[sambungan dari atas]
Si A pun lalu mulai merasakan damai di hatinya dan diapun menerima Tuhan Yesus.
Suatu hari, si A mendapatkan kunjungan dari seorang teman gangster, karena saking bahagia dia tidak menaruh curiga kepada temannya itu, padahal temannya itu suruhan dari perdana menteri untuk membunuhnya. Teman nya itu memeluknya dan dia pun memeluk temannya pula, setelah itu mereka bercerita tentang yang terjadi selama mereka berpisah. Si A yang pada waktu itu sempat merenungkan kejadian hidupnya, tak disangka temannya .... temannya itu mengambil sebuah pisau belati yang diselipkan di kaki nya lalu membabi buta menusuk2 dirinya. Karena si A itu pandai berkelahi, dilumpuhkanlah temannya itu, tapi si A tidak membalas perbuatan temannya, lalu dia berteriak2 kepada penjaga supaya membawanya ke rumah sakit. Selama dirawat dirumah sakit dia berkelakuan dengan baik dan ada hamba Tuhan yang melayani dia disana.
Keluar dari rumah sakit, dia kembali di tahan...tapi kali ini tidak lama. Setelah sebulanan di tahan dia pun di sidangkan kasusnya dan dia dinyatakan tidak bersalah.
Singkat cerita......setelah dia bebas....diapun menjadikan dirinya sebagai hamba Tuhan dan melayani sampai ke indonesia. Dia pandai berbahasa Indonesia, india, mandarin, hokian, bahasa inggris. Dia pun datang ke indonesia untuk melayani orang2 yang berada di pulau nias. Didesa itu tadinya hanya beberapa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, tapi setelah kedatangannya dan didalam pelayanannya banyak jiwa dijangkau.
Karena semakin berkembang pesat pelayanannya, terdengarlah oleh para kaum separatis di daerah2 nias atau penjahat2 di nias dan mereka ingin menculiknya karena mereka tahu bahwa si A ini pendeta dari singapura dan mereka pikir pasti banyak uangnya. Para separatis atau penjahat2 ini ...berbekal pakaian tentara lalu menyaruh jadi tentara dan menggrebek gereja yang dipimpin oleh si A dan mereka membawa teman2 pelayanan si A juga yang ikut dalam misi ke indonesia. Jadi mereka bertiga dibawa oleh ABRI gadungan itu, dan mereka pikir bahwa mereka itu ABRI asli. Mereka bukannya dibawa ke markas mereka dikota, malah mereka itu dibawa oleh mereka ke dalam hutan2 di pulau nias, dan sampailah mereka di tengah hutan dan disitu ada markas penjahat2 itu.
Setelah sampai disana mereka dipukuli dan disiksa hari demi hari.
Kaki-kaki mereka dipatahkan sebelah...supaya mereka tidak melarikan diri.
Mereka di mintain uang tapi mereka berkata kami tdk punya uang dan kami hanya hamba Tuhan, tetapi para penjahat itu tidak mempercayai mereka. Lalu suatu hari, habislah kesabaran para penjahat2 atau separatis itu, dan pemimpin mereka memerintahkan supaya mereka di eksekusi segera.
Mendengar mereka akan di tembak mati, merekapun berdoa dan menyerahkan nyawa mereka kepada Tuhan Yesus. Mereka digiring ke tengah2 markas mereka untuk dieksekusi, tapi keajaiban terjadi, sebelum sempat tertembak, ada suara gaduh berteriak2. " Pak...pak...pak..anak bapak kejang2 dan mulutnya mengeluarkan banyak busa, matanya melotot keatas dan sepertinya sedang sekarat". Ternyata sebelum mereka ditembak seorang anak, anak satu2nya dan anak kesayangan dari pemimpin separatis tersebut kejang2, matanya melotot dan mulut mengeluarkan busa. Mendengar kabar tersebut eksekusi berhenti dan mereka pun tidak jadi ditembak pada waktu itu, karena pemimpin mereka tidak memberikan perintah tembak. Anak itupun tidak kunjung sembuh malah semakin parah sampai muka anak itu keliatan membiru, karena panik sang pemimpin berseru kepada anak buahnya untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit segera, tapi sang pemimpin itu tahu kalau pun dibawa kerumah sakit anak itu tidak akan tertolong, karena jarak rumah sakit yang sangat jauh sekali dari markas mereka yang berada di tengah hutan2. Lalu mendengar berita tersebut, si A dan rekan2nya mengajukan diri untuk mendoakan anak tersebut kepada para eksekutor. Para eksekutor tersebutpun menyampaikan niat baik tersebut kepada pemimpin mereka.
Tapi karena pemimpin tersebut tidak percaya akan kekuatan doa, apalagi doa orang-orang benar, lalu dia malah melecehkan pendeta2 itu .. dengan berkata "suruh aja mereka berdoa untuk menyelamatkan mereka sendiri, karena sebentar lagi merekapun akan mati". Walaupun mendengar jawaban dari pemimpin itu yang berniat menghina, mereka tetap berdoa untuk anaknya. "Tuhan kami mohon kepadaMu supaya ENGKAU menolong anak yang sedang sakit ini, karena bukan karena kesalahannyalah nyawa kami akan hilang. Karena kami tahu Tuhan sakit ini ENGKAU lah yang membuatnya supaya kami tidak mati." setelah selesai berdoa, anak itu tiba2 saja sadar dan tidak mengeluarkan busa kembali dan dapat bangun dari tempat dia kejang2, serta sehat kembali seperti tidak mengalami apa2. Lalu dia bercerita kepada Bapaknya, bahwa Tuhan marah kepada tindakan bapak yang akan menembak mati para pendeta itu. Bapak itu kaget dan bertanya sekali lagi kepada anaknya, apakah cerita anaknya itu benar adanya. Setelah itu, pendeta2 itu dibebaskan, karena masih tidak begitu percaya akan kejadian2 itu dan masih kesal karena tidak mendapatkan apa2 dari mereka, pendeta2 ini dilepaskan disebuah danau dekat dengan pinggir2 hutan di nias. Sebelum mereka meninggalkan pendeta2 itu, mereka berkata
"Kalau benar Yesus itu Tuhan, maka DIA pasti bisa menyelamatkan kalian."
Lalu ditinggalkan lah mereka bukan dikota melainkan masih berada di pinggir2 hutan dekat sebuah danau yang mulai kering dan danau itu sangat banyak sekali lintah2nya. Karena mereka tidak dapat berjalan, mereka pun merangkak2 bermaksud keluar dari hutan tesebut, bukan keluar dari hutan tersebut mereka malah terjatuh kedalam danau yang mulai kering tersebut. Tapi anehnya lintah2 tersebut seperti enggan mengigit mereka.
Karena mereka tahu dan percaya bahwa Tuhan Yesus tidak akan menyelamatkan mereka setengah2 mereka pun duduk diam di dalam danau tersebut, bukan malah berusahan keluar dari danau itu.
Mereka percaya kalau Tuhan ingin mereka hidup, pasti Tuhan akan kirim orang untuk menyelamatkan mereka dari danau tersebut.
Benar saja, kira2 20 menitan ... ada seorang polisi hutan melintas dan menolong mereka bertiga. Didalam mobil polisi hutan itu, mereka lalu bertukar cerita. Polisi itu bertanya kenapa mereka berada di hutan itu dan bagaimana kok bisa ada didalam danau itu, kenapa kaki mereka patah dan masih banyak lagi pertanyaannya.
Dan polisi ini berkata kepada ketiga pendeta itu begini :
"
Untung yah saya melintas disana dan menolong kalian semua "
Pendeta A menjawab :
"
Pak polisi jangan salah yah, bukan kami tidak berterima kasih telah diselamatkan oleh Bapak, tapi yang sebenarnya menolong kami bukanlah Bapak, tetapi Tuhan kami yang menolong kami...yaitu Tuhan YESUS. Kami berdoa kepada Tuhan Yesus supaya mengirimkan orang untuk menolong kami, dan dipakailah bapak untuk menolong kami. "
Dan polisi ini pun berkata:
"
Betul juga yah, saya tadi sebenarnya tidak bermaksud kesana.
Tapi ada suatu keinginan hati yang sangat kuat yang mendorong saya untuk melihat kedalam danau itu, padahal sudah lama saya tahu di dalam danau itu tidak ada apa2, tapi karena keinginan hati saya yang begitu kuat untuk melihat kesana....saya lalu mendapatkan kalian ada didalam danau tersebut. Saya sebenarnya kaget sekali melihat kalian berada disana dan tak menyangka Tuhan telah memakai saya untuk menyelamatkan kalian. "
Setelah kejadian itu, mujizat terjadi .....seluruh keluarga polisi itu bertobat dan menerima Tuhan Yesus.