• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

The Lounge Forum Hindu.

@Ozma
MOKSA Bila Atma lepas dari belenggu Panca Maya Kosa


Lima macan unsur inilah yang berhubungan dengan badan halus atau sukma sarira yakni sebagai pembungkus atma setelah meninggalkan badan jasmani manusia / mahluk lainnya.

Lima Unsur ini disebut Panca Maya Kosa ialah:
1. Annamaya Kosa = unsur dari sari makanan;
2. Pranamaya Kosa = unsur dari sari nafas;
3. Manomaya Kosa = unsur dari sari pikiran;
4. Wijnanamaya Kosa = unsur dari sari pengetahuan;
5. Anandamaya Kosa = unsur dari kebahagiaan.

Kedua unsur terakhir Wijnanamaya Kosa dan Anandamaya Kosa bersifat non materiil, tetapi keduanya tak dapat dipisahkan, ibarat mata uang logam yang ada dua mukanya yaitu Rwa Bhineda (dua hal yang berbeda/berlawanan, tetapi mempunyai persamaan keutamaan)

Tetapi, bila tidak pernah lahir maka tahap-tahap yang lainpun tidak pernah ada.

Apakah yang tidak pernah lahir?
Ia adalah Atma!

Atma = merupakan bagian dari Tuhan, dan Atma inilah yang bersifat kekal abadi yang ada disetiap mahluk ciptaan Tuhan.
Sifat-sifat Atma:
* Atma tidak lahir;
* Atma tidak mati;
* Atma tidak mengalami perubahan apa pun.
* Ia permanen, tidak berubah, abadi, dan tidak mempunyai sifat.

Bila Atma lepas dari belenggu Panca Maya Kosa (ke jiwaan) itulah disebut MOKSA (Kebebasan Abadi) = NIRWANA
Inilah tujuan tertinggi umat manusia

nah tentang ini... :)
ada yang bisa jelasin lebih detail tentang Panca Maha Kosa ini + cara buat ngelepasinnya? thx b4..:)
 
@Ozma...

ketika kita mati...maka secara otomatis Panca Maya Kosa yg melekat pada jazad akan terlepas (kembali ke tanah)..sementara yg berangkat ke akhirat adalah roh kita..jika karma wesana (perbuatan n perkataan yg mesti kita pertanggungjawabkan yg melekat pada roh) sangat kental/banyak maka kita hanya akan menikmati surga yg sementara maupun neraka...setelah selesai menjalani semua itu maka roh kita akan kembali ke dunia untuk menjalani kehidupan dgn wujud yg lain....
kita ini sejatinya adl roh...
 
hmm?tadi dibilang kalo kita lepas dari Panca Maya Kosa = moksa kan?
apa artinya setelah mati itu = moksa ?
 
hmm?tadi dibilang kalo kita lepas dari Panca Maya Kosa = moksa kan?
apa artinya setelah mati itu = moksa ?

Keterikatan terhadap Panca Maya Kosa akan menyebabkan tertempelnya karma wesana terhadap roh..dan roh yg tertempel karma wesana ini belum berhak untuk moksa...

analoginya kayak gini :
ketika lo maen di lumpur..tuch lumpur nempel di pakaian lo..
kemudian lo pulang ke rumah dengan pakaian penuh lumpur..apakah lo membawa semua lumpur yg ada di tempat lo bermain tadi?gak..yg lo bawa adl yg tertempel di pakaian lo aj...nyokap lo ngelarang lo masuk kamar sebelum lo mandi..jadi lo mesti mandi dulu...
karena itu Hindu memberi penghormatan kepada bunga Teratai..mengapa?bunga teratai walaupun tanaman ini hidup di air tapi bunganya gak tersentuh air..walaupun kita hidup di dunia tapi jiwa kita tidak dikotori oleh keduniawian...

Moksa itu ada tingkatannya :
Yg paling tinggi > mencapai Tuhan(Hyang Widhi)..belum ada yg mampu!
Susunan(Dewa tertinggi) > contoh yg mencapai moksa tingkat ini adl Mpu Kuturan,Dang Hyang Dwijendra..
Betara > gw belum taw yg nyampe tingkat ini...
Pelancah > contoh : Ratna Mangali (putri dari Mpu Kuturan)...
tergantung dari tingkat kesucian rohnya(kental tidaknya karma wesana)...
 
artinya utk mencapai moksa kita mesti melepas keterikatan terhadap Panca Maya Kosa ? baru kita gak akan tertempel karma wesana?

oiya utk tingkatan2 itu, kalo kita dah lepas dari panca maya kosa, artinya kita bener2 murni kan? kenapa masi ada kental / gak karma wesana ?
 
artinya utk mencapai moksa kita mesti melepas keterikatan terhadap Panca Maya Kosa ?

Selama kita hidup di dunia mustahil bagi kita untuk tidak terikat kepada Panca Maya Kosa..karena itu belum ada manusia yg berhasil mencapai moksa tertinggi...
Contoh bagus :
"Yudistira (sulung dari Pandawa) sebelum mencapai moksa beliau harus ke neraka dulu melihat saudara2nya disiksa di neraka..beliau sangat tersiksa dan sedih melihat sodara2nya..mengapa beliau harus mengalami hal tersebut sebelum mencapai moksa?ketika Yudistira menjadi raja beliau pernah bermain judi..jadi beliau pun pernah melakukan kesalahan yg mengakibatkan tertempelnya karma wesana yg menyebabkan beliau belum berhak untuk moksa..untuk melepas karma wesana ini maka beliau dihukum dengan siksaan melihat sodara2nya disiksa di neraka..setelah hukuman itu selesai baru Yudistira mencapai moksa...."
 
artinya utk mencapai moksa kita mesti melepas keterikatan terhadap Panca Maya Kosa ? baru kita gak akan tertempel karma wesana?

oiya utk tingkatan2 itu, kalo kita dah lepas dari panca maya kosa, artinya kita bener2 murni kan? kenapa masi ada kental / gak karma wesana ?

Pemurnian Lapisan Panca Maya Kosa kita akan bahas satu persatu:

Pemurnian Lapisan 1 : Annamaya Kosa = unsur dari sari makanan.

Dalam Wrehaspati Tattwa juga dinyatakan, untuk mendapatkan makanan hendaknya dihindari dengan menyakiti (himsa) pihak lain.

Demikian juga Bhagawatgita "Kalau tidak bernyadnya sama dengan pencuri".

Hendaknya sangat dihindari memilih makanan yang bersifat Rajasik dan Thamasik. Tiga kualitas makanan ini dinyatakan dalam Bhagawad Gita
XVII, Sloka 8 s.d. 10.

Jangan demi mendapatkan makanan menipu, membohongi dan perilaku lainnya dengan menyakiti pihak lain.

Resi Bhisma menyatakan kepada Pandawa, makanan yang diperoleh dengan jalan Adharma akan mengotori selubung Atman.

Dengan demikian manusia tidak akan bisa mengekspresikan kesucian Atman dalam perilakunya sehari-hari.
Saat Bhisma tinggal di Korawa saban hari disuguhkan makanan yang diperoleh dengan cara Adharma oleh Korawa.
Karena itu Resi Bhisma kehilangan wibawa tidak bisa menasihati Duryudana saat memerintahkan Dursasana menelanjangi Drupadi di depan umum.

Jadi upacara Nyadnya sebagai prosesi keagamaan untuk mengingatkan umat manusia agar memakan makanan yang Satvika untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.

 
Pemurnian Lapisan 2 : Pranamaya Kosa = unsur dari sari nafas

Maharshi Patanjali mengatakan dalam Yoga Sutra, "Pengaturan kendali nafas atau kendali Prana adalah penghentian penarikan dan pengeluaran nafas."
Dalam Bhagawad Gita, Krishna menjelaskan dengan cara yang sangat rinci.

Sebagai latihan sehari-hari : Meditasi Srimad Bhagavatham
 
hmm...wah thx banget buat bro jaka n bro goesdun..
kalo bole dilanjut donk penjelasannya... :)

*masi menyimak dengan manis :D
 
sy jd penyimak aj dah..
oia bli goesdun sy mau nanya perbedaan rsi dgn guru/lord apa y?
 
hmm...wah thx banget buat bro jaka n bro goesdun..
kalo bole dilanjut donk penjelasannya... :)

*masi menyimak dengan manis :D

Pemurnian Lapisan :
3. Manomaya Kosa = unsur dari sari pikiran;
4. Wijnanamaya Kosa = unsur dari sari pengetahuan;
5. Anandamaya Kosa = unsur dari kebahagiaan.
Hanya dapat ditempuh melalui CATUR MARGA YOGA

Yoga adalah ajaran Sankhya yang memiliki syarat sangat berat yaitu harus melepaskan diri dari ikatan karma. Yoga artinya menghubungi (Yuj) pikiran kepada Tuhan sehingga segala sifat hakekat Tuhan dapat direfleksikan kedalam jiwa dan dengan demikian maka berbuat itu tidak terikat oleh diri pribadi tetapi adalah karena kehendak Tuhan.

Dalam hal ini tidak ada usaha sia-sia dan juga tidak ada rintangan yang tidak teratasi. Walau sedikit dijalan 'dharma' / kewajiban, akan membebaskan dari ketakutan yang besar.

Pikiran yang penuh dengan keinginan akan kesenangan, sorgalah sebagai tujuannya, inkarnasi sebagai karma palanya.

Melakukan upacara-upacara / Nyadnya yang aneka ragam dan banyak dapat mengantarkan kearah kebahagiaan dan kekuatan.

Karma dan tujuan hidup
Agama Hindu mengenal sorga dan moksa. Alam sorga hanya diperoleh oelh orang yang pikirannya selalu dipenuhi oleh bayangan untuk kenikmatan semata-mata.
Akibat kedua dari percapaiannya sorga, maka reinkarnasi pasti terjadi.

Ini tentunya berbeda dengan Moksa sebagai tujuan yang tertinggi yang tidak dihubungkan dengan kehidupan mengejar kenikmatan.

Orang yang fikirannya terpengaruh oleh keinginan akan kenikmatan dan kekuasaan, pikirannya tidak akan terputuskan, tidak patut untuk Samadhi.
Weda menguraikan tentang Triguna, bebaskan dirimu dari padanya. Bebaskan diri dari dualisme, pusatkan pikiranmu kepada Dharma., lepaskan dirimu dari duniawi, bersatu dengan Atma.

Triguna yaitu SAttwa – Rajah – Tamah, adalah sifat yang ada pada setiap unsur (Bhuta) karena bersumber dari sari-sari makanan.
Perpaduan antara Guna (sifat) yang tiga menimbulkan sifat tertentu sebagai ciptaan atau kejadian. Dalam hal ini Weda mengajarkan agar kita membebaskan dir dari ketiga guna itu dan berada dalam keadaan equilibrium (tenang) yaitu sifat sattwa ada pada wattwa, sifat Tamah ada pada sifat Tamah. Selama ada dalam sifatnya sendiri tidak ada kesan atau perasaan yang berbeda.

Dengan berpegang pada pada suatu sifat orang tidak akan terpengaruh/terbawa oleh sifat lain yang esensinya berbeda dan dapat bertentangan dengan sifat yang satu. Pertentangan sifat inilah yang melahirkan kecendrungan dan pengembangan yang dapat memperlemah disiplin pribadi, menyimpang dari sifat yang diharapkan (contoh pertentangan di FA).


Hanya berbuat untuk kewajibanmu, tidak hasil perbuatan itu (yang dipikirkan), jangan sekali kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam diri.
Dalam Manussrti yang mengemukakan bahwa akibat suatu perbuatan telah ada atau inheren dank arena itu tidak usah berbuat untuk motif mencari keuntungan dari hasil kerja karena bila didasarkan pada satu motif, akibatnya ada dua:
1.Kekecewaan atau penderitaan kalu tidak tercapai karena terikat oleh motif itu.
2.Tidak akan berbuat sesuatu karena tidak memberi keuntungan pribadi.

Karena itu dasar berbuat itu adalah karena “dharma” atau kewajiban yang inheren pada kedudukan atau sifat yang menjadi pembawaan diri orang itu sendiri sebagai satu fungsi dengan tugas yang tidak terpisah.

Pusatkan pikiranmu pada kerja tanpa menghiraukan akibatnya, tegaklah pada Yoga baik dalam sukses maupun kegagalan, sebab, keseimbangan jiwa itulah yang disebut Yoga.

Yoga adalah satu keseimbangan jiwa yang diperlukan untuk mencapai tingkat equilibrium sehingga dengan demikian tidak ada keterikatan.
Tujuan dari pada Yoga karenanya tidak lain bertujuan untuk disiplin moral pribadi yang dapat mengatasi keinginnan yang menyebabkan orang menjadi terikat.

Kata Yoga dalam beberapa naskah sering pula diterjemahkan dengan bhakti (devotion). Jadi demi untuk Bhakti itu supaya dipatuhi dengan kebhaktian sebagai cara dalam melaksanakan Yoga marga itu sehingga dengan demikian orang dapat berbuat tanpa dipengaruhi oleh lingkungan kecuali karena hendak melaksanakan tugas.

Jika sesorang dapat melenyapkan segala karma, yang masuk dalam pikirannya dan hanya berbahagia bersama Atman maka ia yang disebut orang bijaksana.

Orang yang tidak sedih dikala duka, tidak kegirangan dikala bahagia bebas dari nafsu, takut dan amarah ia disebut orang suci.

Ia yang tidak mempunyai keterikatan dikala mendapat sesuatu yang baik atau buruk tidak akan ada rasa senang atau benci padanya, sesungguhnya ia adalah orang yang arif bijaksana yang telah memiliki kemantapan.

Semua benda jasmani akan dicampakkan dari badan rohani dan segalanya inipun lenyap bila Tuhan menampakkan diri-Nya.

Dengan memikirkan beda jasmani maka orang akan terbelenggu padanya, dari padanya lahir keinginan, dan dari keinginan ini timbullah amarah/nafsu. Dari nafsu timbul kebingungan dan hilang ingatan, dari hilang ingatan menghancurkan fikrian, dari kehancuran fikrian pasti menjadi musnah.

Tidak ada pikiran yang tidak terkendalikan dan juga tidak ada konsentrasi yang tidak terkendalikan dan juga tidak ada ketenangan untuk tidak memusatkan pikiran yang tidak tenang, dimana kebahagiaan itu berada.

Sesungguhnya fikiran hanyut dalam panca indria bila tidak terkendalikan karenanya terbawalah kebijaksanaanya laksana perahu hanyut dalam samudra terbawa angin.
Begitulah ibaratnya pikiran atau bijaksaan seseorang yang tidak mengendalikan pikirannya melainkan menuruti apa saja yang dikehendaki berdasarkan pancaindrianya (nafsunya).

Karenanya orang yang dapat mengedalikan panca indrianya dari segala nafsu obyek keinginannnya, berarti telah mantap dalam kebijaksanaannya.

Orang yang membuang semua nafsunya dan melangkah bebas tanpa keinginan terbebas dari perasaan ‘Aku’ dan ‘Punyaku’, mencapai kedamaian.

Inilah tingkat kesucian, tiada bingung lagi dan mencapai Nirwana bersatu dengan Brahman.


JALAN UNTUK MENCAPAI MOKSA
Hindu memiliki tujuan tertinggi yang dicitacitakan oleh umatnya yaitu Moksa / Nirwana (kebebasan abadi)

Untuk mencapainya harus melaksanakan dengan Empat jalan yang bisa ditempuh yaitu Catur Marga Yoga.

CATUR MARGA YOGA
Catur marga adalah empat buah jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan moksartamjagathita.


Keempat ini sama utamanya.
Yang disebut Catur Marga Yoga adalah :
1.Bhakti Marga Yoga ; Menyatukan diri kepada Tuhan berdasarkan cinta kasih yang mendalam dengan mekakai sarana. Bhakti kepada Tuhan dalam wujud yang abstrak dengan mengandalkan fikiran dan Bhakti kepada Tuhan dalam wujud nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau pratima berupa arca atau mantra , akan lebih mudah untuk mewujudkan rasa bahktinya (tetapi itu belum nyata).

2.Karma Marga Yoga; Mengatukan diri kepada Tuhan melalui perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamerih. Karma atau tindakan terdapat tiga macam bentuk sikap yaitu : (1) Karma yaitu perbuatan baik, (2) Akarma yaitu perbuatan tidak berbuat, (3) Wikarma yaitu perbuatan yang keliru. Apa yang diharapkan dari Karma Marga Yoga adalah tercapainya tujuan yang merupakan semua benua yaitu moksa atau siddhi (kesempurnaan). Karma dalam hal ini yang dimaksud adalah Karma dalam arti ritual atau Yadnya dan Karma dalam arti tingkah laku perbuatan.

3.Jnana Marga Yoga; Mengatukan diri dengan Tuhan dengan mengamalkan Ilmu suci. Melalau jalan ini kita akan mengetahui ada dua hakekat, yaitu Purusa sebagai aspek transcendental (asal semua ciptaan) dan Prakrti (pradhana) sebagai aspek numena atau materi atau sifat empiris. Pada hakekatnya Prakrti dalam proses menjadinya sampai pada benda bateri dengan sifat dasarnya Bhumi (Prthiwi), Apah, Teja (Agni, Anala), Bayu, Khan (Akasa). Disamping itu Manah, Buddhi dan Ahamkara. Semua makhluk adanya berasal dari garba Tuhan. Tuhan adalah asal mula dan peleburnya alam semesta ini. Tuhan mengejawantah di dalam hukum-hukum alam, Hukum RTA yang mengatur alam dan Hukum KARMAPALA yang mengatur perbuatan manusia.

4.Raja Marga Yoga; Berusaha menyatu dengan Tuhan dengan melakukan Brata, Tapa, Yoga dan Semadi.

Dari semua Yoga diatas Tuhan sebagai poros dari semua ciptaan dan kebhaktian.


Setiap orang bebas memilih salah satu dari keempat jalan ini, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing, tidaklah mesti orang harus berpegangan pada satu marga Yoga saja, bahkan keempatnya itu hendaknya digerakkan secara harmonis seperti halnya seekor burung.

Kalau diumpamakan bahwa sayap kiri dari burung adalah Jnana Marga, maka sayap kanannya adalah Bhakti Marga. Seekor burung akan bisa melayang dengan baik kalau sayap kiri dan akannya seimbang.

Burung tidak akan bisa mencapai tujuanya yang dikehendaki walaupun memiliki daya dorong yang kuat.

Kemudian sayap ekor yang berfungsi sebagai kemudi mengarahkan sebaik-baiknya supaya jangan terbangnya menyimpang dari tujuan.

Bhakti Marga Yoga, mengutamakan penyerahan diri dan mencurahkan rasa;

Karma Marga Yoga, mengutamakan kerja tanpa pamerih untuk kepentingan diri sendiri, dengan mengutamakan pengabdian sebagai motivator dari geraknya;

Jnana Marga Yoga, mengutamakan akal yang membangkitkan kesadaran;


Raja Marga Yoga mengajarkan pengendalian diri dan konsetrasi.

Manusia yang akalnya hebat tetapi tanpa rasa adalah sama dengan Komputer atau Mesin, sebaliknya orang yang rasa (emosinya) tinggi tanpa diimbangi dengan akal, akan menjadi “kedewan-dewan”, bhakti dan jnana sangat perlu hebat tetapi harus seimbang.

Akal yang hebat dan rasa yang kuat akan sangat berguna kalau dapat diarahkan ke suatu tujuan yang baik, sebab itu diperlukan konsentrasi supaya jangan menyimpang dari arah (Raja Marga Yoga).

Kalau akal dan rasa sudah seimbang arah sudah terpusat maka orang akan bisa mencapai prestasi yang sangat tinggi .

Prestasi yang tinggi kalau digunakan untuk kepentingan diri sendiri akan membahayakan, oleh sebab itu perlu kehebatan yang dimiliki oleh manusia itu diabdikan untuk kepentingan orang banyak (Karma Marga).

Demikianlah akal dan rasa dipadukan secara seimbang, tekad yang kuat dan terkendalikan serta terarah ditujukan untuk ‘Dharma’ (pengabdian).

Inilah tingkat kesucian, dia yang telah sampai ditingkat ini, walau maut tiga, tiada bingung lagi dan mencapai Nirwana bersatu dengan Brahman.
 
artinya utk mencapai moksa kita mesti melepas keterikatan terhadap Panca Maya Kosa ? baru kita gak akan tertempel karma wesana?

oiya utk tingkatan2 itu, kalo kita dah lepas dari panca maya kosa, artinya kita bener2 murni kan? kenapa masi ada kental / gak karma wesana ?

Gw akan menjelaskan proses moksa dgn menggunakan teknik algoritma dan sistem pakar dlm dunia komputer...gw gunakan satuan kilogram utk mengukur tingkat kekentalan karma wesana.

Algoritma tahapan moksa :
1. Menentukan "moksa" atau "tidak" berdasarkan karma wesana roh..
2. Menentukan tingkat moksa yg dicapai...
3. Menghapus karma wesana roh bersangkutan..
4. Mencapai moksa

Sistem Pakar :
1. Jika karma_wesana > 50 kg maka "non-moksa" jika karma_wesana <= 50 kg maka "moksa"

----> karma_wesana_anda = 41 kg maka anda "moksa"

2. Jika karma_wesana <= 10 maka "moksa_tertinggi"
Jika karma_wesana <=20 maka "moksa_tinggi"
Jika karma_wesana <= 30 maka "moksa_menengah"
....dan seterusnya..

karma_wesana_anda = 41 kg maka "moksa_bawah"

3. Hapus karma_wesana
4. Capai moksa

dari penjelasan gw di atas dpt disimpulkan bahwa proses yg mesti dilewati pertama kali adl filterisasi yg menentukan apakah sang roh berhak moksa atau tidak..jika berhak moksa maka ditentukan tingkat moksa yg didapat...kemudian dilanjutkan dgn peleburan karma wesana...setelah itu baru mencapai moksa!

coba lo pikir seandainya proses pertama yg dilakukan adl peleburan karma_wesana apakah yg akan terjadi ??? maka semua roh akan mencapai moksa...termasuk mereka yg selama hidupnya doyan berbuat kejahatan..lo rela kalo mereka dpt moksa??
 
waa...makasi banyak...:D

brati kalo bole diambil kesimpulan utk mencapai moksa kita perlu melakukan pemurnian terhadap atma yang terikat Panca Maya Kosa , dengan begitu juga kita gak akan lage tertempel Karma Wesana.

Cara utk melepas Panca Maya Kosa :

1. Tidak makan makanan yang tidak benar ( tidak benar dalam arti didapatkan dengan cara yang salah / adharma )
(?) Rajasik, Satvika, dan Thamasik itu apa artinya ya ?
(?) Apa artinya kita dianjurkan bervegetarian juga ?

2. (?)Pemusatan perhatian pada ujung hidung secara terus menerus sampe nafas keluar dan masuk seolah terhenti ?

3. Dengan melaksanakan CATUR MARGA YOGA
(?)Bisa dibilang hindu , mengenal TUHAN = hukum-hukum alam ?
(?)Apa Tuhan dlm hindu juga memiliki sesosok Pribadi ? Yang memiliki sifat dan juga sikap-sikap ?( seperti yang kita kenal dalam agama-agama monoteistik? )

Mohon bimbingan + koreksinya kalo ada yg salah...Terima kasih.. :)

Gw akan menjelaskan proses moksa dgn menggunakan teknik algoritma dan sistem pakar dlm dunia komputer...gw gunakan satuan kilogram utk mengukur tingkat kekentalan karma wesana.

Algoritma tahapan moksa :
1. Menentukan "moksa" atau "tidak" berdasarkan karma wesana roh..
2. Menentukan tingkat moksa yg dicapai...
3. Menghapus karma wesana roh bersangkutan..
4. Mencapai moksa

Sistem Pakar :
1. Jika karma_wesana > 50 kg maka "non-moksa" jika karma_wesana <= 50 kg maka "moksa"

----> karma_wesana_anda = 41 kg maka anda "moksa"

2. Jika karma_wesana <= 10 maka "moksa_tertinggi"
Jika karma_wesana <=20 maka "moksa_tinggi"
Jika karma_wesana <= 30 maka "moksa_menengah"
....dan seterusnya..

karma_wesana_anda = 41 kg maka "moksa_bawah"

3. Hapus karma_wesana
4. Capai moksa

dari penjelasan gw di atas dpt disimpulkan bahwa proses yg mesti dilewati pertama kali adl filterisasi yg menentukan apakah sang roh berhak moksa atau tidak..jika berhak moksa maka ditentukan tingkat moksa yg didapat...kemudian dilanjutkan dgn peleburan karma wesana...setelah itu baru mencapai moksa!

coba lo pikir seandainya proses pertama yg dilakukan adl peleburan karma_wesana apakah yg akan terjadi ??? maka semua roh akan mencapai moksa...termasuk mereka yg selama hidupnya doyan berbuat kejahatan..lo rela kalo mereka dpt moksa??
Wuaduh makasi banyak juga ni uda mau jelasin.. :)

hm..tp kalo oz bole tanya, buat apa menghapus karma wesana?
Yang oz terima, karma wesana itu melekat karena kita masi terikat dengan Panca Maya Kosa ?
Berati utk mencapai moksa yang perlu diperhatikan ya cara penghapusan Panca Maya Kosa donk? Dengan demikian kita juga gak akan lage tertempel Karma Wesana ?

Kemudian soal peleburan karma wesana, mank benar ya ada cara singkat utk melebur smua itu ?
Lalu gmn dengan Panca Maya Kosa yang merupakan akar Karma Wesana?
Kalo Karma Wesana hilang, selama Panca Maya Kosa masi melekat maka mungkin akan timbul lage Karma Wesana baru ?

Soal masalah rela gak rela, apa kk lebih rela melihat manusia itu terus berputar-putar seperti orang ling lung dan menderita di dunia ini ? Kalau mank ada cara singkat kenapa gak dibagikan juga kepada mereka ?

Toh kelahiran mereka pun tanpa mereka inginkan, apa artinya kita sengaja diciptakan utk disiksa dan kemudian bermain cara pelepasan diri (mokhsa ?)

Selain itu soal kesalahan - kesalahan yang manusia lakukan, itu sendiri kalo boleh dibilang karena kita dilahirkan di dunia dan dilengkapi dengan 5 indera juga diperdaya dengan ego(Aku) yang melekat, bagaimana bisa disalahkan manusianya 100% ?

Mohon koreksi juga bimbingannya kk... :)
 
waa...makasi banyak...:D

brati kalo bole diambil kesimpulan utk mencapai moksa kita perlu melakukan pemurnian terhadap atma yang terikat Panca Maya Kosa , dengan begitu juga kita gak akan lage tertempel Karma Wesana.

Cara utk melepas Panca Maya Kosa :

1. Tidak makan makanan yang tidak benar ( tidak benar dalam arti didapatkan dengan cara yang salah / adharma )
(?) Rajasik, Satvika, dan Thamasik itu apa artinya ya ?
(?) Apa artinya kita dianjurkan bervegetarian juga ?

2. (?)Pemusatan perhatian pada ujung hidung secara terus menerus sampe nafas keluar dan masuk seolah terhenti ?

3. Dengan melaksanakan CATUR MARGA YOGA
(?)Bisa dibilang hindu , mengenal TUHAN = hukum-hukum alam ?
(?)Apa Tuhan dlm hindu juga memiliki sesosok Pribadi ? Yang memiliki sifat dan juga sikap-sikap ?( seperti yang kita kenal dalam agama-agama monoteistik? )

Mohon bimbingan + koreksinya kalo ada yg salah...Terima kasih.. :)

Yup utk mencapai moksa perlu peleburan karma wesana...
Tuhan Maha Suci dan roh yg berhak kembali padaNya adl roh yg telah bersih/suci(dengan tingkat kesucian yg berbeda-beda tentunya)...

Makanan rajasik : pedas, banyak rempah, padat, agak keras, makanan jenis ini mudah mendatangkan penyakit tapi bikin cerdas secara akademis
Makanan satwika : lembut, segar, bikin sehat...
Makanan tamasika : busuk, bau, basi...

Untuk mencapai moksa gak perlu jadi vegetarian...bahkan lebih banyak yg mencapai moksa adl mereka yg makan sewajarnya (daging,sayur,buah,sumber karbohidrat,...)..yg penting adlh makanan itu diperoleh dgn cara halal, makan secukupnya(gak rakus)...

Tuhan dlm Hindu disebut Acintya (tidak terpikirkan/gaib)..krn tdk terpikirkan maka pikiran manusia tidak mampu mencapai Beliau yg MahaGaib..karena itu Tuhan menurunkan sedikit tingkat kesucian Beliau dgn mengambil wujud (Personal God / Tuhan yg berkeperibadian) agar manusia lebih mampu utk memahami Beliau..krn itulah kalo lo ngeliat Dewa(sinar suci Tuhan?manifestasi Tuhan) tuch memiliki wujud...
 
hm..tp kalo oz bole tanya, buat apa menghapus karma wesana?
Yang oz terima, karma wesana itu melekat karena kita masi terikat dengan Panca Maya Kosa ?
Berati utk mencapai moksa yang perlu diperhatikan ya cara penghapusan Panca Maya Kosa donk? Dengan demikian kita juga gak akan lage tertempel Karma Wesana ?

Kemudian soal peleburan karma wesana, mank benar ya ada cara singkat utk melebur smua itu ?
Lalu gmn dengan Panca Maya Kosa yang merupakan akar Karma Wesana?
Kalo Karma Wesana hilang, selama Panca Maya Kosa masi melekat maka mungkin akan timbul lage Karma Wesana baru ?

Soal masalah rela gak rela, apa kk lebih rela melihat manusia itu terus berputar-putar seperti orang ling lung dan menderita di dunia ini ? Kalau mank ada cara singkat kenapa gak dibagikan juga kepada mereka ?

Toh kelahiran mereka pun tanpa mereka inginkan, apa artinya kita sengaja diciptakan utk disiksa dan kemudian bermain cara pelepasan diri (mokhsa ?)

Selain itu soal kesalahan - kesalahan yang manusia lakukan, itu sendiri kalo boleh dibilang karena kita dilahirkan di dunia dan dilengkapi dengan 5 indera juga diperdaya dengan ego(Aku) yang melekat, bagaimana bisa disalahkan manusianya 100% ?

Mohon koreksi juga bimbingannya kk... :)

Menghapus Panca Maya Kosa = bunuh diri...
seperti gw sebut sebelumnya manusia gak mungkin hidup tanpa terikat terhadap Panca Maya Kosa..hanya saja ikatan ini yg mesti diperhatikan..apakah terikat dgn kencang ato longgar...

Ada cara singkat utk melebur karma wesana tp cara ini bersifat pasif..artinya menanti restu ato anugerah dari Tuhan...lo gak bisa mengusahakan sendiri...yg bisa lo lakukan adl cara yg sulit yaitu melaksanakan ajaranNya dan menjauhi laranganNya

Gw gak pernah taw alasan Tuhan nyiptain kita...tapi kalo dipikir-pikir kita menderita ya karena ulah kita sendiri(hukum karma)..sebenarnya Tuhan dan ngasi jalan menuju Beliau melalui agama tapi toh manusia banyak yg gak peduli...bahkan Tuhan sendiri turun ke dunia menebus dosa umat manusia (Kristus)..lo pasti heran kenapa gw yg Hindu percaya ama Kristus...hehehehe itu rahasia...
 
(?)Apa Tuhan dlm hindu juga memiliki sesosok Pribadi ? Yang memiliki sifat dan juga sikap-sikap ?( seperti yang kita kenal dalam agama-agama monoteistik? )

Tuhan dlm Hindu disebut Acintya (tidak terpikirkan/gaib)..krn tdk terpikirkan maka pikiran manusia tidak mampu mencapai Beliau yg MahaGaib..karena itu Tuhan menurunkan sedikit tingkat kesucian Beliau dgn mengambil wujud (Personal God / Tuhan yg berkeperibadian) agar manusia lebih mampu utk memahami Beliau..krn itulah kalo lo ngeliat Dewa(sinar suci Tuhan?manifestasi Tuhan) tuch memiliki wujud...

Gw gak pernah taw alasan Tuhan nyiptain kita...tapi kalo dipikir-pikir kita menderita ya karena ulah kita sendiri(hukum karma)..sebenarnya Tuhan dan ngasi jalan menuju Beliau melalui agama tapi toh manusia banyak yg gak peduli...bahkan Tuhan sendiri turun ke dunia menebus dosa umat manusia (Kristus)..lo pasti heran kenapa gw yg Hindu percaya ama Kristus...hehehehe itu rahasia...

@All,
Hehehe.... mo ngikutan mencuri ilmu....:D ( ikutan menyimak ya ? )

Saya masih bingung ma yang diatas itu, jadi Tuhan Nasrani <> Allah Islam <> Tuhan Hindu ya ?

Mohon pencerahannya....
 
makin bingung...(mungkin otak saya terlalu bebal ) hehe../heh

Kalo akarnya saja tidak bisa dicabut, lalu utk apa membersihkan daun dan batangnya?
Bukannya nanti malah akan timbul karma wesana lainnya ?

Oya kalo soal anugerah Tuhan , apa yang membuat Tuhan hanya menganugrahkan pada sebagian orang ? apa ada Syarat yang mengakibatkan orang itu dihapuskan karma wesananya secara instant?

Soal menebus dosa....Wah..saya sndiri kurang tau kebenarannya..:D

@Zhuge
kalo mnurut oz si smua agama juga menceritakan Tuhan / kebenaran yang sama, hanya ada beda persepsi aja dalam penangkapan maknanya...:)
 
Pelepasan Panca Maya Kosa dapat dilakukan setelah Atman meninggalkan badan kasar yaitu melalui Upacara Yadnya.

Melakukan upacara-upacara / Nyadnya yang aneka ragam dan banyak dapat mengantarkan kearah kebahagiaan dan kekuatan.


Lontar Gayatri dinyatakan saat orang meninggal rohnya disebut Preta.
Setelah melalui prosesi upacara ngaben roh tersebut disebut Pitra. Setelah melalui upacara Atma Wedana dengan Nyekah atau Mamukur roh itu disebut Dewa Pitara. Upacara ngaben dan upacara Atma Wedana digolongkan upacara Pitra Yadnya.

Sedangkan upacara Ngalinggihang atau Nuntun Dewa Hyang dengan menstanakan Dewa Pitara di Pelinggih Kamulan sudah tergolong Dewa Yadnya.

Roh yang disebut Dewa Pitara itu adalah roh yang telah mencapai alam Dewa. Karena Hyang Atma yang sudah mencapai tingkatan Dewa Pitara diyakini setara dengan Dewa Sang .

Dewa Pitara yang distanakan di Pelinggih Kamulan itu disebut Batara Hyang Guru.

Atman menjadikan Hyang Guru adalah melalui proses upacara ngaben, mamukur dan Nuntun Dewa Pitara.

Proses upacara tersebut sebagai simbol untuk melepaskan Atman dari selubung Panca Maya Kosa.

Dengan demikian Atman yang pada hakikatnya Brahman itu langsung tanpa halangan Panca Maya Kosa dapat menjadi Guru dan umat sekeluarga.

Pentingnya pemujaan Batara Hyang Guru di Kamulan.
Pemujaan leluhur dalam tradisi Hindu Dharma di Bali, baik buruk, lebih kurang dari leluhur itu harus diterima sebagai warisan.

Baiknya harus diupayakan untuk terus dipertahankan bahkan dikembangkan eksistensinya supaya lebih berguna bagi kehidupan selanjutnya.

Sedangkan buruk dari berbagai kekurangan dari leluhur itu harus direduksi agar tidak berkembang merusak kehidupan selanjutnya.
 
@ Ozma..
yg membuat Tuhan menganugerahkan kepada segelintir manusia karena karma baik manusia tersebut di kehidupan sebelumnya dan kehidupan yg sekarang....

Kalo akarnya saja tidak bisa dicabut, lalu utk apa membersihkan daun dan batangnya?
Bukannya nanti malah akan timbul karma wesana lainnya ?
kalo akarnya(Panca Maya Kosa) bisa dicabut maka dunia gak akan ada lagi...
utk apa membersihkan daun dan batangnya(karma wesana)?kalo tumbuh lagi ya potong lagi..tumbuh lagi potong lagi..tumbuh lagi potong lagi...

@ZhugeLiang
Gw pertaruhkan kepala gw utk kebenaran agama2 ini :
HINDU,BUDHA,ISLAM,NASRANI,YAHUDI...dan beberapa aliran2 kepercayaan yg diturunkan Tuhan yg gw sendiri jg gak taw karena Tuhan gak menyebutkan....
Tuhan mereka satu....
 
@All,
Hehehe.... mo ngikutan mencuri ilmu....:D ( ikutan menyimak ya ? )

Saya masih bingung ma yang diatas itu, jadi Tuhan Nasrani <> Allah Islam <> Tuhan Hindu ya ?

Mohon pencerahannya....


TUHAN HINDU dalam wujud ABSTRAK yang di sebut BRAHMAN dan dipanggil AUM atau OM.

Untuk dapat melebur dengan Brahman ada empat jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan moksartamjagathita.

Note : Saya dapat kategorikan Spinoza dan Agnostic ada pada jalan
JNANA MARGA YOGA.

Keempat ini sama utamanya.
Yang disebut Catur Marga Yoga adalah :
1.Bhakti Marga Yoga ; Menyatukan diri kepada Tuhan berdasarkan cinta kasih yang mendalam dengan mekakai sarana. Bhakti kepada Tuhan dalam wujud yang abstrak dengan mengandalkan fikiran dan Bhakti kepada Tuhan dalam wujud nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau pratima berupa arca atau mantra , akan lebih mudah untuk mewujudkan rasa bahktinya (tetapi itu belum nyata).

2.Karma Marga Yoga; Mengatukan diri kepada Tuhan melalui perbuatan mulia dan bermanfaat tanpa pamerih. Karma atau tindakan terdapat tiga macam bentuk sikap yaitu : (1) Karma yaitu perbuatan baik, (2) Akarma yaitu perbuatan tidak berbuat, (3) Wikarma yaitu perbuatan yang keliru. Apa yang diharapkan dari Karma Marga Yoga adalah tercapainya tujuan yang merupakan semua benua yaitu moksa atau siddhi (kesempurnaan). Karma dalam hal ini yang dimaksud adalah Karma dalam arti ritual atau Yadnya dan Karma dalam arti tingkah laku perbuatan.

3. JNANA MARGA YOGA; Mengatukan diri dengan Tuhan dengan mengamalkan Ilmu suci. Melalau jalan ini kita akan mengetahui ada dua hakekat, yaitu Purusa sebagai aspek transcendental (asal semua ciptaan) dan Prakrti (pradhana) sebagai aspek numena atau materi atau sifat empiris. Pada hakekatnya Prakrti dalam proses menjadinya sampai pada benda bateri dengan sifat dasarnya Bhumi (Prthiwi), Apah, Teja (Agni, Anala), Bayu, Khan (Akasa). Disamping itu Manah, Buddhi dan Ahamkara. Semua makhluk adanya berasal dari garba Tuhan. Tuhan adalah asal mula dan peleburnya alam semesta ini. Tuhan mengejawantah di dalam hukum-hukum alam, Hukum RTA yang mengatur alam dan Hukum KARMAPALA yang mengatur perbuatan manusia. Pemahaman Tuhan disertai hukum RTA yaitu penciptaan, Evolusi dan Penyerapan atau Involusi.

4.Raja Marga Yoga; Berusaha menyatu dengan Tuhan dengan melakukan Brata, Tapa, Yoga dan Semadi.

Dari semua Yoga diatas Tuhan sebagai poros dari semua ciptaan dan kebhaktian.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.