• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Renungan Harian/Saat Teduh.

Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak
Markus 6:31

Bacaan: Markus 6:30-46
Setahun: Yeremia 22-23; Titus 1

Delapan puluh kilometer di sebelah barat Asheville, North Carolina, saya membawa mobil saya keluar dari jalan bebas hambatan yang padat dan melanjutkan perjalanan ke kota melalui jalur Blue Ridge Parkway yang berpemandangan indah. Pada sore hari di akhir bulan Oktober itu, saya mengemudi dengan lambat dan sering berhenti untuk menikmati pemandangan pegunungan serta dedaunan musim gugur yang berkilauan. Perjalanan itu memang tidak membawa saya sampai tujuan dengan cepat, tetapi perjalanan itu menyegarkan jiwa saya.

Pengalaman itu membuat saya bertanya, “Seberapa sering saya melewati jalan yang sepi bersama Yesus? Adakah saya keluar dari jalan bebas hambatan yang penuh tanggung jawab dan kesibukan untuk memusatkan perhatian kepada-Nya selama beberapa saat setiap hari?”

Setelah para murid Yesus menyelesaikan sebuah pelayanan yang penuh tantangan, Dia berkata kepada mereka, “Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak” (Markus 6:31). Bukannya memperoleh liburan panjang, mereka justru hanya melakukan sebuah perjalanan singkat di atas perahu bersama Yesus sebelum kemudian mereka dikerumuni orang banyak. Para murid menyaksikan belas kasihan Tuhan dan berpartisipasi dengan-Nya dalam memenuhi kebutuhan orang banyak tersebut (ayat 33-43). Saat hari yang melelahkan itu berakhir, Yesus mencari penyegaran melalui doa kepada Bapa surgawi (ayat 46).


Yesus Tuhan kita selalu beserta kita, baik di tengah hiruk pikuk atau ketenangan. Namun demikian, kita perlu mengambil waktu setiap hari untuk melewati jalan yang sepi bersama-Nya —DCM​


SANGATLAH BAIK UNTUK MELUANGKAN
WAKTU BERSAMA ALLAH



Markus 6:30-46

6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
 
31 Oktober 2007 -- R A B U

Setelah Kematian, Apa Selanjutnya? | II Korintus 5:1-9

Alkitab mengajarkan barangsiapa menaruh iman di dalam Kristus, ia akan hidup selama-lamanya bersama Dia. Apa yang terjadi ketika seorang percaya meninggal? Apakah rohnya segera masuk ke surga, tertidur sampai hari kebangkitan, atau menderita karena dosa-dosa tertentu sebelum masuk dalam hadirat Tuhan?

Dalam surat kepada jemaat di Tesalonika, rasul Paulus menyebutkan bahwa orang yang meninggal dalam Kristus bagaikan sedang tidur. Beberapa orang mengartikan jiwa tetap ada dalam “kondisi ditunda” sampai saat kebangkitan. Bagaimanapun, Yesus berkata kepada perampok di kayu salib bahwa mereka akan bersama-sama di firdaus (sorga) pada hari itu juga (Lukas 23:43). “Firdaus” berarti berada dalam hadirat Tuhan, bukan tertidur.

Kelompok lain percaya sebelum kita ke sorga, pembersihan tambahan melalui hukuman dibutuhkan untuk beberapa dosa. Firman Tuhan sangatlah jelas. Yesus membayar harga untuk semua dosa; pekerjaan penebusan-Nya telah diselesaikan di kayu salib. ( I Petrus 3:18) Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat segera berpindah dari kehidupan di bumi ke kehidupan di sorga.

Alkitab juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mati tanpa Yesus masuk ke alam maut. Mereka akan menderita hingga sampai pada penghakiman Takhta Putih Besar (Lukas 16:22-23). Karena percaya Yesus adalah satu-satunya jalan agar terdaftar dalam buku kehidupan, maka lautan api akan menjadi tujuan akhir mereka (Wahyu 20:11-15). Ini adalah kebenaran keras bagi orang-orang yang memungkiri keberadaan neraka, penghukuman, atau penghakiman kekal.



GBU all..........
 
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
Mazmur 31:16



Secara tidak sadar manusia sering melakukan penipuan pada diri sendiri dengan berbagai cara mempertahankan kemudaan, misalnya: agar tampak tidak tua berupaya memoles rambut putih jadi hitam, kulit keriput dioperasi menjadi kencang, dan berbagai hal lain. Manusia tidak suka bicara tentang penuaan, kematian, kefanaan, ketidakberdayaan? Manusia lebih suka bicara dan mempertahankan tentang kehidupan, kekinian, dan kehebatan mereka di usia muda, meski sadar ataupun tidak mereka adalah makhluk yang bisa mati, fana, dan tidak berdaya.

Berapa kali Anda sudah merayakan ulang tahun? Atau sudah berapa kali Anda menghadiri perayaan ulang tahun orang lain? Selalu ada lagu "panjang umurya panjang umurnya ....." yang merupakan harapan manusia yang ingin kekekalan dengan umur panjang. Tapi kalau mau jujur setiap kali kita berulang tahun umur kita memendek satu tahun dan bukan bertambah panjang satu tahun karena kita hidup dalam kondisi sementara. Umur panjang adalah saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat karena Dialah yang menjanjikan hidup kekal nanti. Oleh sebab itu orientasikan hidupmu pada hal yang kekal dan bukan pada hal yang fana.



Hidup kekal hanya ada dalam Kristus.​
 
READ: Matthew 22:15-22


Render therefore to Caesar the things that are Caesar’s, and to God the things that are God’s.
Matthew 22:21


In a report in USA Today, Rick Hampson wrote: “The young generally don’t have the old-time political religion. They look at voting and see a quaint, irrational act.” One graduate was quoted as saying, “I don’t care enough to care about why I don’t care.” I wonder if this is how we as Jesus-followers sometimes view our civic responsibility!

The insights of Jesus in Matthew 22 helped His followers think clearly about their civic duty in the world. The Jews were required to pay taxes to the Roman government. They hated this taxation because the money went directly into Caesar’s treasury, where some of it supported the pagan temples and decadent lifestyle of the Roman aristocracy. They may have questioned whether they even had a civic responsibility to Caesar. Jesus reminded them, however, that they had dual citizenship. They lived in a world with two kingdoms—Caesar’s kingdom (human authority) and God’s kingdom (spiritual authority). They had responsibilities to both, but their greater responsibility was to God and His kingdom (Acts 5:28-29).

As followers of Christ, we are commanded to cooperate with our rulers, but we are called to give God our ultimate obedience and commitment. —Marvin Williams

We live today as citizens of two worlds,
And this demands a duty to fulfill;
But greater far should be our heart’s desire
To honor Christ and always do His will. —Hess​


Government has authority, but God has ult
 

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah

Matius 22:21

Bacaan: Matius 22:15-22
Setahun: Yeremia 24-26; Titus 2


Dalam sebuah tulisan di USA Today, Rick Hampson menulis, “Tidak seperti dahulu, kehidupan agama kaum muda sekarang tidak membuat mereka peduli pada kehidupan bernegara. Mereka bahkan menganggap pemilihan umum sebagai tindakan yang tak masuk akal.” Berikut adalah kutipan kata-kata dari seorang sarjana, “Saya tak peduli mengapa saya tidak peduli.” Saya heran bahwa sebagai pengikut Yesus, kita terkadang juga memandang tanggung jawab bernegara kita dengan cara seperti itu!

Pandangan Yesus dalam Matius 22 membantu para pengikut-Nya untuk berpikir jernih mengenai kewajiban bernegara mereka di dunia. Bangsa Yahudi diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Mereka benci membayar pajak karena uang tersebut langsung masuk ke perbendaharaan Kaisar. Sebagian pajak ini digunakan untuk menyokong pembangunan kuil-kuil berhala dan gaya hidup para bangsawan Romawi yang mengalami kemerosotan moral. Mereka mungkin juga mempertanyakan apakah mereka memiliki tanggung jawab bernegara kepada Kaisar. Namun, Yesus mengingatkan bahwa mereka memiliki dua kewarganegaraan. Mereka hidup di dunia yang memiliki dua kerajaan, yaitu kerajaan Kaisar (otoritas yang bersifat manusiawi) dan kerajaan Allah (otoritas yang bersifat ilahi). Mereka bertanggung jawab terhadap keduanya, tetapi mereka punya tanggung jawab lebih kepada Allah dan kerajaan-Nya (Kisah Para Rasul 5:28,29).


Sebagai pengikut Kristus, kita diperintahkan untuk bekerja sama dengan penguasa kita, tetapi kita dipanggil untuk menunjukkan ketaatan dan komitmen utama kepada Allah —MLW


PEMERINTAH MEMILIKI OTORITAS
TETAPI ALLAH MEMEGANG OTORITAS TERTINGGI​



Matius 22:15-22
22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
22:21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
22:22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
 
Kamis, 1 November 2007

DUA KERAJAAN
Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah (Matius 22:21)

Bacaan: Matius 22:15-22
Setahun: Yeremia 24-26; Titus 2

Dalam sebuah tulisan di USA Today, Rick Hampson menulis, “Tidak seperti dahulu, kehidupan agama kaum muda sekarang tidak membuat mereka peduli pada kehidupan bernegara. Mereka bahkan menganggap pemilihan umum sebagai tindakan yang tak masuk akal.” Berikut adalah kutipan kata-kata dari seorang sarjana, “Saya tak peduli mengapa saya tidak peduli.” Saya heran bahwa sebagai pengikut Yesus, kita terkadang juga memandang tanggung jawab bernegara kita dengan cara seperti itu!

Pandangan Yesus dalam Matius 22 membantu para pengikut-Nya untuk berpikir jernih mengenai kewajiban bernegara mereka di dunia. Bangsa Yahudi diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Mereka benci membayar pajak karena uang tersebut langsung masuk ke perbendaharaan Kaisar. Sebagian pajak ini digunakan untuk menyokong pembangunan kuil-kuil berhala dan gaya hidup para bangsawan Romawi yang mengalami kemerosotan moral. Mereka mungkin juga mempertanyakan apakah mereka memiliki tanggung jawab bernegara kepada Kaisar. Namun, Yesus mengingatkan bahwa mereka memiliki dua kewarganegaraan. Mereka hidup di dunia yang memiliki dua kerajaan, yaitu kerajaan Kaisar (otoritas yang bersifat manusiawi) dan kerajaan Allah (otoritas yang bersifat ilahi). Mereka bertanggung jawab terhadap keduanya, tetapi mereka punya tanggung jawab lebih kepada Allah dan kerajaan-Nya (Kisah Para Rasul 5:28,29).

Sebagai pengikut Kristus, kita diperintahkan untuk bekerja sama dengan penguasa kita, tetapi kita dipanggil untuk menunjukkan ketaatan dan komitmen utama kepada Allah .

HOT TARGET : PEMERINTAH MEMILIKI OTORITAS,
TETAPI ALLAH MEMEGANG OTORITAS TERTINGGI


rincian ayat renungan hari ini :

Matius 22:15-22
  • 22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
  • 22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
  • 22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" .
  • 22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? .
  • 22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
  • 22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" .
  • 22:21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." .
  • 22:22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.

GBU all........
 

Yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh.
Ulangan 1:33


"Andaikan aku ini Tuhan..." Kalimat ini tidak jarang muncul begitu saja lewat bibir kita, entah sadar atau tidak. Yang jelas kalimat tersebut menggambarkan sebuah ketidakberdayaan kita sebagai manusia. Ketika malapetaka dan kemalangan melanda kehidupan, saat itu kita sadar bahwa kita membutuhkan sebuah kekuatan yang sanggup mengatasi setiap problem. Jelas kekuatan itu hanya dimiliki oleh satu pribadi yaitu Tuhan. tapi celakanya kita seringkali mencoba mengatasi problema dengan bertindak sebagai tuhan atas hidup kita sendiri.

Bangsa Israel adalah sebuah contoh kasus nyata. Allah telah menuntun bangsa ini sedemikian rupa, mulai dari Mesir (tanah perbudakan) hingga ke negeri perjanjian (Kanaan). Bahkan kaki mereka sendiri telah berdiri di tanah yang Tuhan janjikan (Ulangan 1:30-31). Tapi karya Tuhan yang sedemikian dahsyat itu dianggap angin lalu saja. Mereka bersikeras mengatur hidup mereka sendiri dan menjadi tuhan atas hidup mereka sendiri (Ulangan 1:32). Tentu saja mereka berpikir bahwa cara demikian adalah yang terbaik bagi mereka. Tapi sayangnya, cara-cara seperti ini kurang berhikmat, sering berakhir dengan menyedihkan. Jika demikian, masihkah kita ingin bertindak sebagai tuhan atas hidup kita?


Jangan pernah jadi tuhan atas diri Anda, semua adalah kesia-siaan.
 
Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku
Mazmur 86:7

Bacaan: Mazmur 86:1-7
Setahun: Yeremia 27-29; Titus 3

Sebuah judul berita berbunyi: Doa-doa yang Tak Terjawab: Surat-surat untuk Tuhan Ditemukan Terbuang di Lautan. Surat-surat itu, yang berjumlah 300 buah dan dikirimkan kepada seorang pendeta di New Jersey, telah dibuang ke laut. Kebanyakan surat itu belum dibuka. Pendeta tersebut sudah lama meninggal. Bagaimana ratusan surat itu bisa ditemukan terapung-apung di atas ombak pantai New Jersey, masih menjadi misteri.

Surat-surat itu ditujukan kepada sang pendeta karena ia berjanji untuk mendoakannya. Beberapa surat meminta hal-hal yang tidak keruan; yang lainnya ditulis oleh pasangan, anak-anak, atau janda yang sedang menderita. Mereka menumpahkan isi hati mereka kepada Allah, memohon pertolongan untuk saudara mereka yang menyalahgunakan obat dan alkohol, atau pasangan yang mengkhianati mereka. Ada satu surat yang minta seorang suami dan ayah yang mencintai anaknya. Reporter itu menyimpulkan, semua surat itu adalah “doa-doa yang tak terjawab”.

Tidak demikian! Jika para penulis surat itu berseru kepada Allah, maka Dia mendengar setiap seruan mereka. Tak satu pun doa yang jujur terlewat dari telinga-Nya. “Engkau mengetahui segala keinginanku,” Daud menulis di tengah-tengah krisis pribadi yang mendalam, “dan keluhku pun tidak tersembunyi bagi-Mu” (Mazmur 38:10). Daud mengerti bahwa kita bisa menyerahkan segala kesusahan kita kepada Tuhan, bahkan jika tidak ada orang lain yang mau mendoakan kita. Dengan penuh keyakinan, ia menyimpulkan, “Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku” (86:7) —DHR


YESUS MENDENGAR SERUAN KITA YANG PALING LEMAH​



Mazmur 86:1-7
86:1 Doa Daud. Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, sebab sengsara dan miskin aku.
86:2 Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
86:3 Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
86:4 Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
86:5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
86:6 Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku.
86:7 Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
 
02 November 2007 -- J U M A T

Doa Membangun Orang Percaya | Efesus 1:17-23

Paulus senantiasa memiliki pandangan yang benar di dalam doanya. Bagaimanakah caranya? Pertama, ia selalu merenungkan karakter Allah di dalam setiap pemikirannya. Ia pun selalu mengamati pergumulan jemaat-jemaat yang ia rintis, bersyukur atas keberadaan mereka, serta meminta Tuhan untuk membangun orang-orang kudus itu. Di dalam Efesus 1, Paulus menyebutkan empat permohonan yang semuanya masih relevan bagi orang percaya di zaman ini. Ia selalu meminta Tuhan untuk memberikan roh hikmat dan wahyu agar mereka – dan juga kita – dapat:

Mengenal Allah dengan lebih baik lagi. Keinginan Paulus adalah agar Roh Kudus 1) menyatakan kebenaran yang lebih dalam tentang hubungan kita dengan Kristus, 2) menerangi pikiran kita dengan kebenaran, 3) memberikan kepada kita hikmat untuk mempraktikkan apa yang telah kita pelajari.

Dipenuhi dengan pengharapan. Paulus berdoa agar Tuhan memenuhi kita dengan pengertian yang benar tentang apa yang kita miliki dalam Kristus, baik saat ini maupun sampai kekekalan nanti. Ia tahu bahwa jika kita memahami kebenaran ini, maka kita akan selalu dipenuhi dengan pengharapan.

Menyadari perubahan yang telah terjadi atas diri kita. Paulus berdoa agar kita semua percaya bahwa kita telah dijadikan sebagai hadiah dari Bapa untuk Anak-Nya. Setiap orang percaya merupakan bagian dari warisan yang dimiliki Yesus yang tentu amat berharga di mata-Nya.

Mengalami karya Roh Kudus yang luar biasa dalam hidup kita. Paulus ingin agar pengenalan kita akan Allah dapat berkembang dari sekadar pengetahuan akali kepada pengenalan yang muncul dari pengalaman.

Paulus tahu bahwa bila kita meningkatkan pengenalan kita akan Allah, mensyukuri keberadaan kita dan mengalami kuasa Roh Kudus, maka kita akan sanggup menjalani kehidupan ini di dalam Dia. Marilah kita menaikkan permohonan serupa kepada Tuhan bagi orang lain.

GBU all....
 
03 November 2007 -- S A B T U

Meningkatkan Level Doa Kita (2) | Efesus 3: 14-16

Kita telah belajar bagaimana caranya meningkatkan level doa kita naik ke level berikutnya melalui teladan yang ditunjukkan rasul Paulus. Kita telah belajar tentang pentingnya mengenal Kristus lebih dalam lagi, bersyukur atas pertumbuhan rohani saudara-saudara seiman, serta terus mendoakan pertumbuhan iman mereka. Sekarang mari kita lihat di dalam Efesus 3, guna belajar lebih dalam lagi tentang karakteristik doa rasul Paulus.

Sikap doanya. Kerendahan hati selalu menandai doa-doanya. Paulus sadar bahwa bukan pengetahuannya yang luas atau kefasihan lidahnya yang membuat Allah mau mendengar dan menjawab doanya. Doanya didengar semata-mata oleh karena Yesus. Jadi bukan sikap tubuh kita yang lebih penting, melainkan sikap hati kita. Kerendahan hati adalah sikap yang sangat dihargai oleh Allah. Tidak ada gunanya kita bersimpuh berdoa, bila hati kita masih dikuasai kesombongan yang selangit. Lihatlah Paulus, meskipun ia memiliki segudang reputasi, ia sama sekali tidak mau menjadi pusat perhatian (Filipi 3:3-8). Fokusnya selalu tertuju pada Bapa dan Yesus.

Dasar doanya. Dasar dari setiap doa yang dinaikkan Paulus adalah Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Misalnya dalam bacaan hari ini, Paulus memproklamirkan Allah sebagai Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam surga dan di atas bumi menerima namanya; kekayaan kemuliaan-Nya di dalam Kristus Yesus; serta kuasa dalam Roh Kudus. Paulus senantiasa berdoa agar Allah melakukan sesuatu bagi jemaat Tuhan di Efesus berdasarkan kuasa-Nya yang tak terbatas itu.

Tindakan terbaik yang dapat kita lakukan bagi orang lain adalah dengan berdoa bagi orang tersebut. Karena itu sediakanlah banyak waktu untuk berkomunikasi secara intim dengan Tuhan, belalah kehidupan orang lain di hadapan-Nya, tentu saja dengan sikap dan dasar doa yang benar.

GBU all..
 
04 November 2007 -- M I N G G U

Bagaimana Menghadapi Serangan Iblis | I Petrus 5:6-10

Di dalam bacaan Firman Tuhan tentang perlengkapan senjata Allah di dalam Efesus 6:10-17, Rasul Paulus menggambarkan peperangan rohani yang berat harus dihadapi oleh semua orang Kristen. Paulus menggunakan kata-kata yang tegas, seperti: “perjuangan,” “penghulu-penghulu,” “roh-roh,” panah-panah api,” dan sebagainya. Tidak ada seorangpun yang dapat melarikan diri dari kenyataan bahwa kita benar-benar akan berada di tengah-tengah peperangan seperti itu.

Memang kita tahu Yesus telah menang dan Ia selalu memimpin kita di dalam kemahakuasaan-Nya. Tetapi, bagaimana dengan ayat-ayat Firman Tuhan seperti Wahyu 13:7 dan Daniel 7:21-25, yang menjelaskan kepada kita bahwa Iblis akan berperang melawan orang-orang Kudus dan mengalahkan mereka? Ayat-ayat ini memang berbicara mengenai masa penganiayaan, tetapi orang-orang Kudus tidak akan mengalami kehancuran. Mereka mungkin akan dikalahkan dan dibunuh, tetapi pada akhirnya mereka masih dapat muncul sebagai pemenang. Memang, kita tidak dapat lari dari kenyataan bahwa perjuangan kadang-kadang mengambil semua yang kita miliki sehingga kita keletihan. Sulit sekali untuk menahan roh kekejaman dan perlawanan seperti yang berkembang terus di negeri kita.

Seperti Lot di tanah Sodom, orang-orang benar disakiti dari hari ke hari. Rasul Petrus memberikan kepada kita formula indah di dalam bacaan hari ini ini agar kita dapat menjadi seorang pemenang di tengah-tengah keletihan kita: “Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya” (I Petrus 5:9-10). Pakailah formula ini, sehingga Anda mampu bertahan.

GBU...
 
"Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
Yeremia 2:2



Apakah Anda masih mengasihi Allah seperti dahulu, atau Anda hanya berharap Allah mengasihi Anda? Apakah segala sesuatu dalam hidup Anda membuat hati-Nya bersukacita, atau Anda selalu mengeluh karena banyak hal tidak terjadi sesuai dengan keinginan Anda? Seseorang yang telah lupa akan harta kekayaan Allah takkan merasa gembira. Sungguh indah untuk mengenang bahwa Yesus Kristus mempunyai kebutuhan yang dapat kita penuhi - "Berilah aku minum" (Yohanes 4:7). Berapa besarkah kasih yang telah Anda tunjukkan kepada-Nya minggu lalu? Sudahkah hidup Anda mencerminkan nama baik-Nya?

Allah sedang berkata kepada umat-Nya, "Kalian tidak mengasihi aku lagi sekarang, tetapi Aku ingat akan masa kalian mengasihi Aku dahulu." Dia bersabda, "Aku teringat... kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin" (Yeremia 2:2). Apakah cinta Anda kepada Yesus Kristus sekarang masih meluap-luap seperti pada mulanya dahulu, ketika Anda berbalik dari kebiasaan anda untuk membuktikan pengabdian Anda kepada-Nya? Apakah Dia pernah mendapati Anda sedang mengenang masa lalu ketika Anda hanya mempedulikan Dia saja? Masih seperti itukah keadaan Anda sekarang, atau Anda telah memilih hikmat manusia untuk menggantikan kasih sejati kepada-Nya? Apakah Anda sedemikian mengasihi Dia sehingga Anda tidak peduli ke mana pun Dia akan membimbing Anda? Atau Anda ingin tahu berapa banyak kehormatan yang Anda terima untuk mengimbangi pelayanan yang harus Anda berikan kepada-Nya.

Sementara Anda mengenang hal yang diingat Allah tentang diri Anda, Anda mungkin juga mulai menyadari bahwa Dia tidak seperti dahulu dalam sikap-Nya kepada Anda. Bila ini terjadi, Anda seharusnya membiarkan rasa malu dan rendah diri timbul dalam hidup Anda, karena itu akan mendatangkan dukacita rohani, dan "dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan..." (2 Korintus 7:10).


"Apakah kasih mula-mula tetap ada dalam hati anda?"​
 
Latihlah dirimu beribadah
1 Timotius 4:7


Bacaan: 1 Timotius 4:1-11
Setahun: Yeremia 32–33; Ibrani 1

Ketika atlet Dean Karnazes menyelesaikan Maraton New York sejauh 42 kilometer pada bulan November 2006, hal itu menjadi tanda berakhirnya sebuah pertunjukan daya tahan tubuh yang hampir tidak mungkin terjadi. Karnazes telah mengikuti 50 lari maraton di 50 negara bagian dalam waktu 50 hari. Pertunjukan daya tahan ultra para atlet yang sangat langka ini mencakup: lari sejauh 563 kilometer tanpa henti, bersepeda gunung selama 24 jam tanpa henti, dan berenang menyeberangi Teluk San Francisco. Tingkat kebugaran tubuh semacam ini menuntut disiplin latihan yang harus dilakukan terus menerus.

Kebugaran rohani, demikian kata Paulus kepada Timotius, juga menuntut lebih daripada sekadar melakukan pendekatan yang santai untuk menjalani hidup yang menghormati Allah. Dalam budaya yang ditandai dengan pengajaran palsu dan disertai bentuk-bentuk ekstrem pemuasan dan penyangkalan diri, Paulus menulis, “Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Timotius 4:7,8).

Tubuh dan pikiran kita harus diarahkan kepada Allah serta disiapkan untuk melayani-Nya (Roma 12:1,2). Tujuannya bukan kehebatan rohani, melainkan ibadah, hidup yang menyukakan Tuhan. Mempelajari firman dengan giat, doa yang terfokus, dan disiplin tubuh menjadi bagian proses ini.



Seberapa baik latihan kita sangat menentukan seberapa baik kita menjalani arena kehidupan ini —DCM​



LATIHAN YANG SESUAI KEHENDAK ALLAH
ADALAH KUNCI MENUJU KARAKTER YANG SALEH​



1 Timotius 4:1-11
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,
4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
 
05 November 2007 -- S E N I N

Memasuki Kehidupan Doa Yang Penuh Semangat | Efesus 3:16-19

Percakapan yang dilakukan berulang-ulang kali dapat membuat kita menjadi bosan. Demikian juga dengan doa. Sesungguhnya doa adalah percakapan kita dengan Bapa di surga. Namun bila doa kita menjadi suatu rutinitas belaka, maka hasrat kita untuk bercakap-cakap dengan Tuhan pun perlahan-lahan akan sirna.

Kehidupan doa Paulus sama sekali tidak menggambarkan kebosanan, melainkan penuh dengan semangat. Perhatikanlah apa yang ia katakan di dalam Efesus 3Ia meminta Tuhan untuk menolong jemaat di Efesus (termasuk setiap orang percaya di zaman modern ini) agar:

Hidup dalam kuasa Tuhan (ayat 16-17a). Pertempuran dahsyat sesungguhnya sedang terjadi di dalam diri kita, baik di dalam pikiran maupun perasaan. Paulus meminta agar Tuhan menguatkan kita dari dalam, supaya kita dapat berdiri teguh. Ia rindu melihat tindakan kita semakin dikuasai oleh Roh Kudus, sehingga hidup Kristus akan semakin nyata terpancar melalui kita.

Memahami kasih Kristus yang begitu luas (19). Paulus ingin agar kita mengetahui tiga hal di bagian ini: 1) Kita semakin berakar dan berdasar di dalam kasih Bapa yang telah memberikan Anak-Nya bagi kita, dan di dalam Kristus yang telah mati menggantikan kita; 2) Hidup kita di dalam Kristus terus terpelihara oleh kasih-Nya kepada kita; dan 3) Kasih Kristus melingkupi kita begitu luasnya sehingga melampaui segala yang dapat kita pikirkan.

Dengan mengalami kasih Kristus secara nyata, kita akan memperoleh keyakinan dan kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang Ia izinkan untuk terjadi di dalam hidup kita. Hal ini pada akhirnya akan membawa kita untuk dapat lebih peduli kepada sesama.

Paulus menjadikan kebenaran sebagai dasar bagi doa dan ucapan syukur yang dinaikkannya. Dengan begitu ia mengalami kehidupan doa yang berkelimpahan dan penuh kuasa. Bagaimana dengan kehidupan doa Anda? Semakin bertumbuhkah atau semakin layu? Ikutilah teladan Paulus, dan berdoalah sesuai firman yang baru saja Anda renungkan ini. Mungkin Anda akan terkejut mendapatkan jawaban dari Tuhan.

GBU.................
 
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:7


Seorang jurnalis Rusia, Salomon Sheresheveski, terkenal karena memiliki ingatan sempurna. Bila didorong untuk mengingat apa yang terjadi pada suatu hari tertentu lima belas tahun lalu, ia hanya akan diam beberapa saat sebelum bertanya, "Pada jam berapa?". Di zaman modern, pemimpin Microsoft, Bill Gates masih ingat dengan beratus-ratus baris kode sumber dari bahasa pemrograman basic-nya yang asli. Prestasi terjadi karena individu-individu yang bersangkutan melakukan strategi-strategi tertentu.

Tujuh tahun yang lalu, saya termasuk salah seorang pemain basket handal yang tidak pernah dipandang sebelah mata. Namun ketika saya mulai memasuki dunia kerja dan sibuk mengembangkan diri dengan profesi baru sebagai penulis, permainan basket saya menurun drastis. Penyebabnya adalah terlalu lama saya meninggalkan dunia bola basket. Sama halnya dengan pikiran. Jika pikiran kita tidak pernah dipakai; untuk mengingat, untuk berpikir dan sebagainya, pasti kemampuan pikiran kita akan menurun secara bertahap. Ingat, Allah menciptakan dan memelihara pikiran kita dengan sangat indah dan luar biasa, maka kita perlu memeliharanya, dan bukan memanjakannya.

Mulailah membiasakan diri dengan melatih pikiran dan ingatan Anda. Cobalah menyusun kembali strategi-strategi untuk menjadikan ingatan Anda lebih baik lagi. Tidak ada orang bodoh dan orang jenius di dunia ini. Semua manusia tercipta dengan bentuk otak yang sama. Hanya saja yang membuatnya berbeda adalah kemauan untuk meningkatkan kemampuan daya pikir mereka.


Akal sehat adalah insting dan sebagian daripada itu adalah kejeniusan.
 
[Allah] yang membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi laut
Yeremia 5:22

Bacaan: Yeremia 5:20-29
Setahun: Yeremia 34-36; Ibrani 2

Tidak ada tahun yang berlalu tanpa bencana alam yang menyebabkan kekacauan di suatu tempat di dunia ini. Banjir, badai, dan tsunami menghancurkan kehidupan, rumah-rumah, dan sumber penghidupan.

Tak seorang pun berpendapat bahwa laut memiliki “hak” untuk melanggar batas yang ditetapkan dan menerjang garis pantai. Sebenarnya, semua orang setuju bahwa bencana akan muncul jika laut melanggar garis pantai. Allah sendiri telah “membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi laut” (Yeremia 5:22).

Allah juga menetapkan batas-batas untuk perilaku manusia. Namun, tak ada hari berlalu tanpa pelanggaran yang tak terhitung banyaknya terhadap perintah-Nya. Dan, itu semua menyebabkan kerusakan fisik dan rohani. Yang mengherankan, kita sering berpendapat bahwa kita memiliki “hak” untuk melanggar batas-batas ini.

Pada zaman Nabi Yeremia, umat Allah juga telah melanggar batas. Mereka menggunakan tipu daya untuk menjadi kaya dan menolak untuk membela orang-orang miskin (5:27,28). Akibatnya adalah bencana. Allah berkata, “Dosamu menghambat yang baik dari padamu” (ayat 25).

Dalam diri setiap ciptaan Allah, terdapat suatu tatanan yang sudah melekat sejak awal. Melanggar tatanan berarti menanggung konsekuensi yang melekat pada pelanggaran itu. Allah dalam kebaikan-Nya, dengan penuh kasih dan dalam cara yang mudah dipahami, mengomunikasikan tatanan tersebut kepada kita supaya kita bisa menghindari akibatnya. Mengetahui dan tinggal dalam batas-batas yang telah ditetapkan-Nya adalah tindakan yang bijaksana —JAL

MENGABAIKAN TATANAN ALLAH
MEMBAWA KEPADA KEKACAUAN!



Yeremia 5:20-29
5:20 Beritahukanlah ini di antara kaum keturunan Yakub, kabarkanlah itu di Yehuda dengan mengatakan:
5:21 "Dengarkanlah ini, hai bangsa yang tolol dan yang tidak mempunyai pikiran, yang mempunyai mata, tetapi tidak melihat, yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar!
5:22 Masakan kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar terhadap Aku? Bukankah Aku yang membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi laut, sebagai perhinggaan tetap yang tidak dapat dilampauinya? Biarpun ia bergelora, ia tidak sanggup, biarpun gelombang-gelombangnya ribut, mereka tidak dapat melampauinya!
5:23 Tetapi bangsa ini mempunyai hati yang selalu melawan dan memberontak; mereka telah menyimpang dan menghilang.
5:24 Mereka tidak berkata dalam hatinya: Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen.
5:25 Kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu.
5:26 Sesungguhnya, di antara umat-Ku terdapat orang-orang fasik yang memasang jaringnya; seperti penangkap burung mereka memasang perangkapnya, mereka menangkap manusia.
5:27 Seperti sangkar menjadi penuh dengan burung-burung, demikianlah rumah mereka menjadi penuh dengan tipu; itulah sebabnya mereka menjadi orang besar dan kaya,
5:28 orang gemuk dan gendut. Di samping itu mereka membiarkan berlalu kejahatan-kejahatan, tidak mengindahkan hukum, tidak memenangkan perkara anak yatim, dan tidak membela hak orang miskin.
5:29 Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini?, demikianlah firman TUHAN. Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?"
 
06 November 2007 -- S E L A S A

Doa Yang Berorientasi Pada Surga | Kolose 1:9-14

Kita adalah umat Allah, dan dunia ini bukanlah rumah kita. Oleh sebab itu setiap doa kita seharusnya lebih banyak berkaitan dengan kepentingan rumah kita yang di surga sana. Kita harus belajar menyeimbangkan antara permohonan kita untuk kebutuhan sehari-hari dengan keselamatan orang lain dan juga pertumbuhan rohani setiap anak-Nya.

Doa Paulus selalu terpusat pada Tuhan dan kerajaan-Nya. Ia rindu agar tidak hanya bangsa Yahudi, melainkan juga orang-orang dari bangsa-bangsa lain dapat menerima Kristus (Kisah Para Rasul 17:2-4). Kita melihat bahwa doanya untuk orang percaya langsung berhubungan dengan Kristus dan rencana kerajaan-Nya – yaitu agar orang-orang mengenal Yesus, hidup sesuai dengan teladan-Nya, dan menjalankan kehendak-Nya. Sungguh bijaksana bila doa-doa kita didasari oleh kerinduan yang sama.

Selanjutnya, permohonan Paulus selalu spesifik dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia rindu melihat setiap orang percaya dipenuhi dengan hikmat dan pengertian rohani, mengetahui kehendak Allah serta hidup berdasarkan kehendak-Nya itu. Paulus berdoa agar mereka dapat hidup berkenan kepada-Nya.

Paulus tidak pernah mengabaikan kebutuhan fisik maupun emosi dari orang-orang. Sebaliknya, ia tahu bahwa jawaban dari Allah atas doanya yang tercatat di dalam Kolose 1 ini pasti akan membawa orang-orang percaya untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan di dalam segala situasi yang tengah mereka hadapi. Dan untuk selanjutnya, mereka akan memiliki kekuatan untuk tetap tekun dan menjadi saksi Kristus yang hidup bahkan di masa-masa sulit sekalipun.

Ambillah beberapa langkah hari ini, untuk membuat kehidupan doa Anda terisi penuh dengan pikiran-pikiran yang dari surga dan bukannya melulu perkara-perkara di bumi. Mulailah dengan berdoa tentang ayat-ayat yang baru saja Anda renungkan. Doakanlah diri Anda sendiri serta orang-orang yang Anda kenal

GBU all...
 

Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.

Pengkhotbah 8:11


Seorang manajer yang baru diangkat di sebuah perusahaan milik pemerintah bermasalah dengan para bawahannya yang semakin hari semakin menunjukkan ketidakdisiplinan. Seringkali manajer ini mendapati kantornya masih sepi, padahal jam kantor sudah mulai. Ia sendiri selalu datang dan pulang pada waktunya, dan merasa sudah memberikan teladan yang baik. Manajer ini menuturkan sebenarnya awalnya hanya ada seorang karyawan senior di bagian administrasi yang berperilaku kurang disiplin. Hal ini dibiarkannya karena ia merasa sungkan untuk menegur orang yang lebih tua dan telah bekerja lebih lama dari dirinya. Tapi ketika karyawan senior ini diberikan ‘sedikit dispensasi', ia bukannya merubah perilakunya malahan karyawan yang lain mengikuti perilakunya yang indisipliner.

Dari contoh di atas, kita bisa mempelajari seorang pemimpin tidak hanya memberikan contoh atau panutan. Ketegasan dalam menegakkan disiplin juga diperlukan untuk menjaga keteraturan. Leader bukan hanya mempunyai hak tapi juga kewajiban memberikan hukuman atas pelanggaran aturan. Selama ia bertindak berdasarkan aturan yang disepakati bersama, tidak ada alasan merasa sungkan.

Seorang leader adalah penentu arah dari kelompok yang dipimpinnya. Di sinilah diperlukan suatu ketegasan mengenai tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Seringkali seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang ‘tidak populer'. Keputusannya bukan mengikuti selera kebanyakan orang melainkan keputusan yang memastikan tujuan awal tercapai.

Lakukan yang terbaik agar target Anda tercapai.
 
Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan
Filipi 1:21

Bacaan: Filipi 1:19-26
Setahun: Yeremia 37-39; Ibrani 3

Sir Francis Bacon mengatakan, “Saya tidak percaya bahwa ada orang yang takut mati, mereka hanya takut pada serangan kematian.” Woody Allen berkata, “Saya tidak takut mati. Saya hanya tidak ingin berada di sana ketika hal itu terjadi.”

Yang sangat menakutkan bukanlah kematian, melainkan detik-detik menghadapi kematian. Ketika Paulus dalam tahanan dan ada kemungkinan ia akan mati di sel penjara, ia membagikan pandangannya mengenai kehidupan dan kematian, “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21). Benar-benar cara pandang yang luar biasa!

Kematian adalah musuh kita (1 Korintus 15:25-28), tetapi kematian bukanlah suatu akhir yang mesti ditakuti sedemikian banyak orang. Bagi orang percaya, ada sesuatu yang menunggu mereka di luar kehidupan ini, yaitu sesuatu yang lebih baik.

Seseorang pernah berkata, “Bagi kepompong, sesuatu yang sepertinya adalah akhir kehidupan, bagi kupu-kupu, hal itu barulah awal kehidupan.” George MacDonald menulis, “Alangkah anehnya ketakutan akan kematian! Kita tidak pernah takut saat melihat matahari terbenam.”

Saya menyukai ungkapan dari Filipi 1:21, “Bagi saya, hidup berarti kesempatan melayani Kristus, dan mati—ya, berarti lebih baik lagi!” (FAYH). Selama menjalani kehidupan jasmani, kita berkesempatan untuk melayani Yesus. Namun suatu hari, kita akan benar-benar berada dalam hadirat-Nya. Ketakutan kita akan luntur ketika kita melihat-Nya muka dengan muka.

Itulah “sesuatu yang lebih baik lagi” yang dimaksudkan Rasul Paulus! —CHK

BAGI ORANG KRISTIANI, KETAKUTAN AKAN KEMATIAN
justru MENUNTUN PADA keHIDUPan YANG PENUH



Filipi 1:19-26
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.
1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik;
1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,
1:26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.
 
Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.
2 Korintus 5:7


Saat menikah, tanpa disadari sebenarnya Anda telah mempercayakan hidup Anda pada pasangan hidup Anda. Artinya bagaimana hidup Anda kelak sangat bergantung pasangan seperti apa yang Anda percayai. Saya pernah melihat seorang wanita hancur hidupnya karena menikah dengan pria yang salah. Sang suami berselingkuh dan hendak menceraikannya dengan alasan sudah tidak cinta lagi. Padahal usia pernikahan mereka masih sangat muda. Celakanya mereka adalah orang yang mengerti firman Tuhan. Sungguh ironis bukan?

Hidup orang percaya adalah hidup karena percaya pada Yesus Kristus. Allah yang berkuasa atas hidup manusia. Di tangan-Nya ada kuasa untuk merendahkan dan meninggikan, menghancurkan dan memulihkan, mematikan dan menghidupkan, mengutuk dan memberkati. Tetapi yang lebih penting, Dia berkuasa menyelamatkan orang berdosa dan memberi kehidupan kekal. Rasul Paulus mengingatkan kehidupan anak-anak Allah adalah hidup karena percaya dan bukan karena melihat. Artinya meskipun Anda melihat hal-hal yang mustahil, percayalah bahwa Allah sanggup melakukannya untuk Anda. Beranilah untuk mempercayakan kehidupan Anda kepada pribadi yang tepat, Yesus Kristus, dan bukan pada manusia. Manusia setiap saat bisa mengecewakan Anda, tapi Allah tidak akan pernah mengecewakan Anda. Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).

Tuhan tidak pernah mengecewakan Anda, percayalah!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.