• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tuhan & Ajaran Sang Buddha

JakaLoco,
Butuh perjalanan Empat sansekya dan seratus ribu kappa dari ketika seorang bodhisatva menyatakan tekatnya untuk menjadi sammasambuddha...

Rupa dari calon-sammasambuddha membutuhkan rahim dari seorang Ibu yang menjaga sila selama beberapa kehidupan terakhirnya...
calon-sammasambuddha membutuhkan waktu/zaman yang tepat untuk mengenalkan dhamma,
ketika umur manusia 100.000 Tahun++, percuma mengajarkan annica
ketika umur manusia < 100 Tahun, akan sulit bagi kita untuk memahami dhamma...

Tidak gampang untuk mengharapkan kemunculan seorang sammasambuddha...
...

Bagaimana menjadi sammasambuddha ?
Mulailah berlatih... Apa yang dilatih... Sila-Sanna-Samadhi (Jalan mulia berunsur delapan)
dan semoga anda berkesempatan menyatakan niat anda pada seorang Buddha nantinya
 
JakaLoco,

ketika umur manusia 100.000 Tahun++, percuma mengajarkan annica
ketika umur manusia < 100 Tahun

Jadi ajaran anicca itu diajarkan bukan bersifat multlak ?

Anicca adalah sebuah kewajaran. menentangnya dan tidak menerimanya menimbulkan Dukha. Apakah Sang Gautama tidak melihat itu ? dengan menerima apa adanya maka Dukha bisa di minimalkan. Dengan mengembangkan mental orang bisa menerima apa adanya dengan lebih sempurna. Dengan demikian, tidak perlu menghentikan faktor2 kehidupan untuk mencapai Nibbana melalui meditasi intensive.
 
Ketika saya mengatakan "percuma mengajarkan anicca"
Saya tidak berkata kalau mereka tidak bisa mati...

Melainkan..
Percuma mengatakan "ente tidak kekal" kepada mereka yang sudah terlalu lama hidup...
Ga akan dimengerti... diketawain yg ada...

"Elo ngomong apa sich...
dagh beratus ribu tahun gw hidup nda ada yg namanya mati..."


Geto maksod gw...
Gw ga pernah bilang kalao Manusia berumur 100.000++ tersebut tidak bisa mati
 
Ketika saya mengatakan "percuma mengajarkan anicca"
Saya tidak berkata kalau mereka tidak bisa mati...

Melainkan..
Percuma mengatakan "ente tidak kekal" kepada mereka yang sudah terlalu lama hidup...
Ga akan dimengerti... diketawain yg ada...

Elo ngomong apa sich...
dagh beratus ribu tahun gw hidup nda ada yg namanya mati...

Geto maksod gw...
Gw ga pernah bilang kalao Manusia berumur 100.000++ tersebut tidak bisa mati

Ada avuso Kemanyan disini. semoga forum Buddhis tambah ramai.^_^
 
Ketika saya mengatakan "percuma mengajarkan anicca"
Saya tidak berkata kalau mereka tidak bisa mati...

Melainkan..
Percuma mengatakan "ente tidak kekal" kepada mereka yang sudah terlalu lama hidup...
Ga akan dimengerti... diketawain yg ada...

"Elo ngomong apa sich...
dagh beratus ribu tahun gw hidup nda ada yg namanya mati..."


Geto maksod gw...
Gw ga pernah bilang kalao Manusia berumur 100.000++ tersebut tidak bisa mati

yah,agak mirip dengan mencapai pencerahan di alam dewa....di sana terlalu senang sampai lupa sedih.
jadinya sulit mengajarkan kenyataan.

sama halnya dengan ajaran mahayana yang katanya mau masuk alam sukhavati dan di ajarkan sama buddha amitabha hingga mencapai nibbana.

dialam sukhavati katanya kekal(ga ada kematian)...bahagia terus...
bagaimana mau belajar 4 kesunyataan mulia?
penderitaan-nya saja tidak ada....


sorry no offense mahayana...just my opinion.... share to share
 
Ada avuso Kemanyan disini. semoga forum Buddhis tambah ramai.^_^
namaste.gif

Ketemu lagi om...

Semoga saya berkesempatan membaca tulisan2x yang mencerahkan lagi dari om...


btw... "avuso" apaan yak?
 
Jadi ajaran anicca itu diajarkan bukan bersifat multlak ?

Anicca adalah sebuah kewajaran. menentangnya dan tidak menerimanya menimbulkan Dukha. Apakah Sang Gautama tidak melihat itu ? dengan menerima apa adanya maka Dukha bisa di minimalkan. Dengan mengembangkan mental orang bisa menerima apa adanya dengan lebih sempurna. Dengan demikian, tidak perlu menghentikan faktor2 kehidupan untuk mencapai Nibbana melalui meditasi intensive.

Anicca hanyalah 1 dari 3 kondisi Tillakhana (Anicca, Dukkha dan Anatta)
Meditasi hanyalah 1 dari 3 hal yang harus dilakukan (Sila, Samadhi dan Panna)

@Akiong, untuk mencapai Nibanna seseorang harus menjalankan Jalan tengah beruas 8 yang dikelompokkan dalam 3 group yaitu Sila, Samadhi dan Panna. Dan harus memahami 3 kondisi diatas Anicca (tidak kekal), Dukkha (penderitaan) dan Anatta (Tanpa Aku)

Banyak orang yang hebat dalam meditasi tapi tidak menjalankan Sila dan tidak memiliki Panna, hasilnya tidak akan mencapai nibanna tapi hanya memiliki kondisi yang lebih dibanding orang lain (mungkin bisa baca pikiran orang lain, bisa melihat masa lalu/masa depan, memiliki kekuatan batin, dll)

Jadi orang yang hanya menjalankan Meditasi insentif saja patut dipertanyakan apakah dia ingin mencapai suatu kekuatan batin atau ingin mencapai Nibanna, bila ingin mencapai Nibanna dengan hanya berpikiran dengan meditasi bisa mencapai Nibanna (tanpa menjalankan Sila dan memiliki Panna) maka orang itu berpandangan salah. Karena Anatta harus dipahami dengan Panna, dimana bila kita hanya berlatih meditasi kita hanya bisa menyadari tentang Anicca dan Dukkha.

Mungkin kalau anda membaca Dhammapada Attakata (lupa tulisannya) disana ada cerita tentang mengapa sang Buddha mengatakan syair2 tsb, dimana saat seseorang mencapai Nibanna/Mencapai suatu tingkat kesucian karena memiliki Panna (sebagian besar yang saya tangkap saat mempelajari dhammapada seperti itu).


yah,agak mirip dengan mencapai pencerahan di alam dewa....di sana terlalu senang sampai lupa sedih.
jadinya sulit mengajarkan kenyataan.

sama halnya dengan ajaran mahayana yang katanya mau masuk alam sukhavati dan di ajarkan sama buddha amitabha hingga mencapai nibbana.

dialam sukhavati katanya kekal(ga ada kematian)...bahagia terus...
bagaimana mau belajar 4 kesunyataan mulia?
penderitaan-nya saja tidak ada....


sorry no offense mahayana...just my opinion.... share to share

Jangankan di surga, di dunia ini saja kalo kita perhatikan saat kita lagi senang/bahagia kadang kala kita lupa dengan tujuan/cita2 kita, pas lagi susah/menderita baru ingat lagi. karena ini lah sifat dari manusia.

Saya setuju dengan @Marcedes bahwa di alam surga lebih sulit mencapai nibanna karena surga adalah alam bahagia, tapi bukan berarti di alam deva tidak bisa mencapai tingkat kesucian / nibanna, karena sang Buddha sendiri pernah mengajar ke alam deva (kalo ga salah Sukhavati, bener ga yach? CMIIW)


namaste.gif

Ketemu lagi om...

Semoga saya berkesempatan membaca tulisan2x yang mencerahkan lagi dari om...


btw... "avuso" apaan yak?

Avuso = Sahabat. Avuso digunakan oleh para Bikkhu untuk menyapa Bikkhu lain pada saat jaman sang Buddha. Tapi saat menjelang parinibanna, sang Buddha meminta para bikkhu untuk tidak menggunakan kata ini lagi(CMIIW).


NB: kalo ada yang salah tolong kasih tau yach...
 
@all

Bagaimana mungkin kita bisa menjadi samasambuddha jika setiap terlahir kita lupa kalau di kehidupan sebelumnya kita punya niat yg kuat utk menjadi samasambuddha?

@marcedes
yah,agak mirip dengan mencapai pencerahan di alam dewa....di sana terlalu senang sampai lupa sedih.
jadinya sulit mengajarkan kenyataan.

sama halnya dengan ajaran mahayana yang katanya mau masuk alam sukhavati dan di ajarkan sama buddha amitabha hingga mencapai nibbana.

dialam sukhavati katanya kekal(ga ada kematian)...bahagia terus...
bagaimana mau belajar 4 kesunyataan mulia?
penderitaan-nya saja tidak ada....

sorry no offense mahayana...just my opinion.... share to share
kalo dah nirwana ngapain lagi berlatih/belajar?khan udah gak ngerasa apa2..
 
@all

Bagaimana mungkin kita bisa menjadi samasambuddha jika setiap terlahir kita lupa kalau di kehidupan sebelumnya kita punya niat yg kuat utk menjadi samasambuddha?

Kalau sudah punya tekad kuat, menjalankan sila samadhi dan panna dengan sempurna.... kondisi yang menguntungkan.... kelahiran berulang kali justru semakin menguatkan tekat untuk menjadi sammasambuddha.

@marcedes

kalo dah nirwana ngapain lagi berlatih/belajar?khan udah gak ngerasa apa2..

Kalau sudah nibbana, yah sudah selesai. Tujuan akhir dalam kepercayaan agama Buddha.... entah kalau di Hindu.
 
@roughtorer

hehe gak salah ngetik nama lo lagi khan?

kalo di Hindu namanya nirwana/moksa/jiwanmukti..

sama aj koq ama Buddha...
 
@roughtorer

hehe gak salah ngetik nama lo lagi khan?

kalo di Hindu namanya nirwana/moksa/jiwanmukti..

sama aj koq ama Buddha...

@jacaloco

jika menurut agama Hindu tujuan akhir dari manusia ada dimana ya?

Beberapa waktu lalu saya sempat membaca salah satu tread di FR Hindu, dimana dewa Brahma mengatakan kepada Rahwana yang maha sakti, bahwa tidak ada satupun yang kekal didunia ini. Lalu apakah dewa2 Siwa, Brahwa dan Wisnu semuanya kekal/memiliki kehidupan masa lalu juga?

Kemudian pernah dengar dari sahabat saya yang orang bali, dia menyebut Ida Sang Hyang Widhi Yasa. Didalam agama Hindu apa hubungan antara Sang Hyang Widhi Yasa dengan Dewa2 seperti Siwa, Brahma dan Wisnu?

sblmnya trims atas jawabannya
:)
 
@all

Bagaimana mungkin kita bisa menjadi samasambuddha jika setiap terlahir kita lupa kalau di kehidupan sebelumnya kita punya niat yg kuat utk menjadi samasambuddha?

@marcedes

kalo dah nirwana ngapain lagi berlatih/belajar?khan udah gak ngerasa apa2..

salam bro...semoga sehat yah ^^

sy jawab pertanyaan 1 dulu.

dalam pandangan buddhis
bentuk pikiran,kesadaran,pencerapan,perasaan semua ini di kelompokkan menjadi batin
manusia terdiri dari jasmani(fisik) dan batin..

nah,,batin ini selalu berubah-rubah....
contoh sederhana...ketika anda umur 10 tahun....bentuk pikiran anda masih kanak-kanan.
seriring dewasa karena mencerap hal-hal yang anda lihat....maka bentuk pikiran anda juga berubah.

========

nah...bagaimana jika meninggal lalu terlahir lagi?
ini pertanyaan ibarat....gimana jika orang kecelakaan sampai amnesia(lupa ingatan)
walau dirinya memiliki bentuk pikiran lain....tetapi tidak akan berbeda dari yang dulu-nya bukan....kira-kira seperti itu.

kalau contoh lain
jika API yang di lilin...disebut api lilin....jika api di kompor disebut api kompor.
jika dikatakan api di lilin sama dengan api kompor tentu tidak.
tapi jika dikatakan api lilin dan api kompor memiliki asal yang sama...adalah benar.

makanya guru meditasi mengatakan
"tidak perlu penasaran melihat kehidupan lampau untuk mengetahui bagaimana diri-mu....lihat saja kehidupan ini..tidak akan berbeda jauh dengan yang dulu"


==========
nibbana bisa juga disebut tidak berkondisi/tidak terlahir dialam manapun

sedangkan yang saya maksud adalah terlahir di alam sukhavati untuk belajar mencapai nibbana yang katanya di ajar langsung oleh buddha amitabha.

sang buddha sendiri menjamin bahwa tidak akan ada orang yang mencapai kesucian dalam ajaran manapun jika diajaran itu tidak terdapat 4 kesunyataan mulia dan jalan tengah beruas 8.

kalau kita telusuri......4 kesunyataan mulia adalah sebuah kenyataan dari sebuah penderitaan....
sedangkan di satu sisi hidup di-alam sukhavati katanya kekal
nah bagaimana mungkin mengajarkan 4 kesunyataan mulia sedangkan kenyataan nya tidak demikian?...bukankah ini terbalik.

salam metta.
 
Apa beda avuso dengan KalyanaMitta?
Maaf... avuso bener-bener asing ditelinga
 
Menurut saya

Avuso digunakan oleh para Bhikkhu di zaman sang Buddha
KalyanaMitta lebih digunakan oleh umat awam (non Bhikkhu)

kira2 seperti itu.
 
Apakah SInthung Bhikku? Kemenyan juga? :-/:-/:-/:-/

hehehe bukan, cuma umat Buddha biasa.

Avuso = rekan Bhikkhu,sahabat/kawan. ===> banyak di jumpai dalam sutta-sutta. seperti yang dijelaskan oleh Carodhammo

KalyanaMitta = sahabat/teman/kawan sejati (bisa dijumpai dalam Sigalovada Sutta)
 
@imhereyahum
jika menurut agama Hindu tujuan akhir dari manusia ada dimana ya?

Beberapa waktu lalu saya sempat membaca salah satu tread di FR Hindu, dimana dewa Brahma mengatakan kepada Rahwana yang maha sakti, bahwa tidak ada satupun yang kekal didunia ini. Lalu apakah dewa2 Siwa, Brahwa dan Wisnu semuanya kekal/memiliki kehidupan masa lalu juga?

Kemudian pernah dengar dari sahabat saya yang orang bali, dia menyebut Ida Sang Hyang Widhi Yasa. Didalam agama Hindu apa hubungan antara Sang Hyang Widhi Yasa dengan Dewa2 seperti Siwa, Brahma dan Wisnu?

sblmnya trims atas jawabannya

kalo tujuan umat Hindu yg terakhir adl Moksa,..
bagi mereka yg mencapai moksa, maka rohnya akan diberi genah linggih atau tempat utk bersthana utk selama-lamanya dan berbahagia forever..
genah linggih ini ad tingkatannya dari yg tertinggi ke yg terendah adl :
Padmasana, Meru Tumpang Telu, Tugu, Tajuk,..(khusus utk Hindu Bali kalo agma lain gak taw saya genah linggihnya)..

Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah Brahma, Wisnu, Iswara dlm satu kesatuan..
Ida Sang Hyang Widhi adl Tuhan Yang Maha Esa, Maha Tertinggi, Maha Suci..
Brahma, Wisnu, Iswara berada di bawah Hyang Widhi..
Brahma, Wisnu, Iswara adl manifestasi Tuhan sbg pencipta, pemelihara, dan pelebur..
jika dunia ini telah kiamat maka Brahma, Wisnu, Iswara akan musnah dan kembali kpd Hyang Widhi yang Maha Tunggal tiada duanya..
Menurut Hindu yg kekal adl Tuhan (Roh Maha Agung) dan atma (roh yg kecil, kotor, berwujud)..dlm Hindu disebutkan bahwa roh tidak bisa mati alias kekal, yg mati adl jasad bukan roh..

@marcedes

waduh saya agak bingung nich..
saya renungkan dan hayati dulu penjelasan anda..
gak boleh buru2...
 
@imhereyahum


kalo tujuan umat Hindu yg terakhir adl Moksa,..
bagi mereka yg mencapai moksa, maka rohnya akan diberi genah linggih atau tempat utk bersthana utk selama-lamanya dan berbahagia forever..
genah linggih ini ad tingkatannya dari yg tertinggi ke yg terendah adl :
Padmasana, Meru Tumpang Telu, Tugu, Tajuk,..(khusus utk Hindu Bali kalo agma lain gak taw saya genah linggihnya)..

Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah Brahma, Wisnu, Iswara dlm satu kesatuan..
Ida Sang Hyang Widhi adl Tuhan Yang Maha Esa, Maha Tertinggi, Maha Suci..
Brahma, Wisnu, Iswara berada di bawah Hyang Widhi..
Brahma, Wisnu, Iswara adl manifestasi Tuhan sbg pencipta, pemelihara, dan pelebur..
jika dunia ini telah kiamat maka Brahma, Wisnu, Iswara akan musnah dan kembali kpd Hyang Widhi yang Maha Tunggal tiada duanya..
Menurut Hindu yg kekal adl Tuhan (Roh Maha Agung) dan atma (roh yg kecil, kotor, berwujud)..dlm Hindu disebutkan bahwa roh tidak bisa mati alias kekal, yg mati adl jasad bukan roh..

@marcedes

waduh saya agak bingung nich..
saya renungkan dan hayati dulu penjelasan anda..
gak boleh buru2...

Konsep atma yang kekal ini berbedah dengan pandangan Buddhis.... Benar bagi pemeluknya masing masing.
 
@marcedes

waduh saya agak bingung nich..
saya renungkan dan hayati dulu penjelasan anda..
gak boleh buru2...

bagian mana yang bingung....
nanti saya kasih link atau penjelasan dasar deh ^^
walau panjang baca-baca yah....

salam metta.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.