana. Mengetahui tingkatan jhana bukan berarti harus menjadi terfokus pada 'kapan' 'sudah sampai manakah' 'bisakah?' kita mencapai jhana. Yang difokuskan adalah meditasinya. Bukan target atau ambisi ke arah sana....

Gampang diucapkan, sangat sulit dijalankan.... tapi tidak ada yang mustahil.>:D<
 
Pencerahan justru tercapai saat tidak ada lagi ambisi untuk mendapat pencerahan itu. Pelepasan bisa berujung kepada pencerahan. karena ngotot ingin mencapai pencerahan, sebenarnya justru semakin mengikat kaki bathin kita untuk tidak beranjak dari tempat yang itu-itu saja.

Lepaskan semua beban.... jangan pikirakan tentang jhana. Mengetahui tingkatan jhana bukan berarti harus menjadi terfokus pada 'kapan' 'sudah sampai manakah' 'bisakah?' kita mencapai jhana. Yang difokuskan adalah meditasinya. Bukan target atau ambisi ke arah sana....

Gampang diucapkan, sangat sulit dijalankan.... tapi tidak ada yang mustahil.>:D<

spt yg sy katakan dikamar ini, sbnrnya sy tdk mengerti apa2 tentang jhana sblm sy bertanya kpd singtung..:D

yg sy alami bkn mengejar jhana, tp mengejar target pembacaan. bodohnya sy :D

stlh bro dragonhung blg sy slh dlm membaca mantra, setelah kmrn sy renungkan kembali baru sadar.

ternyata sebanyak apapun jumlah bacaan mantra, tetap masih ada batas jumlahnya. mantra yg tak terbatas adalah membaca dengan melupakan hitungan.

:D
skrg sy sudah terlanjur berjanji pd bodhisattva tertentu untuk menyelesaikan jumlah mantra dlm jmlh tertentu pula. jd hrs sy selesaikan.

setelah semua usai, sy akan mulai kembali dari awal dgn membaca tanpa hitungan/ target lg..:)

trims untuk semua yg memberi petunjuk,saran, idenya. semoga semuanya terberkati..>:D<
 
kesurupan itu banyak jenisnya. Sy dengar dari temen gw yg belajar baca mantra.
Katanya dia menhapal 2 ayat mantra satu hari sampai 1000x. Jadi dia menghapal sambil memegang tasbih untuk menghitung berapa kali sudah menghapal.
Pada permulaan menghapal tidak ada rasa apa2, tapi setelah menghapal 1 minggu berturut2, dia merasakan reaksinya. Setiap menghapal tubuh bisa hangat dan kadang bisa panas. Terasa ada energi yg bangkit dari dalam.
Sekarang dia bisa menggunakan mantra itu dengan fasih. Kalo ada orang yg marah2, dia baca2 mantra ke orang tersebut lalu org itu jd adem. Katanya pernah satu kali ada terjadi keributan di satu Cafe..dimana mau terjadi perkelahian. Jadi temen gw ini baca2 mantra lalu terasa tubuh jadi penuh energi dan tidak ada rasa takut. Begitu dia melihat mata lawan , org itu sepertinya terkejut dan lawan itu pun akhirnya mundur pergi.
Katanya dia pernah iseng, baca2 mantra lalu mengarahkan ke cicak yg bertengger diatas plafon. Lalu dia niatkan cicak itu jatuh dan benar2 saja cicak itu jatuh. Dengan mantra itu bahkan dia bisa membantu org bersalin dengan mulus, jk ada yg kesulitan bersalin normal. Bisa melakukan pertarungan dengan org yg sama2 menguasai ilmu mantra. Jadi saling menghapal mantra masing2. Yang kalah bisa muntah darah atau langsung mati. Mantra dia bisa berbuat yg baik juga bisa berbuat yg jahat, tergantung yg memakainya. Ibarat pisau tajam saja. Dengan baca mantra bahkan dia bisa tahu pinjaman Bank bisa disetujuin atau tidak, sebelum laporan bank diterima. Jadi sangat2 super power. Syaratnya hanya baca 1000x satu hari. Tidak boleh kurang, kalo kurang harus ditambah esok harinya. Dengan demikian penggunaan mantra jadi very powerfull.
Guru nya sangat suci, bahkan bisa melihat kelahiran masa lampau. Melihat masa depan, bahkan waktu kapan meninggal dunia juga tahu. Mendengar ceritanya memang sangat menggiurkan. Sungguh menggoda hati.
Mantra2 berfungsi sebagai penyelarasan pada satu entitas tinggi, dengan demikian kita bisa berinteraksi/bekerjasama dengan entitas tinggi itu dengan membaca mantra sebagai katalisatornya.


ADA BANYAK JALAN, SEMUANYA MENGGIURKAN, TAPI SAYA LEBIH SUKA yang SEDERHANA, SAYA TELAH MELIHAT BANYAK HAL YANG SIA-SIA DARI SEMUA KEKUATAN SUPRA ITU. HAL YANG TERBAIK ADALAH AKAL SEHAT, BIJAKSANA, DAYA TAHAN MENTAL, MENYEDERHANAKAN KEINGINAN, HIDUP DENGAN PENUH KEBAIKAN, MELIHAT HAL2 YG SIA2 PADA FENOMENA KEHIDUPAN.
 
kesurupan itu banyak jenisnya. Sy dengar dari temen gw yg belajar baca mantra.
Katanya dia menhapal 2 ayat mantra satu hari sampai 1000x. Jadi dia menghapal sambil memegang tasbih untuk menghitung berapa kali sudah menghapal.
Pada permulaan menghapal tidak ada rasa apa2, tapi setelah menghapal 1 minggu berturut2, dia merasakan reaksinya. Setiap menghapal tubuh bisa hangat dan kadang bisa panas. Terasa ada energi yg bangkit dari dalam.
Sekarang dia bisa menggunakan mantra itu dengan fasih. Kalo ada orang yg marah2, dia baca2 mantra ke orang tersebut lalu org itu jd adem. Katanya pernah satu kali ada terjadi keributan di satu Cafe..dimana mau terjadi perkelahian. Jadi temen gw ini baca2 mantra lalu terasa tubuh jadi penuh energi dan tidak ada rasa takut. Begitu dia melihat mata lawan , org itu sepertinya terkejut dan lawan itu pun akhirnya mundur pergi.
Katanya dia pernah iseng, baca2 mantra lalu mengarahkan ke cicak yg bertengger diatas plafon. Lalu dia niatkan cicak itu jatuh dan benar2 saja cicak itu jatuh. Dengan mantra itu bahkan dia bisa membantu org bersalin dengan mulus, jk ada yg kesulitan bersalin normal. Bisa melakukan pertarungan dengan org yg sama2 menguasai ilmu mantra. Jadi saling menghapal mantra masing2. Yang kalah bisa muntah darah atau langsung mati. Mantra dia bisa berbuat yg baik juga bisa berbuat yg jahat, tergantung yg memakainya. Ibarat pisau tajam saja. Dengan baca mantra bahkan dia bisa tahu pinjaman Bank bisa disetujuin atau tidak, sebelum laporan bank diterima. Jadi sangat2 super power. Syaratnya hanya baca 1000x satu hari. Tidak boleh kurang, kalo kurang harus ditambah esok harinya. Dengan demikian penggunaan mantra jadi very powerfull.
Guru nya sangat suci, bahkan bisa melihat kelahiran masa lampau. Melihat masa depan, bahkan waktu kapan meninggal dunia juga tahu. Mendengar ceritanya memang sangat menggiurkan. Sungguh menggoda hati.
Mantra2 berfungsi sebagai penyelarasan pada satu entitas tinggi, dengan demikian kita bisa berinteraksi/bekerjasama dengan entitas tinggi itu dengan membaca mantra sebagai katalisatornya.


ADA BANYAK JALAN, SEMUANYA MENGGIURKAN, TAPI SAYA LEBIH SUKA yang SEDERHANA, SAYA TELAH MELIHAT BANYAK HAL YANG SIA-SIA DARI SEMUA KEKUATAN SUPRA ITU. HAL YANG TERBAIK ADALAH AKAL SEHAT, BIJAKSANA, DAYA TAHAN MENTAL, MENYEDERHANAKAN KEINGINAN, HIDUP DENGAN PENUH KEBAIKAN, MELIHAT HAL2 YG SIA2 PADA FENOMENA KEHIDUPAN.

mengapa tidak tanyakan pada teman anda kalau demikian benar apa adanya
maka apa gunanya bekerja?,meditasi?,

justru tidak demikian ada nya..

dalam klenteng sering kita jumpai tertulis
membaca mantra ******** berapa X maka akan mencapai ***
membaca mantra ******** berapa X maka akan mencapai ke-buddha-an.

jika memang demikian,mengapa sang buddha semasa hidup tidak menyuruh murid-murid nya membaca saja mantra yang di seperti dikatakan itu?

malah kalau di teliti lebih mengarah pada SILABATAPARAMASA,

==============================

sayang sekali..membaca mantra se-umur hidup pun tidak akan ada guna-nya.
jika tidak mengerti dhamma...

"Cobalah untuk menyadari,dan membiarkan segala sesuatu berjalan pada jalan alamiah mereka.
Maka kemudian batin anda akan menjadi tenang dalam berbagai keadaan,seperti sebuah telaga hutan yang jernih. Semua jenis hewan yang bagus dan langka akan datang untuk minum di telaga ini, dan anda akan melihat dengan jelas sifat alamiah dari segala sesuatu. Anda akan melihat banyak hal yang aneh dan mengagumkan datang dan pergi,Tetapi anda akan tetap tenang. INI ADALAH KEBAHAGIAAN SEORANG BUDDHA."

ajahn chah

=======================

masih mau bergantung pada baca mantra?
adalah hal yang sia-sia,
ibarat duduk diam memejamkan mata saja dan berharap menjadi buddha.
 
dia berlatih mantra hanya supaya punya kemampuan yg orang biasa tidak punya, jadi merasa diri agak pede saja. Dia juga sambil mempelajari Dharma. Sepertinya dia tidak meditasi.. saya pernah mencoba 1 hari baca mantra 1000x menghabiskan waktu 5 jam baru selesai < tidak terus menerus baca >
 
dia berlatih mantra hanya supaya punya kemampuan yg orang biasa tidak punya, jadi merasa diri agak pede saja. Dia juga sambil mempelajari Dharma. Sepertinya dia tidak meditasi.. saya pernah mencoba 1 hari baca mantra 1000x menghabiskan waktu 5 jam baru selesai < tidak terus menerus baca >

Kalau kasusnya seperti itu, motivasinya yang salah.
Membaca mantra dalam hal yang dilontarkan Dragonhung dan Inheriyum, justru dimaksudkan sebagai sebuah metode dalam melakukan meditasi. Mantra sebagai objek meditasi - mungkin.

Kalaupun kesaktian muncul karena ingin memiliki kemampuan yang orang lain tidak bisa. Yang dapat hanya kesaktian tanpa kesucian, seperti yang pernah kita bahas di threat yang lain.
 
Memang ada beberapa suku kata yg bisa dijadikan objek meditasi, misalnya amitaba, atau budho. Jika mantra sebagai objek meditasi saya baru pertama kali mengetahuinya bisa begitu dari anda @rou..

Biasanya kata2 Mantra itu agak panjang, walaupun tidak sepanjang Paritta. Kata2 yg panjang membuat otak jadi aktip. Kalo sudah fasih luar kepala bacanya, maka bacaan itu jadi sejenis otomatis bawah sadar. Ini bisa menjurus ke trancedent. Kalo trancedent itu bukan meditasi, walaupun mirip meditasi.

Memang ada ilmu trancedent yg berkembang , beberapa meditasi Hindu mengambil jalan ini. Mungkin aliran Budha Tantra Tibet juga dan beberapa sekte dari Mahayana. Saya kira itu jenis ilmu diluar ajaran Buddha, sebenarnya lebih condong mendapat pengaruh dari Hinduisme dan kepercayaan/agama tradisional. Saya lebih suka menyebut itu sebagai penyelarasan dari pada meditasi.
 
gini. masalah objek...kalau mau mengambil objek seperti kata, kek nya kurang efesien dalam pengembangan ketenangan. apalagi kata-nya panjang

mengapa saya katakan demikian?
coba teliti sebelum anda mem-praktekkan nya....

sebelum kita mengucapkan kata, tentu di mulai dengan keinginan melalui pikiran...
nah sedangkan meditasi itu hanya "merasakan sensasi saat ini" bukan "berkeinginan"
kapan bisa maju meditasi nya?

di ajaran theravada yang saya pelajari tidak pernah ada menggunakan objek kek demikian. dan lagi biasanya menggunakan kata "BUDDHO" itu sebagai "ALARM" saja..
dimana jika pikiran melenceng dan susah di kontrol...ucapkan "buddho" 1 atau 3x palingan.
bisa juga dengan menarik nafas dalam-dalam 3x..lalu kembali ke pengarahan objek semula(misalnya nafas yg keluar masuk)

salam metta
 
dia berlatih mantra hanya supaya punya kemampuan yg orang biasa tidak punya, jadi merasa diri agak pede saja. Dia juga sambil mempelajari Dharma. Sepertinya dia tidak meditasi.. saya pernah mencoba 1 hari baca mantra 1000x menghabiskan waktu 5 jam baru selesai < tidak terus menerus baca >

Dalam Mantra, beberapa hal harus di perhatikan:
1. Harus mengerti arti yg terkandung dlm mantra. bila tidak, ibarat anda membaca buku tapi tidak mengerti isinya, alias sia-sia.
2. Mantra mempunyai vibrasi tertentu.. pilhlah mantra yg cocok dgn vibrasi anda
3. konsentrasi pikiran harus terpusat dlm membaca mantra
 
gini. masalah objek...kalau mau mengambil objek seperti kata, kek nya kurang efesien dalam pengembangan ketenangan. apalagi kata-nya panjang

mengapa saya katakan demikian?
coba teliti sebelum anda mem-praktekkan nya....

sebelum kita mengucapkan kata, tentu di mulai dengan keinginan melalui pikiran...
nah sedangkan meditasi itu hanya "merasakan sensasi saat ini" bukan "berkeinginan"
kapan bisa maju meditasi nya?

di ajaran theravada yang saya pelajari tidak pernah ada menggunakan objek kek demikian. dan lagi biasanya menggunakan kata "BUDDHO" itu sebagai "ALARM" saja..
dimana jika pikiran melenceng dan susah di kontrol...ucapkan "buddho" 1 atau 3x palingan.
bisa juga dengan menarik nafas dalam-dalam 3x..lalu kembali ke pengarahan objek semula(misalnya nafas yg keluar masuk)

salam metta

mo nanya ? bernapas masuk dan napas keluar ..pake keinginan ga ?
 
mo nanya ? bernapas masuk dan napas keluar ..pake keinginan ga ?

...jelas ga ada...hanya refleks dan sifat alamiah.

seperti tubuh yang mengeluarkan keringat...apa ada keinginan?
jantung yang berdetak..apa ada keinginan?....
maag yang bergoyang-goyang...apa ada keinginan?

hanya sifat alamiah dari jasmani bro^^

salam metta.
 
mo nanya ? bernapas masuk dan napas keluar ..pake keinginan ga ?

Dalam berlatih apakah kita perlu menarik napas panjang-panjang?

Perlu diingat pula disini, bahwa berlatih meditasi pernapasan bukanlah bertujuan untuk mengatur napas kita menjadi lebih panjang ataupun menahan napas kita selama mungkin untuk memperoleh kekuatan. Semua usaha untuk mengatur napas itu sebetulnya tidaklah membantu kita untuk mencapai ketenangan yang sesungguhnya; oleh karena itu bila berlatih, napas tidak perlu diatur-atur, tetapi sebaliknya bernapas dengan wajarsaja secara alami, dan tubuh kitapun mempunyai mekanisme yang akan membuat napas itu akan menjadi teratur dan panjang dengan sendirinya tanpa campur tangan kita.

Tahap pertama : Menghitung Napas

Menghitung napas ditujuan kepada mereka yang baru pertama kali berlatih meditasi, tujuannya adalah mengikat pikiran kita yang biasanya berkelana kian kemari kepada hitungan napas kita.

Dalam bermeditasi, kita bernapas melalui hidung. Dengan memperhatikan sentuhan napas di ujung hidung, kita mulai menghitung. Setiap kali napas masuk, dihitung, “satu”, napas masuk berikutnya, “dua”, dan seterusnya sampai “sepuluh”. Setelah itu kembali mulai dari “satu”.

Mengapa tidak diteruskan perhitungannya itu sampai ke seratus atau ke seribu? Karena, tujuan kita bukanlah menghitung berapa kali kita bernapas, tetapi mengalihkan pikiran dan perhatian kita kepada satu objek yaitu napas. Perhitungan hanyalah merupakan saran agar perhatian dan pikiran kita yang selalu ingin berkelana kemana-mana menjadi terpusat pada satu objek.

Sampai berapa lama latihan menghitung napas ini dilakukan? Seperti disebutkan diatas, menghitung merupakan sarana bagi pemusatan pikiran. Maka bila pikiran sudah dapat terpusat pada napas, kita dapat beralih ke latihan berikutnya yaitu pada latihan “mengikuti napas”.

Tahap kedua : Mengikuti napas.

Bagi mereka yang telah sering berlatih, maka latihan menghitung napas dapat dilompati, langsung melatih mengikuti napas; tetapi bila mengalami kesulitan dapat kembali berlatih menghitung napas, sebagai usaha awal untuk tahap-tahap berikutnya.

“Mengikuti napas” maksudnya adalah kita mengikuti napas dengan penuh perhatian. Hal ini diterangkan sebagai berikut: “Ketika si meditator menarik napas panjang, ia mengetahui bahwa ia menarik napas panjang; ketika ia menarik panjang pendek. Ia mengetahui bahwa ia menarik panjang pendek; ketika ia menghembuskan napas panjang, ia mengetahui bawah ia mengehmbuskan napas panjang; ketika ia menghembuskan napas pendek, ia mengetahui bahwa ia menghembuskan napas pendek.”

“Mengikut napas” berarti memperhatikan pada saat napas itu mulai menyentuk ujung hidung, kemudian terus sampai pada ujing akhir dari proses menarik napas, pada saat itu harus dikenali bahwa napas yang masuk itu berangsur-angsur menjadi berhenti. Dan kemudian dimulai proses mengeluarkan napas yang berangsur-angsur makin perlahan kemudian berhenti untuk memulai menarik napas.

Perlu diingat, ada pengertian yang keliru mengenai istilah “mengikuti” napas, ada yang beranggapan “mengikuti napas” berarti mengikuti napas dari ujung hidung sampai ke rongga dada ataupun sampai ke perut. Ini adalah pengertian yang keliru. Dengan latihan seperti ini maka akan sulit melangkah ke tahap berikutnya yaitu “memperhatikan sentuhan napas”.

Untuk lebih menjelaskan latihan “mengikuti napas”, ada sebuah perumpamaan, yaitu perumpamaan gergaji. Bila kita mengergaji sepotong kayu, balok misalnya, maka sambil menggerakkan gergaji maju mundur untuk memotong, perhatian kita dipusatkan pada titik sentuhan mata-gergaji dengan balok yang akan kita potong. Kita tidak memperhatikan mata-gergaji yang telah menyentuh dan bergerak menjauhi titik sentuhan itu, dan kitapun tidak memperhatikan mata gergaji yang belum mengenai titik sentuh itu; perumpamaan dari napas yang masuk dan napas yang keluar sedangkan ujung hidung diumpamakan sebagai titik sentuh antara mata gergaji denga balok.

Setelah berlatih “mengikuti napas” dengan tekun, maka bla kita dapat memusatkan perhatian kita sepenuhnya pada napas akan timbul ketenangan yang belum pernah kita alami sebelumnya di sertai kegembiraan. Dan karena pikiran kita tidak berkeliaran kemana-mana maka jasmani kita pun mulai menjadi tenang, selaras dan terasa menyenangkan. Napas kita makin lama makin halus dan panjang, dan sebagai hasilnya kita merasa menjadi lebih tenang, perasaan letih pun lenyap; bahkan sebaliknya jasmnai kita terasa segar menyenangkan.

Berapa lama kita berlatih “mengikuti napas?” Latihan ini diteruskan sampai pada suatu saat, karena ketenangan batin, napas kita makin halus sampai seolah-olah napas itu lenyap. Keadaan ini bisa berlangsung beberapa menit lamannya. Dan itulah saat peralihan ke latihan berikutnya yaitu berlatih “memperhatikan sentuhan napas”.

Tahap ketiga: Memperhatikan sentuhan napas.

Karena napas yang makin lama makin tenang dan makin halus sehingga tidak terasa lagi, pada beberapa orang yang mengalami hal ini akan terkejut, karena mengirai bahwa dirinya tidak bernapas lagi, tetapi sebenarnya tidak demikian. Sesungguhnya napas itu masih tetap ada, tetapi karena sedemikian halusnya, maka seolah-olah telah lenyap.

Ada sebuah perumpamaan yang berkenaan dengan hal ini, yaitu mengenai perumpamaan petani dengan lembunya, sebagai berikut:

“Seorang petani yang sudah kelelahan membajak sawahnya, beristirahat melepaskan lelah dibawa pohon yag rindang, kerbaunya dibiarkan merumput di dekatnya. Karena terlalu lelah, ia dengan segera tertidur dengan nyenyak. Menjelang sore hari ia terbangun dan tidak melihat kerbaunya; ia melihat disekelilingnya dan kerbaunya tetap tidak terlihat; maka ia lalu bangkit dan pergi ke tepi sungai tempat ia biasa memberi minum dan memandikan kerbaunya. Dan disana petani itu mendapatkan kerbaunya sedang minum.”

Yang diumpamakan dengan kerbau ialah napas kita, yang akan selalu dijumpai di tempatnya, yaitu di ujung hidung.

Dengan menyadari bahwa napas akan selalu ada sepanjang kehidupan kita, hanya sekarang sangat halus sehingga tidak terasa, maka kita harus kembali memusatkan perhatian kita pada ujung hidung, dan dengan seksama memperhatikan sentuhan napas yang mulai terasa lagi. Betapapun halusnya napas itu, tetap akan terasa di ujung hidung. Jika masih belum terasa, berarti perhatian dan pemusatan pikiran yang diberikan masih kurang kuat.

Dengan usaha ini, kita akan tetap sadar pada sentuhan napas pada ujing hidung, tanpa kehilangan jejak.

Jika pada tahap sebelumnya kita sering tidak tahu salah satu tahap dari pernapasan secara jelas, misalnya hnya tahu tahap pertengahan dan tahap akhir proses pernapasan, maka pada saat ini perlu dikembangkan agar keseluruhan proses pernapasan itu diketahui dengan memberikan perhatian yang sama banyaknya pada setiap tahap.

Dengan latihan yang tekun kitaakan mengetahui secara detail setiap tahap dari proses napas dengan jelas.

Tahap Keempat: Menenangkan Napas

Tahap berikutnya adalah menenangkan napas. Dengan melanjutkan perhatian pada keseluruhan ‘tubuh’ napas (awal, pertengahan, dan akhir dari proses menarik dan mengeluarkan napas) tanpa terputus-putus, akan nyata bagi kita bahwa proses napas itu bergetar atau bergelombang dengan kasar dan demikian pula proses mental yang mengikuti juga menjadi bergetar dan bergelombang sesuai dengan napas untuk berusaha agar pernapasan dan proses mental yang mengikuti menjadi lebih tenang. Karena itu tahap ini disebut sebagai Menenangkan Napas.

Dengan memperhatikan faktor-faktor batin yang menyertai perhatian kita pada sentuhan di ujung hidung, kita mengetahui ada perasaan tenang yang menyertai perhatian kita, Ketenangan ini dikembangkan dengan tetap mempertahankan perhatian pada sentuhan napas di ujung hidung. Dengan tekun usaha ini dilanjutkan sehingga lama kelamaan napas kita pun menjadi halus serta rata; dan demikian pula batin kita menjadi makin tenang, sedangkan perhatian pada sentuhan napas di ujing hidung terus berkesinambungan tidak terputus-putus. Usaha yang kita lakukan ini disebut sebagai “Menenangkan Napas”

Dalam perkembangannya, dengan berlanjutnya usaha menenangkan napas, akan terasa seolah-olah ada ketenangan dengan jelas sampai pada detail-detail proses pernapasan.

Pada tahap ini, akan muncul “tanda” atau gambaran batin yang menunjukkan bahwa telah berhasil mencapai konsentrasi. Tanda-tanda itu berbeda antara satu orang dengan yang lain, misalnya ada yang merasa bahwa ujung hidungnya seperti digosok dengan kapas atau sutera yang sangat lembut. Ada pula yang mengalami seolah-olah ada cahaya yang sangat terang benderang menyilaukan bagai matahari; melihat cahaya warna-warni yang indah. Meskipun demikian, perhatian terhadap ujung hidung tempat sentuhan napas masih tetap kuat dan mantap tidak teralihkan. Munculnya berbagai tanda atau gambaran batin itu merupakan tercapainya tahap awal-samadhi (upacara-samdhi).
 
:)
---------------------------------------------------------------------------
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.