• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Jual Berita dan Fundamental

arton40279.jpg

Prospek dolar AS di tahun baru

Membuka lembar 2017, mata uang dolar terus mengalami apresiasi dan kondisi ini bisa baik atau buruk tergantung apakah pemerintahan yang baru mampu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi.


Sejak Donald Trump berhasil memenangi pilpres AS, yaitu pada 8 November lalu, mata uang dolar terdongkrak besar-besaran berkat ekspektasi positif pasar terhadap janji-janji politik Trump, diantaranya penurunan pajak, peningkatan belanja negara dan regulasi yang lebih longgar.

Semua kebijakan tersebut berpotensi menganggu pertumbuhan ekonomi karena pengangguran saat ini sudah berada pada level terendahnya pasca resesi yaitu 4,6 persen dan inflasi mulai bergerak mendekati target the Fed, 2 persen. Jadi tanpa menghitung rencana fiskal Trump diatas, bank sentral atau the Fed pada Desember lalu sudah memperhitungkan jumlah kenaikan suku bunga di 2017 nanti, karena the Fed sendiri cukup yakin dengan performa ekonomi nasional.

Ketua the Fed Janet Yellen sempat melontarkan peringatan kepada Kongres pada 17 November lalu bahwa kebijakan stimulus baru bisa membawa dampak inflasi. Dalam situasi seperti ini penguatan dolar dapat membantu the Fed menjaga perekonomian agar tidak "overheating" dengan cara meredam ekspor dan inflasi seandainya Trump menggenjot rencana pertumbuhan ekonominya.

Sebaliknya, jika efek dari kebijakan Trump tidak menunjukkan hasil atau butuh waktu lama agar berdampak kepada perekonomian, maka penguatan dolar bisa jadi prematur dan problematik.

Menguatnya dolar sejak akhir tahun lalu disebabkan oleh besarnya harapan pasar akan baiknya ekonomi paman Sam di 2017 ini. Jadi kalau eksekusi kebijakan fiskal tertunda atau melempem atau sampai sekali tidak ada dampak kepada pertumbuhan ekonomi sesuai harapan banyak pihak maka prospek pertumbuhan ekonomi akan terganggu, dolar berpotensi melemah dan prospek penyesuaian suku bunga harus direvisi.

Pertumbuhan ekonomi dan suku bunga yang relatif tinggi dibanding ekonomi maju lainnya bisa meningkatkan serapan dolar karena perusahaan asing tumbuh di Amerika dan investor memborong sekuritas denominasi dolar. Ketika dolar menguat maka pertumbuhan akan terdampak akibat barang ekspor AS tidak bersaing dan inflasi tertekan karena impor murah.

Dolar otomatis melemah jika Trump tidak bisa melaksanakan kebijakan stimulusnya. Sementara Partai Republikan yang saat ini mengontrol Kongres dan Senat enggan mendukung kebijakan yang bisa membuat kantong negara cekak. Sekali lagi kondisi ini membuat kepala the Fed pening, karena untuk kesekian kalinya mereka harus mencari jalan keluar dari resiko naik baik pertumbuhan ekonomi dan inflasi seandainya kebijakan stimulus jadi diluncurkan secara penuh termasuk resiko penurunan terhadap perekonomian seandainya kebijakan stimulus terhambat.

Jika kebijakan stimulus tertunda atau tidak menunjukkan dampak apa-apa maka the Fed akan lebih hati-hati dan rencana kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali mungkin harus dikurangi. Jika kebijakan stimulus sukses mendongkrak perekonomian, maka the Fed harus bekerja keras untuk mencegah ekonomi agar tidak "overheat."

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
oobe-e1479300841704.jpg


Sinyalemen Anggota OPEC, Lambungkan Harga Minyak

Minyak berjangka beringsut mnguat pada hari Rabu, rebound dari aksi jual tajam di hari sebelumnya atas tanda-tanda bahwa produsen minyak utama berpegang pada janji mereka untuk memotong output.


Minyak mentah West Texas Intermediate naik 14 sen, atau 0,3%, menjadi $52,47 per barel di New York Mercantile Exchange, sementara Brent kontrak Maret naik 16 sen, atau 0,3%, menjadi $55,63 per barel di bursa ICE Futures London.

Pada hari Selasa, harga minyak mentah WTI dan Brent mengalami pembalikan tajam dari harga tertinggi dalam waktu sekitar 18 bulan menandai pemukiman terendah dalam dua minggu. Aksi jual terjadi karena para pelaku pasar cemas terhadap apakah anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak lainnya akan kembali mempertimbangkan output sebagai bagian dari kesepakatan yang disepakati pada akhir 2016. Kesepakatan itu berlaku pada 1 Januari

Namun pada hari Rabu, perusahaan milik negara Kuwait Petroleum Corp berupaya menghilangkan kecemasan itu, dan mengatakan akan berkomitmen untuk membatasi output dan telah memberitahukan klien bahwa pemotongan produksi akan berlaku dari awal Januari dan untuk seluruh kuartal pertama, seperti yang diberitakan Reuters.

Harga minyak mentah Brent naik sekitar 52% pada tahun 2016 dan mencatat kenaikan tahunan pertama nya dalam empat tahun terakhir. harga minyak WTI naik sekitar 45% tahun lalu dan kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir.
 
indo-620x330.jpg

Indonesia tidak begitu rapuh jika dibandingkan 2013 lalu

Indonesia adalah tempat yang tepat untuk berlindung dari volatilitas mata uang dan aliran dana keluar yang dipicu oleh tingginya suku bunga AS jika dibandingkan 2013 silam, berdasarkan keterangan Goldman Sachs Group Inc. yang dikutip dari Bloomberg.


Rupiah yang merupakan mata uang Asia dengan performa terbaik setelah yen di tahun lalu, tidak mengalami depresiasi signifikan karena imbal balik yang ditawarkan obligasi pemerintah berhasil menutupi kerugian modal ungkap Andrew Tilton, ekonom kepala Goldman Sachs Asia Pasifik.

Pada kwartal lalu, investor asing menjual saham dan oligasi Indonesia sampai $2,8 miliar karena banyak investor yang menjual aset-aset dari negara emerging maket setelah Donald Trump secara mengejutkan memenangi pilpres AS. Akibatnya rupiah melemah dan otoritas keuangan lokal harus melakukan intervensi untuk menstabilkan nilai tukar.

Pemerintah Indonesia sudah mengambil langkah-langkah antisipasi sejak mengalami kondisi yang sama tahun 2013 lalu dengan cara mengurangi defisit anggaran, menurunkan hutang asing dan menaikkan cadangan devisi, semua langkah ini dilakukan untuk mengurangi kerapuhan.

Menurut data bank sentral, cadangan devisa Indonesia tumbuh sekitar $111 miliar dibandingkan tahun 2013 lalu sebesar $93 miliar. Rupiah menguat 2,3 persen terhadap dlar di 2016.

Di tahun 2017 ini Indonesia diperkirakan tumbuh 5,3 persen dari perkiraan 5 persen saja. Sementara faktor resiko yang dimiliki diantaranya defisit fiskal, pergerakan rupiah yang cukup sensitif terhadap kebijakan Amerika dan aliran modal keluar.

Pendorong utama ekonomi Indonesia adalah konsumsi domestik dan investasi sektor publik yang tentu saja akan mendapat angin segar setelah kebijakan tax amnesty tutup pada Maret 2017.

Kebijakan tax amnesty yang digulirkan Presiden Jokowi berhasil meraup dana sekitar 100 triliun rupiah sejauh ini dan membantu meringankan tekanan pada defisit fiskal. Dia juga berjanji akan meningkatkan belanja untuk pembangunan jalan baru, jalur kereta api dan bandara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bulan lalu, Fitch Ratings menaikkan outlook Indonesia menjadi positif.

Bank Indonesia mengambil keuntungan dari inflasi rendah dan memangkas suku bunga acuan enam kali di 2016 untuk meningkatkan pinjaman dan aktivitas ekonomi. Bank sentral sendiri akan diam sejenak untuk menganalisa situasi mengingat adanya potensi kerapuhan mata uang akibat tingginya kepemilikan asing atas obligasi pemerintah berdenominasi rupiah, khususnya ketika masa-masa risk aversion (menghindar dari resiko) dan aksi jual aset secara besar-besaran di emerging market.

https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=3#post-54795
 
arton2531.jpg

China siap bertindak jika Trump yang memulai

Pemerintah China tengah bersiap meluncurkan aksi balasan yaitu mengawasi secara ketat perusahaan-perusahaan Amerika seandainya Donald Trump mengambil langkah penghukuman terhadap barang-barang produksi china, berdasarkan informasi sumber yang dekat dengan isu ini.


Aksi ini meliputi pengenaan pajak atau penyelidikan praktek monopoli atau antipakat atas perusahaan-perusahaan ternama AS termasuk perusahaan yang memiliki jaringan operasi luas di China. Kemungkinan aksi lain yang akan ditempuh adalah meluncurkan penyelidikan anti-dumping dan mengurangi pembelian pemerintah akan barang-barang buatan Amerika.

Kondisi ini mencerminkan memanasnya tensi antara Amerika dan China yang bisa berdampak kepada perusahaan masing-masing negara. Trump berkali-kali menyerang China dengan mengatakan akan melakukan proteksi ketat berkaitan dengan perdagangan kedua negara.

Sementara itu Michael Every, kepala riset pasar keuangan Rabobank Group di Hong Kong mengatakan, setiap aksi balasan terhadap Trump akan membawa resiko. Cina bisa merusak akses ke mitra dagang terbesarnya (AS).

"Ketika ada sebuah negara yang memiliki defisit perdagangan besar melakukan aksi balas terhadap negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengannya maka negara yang memiliki defisit perdagangan besar yang menang," ungkap Avery. "Seringkali negara yang memiliki surplus kalah."

Defisit perdagangan Amerika dengan China mengecil menjadi $31,1 miliar dari $32,5 miliar di Oktober, ekspor AS terkuat ke China sejak Desember 2013 lalu.

Masih menurut sumber diatas, pemerintah pusat China melakukan konsultasi dengan berbagai departemen berkaitan dengan aksi balasan ini. Langkah balas baru akan dilakukan seandainya Amerika bertindak lebih dahulu.

Ketika Bloomberg meluncurkan pertanyaan berkaitan dengan hal ini, Perwakilan Kementrian Dagang China, Komisi Pengembangan Nasional dan Reformasi, Kantor Perpajakan dan Administrasi Umum Cukai enggan memberikan komentar termasuk ketika hal ini juga ditanyakan kepada perwakilan tim transisi Trump.

Rhodium Group memperkirakan korporasi multinasional Amerika telah mencurahkan lebih dari $228 miliar ke China sejak 1990. Grup usaha Amerika seringkali melawan Washington berkaitan dengan isu-isu perdagangan dengan China.

Pada tahun 90an berbagai perusahaan termasuk Boeing Co., Motorola Inc dan American International Group Inc. terlibat dalam upaya lobi yang terjadi setiap tahun untuk memperbaharui status China, dimana status itu memberi tarif rendah akan barang ekspor China ke Amerika.

Pada 2011, grup perdagangan yang mewakili perusahaan diantaranya Microsoft Corp. dan Wal-Mart Stores Inc. melakukan lobi yang menentang perundangan yang ditujukan menekan China agar menaikkan nilai mata uangnya.

https://id.grandcapital.net/promo/risk_free_trade
 
oil-rig-offshore-platform-800x445.jpg

Harga minyak turun akibat aktivitas pengeboran meningkat di AS

Harga minyak diperdagangkan turun hari ini setelah aktivitas pengeboran minyak di AS mulai aktif sejak minggu lalu. Aktivitas tersebut memicu kecemasan pasar bahwa upaya yang sudah diluncurkan oleh OPEC dan negara-negara non-OPEC untuk menekan penurunan harga minyak terancam gagal.

Pada perdagangan New York Mercantile Exchange, kontrak minyak light, sweet crude untuk Februari diperdagangkan pada kisaran $53,70 per barrel, turun 25 sen atau 0,6%. Sementara Brent crude untuk kontrak Maret di London ICE diperdagangan jatuh 27 sen atau 0,5% menjadi $56,91 per barrel.

Menurut Baker Hughes Inc. jumlah pengeboran minyak lepas pantai di Amerika meningkat sampai 4 menjadi 529 pada minggu yang berakhir pada 30 Desember. Ledakan produksi minyak tidak konvensional di AS menjadi ancaman utama bagi negara-negara OPEC, dimana serbuan minyak AS dapat menguras pangsa pasar.

Jika melihat situasi terakhir, maka efektivitas pemangkasan produksi yang diluncurkan OPEC baru terlihat di pertengahan Februari dan mayoritas pelaku pasar pasang posisi "wait and see".

https://id.grandcapital.net/promo/risk_free_trade/
 
1467161895_1467179131.jpg


Dolar pertahankan pelemahan diawal tahun

Mata uang dolar diperdagangkan mendekati level terendah menyusul aksi jual menjelang London Fixing atau penyesuaian harga yang dilakukan otoritas keuangan Inggris kemarin.


Dolar turun ke level terendah baru terhadap beberapa mata uang beberapa saat sebelum pasar London buka (9/10). Meski begitu aksi jual dolar tidaklah besar. Pelemahan dolar terus terjadi sampai penutupan pasar London dan akhirnya aksi jual mereda dan melambat.

Aksi ambil resiko masih sepi dan trader cenderung pasang stop loss dengan ketat dalam upaya meningkatkan profit di awal tahun sambil mewaspadai bahwa Januari merupakan bulan yang sulit. Aliran dana yang masuk ke pasar belum masuk kategori memuaskan dan diperkirakan akan ada pergerakan aliran dana dalam beberapa minggu ke depan.

https://id.grandcapital.net/forum/topic/9804/?page=4#post-54836
 
dollar_slide_8.jpg

Dolar kembali tergelincir jelang data

Dolar diperdagangkan melemah terhadap yen sore ini menyusul akan diadakannya konferensi pers presiden terpilih AS Donald Trump hari ini waktu New York.


Pelemahan dolar juga dikarenakan akan rilisnya beberapa data ekonomi AS termasuk pidato para pejabat the Fed dan sang ketua Janet Yellen yang ditengarai akan memberikan petunjuk berkaitan dengan pebijakan pengetatan.

Aksi jual dolar telah mendominasi pasar sejak Senin dan waspadai aksi beli kembali di level 115 yen per dolar. Jika berkaca kepada besarnya harapan akan kebijakan Trump selama ini dan fakta bahwa pasar mengalami koreksi maka agak sulit untuk memperkirakan dolar akan menguat.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/…
 
07-nov-trump-2.jpg

Konferensi pers Trump ragukan pasar, dolar kembali anjlok

Sentimen positif terhadap dolar akhirnya sirna setelah dolar mengalami pelemahan secara merata menyusul uraian Presiden Donald Trump yang tidak memberi kejelasan berkaitan dengan kebijakan fiskal dimasa depan.


Didalam pidatonya tersebut, Trump bahkan tidak menyinggung sama sekali tentang kemungkinan pengenaan tarif terhadap ekspor China. Kenyataan ini tentu saja memberi angin segar kepada saham-saham Asia yang sempat diterpa kecemasan akan terjadi perang perdagangan secara global.

Indeks acuan Asia Pasifik diluar Jepang menguat 0,6% ke level tertingginya sejak terakhir kali di Oktober. Saham Shanghai menguat 0,2%. Nikkei 225 tergelincir 0,9% karena yen kembali menguat karena dolar melemah.

Meski begitu, Wall Street berhasil ditutup menguat tadi malam, dimana Dow Jones naik 0,5%, S&P500 menguat 0,28% dan Nasdaq menguat 0,21%. Sementara sektor kesehatan mendapat pukulan setelah Trump mengatakan perusahaan farmasi lolos atas tindakan pembuhuhan dengan cara membuat mahal obat-obatan.

Konfrensi pers pertama Trump ditahun ini sama sekali tidak menjelaskan tentang pemotongan pajak dan belanja insfrastruktur, dimana kedua faktor inilah yang menjadi pemicu penguatan bursa Amerika selama lima minggu dan aksi jual besar-besaran dipasar obligasi global.

Euro diperdagangkan menguat menjadi $1,0602 sementara dolar melemah menjadi 114,76 terhadap yen. Poundsterling menguat menjadi $1,2048. Dipasar komoditas minyak turun sedikit setelah data menunjukkan inventory minyak mentah AS meningkat.

Minyak mentah AS diperdagangkan turun 11 sen pada $52,14. Brent Crude turun 4 sen menjadi $55,06 per barrel.

https://www.facebook.com/GrandCapitalIndonesia/posts/1843148195901370
 
Production-Cut-701x361.jpg

Minyak Makin Lesu, Kelanjutan Pangkas Produksi OPEC Diragukan

Harga minyak hampir dipastikan mengakhiri pecan ini dengan penurunan karena keraguan akan pemangkasan produksi minyak OPEC masih berlanjut, dengan sentimen yang juga semakin diperburuk oleh Kekhawatiran atas kondisi ekonomi Cina setelah Cina melaporkan penurunan ekspor terburuknya Sejak 2009.


Minyak Brent berjangka, yang menjadi patokan harga minyak internasional, diperdagangkan turun 60 sen $55,41 per barel pada hari Jumat. Sementara West Texas Intermediate berjangka turun sebesar 58 sen di harga $52,43.

Impor minyak mentah Cina tercatat sebanyak 8,56 juta barel per hari (BPH) pada bulan Desember membantu menopang harga. Namun hasil tersebut masih belum mampu menutupi kekhawatiran yang mendasari atas kondisi perekonomian secara keseluruhan negara ekonomi kedua terbesar dunia tersebut.

Meskipun China masih ‘haus’ minyak, ekspor secara keseluruhan, yang menjadi tulang punggung ekonomi negara itu, turun 7,7 persen tahun lalu menjadikannya penurunan tahunan kedua berturut-turut dan merupakan penurunan terburuk sejak krisis global mendalam pada tahun 2009.

Di sisi Supply, masih ada sedikit dukungan pasar dari eksportir minyak mentah terbesar, Arab Saudi, yang mengatakan produksi minyaknya turun di bawah 10 juta BPH ke level yang terakhir dicapai pada Februari 2015 diperkirakan akan membuat pemangkasan yang lebih dalam bulan depan.

Namun, sebuah bukti pengurangan ekspor yang sangat jelas masih belum menunjukkan hasil signifikan, dalam dua minggu di bulan ini yang mana pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, seperti Rusia, seharusnya sudah berpengaruh.

Bahkan jika OPEC memangkas produksi seperti yang disepakati, para pengamat mengatakan kenaikan produksi AS dan meningkatnya persediaan dari negara anggota OPEC seperti Nigeria dan Libya, kemungkinan mengimbangi pengurangan.

Survei informal Reuters lebih dari 1.000 profesional pasar energi menunjukkan harga Brent pada tahun 2017 diperkirakan antara $55 - $60 per barel.
 
Brexit.jpg

Isu Brexit dan Trump dominasi pergerakan valas

Mata uang pound diperdagangkan merosot diperdagangan Asia hari ini setelah kabar yang melaporkan pemerintah Inggris bersiap untuk keluar dari Uni Eropa memicu kecemasan investor.


Poundsterling berada pada level terendah $1,1983 terhadap dolar dan diperdagangkan cukup tipis. Euro diperdagangkan menguat 0,9% menjadi 0,8820 pound, sterling tergelincir 1,6% menjadi 137,35 yen. Euro diperdagangkan tergelincir 0,3% menjadi $1,0613. Dealer mengatakan pasar bereaksi terhadap laporan surat kabar The Sunday Times dimana Perdana Menteri Inggris Theresa May pada minggu ini akan memberi sinyal keluar dari Uni Eropa secara total atau disebut dengan "hard exit," dimana dia mengatakan siap tidak mendapat akses "single market" (kemudahan berdagang antar negara Eropa) untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan Inggris.

May akan mengaktifkan klausul 50, dimana penarikan formal dari Uni Eropa akan dilakukan akhir Maret. Namun sampai detik ini masih sedikit detail yang dia kabarkan tentang kesepakatan seperti apa yang dia inginkan yang membuat sebagian besar investor, pengusaha dan anggota DPR frustasi.

Investor cemas langkah tegas untuk keluar dari "single market" akan memukul ekspor Inggris dan mendorong keluar investasi asing.

Selain masalah Brexit, isu Trump juga akan mendominasi pasar valas internasional beberapa minggu kedepan. Meski beberapa kebijakan stimulusnya mampu mendongkrak nilai tukar dolar dan optimisme pasar, tapi rencana penerapan tarif tambahan pada produk buatan China, membangun tembok di perbatasan Mexico dan membatalkan North American Free Trade Agreement (NAFTA) justru memicu sentimen "risk aversion" dikalangan investor.

Trump pernah mengatakan akan melabeli China sebagai manipulator mata uang ketika menjadi Presiden nanti. "Perusahaan kami tidak bisa bersaing dengan mereka karena mata uang kami kuat sekali dan itu membunuh kami."

Kemudian dalam wawancara lainnya dia mengatakan akan menempuh jalur diplomasi sebelum ambil keputusan. Dampak kebijakan stimulusnya pun dinilai bertahap bukan langsung terasa seandainya memang benar diterapkan.

Perlu dicatat, minggu ini Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya setelah dibulan lalu mengejutkan pasar dengan mengatakan akan memangkas kebijakan pembelian obligasi bulanan menjadi 60 miliar euro mulai April.
 
gold-Trading.jpg


Emas melonjak jelang inagurasi Trump dan Brexit

Emas pada perdagangan Senin, emas sentuh level tertinggi dalam delapan minggu terakhir menyusul kecemasan pasar terhadap Donald Trump dan Brexit.


Kontrak emas untuk Februari naik $6,80 atau 0,6% menjadi $1,203,00 per ounce. Perak untuk pengiriman Maret naik 9 sen atau 0,5% menjadi $16,86 per ounce.

Beberapa komentar Trump terkait dengan China, Rusia dan Uni Eropa memicu keresahan pasar. Sebelumnya Presiden terpilih AS ke-45 memberi angin segar dengan membuka peluang dicabutnya sanksi terhadap Rusia dan tidak lagi berkomitmen untuk mempertahankan kesempakatan dengan China berkaitan dengan Taiwan. Dia juga memperkirakan akan ada beberapa negara yang keluar dari Uni Eropa dan mengkritik NATO.

Disaat yang sama investor juga tengah bersiap mendengar pidato Perdana Menteri Inggris Theresa May hari ini. Diperkirakan beliau akan mengungkap rencana negosiasi Inggris berkaitan dengan rencana keluar dari Uni Eropa.

Ketika kabar itu muncul, pound terperosok ke level terendah sejak terakhir kali di Oktober lalu.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus
 
1016301_451967.jpg

Meningkatnya produksi "minyak shale" AS ancam rencana OPEC

Upaya menstabilkan harga minyak dipasar internasional kembali menemui kendala karena pada Selasa kemarin, data menunjukkan minyak produksi Amerika meningkat.


Laporan yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi jelang pasar tutup tersebut memperkirakan produktivitas pengeboran meningkat 41.000 barrel per hari (kenaikan perbulan) di Februari menjadi 4,748 barrel per hari.

Jika jumlah ini stabil maka kenaikan produksi "minyak shale" setidaknya mencapai setengah juta barrel per hari diakhir tahun.

Sementara itu harga untuk minyak mentah West Texas ditutup naik menjadi $52,48 per barrel.

Sebagian besar anggota OPEC sudah memperkirakan kenaikan produksi "minyak shale" AS dan pasar akan memonitor perkembangan produksi minyak itu setelah OPEC mematuhi pemangkasan kuota yang telah disepakati sebelumnya.

Tahun lalu, tepatnya bulan Novembe OPEC mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi 1,2 juta barrel per hari menjadi tidak lebih dari 32,5 juta barrel per hari dan negara-negara non-OPEC juga berjanji akan memangkas produksinya hampir 600.000 barrel.

Ada kecemasan kenaikan harga minyak akan memberi insentif kepada produsen minyak AS untuk meningkatkan produksi minyak. Sementara itu, ketika berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Selasa kemarin, Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan akan membutuhkan waktu bagi produsen minyak AS untuk menutupi kerugiannya selama ini dan pemain "minyak shale" AS juga memerlukan harga yang tinggi untuk menutupi biaya produksi yang tinggi.

"Banyak pihak di forum Davos percaya "minyak shale" akan membunuh kenaikan harga minyak, tapi hal itu tidak bisa mengganti semua produksi minyak yang habis akibat pemangkasan belanja modal.

Al-Falih yakin pasar minyak akan stabil kembali pertengahan tahun ini. Jadi pada akhirnya pasar akan membutuhkan "minyak shale". "Minyak shale" dalam tahap pemulihan tapi membutuhkan waktu panjang.
 
mice-philippines-money.jpg

Peso Filipina tahan guncangan di 2017

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bloomberg, mata uang emerging market yang terpukul paling parah sepanjang tahun lalu justru tidak akan begitu terpengaruh oleh faktor global di tahun 2017 ini.

Adalah peso Filipina yang dalam kurun 12 bulan terakhir melemah sampai 4,2% justru diperkirakan sebagai mata uang yang degil atau kuat ketika harus berhadapan dengan faktor-faktor eksternal ditahun ini. Sementara posisi kedua diduduki oleh baht Thailand dan rupee India sementara yuan China berada diposisi buncit.

Perdagangan Filipina tidak bergantung kepada China maupun Amerika oleh karena itu peso cenderung tahan terhadap gempuran faktor eksternal. Sebaliknya negara-negara yang perdagangannya bergantung kepada China tentu saja akan mendapat hantaman paling besar oleh kebijakan Trump yang menarget China secara langsung.

https://id.grandcapital.net/promo/p...facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
BankIndonesia.jpg

BI pangkas suku bunga, prospek ekonomi masih positif

Bank Sentral Indonesia mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada Kamis kemarin untuk memperkuat nilai tukar mata uang nasional dan sebagai upaya untuk melawan aliran dana keluar setelah Amerika mulai mengetatkan kebijakan moneternya.


Selain BI, Bank sentral Malaysia juga melakukan hal yang sama dimana masing-masing suku bunga dipertahankan pada posisi 4,75 persen dan 3 persen untuk Malaysia.

Pasar memperkirakan the Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebagai penyesuaian dengan kebijakan moneter pemerintahan Trump. Hal itu menekan mata uang negara-negara emerging dan menutup pintu untuk kebijakan pelonggaran di seantero Asia Tenggara.

Dalam beberapa bulan terakhir, rupiah relatif stabil dan baru akan mendapat tekanan dipertengahan tahun ini. Sepanjang tahun lalu, BI sudah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak enam kali untuk memacu pertumbuhan ekonomi karena inflasi masih tersendat.

Seiring meningkatnya tekanan harga-harga, pejabat BI memperkirakan inflasi akan naik diatas 4 persen di tahun ini. Harga konsumen naik 3 persen di Desember, tapi masih dalam rentang target BI untuk 2017 yaitu antara 3 sampai 5 persen.

Sementara Malaysia mengalami kenaikan inflasi di tahun ini yang menjadi latar kebijakan bank sentral terbaru. Ringgit sudah terjungkal sekitar 6 persen sejak Trump memenangi pilpres, membuat Bank Negara bertindak tegas untuk membatasi kaburnya investasi asing agar ringgit tetap stabil.

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya lebih baik jika dibandingkan Malaysia di tahun ini. BI memperkirakan ekonomi kemungkinan tumbuh diatas perkiraan tahun lalu yaitu sekitar 5 persen. Sebaliknya pemerintah Malaysia memperkirakan pertumbuhan antara 4 sampai 5 persen.

Setelah sempat menurunkan rating utang Indonesia ke status "junk", pada 10 Januari kemarin, S&P mengatakan akan menaikkan rating Indonesia menjadi "grade investasi" di 2017 atau 2018 selama negara mampu melaksanakan belanja yang patut, defisit menurun, utang pemerintah di level moderat dan beban fiskal berkurang

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
Donald-Trump.jpg

Pasar nantikan realisasi janji-janji Trump

Mata uang dolar diperdagangkan tergelincir satu hari setelah Donald Trump resmi berkantor di Gedung Putih. Sejauh ini belum ada kabar terbaru mengenai langkah terperinci apa yang akan diambil presiden AS tersebut dalam mendongkrak perekonomian domestik.

Melemahnya dolar justru meningkatkan harga emas selama empat minggu terakhir. Sementara itu metal, diantaranya tembaga dan saham Asia diluar Jepang terlihat menguat. Indeks Topix Jepang melemah 1,1% akibat menguatnya yen. Bursa saham China juga menguat.

Disamping menunggu efek lanjutan dari sentimen Trump, pasar akan fokus menunggu asil pendapatan perusahaan raksasa dunia seperti Samsung Electronics dan Alibaba Group Holding.

Kini, setelah Trump resmi menjabat sebagai presiden, pasar menunggu bukti konkret dari janji kampanyenya yang akan menerapkan stimulus fiskal dan deregulasi (mencabut kebijakan yang sudah ada). Diperkirakan bursa saham masih dalam kondisi rapuh dan akan ada koreksi dan konsolidasi beberapa bulan kedepan.

Yen sendiri diperdagangkan naik 0,9% per dolar. Emas diperdagangkan naik 0,7% menjadi 1.218,24 per ounce. Minyak West Texas naik 0,2% menjadi $53,31.

https://grandcapital.id/partnership/rebate/
 
camilla-dollar-down.jpg

Dolar diperdagangkan melemah, pasar waspadai AS

Pelemahan mata uang dolar mencapai hari keempat Selasa ini, sementara yen bergerak fluktuatif.
Saham-saham emerging market melonjak setelah investor mengukur dampak kebijakan Trump yang akan merubah berbagai pakta perdagangan yang melibatkan Amerika.

Yen tergelincir kurang dari 0,1% menjadi 112,79 per dolar. Aussie melemah 0,1% dan kiwi melemah tipis. Peso Meksiko menguat 0,3%. Selain itu, emas juga bergerak turun 0,1% menjadi $1.220,25 per ounce setelah menyentuh level tertinggi di November lalu dan minyak West Texas naik mendekati $53 per barrel, tepatnya $52,98 per barrel.

Saat ini beberapa kebijakan Trump yang sudah jelas dan siap direalisasikan adalah mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah dan fokus pada perdagangan seperti mendesak perusahaan agar lebih banyak berinvestasi didalam negeri. Presiden Trump menjanjikan pajak perbatasan yang besar dan menandatangani perintah untuk menarik diri dari kesepakatan dagang Trans-Pacific.

https://id.grandcapital.net/trading/bonus
 
56a5dbf65c5c38c430c013bcc185c6ea.jpg




Poundsterling diperdagangkan menguat pada perdagangan hari ini sementara dolar menguat terhadap yen setelah pelaku pasar merubah fokus ke hal yang lebih baru menyusul berlalunya kecemasan terhadap kebijakan Trump dan Brexit.


Penguatan pound dipicu oleh pernyataan menteri Brexit David Davis yang menegaskan tidak ada referendum kedia setelah Mahkamah Agung UK memerintahkan Parlemen mengadakan voting untuk proses Brexit. Sementara itu yen kembali melemah setelah dolar menguat dipicu oleh naiknya imbal balik obligasi pemerintah AS dan kembali menguatnya saham-saham AS.

Pasar mengalihkan fokusnya pada fundamental ekonomi dan perbedaan suku bunga yang bisa mendongkrak dolar. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Euro, Jepang dan Amerika kelihatannya membalik.

Yen terakhir kali dikutip berada pada level tertinggi baru 113,89 terhadap dolar. Pound melonjak keatas 1,2500 terhadap dolar setelah sebelumnya sempat drop pada 1,2419.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
757z468_shutterstock_225857653.jpg




Harga minyak naik tipis pada di sesi Kamis, didorong oleh melemahnya dolar, namun kenaikan ini masih tertutupi oleh pasokan dan persediaan yang berlimpah meskipun upaya OPEC dan produsen lainnya untuk memotong output dan menopang pasar.


Brent berjangka, yang menjadi patokan internasional, diperdagangkan pada level $55,44 per barel pada pagi ini di Asia, naik 36 sen dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di $53,07 per barel, naik 32 sen.

Pasar mengatakan bahwa kenaikan itu sebagian besar karena melemahnya dolar, yang telah kehilangan 3,9 persen sejak mencapai puncaknya pada Januari ini. Dengan minyak yang diperdagangkan dalam dolar, pembelian minyak mentah menggunakan greenback menjadi lebih murah ketika dolar melemah bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya, dan berpotensi memacu permintaan.

Namun, kenaikan harga minyak nampaknya dibatasi oleh data dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan peningkatan 2,84 juta barel dalam persediaan minyak mentah komersial AS menjadi 488.300.000 barel, mengalami penambahan 6,3 persen dalam produksi minyak AS sejak pertengahan tahun lalu menjadi 8,96 juta barel per hari (bph).

Kenaikan persediaan dan produksi minyak AS melawan upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia untuk memangkas pasokan sebesar hampir 1,8 juta barel per hari selama paruh pertama 2017 dalam upaya untuk mengakhiri melimpahnya persediaan global.
 
dolar-1476457042.jpg




Dolar Amerika diperdagangkan melemah terhadap mayoritas mata uang major, dimana pelemahan terbesar dialami terhadap dolar Kanada dan poundsterling. Meski presiden Trump sudah bersiap untuk membangun tembok perbatasan, peso Meksiko justru menguat lebih dari 1 persen.


Menguatnya pound dikarenakan spekulasi Perdana Menteri Therese May akan mengabulkan permintaan anggota dewan untuk segera menerbitkan rencana Brexit sehingga melenyapkan keraguan pasar.

Pound terakhir kali dikutip berada pada posisi 1,26220 atau menguat 0,8% terhadap dolar. Pound juga menguat 0,7% menjadi 143,40 terhadap yen. Euro turun 0,7% menjadi 0,8509 terhadap pound. Yen diperdagangkan menguat pada 113,63. Euro diperdagangkan turun menjadi 1,0737 terhadap dolar.

https://id.grandcapital.net/promo/personal_bonus/
 
dolar-yen-euro.jpg


Dolar diperdagangkan positif jelang akhir pekan

Di penghujung minggu ini yen mendapat tekanan karena sentimen ambil resiko terus meningkat menyusul tindakan yang diambil BOJ baru-baru ini justru dinilai oleh pasar sebagai indikasi kebijakan pengurangan pembelian aset belum siap (atau belum akan dilakukan).


Dolar berhasil melonjak terhadap yen menjadi 115,15 sementara euro menguat 122,82 terhadap yen. Yen juga melemah terhadap aussie dan pound. Euro diperdagangkan pada $1,0684.

Peso Meksiko terus merosot terhadap dolar setelah rencan pertemuan antar kedua pimpinan negara dibatalkan ditengah-tengah memanasnya tensi atas rencana Trump yang ingin membangun tembok disepanjang perbatasan Meksiko.

Peningkatan sentimen ambil resiko cukup kuat sehari setelah Dow Jones Industrial Average menembus level kunci 20.000 untuk pertama kalinya. Akibatnya saham-saham Tokyo menguat dan memicu investor menjual yen.

Keputusan BOJ disesi pagi tadi yaitu meningkatkan pembelian JGB telah mendesak jatuhnya yen karena investor mulai memikirkan perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang.

Sebaliknya yield obligasi pemerintah AS melonjak yang menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan stimulus yang dikemukakan oleh Trump.

https://id.grandcapital.net/promo/partnership/ ?utm_source=facebookind&utm_medium=post&utm_campaign=news
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.