• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Maitreya]Maitreya Dgn Bukti Otentik/Penemuan Sejarah?

@Coolguyz.
Thanks. Saya appreciate. Anda selalu datang tepat waktu untuk mengingatkan saya not to step over the line. Thanks ya...

@Patkay
Saya merasa Anda offence berlebihan
demikian juga Anda merasa saya yang melakukannya.
Trims, saya terima, saya yang introspeksi.

Saya merasa tidak ada apapun di dunia ini yang tidak dipengaruhi keadaan dan kultur di sekitarnya.
Kamu anggap apa yang dilakukan orang lain (baca: Maitreya) gado-gado, sementara yang Anda ikuti adalah murni, hasil pencapaian sejati oleh seorang Buddha.
Trims, saya terima, gado-gado kadang-kadang berarti pluralisme, ada baiknya, paling tidak untuk diriku.

Saya merasa yang bisa menghancurkan Buddhisme, hanyalah diri kita sendiri, sesuatu yang internal, bukan yang eksternal.
Jarimu menunjuk langsung, kepada 'oknum-oknum seperti saya'.
Sekali lagi trims. sy coba renungkan.

Buddha bagimu adalah Buddha Sakyamuni Historis.
Dhamma bagimu adalah semua ajaranNya
Sangha bagimu adalah lebih dari 5 Bhikku.

Yang menjadi panduan latihanku, Naunganku:
Buddha secara eksternal adalah semua Para Buddha, Para Suci
secara internal adalah Boddhi Citta dan kesadaran nurani dalam diri masing-masing.

Dharma secara eksternal adalah Semua Jalan menuju Pencerahan
secara internal adalah pemahaman yang sesuai dengan Jalan.

Sangha secara eksternal adalah siapapun yang tiada henti memperbaiki dirinya, seoarang sahabat yang ideal,
secara internal adalah pelaksanaan sila dan budi kebajikan diri sendiri.

Anda berlindung kepada Tri Ratna yang dalam pemahamanmu semuanya Eksternal.
Saya berlindung kepada Triratna yang lebih luas dan dapat diinternalized.
Anda bilang saya sesat dan perusak, maaf dalam point ini saya tidak akan bergeming.

Anda menunjuk ekspansi Islam sebagai yang memunahkan ajaran Buddha di India,
saya berpendapat Buddhis sebagai lifestyle tidak akan pernah bisa dihancurkan jika telah mengakar dalam kehidupan setiap orang.
Saya telah hidup cukup lama di India untuk memberikan kesimpulan ini:
Orang Hindu di India, banyak yang secara lifestyle adalah lebih Buddhis daripada orang, di India maupun di luar India, yang secara tegas mengatakan dirinya sebagai Buddhis.
Buddhis di India telah diadopsi oleh main-stream, Hinduisme yang lebih terbuka.

Jika ada agama selain Buddhis yang menyerang Buddhis, Anda menamakan mereka sebagai Fundamentalis-ekstrimis.
Jika diri sendiri yang melakukannya terhadap ajaran orang orang lain, Anda menganggap ini adalah tindakan membela kehormatan, mempertahankan kemurnian, adalah yang sewajarkan dilakukan oleh si pewaris ajaran yang paling tinggi.

Ini yang membuat saya tidak habis mengerti, bagaimana diperkenankan Buddhisme menetapkan double standard seperti ini....

Saya tidak bisa mengerti.

Dan sekali lagi, trims Coolguyz, yang menganjurkan agar semuanya tetap dalam koridor sharing.
 
@Coolguyz.
Thanks. Saya appreciate. Anda selalu datang tepat waktu untuk mengingatkan saya not to step over the line. Thanks ya...

@Patkay
Saya merasa Anda offence berlebihan
demikian juga Anda merasa saya yang melakukannya.
Trims, saya terima, saya yang introspeksi.

Saya merasa tidak ada apapun di dunia ini yang tidak dipengaruhi keadaan dan kultur di sekitarnya.
Kamu anggap apa yang dilakukan orang lain (baca: Maitreya) gado-gado, sementara yang Anda ikuti adalah murni, hasil pencapaian sejati oleh seorang Buddha.
Trims, saya terima, gado-gado kadang-kadang berarti pluralisme, ada baiknya, paling tidak untuk diriku.

Saya merasa yang bisa menghancurkan Buddhisme, hanyalah diri kita sendiri, sesuatu yang internal, bukan yang eksternal.
Jarimu menunjuk langsung, kepada 'oknum-oknum seperti saya'.
Sekali lagi trims. sy coba renungkan.

Buddha bagimu adalah Buddha Sakyamuni Historis.
Dhamma bagimu adalah semua ajaranNya
Sangha bagimu adalah lebih dari 5 Bhikku.

Yang menjadi panduan latihanku, Naunganku:
Buddha secara eksternal adalah semua Para Buddha, Para Suci
secara internal adalah Boddhi Citta dan kesadaran nurani dalam diri masing-masing.

Dharma secara eksternal adalah Semua Jalan menuju Pencerahan
secara internal adalah pemahaman yang sesuai dengan Jalan.

Sangha secara eksternal adalah siapapun yang tiada henti memperbaiki dirinya, seoarang sahabat yang ideal,
secara internal adalah pelaksanaan sila dan budi kebajikan diri sendiri.

Anda berlindung kepada Tri Ratna yang dalam pemahamanmu semuanya Eksternal.
Saya berlindung kepada Triratna yang lebih luas dan dapat diinternalized.
Anda bilang saya sesat dan perusak, maaf dalam point ini saya tidak akan bergeming.

Anda menunjuk ekspansi Islam sebagai yang memunahkan ajaran Buddha di India,
saya berpendapat Buddhis sebagai lifestyle tidak akan pernah bisa dihancurkan jika telah mengakar dalam kehidupan setiap orang.
Saya telah hidup cukup lama di India untuk memberikan kesimpulan ini:
Orang Hindu di India, banyak yang secara lifestyle adalah lebih Buddhis daripada orang, di India maupun di luar India, yang secara tegas mengatakan dirinya sebagai Buddhis.
Buddhis di India telah diadopsi oleh main-stream, Hinduisme yang lebih terbuka.

Jika ada agama selain Buddhis yang menyerang Buddhis, Anda menamakan mereka sebagai Fundamentalis-ekstrimis.
Jika diri sendiri yang melakukannya terhadap ajaran orang orang lain, Anda menganggap ini adalah tindakan membela kehormatan, mempertahankan kemurnian, adalah yang sewajarkan dilakukan oleh si pewaris ajaran yang paling tinggi.

Ini yang membuat saya tidak habis mengerti, bagaimana diperkenankan Buddhisme menetapkan double standard seperti ini....

Saya tidak bisa mengerti.

Dan sekali lagi, trims Coolguyz, yang menganjurkan agar semuanya tetap dalam koridor sharing.


jadi orang kok gak punya pendirian,kayak kepala angin.
Itu anda yang bilang bukan saya. ^_^
itu kan pandangan anda, tidak ada standar ganda dan anda terlalu berlebihan.
 
@Patkay
Tolong Quote digunakan hanya untuk hal yang ingin ditegaskan atau ditanyakan saja.
Ringkas sesedikit mungkin tulisan yang akan di quote.
Tetap jadikan thread ini tempat untuk diskusi dan sharing

Salam
 
gini saja lah..gw nanya sama anda maitreya itu apa?

tentu nya pertama kali kata maitreaya keluar itu dari sang buddha sendiri kan?

nah,,maitreya belom menjadi buddha dia cuma seorang DEWA

jelas lah batin seorang dewa tidak bisa disamakan dengan seorang BUDDHA,dimana buddha sudah mencapai sedangkan dewa belom.

lalu ajaran yang di sebut maitreya itu apa? lalu asal nya dari mana? ajaran nya bagaimana?

sang buddha sendiri berkata: semua ajaran BUDDHA dari buddha pertama sampai buddha gotama, itu semua sama : EMPAT KESUNYATAAN MULIA,DLL

lalu,seandainya anda berkata ajaran maitreya dari maitreya sendiri,
apa alasan MAITREYA me-numpang tindih(copy overwrite) ajaran buddha gotama?
apakah ada yang salah dengan ajaran buddha gotama? gw mau tau argumen mu,coba loe beri gw alasan. oke. ^^
 
karena ngak bisa menjawab persoalan zaman,
karena ngak relevan, karena tidak mampu masuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak,


1) Anda kok bisa tahu agama Buddha tidak bisa menjawab persoalan zaman,bisa anda buktikan?? justru agama Buddha dari dulu sampai sekarang masih relevan.
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_lst.php?kat_id=214&endlev=Y&home=y

2)kenapa agama Buddha tidak masuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak dan tidak relevan? Bisa anda buktikan?
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=691&multi=Y&hal=1

anda ini Budddhis bukan?? apa Empat Kesunyataan Ariya dll sudah tidak relevan lagi pada masa kini??? tolong jelaskan.

Dan Anda tidak akan mendapatkan tulisan saya yang
* mempertanyakan Vipassana yang "do nothing for the benefit of others"
* menjadikannya suatu polemik tentang erbedaan dalam Thera secara Srilangka, Thai atau Myanmar.
* Menggugat bahwa jika memang Anda memang pemegang Buddhis yang paling Ortodox yang paling sesuai dengan ajaran Sang Buddha, mengapa Anda tidak sekalian mengumpulkan kain bekas pembungkus mayat kemudian mewarnainya dengan pewarna dari pohon nangka (atau malah Anda-pun tidak pernah mengerti tentang hal ini) dan mengenakannya sebagai pakaianmu..
* Saya pun tidak pernah menganggap aneh kalau semua praktik persiapan Sima, dstnya adalah dari tradisi yang telah ada sebelumnya di India. Saya tidak akan pernah dengan sinis mengatakan Buddhisme ala Anda adalah mencuri tradisi Hindu. Sekarang saya malah ragu Anda mengerti apa makna persiapan Sima..

Pendek kata saya menulis di forum berkaitan dengan Maitreya karena orang seperti Anda Offence membabi buta...
Dan saya tidak pernah melakukan hal tidak pantas, yang seperti Anda lakukan. Saya tidak akan offense terhadap semua tradisi yang Anda ikuti..

Untuk hal ini,
Saya Kira saya pantas mengatakan kepada diri sendiri,
Saya lebih mempunyai semangat Buddhis sejati..

Katanya anda lebih mempunyai semangat Buddhis sejati,kok egonya keluar/masih memiliki kemelekatan. masa seorang mempunyai semangat Buddhis sejati masih memiliki kemelekatan??? misalnya kalo seorang telah menjadi arahat,dia tidak pernah bilang telah menjadi arahat akan tetapi seseorang mengatakan bahwa dia telah menjadi arahat sesungguhnya dia belum menjadi seorang arahat karena masih memiliki kemelekatan.
 
@Marcedes&Netral
Nothings wrong with the teachings of Buddha
itulah sebabnya saya mengikutinya.
Persoalannya adalah bagaimana Anda menggunakan interpretasi Anda sebagai apa yang juga harus diakui oleh semua orang lain.
Persoalannya adalah Anda hanya menggunakan berbagai ajaran sang Buddha sebagai kritik dan hujatan kepada orang lain, lebih dari "the early intended purpose", sebagai ajaran untuk mendisiplinkan diri sendiri.
Itulah letak persoalannya.

Dan jika saya ada menuliskan ttg kehancuran Buddhis di India:
1. Itu adalah pengamatan langsung. adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi diriku.
2. Itu adalah sesuatu yang selamanya akan saya catat sebagai pemecut untuk mengingatkan diri sendiri.
3. Namun Anda merasa saya Non Buddhis, sehingga Anda mengambil apa yang saya tulis adalah untuk menyerang Anda-anda...

Jadi inilah letak persoalannya, pada persepsimu terhadap yang berbeda dari Anda. Persoalannya adalah pemaksaan interpretasi dan pemahaman terhadap ajaran.
 
Jadi inilah letak persoalannya, pada persepsimu terhadap yang berbeda dari Anda. Persoalannya adalah pemaksaan interpretasi dan pemahaman terhadap ajaran.

maap keknya dari awal gw ga pernah memaksa anda harus percaya kata-kata sy.
setiap sy berkata kebanyakan sy beri penjelasan yang bersifat mudah d mengerti.

tetapi di sini sy cuma berpikir berdasar akal sehat.
memang jika sy memaksa anda untuk percaya, itu berarti sy salah.

dan saya hanya mengkritik,bukan menghujat kata-kata anda.
seperti contoh:
kamu bilang 1+1=3, gw kritik bahwa yang benar 1+1=2.
serta gw beri penjelasan mengapa bisa 1+1=2,,wong masa tentu nya jika di pikir dengan akal sehat 1+1=2 kan memang benar kan.


sekali lagi sy tdk pernah memaksa anda percaya bahwa 1+1=2 melainkan jika anda bersihkeras berpikir 1+1=3 ,maka itu HAK anda.


kita dalam berdiskusi serta membahas dhamma,kek nya ada yang perlu di ingat di sini....
saat kita menanggapi perdebatan,dan perbedaan pemahaman,,,jangan sampai kebencian naik... ini harus di perhatikan..
maap bkn jadi sok guru gw. semoga bermanfaat
 
@Marcedes&Netral
Nothings wrong with the teachings of Buddha
itulah sebabnya saya mengikutinya.
Persoalannya adalah bagaimana Anda menggunakan interpretasi Anda sebagai apa yang juga harus diakui oleh semua orang lain.
Persoalannya adalah Anda hanya menggunakan berbagai ajaran sang Buddha sebagai kritik dan hujatan kepada orang lain, lebih dari "the early intended purpose", sebagai ajaran untuk mendisiplinkan diri sendiri.
Itulah letak persoalannya.

Dan jika saya ada menuliskan ttg kehancuran Buddhis di India:
1. Itu adalah pengamatan langsung. adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi diriku.
2. Itu adalah sesuatu yang selamanya akan saya catat sebagai pemecut untuk mengingatkan diri sendiri.
3. Namun Anda merasa saya Non Buddhis, sehingga Anda mengambil apa yang saya tulis adalah untuk menyerang Anda-anda...

Jadi inilah letak persoalannya, pada persepsimu terhadap yang berbeda dari Anda. Persoalannya adalah pemaksaan interpretasi dan pemahaman terhadap ajaran.

Saudara Yang Terakhir,anda salah paham ,tidak ada yang memaksa anda untuk percaya.saya rasa tukar pendapat itu sah-sah. masalah kritik mengkritik itu adalah dinamika kehidupan sehari-hari ,wajar-wajar saja, kita dikritik malahan kita mengucapkan terima kasih kepada pengkritik.semua tergantung kita masing-masing mau terima syukur ,gak mau terima gpp,kita ambil yang plusnya . kita di kritik supaya kita bisa maju. jadi tidak ada yang memaksakan kehendak anda.
 
Perlu diingat, sejati atau palsu, bajik atau batil, hanya waktulah yang bisa membuktikan nantinya. Pada saatnya tiba kita akan jelas semuanya.

@Yang Terakhir
Bro, semua yang ditulis di forum ini masih merupakan lapisan konsepsi/persepsi. Semua itu sifatnya fana. Sebagai seorang pembina Ketuhanan, kita harus selalu mempraktekkan cinta kasih dan mengamalkan hukum tak dilahirkan(kosong sejati) pada saat kapanpun juga. Ibarat mata memandang warna merah tapi mata tidak ikut menjadi warna merah, demikian juga dengan hati kita. Mata melihat, hati membaca tapi hati tidak melekat. Prinsipnya adalah mawas diri dan keterjagaan.
Mari kita sama2 melatih diri supaya Nurani kita berpancar terang.
 
@Nurani. Thanks, saya bisa mengerti. Namun sy kira Kita juga perlu memberitahu kepada mereka yang mengkritisi kita bahwa, apa yang kita yakini adalah sesuatu yang sudah juga direnungkan mendalam.

Sayangnya banyak yang bisa mengkritik. ndak mampu melakukan Otokitik
@Marcedes&Netral
Mengapa Anda tidak, sekali-sekali saja, memberanikan diri untuk berpikir bahwa 1+1 nya Anda yang telah menjadi 3. Perlu keberanian Bung untuk menerima Kebenaran yang lebih luas.
Untuk menerima kebenaran yang lebih menyeluruh, kita harus terlebih dahulu melepaskan kebenaran sektarian yang sempit. Anda bicara ketidak-melekatan, ini ketidak-melekatan yang mungkin perlu anda renungkan.

Trims, kalo memang Anda-anda kedepan nga sesukanya nyeberang dan comment seenaknya.
Kalo Anda mendapatkan saya melakukan hal yang sama kepada apa yang Anda yakini, saya kira Anda dapat mengingatkan saya dengan cara yang sama.

Hemat saya, itu baru tidak double standard.
 
@Marcedes&Netral
Mengapa Anda tidak, sekali-sekali saja, memberanikan diri untuk berpikir bahwa 1+1 nya Anda yang telah menjadi 3. Perlu keberanian Bung untuk menerima Kebenaran yang lebih luas.
Untuk menerima kebenaran yang lebih menyeluruh, kita harus terlebih dahulu melepaskan kebenaran sektarian yang sempit. Anda bicara ketidak-melekatan, ini ketidak-melekatan yang mungkin perlu anda renungkan

sy pikir justru anda lah yang tidak mau mengakui kalau jawaban nya 2.
jangan sampai demi kepercayaan akal sehat anda buang seperti hitungan-hitungan eror di FA. kalian bisa lihat sendiri betapa demi kepercayaan,bahkan membuang akal sehat.

kalau merenung semua bisa bro,,masalah nya di butuhkan alasan yang memasuki akal sehat dalam hal ini.
makanya sang buddha mengajarkan yang namanya ABHIDHAMMA.

perlu juga anda ketahui saya sebenarnya juga umat maitreya dolo nya. dan saya sangat kritis dalam hal agama. tetapi waktu sy bertanya .tidak ada satu pun jawaban keluar dari mulut mereka yang dapat d pertanggung jawab kan.,bahkan mereka tidak sanggup melakukan apa yang mereka katakan, bukan kah itu cuma bisa berkata,tapi tidak bisa mewujudkan.
pertanyaan saya berikut:
1.apakah tuhan itu ada menurut buddha? lalu laomu itu apa?. lalu NABI?
2.dari mana ajaran maitreya ada?, apakah dari maitreya itu sendiri?
3.dari mana muncul nya firman tuhan?
4.terus kenapa kalau di ciutao itu sudah di sebut nama di catat di surga?
seakan-akan di akui oleh tuhan?....dari mana asal pemikiran ini? dari maitreya kah?
5.apakah mahasesepuh,pandita mampu memperkenalkan alam dewa,dan neraka?
dimana anda tahu sendiri sang buddha berbicara ttg adanya 31 alam, dan itu DI BUKTIKAN. coba tanya mahasesepuh,pandita,atau guru2 anda. bisa ajarkan saya ke alam-alam tsb?
6.meditasi saja mahasesepuh,pandita,bahkan guru-guru di sana. kadang tidak tahu yang bagaimana cara nya melakukan konsentrasi,atau mengajarkan teknik-teknik meditasi.
7.tiap kali tanggal 1 dan 15 kalau sembahyang di suruh bersujud sampai 100 kali lebih.
pernah gw tanya,kenapa bukan hanya 3x,musti kek gini. apa maksud nya?
8.terus kitab suci nya itu dan ajaran-ajaran nya berasal dari mana?
9.waktu di qiu tau,itu di beri kata-kata yang katanya bisa menolong anda saat kesulitan.
KALAU MEMANG BAIK UNTUK SEMUA MAHKLUK KOQ DI RAHASIAKAN?harus nya di bagi-bagi.

bayangkan kalau sang buddha hanya mengajarkan ajaran nya pada BIKHU saja. dan bikhu tidak mau mengajarkan pada orang awam. sy yakin umat buddha pasti tambah sedikit bukan tambah byk.

justru sang buddha tau dhamma nya ini,sangat bermanfaat bagi semua makhluk,makanya di ajarkan tanpa RAHASIA-RAHASIA.

pertanyaan gw sampai sini saja,walau sebenarnya masih byk.
mohon penjelasan bro,kalau memang anda berkata sudah memperdalam dan merenungkan.
 
ribet dan panjang...

Bicara soal benar salah, siapa juga yang bisa menilai hal seperti ini..
Paling gak kita bisa kan membedakan mana Buddhisme pada umumnya dan Maitreya?
Dan hasil kesimpulannya apa? Berbeda / sama ?I

Kalo beda kenapa bawa-bawa nama Buddhisme?
Kalo sama? sejak kapan ada Tulisan lao mu dalam Buddhisme?
 
@Nurani.
Perlu diingat, sejati atau palsu, bajik atau batil, hanya waktulah yang bisa membuktikan nantinya. Pada saatnya tiba kita akan jelas semuanya.

@Yang Terakhir
Bro, semua yang ditulis di forum ini masih merupakan lapisan konsepsi/persepsi. Semua itu sifatnya fana. Sebagai seorang pembina Ketuhanan, kita harus selalu mempraktekkan cinta kasih dan mengamalkan hukum tak dilahirkan(kosong sejati) pada saat kapanpun juga. Ibarat mata memandang warna merah tapi mata tidak ikut menjadi warna merah, demikian juga dengan hati kita. Mata melihat, hati membaca tapi hati tidak melekat. Prinsipnya adalah mawas diri dan keterjagaan.
Mari kita sama2 melatih diri supaya Nurani kita berpancar terang.

Pagi ini saya sekali lagi membaca ulang, merenungkan himbauan Anda.
Yaap. Itu yang seharusnya kita lakukan.

Kemudian saya bertanya kepada diri sendiri: Mengapa saya sampai menghabiskan banyak waktu untuk mengkounter berbagai tulisan miring pada setiap thread yang memojokkan Maitreya,
Apakah saya terbawa emosi, karena ego, ingin memamerkan pengetahuan, melekat pada hati menang-kalah, marah dan ingin membalas kebatilan.
Ternyata betul, berbagai gerakan hati yang salah tersebut telah, ada sedikit meracuni -ku.

Namun saya juga menemukan keperdulian, kasih, mempertimbangkan adik-adik yang tiba-tiba nyasar nyemplung ke mari. (LoL). Dan untungnya porsi positif ini lebih besar.

Lalu muncul pertanyaan selanjutnya. Apakah apa yang saya lakukan akan berguna?
Dan saya-pun mulai mengintip profile, membaca past-posting dari "rekan2 diskusi". merenungkan apa yang saya tulis....

Bro, Anda benar,
Saya melakukan sesuatu yang mubazir, sesuatu yang tidal layak. Saya sungguh telah melakukan sesuatu yang takkan menghasilkan apa-apa.

Trims ya
 
nah,ini lah yang di katakan anda mengerti?

kalau anda berkata demikian,sejujur nya pekerjaan negosiasi,rapat kerja dalam pengambilan keputusan,dll. tidak cocok untul anda,kenapa? anda bersifat pesimisme,

memang sy sewaktu meditasi,kadang merasa bahwa berdebat itu membawa kebencian >> pandangan ini keliru jika kita bijaksana. kenapa?

batin ini sangan cepat berubah, proses timbul nya kebencian itu sangat cepat
jadi proses timbul dan lenyap nya suatu pikiran tsb, haruslah disadari itu anicca,

timbul lenyap,timbul lenyap,seterusnya,, jangan melekat, melainkan MEMPERHATIKAN pikiran tsb(bisa juga di sebut biarkan saja berlalu),
jika anda mahir sy yakin kebencian makin hari makin bisa di kikis. >>>>>>inilah yang sy dapat dari latihan sendiri, setelah sy bertanya kepada yang lebih ahli,kiri-kanan, serta latihan terus menerus,,hasil nya memuaskan.

karena sewaktu emosi naik,sy dapat sadari bahwa sy emosi,maka sy kembali tenang.
( saat ini tidak semua emosi sy dapat sadari,kadang-kadang juga tidak..ini di sebabkan latihan sy masih kurang,, tetapi setidak nya lebih baik dari dolo yang tidak terkontrol sama sekali ^^ kwkwkwkwkkw)

ini berbeda dengan pertentangan pendapat, mengapa anda ber-argumen demikian-begini-begitu.....itu haruslah di sertai alasan. kritis itu boleh,tetapi membawa emosi itu tidak
bagaikan anak-anak yang bertanya kepada orang tua nya.
" bu,apakah sy boleh tahu apa penyebabnya ibu,kesal kepada sy? >> apakah ada unsur emosi?
tidak semua perdebatan itu ada unsur emosi,,jika anda menyadari lawan anda emosi,sikap bijak adalah menasehatinya agar berpikir lebih jernih, sikap lain adalah diam.

tetapi sebaiknya anda memilih bersikap menasehati,ini di karenakan kita membahas DHAMMA,ajaran buddha mana benar mana salah. , BUKAN MEMBAHAS MASALAH AGAMA KEK FA.

Sang Buddha sendiri melayani tanya jawab,perdebatan(berbeda argumen)tentu tanpa emosi,,,tapi sang buddha tidak melayani adu mulut yang pedas.

apakah anda lanjut membahas? semua dari anda bos
 
@Yang Terakhir
Pahamilah bahwa semua konsep dan istilah2 pada akhirnya harus kita tinggalkan. Bahkan juga tidak perlu adanya penembusan sampai ke tingkat tertinggi, karena pada akhirnya adalah Tiada dharma tertentu. Tetapi tiada dharma tertentu itulah dharma yang tertinggi karena dari dia maka lahirlah semua dharma, lahirlah kitab suci. Coba pahami gatha2 berikut :
"Katak melompat sampai ke puncak Gunung Khunlun, tanpa mengeluarkan sedikit energi pun".
"Ular yang kecil menelan Gajah yang besar, tetapi begitu nyaman dan begitu efisien gajah itu masuk semuanya ke dalam perut Ular yg kecil".
"Genangan air yang ada di dalam samudera luas, telah saya masukkan ke dalam lubang hidung saya yang kecil. Masuk semuanya tetapi saya tidak merasakan sedikitpun".

@All
Apakah Petapa Gotama telah mencapai Kebuddhaan??? Benarkah usaha petapa Gotama untuk mencapai anuttara SammaSambodhi adalah murni usaha sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak lain? Apakah petapa Gotama pernah mengatakan bahwa dirinya telah menjadi Buddha? Apakah ada sutra yg berbunyi : "Wahai para bhikkhu, ketahuilah bahwa aku telah menjadi seorang SammaSambuddha". Adakah sutra yg mengatakan demikian??
untuk menjawab semuanya, maka saya perlu mengetahui tentang pertanyaan ini dolo.
 
@nurani86

perlu sy tambahkan, mana ada arahat berkata pada orang-orang semua, "HEI, SAYA ADALAH BIKHU YANG MENCAPAI TINGKAT KESUCIAN ARAHAT."
kedengaran nya sombong bukan?

tingkat kualitas batin seseorang di akui bukan dari diri orang tersebut, melainkan dari orang lain.
 
@Mercedes
oke bro, kalo gitu bagaimana anda tau kalo petapa Gotama sudah jadi Buddha??
 
@Mercedes
oke bro, kalo gitu bagaimana anda tau kalo petapa Gotama sudah jadi Buddha??

Baca dong sejarah agama Buddha, Tempat kelahiran,Tempat Mencapai Penerangan Sempurna,Tempat Parinibbana Sang Buddha sampai sekarang masih ada berserta relik-relik Sang Buddha juga ada,Apakah bukti-bukti ini masih belum kuat. Coba saya tanya anda dimana tempat kelahiran Maitreya, tempat mencapai penerangan sempurna dan Tempat parinibbana ,dan mana reliknya.Katanya anda seorang Buddhis masa anda sendiri tidak tahu. saya belum resmi menjadi seorang Buddhis dan lagi belajar agama Buddha tahu.

apa susahnya anda tinggal bilang saja Pertapa Gautama bukan seorang Buddha dan anda tidak percaya sama ajaran Sang Buddha. gitu aja kok repot.hahaha

anda kan percaya Lo Mu, lo mu dari mana,siapakah lo mu?


Dari sini terkesan bahwa aliran Maitreya anda ,harus kita terima sedangkan aliran lain tidak ada pembinaan ketuhanan.

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=30374

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=39144
 
@PatKay
mungkin maksud sdr Nurani86 bagaimana mereka (orang2 pada masa itu) tahu kalo petapa Gotama sudah mencapai penerangan menjadi Buddha?
 
@PatKay
mungkin maksud sdr Nurani86 bagaimana mereka (orang2 pada masa itu) tahu kalo petapa Gotama sudah mencapai penerangan menjadi Buddha?

makanya baca dong kitab suci Tipitaka. Seorang Buddha kan memiliki 32 tanda agung.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.