• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kisah² Teladan Para Nabi & Rasul Allah!!

bro ashnan blum maw lnjutin tuh...
cos permintaan dy blum dtanggapi momod;)
 
Cerita 21

Pengakuan Seorang Musuh​

Nabi Muhammad s.a.w. adalah seorang yang paling dihormati dan dipercayai oleh seluruh anggota masyarakat Quraisyh, baik sebelum dirinya diutus menjadi Rasul maupun sesudahnya.

Sebelum baginda diutus menjadi Rasul , baginda telah memperoleh gelar "Al-Amin" yang berarti orang yang dipercayai. Baginda memperoleh gelar itu tidak lain karena pribadinya yang indah serta budi pekertinya yang mulia lagi terpuji. Anehnya baginda bukan saja dianggap orang yang paling benar oleh para sahabat dan pengikutnya tetapi juga oleh musuh-musuh baginda termasuk Abu Jahal Bin Hisyam, musuh Islam dan juga musuh baginda Rasulullah s.a.w.

Pernah suatu ketika datang seorang sahabat Abu Jahal bertanya kepadanya: "Ya Abu Hakam, di sini tidak ada orang lain yang akan dapat mendengar perbincangan kita selain engkau dan aku. Maka dari itu aku ingin tahu dari mulutmu sendiri, apakah Muhammad itu seorang yang benar atau pendusta?".

Betapa terkejutnya lelaki itu saat Abu Jahal menjawab pertanyaannya itu dengan pantas dan spontan: "Demi Tuhan! Sesungguhnya Muhammad itu seorang yang benar dan ia tidak pernah berbohong sama sekali."

Demikian anehnya, satu-satunya kejadian dalam dunia ini seorang musuh terang-terangan tanpa ragu mengakui bahwa lawannya itu seorang yang benar. Ini satu-satunya keistimewaan Nabi Muhammad s.a.w., baginda dianggap benar sekalipun oleh musuh-mushnya sekalipun.

Cerita 22​

Hassan dengan Seorang badui

Saiyidina Hassan bin Ali r.a., adalah seorang tokoh Islam yang sangat dicintai oleh umat Islam. Sebagai seorang cucu Rasulullah s.a.w. beliau adalah ibarat permata di zaman hidupnya karena memiliki budi pekerti yang mulia dan terpuji.

Pada suatu hari Saiyidina Hassan sedang duduk di muka pintu rumahnya, tiba-tiba datang seorang pemuda badui, lalu mencacinya dan juga kedua ibu bapanya. Anehnya, Saiyidina Hassan hanya mendengar saja tanpa sedikit pun berubah air mukanya, atau membalas kata-katanya itu. Saiyidina Hassan berkata kepada orang itu: "Wahai badui, adakah engkau lapar atau haus? atau adakah sesuatu yang mengganjal hatimu?." Tanpa mempedulikan kata-kata Saiyidina Hassan, badui itu terus memaki .

Saiyidina Hassan pun menyuruh pembantu rumahnya membawa kantong yang berisi uang perak lantas diberikannya kepada badui itu dan berkata: "Wahai badui, maafkanlah saya. Ini saja yang saya miliki. Jika ada yang lebih tidak akan saya sembunyikan darimu."

Sikap Saiyidina Hassan itu akhirnya berhasil melembutkan hati badui itu. Badui itupun menangis terisak-isak lantas meringkuk di kaki Saiyidina Hassan dan berkata: "Wahai cucu baginda Rasulullah s.a.w. maafkanlah aku karena berlaku kasar terhadapmu. Sebenarnya aku sengaja melakukan begini untuk menguji kebaikan budi pekertimu sebagai cucu baginda Rasulullah s.a.w. yang aku kasihi. Sekarang yakinlah aku bahwa engkau mempunyai budi pekerti yang mulia sekali."
 
Cerita 23

Memuliakan Tamu​

Suatu hari Rasulullah kedatangan seorang tamu dirumahnya. Dari penampilan tamu itu bisa langsung ditebak, bahwa ia orang yang sangat miskin.

Waktu itu Rasulullah sedang bercakap - cakap dengan tamunya.
"Saya sedang dalam kesempitan, ya Rasulullah. Tak ada sesuatupun yang aku punyai," jelas tamu itu ketika ia dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh Rasulullah. Begitu tamu itu duduk, Rasulullah langsung beranjak kebelakang menemui istrinya. Kepada istrinya dikatakannya bahwa ada tamu yang dalam kesusahan datang, "Kita sendiri tidak mempunyai apa - apa yang bisa kita berikan, yang ada hanya air putih saja."

Mendengar penjelasan istrinya itu, Rasulullah sedikit kecewa karena ia tak berkesempatan menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan. Rasulullah balik keruang tamu menemui para sahabatnya. "Siapa diantara kalian yang bersedia menjamu tamu malam ini ? Ia akan beroleh rahmat Allah S.W.T." "Saya, ya Rasulullah. Biarlah tamu itu menginap dirumahku saja." Salah satu diantara para sahabat Nabi itu menawarkan diri, yaitu orang Anshar.

Orang Anshar itu pulang. Sesampai dirumah ia menemui istrinya dan bertanya kepadanya tentang apa yang mereka miliki hari itu. "Ya, istriku. Tadi aku menyanggupi tawaran Rasulullah untuk menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan malam ini. Adakah makanan yang dapat kita jamukan untuk tamu kita itu ?"

"Sesungguhnya yang kita miliki cuma nasi untuk anak kita saja. Kalau ini kita sajikan, maka anak kita tidak dapat makanan malam ini."

"Kalau begitu bujuklah anak kita untuk segera tidur agar ia tidak merasa kelaparan."

"Tapi bagaimana ya, Nasi itu tinggal sedikit saja, tidak cukup untuk berdua."

"Begini saja, waktu tamu itu sudah datang, dan pada saat saya persilahkan makan, kamu pura - pura tidak sengaja mengibaskan lilin itu sehingga padam. Nanti, tamu itu kita persilahkan makan pada waktu gelap. Saya akan menemaninya sambil berpura - pura makan juga. Bila selesai ia makan, maka usahakan lilin sudah bisa dinyalakan."
"Baiklah ya suamiku, aku akan melakukan hal yang seperti itu."

Pada waktu tamu itu datang, maka dilaksanakanlah sandiwara tersebut.

Esok harinya ketika orang Anshar dan istrinya bertemu Nabi, sebelum sempat berkata apa - apa. Nabi langsung tersenyum sambil berkata kepda mereka, "Aku benar-benar kagum dan hormat terhadap usaha kalian berdua kepada tamumu semalam itu."
 
Cerita 24

Yang Terakhir Masuk Syurga

Rasulullah SAW pernah berkisah bahwa nanti orang yang terakhir kali masuk syurga adalah seorang lelaki (menuju jannah), terkadang berjalan dan terkadang terjatuh, sehingga kadang api neraka menyambarnya. Ketika telah selamat dari api neraka ia berkata " Maha Suci Dzat yang telah menyelamatkanku darimu, Sungguh Allah SWT telah menganugrahiku sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorangpun baik orang terdahulu maupun kemudian ".
Setelah itu nampaklah olehnya sebuah pohon. Ia berkata, "Ya Rabbi, dekatkanlah aku dengan pohon itu agar aku dapat bernaung dibawahnya dan meminum airnya." Allah SWT berfirman, "
Wahai anak Adam, boleh jadi bila Aku kabulkan permohonanmu, engkau akan meminta yang lainnya lagi". Ia menjawab ," Tidak wahai Rabbi." Allah SWT memaklumi keinginannya dan mendekatkannya kepohon tersebut sehingga bisa berteduh dan meminum air dibawahnya.

Tak lama kemudian nampaklah olehnya pohon lain yang lebih indah daripada pohon pertama. Ia pun meminta lagi dan terjadilah dialog sebagaimana dialog pertama. Kali ini Allah SWT juga mengabulkan permintaannya dan mendekatkannya dengan pohon yang lebih indah tadi. Ia pun berteduh dan meminum air dibawah pohon yang kedua.
Berikutnya nampak lagi olehnya pohon lain yang jauh lebih indah dari dua pohon sebelumnya. Letaknya didekat pintu syurga. Ia tak kuasa menahan keinginannya dan meminta lagi agar didekatkan dengan pohon tersebut. Kembali Allah SWT mengabulkan permintaan orang tadi.

Ketika ia telah didekat pintu syurga, ia mendengar suara dari dalam syurga. Suara yang mendorongnya untuk meminta lagi kepada Allah SWT agar ia dimasukkan ke syurga. Padahal sejak permintaan kali pertama ia berjanji untuk tidak meminta lagi. Lalu Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, apa yang akan membuatmu puas ? Apakah kamu rela jika aku memberimu syurga yang seluas dunia dan semisalnya lagi ? " Orang tadi berkata ,"Ya Rabbi, apakah Engkau mempermainkanku padahal Engkaulah Pengatur seluruh alam ?" Allah SWT pun tertawa mendengar perkataan orang tadi lalu berfirman, "Aku tidak sedang mempermainkanmu tetapi Aku berkuasa untuk melakukan apa yang Aku kehendaki."

Subhanallah, itu untuk penduduk terakhir, bagaimana dengan yang terdahulu ? Mari berlomba mendapatkannya. Wallahu a`lam. ( Sumber : H.R Muslim : 187 )
 
Cerita 25​

Syafaat Rasulullah​

Dalam terik panas mentari yang memancar menyinari tanah Baitul Haram, seorang ulama zuhud yang bernama Muhammad Abdullah al-Mubarak keluar dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji.

Di sana dia lekas melihat seorang pemuda yang asyik membaca shalawat dalam keadaan ihram. Malah di Padang Arafah dan di Mina pemuda tersebut hanya membasahkan lidahnya dengan shalawat ke atas Nabi. "Hai saudara," tegur Abdullah kepada pemuda tersebut. "Setiap tempat ada bacaannya tersendiri. Kenapa saudara tidak membanyakkan doa dan solat sedangkan itu yang lebih dituntut? Saya lihat saudara asyik membaca shalawat saja."

"Saya ada alasan tersendiri," jawab pemuda itu. "Saya meninggalkan Khurasan, tanah air saya untuk menunaikan haji bersama ayah saya. Apabila kami sampai di Kufah, tiba-tiba ayah saya sakit kuat. Dia telah menghembuskan nafas terakhir di hadapan saya sendiri.

Dengan kain sarung yang ada, saya tutup mukanya. Malangnya, apabila saya membuka semula kain tersebut, rupa ayah saya telah bertukar menjadi keledai. Saya malu. Bagaimana saya mau memberitahu orang tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya begitu bodoh sekali?

"Saya terduduk di sisi mayat ayah saya dalam keadaan kebingungan. Akhirnya saya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai tutup muka. Dia lantas membuka penutup mukanya apabila melihat saya dan berkata, "Mengapa kamu susah hati dengan apa yang telah berlaku?"

"Maka saya menjawab, "Bagaimana saya tidak susah hati sedangkan dialah orang yang paling saya sayangi?"

"Pemuda itu pun mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga ayah saya berubah wajahnya menjadi seperti sediakala. Saya segera mendekati ayah dan melihat ada cahaya dari wajahnya seperti bulan yang baru terbit pada malam bulan purnama.

"Engkau siapa?" tanya saya kepada pemuda yang baik hati itu.

"Saya yang terpilih (Muhammad)."

"Saya lantas memegang jarinya dan berkata, "Wahai tuan, beritahulah saya, mengapa peristiwa ini boleh terjadi?"

"Sebenarnya ayahmu seorang pemakan harta riba. Allah telah menetapkan agar orang yang memakan harta riba akan ditukar wajahnya menjadi keledai di dunia dan di akhirat. Allah telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat.

"Semasa hayatnya juga ayahmu seorang yang istiqamah mengamalkan shalawat sebanyak seratus kali sebelum tidur. Maka ketika semua amalan umatku ditontonkan, malaikat telah memberi tahu keadaan ayahmu kepadaku. Aku telah memohon kepada Allah agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan semula keadaan ayahmu."
 
kuasa mua alloh kisah nya sangat bagus nie,,,,,,,,,,
 
Cerita 26

Keutamaan Ilmu daripada Harta

Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Rasuluilah Saw pernah bersabda: "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya."

Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat.
Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali: "Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami."

Khalifah Ali menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan padaku?"

"Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?" tanya orang pertama.
"Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta benda," jawab Khalifah Ali.

Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"
"Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya," jawab Khalifah Ali.

Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.
Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya."

Kepada penanya keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang."

Kepada penanya kelima khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap."

Kepada penanya keenam khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia."

Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya."

Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya."

Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si 'Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil."

Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur."

Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu.
 
mantap ceritanya................................
 
baca-baca kisah teladan emang menyenangkan. karena kita bisa belajar banyak. gw biasanya baca di Sufiz barangkali bermanfaat. trimakasih
 
Semoga jadi banyak manusia yang sadar dengan makna dibalik isi teladan ini
 
Terius sajikan kisah yang menarik dan bisa menjadi motivasi bagi kita semua
 
Assalamualaikum mas dan mbak.....

Saya anak baru nih.
Abis baca tulisan-tulisan disini buat saya lebih semangat dalam menjalani ke-islaman saya.
Ayo lagi dong post cerita lain agar bisa menambah ilmu.

:-bd

salam
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.