m3tt4
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 103936
- Sejak
- 31 Agt 2010
- Pesan
- 431
- Nilai reaksi
- 10
- Poin
- 18
Peresmian Cetya Sukhavati Prajna
Hari ini adalah hari peresmian cetya Sukhavati Prajna, aku telah mempersiapkan jauh-jauh hari. Walaupun cetya masih baru, tapi sudah terasa ada beberapa orang yang siap membantu acara. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, dari awal mendapatkan kontak batin, mendapatkan bimbingan, menjalankan misi, membentuk cetya dan peresmiannya hari ini.
Aku agak sedikit lega, karena beberapa tugas yang diberikan kepadaku telah aku selesaikan. Aku selalu berusaha untuk tidak melewatkan satu tugaspun yang diberikan. Semua ini berkat bantuan suamiku yang selalu mendampingi dan memberikan aku motivasi juga memudahkan jalan dharma ini.
Dalam acara itu ada pemotongan pita, pemukulan tambur, penyalaan petasan, membunyikan pindapata, pecah kendi, buka papan nama yang diwakili oleh mereka yang paling berpengaruh dalam terbentuknya cetya. Juga kami mengadakan ritual sadhana penuh kepada Buddha Amitabha. Semua acara berjalan lancar, sampai setelah acara selesai suatu keajaiban kembali terjadi. Langit tiba-tiba mendung, angin begitu kencang bertiup dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Tapi aneh angin sama sekali tidak menggoyangkan tenda-tenda yang berada di kiri kanan, tapi terpal yang menutupi papan nama cetya tertiup angin dengan kencangnya hingga terlepas seluruhnya dan terbuka lebar, sehingga cetya terbuka dan terlihat dari langit. Aku mengira itu pertanda para Dewa tidak berkenan atas peresmian ini karena it menurunkan hujan demikian kerasnya dan membuat agak berantakan.
Tapi Guruku mengatakan kalau para Buddha, Bodhisattva, Dharmapala, Dewa dan Dakini berkenan dan mereka semua turun memberkati, jadi hujan ini adalah berkah. Suamiku tidak membuang kesempatan kejadian ini, dia segera mengabadikan sekeliling cetya dengan kamera. Ternyata benar apa yang dikatakan Guru sejatiku, para Dewa benar-benar turun. Hal ini terlihat dalam kamera lingkatan sinar-sinar beraneka bentuk banyak sekali di sekitar cetya Sukhavati Prajna dan terlihat bertumpuk-tumpuk, ini lebih banyak dari biasanya saat aku bersadhana atau saat menjalani 2 kali api homa. Biasanya sinar itu tidak bertumpuk-tumpuk, tapi ini terlihat banyak sekali. Ternyata kekuatan merekalah yang telah melepas terpal yang menutupi cetya, agar bisa terlihat dari langit, sehingga mereka bisa hadir dan memberkati dengan lebih mudah.
Para undangan juga banyak yang datang saat itu, kami semua mengalami hal baru hari ini. Membuat kami semua agak gemetar dan tidak percaya diri, tapi berkat dorongan para Dewa kami semua bisa menjalani tugas kami masing-masing dan terlihat begitu sempurna.
Akhirnya tugas berat telah aku jalankan, tapi mungkin ini hanya permulaan saja. Kedepannya masih banyak hal dan tugas lain yang mungkin diberikan kepadaku, tapi sudah mencapai saat ini aku sudah begitu bahagia, karena sama sekali tidak pernah kami bayangkan akan seperti ini. Perubahannya begitu nyata dan berbanding terbalik, tapi aku sangat bahagia dan sangat bersyukur atas segalanya. Aku hanya berharap, aku bisa menjalani misi dengan baik melalui cetya Sukhavati Prajna, bisa membimbing banyak orang menuju ke jalan yang benar dan menuntun mereka menjalani kehidupan dengan baik. Aku sadar sebelumnya aku bukanlah orang yang suci, aku pernah berbuat banyak kesalahan dan saat ini aku berusaha untuk menyadarinya dan tidak kembali ke jalan yang salah.
Aku amat bersyukur bisa kembali berjodoh dengan Guru sejatiku, dia telah menungguku ribuan tahun. Menunggu aku terbuka dan bisa mendapatkan kontak batin dengannya, sehingga dia bisa menuntun aku kembali. Aku bisa merasakan kesedihan Guru sejatiku, bagaimana dia kuatir jika aku salah jalan dan selalu menguatkan hatiku dan menasihatiku. Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakannya dan akan selalu berusaha mengikuti petunjuknya.
Terbentuk dan berdirinya cetya Sukhavati Prajna tentunya dikarenakan banyaknya dukungan yang aku dapatkan dalam jalan dharma ini, ternyata masih banyak orang yang punya ketulusan hati. Walaupun sebagian dari mereka belum lama aku kenal, tapi entah kenapa kami begitu merasa akrab dan seakan sudah kenal lama. Mungkin kami dipertemukan karena jodoh, di kehidupan lalu mungkin kami pernah menjadi satu keluarga.
Hari ini adalah hari peresmian cetya Sukhavati Prajna, aku telah mempersiapkan jauh-jauh hari. Walaupun cetya masih baru, tapi sudah terasa ada beberapa orang yang siap membantu acara. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, dari awal mendapatkan kontak batin, mendapatkan bimbingan, menjalankan misi, membentuk cetya dan peresmiannya hari ini.
Aku agak sedikit lega, karena beberapa tugas yang diberikan kepadaku telah aku selesaikan. Aku selalu berusaha untuk tidak melewatkan satu tugaspun yang diberikan. Semua ini berkat bantuan suamiku yang selalu mendampingi dan memberikan aku motivasi juga memudahkan jalan dharma ini.
Dalam acara itu ada pemotongan pita, pemukulan tambur, penyalaan petasan, membunyikan pindapata, pecah kendi, buka papan nama yang diwakili oleh mereka yang paling berpengaruh dalam terbentuknya cetya. Juga kami mengadakan ritual sadhana penuh kepada Buddha Amitabha. Semua acara berjalan lancar, sampai setelah acara selesai suatu keajaiban kembali terjadi. Langit tiba-tiba mendung, angin begitu kencang bertiup dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasnya. Tapi aneh angin sama sekali tidak menggoyangkan tenda-tenda yang berada di kiri kanan, tapi terpal yang menutupi papan nama cetya tertiup angin dengan kencangnya hingga terlepas seluruhnya dan terbuka lebar, sehingga cetya terbuka dan terlihat dari langit. Aku mengira itu pertanda para Dewa tidak berkenan atas peresmian ini karena it menurunkan hujan demikian kerasnya dan membuat agak berantakan.
Tapi Guruku mengatakan kalau para Buddha, Bodhisattva, Dharmapala, Dewa dan Dakini berkenan dan mereka semua turun memberkati, jadi hujan ini adalah berkah. Suamiku tidak membuang kesempatan kejadian ini, dia segera mengabadikan sekeliling cetya dengan kamera. Ternyata benar apa yang dikatakan Guru sejatiku, para Dewa benar-benar turun. Hal ini terlihat dalam kamera lingkatan sinar-sinar beraneka bentuk banyak sekali di sekitar cetya Sukhavati Prajna dan terlihat bertumpuk-tumpuk, ini lebih banyak dari biasanya saat aku bersadhana atau saat menjalani 2 kali api homa. Biasanya sinar itu tidak bertumpuk-tumpuk, tapi ini terlihat banyak sekali. Ternyata kekuatan merekalah yang telah melepas terpal yang menutupi cetya, agar bisa terlihat dari langit, sehingga mereka bisa hadir dan memberkati dengan lebih mudah.
Para undangan juga banyak yang datang saat itu, kami semua mengalami hal baru hari ini. Membuat kami semua agak gemetar dan tidak percaya diri, tapi berkat dorongan para Dewa kami semua bisa menjalani tugas kami masing-masing dan terlihat begitu sempurna.
Akhirnya tugas berat telah aku jalankan, tapi mungkin ini hanya permulaan saja. Kedepannya masih banyak hal dan tugas lain yang mungkin diberikan kepadaku, tapi sudah mencapai saat ini aku sudah begitu bahagia, karena sama sekali tidak pernah kami bayangkan akan seperti ini. Perubahannya begitu nyata dan berbanding terbalik, tapi aku sangat bahagia dan sangat bersyukur atas segalanya. Aku hanya berharap, aku bisa menjalani misi dengan baik melalui cetya Sukhavati Prajna, bisa membimbing banyak orang menuju ke jalan yang benar dan menuntun mereka menjalani kehidupan dengan baik. Aku sadar sebelumnya aku bukanlah orang yang suci, aku pernah berbuat banyak kesalahan dan saat ini aku berusaha untuk menyadarinya dan tidak kembali ke jalan yang salah.
Aku amat bersyukur bisa kembali berjodoh dengan Guru sejatiku, dia telah menungguku ribuan tahun. Menunggu aku terbuka dan bisa mendapatkan kontak batin dengannya, sehingga dia bisa menuntun aku kembali. Aku bisa merasakan kesedihan Guru sejatiku, bagaimana dia kuatir jika aku salah jalan dan selalu menguatkan hatiku dan menasihatiku. Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakannya dan akan selalu berusaha mengikuti petunjuknya.
Terbentuk dan berdirinya cetya Sukhavati Prajna tentunya dikarenakan banyaknya dukungan yang aku dapatkan dalam jalan dharma ini, ternyata masih banyak orang yang punya ketulusan hati. Walaupun sebagian dari mereka belum lama aku kenal, tapi entah kenapa kami begitu merasa akrab dan seakan sudah kenal lama. Mungkin kami dipertemukan karena jodoh, di kehidupan lalu mungkin kami pernah menjadi satu keluarga.