• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Istilah - Istilah Agama Hindu

Panca Bhudindriya

Lima Indriya penyebab yang menyebabkan orang dapat mengetahui dan merasakan sesuatu, yaitu:
1. Cakswindriya = indriya yang menyebabkan orang dapat melihat, terdapat di mata;
2. Srotendriya = indriya pada telinga;
3. Ghranendriya = indriya pada hidung;
4. Jihwendriya = indriya pada lidah;
5. Twakindriya = indriya pada kulit.
 
Panca Brahma

Lima huruf lambang Dewa-Dewa, yaitu:
1. SA = Sadyotaja = Dewa Içwara;
2. BA = Bamadewa = Dewa Brahma;
3. TA = Tatpurusa = Dewa Mahadewa;
4. A = Aghora = Dewa Wisnu;
5. I = Içana = Dewa Çiwa.
 
Panca Datu

Lima jenis logam yang biasa dipergunakan sebagai dasar bangunan, seperti:
1. Emas
2. Perak
3. Besi;
4. Perunggu;
5. Timah.
 
Panca Bhuta

Lima macam makhluk halus ciptaan Tuhan yang bisa mengganggu ketentraman hidup manusia, tetapi jika dilakukan bhuta yadnya, mereka akan melindungi. Kelima Bhuta itu ialah:
1. Sang Kursika berwarna putih, kemudian menjadi Bhuta Dengen berwujud Yaksa bertempat di Timur;
2. Sang Garga berwarna merah, kemudian menjadi Bhuta Abang berwujud Mong, bertempat di Selatan;
3. Sang Metri berwarna kuning, menjadi Bhuta Kuning berwujud Ular, bertempat di Barat;
4. Sang Kursya berwarna Hitam, menjadi Bhuta Hireng, berwujud Buaya bertempat di Utara;
5. Sang Pretanjala berwarna brumbun (Wiswa Warna) berwujud Bhuta disebut Durga Dewi, bertempat di Tengah bersama Betari Uma.
 
Panca Dewa

Lima Dewa, Yaitu kelima Bhuta tersebut di atas bila sudah mendapat pensucian akan berubah menjadi Dewa, seperti:
1. Sang Kursika menjadi Dewa Iswara;
2. Sang Garga menjadi Dewa Brahma;
3. Sang Metri menjadi Dewa Mahadewa;
4. Sang Kursya menjadi Dewa Wisnu;
5. Sang Pretanjala menjadi Dewi Uma dan Dewa Ciwa.
 
Panca Prana

Lima jenis pernafasan, terdiri dari:
1. Prana = Nafas kehidupan yang menggiatkan mata, telinga, mulut dan hitung;
2. Apana = Nafas kuluar yang menggiatkan alat-alat pembuangan dan penyambung jenis;
3. Samana = Nafas pengimbang, menggiatkan komplek pembagian makanan;
4. Wyana = Nafas menggiatkan segenap sistem urat saraf dengan bertolak dan kembali ke Jantung;
5. Udana = Nafas ke atas berfungsi pada saat kematian dan mengantar jiwa ke kehidupan berikutnya.
 
Panca Sakti

Lima kekuatan. Dalam merencanakan sesuatu pekerjaan / usaha, jangan lupa terhadap pengaruh lima kekuatan, yaitu:
1. Iksa = Strategi yang tegas dan jelas;
2. Desa = Tempat dimana kita melakukan pekerjaan / usaha;
3. Kala = Waktu / musim apa pada saat itu;
4. Patra = Situasi / kondisi;
5. Sakti = Potensi / kekuatan.
 
Panca Sthawara

Lima jenis tumbuh-tumbuhan yaitu:
1. Trna = Jenis rumput;
2. Taru = Jenis Pohon;
3. Lata = Jenis tumbuh-tumbuhan menjalar;
4. Gulma = Jenis tumbuh-tumbuhan semak;
5. Janggama = Jenis tumbuhan parasit.
 
Panca Cradha

Lima Kepercayaan, yaitu:
1. Brahman = Percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Haygn Widhi;
2. Atman = Percaya dengan adanya Atma atau Roh;
3. Karman = Percaya dengan adanya hukum karma;
4. Samsara = Percaya bahwa manusia lahir berulang-ulang;
5. Moksa = Percaya dengan adanya kebebasan abadi.
 
Panca Wali Krama

Salah satu jenis Caru / Bhuta Yadnya. Pecaruan ini dilaksanakan bila telah 5 kali berturut-turut melakukan salah satu dari pecaruan, seperti:
a. Panca Kelud;
b. Panca Sanak;
c. Panca Sata;
d. Resi Gana;
e. Tawur Agung.
Hewan yang dipergunakan sama dengan waktu Resi Gana ditambah 5 ekor kerbau, yang warna bulunya: Merah, Putih, Kuning, Hitam dan yang seekor lagi warnanya lain dari yang keempat ekor tadi.
Upacara ini dipuput oleh 5 orang Pendeta dan seorang Sengguhu dan memakai bangunan Sanggar Tawang 5 buah.
 
Panca Shtiti Darmeng Prabhu

Lima posisi dan fungsi Pemimpin. (Ajaran Arjuna Sastrabahu)
1. Ing Arsa Asung Tulada = Kalau pemimpin itu ada di hadapan anak buah, berfungsi sebagai pendidik dan memberi contoh baik;
2. Ing Madya Amangun Karsa = Kalau Pemimpin berada di tengah-tengah anak buah, ia berfungsi sebagai penggugah semangat anak buah untuk mensukseskan tujuan;
3. Tut Wuri Andayani = Kalau Pemimpin di belakang anak buah, ia berfungsi mengontrol anak buah setelah melakukan no. 1 dan 2.
4. Maju Tanpa Bala = Pemimpin yang telah sukses kepemimpinannya dalam posisi 1,2, dan 3 di atas, akhirnya harus berani maju sendiri menghadapi apa yang terjadi;
5. Sakti Tanpa Aji = Pemimpin yang telah sukses dalam menggugah semangat, mengotrol anak buahnya dan berani maju tanpa bala, Pemimpin yang demikian itulah yang dapat dikatakan sakti tanpa bersandar kepada kekuatan yang nyata.
 
Panca Dharma

Apa bila menjelang Ngembak Geni, umat Hindu melaksanakan Panca Dharma, yaitu:

1. Dharma Santi, yaitu temu wirasa, maaf memaafkan;

2. Darma Tula , yaitu berdiskusi tentang arti / makna merayakan hari Penyepian;

3. Dharma Sedana, yaitu bersedekah kepada fakir miskin atau yang patut diberikan sedekah;

4. Dharma Gita, yaitu membaca / melantunkan lagu-lagu (kidung suci).

5. Dharma Yatra, yaitu mengunjungi tempat-tempat suci.
 
Panca Maya Kosa (Patanjali Raja Yoga)

Dalam Patanjali Raja Yoga disebut Panca Maya Kosa:
Lima jenis sarung halus yang terdapat pada tubuh kita.
Lima macan unsur inilah yang berhubungan dengan badan halus atau sukma sarira yakni sebagai pembungkus atma setelah meninggalkan badan jasmani manusia / mahluk lainnya.
Unsur itu ialah:

1. Annamaya Kosa = unsur dari sari makanan;
2. Pranamaya Kosa = unsur dari sari nafas;
3. Manomaya Kosa = unsur dari sari pikiran;
4. Wijnanamaya Kosa = unsur dari sari pengetahuan;
5. Anandamaya Kosa = unsur dari kebahagiaan.

Upanishad menyatakan bahwa Atman yang bersemayam dalam diri setiap manusia diselubungi oleh lima lapis selubung yang disebut Panca Maya Kosa. Lapis pertama yang paling kasar disebut Anna Maya Kosa. Anna artinya makanan. Dari makanan inilah menghasilkan tenaga hidup yang menyelubungi Atman sebagai lapis kedua. Lapis kedua ini disebut Prana Maya Kosa yang wujudnya lebih halus dari lapis pertama. Dari Prana Maya kosa ini muncul lapis ketiga dalam wujud pikiran yang lebih halus lagi yang disebut Mano Maya Kosa. Dari Mano Maya Kosa ini muncul lapis yang semakin halus lagi yang disebut Wijnyana bentuk yang lebih halus dari pikiran atau Mano Maya Kosa yang menyelubungi Atman. Yang lebih halus dari Wijnyana Maya Kosa adalah Ananda Maya Kosa. Ananda artinya kebahagiaan. Kebahagiaan ini adalah harapan hidup setiap orang yang lahir ke dunia ini.

Kedua unsur terakhir Wijnanamaya Kosa dan Anandamaya Kosa bersifat non materiil, tetapi keduanya tak dapat dipisahkan, ibarat mata uang logam yang ada dua mukanya yaitu Rwa Bhineda (dua hal yang berbeda/berlawanan, tetapi mempunyai persamaan keutamaan)
 
Panca Sembah

Lima urutan sembah.
Pada umumnya dalam sembahyang bersama setelah upacara inti selesai, yaitu mempersembahkan sesajen, lalu pemimpin upacara mengajak para umat menghaturkan sembah 5 kali berturut-turut, yaitu:
1. Sembah puyung (tangan kosong) untuk menenangkan pikiran;
2. Sembah dengan memakai bunga merah ditujukan kepada Sang Hyang Surya Radhita sebagai sakti dalam persembahyangan;
3. Sembah dengan memakai bunga atau kewangen ditujukan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa, memuja keagunganNYA serta memohon anugrah-NYA;
4. Sembah dengan memakai bunga atau kewangen ditujukan kepada para Dewata atau Dewata Samudaya, yaitu para Dewa dan Bhatara Bhatari Leluhur untuk memohon tuntunannya;
5. Terakhir sembah puyung (tangan kosong) dengan maksud menerima limpahan anugrah Sang Hyang Widhi.

Turun naiknya tangan diatur oleh mulai dan berhentinya suara genta sulinggih.

Ada lima tatacara menyembah sesuai dengan siapa yang kita sembah, yaitu:
1. Sembah ke hadapan Sang Hyang Widhi cakupan tangan terletak di atas ubun-ubun / siwa dwara.
2. Sembah terhadap Dewa cakupan tangan berada sejajar kening atau dahi di sekitar daerah tri netra.
3. Sembah terhadap leluhur, cakupan tangan dengan ujung jari sejajar ujung hidung;
4. Penghormatan pada sesama, cakupan tangan berada sejajar dengan dada atau hulu hati;
5. Upasaksi kepada Bhuta Kala, cakupan tangan berada di dada / hulu hati dengan ukung jari menghadap ke bawah.
 
Sad Wara

Hari yang enam, yaitu:
1. Tungleh. Dewanya Sanghyang Indra. Urip/neptu (7);
2. Aryang. Dewanya Sanghyang Bharuna. Urip/neptu (6);
3. Urukung. Dewanya Sanghyang Kwera. Urip/neptu (5);
4. Paniron. Dewanya Sanghyang Bhayu. Urip/neptu (8);
5. Was. Dewanya Sanghyang Bajra. Urip/neptu (9);
6. Mahulu. Dewanya Sanghyang Erawan. Urip/neptu (3).
 
Sad Angga Weda

Enam bagian ilmu bantu untuk mempelajari Weda, yaitu:
1. Sikhsa = Ilmu Phonetic;
2. Kalpa = Ilmu Tentang Yadnya;
3. Vyakarana = Ilmu Tata Bahasa;
4. Nirukta = Ilmu Etimologi;
5. Chanda = Ilmu Lagu - Lagu;
6. Jyotisha = Ilmu Astronomi.
 
Sad Krtih (Purana Bali)

Enam macam upaya untuk memperoleh kemakmuran, keselamatan dan ketenagnan seperti:
1. Atma Krtih = Upacara terhadap Atma yang merupakan tindak lanjut dari upacara atiwa-tiwa, seperti: Nyekah, Mukur, Baligeya (Mataharai).
2. Danu Krtih = Upacara terhadap air di Danau, seperti ngaturang paklem, mapag toya, berhubungan dengan Dewa Ratih.
3. Samudra Krtih = Upacara terhadap Dewa Bharuna, seperti Nangluk Merana.
4. Wana Krtih = Upacara terhadap Dewa Kala, misalnya: Ngarasakin.
5. Jagat Krtih = Upacara terhadap Jagat, misalnya: Tawur Kesanga (Macaru). Tujuannya agar isi alam langgeng dan lestari (Dewa Gana);
6. Jana Krtih = Upacara terhadap manusia (Dharma Kauripan) di tujukan terhadap Dewa Kumara.
 
Sat Rasa

Enam macam rasa, yaitu:
1. Madura = Manis;
2. Tikta = Asam;
3. Amla = Asam;
4. Lawana = Asin;
5. Kotuka = Pedah;
6. Kesaya = Sepet.
 
Sad Pada

Kaki enam. Di sini dimaksudkan jenis serangga yang berkaki enam, seperti: lebah, tambulilingan dan lain sebagainya.
 
Rad Ripu

Enam musuh. Dimaksudkan enam musuh yang ada pada diri sendiri yang sepatutnya kita waspadai, antara lain:
1. Kama = Hawa nafsu;
2. Lobha = Tak pernah puas dengan yang sudah ada;
3. Krodha = Kemarahan;
4. Mada = Kemabukan;
5. Moha = Kebingungan;
6. Matsarya = Iri hati / dengki.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.