Maria Miyabi
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 68764
- Sejak
- 16 Apr 2009
- Pesan
- 493
- Nilai reaksi
- 15
- Poin
- 18
Mengapa TIME menaruh SBY di posisi ke-9 100 orang berpengaruh di dunia?
Padahal kita lihat sendiri, saat konferensi G-20 tahun kemarin, SBY tidak terlihat diistimewakan oleh Obama, atau Sarkozy, atau pemimpin dunia lainnya. Just another president from a regular third country which resources need to be sucked out for the sake of America and its allies.
Jika memang berpengaruh, kenapa Malaysia saja masih bisa nyombong? (ingat saat kerajaan Kelantan hanya mengirimkan pembantu rumah tangga untuk menemui ibunda Manohara?) Setidaknya, kalau memang berpengaruh, di tingkat Asia pun harusnya SBY disegani. Ingat juga kalau TIME mengeluarkan tajuk tersebut saat Pemilu di depan mata. Bukannya mau merendah sebagai Orang Indonesia, tapi justru agar tidak terbuai, seharusnya introspeksi diri dahulu. Apa iya SBY orang berpengaruh di dunia? Soal Lapindo saja masih berlarut-larut.
Propaganda media seperti inilah yang membuai banyak rakyat Indonesia, yang diarahkan agar memilih SBY-Boediono. Ada media yang bilang bahwa jika SBY terpilih kembali, dunia usaha jalannya akan lebih stabil karena pengusaha merasa aman seperti 5 tahun kepemimpinan SBY saat inilah, atau ekonomi stabil-lah, dll.
Boediono pun, setelah dituduh sebagai penganut Neo-Lib (Tidak ada asap jika tak ada api, bukan?), muncul di media2, dan menyatakan dirinya sedih dituduh Neo-Lib, dan bahwa banyak juga yang salah kaprah tentang Neo-Lib dsb, agar rakyat bersimpati. Ini kerjaannya media juga! Andai saja dia bisa menunjukkan kebijakan2 yang diambilnya saat menjadi menteri perekonomian dan gubernur BI yang pro-rakyat, dia tidak perlu membuat akrobat politik menyedihkan dengan bilang ‘saya sedih dituduh neo-Lib’ dengan tujuan mencari simpati rakyat!
Ini dia, kekuatan media. Banyak yang dimanipulasi, banyak yang termakan manipulasinya. Dan jangan terlalu percaya pada satu media saja. Carilah banyak sumber agar setidaknya kebenaran menampakkan senyumnya pada kita.
Bukan Anti SBY atau Pro Capres lain, saya juga dulu condong ke SBY sebelum ia benar2 memilih Boediono. Pilihan Cawapresnya ini membuktikan kecurigaan terhadap SBY yang pro asing. Sekarang mah golput dulu.
Padahal kita lihat sendiri, saat konferensi G-20 tahun kemarin, SBY tidak terlihat diistimewakan oleh Obama, atau Sarkozy, atau pemimpin dunia lainnya. Just another president from a regular third country which resources need to be sucked out for the sake of America and its allies.
Jika memang berpengaruh, kenapa Malaysia saja masih bisa nyombong? (ingat saat kerajaan Kelantan hanya mengirimkan pembantu rumah tangga untuk menemui ibunda Manohara?) Setidaknya, kalau memang berpengaruh, di tingkat Asia pun harusnya SBY disegani. Ingat juga kalau TIME mengeluarkan tajuk tersebut saat Pemilu di depan mata. Bukannya mau merendah sebagai Orang Indonesia, tapi justru agar tidak terbuai, seharusnya introspeksi diri dahulu. Apa iya SBY orang berpengaruh di dunia? Soal Lapindo saja masih berlarut-larut.
Propaganda media seperti inilah yang membuai banyak rakyat Indonesia, yang diarahkan agar memilih SBY-Boediono. Ada media yang bilang bahwa jika SBY terpilih kembali, dunia usaha jalannya akan lebih stabil karena pengusaha merasa aman seperti 5 tahun kepemimpinan SBY saat inilah, atau ekonomi stabil-lah, dll.
Boediono pun, setelah dituduh sebagai penganut Neo-Lib (Tidak ada asap jika tak ada api, bukan?), muncul di media2, dan menyatakan dirinya sedih dituduh Neo-Lib, dan bahwa banyak juga yang salah kaprah tentang Neo-Lib dsb, agar rakyat bersimpati. Ini kerjaannya media juga! Andai saja dia bisa menunjukkan kebijakan2 yang diambilnya saat menjadi menteri perekonomian dan gubernur BI yang pro-rakyat, dia tidak perlu membuat akrobat politik menyedihkan dengan bilang ‘saya sedih dituduh neo-Lib’ dengan tujuan mencari simpati rakyat!
Ini dia, kekuatan media. Banyak yang dimanipulasi, banyak yang termakan manipulasinya. Dan jangan terlalu percaya pada satu media saja. Carilah banyak sumber agar setidaknya kebenaran menampakkan senyumnya pada kita.
Bukan Anti SBY atau Pro Capres lain, saya juga dulu condong ke SBY sebelum ia benar2 memilih Boediono. Pilihan Cawapresnya ini membuktikan kecurigaan terhadap SBY yang pro asing. Sekarang mah golput dulu.