• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Tanya - Jawab

Dhamma dan Vinaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
------------------------

Pengertian Vinaya berarti Peraturan, Disiplin atau Tata tertib. Kata Vinaya sendiri berarti : melenyapkan/menghapus/menghilangkan- dalam hal ini - segala tingkah laku yang menghalangi kemajuan dalam pelaksanaan Dhamma; atau sesuatu yang membimbing keluar (dari dukkha).

Ada beberapa hal yang menyebabkan Sang Buddha menetapkan Vinaya : "Untuk tegaknya Sangha ( tanpa Vinaya, Sangha tidak akan bertahan lama ), Untuk kebahagiaan Sangha ( sehingga bikkhu mempunyai sedikit rintangan dan hidup damai , Untuk pengendalian diri orang-orang yang tidak teguh ( yang dapat menimbulkan persoalan dalam Sangha), Untuk kebahagiaan bikkhu-bikkhu yang berkelakuan baik ( pelaksanaan sila yang murni menyebabkan kebahagiaan sekarang ini ), Untuk perlindungan diri dari asava dalam kehidupan ini ( karena banyak kesukaran dapat dihindarkan dengan tingkah laku moral yang baik ), Untuk perlindungan diri dari asava yang timbul dalam kehidupan yang akan datang ( asava tidak timbul pada orang yang melaksanakan sila dengan baik), Untuk membahagiakan mereka yang belum bahagia ( orang yang belum mengenal Dhamma akan bahagia dengan tingkah laku bikkhu yang baik ), Untuk meningkatkan mereka yang berbahagia ( orang yang telah mengenal Dhamma akan bahagia melihat pelaksanaannya ), Untuk tegaknya Dhamma yang benar ( Dhamma akan bertahan lama bila Vinaya dilaksanakan dengan baik oleh para bikkhu), Untuk manfaat dari Vinaya (Vinaya dapat memberi manfaat kepada mahluk-mahluk, terbebas dari dukkha, menuju Nibbhana)."

( Anguttara Nikaya, Book of the Tens, Discourse 31)

Terdapat dua alasan tambahan ( Anguttara Nikaya) : " Untuk simpati dengan umat berkeluarga, dan " Untuk mematahkan semangat para bikkhu yang berpikiran tidak baik".

Dhamma dan Vinaya ( gabungan keduanya disebut Buddha Sasana) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dhamma tanpa Vinaya akan merupakan ajaran yang tidak menunjukkan awal atau permulaan untuk dilaksanakan. Sebaliknya vinaya tanpa Dhamma akan merupakan formalisme yang kosong, suatu disiplin yang hanya menghasilkan sedikit buah atau kemajuan.

Dua Jenis Vinaya tidak hanya diartikan sebagai peraturan yang berhubungan dengan kebikkhuan saja. Memang Vinaya Pitaka berisikan peraturan latihan, larangan, yang dibolehkan dan ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan bikkhu namun dikenal pula Vinaya untuk umat berkeluarga atau upasaka-upasika. Dalam pengertian yang sempit, Vinaya untuk umat berkeluarga adalah Pancasila dan pengertian yang lebih luas dalam Sigalovada Sutta disebut pula "Gihi Vinaya" ( Vinaya untuk umat berkeluarga). Terdapat perbedaan antara sila untuk umat berkeluarga dan sila untuk bikkhu. Sila untuk umat berkeluarga bersifat moral semata-mata dan digolongkan dalam Pakati-Sila (sila alamiah). Sementara itu, bagi para bikkhu, selain sila yang bersifat moral, berlaku sila yang khusus untuk cara hidupnya, dan sila itu digolongkan dalam Pannati-Sila("Formulated -Sila").

Para Bikhhu dan umat berkeluarga haruslah mentaati Vinaya atau sila secara murni dan tidak terjatuh dalam pelanggaran . Dikenal adanya "Kukkuccayanta bikkhu" yaitu para bikkhu yang seksama atau teliti yang tidak mau menerima sesuatu apapun kecuali telah diperkenankan oleh Sang Buddha. Terdapat pula "apiccha bikkhu" yaitu bikkhu dengan sedikit keinginan yang merasa malu akan kelalaian dan tingkah laku bikkhu lain yang tidak benar. "Sedikit keinginan" merupakan kata lain dari "Santutthi" (merasa puas), suatu sifat yang sangat berharga untuk seorang bikkhu.

Sang Buddha bersabda :

" Sempurnalah dalam sila, O, bikkhu, sempurnalah dalam Patimokkha. Kendalikanlah diri sesuai dengan Patimokkha. Sempurnalah dalam tingkah laku dan waspadalah dengan melihat bahaya sekalipun pada kesalahan yang paling kecil, dan latihlah dirimu dengan melaksanakan secara benar peraturan-peraturan latihan ini."

Pancasila Umat Buddha yang hidup berkeluarga dalam masyarakat disebut upasaka/upasika. Kata upasaka berarti "yang duduk dekat(Guru)",kadang-kadang disebut pula umat yang berpakaian putih ("white-clad follower" atau "white-rober householder"), sedangkan bikkhu merupakan siswa yang berjubah kuning("Yellow-robed). Dalam hidup sehari-hari mereka telah melatih diri dalam Pancasila.

Dalam Dhammapada 246-247 terdapat sabda Sang Buddha sebagai berikut :

"Siapa saja yang memusnahkan mahluk hidup, berkata dusta dalam dunia ini, mengambil sesuatu yang tidak diberikan padanya, atau pergi bersama istri orang lain, dan memuaskan diri demikian, memotong akar dalam dirinya di alam ini."

Perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu haruslah dihindarkan bila seseorang ingin menjadi seorang "manusia" tidak hanya dalam jasmaninya saja, tetapi juga batinnya.


Marilah Kita Mengadu Kekuatan​



"Memahami dharma (kebenaran) dengan sepenuhnya dan bebas dari kerinduan karena memiliki pandangan terang, orang bijak tersebut bebas dari semua nafsu keinginan, dan tenang bagaikan kolam yang tidak terkacaukan oleh angin." Itivuttaka 91.

Membaca judul yang diatas, spontanitas anda pasti akan kaget ! Betul'khan....? Mengapa....? Karena tidak sesuai dengan prinsip dan landasan dari Buddha Dharma (ajaran Sang Buddha), yang meng 'haram' kan segala bentuk dari kekerasan kekerasan, disamping senantiasa berpedoman pada cinta kasih serta kasih sayang. Yang akan dibicarakan disini, bukanlah bentuk dari kekuatan fisik atau materi, yang bisa mengalahkan atau menghancurkan pihak pihak lain. Tetapi adalah salah satu dari bentuk kekuatan kebajikan (pasti berdampak positif), yang mana bisa menimbulkan kedamaian, ketentraman, kesejahteraan & kebahagiaan bagi makhluk makhluk hidup lainnya. Sang Buddha menyabdakan bahwa terdapat lima kekuatan, yang bisa (pasti) memberikan hasil yang optimal (kebahagiaan) dan telah terbebas dari keduniawian serta selalu berdampak positif, baik bagi sipemilik maupun pihak-pihak lain, yang ada disekitarnya. Kelima kekuatan (panca balam) tersebut adalah :

a. Saddha balam : kekuatan keyakinan.

Mengenai kekuatan keyakinan ini, Sang Buddha menyabdakan :
"Duhai para bhikkhu, para siswa (bhikkhu & umat) dalam Buddha Sasana (ajaran Nya, Sang Buddha) yakin akan sifat sifat luhur Sang Buddha, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, sempurna Pengetahuan serta tindak tanduk Nya, sempurna menempuh Sang Jalan (ke Nibbana), Pengenal semua alam; Pembimbing Manusia, Yang Tiada Taranya, Guru Para Dewa & Manusia, Yang Sadar (bangun), Yang Layak Dimuliakan. Inilah kekuatan keyakinan.".

Dalam hal ini, umat Buddha hendaknya telah yakin & seyakin yakinnya meyakini bahwa Sang Buddha adalah manusia yang telah tercerahi (suci & mulia) & oleh karena itu, maka sudah seyogyanya disetiap derap langkah yang akan, sedang dan telah dilalui, selalu sesuai (berpedoman) dengan jalur dharma (kebenaran), yang tidak merugikan pihak lain disamping dampaknya yang positif.

b. Viriya balam : kekuatan semangat.

Berkenaan dengan kekuatan semangat ini, Sang Buddha menyabdakan :
"Duhai para bhikkhu, siswa siswa yang baik dalam Buddha Sasana ini, hendaknya senantiasa bersemangat untuk menghindari akusala karma (perbuatan perbuatan jahat), bersemangat untuk banyak berbuat kusala karma (perbuatan perbuatan baik). Mereka tekun, teguh, tidak mudah patah semangat, memperhatikan kusala dhamma) (hal-hal yang baik). Inilah kekuatan semangat."

Pada kekuatan semangat ini, kita diarahkan (dibimbing) oleh Sang Buddha, untuk senantiasa menghindari segala bentuk dari perbuatan-perbuatan jahat, dalam kondisi, keadaan & suasana yang bagaimanapun juga. Disamping itu, juga selalu berkreasi pada hal hal yang baik, yang mana bermanfaat bagi diri sendiri dan juga makhluk-makhluk hidup lainnya, yang ada disekitar kita. Dan perbuatan perbuatan baik yang dilakukan, hendaknya telah terbebas dari niat-niat terselubung (jahat) atau adanya pamrih akan ini & itu. Di dalam konsep Buddhis ditegaskan bahwa tidaklah logis, pantas atau dibenarkan, melakukan perbuatan perbuatan baik, yang hanya didasarkan pada keseragaman bangsa, suku, bahasa atau agama. Perbuatan perbuatan baik yang hendak atau akan dicurahkan, haruslah telah terbebas dari ikatan ikatan atau unsur unsur diskriminasi. Penggambarannya, tidaklah berbeda dengan pancaran sinar matahari yang menerangi bumi (segenap pelosok), yang tanpa adanya perbedaan perbedaan.

c.Sati balam : kekuatan kesadaran.

Berhubungan dengan kekuatan kesadaran ini, Sang Buddha menyabdakan :
"Duhai para bhikkhu, siswa siswa yang baik dalam Buddha Sasana ini, hendaknya telah memiliki kesadaran yang baik, mengingat tindakan yang pernah diperbuat dan telah dibuat masih di ingat, mengingat perkataan yang pernah diucapkan & yang telah dibicarakan masih diingat. Inilah kekuatan kesadaran."

Maknanya adalah kita telah memiliki kesadaran bahwa apa yang akan, sedang & yang telah dilakukan. Kalau kondisi ini bisa dipenuhi maka kita akan memiliki suatu kemampuan, untuk bisa memilah-milah, mana yang pantas dilaksanakan dan mana yang harus dihindari. Mengapa bisa demikian...? Karena kita telah berada dalam kesadaran penuh. Umumnya, terjadinya kesalahan-kesalahan atau perbuatan perbuatan tercela, tidaklah terlepas karena lemahnya kesadaran yang dimiliki. Jadi, dengan dimiliki-nya kekuatan kesadaran maka disetiap derap langkah yang akan dilalui, telah terfilter (tersaring) dengan baik. Dan sebagai hasil (akibat) nya maka segala wujud dari penderitaan penderitaan (sebagai akibat dari perbuatan perbuatan jahat) akan bisa disirnakan.

d. Samadhi balam : kekuatan (konsentrasi).

Mengenai kekuatan ini, Sang Buddha menyabdakan :
"Duhai para bhikkhu, siswa siswa yang baik dalam Buddha Sasana ini, hendaknya telah memiliki kekuatan samadhi yang baik. Mereka memiliki samadhi yang sempurna."

Dalam hal ini adalah bisa (mampu) mengontrol, mengarahkan dan memfokuskan pikiran, pada suatu objek (sasaran), yang tidak tergoyahkan lagi oleh godaan-godaan ataupun rintangan rintangan. Jika kondisi ini telah terpenuhi maka dikala mata, telinga, hidung, lidah, kulit & pikiran tersentuh atau kontak pada objek-objek luar (menyenangkan atau tidak), tidak akan bisa (mampu) mempengaruhi bathinnya lagi.

e. Panna balam : kekuatan kebijaksanaan.

Berhubungan dengan perihal ini, Sang Buddha menyabdakan :
"Duhai para bhikkhu, siswa siswa di dalam Buddha Sasana ini, hendaknya telah memiliki kebijaksanaan. Mereka memiliki kebijaksanaan yang sempurna, yang bisa mengingat akan muncul dan lenyapnya segala sesuatu. Inilah kekuatan kebijaksanaan."

Makna dari kebijaksanaan sempurna adalah bisa menerima kebenaran kebenaran yang pasti terjadi (misalnya. : ketidak kekalan, hukum karma, berpisah dengan yg dicintai, dihina dan lain sebagainya) dan bathin senantiasa stabil (tidak tergoncangkan oleh kondisi kondisi yang bagaimanapun juga) serta selalu mengembangkan dan memancarkan cinta kasih segala penjuru.



"Ia yang meneguk rasa dharma (kebenaran) & jernih bathinnya; niscaya hidup berbahagia. Orang bijak senantiasa bergembira dalam dharma (kebenaran) yang dibabarkan oleh para Ariyawan (suciwan)."
Pandita Vagga VI : 79.


Di dalam kitab suci Sangiti Sutta Patikavagga Digha Nikaya, Sang Buddha menyabdakan bahwa faktor-faktor yang bisa menyebabkan timbulnya kebijaksanaan adalah :

Cintamaya panna : kebijaksanaan yang timbul karena adanya pemikiran dan perenungan mendalam terhadap sebab dan akibat.

Maknanya adalah menyadari & mengerti dengan sebaik baiknya bahwa tiada akibat tanpa adanya sebab yang nyata. Jadi, jika disaat kita (merasa) diperlakukan tidak sewajarnya, maka tindakan yang pertama tama sekali (seyogyanya) yang diperbuat adalah:
a) Bertanya kepada diri sendiri (introspeksi), mengapakah perihal ini bisa terjadi....?
b) Selalu yakin bahwa segala kondisi dan keadaan yang dialami, tidaklah terlepas sebagai hasil (akibat) dari karma, yang sudah sepantasnya diterima (dilunasi). Dalam hal ini, tidaklah logis kita menyalahkan pihak-pihak lain atas kemalangan-kemalangan yang dialami.
c) Selalu mengembangkan dan memancarkan cinta kasih serta kasih sayang kesegala penjuru. Disamping itu, juga meyakini bahwa tidaklah mungkin kebencian akan bisa tertaklukkan dengan kebencian. Kebencian hanya bisa disirnakan dengan kekuatan cinta kasih. Itulah hukum kebenaran yang berlaku di alam semesta ini.



Sutamaya panna : kebijaksanaan yang timbul karena adanya mendengar dan mengajar dharma (kebenaran).

Maknanya, semakin banyak diketahui hal-hal yang baik dan bermanfaat maka akan semakin kuat dan mantap pula, kebijaksanaan yang dimiliki.



Bhavanamaya panna : kebijaksanaan yang timbul karena adanya pelaksanaan meditasi.

Secara garis besarnya, makna meditasi adalah mengarahkan pikiran pada suatu objek (sasaran) tertentu. Tujuan dari pelaksanaan ini adalah agar pikiran bisa dibina, difokuskan dan ditujukan pada hal-hal yang baik dan terbebas dari niat niat jahat. Pikiran yang telah terbina dan selalu terfokuskan pada hal-hal yang baik, merupakan sebab utama timbulnya kebijaksanaan. ¡°Rago doso mado moho-yattha panna nagadhati : dimana terdapat nafsu, kebencian, kemabukan dan kebodohan (tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat); disitu tidak terdapat kebijaksanaan.¡± Sanyutta Nikaya 1249.



Kesimpulan :

Di media massa, hampir setiap hari diberitakan, terjadinya perkelahian, pemukulan, pemerkosaan & bahkan pembunuhan. Mengapakah semuanya ini bisa terjadi¡¦.? Sebabnya tiada lain adalah kurangnya (tidak ada) kemampuan, untuk mengembangkan bibit-bibit ke Buddha an (kebajikan), yang telah ada dihati sanubari. Di dalam sabda Nya, Sang Buddha menyabdakan bahwa pada dasarnya (sesungguhnya), kita telah memiliki potensi dan kemampuan, untuk bisa mengembangkan kekuatan kekuatan yang ada di dalam diri kita. Kekuatan kekuatan tersebut adalah : a) Saddha balam : kekuatan keyakinan. Kalau kita senantiasa yakin bahwa perbuatan-perbuatan apapun yang akan, sedang dan telah diperbuat, pasti akan menimbulkan hasil (akibat ) maka kita akan menjauhi diri dari perbuatan perbuatan jahat. b) Viriya balam : kekuatan semangat. Kalau kita senantisa bersemangat di setiap derap langkah yang akan dilalui maka yang namanya iri (kecemburuan) atau kekurang- beruntungan yang di alami, akan bisa disirnakan setahap demi setahap. Sirna-nya kecemburuan atau kekurang-beruntungan ini, akan memotivasi seseorang, untuk senantiasa mau bertindak dan berlaku di jalur yang benar. c) Sati balam : kekuatan kesadaran. Kalau kita senantiasa sadar (mawas diri dan waspada) disetiap apa yang akan, sedang dan telah dilalui maka kita tidak akan terjerumus lagi ke tindakan-tindakan tercela dan malahan selalu sebaliknya, yaitu berbuat kebajikan. d)Samadhi balam : kekuatan samadhi. "Ada lima untai kesenangan inderawi serta pikiran sebagai yang ke-enam. Dengan mengatasi keinginan untuk memuaskan hal hal ini, orang akan bebas dari penderitaan." Sutta Nipata 171. e) Panna balam : kekuatan kebijaksanaan. Kalau di setiap gerak langkah yang akan dilalui dan selalu diliputi oleh kebijaksanaan maka akibat (hasil) nya akan senantiasa berdampak positif, baik bagi diri sendiri maupun pihak-pihak lain. "Andho yatha jotima dhitthaheyya : tanpa mata kebijaksanaan, seseorang tidak ubahnya seperti orang buta yang menginjak lentera penunjuk jalan." Khuddhaka Nikaya 1734. Berdasarkan pada ke lima jenis kekuatan (panca balam) ini, marilah kita bersama sama mengembangkan & mengadukannya. Dalam hal ini, siapakah yang terbaik atau pemenang di dalam pengembangan kekuatan kekuatan kebajikan ini....? Semoga dengan dimilikinya kekuatan kekuatan ini, dapatlah hendaknya kita kontribusikan, demi terwujudnya masyarakat yang damai, tentram, sejahtera dan bahagia. Sudah siapkah kita dalam hal ini....? Sabbe satta sabba dukkkha pamucanntu-sabbe satta bhavantu sukhitata : semoga semua makhuk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia. sadhu..... sadhu..... sadhu.....
 
pernah kadang dalam melaksanakan dhamma,semangat untuk itu mengalami penurunan.
saya melihat nya sebagai bentuk dimana semangat itu tidak kekal(karena tanpa aku).

sebaiknya apa yang di lakukan agar kekuatan semangat itu meningkat dan terus berkembang,thx.
soalnya kadang dengan berpandangan seperti ini,membuat saya sedikit lebih pasif...

dimana berpandangan,kekuatan semangat ini memang demikian,,,,turun naik turun naik.
jadi saya lebih memilih membiarkan saja.........dan saya merasa diri lebih pasif dalam menanggapi semangat ini...
dan jika mau aktif...saya sering berpikir...apa yang mau di-aktif kan? jika memang demikian semua ini....tidak kekal.

mohon bimbingan ^^
 
hallo temen2 semua...;) saya mau menanyakan apakah didalam
ajaran agama Buddha mengenal mujizat?apakah mujizat itu berkaitan
dgn karma?
 
pernah kadang dalam melaksanakan dhamma,semangat untuk itu mengalami penurunan.
saya melihat nya sebagai bentuk dimana semangat itu tidak kekal(karena tanpa aku).

sebaiknya apa yang di lakukan agar kekuatan semangat itu meningkat dan terus berkembang,thx.
soalnya kadang dengan berpandangan seperti ini,membuat saya sedikit lebih pasif...

dimana berpandangan,kekuatan semangat ini memang demikian,,,,turun naik turun naik.
jadi saya lebih memilih membiarkan saja.........dan saya merasa diri lebih pasif dalam menanggapi semangat ini...
dan jika mau aktif...saya sering berpikir...apa yang mau di-aktif kan? jika memang demikian semua ini....tidak kekal.

mohon bimbingan ^^

Bisa baca disini
https://www.forum.or.id/showthread.php?t=43025&highlight=semangat

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=52512
&
https://www.forum.or.id/showthread.php?t=30093
Bisa ambil contoh semangat dari Beliau(Ajahn Chah).


https://www.forum.or.id/showthread.php?t=55468

hallo temen2 semua...;) saya mau menanyakan apakah didalam
ajaran agama Buddha mengenal mujizat?apakah mujizat itu berkaitan
dgn karma?

silahkan lihat thread Mukjizat Dhamma & Mukjizat

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=48870&highlight=Mukjizat

https://www.forum.or.id/showthread.php?t=22196&highlight=Mukjizat
 
^
wah...lengkap banget jawabanya :) thank ya bro :D
 
Dhamma dan Vinaya, diibaratkan, Dharma adalah jalan dan vinaya adalah pembatas jalan,
supaya org yg melalui jalan itu selalu 'keep on track", tidak keluar jalur.
mungkin kira2 begitu...
 
hehe.. i'm back ^^

pernah kadang dalam melaksanakan dhamma,semangat untuk itu mengalami penurunan.
saya melihat nya sebagai bentuk dimana semangat itu tidak kekal(karena tanpa aku).

sebaiknya apa yang di lakukan agar kekuatan semangat itu meningkat dan terus berkembang,thx.
soalnya kadang dengan berpandangan seperti ini,membuat saya sedikit lebih pasif...

dimana berpandangan,kekuatan semangat ini memang demikian,,,,turun naik turun naik.
jadi saya lebih memilih membiarkan saja.........dan saya merasa diri lebih pasif dalam menanggapi semangat ini...
dan jika mau aktif...saya sering berpikir...apa yang mau di-aktif kan? jika memang demikian semua ini....tidak kekal.

mohon bimbingan ^^

yup.. sodara marcedes.. anda telah menyadari bahwa semangat itu naik turun.. tidak stabil.. dan selalu mengalami perubahan..

semangat diibaratkan seperti api.. kadang berkobar-kobar kadang mengecil.. terkadang padam.. dari nyala api pada saat ini ke saat berikutnya pun berbeda..

inilah bentuk dari ketidakkekalan.. sabbe sankhara anicca.. segala yang berkondisi tidak kekal..

mempertahankan semangat itu adalah pilihan.. mau atau tidak..
jika semangat yang mengarah pada hal-hal yang membawa pada kemajuan akan pencerahan.. maka seperti api yang masih kecil hendaknya dijaga agar menjadi lebih besar dan tidak membiarkannya pada (ini dikarenakan tujuan umat Buddhis secepatnya menuju nibbana)..

jika semangat kadang turun.. maka ada beberapa tips..
pada saat melaksanakan dhamma.. duch ambigu..
maksudnya menjalani kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan dhamma..
maka buatlah itu menjadi kebiasaan..

semangat kadang turun.. itu dikarenakan kurang terbiasa.. ^^

mungkin untuk sementara ini (sebelum menjadi kebiasaan) latihlah terus hingga terbiasa..

nanti setelah menajdi kebiasaan.. maka smangat itu akan lebih sulit untuk padam..

selamat mencoba!! ^^
 
Mohon bantuan jawaban:

Sila, samadhi dan panna.

1. Apakah ada dari ketiga hal ini yang lebih penting dari yang lain? saya baca-baca disini (FR Buddha), banyak sekali hal mengenai Meditasi... ini termasuk samadhi kan?....
2. bagimana dengan Sila dan Panna?

Mohon kejelasannya...
 
Mohon bantuan jawaban:

Sila, samadhi dan panna.

1. Apakah ada dari ketiga hal ini yang lebih penting dari yang lain? saya baca-baca disini (FR Buddha), banyak sekali hal mengenai Meditasi... ini termasuk samadhi kan?....
2. bagimana dengan Sila dan Panna?

Mohon kejelasannya...

Peranan sila atau bisa disebut praktek kemoralan jelas penting dan tidak bisa diremehkan. Sekilas bagi kebanyakan umat Buddha yang merasa (seolah) sudah lama belajar tentang ajaran Buddha, masih memiliki kecenderungan untuk mengabaikan praktek sila. Sila yang umum bagi umat awam adalah Pancasila Buddhis, yakni menghindari melakukan pembunuhan makhluk hidup, menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, menghindari perbuatan asusila, menghindari ucapan yang tidak benar (berbohong, menipu, berkata kasar, bergosip), dan menghindari minum minuman keras dan barang madat yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.

Sebenarnya peran sila tergantung dari 2 pilar lainnya, yakni samadhi dan panna. Pelaksanaan sila saja tdk bisa membuat pikiran dan moralitas kita seketika menjadi lebih baik. Karena sifat sila dapat dikatakan pasif, fungsinya untuk mencegah/menghindarkan diri kita dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik. Sila diibaratkan pagar yang melindungi rumah dari para perampok. Orang bisa saja melaksanakan sila yang mungkin bisa tampak secara fisik, tapi ada hal lain yang juga perlu kita perhatikan, yakni pengembangan batin kita.

Apakah sila yang dilaksanakan tanpa cacat, sempurna dan rutin/menjadi kebiasaan sudah benar-benar ditopang oleh pikiran/batin yang bersih dan dapat melihat/memahami kebenaran yg alami? Belum tentu. Manfaat melaksanakan sila adalah untuk mencegah kita melakukan ucapan dan perbuatan yang tidak baik saat itu. Tapi yg mencegah mental atau pikiran kita utk tidak berpikir yg negatif,kejam,dengki,iri pada saat kita sedang melaksanakan sila (saat ini dan yang akan datang) adalah panna/insight/kebijaksanaan.

Panna dapat dikembangkan dari praktek sila/kemoralan dan melatih samadhi. Samadhi atau melatih konsentrasi dapat menjadi lebih berkembang jika ditopang oleh sila dan panna yg baik. Tidak mungkin orang bisa berkembang dan mengembangkan samadhi-nya jika silanya buruk, jika dia tidak mengetahui manfaatnya (mengetahui disini berarti telah tumbuh insight/kebijaksanaan dlm dirinya) - karena jika sila/moralitasnya buruk, panna-nya tidak berkembang oleh karena debu2 kebodohan, keserahakan dan kebencian menumpuk, dan dengan kondisi pikiran yang demikian, akan suliat bagi seseorang untuk memusatkan perhatian/konsentrasi, mengembangkan kesadaran, dan perhatian yang murni (SATI) - maka samadhi tidak mungkin tumbuh.

Saat kita berdana makan kepada bhikkhu, atau sehabis mendengarkan dhammadesana, biasa bhante-bhante akan mengucapkan: "imani pancasikhapadani silena sugatim yanti..." yang dapat kita lihat lengkapnya sekaligus artinya di buku parita :) Itu tentang manfaat dari menjaga sila, bagaimana supaya kita selalu mau dan ingat untuk mempraktekkan sila karena telah mengerti dan melihat manfaatnya dari pengalaman.

Ketika kita berhasil melaksanakan sila, misal dalam suatu kejadian/ pengalaman, kita sukses menjalani sila pertama (tidak membunuh), sila ke-4 (tidak berbohong), dan sila ke-5 (tidak minum minuman keras), tentu akan timbul perasaan bahagia. Bukan sekedar rasa bangga saja, tapi lebih karena kita saat itu bisa mengendalikan indria kita, tenang, dan tidak merugikan/membahayakan diri sendiri maupun orang/makhluk lain. Ini menunjang kita untuk semangat dan bertekad lagi melaksanakan sila dgn lebih baik. Karena lazimnya setiap orang menginginkan kebahagiaan. Ketika rasa bahagia karena pengendalian diri itu cocok dan memuaskan batinnya, tentu orang akan mengulanginya lagi untuk mendapatkan kebahagiaan serupa.

Apalagi bila hal itu adalah perbuatan yang baik, yang jika melakukannya berbuah kebahagiaan (karma baik) saat itu juga :) Ketika berhasil melaksanakan sila dgn baik, lalu mendapat buahnya (rasa senang, bahagia, dan semangat memberi semakin kuat) maka sebenarnya saat itu juga kita sudah bisa merefleksikan dalam diri kita, "ooh.. ternyata pelaksanaan sila yang baik memang benar seperti yang diuraikan oleh bhante, oleh Sang Buddha.. membawa kebahagiaan seperti yang saya rasakan ini" maka insight/pengetahuan kita sudah lebih meningkat. Kita menjadi TAHU bahwa hal yang baik dari ucapan, perbuatan, dan pikiran telah menuntun kita pada kebahagiaan. Manfaatnya sudah kita rasakan, kita sudah melihatnya dalam batin kita. Inilah yg dikatakan pelaksanaan sila menunjang peningkatan panna. Demikian pula, ketika panna sudah mantap, maka kita tidak akan ada keraguan lagi, keyakinan telah tumbuh, kita akan menjaga praktek sila ini terus-menerus, maka kita telah memilih untuk menjaga diri kita sendiri, menjadikan diri sendiri sebagai perlindungan melalui praktek kemoralan yang benar. Inilah panna yang mendukung praktek sila. Kedua hal ini secara bersama-sama akan dapat menumbuhkembangkan samadhi, konsentrasi benar. Perhatian pada hal-hal yang benar, yang tidak menambah/menimbulkan pandangan salah, yang dapat mengurangi/menjauhkan kita dari ucapan-perbuatan-pikiran yang tidak baik, serta membantu kita selalu dekat dengan kebajikan, dengan nilai-nilai luhur : Metta-Karuna-Toleransi-Semangat Memberi. Melatih samadhi dapat dilakukan dengan praktek meditasi. Referensi tentang manfaat meditasi dapat dibaca di buku Meditasi Bagi Siapa Saja (Sri Dhammananda M.), Halo Meditasi.

Demikian yang bisa dijelaskan dahulu, jika ada yg masih kurang jelas/puas, bisa ditanyakan lagi. Semoga berbahagia. Semoga semakin maju di dalam Dhamma.
 
@Netralman

Makasih sebelumnya, I got it..... very very nice explanation.... saya baca berulang kali baru dapat key nya....
 
well,bisa beri info tidak tentang meditasi vipassana dengan metode sayadaw,goenka ataupun metode vipassana dari aliran lain....

kalau bisa diberi penjelasan sejelas-jelas nya yah.
 
thx atas infonya,,,,btw soal vipassana....
ada seorang bikkhu melarang saya melakukan vipassana...katanya saya tidak cocok dan praktek vipassana itu tidak bisa di terapkan dalam kehidupan nyata. dan lebih menyarankan melakukan samantha saja.

tapi di satu sisi saya sendiri merasa sangat berguna.....bisa mengingikis amarah, tamak,irihati ,dsb-nya..
dan memang ada batas yang tidak bisa saya praktekkan selama memakai status "perumah tangga''

saya jadi ingat kata sang buddha..."lakukan-kan lah jika itu berguna bagi diri-mu setelah engkau meneliti-nya dengan kebijaksanaan mu"

memang vipassana ini tidak bisa continue terus menerus di lakukan dalam kehidupan sehari-hari.....sebagai akibat nya efek dari vipassana ini tidak berarti, yah mirip di sebut dengan air yang dimasak di kompor tapi sebelum mendidih malah di matikan api nya.

ajahn chah juga pernah menasehati kurang lebih demikian..dimana kalau seseorang naik tangga...tapi sebelum sampai di lantai berikut nya. terus loncat lagi ke bawah....maka tidak akan sampai.

di satu sisi saya merasa setidak nya kekotoran batin saya di kikis pelan-pelan ketimbang sama sekali tidak dikikis....
yah bisa di bilang 2 sisi ada benarnya menurut saya.....sebaiknya latihan saya bagaimana donk?....
 
thx atas infonya,,,,btw soal vipassana....
ada seorang bikkhu melarang saya melakukan vipassana...katanya saya tidak cocok dan praktek vipassana itu tidak bisa di terapkan dalam kehidupan nyata. dan lebih menyarankan melakukan samantha saja.

tapi di satu sisi saya sendiri merasa sangat berguna.....bisa mengingikis amarah, tamak,irihati ,dsb-nya..
dan memang ada batas yang tidak bisa saya praktekkan selama memakai status "perumah tangga''

saya jadi ingat kata sang buddha..."lakukan-kan lah jika itu berguna bagi diri-mu setelah engkau meneliti-nya dengan kebijaksanaan mu"

memang vipassana ini tidak bisa continue terus menerus di lakukan dalam kehidupan sehari-hari.....sebagai akibat nya efek dari vipassana ini tidak berarti, yah mirip di sebut dengan air yang dimasak di kompor tapi sebelum mendidih malah di matikan api nya.

ajahn chah juga pernah menasehati kurang lebih demikian..dimana kalau seseorang naik tangga...tapi sebelum sampai di lantai berikut nya. terus loncat lagi ke bawah....maka tidak akan sampai.

di satu sisi saya merasa setidak nya kekotoran batin saya di kikis pelan-pelan ketimbang sama sekali tidak dikikis....
yah bisa di bilang 2 sisi ada benarnya menurut saya.....sebaiknya latihan saya bagaimana donk?....

Sebaiknya ikutin saran Bhikkhu tersebut dan minta bimbingannya akan lebih bagus,setahap demi setahap akan jauh bermanfaat.
 
Tanya Jawab 1

om2 semua yang ada disini

tolong dipost dunk

apa itu agama Buddha?

apa2 saja yg diajarkan?

dan hal2 dasar lainnya yg bisa dicerna dengan mudah oleh orang2 agama lain

abis gw masih buta banget
 
alah

ga kebaca

abis banyak banget yg disticky jadi ga keliatan

numpang baca dolo
 
Alo disastrous salam knl :)

Kalimat singkat ini sering ditemui dikitab-kitab budhist
"Berbuat kebaikan. Jauh Kejahatan. Sucikan Hati dan Pikiran"

atau

"orang yg berbuat baik meskipun rejeki belum tiba namun bencana telah menjauhinya. Orang yg berbuat jahat meskipun bencana belum tiba namun rejeki telah menjauhinya"

Budhisme mengenal 5 sila utama:
1. Dilarang membunuh
2. Dilarang mencuri
3. Dilarang berzinah
4. Dilarang berdusta
5. Dilarang minum minuman keras

Setiap akibat dari perbuatan ke-5 sila tersebut selalu membawa akibat. Atau yang disebut Karma perbuatan.
Membunuh berakibat usia kita menjadi pendek. Mencuri berakibat hidup susah. Berzina berakibat dibenci, penderitaan diusia tua. Berdusta berakibat sulit mendapat kepercayaan murni dari orang. Minum minuman keras berakibat menghancurkan tubuh dan sila. Serta banyak lagi sebab-akibat yg tercantum dalam sutra sebab-akibat.

Secara dasar ajaran utama dari Sidharta Gautama adalah mengenai 4 kesunyataan mulia.
1. Adanya penderitaan
2. Penyebab penderitaan
3. Lenyapnya penderitaan
4. Jalan menuju lenyapnya penderitaan

demikian penjelasan singkatnya. Bila ada yg kurang lengkap mohon maklum.

salam
 
bahas yg disini dolo deh

pegel mata baca yg disticky

panjang amat

Alo disastrous salam knl :)

Kalimat singkat ini sering ditemui dikitab-kitab budhist
"Berbuat kebaikan. Jauh Kejahatan. Sucikan Hati dan Pikiran"

atau

"orang yg berbuat baik meskipun rejeki belum tiba namun bencana telah menjauhinya. Orang yg berbuat jahat meskipun bencana belum tiba namun rejeki telah menjauhinya"

nice neh

Budhisme mengenal 5 sila utama:
1. Dilarang membunuh
2. Dilarang mencuri
3. Dilarang berzinah
4. Dilarang berdusta
5. Dilarang minum minuman keras

apa akibat apabila ada yg melanggar sila ini?

apa hanya ada efek di dunia saja bagi yg melanggar ini seperti contohnya di penjelasan dibawah?

eh sorry, sebelumnya, apakah Buddhism mengenal akhirat dan kiamat?

Setiap akibat dari perbuatan ke-5 sila tersebut selalu membawa akibat. Atau yang disebut Karma perbuatan.
Membunuh berakibat usia kita menjadi pendek. Mencuri berakibat hidup susah. Berzina berakibat dibenci, penderitaan diusia tua. Berdusta berakibat sulit mendapat kepercayaan murni dari orang. Minum minuman keras berakibat menghancurkan tubuh dan sila. Serta banyak lagi sebab-akibat yg tercantum dalam sutra sebab-akibat.

ya, ini efek langsung dirasakan di dunia

Secara dasar ajaran utama dari Sidharta Gautama adalah mengenai 4 kesunyataan mulia.
1. Adanya penderitaan
2. Penyebab penderitaan
3. Lenyapnya penderitaan
4. Jalan menuju lenyapnya penderitaan

demikian penjelasan singkatnya. Bila ada yg kurang lengkap mohon maklum.

salam

penderitaan itu dari mana? n untuk apa ada penderitaan?

tq 4 d info
 
wah,ini dia yang susah......soalnya kan katanya ga tau apa-apa sama sekali ttg agama buddha.

kalau orang yang ga tau sama sekali tentang variabel aljabar.....
apa dengan penjelasan 3 kalimat saja bisa di pahami?

ga usah baca buru-buru....nyantai aja baca nya.......di cicil juga bisa hari ini 1 thread besok 1 thread. ^^

-----------------------
apa akibat apabila ada yg melanggar sila ini?

apa hanya ada efek di dunia saja bagi yg melanggar ini seperti contohnya di penjelasan dibawah?

eh sorry, sebelumnya, apakah Buddhism mengenal akhirat dan kiamat?
yang di sebut itu hanya 5 sila.......di kenal juga dengan sila-dasar

sy revisi dikit yah^^......buddhism tidak pernah mengenal kata "DI LARANG / DI HARAMKAN"

isi 5 sila dasar itu berbunyi.
1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
aku bertekad untuk melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup

2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami
aku bertekad untuk melatih diri menghindari mengambil barang yang tidak diberikan.

3. Kamesu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami
aku bertekad untuk melatih diri menghindari perbuatan asusila

4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami
aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar

5. Suramerayamajja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami
aku bertekad untuk melatih diri menghindari makanan/minuman yang menyebabkan lemah-nya kesadaran.

----------------------
tentu ada efeknya jika melanggar sila ini baik di kehidupan sekarang maupun di kehidupan selanjut nya.

--------------------
agama buddha mengenal alam bahagia(surga / alam dewa / alam brahma)
dan juga mengenal alam penderitaan( alam binatang, setan , neraka dan raksasa asura )
total ada 31 alam

perincian nnya.
31 alam kehidupan terdiri dari:

A. 11 Kamma Bhumi yaitu 11 alam kehidupan dimana makhluk2nya masih senang dengan nafsu2 indera dan terikat dengan panca indera

B. 16 Rupa Bhumi yaitu 16 alam kehidupan yg makhluk2nya mempunyai Rupa Jhana

C. 4 Arupa Bhumi yaitu 4 alam kehidupan yg makhluk2nya mempunyai Arupa Jhana


A. 11 Kamma Bhumi terdiri dari:

1. Apaya-Bhumi 4 (4 alam kehidupan yg menyedihkan) yaitu:

a. Niraya Bhumi (alam neraka) terbagi menjadi beberapa kelompok di antaranya ada yg disebut kelompok Maha Neraka 8 (sanjiva neraka, kalasutta neraka, sanghata neraka, roruva neraka, maharoruva neraka, tapana neraka, mahatapana neraka, avici neraka).

b. Tiracchana Bhumi (alam binatang). Binatang berkaki terbagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1) Apadatiracchana yaitu kelompok binatang yg tidak mempunyai kaki
2) Dvipadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki 2
3) Catupadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki 4
4) Bahuppadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki banyak

c. Peta Bhumi (alam setan) terdiri dari beberapa kelompok yg disebut peta 4, peta 12 dan peta 21(Dibahas tersendiri)

d. Asurakaya Bhumi (alam raksasa) terdiri dari:
1) Deva asura yaitu kelompok dewa yg disebut asura
2) Peta asura yaitu kelompok setan yg disebut asura
3) Niraya asura yaitu kelompok makhluk neraka yg disebut asura

2. Kamasugati Bhumi 7 (7 alam kehidupan nafsu yg menyenangkan) yaitu:

a. Manussa Bhumi (alam manusia)

b. Catummaharajika Bhumi (alam 4 raja dewa: Dhatarattha, Virulaka, Virupakkha & Kuvera) terbagi dalam 3 kelompok yaitu:

1) Bhumamattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas tanah (di gunung, sungai, laut, rumah, vihara,dll)

2) Rukakkhattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas pohon

3) Akasattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di angkasa (di bulan, bintang,dll)

c. Tavatimsa Bhumi (alam 33 dewa). Disebut alam 33 dewa karena dahulu kala ada sekelompok pria yg berjumlah 33 orang yg selalu bekerja sama dalam berbuat kebaikan. Sewaktu mereka meninggal dunia semuanya terlahir dalam satu alam dewa.

d. Yama Bhumi (alam dewa Yama). Para dewa di alam ini terbebas dari kesulitan, yg ada hanya kesenangan.

e. Tusita Bhumi (alam kenikmatan). Para dewa di alam ini terbebas dari "kepanasan hati", yg ada hanya kesenangan dan kenikmatan

f. Nimmanarati Bhumi (alam yg menikmati ciptaannya). Para dewa di alam ini menikmati kesenangan panca inderanya dari hasil ciptaannya sendiri.

g. Paranimmitavasavatti Bhumi (alam dewa yg menyempurnakan ciptaan dewa lain). Para dewa di alam ini di samping menikmati kesenangan panca indera juga mampu membantu menyempurnakan ciptaan dewa2 lainnya.


B. 16 Rupa Bhumi terdiri dari:

1. Pathama Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana pertama) yaitu:

a. Brahma Parissaja Bhumi (alam pengikut2nya Brahma)
b. Brahma Purohita Bhumi (alam para menterinya Brahma)
c. Maha Brahma Bhumi (alam Brahma yg besar)

2. Dutiya Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana kedua) yaitu:
a. Brahma Parittabha Bhumi (alam para brahma yg kurang cahaya)
b. Brahma Appamanabha Bhumi (alam para Brahma yg tak terbatas cahayanya)
c. Brahma Abhassara Bhumi (alam para Brahma yg gemerlap cahayanya)

3. Tatiya Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana ketiga) yaitu:
a. Brahma Parittasubha Bhumi (alam para Brahma yg kurang auranya)
b. Brahma Appamanasubha Bhumi (alam para Brahma yg tak terbatas auranya)
c. Brahma Sibhakinha Bhumi (alam para Brahma yg auranya penuh & tetap)

4. Catuttha Jhana Bhumi 7 (7 alam kehidupan Jhana keempat) yaitu:

a. Brahma Vehapphala Bhumi (alam para Brahma yg besar pahalanya)

b. Brahma Asannasatta Bhumi (alam para Brahma yg kosong dari kesadaran)

c. Alam Suddhavasa 5 (5 alam kediaman yg murni) terdiri dari:

1) Brahma Aviha Bhumi (alam para Brahma yg tidak bergerak atau alam bagi Anagami yg kuat dalam keyakinan/saddhindriya)

2) Brahma Atappa Bhumi (alam para Brahma yg suci atau alam bagi Anagami yg kuat dalam usaha/viriyindriya)

3) Brahma Sudassa Bhumi (alam para Brahma yg indah atau alam bagi Anagami yg kuat dalamkesadaran/satindriya)

4) Brahma Sudassi Bhumi (alam para Brahma yg berpandangan terang atau alam bagi Anagami yg kuat dalam konsentrasi/samadindriya)

5) Brahma Akanittha Bhumi (alam para Brahma yg luhur atau alam bagi Anagami yg kuat dalam kebijaksanaan/pannindriya)


C. 4 Arupa Bhumi terdiri dari:

1. Akasanancayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi ruangan tanpa batas)
2. Vinnanancayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas)
3. Akincannayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi kekosongan)
4. Nevasannanasannayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi bukan pencerapan maupun bukan tidak pencerapan)

Tambahan:
Rupa Brahma berarti Brahma bermateri yaitu Brahma yg mempunyai pancakhanda. Sedangkan Arupa Brahma berarti Brahma tak bermateri yaitu Brahma yg hanya mempunyai Nama Khanda (batin), tidak mempunyai Rupa Khanda (jasmani)

setan / peta pun terbagi dari beberapa jenis

Makhluk Setan ini terbagi dalam beberapa kelompok, diantaranya terdapat kelompok-kelompok setan yang disebut PETA 4, PETA 12 dan PETA 21 sebagai tertulis di bawah ini :



PETA 4 (terdapat dalam Kitab Petavatthu-Atthakatha)

1. Paradattupajivika-Peta :
Setan yang memelihara hidupnya dengan memakan makanan yang disuguhkan orang dalam upacara sembahyang.

2. Khupapipasika-Peta:
Setan yang selalu lapar dan haus.

3. Nijjhamatanhika-Peta:
Setan yang selalu kepanasan.

4. Kalakancika-Peta:
Setan yang sejenis Asura.

Penjelasan :

Hanya Paradattupajivika-Peta saja yang dapat menerima makanan yang diberikan orang dalam upacara sembahyang serta kiriman jasa dari keluarga. Para Bodhisattva, jika terlahir menjadi setan, akan menjadi Paradattupajivika-Peta, dan tidak akan menjadi setan (peta) yang lain.



PETA 12 (terdapat dalam Kitab Gambhilokapannatti).

1. Vantasa-Peta: Setan yang makan air ludah, dahak dan muntah.

2. Kunapasa-Peta : Setan yang makan mayat manusia dan binatang.

3. Guthakhadaka-Peta: Setan yang makan berbagai kotoran.

4. Aggijalamukha-Peta : Setan yang dimulutnya selalu ada api.

5. Sucimuja-Peta : Setan yang mulutnya sekecil lobang jarum.

6. Tanhattika-Peta: Setan yang dikendalikan oleh napsu keinginan rendah sehingga lapar dan haus.

7. Sunijjhamaka-Peta : Setan yang berbulu hitam seperti arang.

8. Suttanga-Peta : Setan yang mempunyai kuku tangan kaki yang panjang dan tajam seperti pisau.

9. Pabbatanga-Peta: Setan yang bertubuh setinggi gunung.

10. Ajagaranga-Peta : Setan yang bertubuh seperti ular.

11. Vemanika-Peta : Setan yang menderita pada waktu siang, dan senang pada waktu malam dalam kahyangan.

12. Mahidadhika-Peta: Setan yang mempunyai ilmu gaib.

PETA 21 (terdapat dalam Kitab Suci Vinaya dan Lakkhanasanyutta).

1. Attisankhasika-Peta : Setan yang mempunyai tulang bersambungan, tetapi tidak mempunyai daging.

2. Mansapesika-Peta : Setan yang mempunyai daging terpecah-pecah, tetapi tidak mempunyai tulang.

3. Mansapinada-Peta : Setan yang mempunyai daging berkeping-keping.

4. Nicachaviparisa-Peta : Setan yang tidak mempunyai kulit.

5. Asiloma-Peta: Setan yang berbulu tajam.

6. Sattiloma-Peta : Setan yang berbulu seperti tombak.

7. Usuloma-Peta : Setan yang berbulu panjang seperti anak panah.

8. Suciloma-Peta: Setan yang berbulu sepertijarum.

9. Dutiyasuciloma-Peta: Setan yang berbulu seperti jarum kedua (lebih tajam).

10. Kumabhanda-Peta : Setan yang mempunyai kemaluan sangat besar.

11. Guthakupanimugga-Peta : Setan yang bergelimangan dengan kotoran.

12. Guthakhadaka-Peta: Setan yang makan berbagai macam kotoran.

13. Nicachavitaka-Peta: Setan perempuan yang tidak mempunyai kulit.

14. Dugagandha-Peta : Setan yang baunya sangat busuk.

15. Ogilini-Peta: Setan yang badannya seperti bara api.

16. Asisa-Peta: Setan yang tidak mempunyai kepala.

17.Bhikkhu-Peta : Setan yang berbadan seperti bhikkhu. .

18. Bhikkhuni-Peta : Setan yang berbadan seperti bhikkhuni.

19. Sikkhamana-Peta: Setan yang berbadan seperti Setan yang berbulu seperti pelajar wanita atau calon bhikkhuni.

20. Samanera-Peta : Setan yang berbadan seperti samanera.

21. Samaneri-Peta : Setan yang berbadan seperti samaneri.

dan neraka terbagi dari beberapa tingkatan

1. Sanjiva : makhluk apapun juga yang terlahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Di alam ini, makhluk makhluknya dipotong-potong menjadi kepingan-kepingan yang tiada akhirnya. Apakah akan mengalami kematian setelah menerima siksaan ini…? Ya, pasti ! Tapi setelah mati ia akan hidup dan hidup lagi, sampai kekuatan akusala karmanya habis, dan setelah itu dia akan terlepaskan dari alam siksaan ini dan ditumimbal lahirkan, di salah satu dari 31 alam kehidupan, yang disesuaikan dengan kekuatan karma, yang dimiliki. Sanjiva bisa juga berarti hidup dan hidup lagi.

2. Kalasuta : benang hitam. Makhluk apapun juga yang terlahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, tubuhnya dijelujuri (dijahit) dengan benang hitam dan dipukuli, dengan beliung sampai sisa-sisa akusala karma (perbuatan-perbuatan jahat) nya HABIS, barulah terbebaskan dari derita ini.

3. Sanghata : neraka penghancur. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan pernderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan merasakan terpaan/terjangan benda-benda keras, mis : batu karang dari empat penjuru angin, ke arah tubuhnya tanpa henti-hentinya. Semuanya ini akan berakhir, jika akusala karmanya telah terlunasi.

4. Roruva : daerah tertarus. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan merasakan masuknya nyala api dan asap ke tubuh, melalui sembilan lubang mis : telinga, hidung, mulut dan lain lain serta membakar di dalamnya. Dan pada akhirnya akan menimbulkan keperihan yang luar biasa. Derita ini akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya telah habis.

5. Maha roruva : daerah tertarus yang besar. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yang dilahirkan di alam neraka ini, juga akan merasakan penderitaan yang luar biasa, ia dipanggang bagaikan sate di atas bara yang menyala. Ratapan dan tangisan yang menderu-deru, terdengar keras sekali di alam ini. Siksaan di alam ini juga akan berakhir, jika hutang-hutang akusala karma (perbuatan jahat) telah terlunasi.

6. Tapana : pembakar. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Makhluk makhluk yang terlahirkan di alam ini, tubuhnya akan dibakar dengan tangan terikat di tiang besi yang panas dan lantainya menyala-nyala, diiringi dengan adanya api yang besar sekali. Sungguh derita yang menyakitkan sekali dan akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya habis.

7. Patapa : pembakaran yang hebat. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini akan merasakan penderitaan yang luar biasa akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan di dera penderitaan yang luar biasa dan juga akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya habis.

8. Avici : tanpa penghentian. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan selalu merasakan serangan api dari segala sisi, yang tanpa hentinya. Diantara ke delapan alam neraka ini, maka neraka Avici adalah yang paling lama masa hukumannya dan juga merupakan neraka yang paling menderita serta berat siksaannya. Terlahirkan di neraka Avici adalah sebagai akibat dari melakukan 5 perbuatan durhaka (panca nantariya karma) yang terdiri dari : membunuh ibu, membunuh ayah, melukai Sang Buddha, membunuh arahat dan memecah belah Sangha (persaudaraan para Bhikkhu/Bhikkhuni).

Di neraka Avici disaat ini, berdiam Devadatta yang mana di masa kehidupan Sang Buddha Gautama, sering berusaha mencelakakan Sang Buddha dan memecah belah Sangha. Setelah mengetahui kondisi dan keadaan yang menyedihkan di alam neraka, apakah masih ada terpikirkan di akall logika kita, untuk mau terlahirkan di alam neraka, hanya untuk menjumpai aktris dan aktor idola? Adalah suatu hal yang mustahil, memikirkan sesuatu yang indah, jika kondisi pikiran kita lagi kacau atau berada dalam kesakitan. Hamburger yang bagai-manapun nikmatnya, akan jadi hambar jika kondisi badan sakit-sakitan ! Agar terhindari dari jeratan alam neraka, marilah kita menjauhi/ mengharamkan :

a) Tindakan-tindakan yang bisa mencelakakan/membunuh makhluk hidup, misalnya para Bhikkhu/ni, umat yang taat pada agamanya, baik dia beragama Buddha, Islam, Kristen, Katholik maupun Hindu.

b) Penggunaan kekuasaan untuk memeras, menganiaya dan menyiksa ataupun membunuh makhluk lainnya.

c) Korupsi atau mengambil sesuatu yang bukan-lah merupakan HAK, mencari keuntungan berupa materi (uang, benda-benda berharga dan lain lain), yang bertentangan dengan kebenaran, sehingga menimbulkan penderitaan bagi makhluk lain. SUKHA VAGGA XV : 204 "KESEHATAN : anugerah yang utama. KEPUASAN : kekayaan yang terbesar. KEPERCAYAAN : keluarga yang terbaik. NIRWANA : berkah yang tertinggi".

d) Perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat, mis : membakar kota, rumah tempat ibadah (Vihara, Mesjid, Gereja maupun Puri), kantor atau merusak candi-candi dan tempat tempat suci peninggalan sejarah agama, apapun juga.

e) Pandangan hidup yang sempit, mis : anti agama (selalu memuji-muji agama yang dianutnya lah, yang terbaik sedangkan agama orang lain dicela habis-habisan), tidak percaya akan hukum karma(siapa yang menabur/menyemai maka dialah yang akan selalu memetik) dan selalu menyalahkan orang lain atas kemalangan/kekurangan yang dimilikinya, tidak meyakini akan adanya proses tumimbal lahir sehingga memiliki pandangan hidup yang salah, yang menyatakan hidup hanya sekali dan oleh karena itu, hidup ini dinikmati sepuas-puasnya, dengan menghalalkan segala macam cara, untuk mencapai tujuan yang didambakan. Perbuatan durhaka yang tidak terampuni adalah membunuh orang tua (ayah dan ibu), membunuh arahat (orang suci setingkat Buddha), melukai Sang Buddha dan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam Sangha (persaudaraan para bhikkhu-/bhik-khuni).

f) Perbuatan asusila (perzinahan) dan melakukan pengguguran kandungan.

g) Pelanggaran sila mis : melakukan hubungan intim, dengan suami/istri orang lain, merebut suami/istri orang lain, untuk dijadikan teman hidup ataupun keisengan belaka dan merusak kerukunan hidup rumah tangga orang lain. Di dalam sabdaNYA, Sang Buddha menekankan bahwa ada empat ganjaran bagi orang yang suka berzina yaitu :
1. kehilangan rezeki
2.terganggu tidurnya
3.dikutuk oleh orang dan
4.akan masuk neraka.

Hanya orang-orang yang diliputi oleh kebodohanlah, akan melakukan tindakan tercela yaitu perzinahan. Kenikmatan yang sekejab, dibayar dengan penderitaan sepanjang masa!


"Bagaikan kota di perbatasan yang dijaga ketat, yang dikitari oleh benteng-benteng yang kuat. Demikianlah hendaknya anda menjaga diri anda JANGAN sampai membiarkan anda tergelincir AGAR kesedihan tak menyusul sesampai di neraka"demikianlah yang telah disabdakan oleh Sang Buddha. Selagi kita berada di alam manusia, marilah kita melindungi diri kita, dengan dimilikinya sila yang baik, agar terbebas dari perbuatan tecela. Selalulah waspada dan mawas diri, akan gerak-gerik kenikmatan duniawi. Janganlah sampai terjerumus ke perbuatan perbuatan tercela. Hiduplah penuh dengan cinta kasih dan kasih sayang, kepada siapapun juga. Dengan dikuasainya tanha (nafsu keinginan) dan tersirnanya avijja (kebodohan)berkat dari prajna (kebijaksanaan) Sang Buddha, maka kita akan terbebaskan dari alam neraka, begitu kematian datang menjemput. Akhir kata, dengan adanya pengertian yang benar tentang kondisi alam neraka ini HENDAK-NYA, kita disetiap saat dan detik, selalu mengkontribusikan perbuatan terpuji, baik melalui pikiran, ucapan maupun tindakan badan jasmani sehingga akhirnya berdaya guna, bagi semua makhluk dan terutama sekali bagi bangsa dan negara kita tercinta. Indonesia.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.