• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Maitreya]Maitreya Dgn Bukti Otentik/Penemuan Sejarah?

lauzart

IndoForum Newbie A
No. Urut
14768
Sejak
27 Apr 2007
Pesan
273
Nilai reaksi
5
Poin
18
Saya mau tanya ke Bung GF apakah ada Bukti menurut para ilmuwan & ahli Arkeolog (Bangunan Tua, Daun Lontar & Bukti Lain yang sampai sekarang bisa kita Lihat/kunjungi) yang membuktikan Bahwa Maitreya sudah pernah ada di bumi ini (yg sangat anda percayai & anda katakan difroum ini bahwa Maitreya pernah lahir?). KALO BISA FOTO-FOTO TEMPAT KELAHIRAN,MENCAPAI PENERANGAN, DLL, TULISAN2 KUNO KIRIM KE THREAD INI. THX.
 
apa bisa jawab???

kasih tau detail ya ampe gambar gambarnya
ama tulisan aslinya
musti ada evidence nya dong haha(ktawa sinis)
 
yang paling gampang adalah inkarnasi maitreya murid sang buddha sebagai bodhisatva AJITA itu sudah sangat tertulis di sutra2 buddhis.

inkarnasi maitreya sebagai buddha chi kung (Lu Zhong Yi) -> orang china memangil cin kung mi le karena di percaya sebagai inkarnasi maitreya

Terdapat cerita mengenai reinkarnasi dari Bodhisattva tersebut, Di bagian akhir dari zaman Dynasti Tang, hidup seorang pertapa yang bernama Pu Tai ( yang artinya orang yang membawa tas terbuat dari kain ), yang telah menyebarluaskan Buddha Dharma sepanjang hidupnya. Setelah sang pendeta tersebut wafat , Beliau meninggalkan syair yang berbunyi sebagai berikut : "Maitreya tetap bersifat Maitreya yang sejati. Dia manifes, mengejawantah, menjelma ke dunia, menjadi jutaan badan-badan yang telah mengalami perubahan wujud dari wujudnya yang semula. Sepanjang keseluruhan waktunya , dia telah manifes di hadapan makhluk-makhluk hidup yang tidak mengenal siapa sebenarnya yang ada dihadapannya itu".
Pada jaman dinasti Tang tiba2 muncul seorang biksu berkantong dengan perut
gendut ( Pu Tai He Shang )-> inkarnasi maitreya dengan wujud paling sempurna maitreya yang membawa kantong dengan penuh tawa dan perut gendut.dan beliau meninggalkan syair baca di atas.

dan masih banyak inkarnasi maitreya sebagai Fu Sik beliau bertemu dengan bodhidharma (guru zen) dan inkarnasi Fu Ong beliau didatangi oleh 2 maha buddha sebelumnya yaitu buddha dipankara dan sakyamuni.

KALO BISA FOTO-FOTO TEMPAT KELAHIRAN,MENCAPAI PENERANGAN, DLL
itulah pribadi maitreya di kelahiran beliau sebagai pu tai he shang, beliau tiba2 ada dan tiba tiada dan tidak ada yang mengetahui benar dia suku apa,agama apa,ras apa? itulah wujud sempurna beliau karena itu beliau di adalah buddha yang membawakan kebahagian universal dan misi penyempurnaan tri loka.dan setiap tanggal 1 bulan 1 menurut penangalan chinese itu adalah sebagai hari kelahiran beliau -> maka setiap xin cia identik dengan sukacita,kebahagian itu adalah tanggal lahir beliau.
 
maaf.. menurut opini saya.. ini adalah asimilasi dengan kebudayaan negara tertentu.. sekali lagi maaf.. tahun baru imlek adalah tidak berkaitan dengan kelahiran bhodisattva Maitreya.. maaf ya.. menurut saya kalo rupang Maitreya itu dideskripsikan memiliki tubuh yang gemuk dan selalu tertawa.. itu tidak lain adalah bentuk atau simbol kemakmuran yang kira2 dapat digambarkan jika nanti sang bhodisattva lahir untuk menjadi Buddha dan membabarkan dhamma kepada semua makhluk.. yep g merasa kalo seorang yang ingin berbuat baik.. termasuk cintakasih yang tulus.. tidak perlu menggunakan pesan tertulis atau bentuk apapun untuk mengumumkan bahwa dialah Maitreya.. jadi.. menurut perenungan g.. mungkin yang diwujudkan dalam bentuk pengemis dan lain2 adalah usaha dewa atau manusia yang dengan harapan tinggi bahwa nantinya kelahiran calon Buddha Maitreya akan membawa kemakmuran kepada semua makhluk.. yep.. itulah opini g.. tapi kalo teman-teman tetap teguh dalam menyakini aliran kalian masing2.. silahkan saja tidak ada paksaan n_n semoga berbahagia n_n
 
Namaste,

Katakanlah Maitreya pernah lahir di dunia, tapi apakah sebagai bodhisatva kedudukannya (tingkat spiritualnya) lebih tinggi dari seorang Buddha ? Jika tidak lebih tinggi atau tidak sama tinggi, lalu mengapa lebih mempercayai mempelajari ajaran dari seseorang yang tingkat spiritualnya lebih rendah (bodhisatva) dibanding mempercayai dan mempelajari ajaran Sang Buddha yang masih ada, apalagi berbeda inti ajarannya?
 
Namaste,

Katakanlah Maitreya pernah lahir di dunia, tapi apakah sebagai bodhisatva kedudukannya (tingkat spiritualnya) lebih tinggi dari seorang Buddha ? Jika tidak lebih tinggi atau tidak sama tinggi, lalu mengapa lebih mempercayai mempelajari ajaran dari seseorang yang tingkat spiritualnya lebih rendah (bodhisatva) dibanding mempercayai dan mempelajari ajaran Sang Buddha yang masih ada, apalagi berbeda inti ajarannya?

menurut saya ini adalah pandangan yang salah. kenapa setiap orang memiliki jodoh kebuddhaan yang berbeda beda. mungkin di kehidupan ini beliau beragama islam tetepi di kehidupan yang akan datang bisa jadi beragama yang berbeda. ini sebabkan oleh jodoh kebudhaan. dan akar pembinaan yang berbeda beda.


semua para nabi sebenarnya mengajarkan kebenaran. hanya cara penyampain yang berbeda beda.

sebenarnya di aliran maitreya tidak hanya mempelajari pelajaran teladan dari sang maitreya sendiri tetapi juga belajar dari kebenaran yang di sampaikan nabi nabi lain.
 
Bodhisatva Matteya (Maitreya) akan lahir ke dunia apabila Ajaran Sang Buddha sudah dilupakan/lapuk. Apakah sekarang Ajaran Sang Buddha sudah dilupakan??? Lahir saja belum kok sudah ada ajaran,lahir dimana?,di keluarga mana? mencapai penerangan sempurna dimana? murid pertama nama siapa?
Di dalam agama Buddha tidak ada kata firman yang ada Sabda. Bagi saya sih tidak masalah semua tergantung individu masing-masing cuma yang sudah diajarkan Sang Buddha(Dhamma) jangan di ganti-ganti atau di pelesetin misalnya roh kekal dsbnya padahal di Buddha tidak ada roh kekal.
 
Nahaste, Sdr. GloryFrench

menurut saya ini adalah pandangan yang salah. kenapa setiap orang memiliki jodoh kebuddhaan yang berbeda beda. mungkin di kehidupan ini beliau beragama islam tetepi di kehidupan yang akan datang bisa jadi beragama yang berbeda. ini sebabkan oleh jodoh kebudhaan. dan akar pembinaan yang berbeda beda.

Sdr. GloryFrench, menurut anda pendapat saya salah, tetapi tidak menurut Buddha Dharma. Dan anda tidak menjawab pertanyaan.

semua para nabi sebenarnya mengajarkan kebenaran. hanya cara penyampain yang berbeda beda.

sebenarnya di aliran maitreya tidak hanya mempelajari pelajaran teladan dari sang maitreya sendiri tetapi juga belajar dari kebenaran yang di sampaikan nabi nabi lain.

Inilah salahnya dan ketidaksesuaiannya dengan Buddha Dhamma. Semua bisa mengatakan bahwa ia membawa kebenaran, tetapi kebenaran yang seperti apa? Apakah sesuai dengan Buddha Dharma? Salah seorang nabi dalam salah satu agama mengajarkan untuk mengadakan upacara korban dengan membunuh makhluk hidup, apakah ini yang anda maksud kebenaran? Kemudian ada nabi yang mengatakan dosa bisa ditebus. Inikah kebenaran yang ada dalam aliran Maitreya?

Sdr. GloryFrench, saya memperhatikan anda memberikan rujukan hanya satu sutra dalam agama Buddha untuk mempertahankan keyakinan anda tentang munculnya Maitreya, tetapi anda nampaknya tidak membaca sutra atau sutta lainnya sehingga anda tidak memahami secara benar apa itu Buddha Dharma.

Sdr. GloryFrench, dan ketika anda belum mempelajari keseluruhan Buddha Dharma dan anda mencampurnya dengan ajaran agama lain, maka pengetahuan yang ada pada diri anda adalah setengah-setengah. Anda tidak memahami agama lain dengan sempurna dan juga anda tidak memahami Buddha Dharma dengan sempurna. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya konsep tuhan pencipta dalam kepercayaan anda, padahal dalam Buddha Dharma bahkan Sang Buddha sendiri mengkritisi dan menentang adanya tuhan pencipta. Dan nampaknya apa yang anda pelajari tidak berdasarkan sutra ataupun sutta tetapi berdasarkan dari perkataan ”guru” anda yang mencampur adukan konsep antar agama, karena setahu saya aliran maitreya tidak memiliki sutra, sutra yang digunakan untuk mendukung jutru meminjam sutra Mahayana. Kalau anda menggunakan sutra Mahayana seharusnya andapun menggunakan sutra lainnya dimana Mahayana pun menolak adanya tuhan pencipta.

Sdr. GloryFrench, dari apa yang saya pelajari dan dari pernyataan beberapa umat Maitreya sendiri, aliran Maitreya bukanlah bagian dari agama Buddha. Aliran Maitreya hanya meminjam nama kata ”Maitreya”, ”Buddha” dan beberapa sutra Mahayana. Saya hanya memberitahukan kepada anda, jika anda menginginkan masuk agama Buddha tetapi anda masuk aliran Maitreya, maka anda salah masuk. Tetapi jika anda merasa jenuh dengan perbedaan konsep antar agama dan berganggapan semua adalah sama (padahal tidak), anda mungkin cocok dengan aliran ini. Selanjutnya terserah kepada anda.
 
ok betul kata yang diatas g.. g ingin memperjelas lagi.. gini lho.. jujur aja kita juga merujuk kepada pitaka2 hasil pembabaran dhamma dari Sang Buddha.. bahasa pali maupun bahasa sanskrit.. tapi.. ada beberapa hal dalam aliran Maitreya itu yang benar2 menyimpang walaupun g akuin ada juga yang sejalan dengan ajaran Buddha Gotama mengenai cinta kasih.. tapi konsep mengenai hal-hal yang penting seperti anatta tuh ga ada.. padahal itu fundamental sekali dalam ajaran Sang Buddha.. nah timbul kecurigaan g..(mungkinkah selama 2500 tahun sampai sekarang tuh ada beberapa perubahan dalam kitab suci kita??) karena jujur aja kita ini hanya membaca-membaca dan membaca.. tapi patutkah kita bener2 terikat dengan kitab suci?? karena mungkin ada faktor miss interpretasi.. sebenarnya Sang Buddha sendiri tidak menyarankan untuk mengopi pembabaran /kotbah dhammanya dijadikan kitab(menurut sepengetahuan g).. jadi coba kita kaji ulang deh.. mungkin juga aliran Maitreya ini sebenarnya usaha untuk memasukkan Buddha dharma ke negara China namun telah ada kepercayaan dan kebudayaan yang lebih dulu sebelum Buddha dharma masuk.. jadinya maw ga maw untuk diterima dilakukanlah asimilasi ajaran.. yang implementasinya berbeda namun intinya sama(yaitu mengajarkan kesunyataan).. trus seiring perkembangan zaman.. terjadi pergeseran makna.. bahwa inti ajaran tidak lagi jelas terungkap hanya implementasinya yang dilakukan.. dan kejadian itu terus menerus sampai sekarang(mungkin juga diakibatkan pemahaman orang yang berbeda2 akan ajaran yang dianutnya) makanya banyak2 sekte/ aliran2..
 
wah lama nda join, yg pro dgn 3 aliran utama dah byk ya...
asik neh jd makin kritis ^.^v

gw terkejut sekali dgn komentar dr kk yg diatas (lupa liat namanya)
"kasih tau detail ya ampe gambar gambarnya
ama tulisan aslinya
musti ada evidence nya dong haha(ktawa sinis)"
komentar anda bnr2 spt komentar guru yg ngajarin gw hehe :p

dan dengan itu pula, saya tambahkan neh.....
dari kk GF:

yang paling gampang adalah inkarnasi maitreya murid sang buddha sebagai bodhisatva AJITA itu sudah sangat tertulis di sutra2 buddhis.

inkarnasi maitreya sebagai buddha chi kung (Lu Zhong Yi) -> orang china memangil cin kung mi le karena di percaya sebagai inkarnasi maitreya

1. sutra buddhis yg mana ? setau gw cuma di katakan bahwa maitreya akan muncul bersama dgn ajarannya, setelah ajaran buddha gotama dilupakan... :p
2. ini bukti nyata (otentik) ataukah cuma sekedar talk shit (fiksi belaka / dr mulut ke mulut) saja ?
karena suatu ajaran dlm aliran buddhist, setidaknya harus dpt dibuktikan secara EHIPASIKO, dan bukanlah secara TS saja ~.~"


nb : ikutan ketawa sinis ahahaha :p



tambahan lg neh...
(gw edit post, tapi gw taro di bawah, biar pada tau klo gw nda edit yg atas hehe)

semua para nabi sebenarnya mengajarkan kebenaran. hanya cara penyampain yang berbeda beda.

sebenarnya di aliran maitreya tidak hanya mempelajari pelajaran teladan dari sang maitreya sendiri tetapi juga belajar dari kebenaran yang di sampaikan nabi nabi lain.
ingat neh... ajaran maitreya baru ada setelah ajaran buddha gotama tidak ada (dilupakan). dan kemunculan ajaran itu ditandai dengan lahirnya maitreya ke dunia ini. du yu understen ?



gw tambahin lg neh...
(gw taro d bawah)
semua para nabi sebenarnya mengajarkan kebenaran. hanya cara penyampain yang berbeda beda.

sebenarnya di aliran maitreya tidak hanya mempelajari pelajaran teladan dari sang maitreya sendiri tetapi juga belajar dari kebenaran yang di sampaikan nabi nabi lain.
setelah maitreya lahir, ia akan mencapai nibanna, kemudian memberikan ajarannya (ajaran baru, krn saat itu ajaran yg lama sudah dilupakan krk dianggap tidak eksis lagi atau sejenisnya) khalayak seorang buddha.
sedangkan pernyataan diatas, berlawanan sekali, nah kalo cuma menjiplak sana-sini, apa bedanya dengan aliran penjiplak ?
seharusnya anda memberinama ATM terhadap aliran anda, yg artinya Aliran Tiruan dan Modifikasi..... bener kaga sodara2 yg laen ??
 
Mengenal Bodhisattva Metteyya Bodhi Buddhist Centre Indonesia

Special Thanks buat Bhante Uttamo Thera yang telah memberikan masukan dan bantuan pengeditan


--------------------------------------------------------------------------------

1. Siapakah Buddha?

Buddha adalah seorang yang telah mencapai pencerahan sempurna dengan usahaNya sendiri, sempurna dalam pengetahuan dan tindakanNya, sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana), Pengenal segenap alam semesta, Pembimbing manusia yang tiada taranya, Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar, dan Yang Patut Dimuliakan.

2. Saya mendengar bahwa Buddha telah mati sehingga Beliau tidak bisa menolong kita. Apakah betul?

Untuk orang-orang yang sederhana, Sang Buddha tampaknya telah mati. Misalnya anda berpikir bahwa guru yang anda hormati telah mati, bukanlah keyakinan itu akan membuat anda mengandalkan diri sendiri untuk mengusahakan keselamatan? Inilah makna dari "kematian" Sang Buddha.

Tetapi sebenarnya Sang Buddha tidak pernah mati, ia memasuki Maha Pari-Nibbana yang mana secara harafiah dapat diartikan sebagai keadaan yang tidak pernah mati. Bagi mereka yang sadar, Sang Buddha tidak pernah mati. Kebenaran tidak pernah dapat mati; kelahiran dan kematian tidak berkuasa atas kebenaran.

3. Bagaimana seorang Buddha bisa menolong kita?

Sang Buddha merupakan guru kita, Beliau menolong kita dengan menunjukkan jalan tetapi kita sendiri yang harus melaksanakannya. Tak seorangpun yang dapat menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri! Ini adalah pesan yang paling indah yang telah diberikan Sang Buddha kepada kita. Sang Buddha bersabda:

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan;
Oleh diri sendiri seseorang menjadi ternoda.
Hanya oleh diri sendiri kejahatan dihentikan;
Oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.
Kesucian atau ketidaksucian tergantung pada diri sendiri.
Tak seorangpun yang dapat menyucikan yang lain.
- Dhammapada 165

4. Bagaimana dengan Maitreya, siapakah Dia?

Istilah Maitreya (Sankserta) atau Metteyya (Pali) berasal dari kata 'metta' atau cinta kasih ini adalah Buddha masa depan yang sangat dinantikan tetapi hingga saat ini BELUM dilahirkan.

5. Bila dikatakan bahwa sekarang ini Beliau hanya merupakan Buddha masa depan, apakah statusNya sekarang?

Dalam Dhamma, sekarang ini beliau dikenal sebagai seorang Bodhisattva dan biasanya beliau digambarkan atau diukir dalam mahkota-mahkota dan permata-permata karena Beliau belum melepaskan kehidupan duniawi.

6. Tadi Bhante juga mengatakan bahwa hingga saat ini Metteyya belum dilahirkan, dimanakah Beliau sekarang ini?

Saat ini calon Buddha Metteyya tinggal di surga Tusita yang merupakan alam kelahiran calon Buddha sebelum menjadi Buddha di alam manusia.

7. Apakah Sang Buddha pernah bersabda tentang calon Buddha masa depan ini?

Ya, Sang Buddha pernah mengatakan bahwa Buddha yang datang adalah Matteyya. Hal ini terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka berbahasa Pali tepatnya pada Digha Nikaya Cakkavatti Sihanada Sutta, syair no. 25 yang berbunyi:

“Para bhikkhu, pada masa kehidupan orang-orang ini, di dalam dunia akan muncul seorang Bhagava Arahat Sammasambuddha bernama Metteyya, yang sempurna dalam pengetahuan dan pelaksanaannya, sempurna menempuh jalan, pengenal segenap alam, pembimbing manusia yang tiada taranya, yang sadar serta yang patut dimuliakan, yang sama seperti saya sekarang. Ia, dengan dirinya sendiri akan mengetahui dengan sempurna dan melihat dengan jelas alam semesta bersama alam-alam kehidupan para dewa, brahma, mara, serta para samana, para pertapa, para pangeran dan orang-orang lainnya, seperti apa yang saya tahu dengan sempurna dan lihat dengan jelas sekarang. Dhamma kebenaran yang indah pada permulaan, indah pada pertengahan dan indah pada akhir akan dibabarkan dalam kata-kata dan semangat, kehidupan suci akan dibina dan dipaparkan dengan sempurna dengan penuh kesucian, seperti yang saya lakukan sekarang. Ia akan diikuti oleh beberapa ribu bhikkhu sangha, seperti saya sekarang ini yang diikuti oleh beberapa ratus bhikkhu sangha.

8. Apakah juga ada dijelaskan tentang tempat kelahiran Bodhisattva calon Buddha ini?

Dipercayai bahwa Beliau akan dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti Samkha dimana dia sendiri akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi.

Metteyya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan namaNya adalah Ajita. Nama sukuNya juga Metteyya. Nama ayahNya adalah Subrahma; dan ibuNya adalah Brahmawati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selama 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha dan Chandaka. Selanjutnya Beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.

Yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudaraNya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya diantara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa diantara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utamaNya diantara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan diantara para bhikkhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadiNya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah pohon Naga.

9. Saya pernah membaca beberapa buku, ada diantaranya yang mengatakan bahwa Buddha Metteyya telah menurunkan ajaranNya. Adapula yang mengatakan Metteyya sebagai Bodhisattva yang berdiam di surga Tusita membabarkan Dhamma. Apakah betul demikian?

Itu adalah TIDAK BENAR. Metteyya adalah calon Buddha yang akan datang, dan seorang calon Buddha tidak mengajarkan Dhamma kepada siapapun juga karena Dhamma ajaran Buddha yang sebelumnya masih ada dan Ia sendiri belum mencapai Penerangan Sempurna.

10. Bila demikian halnya, kapankah Metteyya baru akan menurunkan ajaranNya ke dunia?

Buddha yang akan datang baru akan mengajarkan Dhamma apabila ajaran Buddha sebelumnya telah punah. Hal ini karena ajaran Buddha yang baru adalah SAMA PERSIS dengan ajaran Buddha sebelumnya yaitu tentang Empat Kesunyataan Mulia.

Dengan demikian, adalah TIDAK MUNGKIN ketika ajaran tentang Empat Kesunyataan Mulia masih berkembang di dunia, ada fihak lain yang mengajarkan hal yang sama tersebut.

11. Apakah benar semua Buddha mengajarkan Dhamma yang sama? Mengapa Demikian?

Memang benar bahwa SEMUA Buddha atau lebih tepatnya disebut Sammasambuddha mengajarkan Dhamma yang sama yaitu Empat Kesunyataan Mulia. Untuk lebih jelasnya, dapat pula dilihat dalam Kitab Suci Tipitaka, Digha Nikaya, Maha Vagga, Mahapadana Sutta yang salah satu baitnya menyebutkan :

“Sang Buddha Vipassi pergi ke Bandumati dan bertemu dengan mereka. Kepada mereka Sang Buddha Vipassi membabarkan kata-kata prakhotbah, yaitu, uraian tentang manfaat berdana, tentang moral (sila), tentang surga, tentang bahaya dan kesia-siaan serta gangguan-gangguan dari nafsu indera, manfaat karena meninggalkan pemuasan nafsu indera. Ketika Sang Buddha Vipassi mengetahui bahwa pikiran mereka telah siap, lembut, tanpa prasangka, baik sekali dan penuh keyakinan, maka berulah beliau menguraikan Dhamma yang telah ditemukan beliau, yaitu: Kebenaran tentang dukkha, asal mula dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan melenyapkan dukkha.

12. Maksud Anda, sewaktu Bodhisattva Metteyya lahir di dunia dan setelah mencapai Samyaksambuddha, Beliau juga akan mengajarkan Dhamma yang sama seperti yang diajarkan oleh Buddha Gotama?

Benar sekali, karena Dhamma yang diajarkan oleh Buddha Gotama bukan merupakan ciptaanNya tetapi merupakan hukum kebenaran / hukum alam yang ditemuinya sewaktu mencapai penerangan sempurna.

13. Tetapi saya mendengar bahwa Buddha Gotama menekankan Kebijaksanaan sedangkan Metteya sebagai calon Buddha yang akan datang menekankan cinta kasih, apakah ini bukan perbedaan?

Penekanan pembabaran Dhamma yang dilakukan oleh setiap Buddha disesuaikan dengan kondisi manusia yang tidak sama tetapi inti ajaran yang disampaikan oleh semua Buddha adalah sama sebagaimana yang sudah dijelaskan pada pertanyaan di atas.

Diceritakan bahwa Buddha Gotama membabarkan Dhamma dengan menekankan pada KEBIJAKSANAAN, sedangkan Buddha Metteyya lebih menekankan ajaranNya pada CINTA KASIH. Perbedaan penekanan ajaran ini justru karena disesuaikan dengan kondisi manusia dan kesiapan batin mereka untuk menerima Buddha Dhamma.

14. Apakah hanya seorang Buddha yang mengajarkan Dhamma?

Pengajaran Dhamma pada mulanya memang diajarkan oleh Sammasambuddha yang karena perjuanganNya sendiri telah berhasil mencapai kesucian. Salah satu contoh Sammasambuddha adalah Sang Buddha Gotama. Namun, setelah Beliau mengajarkan Dhamma kepada muridNya sehingga mereka juga mencapai kesucian, para murid ini pun dapat mengajarkan Dhamma yang SAMA dan membawa pendengarnya mencapai kesucian. Murid yang mencapai kesucian karena mendengar ajaran Sammasambuddha tersebut dinamakan Savaka Buddha.

15. Saya pernah pula membaca buku yang katanya berisi ajaran agama Buddha tetapi di dalamnya terdapat Firman Tuhan. Apakah dalam agama Buddha dikenal adanya Firman Tuhan?

Pengertian ketuhanan dalam Agama Buddha berbeda dengan pengertian yang banyak terdapat dalam masyarakat Tuhan dalam Agama Buddha adalah merupakan tujuan hidup yaitu Nibbana (Pali) atau Nirvana (Sanskerta). Nibbana bukanlah pribadi maupun tempat. Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Nibbana tidak terceritakan. Nibbana adalah berhentinya kelahiran kembali.

Karena beberapa pengertian Nibbana atau Tuhan dalam Agama Buddha seperti yang telah disebutkan di atas, maka tentu saja TIDAK dikenal adanya Firman Tuhan. Pengertian adanya 'Firman Tuhan' tersebut timbul dari ajaran yang menganggap Tuhan sebagai pribadi. Konsep ketuhanan sebagai pribadi ini memang lebih banyak berkembang dalam masyarakat dibandingkan konsep Tuhan bukan sebagai pribadi seperti yang dianut Agama Buddha. Oleh karena itu, orang lebih banyak mengetahui adanya firman Tuhan, karya Tuhan, ciptaan Tuhan dsb yang kesemuanya itu tidak ada dikenal dalam Agama Buddha. Agama Buddha memandang terjadinya segala sesuatu di alam semesta ini adalah karena hukum sebab dan akibat yang telah berproses untuk waktu yang sangat lama.

16. Saya pernah pula mendengar bahwa dalam agama Buddha yang dianut oleh teman saya, terdapat kata rahasia yang katanya sebagai ‘password’ untuk ke surga. Apakah dalam agama Buddha memang dikenal adanya kata-kata rahasia seperti itu?

Dalam Tipitaka, Digha Nikaya, Mahaparinibbana Sutta, dengan jelas Sang Buddha menyatakan bahwa tidak ada Dhamma, Ajaran Beliau yang dirahasiakan maupun dibedakan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu, jelas tidak ada 'Kata Rahasia' yang pernah disampaikan Sang Buddha kepada murid-murid Beliau. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca kutipan sutta tersebut:

"Aku telah mengutarakan Dhamma, tanpa membeda-bedakan pelajaran yang bersifat khusus maupun yang umum. Tidak ada apa-apa lagi, yang berkenaan dengan Dharma, yang Sang Tathagata pegang sampai akhir, seperti seorang guru yang menggenggam tangannya, seolah-olah menyimpan sesuatu."

17. Apakah ada bedanya rupang seorang Buddha dan seorang Bodhisattva? Saya melihat rupang Bodhisattva Metteyya yang diklaim oleh sebahagian orang sebagai Buddha sangat berbeda dengan rupang Buddha Sakyamuni atau Buddha-Buddha yang lain.

Dalam Kitab Suci Tipitaka Pali, tidak pernah disebutkan tentang bentuk Metteyya Bodhisattva. Bisa saja rupang Bodhisattva Metteyya dibuat sedemikian rupa untuk mempunyai nilai simbolik tertentu. Misalnya, rupangnya yang dibuat tertawa lebar ini mewakili sifat kasih sesuai dengan namanya. Akan tetapi, rupang Buddha atau seseorang yang telah mencapai penerangan sempurna memiliki 32 Maha Purisa Lakkhana / ciri-ciri Manusia Agung sebagaimana yang disebutkan dalam Digha Nikaya, Patika Vagga, Lakkhana Sutta sebagai berikut:

“Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana)....... apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu:

1. Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.

2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.

3. Tumit yang bagus (ayatapanhi).

4. Jari-jari panjang (digha-anguli)

5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).

6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).

7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).

8. Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)

9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.

10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).

11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)

12. Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit

13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.

14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.

15. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).

16. Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.

17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).

18. Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).

19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.

20. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).

21. Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).

22. Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).

23. Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).

24. Gigi-geligi rata (sama-danto).

25. Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).

26. Gigi putih bersih (susukka-datho).

27. Lidah panjang (pahuta-jivha).

28. Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.

29. Mata biru (abhinila netto).

30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).

31. Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.

32.. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso).

18. Saya pernah pula mendengar bahwa ada istilah “Lau Mu” yang katanya merupakan ibunda dunia yang melahirkan para Buddha. Apa benar dalam agama Buddha dikenal adanya hal seperti itu?

Dalam Kitab Suci Tipitaka Pali, istilah Laumu atau yang setara dengan itu tidak pernah disebutkan sama sekali. Keberadaan para Buddha di dunia ini bukanlah karena kelahiran, melainkan karena perjuangan untuk membebaskan diri dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.

Ratu Maya, istri Raja Suddhodana sekalipun tidak pernah melahirkan seorang Buddha. Di Taman Lumbini beliau melahirkan CALON BUDDHA yaitu Pangeran Siddhattha Gotama. Pangeran Siddhattha kemudian meninggalkan istana dan berjuang sendiri sehingga mencapai kebuddhaan menjadi Sammasambuddha. Dengan demikian, seorang Buddha bukanlah karena kelahiran, melainkan karena perjuangan sendiri.
 
knp xin cia bisa identik dgn kebahagiaan? karena masa musim dingin uda lewat
bunga2 uda pada mekar, org2 mulai bisa nikmatin lg yg namanya kehangatan setelah sekian lama jalanan tertutup salju (chun thien kl ga slh). jadi ga heran kl org2 pada bahagia. untuk permasalahan bahwa tgl 1 bln 1 itu merupakan hari kelahiran beliau g ga tau d..

untuk permasalahan tiba2 ada n tiba2 ga ad, koq kayanya aga aneh ya (maaf mgkn sy aga bodoh) tapi itu menandakan sesuatu yg ga jelas dunk.. antara ada dan tiada hehhe kaya lagu pilem misteri huehehehhehe
sang Buddha sendiri aja ketauan dengan amat sangat jelas (suku, ras, tempat lahir, tmpt mencapai penerangan n tmpt beliau parinibbana + Dhammanya juga jelas) nah 1 lg yg aga aneh, td kk GF blg tdk ada yg mengetahui dgn benar ia agama apa. lantas bukankah disini kita sedang membahas ttg agama Buddha. kl (maaf) org yg anda yakinin ajarannya namun gak jelas agamanya buat apa diributin karena beliau sendiri aja ga jelas. lantas ajaran apa yg di ajarin?? ky ngebandingin apel ama jeruk. kl masi apel merah & apel hijau ms mending. tp kl uda jeruk ya ga konek la ya..

Buddha sendiri merupakan gelar yg bearti org yg telah mencapai penerangan atau telah sadar. knp dikatakan agama Buddha? (menurut saya nih) agar kita belajar dari Buddha dan bisa mencapai kebuddhaan. bisa lenyapin semua kekotoran batin. (lobbha, Dosa, Moha)

nah ini semua menurut pendapat saya. kl ada kesalahan tlg dikoreksi. karena sy jg org baru disini n masi bljr . thx
 
Namaste,

Katakanlah Maitreya pernah lahir di dunia, tapi apakah sebagai bodhisatva kedudukannya (tingkat spiritualnya) lebih tinggi dari seorang Buddha ? Jika tidak lebih tinggi atau tidak sama tinggi, lalu mengapa lebih mempercayai mempelajari ajaran dari seseorang yang tingkat spiritualnya lebih rendah (bodhisatva) dibanding mempercayai dan mempelajari ajaran Sang Buddha yang masih ada, apalagi berbeda inti ajarannya?

@Paribbajaka
kalau memang begitu, jika kita manusia tidak boleh memuja Buddha yang akan dtg, maka kita juga tidak boleh memuja buddha yang telah lalu.
namun mengapa msh bnyk orang2 memuja Buddha yang telah lalu?
mohon petunjuknya, thanks
 
Mengenal Bodhisattva Metteyya Bodhi Buddhist Centre Indonesia

Special Thanks buat Bhante Uttamo Thera yang telah memberikan masukan dan bantuan pengeditan


--------------------------------------------------------------------------------


15. Saya pernah pula membaca buku yang katanya berisi ajaran agama Buddha tetapi di dalamnya terdapat Firman Tuhan. Apakah dalam agama Buddha dikenal adanya Firman Tuhan?

Pengertian ketuhanan dalam Agama Buddha berbeda dengan pengertian yang banyak terdapat dalam masyarakat Tuhan dalam Agama Buddha adalah merupakan tujuan hidup yaitu Nibbana (Pali) atau Nirvana (Sanskerta). Nibbana bukanlah pribadi maupun tempat. Nibbana dapat dicapai dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya. Nibbana tidak terceritakan. Nibbana adalah berhentinya kelahiran kembali.

Karena beberapa pengertian Nibbana atau Tuhan dalam Agama Buddha seperti yang telah disebutkan di atas, maka tentu saja TIDAK dikenal adanya Firman Tuhan. Pengertian adanya 'Firman Tuhan' tersebut timbul dari ajaran yang menganggap Tuhan sebagai pribadi. Konsep ketuhanan sebagai pribadi ini memang lebih banyak berkembang dalam masyarakat dibandingkan konsep Tuhan bukan sebagai pribadi seperti yang dianut Agama Buddha. Oleh karena itu, orang lebih banyak mengetahui adanya firman Tuhan, karya Tuhan, ciptaan Tuhan dsb yang kesemuanya itu tidak ada dikenal dalam Agama Buddha. Agama Buddha memandang terjadinya segala sesuatu di alam semesta ini adalah karena hukum sebab dan akibat yang telah berproses untuk waktu yang sangat lama.

@singthung
saya mau tanya point 15, dan kalimat terakhir, Agama Buddha memandang terjadinya segala sesuatu karena hukum sebab akibat, nah darimana datangnya hukum sebab dan akibat?
 
Namaste,

@Paribbajaka
kalau memang begitu, jika kita manusia tidak boleh memuja Buddha yang akan dtg, maka kita juga tidak boleh memuja buddha yang telah lalu.
namun mengapa msh bnyk orang2 memuja Buddha yang telah lalu?
mohon petunjuknya, thanks


Buddha masa datang belum muncul, Ia belum menyebarkan kembali Dharma yang terlupakan karena segala kondisi yang mempengaruhi belum terpenuhi, ia belum berjuang penuh. Jadi kita tidak bisa memujanya layaknya memuja Buddha karena ia belum ada, belum berjuang, yang ada hanya calon Buddha. Tetapi kita bisa dan boleh mengharapkan calon Buddha itu menjadi Buddha, kita bisa berharap lahir di masa ia dilahirkan dan ia berjuang menjadi Buddha, dan kita boleh memujanya selayaknya pemujaan terhadap calon Buddha bukan pemujaan terhadap seorang Buddha.

Sedangkan Buddha yang lalu sudah ada, Ia sudah berjuang dan telah menyebarkan kembali Dharma yang terlupakan. Jadi kita bisa memujanya layaknya terhadap seorang Buddha.

Yang belum berjuang dengan yang sudah berjuang, tentu ada perbedaannya.
 
@singthung
saya mau tanya point 15, dan kalimat terakhir, Agama Buddha memandang terjadinya segala sesuatu karena hukum sebab akibat, nah darimana datangnya hukum sebab dan akibat?

Kalau anda bisa memahami konsep ketuhanan dalam agama Buddha maka anda dapat menemukan jawabannya.^_^


Kutipan dari

Dari: Subhadevi, Surabaya
Namo Buddhaya,
Bhante, dengan adanya beberapa aliran agama yang menyatakan diri sebagai Agama Buddha tetapi Buddha nya bukan Buddha Gotama melainkan Buddha Maitreya, mohon Bhante berkenan menjelaskan tentang hal ini.
Bagaimana sebaiknya kita menyikapinya ?
Bagaimana kita menjelaskan kepada penganutnya agar segala sesuatunya menjadi baik adanya ?
Anumodana atas penjelasannya.

Jawaban:
Memang telah menjadi kenyataan bahwa cukup banyak aliran keagamaan dalam masyarakat yang menyatakan diri sebagai Agama Buddha. Banyaknya aliran ini sering membuat umat Buddha bingung untuk menentukan sikap dan pilihan terhadap berbagai aliran tersebut. Salah satu dari sekian banyak aliran tersebut adalah Aliran Buddha Maitreya.
Istilah Maitreya atau Metteyya yang berasal dari kata 'metta' atau cinta kasih ini memang telah pernah disebutkan oleh Sang Buddha Gotama sebagai CALON BUDDHA yang akan datang di bumi ini. Calon Buddha Maitreya tersebut baru akan terlahir di bumi dan menjadi Buddha SETELAH ajaran Sang Buddha Gotama dilupakan orang secara total. Diceritakan bahwa pada saat kelahiran calon Buddha Maitreya tersebut di dunia ini sudah tidak lagi dapat dijumpai adanya para bhikkhu, vihara, buku-buku agama Buddha, umat Buddha, bahkan nama Buddha pun sudah tidak pernah disebut orang lagi. Uraian Sang Buddha tentang hal ini dapat dibaca para CAKKAVATTISIHANADA SUTTA bait 25 yang terdapat pada Samaggi Phala, Tipitaka, Digha Nikaya.

Sebagai sesama umat Buddha, apabila bertemu dengan umat (calon) Buddha Maitreya hendaknya orang dapat bersikap bijaksana. Sadarilah bahwa dasar pemilihan suatu agama adalah kecocokan. Seseorang memutuskan untuk beragama Buddha aliran tertentu adalah karena ia telah cocok dengan aliran itu. Namun, kecocokan pada agama tertentu ini hendaknya jangan menimbulkan pengertian bahwa hanya agamanyalah yang paling benar, sedangkan agama orang lain adalah salah atau sesat. Sikap dan cara pandang seperti ini terhadap agama lain adalah merupakan titik awal suatu permusuhan yang dapat meletus setiap saat di dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang selanjutnya.
Apabila seseorang telah merasakan cocok dengan suatu agama, hendaknya ia melanjutkan dengan mengubah perilakunya menjadi lebih baik sesuai dengan tuntunan agama yang telah dipilihnya. Hendaknya ia selalu mengembangkan kebajikan melalui ucapan, perbuatan dan pikirannya. Dengan demikian, ia yang semula sabar akan menjadi lebih sabar. Ia yang semula baik akan bertambah baik. Sedangkan ia yang semula jahat dan kejam akan menjadi orang yang baik dan welas asih. Demikianlah seharusnya sikap seorang umat beragama. Kemanapun ia pergi, hendaknya ia dapat selalu menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua orang bahkan kepada semua mahluk yang ada.
Namun, apabila setelah mengenal suatu agama seseorang justru sikapnya menjadi lebih buruk dan suka menghasut dengan mengatakan bahwa agamanya sendiri yang paling benar dan agama orang lain adalah sesat, maka orang yang bersikap seperti ini adalah orang yang patut dikasihani. Orang seperti ini adalah orang yang belum mengerti dan belum melaksanakan ajaran agamanya dengan baik dan tulus. Ia mengikuti suatu agama bukan untuk mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan melainkan ia justru mendapatkan kegelisahan dan permusuhan. Hal ini justru bertentangan dengan tujuan diadakannya suatu agama yaitu untuk mendapatkan serta mewujudkan kedamaian dan ketenangan diri sendiri maupun lingkungan.
Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat dalam berhubungan dengan umat berbagai agama di masyarakat. Sesungguhnya, mempercayai suatu agama adalah hal yang bersifat sangat pribadi dan hendaknya orang beragama juga dapat menghargai kebenaran yang ada dalam setiap agama lain.
Semoga selalu bahagia.
Salam metta,
B. Uttamo
 
Kalau anda bisa memahami konsep ketuhanan dalam agama Buddha maka anda dapat menemukan jawabannya.^_^


Kutipan dari

Dari: Subhadevi, Surabaya
Namo Buddhaya,
Bhante, dengan adanya beberapa aliran agama yang menyatakan diri sebagai Agama Buddha tetapi Buddha nya bukan Buddha Gotama melainkan Buddha Maitreya, mohon Bhante berkenan menjelaskan tentang hal ini.
Bagaimana sebaiknya kita menyikapinya ?
Bagaimana kita menjelaskan kepada penganutnya agar segala sesuatunya menjadi baik adanya ?
Anumodana atas penjelasannya.

Jawaban:
Memang telah menjadi kenyataan bahwa cukup banyak aliran keagamaan dalam masyarakat yang menyatakan diri sebagai Agama Buddha. Banyaknya aliran ini sering membuat umat Buddha bingung untuk menentukan sikap dan pilihan terhadap berbagai aliran tersebut. Salah satu dari sekian banyak aliran tersebut adalah Aliran Buddha Maitreya.
Istilah Maitreya atau Metteyya yang berasal dari kata 'metta' atau cinta kasih ini memang telah pernah disebutkan oleh Sang Buddha Gotama sebagai CALON BUDDHA yang akan datang di bumi ini. Calon Buddha Maitreya tersebut baru akan terlahir di bumi dan menjadi Buddha SETELAH ajaran Sang Buddha Gotama dilupakan orang secara total. Diceritakan bahwa pada saat kelahiran calon Buddha Maitreya tersebut di dunia ini sudah tidak lagi dapat dijumpai adanya para bhikkhu, vihara, buku-buku agama Buddha, umat Buddha, bahkan nama Buddha pun sudah tidak pernah disebut orang lagi. Uraian Sang Buddha tentang hal ini dapat dibaca para CAKKAVATTISIHANADA SUTTA bait 25 yang terdapat pada Samaggi Phala, Tipitaka, Digha Nikaya.

Sebagai sesama umat Buddha, apabila bertemu dengan umat (calon) Buddha Maitreya hendaknya orang dapat bersikap bijaksana. Sadarilah bahwa dasar pemilihan suatu agama adalah kecocokan. Seseorang memutuskan untuk beragama Buddha aliran tertentu adalah karena ia telah cocok dengan aliran itu. Namun, kecocokan pada agama tertentu ini hendaknya jangan menimbulkan pengertian bahwa hanya agamanyalah yang paling benar, sedangkan agama orang lain adalah salah atau sesat. Sikap dan cara pandang seperti ini terhadap agama lain adalah merupakan titik awal suatu permusuhan yang dapat meletus setiap saat di dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang selanjutnya.
Apabila seseorang telah merasakan cocok dengan suatu agama, hendaknya ia melanjutkan dengan mengubah perilakunya menjadi lebih baik sesuai dengan tuntunan agama yang telah dipilihnya. Hendaknya ia selalu mengembangkan kebajikan melalui ucapan, perbuatan dan pikirannya. Dengan demikian, ia yang semula sabar akan menjadi lebih sabar. Ia yang semula baik akan bertambah baik. Sedangkan ia yang semula jahat dan kejam akan menjadi orang yang baik dan welas asih. Demikianlah seharusnya sikap seorang umat beragama. Kemanapun ia pergi, hendaknya ia dapat selalu menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua orang bahkan kepada semua mahluk yang ada.
Namun, apabila setelah mengenal suatu agama seseorang justru sikapnya menjadi lebih buruk dan suka menghasut dengan mengatakan bahwa agamanya sendiri yang paling benar dan agama orang lain adalah sesat, maka orang yang bersikap seperti ini adalah orang yang patut dikasihani. Orang seperti ini adalah orang yang belum mengerti dan belum melaksanakan ajaran agamanya dengan baik dan tulus. Ia mengikuti suatu agama bukan untuk mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan melainkan ia justru mendapatkan kegelisahan dan permusuhan. Hal ini justru bertentangan dengan tujuan diadakannya suatu agama yaitu untuk mendapatkan serta mewujudkan kedamaian dan ketenangan diri sendiri maupun lingkungan.
Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat dalam berhubungan dengan umat berbagai agama di masyarakat. Sesungguhnya, mempercayai suatu agama adalah hal yang bersifat sangat pribadi dan hendaknya orang beragama juga dapat menghargai kebenaran yang ada dalam setiap agama lain.
Semoga selalu bahagia.
Salam metta,
B. Uttamo

@singthung
kutipan panjang diatas sama sekali tidak menjawab apa yang ingin saya ketahui, yaitu dari mana asalnya hukum sebab akibat, walau hukum ini sudah berjalan lama sekali, tetapi harus ada asal muasal hukum sebab akibat yang begitu hebat dan dashyat dlm mengatur kehidupan, mengatur karma, mengatur alam semesta dan sebagainya:):)
thanks
 
@singthung
kutipan panjang diatas sama sekali tidak menjawab apa yang ingin saya ketahui, yaitu dari mana asalnya hukum sebab akibat, walau hukum ini sudah berjalan lama sekali, tetapi harus ada asal muasal hukum sebab akibat yang begitu hebat dan dashyat dlm mengatur kehidupan, mengatur karma, mengatur alam semesta dan sebagainya:):)
thanks

Baca dong konsep ketuhanan dalam agama Buddha.

"Ketahuilah para Bhikkhu bahwa ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Duhai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi para Bhikkhu, karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu."

Ungkapan di atas adalah pernyataan dari Sang Buddha yang terdapat dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, yang merupakan konsep Ketuhanan Yang Mahaesa dalam agama Buddha. Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah "Atthi Ajatang Abhutang Akatang Asamkhatang" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak". Dalam hal ini, Ketuhanan Yang Mahaesa adalah suatu yang tanpa aku (anatta), yang tidak dapat dipersonifikasikan dan yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Tetapi dengan adanya Yang Mutlak, yang tidak berkondisi (asamkhata) maka manusia yang berkondisi (samkhata) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (samsara) dengan cara bermeditasi.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.