• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Tanya - Jawab

hahaha...saya kira sebaiknya saya belajar samantha dulu lagi biar mantap...alias mencapai jhana.

kalau masalah melihat sampai sedetil-detil dari bentuk pikiran ini agak sulit...soalnya objek masih kadang lari...dan tidak bisa diam sesuai kehendak.
soalnya untuk melihat sampai asava yang bersifat nivarana dan anusaya sulit karena halus.
tq atas info nya...

jika d tanya....manakah yang mencapai kesucian arahat,anagami,sakadagami,sotapanna...
apakah bentuk pikiran,pencerapan,kesadaran,mental itu yang mencapai kesucian?

Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi Anda.

http://rapidshare.com/files/126457718/Arahattamagga_Arahattaphala.pdf.html


http://rapidshare.com/files/126458514/Jadikan_Nibbana_Sebagai_Tujuanmu.pdf.html
 
saya baca-baca dolo....oke tq..ntar saya bertanya lagi gpp kan?hehehe

nah yang lain DL saja..
isi-nya bagus loh......
 
minta bacaan atau artikel tentang membahas landasan iddhipada secara luas donk.....

remang-remang ini ^^
 
@singtung
kamu punya ga artikel atau semacam gambar-gambar galeri tentang siripada-puja.

misal-nya gambar dimana sang buddha membuat jejak kaki nya di sungai ganga atas permintaan raja naga akan objek keras.
 
si budha dulu kayanya namanya sidata gautama ya ............. kalau nggak salah
 
footprint_of_buddha.jpg



siri03.jpg



1165541148.jpg


bf2f.jpg



Siripada berasal dari bahasa Pali, terdiri dari dua kata, Siri yang berarti Mulia dan Pada yang berarti Jejak Kaki. Siripada artinya Jejak Kaki Mulia atau Jejak Kaki Buddha.
 
nanya neh..

mengapa ketika upasakka / upasikka...bikhu sangha memberi nama dengan
mencari tahu tanggal berapa lahir...serta HARI pada waktu itu >>hari nya yang penting...
apa sebab-nya?...mengapa bukan jam / tanggal / dsb-nya?

gw sudah sekitar 2 tahun lebih di upasakka/upasikka...tapi baru tadi timbul pikiran itu...mengapa yah?
 
Biar anda mulus dunia dan nibbana. orang cina bilang hari baik atau hong sui hari dan hong sui waktu.....selamat da.
 
Kemungkinan mencari nama yang arti pas di hari atau tanggal lahir, kalau kita etnis Cina seperti yang dijelaskan avuso Akiong.

Buku Buddhis. Memberi nama Buddhis menurut tradisi Thailand. Pemberian nama Buddhis ini berdasarkan hari lahir anak. Berikut ini pedoman huruf awal yang digunakan dalam pemberian nama Buddhis (huruf awal, contoh nama, dan artinya). Anak laki-laki lahir pada hari: Minggu: C (Cakrawala = alam semesta), Ch (Chatrajaya = payung kemenangan), J (Jayawajana = kemenangan cemerlang), S (Sandhi = melanjutkan), Jh, Ny (Nyanabala = kekuatan pengetahuan), Senin: T (Tejit = cerdas, tangkas), Th (Thawara = teguh), D (Doma = aliran air, barisan), Dh (Dhanabadi = orang kaya raya), N (Nathabala = kekuatan dari pengetahuan), Selasa: D (Danuja = bangkit oleh diri sendiri), T (Tarinetara = Dewa Indra), Th (Thanandara= kedudukan, kemuliaan), Dh (Dhanajati = harta benda/ kekayaan), N (Nanda = gembira, senang), Rabu: B (Bawara = unggul, sangat bagus), P (Pradibaddha = cinta kasih, sayang), Ph (Phocanya = kebenaran, kemenangan), F (Fangdi = pandangan soal yang baik), Bh (Bharata = aktor, pemain film), M (Meghindra = mega, awan), Kamis: S (Setyara = kuat, sehat), H (Hiranya = uang, emas), L (Labadha = sudah dapat), Jumat: K (Komuda = teratai merah), Kh (Khacon = menyebarkan), G (Gunakara = sumber kebaikan), Gh, Ng, Sabtu: Y (Yamana = sungai besar), R (Rajata = uang), L ((Lomfa = kesaktian dewa), W ((Wajrabala = punya kekuatan), Rabu tengah malam: A (Anukula = suka berbuat kebajikan), a, I, I, U, u, E, O (huruf kecil Pali) (Ongaca = berani). Adapun untuk nama anak perempuan lahir pada hari: Minggu: T (Temsiri = penuh keagungan, mulia), Th (Thapani = pantas dapat kedudukan), D (Daruni = wanita muda, gadis), Dh (Dharina = menjaga), N (Nathananda = gembira jadi filsuf), Senin: D (Darika = bintang , cahaya bintang), T (Traikisya = penyembuhan)), Th (Thirada = keteguhan, ketetapan), Dh (Dhanyalasma = ciri orang baik), N (Nawara = bunga mawar), Selasa: B (Bundarika = teratai putih), P (Prabassara = warna berkilau, indah), Ph (Phusaraga = permata warna kuning), F (Fongnadi = melambung di atas air), Bh (Bharani = nama bintang), M (Mandakanti = bulan purnama), Rabu: Y (Yuthika = pohon waktu Buddha lahir), R (Ramanari = wanita cantik), L (Laksmi = keberuntungan, kekayaan),W (Waruni = dewi), Kamis: A (Amara =orang tidak mati, Nibbana), a, I, I, U, u, E, O (huruf kecil Pali) (Obhiradi = sangat gembira), Jumat: C (Candracira = selalu cantik, indah), Ch (Chaysiri = kejernihan), J (Jofaka = seikat bunga, indah), Jh, S (Sundari = kata bijak), Ny (Nyanika = orang berpengetahuan), Sabtu: S (Sobhita = cantik, baik), H (Hemaratna = permata, emas), L (Lalita = menarik, belas kasihan), Rabu tengah malam: K (Kalyani = wanita cantik), Kh (Khaciwanna = menarik, indah), G (Gandharatana = mutiara yang indah), Gh, Ng.


 
lalu tujuannya apa gitu2 an , pakai nama budhist ??? apakah supaya pikiran dia semakin mantap bahwa dia adalah warga budhist ? thx
 
kalau seorang bikhu di upasampada....biasanya diberi nama baru....
misalnya almarhum bhante win...kalau nama lainnya Phra Rajwaracharn >>kalau ga salah ^^

nama tidaklah masalah bro...ini hanya mau tambah pengetahuan saja..
 
Jadi nama budhist anda apa ? bagus ga nyebutnya.
 
saya di beri nama citta panno.
yang katanya artinya memiliki kebajikan....

mudah-mudahan saja bisa kebajikan yg saya tanam selama ini membawa saya bertemu dengan buddha metteya...
biar bisa jadi murid sammasambuddha.(live) . ^^

minta artikel para sangha raja donk ^^...

sy hanya pernah bertemu sangharaja kamboja hanya 1x..
kalau lihat sangharaja thailand hanya lewat foto. ^^

padahal masih ada sri-lanka,myanmar,dll. >>blom pernah lihat gw.
 
kalo sangha raja dari Thailand jarang ke luar negri.
kalo Sangharaja Kamboja ada 2. ada yg tua sama yg masih muda. 2-2 nya sering ke jakarta.
 
gue mau tanya nih.. ^^
agama buddha itu kan percaya dengan adanya karma??
trus jg "pikiran adalah pelopor" ini sering ada dalam ceramah2 yg gue denger ya.. trus yg mau gue tanyain tuh...
Karma itu dateng nya dr mana?? pikiran kita kah?? kalo misalnya gini...
gue ga bohong.. tp menyembunyikan sesuatu..
mmm misalnya di tanya jam 17.00 : "uda makan?"
trus saya bilang "sudah"
dalam pikiran saya adalah saya sudah makan tadi pagi. tp saya bilang sudah. brarti itu tidak bohong dunk??? walau yg di maksud oleh penanya adalah makan sore. apakah ini ada karmanya?? trus jg yg menyebabkan sebuat karma berbuah itu apa? apakah kekuatan pikiran bisa mengkondisikan karma tersebut? kalau dalam contoh tadi saya beranggapan bahwa saya tidak salah menurut saya itu merupakan hal yg baik, yg mengkondisikan karma tersebut berbuah itu merupakan pikiran saya yg bilang itu baik??? kalau begitu saat kita membunuh dengan perasaan yg bahagia pun itu merupakan perbuatan baik???
terima kasih
 
gue mau tanya nih.. ^^
agama buddha itu kan percaya dengan adanya karma??
trus jg "pikiran adalah pelopor" ini sering ada dalam ceramah2 yg gue denger ya.. trus yg mau gue tanyain tuh...
Karma itu dateng nya dr mana?? pikiran kita kah?? kalo misalnya gini...
gue ga bohong.. tp menyembunyikan sesuatu..
mmm misalnya di tanya jam 17.00 : "uda makan?"
trus saya bilang "sudah"
dalam pikiran saya adalah saya sudah makan tadi pagi. tp saya bilang sudah. brarti itu tidak bohong dunk??? walau yg di maksud oleh penanya adalah makan sore. apakah ini ada karmanya?? trus jg yg menyebabkan sebuat karma berbuah itu apa? apakah kekuatan pikiran bisa mengkondisikan karma tersebut? kalau dalam contoh tadi saya beranggapan bahwa saya tidak salah menurut saya itu merupakan hal yg baik, yg mengkondisikan karma tersebut berbuah itu merupakan pikiran saya yg bilang itu baik??? kalau begitu saat kita membunuh dengan perasaan yg bahagia pun itu merupakan perbuatan baik???
terima kasih

”Para bhikkhu, cetana (kehendak)lah yang kunyatakan sebagai kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran.”

Jadi, kamma berarti semua jenis kehendak (cetana), perbuatan yang baik maupun buruk/jahat, yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano), yang baik (kusala) maupun yang jahat (akusala).

 
gue mau tanya nih.. ^^
agama buddha itu kan percaya dengan adanya karma??
trus jg "pikiran adalah pelopor" ini sering ada dalam ceramah2 yg gue denger ya.. trus yg mau gue tanyain tuh...
Karma itu dateng nya dr mana?? pikiran kita kah?? kalo misalnya gini...
gue ga bohong.. tp menyembunyikan sesuatu..
mmm misalnya di tanya jam 17.00 : "uda makan?"
trus saya bilang "sudah"
dalam pikiran saya adalah saya sudah makan tadi pagi. tp saya bilang sudah. brarti itu tidak bohong dunk??? walau yg di maksud oleh penanya adalah makan sore. apakah ini ada karmanya?? trus jg yg menyebabkan sebuat karma berbuah itu apa? apakah kekuatan pikiran bisa mengkondisikan karma tersebut? kalau dalam contoh tadi saya beranggapan bahwa saya tidak salah menurut saya itu merupakan hal yg baik, yg mengkondisikan karma tersebut berbuah itu merupakan pikiran saya yg bilang itu baik??? kalau begitu saat kita membunuh dengan perasaan yg bahagia pun itu merupakan perbuatan baik???
terima kasih
hehehe, ini namanya penipuan pada diri sendiri....

kriteria dikatakan benar dalam perbuatan itu sendiri

1.membahagiakan diri sendiri
2.membahagiakan pihak yang menjadi objek dari perbuatan
3.membahagiakan banyak pihak yang terlibat
4.tindakan yang sesuai dhamma dimana tidak melanggar asas kemoralan dan dapat di gunakan guna mengurangi kebencian,ketamakan,dan kegelapan batin.

4 saja dulu yah...

alau dalam contoh tadi saya beranggapan bahwa saya tidak salah menurut saya itu merupakan hal yg baik, yg mengkondisikan karma tersebut berbuah itu merupakan pikiran saya yg bilang itu baik??? kalau begitu saat kita membunuh dengan perasaan yg bahagia pun itu merupakan perbuatan baik???
anda membunuh dengan perasaan bahagia?...
lalu bagaimana dengan objek?..alias orang yang kita bunuh?
(ini disebut demi membahagiakan diri sendiri menindas pihak lain / TIDAK SESUAI DHAMMA)

agama buddha itu kan percaya dengan adanya karma??
trus jg "pikiran adalah pelopor" ini sering ada dalam ceramah2 yg gue denger ya.. trus yg mau gue tanyain tuh...
Karma itu dateng nya dr mana?? pikiran kita kah?? kalo misalnya gini...
gue ga bohong.. tp menyembunyikan sesuatu..
mmm misalnya di tanya jam 17.00 : "uda makan?"
trus saya bilang "sudah"
dalam pikiran saya adalah saya sudah makan tadi pagi. tp saya bilang sudah. brarti itu tidak bohong dunk???
sebagai umat buddha...haruslah jujur sungguh jujur..coba baca di karaniyametta sutta.

ada cerita unik di negeri tirai bambu....dimana seorang pencuri mencuri lonceng emas......karena lonceng tersebut besar,,dan ketika pencuri itu membawa pergi lonceng tersebut berbunyi karena di goyangkan..
lalu pencuri itu menutup telinga nya sendiri dan berpikir....sudah tidak kedengaran,,maka saya tidak akan ketahuan.
 
ada yang ingin saya tanyakan neh....

dalam belajar dhamma, dikatakan kalau moralitas/disiplin(vinaya) adalah yang terpenting..dimana melandasi semua-nya.

lalu apakah yang melandasi dari semua ini,
kekuatan moralitas,kekuatan keyakinan,kekuatan kewaspadaan,kekuatan konsentrasi,kekuatan kebijaksanaan?

apakah kekal atau tidak kekal?

tolong dijelaskan dan berikan ilustrasi/gambaran

9. "Bhikkhu Nagasena, apakah ciri khas moralitas?"
"Menopang, O baginda, karena moralitas merupakan landasan bagi semua sifat yang balk, yakni:
a. Lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lima kekuatan moral (Catatan- yakni: keyakinan, semangat, kewaspadaan, konsentrasi, dan kebijaksanaan),
b. Tujuh faktor pencerahan (Catatan- yakni: kewaspadaan, penyelidikan, semangat, sukacita, ketenangan, konsentrasi, dan ketenang-seimbangan),
c. Delapan faktor Jalan Mulia (Catatan- yakni: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, kewaspadaan benar, dan konsentrasi yang benar),
d. Empat landasan kewaspadaan (Catatan- yakni: kewaspadaan pada tubuh, pada perasaan, pada buah-pikir, pada objek pikiran),
e. Empat usaha benar (Catatan- yakni: usaha untuk mencegah dan menghilangkan keadaan yang tidak bajik serta usaha untuk mengembangkan dan mempertahankan keadaan yang bajik),
f. Empat landasan keberhasilan (Catatan- yakni: hasrat, energi, keuletan dan kebijaksanaan),
g. Empat penyerapan (Catatan- yakni: empat tahap pemusatan pikiran atau jhana ),
h. Delapan kebebasan (Catatan- yakni: delapan tingkat pelepasan pikiran oleh konsentrasi yang sangat kuat),
i. Empat metode konsentrasi (Catatan- yakni: meditasi untuk cinta kasih, kasih sayang, sukacita bersimpati, dan ketenang-seimbangan), serta
j. Delapan pencapaian yang agung (Catatan- yakni: empat jhana tanpa-bentuk dan empat jhana berbentuk).
Semua sifat yang baik itu ditopang oleh moralitas. Di dalam diri orang yang mengembangkan batinnya dengan menggunakan moralitas sebagai fondasi, kondisi-kondisi yang baik ini tidak akan berkurang."
"Berikanlah ilustrasi."
"Seperti halnya semua bentuk kehidupan hewan dan tumbuhan bergantung pada tanah sebagai penopang, demikian juga seorang petapa -dengan moralitas sebagai penopangnya- mengembangkan lima kemampuan batin yang mengendalikan dan lain sebagainya itu.5 Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:

"Bila orang bijaksana, yang telah kokoh moralitasnya,
Mengembangkan konsentrasi dan permahaman,
Kemudian sebagai bhikkhu, dia gigih dan bijaksana,
Dia berhasil menguraikan kekusutan ini."6

10. "Apakah ciri khas dari keyakinan?"
"Kejernihan dan inspirasi. Ketika keyakinan muncul di dalam pikiran, keyakinan itu menembus cadar lima penghalang. Maka pikiran menjadi terang, tenang dan tidak terganggu. Dengan demikian keyakinan menjadi jernih. Dan inspirasi adalah tanda ketika meditator -karena memahami bagaimana pikiran orang lain telah terbebas- kemudian terinspirasi untuk mencapai apa yang masih belum dapat dicapainya, untuk mengalami apa yang masih belum pernah dirasakannya, dan untuk merealisasikan apa yang masih belum dimengertinya. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:

'Dengan keyakinan dia menyeberangi banjir,
Dengan kewaspadaan melewati samudera kehidupan,
Dengan ketetapan hati semua penderitaan dia tenangkan,
Dengan kebijaksanaan dia dimurnikan'."7

11. "Dan apa, Yang Mulia, ciri khas dari semangat?"
"Penguatan, O baginda, sehingga semua sifat baik yang ditopang oleh semangat tidak menjadi pudar."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti bila bala tentaranya telah dipukul mundur oleh pasukan musuh yang lebih besar, seorang raja akan mengingat-ingat siapa sekutu yang bisa diharapkan untuk menguatkan pasukannya agar dapat mengalahkan musuh yang kuat itu. Begitulah penguatan merupakan ciri dari semangat. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:

'Siswa mulia yang penuh semangat, O bhikkhu,
Menyingkirkan yang tidak bajik dan mengembangkan yang bajik,
Menghindari yang tercela dan mengembangkan yang tak tercela,
Dengan begitu dia menjaga kemurnian pikirannya'."8

12. "Nagasena, apakah ciri khas dari kewaspadaan?"
"Mencatat dan menyimpan di dalam ingatan. Ketika kewaspadaan timbul di dalam pikiran petapa, secara berulang-ulang dia mencatat apa yang bajik dan apa yang tidak bajik, apa yang tak-tercela dan apa yang tercela, apa yang tidak penting dan apa yang penting, sifat-sifat yang gelap dan terang, dan sebagainya. Dia akan berpikir, 'Inilah empat landasan kewaspadaan, inilah empat usaha yang benar, inilah empat landasan keberhasilan, inilah lima kemampuan batin yang mengendalikan, inilah lima kekuatan moral, inilah tujuh faktor pencerahan, inilah delapan faktor Jalan Mulia, inilah ketenangan, inilah kebijaksanaan, inilah pandangan terang, dan inilah kebebasan.'
Demikianlah dia mengembangkan semua sifat yang bajik dan menghindari sifat-sifat yang harus dihindari."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti bendahara raja yang mengingatkan tuannya tentang besarnya pasukan raja dan jumlah kekayaan yang ada."
"Bagaimana 'menyimpan di dalam ingatan' dapat menjadi tanda kewaspadaan?"
"Ketika kewaspadaan muncul di dalam pikiran, orang akan mencari kategori tentang sifat-sifat yang baik dan yang tidak baik. Dia akan berpikir, 'Sifat-sifat yang ini menguntungkan dan yang itu merugikan.' Dengan demikian dia melenyapkan apa yang jelek di dalam dirinya serta mempertahankan apa yang baik."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti perdana menteri raja yang memberikan nasihat tentang tindakan yang benar. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:

'Kunyatakan, O para bhikkhu, kewaspadaan sangatlah membantu di mana pun juga'."9

13. "Dan apa, Nagasena, ciri khas dari konsentrasi?"
"Menjadi pemimpin, O baginda. Semua sifat yang bajik mempunyai konsentrasi sebagai pemimpinnya; sifat-sifat bajik mengarah padanya, dan menuju ke situ."
"Berikanlah ilustrasi."
"Seperti halnya kasau rumah miring dan menuju ke suatu titik -yaitu titik tertinggi di atap- demikian juga semua sifat yang baik mengarah dan memusat pada konsentrasi. Demikian ini yang dikatakan Sang Buddha:

'Bhikkhu, kembangkanlah konsentrasi;
seorang bhikkhu yang terkonsentrasi melihat segala
sesuatu sebagaimana adanya'."10

14. Apa, Nagasena, ciri khas dari kebijaksanaan?"
"Menerangi,11 O baginda. Ketika kebijaksanaan muncul di dalam pikiran, kebijaksanaan itu mengusir kegelapan yang dimiliki kebodohan batin, membuat munculnya pancaran pandangan terang, membuat bersinarnya pengetahuan, dan membuat jelasnya Kesunyataan Mulia. Demikianlah meditator dengan kebijaksanaan yang paling terang mencerap ketidakkekalan, ketidakpuasan, dan tidak-adanya-diri di dalam segala bentuk."
"Berikanlah ilustrasi."
"Sama seperti lampu, O baginda, yang berada di ruangan gelap akan menerangi ruangan itu dan membuat objek yang ada menjadi jelas terlihat."

15. Sifat-sifat yang sangat berbeda ini, Nagasena, apakah membuahkan hasil yang sama?"
"Ya, yaitu hancurnya kekotoran di dalam pikiran. Sama seperti berbagai kekuatan pasukan misalnya gajah, kavaleri kereta perang, dan pemanah membuahkan satu hasil, yaitu takluknya tentara musuh."
"Penjelasan yang baik, Nagasena. Anda pandai menjawab."
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.