• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

The Lounge Forum Hindu.

@All,
Thanks banget ya...? Masih bingung sih... Menyimak lagi dulu ya ? Thanks bro...:)
 
@all
Thx banget...oz liat2 dlu deh..masi agak bingung soalnya... :D
lagean hari ini lage sakit tangan, ketiknya lemes :D
thx yo../no1
 
Moksa

Moksha

Dalam keyakinan umat Hindu, Moksha merupakan suatu keadaan di mana jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksha, jiwa terlepas dari siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di dunia. Oleh karena iu, Moksha menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai oleh umat Hindu.

Empat macam Moksha / kebebasan:

  1. Samipya Moksa = Kebebasan yagn dicapai semasih hidup oleh para Resi sehingga mampu menerima wahyu dari Tuhan.
  2. Sarupya/Sadarmmya = Kebebasan yang diperoleh semasih hidup seperti Awatara Sri Kresna, Budha Gautama.
  3. Salokya / karma Mukti = Kebebasan yang dicapai oleh Atman itu sendiri telah berada dalam posisi sama dengan Tuhan tetapi belum dapat bersatu dengan Tuhan.
  4. Sayujya / Purna Mukti = Kebebasan yang tertinggi dan sempurna sehingga dapat menyatu dengan Tuhan.
 
@GoesDun,
Jadi kalo orang kerja ataupun usaha dagang misalnya, ga bisa jadi moksha ya ?
Kan terikat terus dengan benda material...?
 
Om Swastiastu semeton tiang sareng sami.....
tiang semeton saking Gianyar....jagi sareng siki....
suksma...

OM SHANTI..SHANTI..SHANTI
 
@GoesDun,
Jadi kalo orang kerja ataupun usaha dagang misalnya, ga bisa jadi moksha ya ?
Kan terikat terus dengan benda material...?

Kuncinya pengendalian pikiran !
Apa kaitan Pikiran dengan Kehidupan. Kita lihat :

KEHIDUPAN = PENGALAMAN + PENGALAMAN + PENGALAMAN ....
PENGALAMAN = PERBUATAN + BERBUATAN + PERBUATAN .....
PERBUATAN = KEINGINAN + KEINGINAN + KEINGINAN ....
KEINGINAN = PIKIRAN + PIKIRAN + PIKIRAN ....

Kehidupan seseorang terdiri dari pengalaman-pengalamannya sendiri, apa yang dialami bersumber dari perbuatan-perbuatannya. Perbuatan itu selalu mulai dari suatu keinginan dan setiap keinginan mulainya dari PIKIRAN.

Ingat Enstien menemukan komponen Energi, karena pemikirannya. Seberapa Besar Energi yang dapat diciptakan akan kembali pada nilai NOL.
Jadi pikiran dapat membuat bentuk apa saja yang dia mau.

Apabila yang dipikirkan baik, tentu cara yang baik pula ditempuh untuk memperolehnya. Jadi perbuatan baik, yang dalam baik pula, hidup menjadi bahagia. Semuanya bermula dari pikiran.

Karma apapun yang diambil kalau hasilnya kebahagiaan (Dharma) bisa mencapai moksha.

Kecepatan Cahaya melebihi kecepatan suara, tetapi masih ada lagi yang lebih cepat dari cahaya, yaitu PIKIRAN
 
Jangan bingung >:D<
Just open your heart :D

Love

waduh..hahaha
thx bro..:)

@all
btw, kalo oz mo belajar lebih dalem tentang Ke Tuhan an dan juga cara2 mencapai kebebasan juga belenggu2 yang mengikatnya harus baca kitab apa ya sebagai referensi ? Bhagavad Gita kah ?
 
waduh..hahaha
thx bro..:)

@all
btw, kalo oz mo belajar lebih dalem tentang Ke Tuhan an dan juga cara2 mencapai kebebasan juga belenggu2 yang mengikatnya harus baca kitab apa ya sebagai referensi ? Bhagavad Gita kah ?

Secara umum Bhagavad Gita adalah satu suplemen dalam mempelajari kita Catur Weda / Sruti.

Demikian juga Purana yang terdiri dari 18 buah buku masih mempunyai kekuatan hukum untuk abad ini, telah digariskan bahwa kedudukannya secara bertahap telah digeser oleh kita 'Agama', yang juga harus dipedomani oleh umat Hindu, misalnya: Kandapat, Yoga dll.
 
@All,
Wah thanks banget ya ? Saya belajar banyak sekali. Thanks...:)
 
salam damai semua

ikuatan satu yah...
mohon pencerahanny

damai dihati damai didunia damai diakherat
 
mo tanya boleh ya :)
jika ke Bali, saya sering lihat para wanita disana kok ada tanda beras yang ditempel di dahi
itu artinya apa ya ? apakah ada kaitan dengan adat istiadat atau itu memang tanda salah satu dari ritual Hindu ?
 
mo tanya boleh ya :)
jika ke Bali, saya sering lihat para wanita disana kok ada tanda beras yang ditempel di dahi
itu artinya apa ya ? apakah ada kaitan dengan adat istiadat atau itu memang tanda salah satu dari ritual Hindu ?

Yang @effie maksud lebih dikenal dengan namanya BIJA.

BIJA yaitu sebagai kata lain dari Omkara.

Bija adalah salah satu bahan yang dipakai di kening ketika seorang Hindu selesai melakukan persembahyangan.

Sebutan sesuai bahan-bahannya :
1. Bija dari beras
2. Bhasma dari pasta cendana
3. Tilaka dari abu agnihotra dan pasta merah.

Maknan filosofisnya dalam spiritualisme.
Bija berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang diadopsi dari kata vija (Sanskrit). Vija dapat dikaitkan dengan kata (pranava) atau aksara suci Om sebagai nama utama dari Tuhan. Om juga disebut vijaksara, sebagai aksara Brahman yang tertinggi.

Om = nama Tuhan yang paling sakral dan memiliki makna yang tidak terbatas.

Memakai bija di kening berarti memuja Tuhan dalam wujud Omkara.
Hal ini juga berarti konsentrasi pikiran menuju kesempurnaan Tuhan.
Orang yang memakai bija (tilaka) diharapkan dapat mewujudan perilaku sattvika, pengasih, dan bijaksana.
 
@goesdun
tapi mengapa yang memakai tanda BIJA hanya wanita saja kok yang pria tidak ?
bukankah yang melakukan sembahyang juga wanita dan pria Hindu ?
 
@goesdun
tapi mengapa yang memakai tanda BIJA hanya wanita saja kok yang pria tidak ?
bukankah yang melakukan sembahyang juga wanita dan pria Hindu ?

Yang memakai BIJA semuanya.
Karena terbuat dari beras kemungkin terlepas setelah dipakai.
 
@goesdun
oh terima kasih atas penjelasannya, sekarang saya mengerti mengenai BIJA, lain kali jika datang ke Bali akan saya perhatikan lagi :)
semoga komunitas Religi Hindu dapat semakin ramai.
 
sy jd penyimak aj dah..
oia bli goesdun sy mau nanya perbedaan rsi dgn guru/lord apa y?

@ANAKHILANG, pertanyaan yang singkat dan menyeluruh, berharap dilengkapi oleh saudara yang lain.

Vivekananda mengatakan agama universal harus memenuhi kecendrungan semua jenis manusia : manusia yang aktif, pekerja; manusia yang emosional, pencinta keindahan dan kelembutan; manusia yang menganilisis dirinya sendiri, penekun mistik; manusia yang mempertimbangkan semua hal dan menggunakan inteleknya, pemikir, sang filsuf.


Untuk memenuhi kecendrungan semua jenis manusia ini, Hindu menyediakan empat jalan, yaitu:
(1) Karma Yoga bagi yang aktif;
(2) Bhakti Yoga bagi sang pencinta;
(3) Raja Yoga bagi sang mistikus ;
(4) Jnana Yoga bagi sang filsuf.

Sebagai konsekuensinya, perbedaan jalan yang ditempuh memunculkan cara ibadah – yang lebih tepat – sadhana atau praktek spiritual yang berbeda.


Dan ini sangat dipahami oleh pemeluk Hindu, seperti halnya memahami konsep Tapa Catur Warna :
- Mengejar pengetahuan suci adalah Tapa bagi para Brahmana
- Melindungi rakyat adalah Tapa dari kaum Ksatrya
- Melaksanakan kewajiban berusaha adalah Tapa bagi Wesya
- Mengabdi adalah Tapanya kaum Sudra

Termasuk konsekuensi munculnya sebutan untuk pemimpin:

GURU :
Guru secara literal berarti ‘dari satu kepada yang lain’
Satu garis guru spiritual dalam inisiasi dan suksesi yang otentik; rantai kekuatan mistik dan penerusan yang sah; dari satu guru kepada guru yang lain.
Sebuah aliran yang hidup dari tradisi atau theologi dalam agama Hindu, diteruskan secara latihan lisan dan upanayana (inisiasi).

RSI, Pendeta atau Sulinggih = Dwijati
Dwijati Lahir dua kali, yaitu:
1. Lahir dari rahim ibu;
2. Lahir dari kegelapan (awidya) setelah Didiksa.
Dwijati artinya telah terlahir untuk kedua kalinya, yakni: pertama terlahir dari rahim ibunya dan berikutnya terlahir dalam dunia ilmu pengetahuan, dikuti dengan segala upacara yang terkait sejak ia dalam kandungan (sangaskara), sesuai dengan yang tersurat dalam Weda-weda.
Hanya para Dwijati yang "diwajibkan" untuk mempelajari Weda-weda.

LORD / AWATARA Hyang Widhi turun untuk menegakkan ajaran Dharma
Hyang Widhi turun ke dunia dengan mengambil salah satu bentuk sesuai dengan keadaan alam, dengan perbuatan dan ajaran sucinya memberikan tuntunan untuk membebaskan umat manusia dari kesengsaraan yang diakibatkan oleh kegelapan (Awidya), dalam hal ini disebut dengan Awatara.

Dalam Bhagawad Gita disebutkan “Bilamana Dharma (kebenaran) didunia ini hilang (runtuh) dan Adharma (kejahatan, keangkaramurkaan) mulai menguasai dunia, pada waktu itu Aku akan menjelmakan diriKu”.

Untuk memberikan perlindungan kepada yang baik (Dharma) dan membasmi yang jahat (Adharma) dan membangkitkan perasaan keadilan, kebenaran dan kebaikan. Aku menjelma dalam tiap-tiap jaman”.

Dalam kitab Purana disebutkan ada 10 (sepuluh) Awatara Wisnu (sifat Hyang Widhi sebagai pemelihara alam) yaitu:

a. Matsya Awatara yaitu Hyang Widhi turun kedunia sebagai Ikan yang besar yang menyelamatkan manusia pertama dari tenggelam saat dunia dilanda banjir yang maha besar.

b. Kurma Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai kura-kura besar yang menumpu dunia agar selamat dari bahaya terbenam saat pemutaran Gunung Mandara di Lautan Susu (Kesire Arnawa) oleh para Dewa untuk mencari Tirta Amertha (Air suci kehidupan)

c. Waraha Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai Badak Agung yang mengait dunia kembali agar selamat dari bahaya tenggelam

d. Nara Simbha Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai manusia berkepala singa (Simbha/Sima) yang membasmi kekejaman Raja Hyrania Kasipu yang sangat lalim dan menindas Adharma

e. Wamana Awatara yaitu Hyang Widhi turun kedunia sebagai orang kerdil berpengetahuan tinggi dan mulia dalam mengalahkan Maha Raja Bali yang sombong dan ingin menguasai dunia serta menginjak-injak Dharma.

f. Paracu Rama Awatara yaitu Hyang Widhi turun kedunia sebagai Rama Parasu yaitu Rama bersenjatakan Kapak yang membasmi para ksatrya yang menyeleweng dari ajaran Dharma.

g. Rama Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai Sang Rama putra raja Dasa Rata dari Ayodya untuk menghanncurkan kejahatan dan kelaliman yang ditimbulkan oleh Raksasa Rahwana dari negara Alengka.

h. Krisna Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai Sri Krisna raja Dwarawati untuk membasmi raja Kangsa, Jarasanda dan membantu Pandawa untuk menegakkan keadilan dengan membasmi Kurawa yang menginjak-injak Dharma.

i. Budha Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai putra raja Sododana di Kapilawastu India dengan nama Sidharta Gautama yang berarti telah mencapai kesadaran yang sempurna. Budha Gautama menyebarkan ajaran Budha dengan tujuan untuk menuntun umat manusia mencapai kesadaran, penerangan yang sempurna atau Nirwana.

j. Kalki Awatara yaitu penjelmaan Hyang Widhi yang terakhir yang akan turun untuk membasmi penghinaan-penghinaan, pertentangan-pertentangan agama akibat penyelewengan umat manusia dari ajaran Hyang Widhi (Dharma). Menurut keyakinan umat Hindu, awatara terakhir akan turun apabila memuncaknya pertentangan-pertentangan agama di dunia ini.

Demikian yang biasa saya jelaskan, bila ada kekurangan mohon saudara sedharma dapat melengkapi dan menyempurnakan.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.