• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Renungan Harian/Saat Teduh.

Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran
1 Yohanes 3:18

Bacaan: 1 Yohanes 3:16-24
Setahun: Yehezkiel 47-48; 1 Yohanes 3

Ketika masuk kantor di pagi hari, saya kerap menemukan kejutan di meja saya. Beberapa waktu lalu, kejutan itu berupa cangkir kopi bergambar bunga matahari yang diberikan seorang rekan kantor. Ia melihatnya di sebuah toko dan ia tahu, cangkir itu akan membuat istri saya senang—jadi ia membelinya lalu meninggalkannya di meja saya dengan disertai kalimat penyemangat.

Dengan senang hati saya membawa pulang hadiah itu untuk istri saya Sue, dan memberikannya atas nama wanita yang ingin menyemangatinya.

Orang itu mungkin betul-betul memikirkan istri saya. Ia mungkin telah membicarakan istri saya secara positif dengan orang lain. Namun, itu tentu berbeda dengan dorongan semangat yang ditimbulkan suatu tindakan.

Dalam 1 Yohanes 3:18, Yohanes membahas apa yang harus kita lakukan bila melihat orang lain memerlukan bantuan kita. Ia mengatakan, kita harus mempunyai belas kasihan yang aktif: “Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan.” Kalau kita melihat seseorang memerlukan bantuan kita, membicarakan hal itu memang hal yang baik. Akan tetapi, kita juga harus melakukan sesuatu untuk menolongnya. Kita diperintahkan: “Hendaklah kita menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja” (Yakobus 1:22).

Mintalah Roh Kudus menaruh seseorang di dalam hati Anda, yang dapat Anda tolong dalam nama Yesus. Lalu ambillah tindakan. Buatlah perbedaan pada hari ini. Kirimkan kartu. Berikanlah hadiah. Ajaklah berjalan-jalan. Teleponlah. Kasih yang diwujudkan dalam tindakan adalah kasih sejati —JDB


Belas kasihan adalah kasih dalam tindakan


1 Yohanes 3:16-24
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
 

Lalu Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis

Matius 4:1


Bacaan: Matius 4:1-11
Setahun: Daniel 1-2; 1 Yohanes 4


Saya sangat menyukai taman saya. Namun, hidup di Amerika Serikat bagian Barat Tengah selama musim dingin telah mengubah taman saya yang indah menjadi pemandangan yang beku, tertutup salju, dan gersang.

Itu tidak seperti di taman Eden. Eden merupakan taman yang luar biasa indah sepanjang tahun. Di taman inilah Adam dan Hawa menikmati ciptaan Allah yang istimewa dan sukacita keselarasan sempurna dengan-Nya dan antara satu sama lain. Namun, kemudian Setan muncul. Ia membawa rumput-rumput liar, onak duri, kerusakan, dan maut.

Anda pasti dapat melihat perbedaan antara pemandangan di Kejadian 1 dan di Matius 4. Penggoda yang sama, yang pernah memasuki taman Allah, sekarang menyambut Allah di tanahnya—padang gurun yang berbahaya dan tandus.

Padang gurun dapat menjadi suatu gambaran kejadian yang akan menimpa dunia—dan kehidupan—apabila kemauan Setan dituruti. Dengan satu pukulan yang menentukan, sukacita Eden digantikan dengan rasa malu karena telanjang (Kejadian 3). Akan tetapi, Yesuslah yang menjadi pemenang di tanah Setan! (Matius 4). Dengan kemenangan itu Dia memberi kita harapan bahwa kita pun dapat menang. Sebuah kemenangan yang menunjukkan kepada kita bahwa musuh tidak lagi dapat menguasai kita. Kemenangan yang meyakinkan kita akan datangnya hari ketika kita tidak lagi akan bersusah-payah di padang gurun Setan, tetapi akan diantar memasuki surga, di mana sukacita Eden akan menjadi milik kita—untuk selamanya. Inilah hal yang kita nanti-nantikan! —JMS


JIKA Anda berjalan melalui padang gurun godaan
kemenangan Kristus menjadi kemenangan Anda


Matius 4:1-11
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
 
Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
2 Korintus 9:15


Bacaan: 1 Yohanes 5:9-13,20
Setahun: Daniel 3-4; 1 Yohanes 5

Hadiah Natal yang paling disukai Sharon dari suaminya, Andy, adalah kotak antik untuk menyimpan perhiasan. Di dalamnya terdapat tiga kotak dengan hadiah tambahan berupa cokelat dan perhiasan. Ia menyukai setiap hadiah yang ada di dalam hadiah itu.

Ketika Allah mengirimkan Putra-Nya Yesus untuk menjadi Juru Selamat dunia, Dia memberi kita banyak hadiah di dalam Hadiah itu. Dan, sejak saat itu, orang-orang yang menerima hadiah Yesus, mereka juga akan menerima hadiah-hadiah khusus berikut:

Pengampunan dosa. “Sebab di dalam Dia [Yesus] kita beroleh penebusan oleh darah-Nya, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan anugerah-Nya” (Efesus 1:7).

Pengajaran dari Roh Kudus. Yesus telah memberi janji, “Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu” (Yohanes 14:26).

Hidup kekal dan rumah di surga. Yohanes berkata, “Siapa yang memiliki Anak, ia memiliki hidup” (1 Yohanes 5:12). Yesus berjanji, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal …. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yohanes 14:2).

Kasih yang tiada tara. “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu .... Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:9,13).

Sudahkah Anda menerima Hadiah Allah yang tak terkatakan itu? Anda hanya perlu memintanya —AMC

Yesus adalah hadiah dan
Pemberi setiap hadiah yang baik


1 Yohanes 5:9-13,20

5:9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.

5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
 
Siapa saja yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan
Roma 10:13


Bacaan: Kisah Para Rasul 3:1-16
Setahun: Daniel 5-7; 2 Yohanes


Nama adalah sesuatu yang penting. Para orangtua mungkin menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari dan memutuskan nama yang paling sempurna bagi bayi mereka. Kerap kali keputusan terakhir didasarkan pada bunyi, keunikan, atau artinya.

Ada seorang wanita yang memakai nama baru sebab ia tidak menyukai nama aslinya. Ia keliru menyangka bahwa dengan berganti nama, ia dapat mengubah nasibnya. Itu tidak mungkin terjadi, tetapi bagi orang-orang yang memercayai Yesus sebagai Juru Selamat dan sejak saat itu dikenali lewat nama-Nya, benar-benar terjadi sebuah perubahan menyeluruh.

Ada arti penuh kuasa yang terkait dengan nama Yesus. Para rasul melakukan mukjizat-mukjizat (Kisah Para Rasul 3:6,7,16; 4:10) dan mengusir setan dalam nama Yesus (Lukas 10:17). Mereka berbicara dan mengajar dalam nama Yesus. Mereka membaptis orang-orang percaya dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 2:38). Dan, hanya melalui nama Yesus-lah kita dapat sampai kepada Bapa (Kisah Para Rasul 4:12).

Ketika kita menjadi orang-orang kristiani, kita semua memiliki nama yang berharga ini. Dan, saat kita mengikut Kristus, kita mampu memantulkan cahaya-Nya ke kegelapan mana pun yang kita jumpai; di lingkungan kita, di tempat kerja kita, atau bahkan di rumah kita. Kita harus berdoa agar saat orang melihat kita—mereka akan melihat Kristus.

Nama yang kita sandang dapat mempunyai makna atau arti. Akan tetapi, menyandang nama kristiani berarti mengalami sebuah perubahan hidup —CHK



Nama Yesus adalah satu-satunya nama
yang memiliki kuasa untuk mengubahkan


Kisah Para Rasul 3:1-16
3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."
3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,
3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
3:11 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.
3:12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?
3:13 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan.
3:14 Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.
3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.
3:16 Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.
 
Jagalah supaya jangan ada seorang pun .... Janganlah ada orang yang ... mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan
Ibrani 12:15,16

Bacaan: Ibrani 12:12-17
Setahun: Daniel 8-10; 3 Yohanes

Apakah kita “menjual habis” seperti yang dilakukan oleh Esau? (Ibrani 12:16). Apakah godaan kekayaan, kekuasaan, gengsi, kedudukan, keamanan, gaya, atau pengakuan dan pujian dari orang lain membuat kita menukarkan kekayaan Allah dengan sepiring makanan?

Esau berusaha mengubah pikiran ayahnya dan memperoleh warisan yang telah direnggut darinya karena ia meremehkan hak kesulungannya, tetapi ia tidak bisa lagi memperbaiki keadaan yang telah dirusaknya. Ia harus hidup dengan keputusan yang diambilnya. Kita juga tidak dapat memutar waktu dan memperbaiki kesalahan yang kita lakukan kepada diri kita sendiri atau kepada orang lain.

Meskipun masa lalu tidak dapat diulang kembali, ada hari baru di hadapan kita, yang dipenuhi berbagai kesempatan dan harapan baru. Allah tidak akan mengubah masa lalu kita, tetapi bila kita bertobat, Dia dapat dan bersedia mengampuni kita serta menaruh kita di jalan yang baru.

Tuhan dapat memberi kita berbagai kesempatan untuk menunjukkan betapa kita sungguh-sunguh menyesali keputusan masa lampau, dan betapa kita ingin melayani-Nya dalam berbagai keputusan kita di hari-hari mendatang. Dia tidak akan pernah mengungkit perbuatan-perbuatan kita yang mempermalukan orang lain dan kita sendiri; perbuatan-perbuatan itu sudah diampuni dan dilupakan untuk selama-lamanya.

Allah akan memberi kita tempat untuk memulai lagi—untuk mengasihi, melayani, menyentuh orang lain secara mendalam dan kekal bagi-Nya. Ini menunjukkan kebesaran kasih pengampunan Bapa di surga bagi kita —DHR


Pengampunan Allah adalah pintu menuju awal yang baru


Ibrani 12:12-17
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
12:15 Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
 
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya

Yesaya 53:4

Bacaan: Yesaya 53:1-6
Setahun: Daniel 11-12; Yudas

Saat ini, semakin banyak gereja yang setiap tahun menyelenggarakan kebaktian-kebaktian Natal Kelabu bagi orang-orang yang menghadapi kedukaan dan kehilangan. Musim liburan yang menekankan kebahagiaan dan kegembiraan acap kali membuat orang-orang yang sedang mengalami kekecewaan merasa lebih sedih.

Artikel di Associated Press mengutip seorang pendeta yang melukiskan kebaktian Natal Kelabu sebagai “kesempatan bagi orang-orang untuk datang dan berada di dalam hadirat Allah serta mengakui dukacita, keputusasaan, dan kesepian mereka, lalu menyerahkannya kepada Allah.” Seorang peserta menambahkan, “Itu adalah tempat yang baik untuk menangis dan tidak seorang pun akan merasa keberatan.”

Selama masa Natal, kita sering membaca nubuatan-nubuatan Yesaya tentang Mesias yang akan datang, yang akan lahir dari seorang perawan (Yesaya 7:14) dan disebut “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (9:6). Namun, mungkin kita juga perlu memasukkan kata-kata di dalam Yesaya 53: “Ia … seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan .… Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya … dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (ayat 3-5). Pemazmur mengingatkan kita bahwa “[Tuhan] menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka” (Mazmur 147:3).


Jika Anda merasa sedih pada hari Natal ini, ingatlah: Yesus datang untuk menyelamatkan kita, menolong kita, dan menyembuhkan kita —DCM



Yesus menyediakan oasis anugerah DI gurun kedukaan


Yesaya 53:1-6
53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
 
Bumi penuh dengan kasih setia TUHAN
Mazmur 33:5

Bacaan: Mazmur 33:1-9
Setahun: Hosea 5-8; Wahyu 2

Pohon-pohon mapel di halaman depan rumah saya adalah pohon-pohon terakhir yang kehilangan daun-daunnya pada musim gugur. Jadi, pada suatu hari yang dingin di bulan November, saya menggerutu sambil menyerok dan memasukkan daun-daun terakhir ke dalam kantong sampah.

Lalu terdengarlah suara riang, “Selamat pagi!” Tanpa saya sadari, wanita yang mencatat meteran gas kami menghampiri saya. Saya bertanya, “Bagaimana kabar Anda di pagi yang sangat berangin ini?”

“Saya sangat diberkati,” katanya sambil tersenyum. Setelah menyesuaikan diri dengan cepat, saya menyahut, “Saya juga. Bukankah Allah luar biasa?”

“Ya. Dia memang luar biasa,” jawabnya. “Apakah Anda juga percaya kepada Yesus?” “Ya,” balas saya, “dan Dia telah mengisi hidup saya dengan berkat.”

Percakapan singkat itu tidak saja mencerahkan hati saya, tetapi juga mengingatkan saya bahwa kita, orang-orang yang percaya kepada Kristus, sangat diberkati. Setelah saudara seiman di dalam Kristus ini pergi, langit tidak lagi tampak begitu gelap; angin tidak lagi begitu dingin; pekerjaan membersihkan daun terasa lebih ringan. Tuhan telah memakai seorang saudara seiman untuk mengalihkan perhatian saya kepada-Nya dan melihat kebaikan-Nya (Mazmur 33:5).

Orang-orang kristiani merupakan bagian dari masyarakat. Marilah kita saling memberi semangat satu sama lain. Kita tidak pernah tahu kapan seorang saudara seiman perlu diingatkan akan kebaikan Allah —DCE


KEPercayaAN pada kebaikan allah
memberikan nyanyian di hati anda dan pujian di mulut anda

Mazmur 33:1-9
33:1 Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.
33:2 Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
33:3 Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!
33:4 Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.
33:5 Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.
33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
33:7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah.
33:8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!
33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
 
Selanjutnya kami tidak mau, Saudara-saudara bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan
1 Tesalonika 4:13

Bacaan: 1 Tesalonika 4:13-18
Setahun: Hosea 9-11; Wahyu 3

Pada 14 November 1970, jatuhnya pesawat terbang telah merenggut nyawa sebagian besar anggota tim sepak bola Marshall University, staf pelatih, dan banyak pemimpin masyarakat di Huntington, Virginia Barat. Tujuh puluh lima orang tewas dalam kecelakaan itu, sehingga universitas dan masyarakat sangat terguncang. Dua dari orang-orang yang kehilangan orang terkasih ialah Paul Griffen dan Annie Cantrell. Kisah mereka berkaitan sebab putra Griffen, Chris, adalah tunangan Annie. Ketika Chris tewas, mereka tenggelam dalam tahun penuh derita yang rasanya tak tertanggungkan lagi. Mengapa? Sebab, seperti kata Paul kepada Annie di film yang menggambarkan tragedi ini, “Kesedihan itu memorak-porandakan.”

Ia benar, kesedihan memang memorak-porandakan. Kita semua, pada waktu tertentu, merasakan kesedihan—termasuk kita yang menjadi pengikut Kristus. Meskipun demikian, bagi orang percaya ada suatu hal yang lebih dari air mata, rasa sakit, dan kehilangan. Yaitu pengharapan.

Dengan menulis kepada jemaat yang telah melihat orang-orang terkasih mereka direnggut kematian, Paulus mengakui realitas kesedihan. Tetapi, ia menantang mereka untuk tidak “berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan” (1 Tesalonika 4:13). Kehilangan dan kematian adalah bagian dari hidup, tetapi orang-orang percaya dapat menghadapinya, karena mengetahui bahwa orang-orang kristiani tidak pernah mengatakan selamat tinggal untuk terakhir kali. Kita dapat saling menghibur (ayat 18) dengan harapan akan kebangkitan dan pertemuan kembali di masa mendatang —WEC


kematian bukan lagi tragedi
melainkan kemenangan karena Kristus hidup

1 Tesalonika 4:13-18
4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
4:18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
 
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?
Lukas 6:33

Bacaan: Lukas 6:27-36
Setahun: Hosea 12-14; Wahyu 4

Ketika Anda di drive-thru makanan siap saji, apakah Anda mau membayar pesanan orang-orang di mobil belakang Anda—meskipun Anda tidak mengenal mereka?

Inilah tantangan yang diberikan sebuah stasiun radio kristiani setempat untuk mengubah komunitas mereka. Namanya “Perbedaan Drive-Thru”. Tujuannya adalah melakukan kebaikan seperti yang dilakukan Kristus kepada orang-orang yang tak menyangkanya dan meninggalkan catatan yang menyatakan bahwa Anda melakukannya karena kasih Anda kepada Kristus.

Mengapa melakukan hal ini? Mengapa membuang-buang uang untuk makanan orang lain—terutama orang yang tidak kita kenal dan yang mungkin memusuhi iman kita? Mengapa kita memberi, tanpa berharap memperoleh balasan? Rasanya hal ini bertentangan dengan budaya kita, tetapi ide ini memiliki dasar alkitabiah yang kuat.

Perhatikan ucapan Yesus ketika berbicara kepada orang banyak: “Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?” (Lukas 6:32,33). Jelaslah bahwa Yesus ingin agar kita berbuat baik kepada orang-orang yang tak dapat membalas kebaikan kita.

Entah kita membayari makanan seseorang di restoran siap saji atau memasukkan uang kecil ke dalam kotak amal, yang penting ialah bahwa pemberian kita tidak untuk kepentingan diri sendiri—entah kita mendapat nama baik atau tidak. Dalam nama Yesus, siapakah yang dapat Anda berkati hari ini? —JDB

MOTIVASI PemberiAN AKAN mengungkapkan sifat si pemberi lebih dari pemberian itu sendiri

Lukas 6:27-36
6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
 
Kata Maria, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
Lukas 1:38

Bacaan: Lukas 1:24-38
Setahun: Yoel 1-3; Wahyu 5

Tampaknya sebagian besar pergumulan kita berkisar pada hasrat untuk mengingini sesuatu yang tidak kita miliki atau keluhan karena memiliki sesuatu yang tidak kita ingini. Keinginan kita yang terdalam dan tantangan kita yang terbesar berakar sangat dalam pada usaha untuk melihat tangan Allah dalam dua fakta kehidupan ini. Di sinilah kisah Lukas tentang kelahiran Yesus dimulai.

Elisabet yang sudah lanjut usia mendambakan seorang bayi. Meskipun demikian, bagi Maria yang muda dan sudah bertunangan, kehamilan dapat menjadi aib. Akan tetapi, ketika keduanya mengetahui bahwa mereka akan mempunyai anak, mereka menerima berita itu dengan iman kepada Allah yang ketepatan waktu-Nya sempurna dan yang tidak mengenal kemustahilan (Lukas 1:24,25,37,38).

Pada waktu kita membaca kisah Natal, kita barangkali dikejutkan oleh konteks kehidupan nyata dari orang-orang yang nama-namanya sudah begitu kita kenal. Bahkan, ketika Zakharia dan Elisabet dikenai stigma oleh masyarakat bahwa mereka tidak dapat memiliki anak, kedua orang ini digambarkan sebagai orang-orang yang “benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat” (ayat 6). Dan, malaikat berkata kepada Maria bahwa ia beroleh anugerah di hadapan Allah (ayat 30).

Teladan mereka telah menunjukkan kepada kita nilai dari hati yang percaya, yang menerima jalan-jalan Allah, dan kehadiran tangan-Nya yang berkuasa, bagaimanapun kacaunya keadaan kita —DCM


Bagi orang-orang KristIAnI ujian tidak dapat dipisahkan dari iman


Lukas 1:24-38
1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya:
1:25 "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."
1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
 
Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa
Mazmur 5:3


Bacaan:
Pengkhotbah 4:9-12
Setahun: Amos 1-3; Wahyu 6

Pada tahun 2006, ketika mempromosikan film Rocky Balboa, Sylvester Stallone mengejutkan orang-orang kristiani dengan apa yang diungkapkannya. Ia mengatakan bahwa imannya kepada Yesus Kristus tidak hanya memengaruhi penulisan film Rocky-nya yang pertama, tetapi bahwa keputusannya untuk menciptakan film yang terakhir diilhami oleh masuknya ia kembali ke dalam kekristenan. Sebagai bagian dari perubahan itu, Stallone menyadari bahwa dulu pilihan buruk telah menuntun hidupnya—yaitu percaya pada kemampuan diri sendiri. Ia berkata, “Kita memerlukan keahlian dan bimbingan orang lain.” Stallone belajar suatu hal yang mulai diakui oleh banyak orang—kita semua membutuhkan Allah dan orang-orang lain.

Alkitab menegaskan bahwa kita membutuhkan Allah dan orang lain. Daud telah mengungkapkan kepercayaannya kepada Allah dengan berseru dan memohon kepada-Nya di dalam doa. “Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa” (Mazmur 5:3). Dan di dalam kitab Pengkhotbah kita membaca bahwa Salomo menganjurkan supaya kita tidak menggantungkan hidup kita sepenuhnya kepada orang lain. Sebenarnya, ia mengatakan bahwa sikap saling menolong dapat menguatkan kita, tetapi individualisme dan percaya pada kemampuan diri sendiri itu berbahaya serta melemahkan. Berdua lebih baik daripada seorang diri (4:9-12).

Allah menciptakan kita untuk hadir satu sama lain. Marilah dengan penuh gairah kita bergantung kepada kuasa-Nya dan menerima bantuan orang-orang lain —MLW


Kita dapat berjalan lebih jauh bersama-sama daripada jika pergi sendirian


Pengkhotbah 4:9-12
4:9 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
4:10 Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
4:11 Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?
4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.
 
Those who work hard will prosper.
Proverbs 13:4 NLT



Daily Bible Reading:

Jonah 2, Luke 11:29-36

Good leaders constantly observe the actions and attitudes of those around them. They're looking for someone they can trust; someone who sees the big picture yet doesn't miss the details. And when they find them they reward them! Don't wait for tomorrow, empty your best into today and watch what happens. Rebekah did and she inherited the wealth of Abraham, became the bride of Isaac and the mother of a nation. What a payoff! When Abraham's assistant was sent to find a bride for Isaac, he asked God for a sign to confirm his choice. He said that the woman who would voluntarily offer him and his camels a drink of water would be the one. Do you have any idea how much water one thirsty camel can drink? Abraham's assistant was looking for someone who wanted to serve rather than be served: in a 'me first' world that's hard to find!

Notice Rebekah's qualifications. She was motivated and time conscious: "She… ran to the well." She was thorough: "[She] drew water for all his camels" (Genesis 24:20). That one act of kindness altered the rest of her life. She'd been to that well many times before and nothing unusual happened, but that day she found favour and her life changed for good. What if she'd missed her opportunity, or said, "That's not my responsibility?"


Whether you realise it or not your actions and attitudes are determining your future. So perform with excellence for someone is watching; someone God may use to help you get to the next level. Live by the Rebekah principle - always do more than is required of you, and do it gladly!
 
See to it that… no bitter root grows up to cause trouble and defile many.
Hebrews 12:15 NIV


Daily Bible Reading:
Nehemiah 5-7, John 18:1-11, Psalm 105:37-45, Proverbs 30:20-23


You say you've gotten over your hurt and resentment and now you're moving on. Good, but what are you leaving behind? The views you expressed were based on what you understood and how you felt at the time. But now you know more. You have matured Spiritually and your words are governed by grace. But did what you say shape the opinion and infect the attitude of others? Have you left a legacy of bitterness? It's wonderful when you can move from resenting others to forgiving them - but what about the unhealed wounds you've left behind?

James writes, "My dear brothers and sisters… be quick to listen, slow to speak and slow to get angry. Human anger does not produce the righteousness God desires" (James 1:19-20 NLT). The writer to the Hebrews says: "See to it that no one misses the grace of God and that no bitter root grows up to cause trouble and defile many." Thoughtless words leave lasting damage. That should concern us greatly! And it should call for making amends by setting the record straight with those we've left festering over a situation we now feel differently about. This is hard to do but we need to do it. It takes humility to go back and straighten things out, but until we do we won't be right with God.

Jesus said, "If you are offering your gift at the altar and there remember that your brother has something against you… go and be reconciled… then come and offer your gift" (Matthew 5:23-24 NIV).
 
TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku
Mazmur 139:1


Bacaan: Mazmur 139:1-12
Setahun: Obaja; Wahyu 9

Mary menerima kodok keramik dari rekan sekerjanya sebagai hadiah ulang tahun. Ia memajangnya di meja sehingga dapat dilihat semua orang. Sebagian teman kantornya mulai berpikir, ia pasti suka kodok, jadi mereka mulai memberinya barang-barang berupa kodok untuk Natal, ulang tahun, dan perayaan-perayaan khusus. Ruang Mary segera dipenuhi “barang-barang kodok”—pena, lilin, post-it [memo tempel], poster, cangkir kopi.

Setelah Mary meninggalkan perusahaan, seorang teman bertanya kepadanya, apa yang dilakukannya dengan kodok-kodok itu. Ia menjawab, “Sebenarnya saya tidak suka kodok, jadi semuanya saya berikan kepada orang lain.”

Orang-orang lain bermaksud baik terhadap kita, namun mereka tidak selalu mengenal kita dengan baik. Mereka tidak akan pernah mengenal kita seperti Allah mengenal kita. Bagi Dia, kita adalah buku yang terbuka—tak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Mazmur 139 mengatakan:

* Allah mengetahui segala sesuatu yang kita kerjakan (ayat 2). Dia tahu segala kegiatan kita sehari-hari dan detail jadwal kita.
* Allah mengetahui segala sesuatu yang kita pikirkan (ayat 2)—yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang tidak senonoh.
* Allah mengetahui ke mana kita pergi—”Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan … segala jalanku Kaumaklumi” (ayat 3).
* Allah mengetahui apa saja yang kita katakan (ayat 4).

Dia mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Alangkah nyamannya dikenal begitu dekat oleh Tuhan kita—bahkan dengan segala kekurangan kita—dan meskipun demikian kita dikasihi dengan begitu sempurna! —AMC


Anda bukan SEKADAR angka yang dapat dilacak komputer;
Kristus mengetahui kebutuhan, nama, dan wajah anda


Mazmur 139:1-12
139:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
 
Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
Lukas 2:34


Bacaan: Lukas 2:25-35
Setahun:
Yunus 1-4; Wahyu 10

Sebuah kutipan dalam pedoman kebaktian Adven gereja kami membuat saya berpikir ulang tentang pendekatan saya terhadap Natal:

“Marilah kita dengan sekuat tenaga menghindari godaan untuk menjadikan ibadah Natal kita sebagai sarana menarik diri dari tekanan dan dukacita kehidupan guna memasuki keindahan yang barangkali berbeda dengan pikiran kita. Kristus datang ke dunia nyata, ke kota di mana tak ada tempat bagi-Nya, dan ke negeri di mana Herodes, pembunuh orang-orang tak berdosa, menjadi raja.

“Dia datang kepada kita, bukan untuk melindungi kita dari kekejaman dunia, melainkan untuk memberikan kepada kita keberanian dan kekuatan untuk menanggungnya. Bukan untuk, dengan ajaib, merenggut kita dari konflik kehidupan sehari-hari, melainkan untuk memberi kita rasa damai—damai-Nya—di dalam hati kita. Dengan demikian, kita dapat tetap tenang dan tabah pada saat konflik sedang merajalela, dan kita dapat membawa kesembuhan, yaitu kedamaian, bagi dunia yang tercabik.”

Ketika Maria dan Yusuf menyerahkan bayi Yesus kepada Tuhan, Simeon berkata kepada mereka: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (Lukas 2:34,35).

Natal bukan dimaksudkan untuk menjauhkan kita dari kenyataan hidup, melainkan untuk masuk ke dalamnya bersama Sang Raja Damai —DCM


Yesus datang untuk memberi cahaya bagi dunia yang gelap


Lukas 2:25-35

2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
 
Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat
1 Petrus 3:17

Bacaan: 1 Petrus 3:8-17
Setahun: Mikha 1-3; Wahyu 11

Yusuf (bukan nama sebenarnya) adalah contoh perwira militer yang terpercaya. Ia naik pangkat di angkatan bersenjata negaranya sampai ke tingkat kolonel dalam tugas khusus. Dengan pangkat ini datanglah kesempatan, yang baik maupun buruk.

Ketika Yusuf ditempatkan di sebuah wilayah yang diguncangkan oleh perdagangan narkoba, ia berniat menegakkan keadilan di wilayah yang bermasalah ini. Ia dan pasukannya mulai menangkap para penjahat untuk melindungi masyarakat. Beberapa atasannya yang korup dan mendapat suap dari para bandar narkoba, memerintahkannya untuk menutup mata agar mereka dapat mengedarkan obat-obat terlarang itu. Berulang kali ia menolak melakukannya sampai akhirnya ia ditahan dan di penjara selama 8 tahun—karena melakukan kebaikan.

Sayangnya, kita hidup di dunia di mana kadang kala berbuat baik justru mengakibatkan penderitaan. Hal ini nyata bagi Yusuf; upah atas jasanya melayani rakyat adalah dipenjarakan dengan tidak adil.

Rasul Petrus, yang juga dipenjara karena melakukan kebaikan, memahami sakit hati seperti itu. Ia memberi kita cara pandang ini: “Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat” (1 Petrus 3:17).

Ketika Yusuf menceritakan apa yang diajarkan Allah kepadanya di penjara, saya tahu keadilan Allah tidak dapat dihalangi oleh kejahatan manusia. Berbuat baik tetap menyenangkan dalam pandangan-Nya—bahkan ketika kita diperlakukan semena-mena oleh dunia karena melakukan kebaikan —WEC


Sukacita karena berbuat baik mungkin satu-satunya upah
yang kita terima—tetapi itu patut dilakukan!


1 Petrus 3:8-17
3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?
3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.
3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
 
Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun
Yesaya 64:1

Bacaan: Yesaya 42:1-9
Setahun: Mikha 4-5; Wahyu 12

“Koyakkanlah langit!” dan, “turunlah!” kata Nabi Yesaya memohon. Buatlah nama-Mu dikenal dengan membuat gunung-gunung bergoyang dan bangsa-bangsa gemetar, ia memberi saran kepada Tuhan (Yesaya 64:1-3).

Yesaya menginginkan agar Allah bertindak sama seperti yang telah dilakukan-Nya pada masa lalu. Dengan mengingat kisah Kitab Suci tentang pertemuan Allah dan Musa di Gunung Sinai, Yesaya mendambakan agar Tuhan mengulangi perbuatan itu.

Akan tetapi, Allah sudah mengatakan kepada Yesaya bahwa Dia akan melakukan sesuatu yang baru. “Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu” (42:9).

“Hal-hal yang baru” itu adalah Yesus! Allah benar-benar telah turun. Tetapi bukan pada masa kehidupan Yesaya. Dan tidak dengan cara dramatis seperti yang didambakan oleh Yesaya. “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan” (42:2). Dia datang ke dunia dalam wujud sederhana seorang bayi.

Banyak di antara kita yang dapat mengingat situasi ketika Allah secara mengherankan menjawab keperluan kita pada waktu yang tepat. Seperti Yesaya, kita ingin agar Allah melakukan hal yang sama lagi. Tetapi mungkin Dia berencana melakukan hal lain. Ketika Anda merayakan turunnya Allah dengan penuh kesederhanaan ke dalam dunia, sadarilah bahwa Dia datang untuk mengubah hati kita, dan bukan sekadar keadaan kita —JAL

Jawaban Tuhan atas doa kita
dapat melampaui harapan kita

Yesaya 42:1-9
42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
42:5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:
42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
42:8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.
42:9 Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu.
 
Apakah yang dituntut TUHAN daripadamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?
Mikha 6:8


Bacaan: Mikha 6:1-8
Setahun: Mikha 6-7; Wahyu 13

Baru-baru ini, ketika keluar untuk menikmati masakan Cina dengan teman-teman, saya memerhatikan seorang pria berjalan-jalan bersama anjingnya melewati restoran. Biasanya saya hanya melihat sekilas. Namun, pemilik anjing itu mengambil tali anjing, membentuknya seperti angka delapan, dan meletakkannya kuat-kuat di moncong anjing itu.

Teman-teman saya menjelaskan bahwa di kota mereka, membawa anjing berjalan-jalan tanpa tali merupakan pelanggaran terhadap hukum. Pemilik anjing yang pintar itu menemukan celah di dalam peraturan itu—undang-undang tersebut tidak menyebutkan bahwa orang harus memegang talinya! Yang mengherankan bukanlah celah dalam peraturan itu, tetapi anjing yang berjalan dengan patuh di samping tuannya. Padahal ia dapat melarikan diri untuk mengejar seekor tupai di dekatnya.

Perjalanan kita bersama Allah seharusnya seperti itu. Walaupun Allah, dalam belas kasih-Nya, memberi kita kendali yang panjang dan jarang memberi kita pecutan rohani dengan menarik kendali itu keras-keras, Dia tidak senang jika harus berjuang agar kita tetap berada di jalan yang benar. Sebaliknya, Dia senang apabila kita berjalan bersama-Nya dengan hati berserah.

Ketika bangsa Israel merajuk kepada Nabi Mikha tentang bagaimana sulitnya, menurut mereka, untuk menyenangkan Allah, Allah menjawab dengan memberikan cara yang langsung dan sederhana untuk menyenangkan hati-Nya. Berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan-Nya, itu akan menyenangkan hati Allah (Mikha 6:8). Anda tahu bahwa Dia merasa senang bila Dia tidak perlu memegang kendali Anda lagi —JMS


Temukanlah kebebasan sejati
Saat melangkah dengan taat bersama allah


Mikha 6:1-8
6:1 Baiklah dengar firman yang diucapkan TUHAN: Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!
6:2 Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan TUHAN, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel.
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!
6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
6:6 "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
6:7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
 
Warisan yang tidak dapat binasa … yang tersimpan di surga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah
1 Petrus 1:4,5

Bacaan: 1 Petrus 1:3-12
Setahun: Nahum 1-3; Wahyu 14

Seorang teman saya menghabiskan waktu beberapa bulan untuk membangun kembali sebuah Ford Bronco tua dan mengubahnya menjadi kendaraan untuk jalanan pedesaan yang dipakai di sini, di Idaho. Ia menyimpan mobil itu di garasi yang terkunci rapat. Ketika Natal tiba, Gary berpikir, Ini tempat terbaik untuk menyembunyikan hadiah bagi putri saya, Katie.

Beberapa hari sebelum Natal, seseorang bertanya kepada Katie apa yang akan diterimanya sebagai hadiah Natal. “Oh,” jawabnya, “Saya sudah punya. Sebuah sepeda dalam kotak di bawah Bronco di garasi!”

Saya tidak tahu bagaimana cara Katie menemukan hadiah itu. Namun, saya mengagumi kepercayaannya yang teguh bahwa sepeda itu untuknya, meskipun ia belum menerimanya.

Kepercayaan tersebut mengingatkan saya pada kata-kata yang telah ditulis oleh Rasul Petrus: “[Allah] telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah melalui imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah siap untuk dinyatakan pada zaman akhir” (1 Petrus 1:3-5).

Apa yang tersimpan bagi kita? Pusaka kita—surga, dan warisan yang tak terlukiskan berdasarkan keyakinan akan hidup kekal “yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta” (Titus 1:2) —DHR


Masa depan seorang kristiani
secerah janji-janji allah

1 Petrus 1:3-12
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
1:10 Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.
1:11 Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
1:12 Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
 
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri
Amsal 3:5

Bacaan: Matius 1:18-25
Setahun: Habakuk 1-3; Wahyu 15

Di tengah-tengah semua kegiatan Natal , ada satu orang yang kerap kali dilupakan.

Bukan, yang saya maksudkan bukanlah orang yang kita rayakan ulang tahunnya. Meskipun kita sering kurang memberi Yesus tempat utama yang patut diterima-Nya, kita biasanya tidak melupakan-Nya. Yang saya maksudkan adalah Yusuf—orang yang begitu dipercaya Allah sehingga Dia menempatkan Putra-Nya di keluarganya untuk dikasihi dan diasuh. Sungguh besar tanggung jawab itu!

Yusuf benar-benar orang yang dilupakan dalam kisah Natal. Namun, tugasnya merupakan unsur penting dalam rencana Allah yang luar biasa. Ketika kita membaca kisah kelahiran Yesus, kita mengetahui bahwa Yusuf adalah orang yang lurus, adil, berbelas kasihan, melindungi, dan berani. Namun, lebih dari semua itu—ia taat. Ketika malaikat mengatakan kepadanya untuk memperistri Maria, ia menaatinya (Matius 1:24). Dan ketika malaikat mengatakan padanya untuk melarikan diri ke Mesir dengan Maria dan Yesus, ia melakukannya (2:13,14).

Sebagaimana Maria dipilih dengan teliti untuk mengandung Putra Allah, Yusuf pun dengan sengaja dipilih untuk mencukupi kebutuhan istrinya yang masih muda dan bayi Kristus. Dan dengan memercayai Allah, Yusuf mengikuti apa saja yang Allah minta agar ia lakukan.

Apa yang Allah minta dari Anda hari ini? Apakah Anda mau berjanji untuk melakukan apa yang Dia ingin Anda lakukan?

Kita dapat banyak belajar tentang ketaatan dari Yusuf, orang yang dilupakan pada hari Natal —CHK

Bukti kasih kita pada Allah adalah
ketaatan kita pada perintah-perintah Allah

Matius 1:18-25
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.