• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Maitreya]Maitreya Dgn Bukti Otentik/Penemuan Sejarah?

Melalui patriact 9 inilah yang telah banyak mengembangkan teknik pembinaan diri dan pengamalan Ketuhanan melalui aspek kebaktian dalam Buddhisme Maitreya sehingga walaupun secara fundamental Buddhisme Maitreya adalah bagian dari Mahayana namun secara penampilan tampak berbeda khususnya dalam hal ritual dan bakti puja. Yaitu unsur samadhi digantikan dengan unsur kebaktian samadhi. Jadi Buddhisme Maitreya sebagai Budhisme Dhyana sangat kuat dalam aspek Kebaktiannya. Gebrakan paling besar yang patriact 9 tanamkan yaitu ajaran tentang konsep Tuhan sebagai Maha Penguasa Alam Semesta dan biasa disebut juga Maha Esa.2. tidak ada SANGHA.

kok bisa yah Aliran Maitreya dibilang bagian dari Mahayana?????aneh

Pokok-Pokok Dasar
Pemersatu Theravada dan Mahayana​




Pendahuluan

Dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tentunya memiliki ciri khas dalam ide, konsep ataupun ajarannya yang membedakannya satu dengan yang lain. Meskipun dalam suatu faham, kepercayaan ataupun agama tersebut memiliki aliran atau mazab atau tradisi yang beraneka ragam, namun pastilah memiliki ciri khas, kesamaan beberapa konsep ajaran yang mendasar yang menghubungan satu dengan yang lain sehingga aliran-aliran tersebut masih dapat digolongkan dalam faham, kepercayaan ataupun agama induknya.

Buddhisme merupakan agama yang juga tidak lepas dari keberagaman aliran ataupun tradisi. Mayoritas, terdapat dua aliran atau tradisi dalam Buddhisme, yaitu Theravada dan Mahayana (dengan mempertimbangkan Vajrayana merupakan bagian dari Mahayana). Digolongkannya aliran Theravada maupun Mahayana sebagai bagian dari Buddhisme tidak lepas dari adanya kesamaan yang mendasar dalam beberapa konsep ajaran yang merupakan inti sari dari Buddha Dhamma.

Dalam tulisan kali ini, kita disuguhkan persamaan pokok-pokok dasar yang terdapat dua aliran besar dalam Buddhisme yang menjadi pemersatu keduanya. Pokok-pokok dasar pemersatu ini terdapat dalam rumusan-rumusan yang sebelumnya telah dipelajari, disusun, dan diterima oleh para rohaniawan khususnya yang tergabung dalam Dewan Sangha Buddhis Sedunia.


Rumusan Oleh Dewan Sangha Buddhis Sedunia

Pada tahun 1966, Dewan Sangha Buddhis Sedunia atau World Buddhist Sangha Council (WBSC) terbentuk di Colombo, Sri Lanka pada bulan Mei. WBSC merupakan organisasi internasional non-pemerintah yang keanggotaannya terdiri dari sangha-sangha dari seluruh dunia.

WBSC memiliki perwakilan dari tradisi Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, yang berasal dari berbagai negara yaitu: Australia, Bangladesh, Kanada, Denmark, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Macao, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Philipina, Singapura, Sri Lanka, Sweden, Taiwan, Thailand, Inggris dan Amerika Serikat.

Pada Kongres WBSC Pertama, salah satu pendirinya, Sekretaris-jendral, almarhum Y.M. Pandita Pimbure Sorata Thera meminta Y.M. Walpola Rahula untuk memberikan rumusan ringkas untuk mempersatukan tradisi-tradisi yang berbeda, yang kemudian secara bulat disetujui oleh Dewan. Inilah sembilan “Pokok-Pokok Dasar Pemersatu Theravada dan Mahayana”:

1. Sang Buddha hanyalah satu-satunya Guru dan Penunjuk Jalan.


2. Kami berlindung dalam Ti Ratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha).[1]


3. Kami tidak mempercayai dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan.[2]


4. Kami mengingat bahwa tujuan hidup adalah mengembangkan belas kasih untuk semua makhluk tanpa diskriminasi dan berusaha untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada perealisasian Kebenaran Tertinggi.Kami menerima Empat Kebenaran Arya, yaitu dukkha, penyebab timbulnya dukkha, padamnya dukkha, dan jalan menuju pada padamnya dukkha; dan menerima hukum sebab dan akibat (Paticcasamuppada/ Pratityasamutpada).


5. Segala sesuatu yang berkondisi (sankhara / samskara) adalah tidak kekal (anicca / anitya) dan dukkha, dan segala sesuatu yang berkondisi dan yang tidak berkondisi (dhamma) adalah tanpa inti, bukan diri sejati (anatta / anatma).


6. Kami menerima Tigapuluh Tujuh (37) kualitas yang membantu menuju Pencerahan (Bodhipakkhika Dhamma / Bodhipaksa Dharma) sebagai segi-segi yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mengarah pada Pencerahan.


7. Ada tiga jalan mencapai bodhi atau Pencerahan: yaitu sebagai Savakabuddha / Sravakabuddha, sebagai Paccekabuddha / Pratyekabuddha, dan sebagai Samyaksambuddha / Sammasambuddha. Kami menerimanya sebagai yang tertinggi, termulia dan terheroik untuk mengikuti karir Bodhisattva dan untuk menjadi seorang Sammasambuddha dalam rangka menyelamatkan makhluk lain. [3]


8. Kami mengakui bahwa di negara yang berbeda terdapat perbedaan pandangan kepercayaan-kepercayaan dan praktik Buddhis. Bentuk dan ekspresi luar ini seharusnya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.


Perluasan Rumusan

Pada tahun 1981 Y.M. Walpola Sri Rahula mengajukan alternatif rumusan yang mengacu pada 9 dasar dalam rumusan terdahulu. Rumusan tersebut berisi:

1. Apapun aliran, kelompok atau sistem kami, sebagai Buddhis kami semua menerima Sang Buddha sebagai Guru kami yang memberikan kami ajaranNya.


2. Kami semua berlindung pada Tiga Permata (Tiratana): Sang Buddha, Guru kami; Dhamma, ajaranNya; dan Sangha, Komunitas para Arya (suciwan). Dengan kata lain, kami berlindung pada Pengajar, Pengajaran, dan Hasil Pengajaran.


3. Baik Theravada ataupun Mahayana, kami tidak mempercayai bahwa dunia ini diciptakan dan diatur oleh tuhan atas kehendaknya.


4. Mengikuti keteladanan Sang Buddha, Guru kami yang merupakan perwujudan dari Belas kasih Agung (Maha Karuna) dan Kebijaksanaan Agung (Maha Prajna), kami menyadari bahwa tujuan dari hidup adalah untuk mengembangkan belas kasih bagi semua makhluk hidup tanpa diskriminasi dan untuk bekerja untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kedamaian mereka; dan untuk mengembangkan kebijaksanaan yang mengarah pada realisasi Kebenaran Tertinggi.


5. Kami menerima Empat Kebenaran Mulia yang diajarkan oleh Sang Buddha, yaitu, Dukkha, kebenaran bahwa keberadaan kita di dunia ini berada dalam kesukaran, tidak kekal, tidak sempurna, tidak memuaskan, penuh dengan konflik; Samudaya, kebenaran bahwa kondisi-kondisi ini merupakan hasil dari sifat egois kita yang mementingkan diri sendiri berdasarkan pada ide yang salah mengenai diri; Niroda, kebenaran bahwa adanya kepastian akan kemungkinan pelepasan, pembebasan, kemerdekaan dari kesukaran ini dengan pemberantasan secara total sifat egois yang mementingkan diri sendiri; dan Magga, kebenaran bahwa pembebasan ini dapat dicapai melalui Jalan Tengah yang terdiri dari delapan faktor, yang mendorong ke arah kesempurnaan akan kemoralan (sila), disiplin mental (samadhi), dan kebijaksanaan (panna).


6. Kami menerima hukum semesta sebab akibat yang terdapat dalam Paticcasamuppada (Skt. Pratityasamutpada, Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan), dan oleh karena itu kami menerima bahwa segala sesuatu bersifat relatif, saling berhubungan, saling berkaitan dan tidak ada yang mutlak, tetap, dan kekal di alam semesta ini.


7. Kami memahami, berdasarkan pada ajaran Sang Buddha, bahwa segala sesuatu yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal (anicca), tidak sempurna dan tidak memuaskan (dukkha), dan segala sesuatu yang berkondisi dan tidak berkondisi (dhamma) adalah bukan diri/ tanpa inti (anatta).


8. Kami menerima Tigapuluh Tujuh kualitas yang berguna bagi pencapaian Pencerahan (Bodhipakkhiya Dhamma) sebagai beragam aspek yang berbeda dari Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha yang mendorong ke arah Pencerahan, yaitu:
a) Empat Bentuk Landasan Perhatian Benar (Pali: satipatthana; Skt. smrtyupasthana);
b) Empat Daya Upaya Benar (Pali. sammappadhana; Skt. samyakpradhana);
c) Empat Dasar Kekuatan Batin (Pali. iddhipada; Skt. rddhipada);
d) Lima Macam Kemampuan (indriya: Pali. saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
e) Lima Macam Kekuatan (bala: saddha, viriya, sati, samadhi, panna; Skt. sraddha, virya, smrti, samadhi, prajna);
f) Tujuh Faktor Pencerahan Agung (Pali. bojjhanga; Skt. bodhianga);
g) Delapan Ruas pada Jalan Mulia (Pali. ariyamagga; Skt. aryamarga).


9. Ada tiga jalan untuk mencapai Bodhi atau Pencerahan Agung berdasarkan pada kemampuan/kecakapan dan kapasitas dari masing-masing individu, yaitu: sebagai seorang Sravaka (Yang melaksanakan ajaran Sammasambuddha ), sebagai seorang Pratyekabuddha (Buddha Yang tidak memberikan pengajaran) dan sebagai seorang Samyaksambuddha (Buddha Yang Sempurna). Kami menerima jika mengikuti karir seorang Boddhisattva adalah untuk menjadi seorang Samyaksambuddha dalam rangka menyelamatkan yang lain, merupakan sesuatu yang tertinggi, mulia dan paling heroik. Tetapi ketiga kondisi ini berada dalam Jalan yang sama, tidak berada dalam jalan yang berbeda. Sesungguhnya, Sandhinirmocana Sutra, salah satu sutra Mahayana yang penting, secara jelas dan tegas mengatakan bahwa mereka yang mengikuti garis Sravaka-yana (Wahana Sravaka) atau garis Pratyekabuddha-yana (Wahana Pratyekabuddha) atau garis Para Tathagata (Mahayana) mencapai Nibbana tertinggi dengan Jalan yang sama, dan oleh karena itu bagi mereka semua hanya ada satu Jalan Pemurnian (visuddhi-marga) dan hanya satu Pemurnian (visuddhi) dan tidak ada yang lain, dan oleh karena itu mereka bukanlah jalan yang berbeda dan pemurnian yang berbeda, dan oleh karena itu Sravakayana dan Mahayana merupakan Satu Wahana, Satu Yana (eka-yana) dan bukanlah wahana atau yana yang berbeda.


10. Kami mengakui bahwa dalam negara-negara yang berbeda ada perbedaan mengenai tata cara hidup dari para biarawan Buddhis, kepercayaan dan praktik, upacara dan ritual-ritual, seremonial, adat istiadat dan kebiasaan umat Buddha yang bersifat umum. Bentuk eksternal (luar) dan ekspresi ini semestinya tidak boleh dicampuradukkan/dikelirukan (perlu dipisahkan) dengan esensi/inti ajaran-ajaran Sang Buddha.


Rumusan Lain

Ada beberapa tokoh ataupun sarjana Buddhis yang juga merumuskan persamaan ajaran antara Theravada dan Mahayana yang isinya sebagian besar sama dengan rumusan WBSC.

Y.M. K. Sri Dhammananda memberikan rumusan seperti berikut:

Kedua aliran menerima Buddha Sakyamuni sebagai Guru.
Empat Kebenaran Arya adalah sama persis dikedua aliran.
Jalan Utama Berunsur Delapan adalah sama persis dikedua aliran.
Paticcasamuppada atau ajaran akan Sebab-Musabab Yang Bergantungan adalah sama persis dikedua aliran.
Kedua aliran menolak ide akan “makhluk tertinggi” yang menciptakan dan mengatur dunia ini.
Kedua aliran menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna tanpa adanya perbedaan.


Rumusan dari Oo Maung:

Kesamaan dalam menerima Empat Kebenaran Arya.
Kesamaan dalam menerima Jalan Utama Berunsur Delapan.
Kesamaan dalam menerima Paticcasamuppada atau Sebab-Musabab Yang Bergantungan.
Kesamaan dalam menerima Anicca, Dukkha, Anatta.
Kesamaan dalam menerima Sila, Samadhi, Panna.
Kesamaan dalam menolak konsep tuhan tertinggi.


Rumusan dari Tan Swee Eng:

Buddha Sakyamuni merupakan pendiri Buddhisme yang asli dan berdasarkan sejarah.
Tiga Corak Universal (Dukkha, Anica, dan Anatta), Empat Kebenaran Arya, Jalan Utama Berunsur Delapan, dan 12 rantai Sebab-Musabab Yang Bergantungan, merupakan fondasi dasar bagi seluruh aliran Buddhisme termasuk aliran Tibet dari Vajrayana.
Tiga unsur latihan yaitu Kemoralan (sila), Meditasi (samadhi) dan Kebijaksanaan (prajna) adalah hal yang universal bagi semua aliran.
Pengorganisasian Ajaran Buddha / Dharma terbagi menjadi tiga klasifikasi (Sutra/Sutta, Vinaya, dan sastra) terdapat pada kanon Buddhis di berbagai negara.
Konsep pikiran melampaui materi. Pikiran sebagai hal yang mendasar dari penjinakan dan kontrol adalah hal yang fundamental bagi semua aliran.


Penutup

Dengan rumusan pokok-pokok dasar pemersatu ini, diharapkan kita dapat memahami ciri khas ajaran yang ada dalam Buddhisme yang membedakan agama besar ini dengan agama atau kepercayaan lainnya yang ada di dunia. Kita dapat memahami bahwa meskipun terdapat perbedaan antar aliran, namun memiliki ajaran pokok yang sama yang apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mengarahkan kita pada akhir penderitaan, Nibbana / Nirvana.

--End--



Catatan:

Berlindung dalam Ti Ratana bukan berarti berserah diri. Buddha dalam pengertian Guru pembimbing, dimana Sakyamuni Buddha adalah Buddha Sejarah. Dan Buddha dalam pengertian Kesadaran. Dhamma dalam pengertian Kebenaran ataupun Ajaran Buddha. Sangha dalam pengertian persaudaraan / perkumpulan para Bhikkhu Arya.
tuhan yang dimaksud adalah yang memiliki definisi: berpersonal, pencipta semesta, prima causa, ayah/ibu dari semua makhluk, paramatman, yang maha segalanya.
Savakabuddha: pencapaian Pencerahan melalui mendengar ajaran dari Sammasambuddha. Paccekabuddha: pencapaian Pencerahan dengan usaha sendiri tanpa mengajar. Sammasambuddha: pencapaian pencerahan dengan usaha sendiri dan mengajar.
Literatur:

The Heritage of the Bhikkhu; Walpola Rahula; New York, Grove Press, 1974; hal. 100, 137-138.
Two Main Schools of Buddhism; K. Sri Dhammananda; Brickfields, Kuala Lumpur.
Common Ground Between Theravada and Mahayana Buddhism; Tan Swee Eng; www.buddhanet.net
Theravada Versus Mahayana; Oo Maung, 2006
 
@^atas

..dimana saya bisa belajar ajaran dari aliran maitreya ini ?
 
Karena itu wahai manusia,
Mengapa belum sadar-sadar pula,
Dalam segala hal janganlah keterlaluan.”
Akhirnya Pertapa Gautama menghentikan tapanya yang sangat ekstrim yang telah dijalani selama enam tahun di hutan Uruwela.

yah.setahu saya se-waktu lewat sekelompok pemain MUSIK...itu bukan TUHAN...melainkan Brahmana Sahampati yang begitu welas asih melihat kegigihan pertama gotama.....sehingga menyadarkan nya....

makanya dalam sutta di sebut.jika ada makhluk alam brahma yang paling dekat dengan sang-buddha,,maka brahmana sahampati orang nya.

brahma sahampati juga yang memohon kepada sang buddha untuk membabarkan dhamma nya.

-------------------------------------------------------------------

Atas pengaturan Tuhan Yang Maha Pengasih, datanglah Seorang wanita yang membawa semangkuk susu yang dimasak dengan nasi, melihat tubuh pertapa Gautama begitu lemah. Wanita itu bernama Nandabala, memberikan dia semangkuk susu yang dimasak dengan nasi. Setelah makan, badannya terasa hangat dan segar. Dan sehingga pada akhirnya, ia dapat mencapai Penerangan Sempurna.

wah ini bukan pengaturan TUHAN juga...melainkan karena ADA SEORANG WANITA yang kebetulan lewat...karena melihat pertapa gotama yang masuk ke sungai tetapi karena sangat KURUS maka pertapa gotama kesulitan untuk berdiri.....wanita tersebut karena welas asih maka membantu pertapa gotama untuk berdiri..setelah itu memberikan makanan SUSU,dan lain nya...sehingga pertapa gotama merasa lebih SEHAT..dan melanjutkan perjalanan nya...

ini di sebut KAMMA baik dari GOTAMA...bukan TUHAN......
anda juga setuju dengan konsep kamma kan?......dan kamma merupakan hukum ALAM yang tidak dapat di GANGGU GUGAT...

Untuk lebih mengenal konsep Ketuhanan, sebaiknya lebih mendalami apa itu Tuhan? SifatNya, BentukNya, Bagaimana PribadiNya? Saya rasa anda belum memahami betul konsep ‘Tuhan” dalam aliran Maitreya.
Ingin tahu tentang Hyang AdiBuddha/Tuhan Maha Esa, bacalah kitab suci GUNA-KARANDA-VYUHA, dan juga Kitab suci Svayambu-Purana. Baca jugalah Buku konsep Tuhan dalam aliran Maitreya.

pertanyaan saya...semenjak buddha sakyamuni mengajarkan dhamma selama 45 tahun..apakah beliau ada mengajarkan tentang SOSOK seperti LAO MU/TUHAN?

tentu jawaban nya TIDAK....lalu mengapa muncul bahwa ada sosok LAO MU d dalam ajaran buddha dhamma?
Buddha memang enggan Menyebut kata-kata Tuhan. Itu kehendak Tuhan itu sendiri.
se-tahu saya BUDDHA tidak pernah menyembunyikan ajaran-nya bagai seorang guru yang tidak memegang apa pun di tangan nya...semua nya di ajarkan....lalu kenapa berkata BUDDHA enggan menyebut kata-kata TUHAN?...kan aneh

Saya tidak menyebutkan Patriact 9 menghilangkan Sangha.
oke...tapi mari kita lihat kenyataan yang ada....apa ada sangha yang peraturan nya di tetap kan oleh SANG BUDDHA sendiri dalam aliran maitreya?

kan tidak ada...bisa beri saya alasan mengapa dalam aliran maitreya tidak ada SANGHA?..mohon pencerahan nya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
masalah menjawab dan tidak menjawab ini ada gw dapat kutipan dari link yang diberi 1top1. sekira nya membantu.

12. Ajaran Rahasia
"Sang Buddha berkata kepada Ananda, 'Sehubungan dengan Dhamma, Sang
Tathagata bukanlah seorang guru yang merahasiakan sesuatu dalam genggamannya
sendiri.'
(D. ii. 100; S.v. 153) Tetapi ketika Beliau ditanya oleh
Malunkyaputta, Beliau tidak menjawab (M. ii. Sta. 63).
Apakah Beliau tidak menjawab karena ketidak-pedulian, ataukah Beliau hendak
menyembunyikan sesuatu?"
"O, Baginda, bukan karena ketidak-pedulian dan juga bukan karena ingin
menyembunyikan sesuatu maka Beliau tidak menjawab. Suatu pertanyaan dapat
dijawab dengan satu dari empat cara:
1. secara langsung,
2. dengan analisa,
3. dengan pertanyaan balik, dan
4. dengan mengabaikannya."
"Dan pertanyaan macam apa yang harus dijawab secara langsung?"
'Apakah materi itu kekal? Apakah perasaan tubuh itu kekal? Apakah pencerapan
itu kekal?' Pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab secara langsung."

"Dan apa yang harus dijawab dengan analisa?"
'Apakah yang tidak kekal itu materi?'

"Dan apa yang harus dijawab dengan pertanyaan balik?"
'Apakah mata dapat mencerap segala sesuatu?'

"Dan apa yang harus diabaikan?"
'Apakah dunia itu abadi? Apakah dunia itu tidak abadi? Apakah Sang Tathagata
ada setelah kematiannya? Apakah Sang Tathagata tidak ada setelah
kematiannya? Apakah jiwa sama dengan tubuh? Apakah tubuh itu satu hal dan
jiwa itu hal lain?' Pada pertanyaan-pertanyaan demikianlah maka Sang Buddha
tidak memberi jawaban pada Malunkyaputta. Tidak ada alasan untuk
menjawabnya. Para Buddha tidak berbicara tanpa alasan."
 
@ marce
bro..tar lage keluar jawaban ULTIMET../gg
 
@Ismanto
Broo tolong tulisan anda lebih rapi sedikit, karena akan sulit untuk membacanya...
Kalau memang anda quote dari post yg lain tolong di quote dengan kotak quote agar lebih enak membacanya, seperti post broo yang lain.

Thx ya atas perhatiannya..

@Oz
ULTIMET apaan sih broo...
Mohon pencerahan :)
 
Bro Ismanto terlalu bersemangat barangkali.
habis post ngak rapi-pun sudah lupa edit
ha..ha..ha.

@Oz...
maaf 2 di atas maksudnya?
 
yah.setahu saya se-waktu lewat sekelompok pemain MUSIK...itu bukan TUHAN...melainkan Brahmana Sahampati yang begitu welas asih melihat kegigihan pertama gotama.....sehingga menyadarkan nya....

makanya dalam sutta di sebut.jika ada makhluk alam brahma yang paling dekat dengan sang-buddha,,maka brahmana sahampati orang nya.

brahma sahampati juga yang memohon kepada sang buddha untuk membabarkan dhamma nya.

-------------------------------------------------------------------

makanya itu dijelaskan dikitab suci Guna-Karanda-Vyuha dan Swayambu Purana.
Tentang perihal Hyang AdiBuddha/WidiWasa dalam konsep Penjelmaan.
Dan konsep unsur Hakikat.
Disaat itu betapa banyak pertapa yang melakukan penyiksaan diri, namun hanya tertuju pada sosok Petapa Gotama, karena memang sudah tahu, kalau Petapa Gotama sudah digariskan untuk mencapai Penerangan Sempurna pada hari bulan Purnama Siddhi.
Memang sudah ada ketetapan dari Yang Esa
, bahwasanya, si Pangeran Sidharta harus dilahirkan pada saat bulan Purnama Siddhi, dan Pangeran sendiri tidak tahu kenapa Ia harus dilahirkan pada saat bulan itu. Dan juga ada ketetapan bahwa Ia akan mencapai Penerangan sempurna pada saat bulan purnama siddhi, itu sudah menjadi Ketetapan dari Yang Esa, walaupun Petapa gotama sama sekalii tidak tahu mengapa Ia harus mencapai penerangan sempurna pada saat bulan Purnama Siddhi.
Karena Ia tidak tahu sama sekali dan kapan mencapai Penerangan Sempurna itu adlah diluar Kuasa petapa Gotama. Melainkan atas Rahmat dari Tuhan itu. Dan Itu adlah Ketetapan. Begitu pula saat Parinirvana, harus pas pada saat bulan purnama siddhi. Demikianlah tanda-tanda kebesaran Tuhan.

wah ini bukan pengaturan TUHAN juga...melainkan karena ADA SEORANG WANITA yang kebetulan lewat...karena melihat pertapa gotama yang masuk ke sungai tetapi karena sangat KURUS maka pertapa gotama kesulitan untuk berdiri.....wanita tersebut karena welas asih maka membantu pertapa gotama untuk berdiri..setelah itu memberikan makanan SUSU,dan lain nya...sehingga pertapa gotama merasa lebih SEHAT..dan melanjutkan perjalanan nya...
ini di sebut KAMMA baik dari GOTAMA...bukan TUHAN......
anda juga setuju dengan konsep kamma kan?......dan kamma merupakan hukum ALAM yang tidak dapat di GANGGU GUGAT...

setahu saya, seorang Bodhisatva tidak akan menerima lagi karma baik dan karma buruk. Apabila masih ada menerima karma baik, ya oke lah, tetapi itu tetap dalam Pengaturan Tuhan shingga wanita itu bisa kebetulan lewat situ, dan pas pula Karma baik Gotama memang dimatangkan saat itu oleh Tuhan. Karena salah satu sifat Tuhan, adalah mematangkan karma-karma baik pada saat sekarang maupun akan datang, dsb, dan kapan karma baik kita terima atau kapan karma buruk diterima oleh kita, itu semua dalam Pengawasan Tuhan.



pertanyaan saya...semenjak buddha sakyamuni mengajarkan dhamma selama 45 tahun..apakah beliau ada mengajarkan tentang SOSOK seperti LAO MU/TUHAN?

tentu jawaban nya TIDAK....lalu mengapa muncul bahwa ada sosok LAO MU d dalam ajaran buddha dhamma?
Quote:

se-tahu saya BUDDHA tidak pernah menyembunyikan ajaran-nya bagai seorang guru yang tidak memegang apa pun di tangan nya...semua nya di ajarkan....lalu kenapa berkata BUDDHA enggan menyebut kata-kata TUHAN?...kan aneh

yap, sang Buddha tidak memegang apapun, dalam hal kebenaran, tetapi sang Buddha sudah menyatakan dalam kitab Udana VIII, tentang Tuhan. Walau kaum Buddhis menganggap itu hanya sebatas Nibbana.
Tetapi sebenarnya itu bukan hanya sebatas Nibbana melainkan lebih dari itu. Karena Nibbana itu sifatnya ketuhanan dalam Transedental, sedangkan disatu sisi ada Tuhan yang bersifat Imanen.



oke...tapi mari kita lihat kenyataan yang ada....apa ada sangha yang peraturan nya di tetap kan oleh SANG BUDDHA sendiri dalam aliran maitreya?

kan tidak ada...bisa beri saya alasan mengapa dalam aliran maitreya tidak ada SANGHA?..mohon pencerahan nya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
masalah menjawab dan tidak menjawab ini ada gw dapat kutipan dari link yang diberi 1top1. sekira nya membantu.

Masalah Sangha, setahuku ada juga, yaitu Para Sesepuh, Para Pandita, Para Viharawan/wati.

wah gpp..walau tidak pake qoute gw masih bisa mengerti maksud nya.....
baik saya mulai bahas....

mulai dari atas yah....
Memang sudah ada ketetapan dari Yang Esa

se-tahu saya itu bukan jawaban nya...melainkan....
mengapa PERTAPA GOTAMA harus dengan PENYIKSAAN DIRI yang sangat parah,,baru lah mencapai KE-BUDDHA-AN...bukan lah KEHENDAK TUHAN...

melainkan karena semasa BUDDHA KASSAPA..ada pertapa JOTIPALA(gotama) menghina BUDDHA KASSAPA dengan berkata PERTAPA BOTAK
makanya BUAH KAMMA BURUK itu lah yang menyebabkan hanya pertapa gotama yang menyiksa diri barulah bisa mencapai kebuddha-an.

sedangkan dari buddha tanhankara(1) sampai ke 27..tidak pernah melakukan penyiksaan diri yang parah seperti pertapa gotama.

---------------------------------------------------------------

setahu saya, seorang Bodhisatva tidak akan menerima lagi karma baik dan karma buruk. Apabila masih ada menerima karma baik, ya oke lah, tetapi itu tetap dalam Pengaturan Tuhan shingga wanita itu bisa kebetulan lewat situ, dan pas pula Karma baik Gotama memang dimatangkan saat itu oleh Tuhan. Karena salah satu sifat Tuhan, adalah mematangkan karma-karma baik pada saat sekarang maupun akan datang, dsb, dan kapan karma baik kita terima atau kapan karma buruk diterima oleh kita, itu semua dalam Pengawasan Tuhan.
sapa bilang seorang bodhisatva tdk akan lagi menerima kamma buruk....

bahkan seorang BUDDHA GOTAMA ( bukan bodhisatva lagi) masih menerima kamma buruk.contoh : dimana kaki buddha gotama terluka akibat perbuatan devadhatta..

ini info nya...
26. Kaki Sang Buddha Terluka
"Bhante berkata bahwa bila Sang Buddha berjalan, bumi ini,
meskipun tidak
sadar, mengisi lubang-lubang yang kosong dan meratakan tanah
yang akan
Beliau pijak (DA. 45). Akan tetapi Bhante mengatakan bahwa ada
pecahan batu
karang yang melukai kakiNya.(Vin. ii. 93) Mengapa pecahan batu
tersebut
tidak minggir dari kakiNya?"

"O Raja, pecahan batu karang itu tidak jatuh dengan sendirinya.
Batu itu
dilemparkan oleh Devadatta. Lalu dua batu karang bersatu untuk
menghentikannya, tetapi ada pecahan yang melesat dan melukai
kaki Sang
Buddha. Sesuatu yang dihentikan dapat dengan mudahnya meleset,
seperti
halnya air yang ditampung di dua tangan dapat dengan mudahnya
mengalir
melalui jari-jari."
----------------------------------------------------------------
yap, sang Buddha tidak memegang apapun, dalam hal kebenaran, tetapi sang Buddha sudah menyatakan dalam kitab Udana VIII, tentang Tuhan. Walau kaum Buddhis menganggap itu hanya sebatas Nibbana.
Tetapi sebenarnya itu bukan hanya sebatas Nibbana melainkan lebih dari itu. Karena Nibbana itu sifatnya ketuhanan dalam Transedental, sedangkan disatu sisi ada Tuhan yang bersifat Imanen.

wah..coba baca baik-baik.....terakhirnya..
dimana tertulis "maka dari itu kebebasan mutlak itu ADA"

-----------------------------------------------------------------
Masalah Sangha, setahuku ada juga, yaitu Para Sesepuh, Para Pandita, Para Viharawan/wati.

tapi kenapa peraturan nya di ganti?...bukankah dari zaman dolo sampai sekarang peraturan dari SANG BUDDHA tidak ada yang menghapus..bahkan boleh menambah...

11. Peraturan yang Minor dan Tidak Begitu Penting
"Telah disabdakan oleh Sang Buddha, 'O, bhikkhu, dari pengetahuan yang lebih
tinggilah Saya mengajarkan Dhamma.' (A.i.276; M.ii.9) Tetapi Beliau juga
berkata: 'Setelah Saya tidak ada lagi, Ananda, bila diinginkan oleh Sangha,
biarlah Sangha menghapus peraturan yang kecil dan tidak begitu penting.' (D.
ii;154; Vin.ii.287) Apakah itu berarti
bahwa peraturan-peraturan itu ditetapkan secara salah dan tanpa sebab yang
tepat?"

"O, Baginda, ketika Sang Buddha berkata,"Biarlah Sangha menghapus peraturan
yang minor dan tidak begitu penting', itu dikatakan untuk menguji para
bhikkhu. Seperti halnya seorang raja pada waktu akan mangkat akan menguji
putra-putranya dengan berkata: 'Daerah-daerah di luar kerajaanku akan
berada dalam bahaya keruntuhan setelah aku mangkat.' Nah, setelah
ayahandanya mangkat, apakah para putra raja itu
akan begitu saja mau kehilangan daerah-daerah di luar kerajaan?"
"Tentu saja tidak, Bhante. Para raja mempunyai keinginan
menguasai. Karena nafsu akan kekuasaan, para pangeran mungkin justru akan
melebarkan daerah kekuasaannya dua kali lipat dari apa yang telah mereka
miliki, tetapi mereka tidak akan pernah mau begitu saja kehilangan apa yang
telah mereka miliki."
"Begitu pula, Baginda, para putra Sang Buddha, karena semangat akan Dhamma
mereka mungkin akan mempertahankan bahkan lebih dari seratus lima puluh
peraturan (diluar 75 peraturan kecil terdapat 152 peraturan kebhikkhuan -
Patimokkha), tetapi mereka tidak akan pernah mau begitu
saja kehilangan apa yang telah ditetapkan."

"Bhante Nagasena, ketika Sang Buddha mengacu pada 'Peraturan yang Kecil dan
Tidak Begitu Penting' orang mungkin merasa ragu-ragu, yang mana peraturan
yang dimaksud itu."
"Tindakan yang berkenaan dengan salah-melakukan (Dukkata-pelanggaran 75
latihan dan peraturan lainnya yang relatif kecil) merupakan peraturan yang
tidak begitu penting, dan salah-berucap (Dubbhasita) mengacu pada peraturan
minor. Para tetua yang bertemu dalam Konsili Buddhis Pertama juga tidak satu
pendapat mengenai hal ini."

mohon pencerahan nya.
tapi thx banget yah ismanto mau melakukan share pendapat. saya sangat berterima kasih...karena dari hal ini saya bisa mengetahui pandangan setiap individu terhadap dhamma....

------------------------------------------------------------------------------------------

@ozma
wah kalau bisa tidak ada jawaban yang itu. soalnya gw bakalan diam karena tidak bisa lagi berkata apa-apa.
ini kan buddhis bukan kristen...hehehe
 
ULTIMET = TUHAN itu punya rencananya sendiri, TUHAN itu tidak dapat dpikirkan, TUHAN itu tidak dapat dimengerti..TUHAN itu maha..blablabla

Nah kalo uda jawaban pake TUHAN2an..ya uda lah..malas
karena smua juga bisa dibilang dari TUHAN donk...

Bisa aja diceritain Buddha itu nabinya TUHAN
bisa aja diceritain Buddha itu dapet firman TUHAN
bisa aja diceritain sebenernya itu smua TAKDIR TUHAN..
karma pun diatur TUHAN
bahkan pencerahan juga harus atas ijin TUHAN
Narik napas aja kayaknya TUHAN da ukur tu berapa ribu bakteri yg masuk, yg keluar, yang mati seketika

dan kalo kita berusaha membantah dgn bukti2 dan ajaran2 Buddha..pasti tinggal dijawab

TUHAN itu maha kuasa dan punya rencananya sendiri..yayayaya...speechless sudah..

Tinggal diakhiri kata : HIDUP TUHAN !! AMIN... /gg
 
apakah lau mu pencipta manusia , langit & bumi beserta isinya?
bagaimanakah kisah asal usul manusia menurut maitreya?
 
@Ozma
ouh itu maksudnya...
tidaklah ngak sampai seperti itu.
Apa yang Anda ceritakan adalah suatu bentuk ekstrim.
Di sisi paling bertolak belakang ada ekstrim yang lain.

Apakah Buddhis menurut pendapat Ozma harus di ekstrim yang sebaliknya?

Ataukah "Jalan Tengah" itu berarti tengah dari kedua ekstrim ini?
 
bukan extrim..tapi penempatan TUHAN saja..

penempatan TUHAN yang sdr ismanto tekankan koq menurut oz mirip dengan konsep TUHAN agama tetangga.. yg mengambil bentuk TUHAN secara personal..

Dimana Tuhan diceritakan mengatur takdir, mengatur kehidupan, maha kuasa, dsb..

Konsep Tuhan semacam itu yg paling sering menggunakan jawaban ULTIMET yang oz maksud..
 
biasanya jawaban seperti itu...di berikan oleh umat nasrani atau yang ber-tuhan.
tapi menurut pandangan buddhis tidak menerima jawaban seperti itu.
 
Saya bisa paham latar belakang penjelasan Ismanto, karena saya juga ikut di maitreya.

Tapi saya juga menghargai, memahami dan 'to certain extend' setuju dengan pendapat Oz dan Marce.

Hanya gini loh, kita Buddhis jangan gampang juga deh menganggap semua yang agak mirip saja dengan agama tetangga langsung harus ditentang, langsung di-cap ngak sesuai dengan ajaran dan kepribadian Buddhis.

Jangan-jangan hanyalah
"Satu koin yang sama, dilihat dari dua sisi yang berbeda"



Sedikit OOT ini Om Mod, tapi mumpung ingat.
Sorry ya, walau kemarin si Paulus itu nyasar kemari, saya itu agak merinding membaca cara temen2 saya di sini ngeroyokin dia gitu loh. apa nanti pendapat dia tentang Buddhist. Apa di brain-wash kek gitu akan ada baiknya buat dia?
maksud saya yang di thread ini.
https://www.forum.or.id/showthread.php?t=37724&page=2
Mungkin ada rekan2 ngak menerima apa yang saya rasa.
tapi mohon itu diterima saja sebagai pandangan saya pribadi yang ngap perlu ditanggapi.


kembali ke laptop, eh topik...

Terifs, Ozma.
Pencipataan manusia dan alam oleh Lao Mu, bagi yang setuju dan menerimanya, ngak akan bisa membuktikannya, kecuali dengan penjelasan itu Imam.
Tapi yang tidak terima, juga ngak bisa sepenuhnya membuktikan, karena masih ada terlalu banyak hal yang oleh pengetahuan kita yang terbatas sekarang ngak bisa capai.
Kalo kita bilang demikianlah tertulis di dalam Sutra atau diajarkan oleh Sang Buddha, itu juga Imam dong.

Penjelasan ttg "penciptaan" (ingat ya, penciptaannya itu diberi tanda kutip) dalam maitreya berdasarkan metafisis Tao, bukan asal jiplak punya tetangga. Budaya dan kultur mandarin tidak lebih muda dari perjanjian lama/taurat.

Jika memang mau memahami penciptaan seperti yang dijelaskan di lingkungan maitreya, pahamilah sebagai kiasan terlebih dahulu.
Sama seperti kita memahami kalpa dalam Buddhis sebagai waktu yang sangat lama, kan kita ngak kritisi, cara hitung tahun-nya benar ngak, kelebihan satu nol atau kurang satu nol ngak.

Lao Mu dalam pemahaman saya juga tidak dipahami sebagai pribadi kok.
Gini deh.. coba pahami saja dulu Tri Kaya dari Buddha (secara Mahayana) ntar sudah akan lebih dekat. Lebih ada harapan menemukan titik temu.

salam.
 
maksud saya tentang penciptaan, bukan mengenai bukti otentiknya.
semua agama yg ada didunia ini juga tidak ada yg mempunyai bukti otentik tentang "keajaibannya", itu semua hanya kisah / cerita.(terlepas dari benar atau tidak)
klo di agama tetangga kan ada kisah penciptaan yg cukup detail.
nah maksud saya bagaimana dgn kisah penciptaan manusia & bumi menurut aliran maitreya.
 
@yang terakhir
maaf mungkin kata saya menjurus ke kasar,,tapi maksud saya sebenarnya di sini hanya mau mengemukakan pendangan saya secara pribadi ttg anda. anda jg boleh melakukan sebalik nya.

saya mulai yah...anda selalu menjawab pertanyaan dengan ceramah singkat
maksud saya ceramah singkat di sini....seperti memberikan penjelasan..tetapi tidak ada hubungan nya dengan PERTANYAAN..

contoh saja di atas...
yang di maksud adalah..bagaimana bumi ini terbentuk menurut ajaran maitreya...

anda harus nya menjawab dengan simple dan mudah di pahami...seperti / contoh:
"oh menurut aliran maitreya bumi ini tercipta karena bla-bla-bla-bla...
atau
"menurut saya,bumi ini tercipta melalui proses bla-bla-bla-bla"

dengan jawaban begini maka akan menjadi jelas....sedangkan jawaban yang anda beri seperti berputar-putar dan menambah kebingungan.

dan yang saya lihat selama ini anda menjawab dengan JAWABAN YANG TIDAK NYAMBUNG. dengan pertanyaan...

----------------------------------------------------------------------------
masalah saudara Vpaulus yang berkata tentang konsep BODOH yang dia maksud..saya tidak pernah mencela nya.....itu hak nya berpendapat..
melainkan mengajak nya berdiskusi tentang KONSEP PINTAR yang dia maksud.
-----------------------------------------------------------------------------
disini mengapa saya berterima kasih dengan ISMANTO..karena dia menjawab pertanyaan dengan NYAMBUNG dan sesuai yang di bahas.

mohon maaf sebesar-besar nya.

oke, kembali ke perbedaan versi... bro ismanto i wait for your answer,tq
 
@terifs.
Ooops, sorry. Tapi sekarang saya jadi sudah ngerti pertanyaan Anda.
Ya sudah saya coba jawab ya.

1. (dimulai dengan yang ngak nyambung dulu. hua..ha.ha. ) Sejauh yang saya bisa pahami, ini adalah topik yang tidak banyak dibahas, dalam kalangan Buddhis lainnya.
Sama dengan yang lain, di IKT/MLDD (sejauh yang saya pahami) juga tidak banyak membicarakan hal ini di ceramah/kelas dharma.

2. Dalam metafisis Tao, tidaka ada penciptaan secara detail hari pertema, kedua dstnya spt di Genesis.
Proses 'penciptaan'-nya, mengikuti evolusi.
Sekian sangat lama untuk ini...
Sekian sangat lama baru ini terjadi....
Sampai dstnya... sampai ....memungkinkan adanya kehidupan, bla.bla..bla.
Sampai ada kehidupan manusia spt sekarang.
Di tengah proses peradaban manusia, pada setiap junction penting, ada individu tertentu (makanya dipanggil sebagai orang suci), yang 'datang' dengan kemampuan yang jauh melebihi rata-rata di zamannya, memberikan breakthrough, solusi bagi manusia se-zamannya. Demikianlah berlangsung hingga .. saat ini.
Sorry ya Terifs, penjelasannya ngak cukup detail.
Tapi saya juga ngak tahu detailnya kok,, ha..ha..ha. Karena ngak merasa tertarik untuk ngerti detailnya.

Kesimpulan yang saya tarik untuik diri sendiri adalah:
Evolusi,
Manusia adalah kelahiran yang paling berharga untuk (latihan/membina diri),
Tanpa boleh mengeyampingkan upaya oleh diri sendiri, bantuan/pertolongan/ajaran semua Buddha/para suci tidak pula boleh dieliminir.

Di atas itu kesimpulan yang saya tarik untuk diri sendiri loh!

@ Marce, ngak kasar kok Marce, saya sudah lebih adaptasi dan lebih bisa memahami cara nulis-mu.
Sedikit untuk menjawab Terifs di atas semoga bisa juga menjadi masukan buat Anda.

Ttg konsep "Bodoh"-nya Paulus (Sorry Bro Paulus), jangan2 hanya perbedaan sudut pandang Bro.
Koin bukan saja ada dua sisi,
Koin kalau diberdirikan, dilihat dari atas hanyalah garis lurus.
Koin kalau ditidurkan, dilihat dari atas bundar.
... tapi sudahlah itu betul2 OOT kok.

Salam
 
kalau evolusi, berarti sama dengan aliran theravada dong,
kalau begitu lau mu juga bagian dari dari evolusi tersebut dong?
apakah lau mu berkuasa atas umat manusia?
apakah lau mu bisa "melakukan sesuatu", seperti memberi berkat, mencabut nyawa manusia, dll?

saya bener2 bingung dengan sosok lau mu ini.
saya pernah baca bahwa lau mu mengeluarkan firmannya, menetapkan seorang manusia sbg utusannya.
tapi bro yang terakhir bilang kalau lau mu tidak dianggap sebagai pribadi.
 
@yang terakhir
Minta referensi donk...

kalo mau belajar ajaran Maitreya dimana?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.