• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Istilah - Istilah Agama Hindu

Dasa Bayu

Sepuluh macam udara dalam badan manusia, yaitu:

  1. Prana = Udara pada paru-paru
  2. Samana= Udara pada pencernaan
  3. Apana = Udara pada pantat
  4. Udana = Udara pada kerongkongan
  5. Byana = Udara yang menyebar ke seluruh tubuh
  6. Naga = Udara pada perut yang keluar pada saat perut mengempis
  7. Kurmara = Udara yang keluar dari badan oleh tangan dan jari
  8. Krkara = Udara pada saat bersin
  9. Dewadatta = Udara saat menguap
  10. Dananjaya = Udara yang memberi makan pada badan
 
Dasa Dharma

Sepuluh kewajiban yang patut dilaksanakan dalam mencapai Artha, Kama dan Moksa yaitu:

1. Sauca = Suci lahir bathin dalam mengejar cita-cita mulia
2. Indriya Nigraha = Mengekang indriya atau hawa nafsu
3. Hrih = Tahu dengan malu
4. Widya = Bersifat bijaksana
5. Satya = Jujur dan setia terhadap kebenaran
6. Akroda = Sabar atau dapat mengekang kemarahan
7. Dhrethi = Suci murni dalam bathin
8. Ksama = Suka mengampuni
9. Dama = Kuat mengendalikan pikiran
10. Asteya = Tidak melakukan kecurangan atau pencurian
 
Dasa Indriya

Sepuluh macam hawa nafsu, yaitu:

  1. Srotendriya = Ingin mendengar segala macam suara dengan telinga
  2. Twikindriya = Keinginan meraba segala benda, padat, cair, gas dan lain sebagainya.
  3. Jihwendriya = Keinginan mengecap segala macam rasa
  4. Granendriya = Keinginan mencium segala bau-bauan dengan hidung.
  5. Caksundriya = Keinginan melihat dengan mata segala keindahan
  6. Wakindriya = Keinginan berkata-kata dengan bibir, makan dan minum
  7. Panindriya = Keinginan memegang, mengambil dan menarik dengan tangan
  8. Payundriya = Keinginan buang kotoran, kentut dengan dubur
  9. Padendriya = Keinginan bergerak denan kaki, berjalan.
  10. Pastendriya = Keinginan kenikmatan dengan alat kelamin, bersenggama
 
Dasa Mala

Sepuluh macam cacat / cela, yaitu:

  1. Tandri = Orang yang malas, lemah, suka makan dan minum, enggan kerja, doyan melakukan kejahatan.
  2. Kleda = Suka menunda-nunda pikiran buntu dan tak mengerti maksud orang lain.
  3. Leja = Pikiran selalu diliputi kegelapan, Nafsu besar, ingin segala dan gembira jika melakukan kejahatan.
  4. Kutila = Suka menyakiti orang lain, pemabuk dan penipu
  5. Kuhaka = Pemarah dan selalu ingin mencari kesalahan orang lain, berkata tak menentu dan keras kepala
  6. Metraya = Nyapa kadi aku, suka mengganggu dan melarikan isteri orang
  7. Megata = Kata-katanya manis dan merendah, tetapi dibalik itu tingkah lakunya kejam dan jahat.
  8. Ragastri = Suka memperkosa perempuan baik-baik dan memandang mereka dengan nafsu
  9. Bhaksa Bhuana = Suka membuat orang lain agar hidupnya melarat. Suka menipu orang jujur, hidup berfoya-foya.
  10. Kimburu = Orang yang suka menipu kepunyaan orang jujur, tak pandang kawan saudara atau keluarga.
 
Dasa Parimita

Sepuluh jalan menuju kebajikan, yaitu:
  1. Maitri parimita = Suka menolong dan lemah lembut
  2. Karuna Parimita = Welas asih dan toleransi
  3. Mudita Parimita = Simpatik / menyenangkan orang lain
  4. Upeksa Parimita = Menghargai pendapat orang lain / misinggih
  5. Dana Parimita = Suka membantu dengan budi luhur
  6. Sila Parimita = Laksana yang terpuji
  7. Ksanti Parimita = Suka mengampuni dengan keluhuran budi
  8. Wirya Parimita = Keteguhan hati berdasarkan keluhuran budi
  9. Santa Parimita = Satunya kata denan perbuatan / tidak berbohong
  10. Sanmata Parimita = Keinginan hanya satu, yaitu berbuat kebajikan
 
Dasa Sila

Sepuluh macam tingkah laku atau perbuatan, yaitu:
1. Ahimsa = Welas asih
2. Brahmacari = Melaksanakan kesucian
3. Satya = Selalu melaksanakan kebenaran
4. Awyawahara = Tidak resah
5. Asteya = Tidak mencuri
6. Akroda = Tidak marah
7. Guru susrusa = Taat kepada nasihat dan ajaran guru
8. Sauca = Suci lahir bathin
9. Ahara lagawa = Makan seadanya
10. Apramada = Selalu waspada
 
Dasa Yama Berata

Sepuluh macam pengendalian hawa nafsu yaitu:

  1. Anresangsia = Tidak mementingkan diri sendiri
  2. Ksama = Suka mengampuni kesalahan orang lain
  3. Satya = Kejujuran
  4. Ahimsa = Kasih sayang terhadap sesama makhluk
  5. Dama = Kesabaran / dapat menasihati diri sendiri
  6. Priti = Kasih sayang yang mendalam
  7. Ajarwa = Kejujuran
  8. Prasada = Memiliki hati suci
  9. Madurya = Tutur katanya manis dan sopan santun
  10. Mardawa = Kelembutan hati atau orang yang tidak tinggi hati
 
Dasa Niyama Berata

Sepuluh macam pengekangan diri yang merupakan disiplin latihan moral yang ke dua sesudah Yama Berata, yaitu:
  1. Dana = Ikhlas berkorban / beramal
  2. Ijwa = Pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi
  3. Tapa = Tahan uji
  4. Dhyana = Menghubungkan diri terhadap Ida Sang Hyang Widhi
  5. Upasthaningraha = Menahan nafsu hubungan kelamin (khrtaning upaska)
  6. Upawasa = Membatasi diri dalam hal makan dan minum (kahrtaning pangan kinum)
  7. Mona = Menahan kata-kata, hati-hati dalam berbicara
  8. Snana = Membersihkan hati dengan jalan bersembahyang dan berdoa
  9. Swadhyaya = Belajar sendiri dengan tekun mengenai ilmu kesucian
  10. Berata = Taat akan sumpah / setia janji
 
Dasa Bayu

Sepuluh macam kekuatan yang bersifat gaib, yaitu:
  1. Pramana Bayu = menghidupkan / menjiwai puja / ucapan
  2. Apana Bayu = Menghilangkan segala dosa dan ilmu hitam
  3. Semana Bayu = Menghilangkan kekotoran pikiran
  4. Udana Bayu = Menghilangkan sarwa kelesa, sarwa roga pataka
  5. Byana Bayu = Menghilangkan sarwa Dhurga, sarwa Kalika
  6. Naga Bayu = Menghilangkan sarwa wiyadi, sarwa wisia roga
  7. Kumara Bayu = Menghilangkan sarwa satru, sarwa roga
  8. Krakara Bayu = Menghilangkan sarwa merana dan kematian
  9. Dasa Bayu = Menghilangkan sarwa bhuta, sarwa kala
  10. Dananjaya Bayu = Menghilangkan rohani, jasmani dan dunia serta isinya.
 
Dasa Paramartha

Sepuluh tujuan yang utama yang patut ditaati oleh orang yang melaksanakan dharma dan luput dari kesengsaraan yaiut:
  1. Tapa = Melepaskan diri dari pergaulan hidup
  2. Brata = Mengurangi kesenangan dalam hdiup
  3. Samadhi = Memusatkan pikiran guna ketenangan lahir bathin
  4. Canta = Berkata yang benar
  5. Sanmata = Mempunyai satu tujuan, yaitu selamat
  6. Karuna = Mempunyai belas kasihan terhadap sesama hidup
  7. Karuni = Cinta kepada segala yang hidup
  8. Upeksa = Mengetahui baik dan buruk dan berusaha memberi nasihat
  9. Mudita = Berpikiran dan berbudi biak, menerima segala nasihat
  10. Maitri = Berkata yang baik, lemah lembut dan suka menolong
 
Dasa Prana

  1. Prana = Terletak di mulut dan di hidung berfungsi untuk menggerakkan alat-alat pernafasan dan alat-alat yang ada di mulut.
  2. Apana = Tempatnya pada dubur dan alat kelamin berfungsi untuk mengatur pembenihan guna mengadakan keturuan dan untuk membuang kotoran.
  3. Samana = Bertempat di hati dan untuk mengkalsifikasikan sari-sari makanan minuman dan bekas-bekas penciuman.
  4. Udana = Terletak pada kepala dan bertugas menggerakkan dahi, kelopak mata, menumbuhkan rambut dan lain-lain.
  5. Wyana = Terdapat di seluruh persendian dan berfungsi untuk menggerakkan persendian.
  6. Naga = Tenaga yang gunanya untuk bergulat / membelit
  7. Kumara = Tenaga yang gunanya untuk menggetarkan badan
  8. Krakara = Tenaga yang berfungsi untuk mengeluarkan bersin
  9. Dewadatta = Tenaga yang berfungsi untuk menguap
  10. Dananjaya = Tenaga yang menciptakan suara serta kemudian akan menetap tinggal pada mayat, makhluk/manusia yang bersangkutan apabila ia meninggal dunia.
 
Brahman

Apakah atau siapakah yang dimaksud sebagai Tuhan?

Brahman adalah Yang Maha Agung dan Suci, Yang Tak Terbinasakan, atau Tuhan Yang Maha Esa dan Abadi. Yang Maha Esa berada di atas semua veda-veda suci dan sifat-sifat alami (Prakriti). Ia berada di atas semua benda, mahluk dan obyek-obyek duniawi (alam semesta).

Walaupun pendefinisian tentang Tuhan tidak mungkin atau salahlah mungkin kalau kita mendifinisikan tentang Tuhan, namun untuk keperluan praktis dalam bahasa ini mungkin difinisi kita sebagai titik tolak kita berpikir kesulitan dalam member difinisi karena satu definisi yang baik harus benar-benar member gambaran yang jelas dan lengkap sedangkan Tuhan mencangkup pengertian yang luas dan serba mutlak. Untuk itu pertama kali kita menjumpai difinisi tentang Tuhan di dalam kitab Brahma Sutra 1.1.2 lengkapnya berbunyi sebagai berikut: JANMADHYASYA YATAH (Tuhan ialah dari mana mula asal semua ini)

Definisi ini member pengertian bahwa Tuhan adalah asal dari segala yang ada.

Kata ini diartikan semua ciptaan yaitu alam semesta beserta isinya termasuk dewa-dewa dan lain-lainnya.

Tuhan merupakan primacausa yang adanya bersifat mutlak karena harus ada sebagai asal atau sumber atas semuanya yang ada.

Tanpa ada Tuhan tidak ada ciptaan ini.
Kata ini juga mencakup pengertian materi dan non materi.

Kata JANMADI juga diartikan asal sebagai sumber yang memelihara dan mempralaya (melebur kembali) pada saatnya. Karena itu kata itu berarti penciptaan. Kata melebur juga diartikan sama dengan penciptaan karena melebur berarti menciptakan yang baru, kata YATAH berarti darimana.

Definisi lain bahwa Tuhan adalah “SATYA – PENGETAHUAN – TIDAK TERBATAS” yang diucapkan dalam satu kerangka MANTRA kepada BRAHMAN (Tuhan) : SAT CITTA ANANDA BRAHMAN = Sesungguhnya Tuhan adalah Kebenaran, Pengetahuan, Tak Terbatas (MAHANIRWANA TANTRA).

Sebagai mantra ditambahkan pranawa Ongkara didepannya, sehingga akan terbaca “Om, Tat Sat Citta Ananda Brahman”. Adapun pranawa Omkara atau Ongkara adalah kata OM (Ong).

Disamping adagium diatas, ada juga dipakai sebagai difinisi Tuhan yaitu “EKAMSAT” yang artinya TUHAN YANG ESA, merupakan singkatan dari satu kalimat lengkap sebagai berikut: EKAM SAD WIPRA BAHUDHA WADANTI AGNI YAMAM MATARISWANAM AHUH = Tuhan Yang Maha Esa, para arif bijaksana mengatakannya banyak nama, Agni Yama, Matariswa. (R.Weda I.164.46)

Dalam Mahanirwana Tantra terdapat mantra yang terbaca ONG SACCIDEKAM BRAHMAN (OM SAT CIT EKAM BRAHMA), dikenal sebagai tujuh aksara.

Brahman itulah sebagai sumber atau sebagai sebab dari adanya ciptaan ini, yang dalam berbagai kitab Weda disebut dengan berbagai gelar, seperti : Widhi, Iswara, dan lain-lain yang diterjemahkan dengan kata TUHAN, atau istilah-istilah lainnya yang maksud dan artinya sama dengan Tuhan itu.
 
Adhyatman

Di manakah seseorang dapat menemui Brahman? Temuilah Sang Brahman di dalam dirimu sendiri, di dalam relung jiwamu yang disebut Atman atau Adhiyatman, Sang Inti Jiwa yang berada di dalam jiwa kita sendiri, dengan kata lain, dapat disebut Sang Jati Diri. (Perhatikanlah bahwa Sang Atman sebenarnya adalah Jiwa di dalam jiwa kita sendiri, Sang Inti Jiwa).
 
Karma

Karma Bagaimanakah Sang Adhyatman dapat masuk dan bersemayam di dalam diri kita ini? Prosesnya disebut Visarga, yaitu energi murni yang dipancarkan oleh Yang Maha Esa, inilah yang disebut karma yang murni dan sejati, pancaran yang penuh dengan pengorbanan, kasih-sayang dan pemberian dariNya (tyaga) untuk kita semuanya. Yang Maha Esa memberikan (mengorbankan) DiriNya melalui Sankalpa, yaitu dengan berkehendak -- “Aku menjadi banyak!” Dan terjadilah proses, dan dariNya bermulalah semua bentuk benda dan kehidupan-kehidupan ini. Yang Maha Esa lah sumber dari semua ini, dan inilah yang dimaksud dengan karma yang sejati, yaitu asal-mula sesuatu benda atau mahluk, sebuah proses kehidupan dengan segala pola-pola yang beraneka-ragam tanpa ada habis-habisnya dan juga reinkarnasi. Dan karma ini menjadi suatu peraturan atau tata-cara dalam kehidupan di alam semesta ini. Karma adalah suatu peraturan alami yang tegas: “Apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai,” dan peraturan ini berlaku untuk semua tindak-tanduk dan proses kehidupan kita di mana saja dan kapan saja.

Karma adalah energi dari evolusi, dan karma inilah yang melahirkan mahluk-mahluk (bhuta) dan evolusi kehidupan mereka selanjutnya lagi. Karma menciptakan suatu proses kemajuan yang berkesinambungan melalui penderitaan. Kemajuan ini adalah salah satu anak tangga manifestasi untuk menemukan Jati Diri kita sendiri. Begitulah seseorang dituntun langkah demi langkah ke arah kesempurnaan.

Dan kesempurnaan itu dicapai melalui penderitaan dulu, dengan kata lain melalui suatu pengorbanan dalam arti yang amat luas (yagna).

Salah satu rahasia dalam sejarah atau evolusi kehidupan ini adalah pengorbanan, dan Sang Pemberi Inspirasi atau PemulaNya adalah Yang Maha Esa yang disebut dengan nama Adhiyagna. Korbankanlah jiwamu demi mendapatkan jiwa yang baru, begitulah inti dari ajaran-ajaran para Rsi (orang suci) di zaman dahulu.
 
Adhiyagna

Adhiyagna berarti Pemula atau Asal-Usul dari semua tindakan pengorbanan di dunia ini. RagaNya adalah Pengorbanan Kosmos dan dari pengorbanan ini bermula dan hiduplah semua mahluk di alam semesta ini, dan Ia hadir dalam semuanya dalam bentuk yang tak terlihat oleh mata, sebagai saksi dan penuntun kita semuanya, Ia Abadi, Suci, Agung dan selalu penuh dengan pengorbanan yang didasari oleh cinta-kasih, dan kalau dipikirkan dengan baik mak sebenarnya semua raga ini adalah “pura yang suci” yang di dalamnya terdapat pelita yang hidup oleh apiNya, api Yang Maha Kuasa.
 
Adhibhuta

Adhibhuta adalah Adhipati, yaitu Yang Maha Esa, yaitu inti dan dasar dari segala mahluk, unsur, benda yang dapat binasa, Ishavasyam idam sarvam sebut kitab suci Ishopanishad yang berarti semua ini adalah baju atau pakaian Yang Maha Esa. Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya adalah suci dan adalah kuil kita untuk mencapai Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta. Dunia ini adalah ajang kita untuk kembali lagi kepadaNya.
 
Adhidaiva

Adhidaiva adalah Adhipati, yaitu kekuatan Brahman yang bersinar dalam dewa-dewa dan merupakan inti dari dewa-dewa ini.
Ia jugalah Purushanya para dewa. Ia juga Prathama Purusha yang bercahaya di dalam diri mereka. Ia Tuhannya para dewa, Ia disebut juga Hiranyagarbha Purusha (yaitu, Purusha Emas nya) para dewa. Ia juga Prajapati yang Suci, Ia juga Sutra-Atma, yaitu Nafas AgungNya para dewa (Prana-Purusha)! Para dewa adalah “organ” tubuhNya, Ialah Kekuatan Kreatif, Ialah Jiwa Yang Maha Suci -- Ialah semuanya yang bercahaya di alam semesta ini dari ujung ke ujung tanpa ada habis-habisnya.
 
Lokasamgraha

Lokasamgraha artinya “pemeliharaan dunia, berarti kesatuan dunia, kesaling-terhubungan antar masyarakat”.

Supaya dunia tidak jatuh ke dalam penderitaan phisik dan degradasi moral, supaya kehidupan bersama menjadi pantas dan terhormat, etika agama seharusnya mengontrol perilaku sosial.

Lokasamgraha, secara umum berarti “kesejahteraan bagi semua” (universal well-being).



Dalam pemahaman ini Lokasamgraha, “Kesejahteraan bagi semua”, lebih difokuskan kepada kesejahteraan bagi semua pemeluk Hindu.

Pemeluk Hindu merupakan bagian dari masyarakat dunia.
Tidak mungkin tercapai ketertiban dan kesejahteraan dunia, bila salah satu bagiannya, dalam hal ini para pemeluk Hindu, tidak sejahtera.

Sejahtera disini dimaksudkan suatu keadaan dimana para pemeluk Hindu mencapai taraf hidup yang layak, bebas dari kemiskinan, material maupun spiritual.

Lokasamgraha mengisyaratkan, adanya kesadaran sosial dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa pencapaian masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupun spiritual, memerlukan adanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, atau kesalingterhubungan dari seluruh pemeluk Hindu.

Kesadaran, solidaritas sosial dan kesaling terhubungan ini melintasi warna, klan, soroh, marga, dadia, padarman, suku bangsa.

Dengan kata lain, setiap pemeluk Hindu, dimanapun dia berada, apapun warna, klan, marga atau suku bangsanya adalah saudara bagi pemeluk Hindu lainnya.

Penderitaan seorang pemeluk Hindu, adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu lainnya.

Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah juga kebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya.
 
Dewata

DEWATA (Dewa dari pada Dewa-Dewa)

Istilah Dewata sebagai pencipta dari Dewa-Dewa lainnya.
Dewa pencipta atas Dewa-Dewa itulah yang disebut dengan istilah DEWATA atau juga disebut ISTA DEWA yang kalau diperhatikan dari pengertian difinisi pengertian Tuhan, ISTA DEWA atau DEWATA adalah TUHAN. Karena dinyatakan TUHAN MAHA PENCIPTA dan ESA.

DEWATA sebagai istilah mempunyai arti ESA dan tidak pernah diartikan sebagai kata plural/jamak.
Yang jamak adalah Dewa bukan ISTA DEWA atau ISTA DEWATA.

ISTA DEWATA merupakan asal atau sumber dari semua ciptaan, baik alam semesta maupun Dewa-Dewa lainnya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.