• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Konsultasi Buddhis

cepetan yang punya masalah buddhist konsultasiin disini mumpung gratis lho....... hehehehe :P
 
Bagaimana menghadapi cara misionaris agama lain yang kadang mengganggu sekali ketika diajak masuk ke agama mereka saat beli buku di Gramedia... kalau di tempat lain, saya bisa tegas menolak. Tapi kalau di tempat umum seperti Gramedia, dengan 4 - 5 orang yang mengerumuni saya.... saya bingung jawabnya....
 
wah itu sih tergantung nanya / menyatakan sesuatu atau gimana?

contohnya,
kalo ada yang bilang agama buddha salah, jelasin pancasila buddhis udah cukup.

Kalo dibilangin ga bisa masuk surga. cukup bilang di agama buddha banyak surga loh ga cuma 1. trus tanya kalo saya ga percaya ama T tapi berbuat baik seumur hidup akan masuk ke mana, surga atau neraka?

kalo dibilang kiamat udah deket (bahkan disebut tahun seperti tahun 99 kemaren) cukup ajak taruhan aja, kalo bener2 kiamat berikan semua harta benda anda, tapi kalo tidak kiamat, anda minta apalah dari tuh orang (kalo saya sih dulu minta duit 10000 selama 5 tahun). pasti ga berani tuh orang.

dsb....

jadi kalo bisa di perjelas nanti infonya bisa lebih jelas :D

(Pengalaman di misionaris-in ama temen2 di sma)
 
kalo bener2 kiamat harta benda mah udah gak perlu :D :D
tapi g dulu jg pernah punya temen, g tanya dia kalo kita seumur hidup berbuat baik, masuk surga apa neraka, jawabannya rada aneh, dia bilang siapa tau waktu kita akan meninggal nanti bisa menerima T sebagai kuncinya untuk masuk surga, gitu
 
Ini jurus ampuh kalo ketemu yg begituan lagi!


Kuala Lumpur, Malaysia - Sekitar enam bulan yang lalu terdapat ketukan di pintu dan sewaktu di buka saya menemukan dua orang penyebar injil disana. Saya mengetahui bahwa mereka adalah penyebar Injil dari senyuman bersahabat yang dibuat-buat diwajah mereka, yang dimiliki oleh setiap penginjil sewaktu mereka mencoba untuk mengkristenkan seseorang.

Ini adalah yang ketiga kalinya dalam sebulan para penyebar injil ini mengetuk pintu saya dan menganggu saya jadi saya memutuskan untuk memberikan mereka pelajaran. "Selamat Pagi" kata mereka. "Selamat Pagi" saya menjawabnya.

"Apakah kamu pernah mendengar tentang Tuhan Yesus Kristus?" mereka bertanya."Saya mengetahui sedikit tentang dia tetapi saya adalah seorang Buddhis. Saya tidak tertarik untuk mengetahui lebih banyak" saya berkata. Tetapi seperti para penginjil lainnya mereka tidak mengacuhkan harapan saya dan terus meneruskan membicarakan tentang kepercayaan mereka.

Jadi saya berkata "Saya merasa anda tidak berhak berbicara kepada saya tentang Yesus" Mereka sangat keheranan dan bertanya, "Mengapa Tidak?" "Karena" saya berkata "kamu tidak mempunyai keyakinan". "Keyakinan kami terhadap Yesus sekuat batu karang" mereka menambahkan. "Saya tidak merasa demikian" saya berkata sambil tersenyum.

"Mohon buka Alkitab Anda dan bacakan Injil Markus Pasal 16 ayat 16, 17 dan 18" saya berkata dan ketika mereka sedang membalik-balikkan halaman Alkitab saya denga cepat kebelakang dan kembali lagi. Salah satu dari mereka menemukan bagian itu dan saya memintanya untuk membacakannya dengan lantang. "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Langsung dikutip langsung dari Alkitab Perjanjian Baru Injil Markus Pasal 16 ayat 16-18, penerbit Lembaga Alkitab Indonesia untuk The Gideons International)

ketika beliau menyelesaikannya, saya berkata "pada bagian itu Yesus berkata bahwa apabila kamu mempunyai keyakinan yang sebenarnya maka kamu dapat minum racun dan tidak mati." Saya mengeluarkan sebotol "Lankem" dari belakang punggung saya dan menyodorkannya, "Ini terdapat sedikit racun. Tunjukkanlah kepada saya keyakinan kamu dan saya akan mendengarkan apapun yang akan kamu katakan tentang Yesus"

Kamu seharusnya melihat mimik wajah mereka! Mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Apa masalahnya?" saya bertanya. "Apakah keyakinan kamu tidak cukup kuat?" Mereka terdiam sejenak dan kemudian salah satu dari mereka berkata "Alkitab juga mengatakan bahwa kita tidak boleh mencoba Tuhan". "Saya tidak mencoba Tuhan" saya berkata. "Saya mencoba anda. Kamu suka untuk bersaksi untuk Yesus dan ini merupakan kesempatanmu yang besar". Akhirnya satu dari mereka berkata,"Kami akan pergi dan menjumpai Pastor kami untuk menanyakan hal ini dan kembali untuk menjumpaimu. "Saya akan menunggumu saya berkata sewaktu mereka pergi dengan terburu-buru. Tentu mereka tidak pernah kembali lagi.

Disini sedikit saran. Simpan salinan refrensi dari Alkitab dan sediakan sebotol Lankem dan setiap kali para penginjil datang ke pintumu untuk menganggumu berikan mereka ujian ini.
 
@Netral08, makanya saya ajaknya taruhan yang berat sebelah karena saya ga mungkin kalah kok... (wah jumawa sekali) kan kalo kiamat pun hartanya ga dibawa...hehehe... tapi kalo ga kiamat untung besar tuh (saat itu 10000 masih gede, belum krimon)...

@DragonHung... nice share, kayanya dulu pernah ada yang share juga deh...

masalahnya ini terjadi di gramedia atau tempat umum, jadi agak sulit melakukan hal tsb... mungkin ke toilet untuk cari pembersih ruangan kali yach... kan racun juga tuh...

btw boleh di coba tuh caranya kalo ada yang coba2 melakukan seperti itu...
 
@dragonhung

wah, upaya anda hebat sekali dlm menguji keyakinan mereka.hehe...salut

sy punya cerita yg sama tp beda kasus:

Ada seorang misionaris agama lain yg datang untuk mendatangi seorang guru wushu/barongsai yg notabene bragama Budha. Mereka datang untuk menjelaskan ajaran mereka. Lalu siguru wushu ini menanyakan "apa jadinya bila orang memuja/berdoa pd patung?". Lalu mereka menjawab "akan masuk neraka, memuja patung/benda adalah berhala"
Kemudian siguru itu bertanya lagi "bolehkan patung2/benda2 tersebut dimusnahkan/dibakar?"
Simisionaris berkata: "boleh"
Lalu siguru itu mengambil dua batang kayu kecil, kemudian diikatkan secara silang shg membentuk sebuah benda suci yg merupakan simbolis dari agama misionaris tsb.Bdasarkan cerita dari dragon hung, tentunya sudah bisa menduga benda apa yg sy maksud ;)
Kemudian siguru itu kembali bertanya: "kalau begitu beranikah anda membakar benda ini?

Kemudian kedua orang tersebut mulai terpancing emosi, serta menganggap sikap tersebut adalah penghinaan.
Mereka akhirnya pergi. Mengapa mereka harus emosi. Tindakan mereka mencerminkan bahwa mereka menganjurkan. tp mereka sendiri tdk mengetahui arti yg mereka anjurkan.
:D
 
ini ada beberapa cara kalau kita agama buddha ditanya tentang TUHAN...

orang-orang disekitar kita terlalu melekat dengan paham bahwa TUHAN adalah sesosok individu,dsb-nya....ataupun maha segala-gala nya.
ini ada pernah artikel yang pernah di post.......

Dalam suatu kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia, salah seorang bhikkhu kita ditanya apakah agama Buddha mengakui adanya Tuhan. Bhikkhu tersebut menjawab tidak mengakui Tuhan kalau Tuhan itu suatu makhluk. Paus sempat bingung, mungkin juga kebanyakan orang yang belum mengenal betul agama Buddha akan mengalami kebingungan seperti beliau. agama buddha tidak mengenal tuhan?
Pernah dalam suatu pertemuan dengan tokoh-tokoh agama, bhikkhu kita ditanya oleh salah seorang tokoh agama sebagai berikut : “Bapak Bhikkhu yang terhormat, saya telah membaca banyak kitab suci agama Buddha tetapi saya tidak bisa menemukan kata-kata Tuhan di manapun juga. Apakah agama Buddha tidak ber-Tuhan?” Bhikkhu kita tersebut lalu menjawab dengan enteng “Lho, bukankah di kitab-kitab suci Bapak-Bapak sekalian juga tidak ada kata-kata Tuhan?” Jawaban tersebut tentunya menimbulkan reaksi keras dari para tokoh agama yang hadir di situ, salah satunya bahkan berinisiatif menunjukkan betapa banyaknya tulisan Tuhan di kitab sucinya. Bhikkhu tersebut lalu berkata : “ Itu kan kitab suci yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, kalau dalam kitab suci yang asli kan tidak ada kata Tuhan”. Mereka terdiam dan berpikir. Akhirnya mereka mengakui bahwa apa yang diucapkan bhikkhu tersebut mengandung kebenaran. Kitab suci Nasrani dalam bahasa aslinya Ibrani menyebut Tuhan sebagai Yahwe, sedangkan di Al Quran menyebut Tuhan dengan Allah, di Hindu dengan Sang Trimurti Brahma Siwa Wisnu (mohon maaf bila ada kesalahan istilah dan ejaan). Sedangkan kata Tuhan sendiri berasal dari bahasa kawi, dari kata 'TUAN' yang artinya 'yang disembah'. Bhikkhu tersebut kemudian bertanya kepada para tokoh agama tersebut “atas dasar apa kata Yahwe, Allah, Sang Trimurti lalu diterjemahkan menjadi kata Tuhan, apakah sosok Tuhannya sama?” Kata water, banyu, sui bisa diterjemahkan menjadi kata air dalam Bahasa Indonesia karena mengacu pada benda yang sama. Lalu apakah Tuhan dari agama-agama tersebut mengacu pada Sesuatu yang sama? Para tokoh agama tersebut akhirnya sepakat mengakui bahwa secara umum kelihatannya sama tetapi sebenarnya memiliki banyak perbedaan konsep yang cukup signifikan. Sangat diragukan mengacu pada Tuhan yang sama, kalau toh mau dianggap sama itupun hanya berupa anggapan belaka, bukan suatu kebenaran. Oleh karena itu wajar dan sah saja bila konsep Tuhan di dalam agama Buddha berbeda dengan konsep Tuhan di agama-agama lain. Bhikkhu tersebut juga menjelaskan bahwa konsep Tuhan dalam agama Buddha jarang sekali diterjemahkan menjadi kata Tuhan karena menghindari pemahaman yang bias. NIBBANA sebagai konsep Ketuhanan dalam agama Buddha lebih sering ditulis dalam bahasa aslinya
 
Itu pengalaman orang lain, bukan gw sendiri. Dapatnya copas dari forum yg lain.

Bagaimanapun menurut saya, itu jurus yg ampuh untuk menghadapi misionaris yg begitu bersemangat menyebarkan ajaran mereka.

Kalo ketemu di gramedia, ajak aja ke supermarket, bagian penjualan racun serangga (aka: baygon) pasti yahud deh.
 
Itu pengalaman orang lain, bukan gw sendiri. Dapatnya copas dari forum yg lain.

Bagaimanapun menurut saya, itu jurus yg ampuh untuk menghadapi misionaris yg begitu bersemangat menyebarkan ajaran mereka.

Kalo ketemu di gramedia, ajak aja ke supermarket, bagian penjualan racun serangga (aka: baygon) pasti yahud deh.

Karena mereka sudah di didik begitu, kalau saya akan mengatakan seperti ini :
Maaf, saya tidak tertarik dengan ajaran anda,silahkan cari yang lain saja dan jangan ganggu saya lagi dan silahkan pergi. kalau mereka masih ngotot lagi, dan menganggu lagi ,saya akan laporkan kepada pihak yang berwajib karena menganggu dan melecehkan kepercayaan orang lain. ^_^


Bahkan agama dapat menjadi sumber kebodohan.

Oknum pendeta yang mengatasnamakan agama untuk suatu pembenaran.



Buddha Light berkata:
gw ada cerita yg benar2 terjadi baru2 ini.
kejadian ini menimpah teman gw yg ZFZ.


latarbelakang agama keluarga teman gw ni awalnya budhis semua, kemudian satu persatu pindah menjadi keagama lain. adiknya mengalami sedikit gangguan mental entah kerena pergaulannya yg dulu yg dekat dgn narkoba ato karna kena ilmu org, menurut temen gw adiknya ini dulu sering menginggung perasaan orang.
setelah dibawa berobat kedokter ke loya (org yg konon bisa mengundang roh suci), tapi semuanya gak ada hasilnya. suatu hari adiknya pergi dari rumah dan bertemu dgn org kristen kharismatik (sorry klo salah ketik, gw jg fanatik malas untuk menghafal yg berbau kristen).dari sana adiknya sering pergi ke kebaktian mereka, sepulang dari sama adik selalu mengatakan abangnya memuja setan/hantu, walaupun tidak menunjukkan perubahan tapi adiknya sangat percaya sama agama mereka. lama kelamaan adiknya menjadi bosan juga pergi ke kebaktian, dari sini lah masalahnya timbul.

setelah sekian lama gak ke kebaktian, datang lah pendeta dan seorang rekannya lagi. pertama2 sih maksud kedatangannya cuma untuk mengajak adiknya, setelah minta izin sama abangnya (tmb gw yg ZFZ) akhirnya diizinkan abangnya dan mereka pun konon ceritanya mau berangkat kegereja, setelah mereka berangkat abangnyapun keluar rumah karna ada keperluan.

bukannya kegereja pendeta berserta rekannya balik arah kerumah temannya, tanpa minta izin sipendata menghancurkan altar pujibhakti dirumah membakar foto2 buddha, buku2 buddha, kitab yang berisikan kheng, serta semua yg ada hubungannya dengan Buddha.pada saat kejadian berlangsung hanya ada siibu yg berada dirmh dan siibupun tidak kuasa menahan mereka, akhirnya siibu memutuskan menelpon anaknya yg buddhis.

Tiba rumah semua telah dihancurkan pendeta.
ini adalah sekilas percakapan antara teman gw (ZFZ) dengan pendeta )

abang : Kenapa kamu menghancurkan barang saya tanpa izin, jika kamu bermaksud untuk mengobati adik saya, kamu kan bisa menaruh barang2 saya disanpin.
pendeta : bukan saya yg menhancurkan barang anda, tapi roh kuduslah yg menghancurkan barang2 anda, saya tidak tau apa2. (tidak ada kata maaf yg keluar karena merasa benar )
abang : oh bukan anda ya, anda tunggu sebentar saya telpon dulu.

abangnya ini menelpon pengurus divihara ZFZ. setelah tiba sang pendeta diceramahin sampai tidak berkutip, karna sipendeta bersikeras tidak bersalah maka mereka memutuskan untuk melapor keperwakilan walubi. anda diputus agar sang pendeta mengganti rugi barang2 yg telah bakar dan meminta maaf lewat surat kabar.

si pendetapun takut kasusnya sampe masuk publik, akhirnya dia meminta maaf mengakui kesalahannya sambil bersujud, mereka menjadi kasihan kepadanya, permohonan maafnya akhirnya diterima, sang pendeta hanya perlu mengganti kerugian sesuai dengan barang2 yg telah bakarnya.

cerita ini merupakan cerita nyata dan tidak saya karang2.

bagaimana menurut teman2, apakah bener roh yg dirasuki itu memang roh kudus/roh suci. ato mereka bermain dengan setan yg tidak mereka sadari ?

dilbert berkata:
saya pernah menghadiri upacara pemberkatan pernikahan teman saya yang beragama Kristen (kurang jelas apa katolik atau protestan) di gereja. Di papan rubrik majalah dinding, saya mendapatkan satu Grafik Lingkaran yang menarik perhatian saya.

Grafik lingkaran tersebut memuat data umat beberapa agama di kota M (kota kami). Jelas sekali disana digambarkan persentase Agama Islam, Agama Kristen, Agama Buddha, Agama Hindu dan Agama KongHuCu (Tradisi). Yang menarik perhatian saya kemudian adalah bahwa grafik tersebut memaparkan data bahwa jumlah umat KongHuChu(Tradisi) ternyata lebih banyak dibandingkan dengan umat Buddha. Dan diberi tanda panah di bagian Agama KongHuCu (Tradisi) dijadikan sebagai sasaran untuk Kristenisasi.

Saya takjub sekali bahwa dipihak Gereja sampai menyajikan data yang demikian (NYATA) bahwa banyak penganut agama Buddha (KTP BUDDHA) sebenarnya adalah umat KongHuChu (Tradisi) yang secara AJARAN tidak KUAT.
 
@dragonhung
kalo dengan cara anda, gimana kalo ketemu orang yg nekat mau minum racun itu, seperti cerita nyata orang nekat masuk kandang singa/macan akhirnya mati sia2 krn berpikir Tuhannya mau menolongnya??
 
@dragonhung
kalo dengan cara anda, gimana kalo ketemu orang yg nekat mau minum racun itu, seperti cerita nyata orang nekat masuk kandang singa/macan akhirnya mati sia2 krn berpikir Tuhannya mau menolongnya??

Kalo gak mati, berarti orang itu benar2 percaya pada yesus.

Kalo mati, salah sendiri kenapa gak percaya yesus 100% tapi masih mau minum racun dan akhirnya mati.


Lagi pula itu bukan salah saya kok, wong kitab suci mereka yang menuliskan demikian. Soal dia percaya yesus berapa % kan seharusnya dia tahu sendiri, apakah dia mempercayai yesus 100%, 90%, 80% atau berapa %.
 
sy jd inget lg waktu masa kuliah dulu. pada saat sdang nongkrong didpn perpustakaan. tiba2 ada 2 orang misionaris yg datang menghampiri. awalnya mengajak kenalan, saya kira ada apa. mereka lalu membujuk saya agar ikut ke lantai 6 kampus. Lantai 6 adlh base camp mereka.

pertama sy lalu bilang kl saya adalah budhisme, tp mereka tetap membujuk. Pd saat itu alasan sy cm "iya nanti" dengan setengah cuek. mereka tetap membujuk. sy jawab lg "iya nanti saja". Pd saat itu entah brp kali sy jawab "iya nanti saja" sampai mereka bnr2 bosan akhirnya mereka pergi.
Sblmnya mereka ingin meminta no hp sy dgn alasan agar bs menghubungi sy selanjutnya. tp sy yg berbalik meminta no hp mereka dgn alasan biar sy sj yg menghubungi mereka.

akhirnya mreka pun pergi tanpa ada perasaan kesal, marah apalagi malu.

oiya tentang posting dr marcedes jg oke toh
trus yg posting dr singthung ttg pgalaman dr Budha light, sy pernah baca tuh surat permohonan maaf pendeta tsb divihara di pancoran. ternyata para misionaris cukup mmbuat orang terganggu :D
 
Saya pernah didatangi 2 oarng wanita dari aliran Saksi Yehova ke toko saya.

Satu wanita berumur sekitar 35 tahun, dan satu lagi wanita remaja. menyebarkan brosur tentang Tuhan palsu ada di sekitar kita. Mungkin kedua wanita ini tertarik kepada Thi Khong Low yang ada di depan Toko saya, juga ada seamcam altar kecil Te Cu Khong di bawah.

Nah, dalam dialog kejadiannnya kira kira seperti ini:

"Cari apa bu.... ada yang bisa saya bantu?" tanya saya sopan, berharap ini adalah pelanggan baru di toko saya. =))

"Oh,... tidak nak.... kami datang ke sini untuk membagi bagikan ini... pesan dari Tuhan..." kata ibu itu ramah.

'Pesan dari Tuhan?...." Saya kaget setengah mati.

"Ini brosurnya....." Ibu tersebut mengambil selembar selebaran dari si gadis remaja. Lalu menyerahkannya keapda saya. Saya menerimanya dan membacanya sekilas....

Ada beraneka judul artikel. Diantaranya, 'Perang DUnia II tidak akan terjadi bila manusia beralih ke Saksi Yehova'. lalu ada lagi yang seperti ini, 'Tuhan Palsu di sekeliling kita'.

Akhirnya, saya tatap ibu tersebut....... 'Ini maksudnya apa yah bu...?" tanya saya sopan.

Si ibu balas menatap saya dengan pandangan yang tulus...

"Seperti tertulis nak.... banyak Tuhan palsu disekita kita....." katanya dengan lembut.

'Maksud Ibu, Tuhan saya palsu juga...?" tanya saya tak kalah sopannya...

'OH.... bukan begitu.... eh... ini.... ah.... ih.... uh... eh.... oh....."

Akhirnya si Ibu sibuk menghapal A I U E O... dan meninggalkan toko saya dengan perasaan campur aduk....

-------------------------

Dilain wakti, kembali saya diinjili, kali ini seorang bapak. Tidak tahu dari aliran mana.

"Seperti yang sudah tertulis dalam firman firman Tuhan.... Tidak ada yang bisa mencapai kerajaanNya tanpa melalui Jesus...." katanya serius dan sangat yakin.

"Gitu yah Pak..... berarti kalau tidak percaya pada Jesus tidak ada kesempatan masuk surga....?" Tanya saya hati hati, sekaligus ingin menegaskan pernyataannya.

"Tidak.... dan tanpa jika......" katanya bulat.

'Baiklah..... kalau benar seperti yang bapak ucapkan.... Mengapa Jesus datang terlambat? Bagaimana jutaan mungkin milyaran orang yang sudah ada sebelum Jesus lahir di dunia?.... bagaimana dengan Daud, Abraham, Ismail, Salomo, Jehuda....? Yang lahir dan hidup dan dipilih Allah sendiri sebagai nabi-nabinya.... utusannya.... mereka tidak mengenal Jesus.... bagaimana dengan nasib mereka? Apakah mereka juga tidak berhak atas kerajaan surga.....?"

"Bagimana kalau mereka protes kepada Tuhan.... mengapa Jesus terlambat datang Bapa.... kami ingin mempercayai Dia... tapi Dia datang setelah kami mati..... "

Dia terdiam menatap saya.

"Satu lagi yang bapak lupa. Maafkanlah musuh musuhmu..... maafkan mereka Bapa... mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan..... kali ini improvisasi saya sendiri pak, maafkan teman saya ini Bapa... dia tak tahu apa yang dia ucapkan...." kata saya kalem....

Si Bapak merona merah mukanya.
 
Masih mendang begitu,beberapa tahun yang lalu, di Dunia dalam berita(TVRI) ada yang membuktikan bahwa tuhan itu ada dan akan menolongnya sengaja masuk kandang singa untuk membuktikannya,malahan sebaliknya alias mati sangat tragis.

Ini membuktikan bahwa agama dijadikan sumber kebodohan. Mati konyol.
 
Mau tanya lagi,

Dalam agama lain, misal; Islam, umatnya menteladani perbuatan perbuatan nabi mereka. Kemudian begitu juga yang Kristen.

Dalam hal umat Buddha, apakah kita menteladani perbuatan-perbuatan Sidharta Gautama?
 
Mau tanya lagi,

Dalam agama lain, misal; Islam, umatnya menteladani perbuatan perbuatan nabi mereka. Kemudian begitu juga yang Kristen.

Dalam hal umat Buddha, apakah kita menteladani perbuatan-perbuatan Sidharta Gautama?

Dengan mempraktekan dan melaksanakan Dhamma yang telah diajarkan oleh Sang Buddha berarti kita telah menteladani perbuatan-perbuatan Beliau. Segala tindak tanduk sudah ada didalam TriRatana. ^_^
 
Dengan mempraktekan dan melaksanakan Dhamma yang telah diajarkan oleh Sang Buddha berarti kita telah menteladani perbuatan-perbuatan Beliau. Segala tindak tanduk sudah ada didalam TriRatana. ^_^

Maksud saya, sudah terkandung didalam yang situ. Yang kita teladani kan ajarannya bukan orangnya. Kalau orangnya, bisa menjadi kultus tersendiri. udah gitu, banyak perbuatan yang tidak sesuai dengan azas norma norma masyarakat, misal meninggalkan keluarga dll....
 
Mohon saya memberikan pendapat kepada Bung Roughtorer bila berkenan,

Banyak Non Buddhis memandang kisah Sidharta meninggalkan Keduniawian keluarga & orangtuanya sebagai kekurangan Ajaran Buddha itu sendiri, tapi dalam Pandangan Buddhis sendiri pasti berbeda.

Untuk menjawab pertanyaan diatas : Haruskah kita meneladani sikap Sidharta dengan meninggalkan keluarga untuk mencapai cita2 Kebahagiaan Sejati ?
Jawabannya adalah :
Dengan kebjiaksanaan kita menerangkan kepada keluarga bahwa perbuatan kita tidak hanya membawa kebahagiaan bagi anda melainkan berguna untuk keluarga.
Namun bila pihak keluarga menolaknya maka kita harus dengan sabar dan tidak boleh memaksakan kehendak segera mungkin. Dan apabila sampai tuapun anda tidak diperbolehkan meninggalkan keluarga mungkin dengan cara mengendalikan diri , mengurangi Kekotoran batin setiap saat tanpa perlu menjadi pertapa/Bhikkhu bagi saya pribadi itu cukup maksimal untuk mencapai cita2 anda menjadi bhikkhu. (Dikehidupan berikutnya mudah2an cita2 anda tercapai)

Karena dalam dunia ini pasti ada 2 Pendapat yang saling bertentangan tentang 1 Hal apapun. Trims. Cermati dgn bijak hidup Anda.
Semoga anda Berbahagia....
 
Mohon saya memberikan pendapat kepada Bung Roughtorer bila berkenan,

Banyak Non Buddhis memandang kisah Sidharta meninggalkan Keduniawian keluarga & orangtuanya sebagai kekurangan Ajaran Buddha itu sendiri, tapi dalam Pandangan Buddhis sendiri pasti berbeda.

Untuk menjawab pertanyaan diatas : Haruskah kita meneladani sikap Sidharta dengan meninggalkan keluarga untuk mencapai cita2 Kebahagiaan Sejati ?
Jawabannya adalah :
Dengan kebjiaksanaan kita menerangkan kepada keluarga bahwa perbuatan kita tidak hanya membawa kebahagiaan bagi anda melainkan berguna untuk keluarga.
Namun bila pihak keluarga menolaknya maka kita harus dengan sabar dan tidak boleh memaksakan kehendak segera mungkin. Dan apabila sampai tuapun anda tidak diperbolehkan meninggalkan keluarga mungkin dengan cara mengendalikan diri , mengurangi Kekotoran batin setiap saat tanpa perlu menjadi pertapa/Bhikkhu bagi saya pribadi itu cukup maksimal untuk mencapai cita2 anda menjadi bhikkhu. (Dikehidupan berikutnya mudah2an cita2 anda tercapai)

Karena dalam dunia ini pasti ada 2 Pendapat yang saling bertentangan tentang 1 Hal apapun. Trims. Cermati dgn bijak hidup Anda.
Semoga anda Berbahagia....

Thanx untuk berpendapat.

Saya sendiri berpandangan seperti ini. Sidharta Gautama sebagai manusia biasa, tentu saja harus dibedakan antara sebelum dan sesudah mencapai Buddha. Dalam hal ini, saya merasa adalah sebuah kebijaksanaan bila kita meneliti dahulu apa apa saja yang kita yakini sebelum terjebak menjadi kulturisasi, pengkultusan pada seorang guru besar agama seperti Sang Buddha sendiri.

Sebenarnya, meneliti ajaran Sang Buddha sendiri, konsep ide untuk tidak lantas memandang sempurna segala hal/ajaran adalah hal yang jamak. Bisa dilihat dari konsep ehipasiko yang mungkin hanya ada pada ajaran Buddha. Ajaran dari Sang Buddha sendiri. Ehipasiko yang diajarkan Sidharta Gautama justru ditujukan pada ajarannya sendiri dan ajaran ajaran lain. Lebih khusus lagi, ini adalah semacam ajaran yang sangat unik dari Sidharta Gautama sendiri terhadap apa yang diajarkannya. Buddha Dhamma.

Sidharta Gautama sendiri tidak pernah mengkultuskan ajarannya, seperti ajaran agama lain. Sidharta bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa yang dengan kebulatan tekad sangat teramat kuat akhirnya berhasil membebaskan diri dari belenggu kemelekatan. Dan ini yang diajarkannya. Lepas dari kemelekatan.

Kemelekatan. Bukan kesempurnaan ajarannya. Itu point yang ingin saya sampaikan. Kadang, pada tahap tertentu, justru kita, umat Buddha sendiri terjebak dalam kultus, yang jamak pada agama-agama kepercayaan yang ada di dunia ini.

Dengan lepas dari kemelekatan, baru ada kesempurnaan. Bagaimana ingin melepas bila kita masih melekat, bahkan pada teladan dari Sang Buddha sendiri? Manusia diharapkan mencari sendiri metode nya untuk melepaskan diri dari kemelekatan.

Contoh yang saya ambil; Sang Buddha meninggalkan keluarga untuk melepaskan kemelekatan dunia. Mungkin memang anda anggap sebagai kekurangan yang dipandang agama lain pada agama Buddha. Tapi di agama lainpun, adakah nabi-nabi yang sempurna?

Ayah apa yang tega menyembelih anaknya? (Nabi Ibrahim/Abraham).
Raja yang bagaimana yang berzinah dengan istri tenteranya (Nabi Daud)

dll.dll.... Dan, dalam hal ini mari kita lihat bedanya.

Dalam agama lain, sebagaimanapun kelakuan nabi-nabi mereka, nabi tetap utusan Allah yang merupakan panutan yang harus ditiru dan diteladani tindak tanduknya. Apakah hal ini juga kita praktekkan sebagai umat Buddha.

Kenyataannya ajaran Buddha sendiri menolak ide ini. Sidharta Gautama selaku pembabar ajaran Buddha di dunia ini. Justru menganjurkan ehipassiko. Dia manusia yang sudah sempurna. Namun tidak pernah memaksakan kehendaknya untuk menyempurnakan dirinya sebagai panutan umatnya. Mengapa, karena dia menolak dogma. Dan kenyataan, bahwa beliau juga pernah hidup sebagai manusia yang belum sempurna. Mencampur adukkan dua kondisi ini menjadi satu sosok yang kita anggap sempurna, apakah ini bukan justru dogma lagi?

Anda diharapkan mencari metode sendiri untuk kebebasan anda. Itu mengapa akhirnya banyak metode muncul. Aliran aliran besar. Mahayana, Theravada, Tantrayana.... kemudian ada lagi sub sekte yang lebih kecil, menurut Zen, dll.... semuanya Buddhis, namun tidak identik dengan Sidharta Gautama.

Kesunyataan yang pasti benar, kehidupan Sidharta Gautama belum tentu semuanya bisa kita teladani. Contohnya, kehidupan beliau semasa belum mencapai penerangan sempurna, dengan setelah mencapai penerangan sempurna.... adalah dua hal yang berbeda. Akan menjadi semacam dogma yang justru menghambat pencapaian kesempurnaan, bila terikat kuat pada sosok Sidharta Gautama, bukan pada ajarannya.

CMIIW
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.