• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bakar Kertas Sembahyang

Kalau sudah mencapai Nibbana sudah tidak dilahirkan kembali.

Benar, tidak dilahirkan kembali karena ikatan karma. Tetapi Seorang Buddha-Bodhisatva juga bisa lahir kembali menjadi manusia. Kelahiran mereka bukan karna ikatan karma, tetapi dari keinginan mereka untuk menolong dan menyadarkan manusia. Karena hati mereka yang selalu ingin menolong dan terus menolong manusia. Dan setiap kelahiran dari para suci, mereka tidak akan pernah tersesat di dunia.
 
Benar, tidak dilahirkan kembali karena ikatan karma. Tetapi Seorang Buddha-Bodhisatva juga bisa lahir kembali menjadi manusia. Kelahiran mereka bukan karna ikatan karma, tetapi dari keinginan mereka untuk menolong dan menyadarkan manusia. Karena hati mereka yang selalu ingin menolong dan terus menolong manusia. Dan setiap kelahiran dari para suci, mereka tidak akan pernah tersesat di dunia.

Yang benar adalah seorang Buddha sudah tidak dilahirkan kembali sedangkan seorang Bodhisatva bisa dilahirkan kembali.
 
Dalam konsepsi Theravada, Pencerahan diri adalah tujuan akhir.. makanya ia merasa kelahiran kembali adalah sesuatu yang ngak bagus, ngak perlu ada.

Dalam konsepsi Mahayana, pencerahan diri hanyalah titik antara, agar bisa mengabdikan pencapaian diri bagi kebahagiaan semua makhluk. Dalam konteks ini kelahiran kembali adalah bagian dari ikrar suci, adalah suatu panggilan tugas.

Kalo dimisalkan dunia saha ini sebagai rumah yang terbakar.
Semua makhluk yang terjerat dalam tumimbal lahir bagaikan penghuni yang terjebak dalam api.

Arahat adalah penghuni yang telah menemukan jalan untuk keluar dari kobaran api.

Bodhisattva adalah penghuni yang tidak saja mampu untuk membebaskan diri sendiri, Ia ahli dalam membantu membebaskan makhluk lainnya. Setiap kali keluar dari kobaran api selalu ada penghuni lain yang dibawa olehnya. Dan Ia tidak pernah berpikir ulang untuk kembali memasuki kobaran api hingga penghuni yang terakhir keluar bersamaNya.

xxcp
 
Dalam konsepsi Theravada, Pencerahan diri adalah tujuan akhir.. makanya ia merasa kelahiran kembali adalah sesuatu yang ngak bagus, ngak perlu ada.

Dalam konsepsi Mahayana, pencerahan diri hanyalah titik antara, agar bisa mengabdikan pencapaian diri bagi kebahagiaan semua makhluk. Dalam konteks ini kelahiran kembali adalah bagian dari ikrar suci, adalah suatu panggilan tugas.

Kalo dimisalkan dunia saha ini sebagai rumah yang terbakar.
Semua makhluk yang terjerat dalam tumimbal lahir bagaikan penghuni yang terjebak dalam api.

Arahat adalah penghuni yang telah menemukan jalan untuk keluar dari kobaran api.

Bodhisattva adalah penghuni yang tidak saja mampu untuk membebaskan diri sendiri, Ia ahli dalam membantu membebaskan makhluk lainnya. Setiap kali keluar dari kobaran api selalu ada penghuni lain yang dibawa olehnya. Dan Ia tidak pernah berpikir ulang untuk kembali memasuki kobaran api hingga penghuni yang terakhir keluar bersamaNya.

xxcp

Arahat adalah mahkluk yang sudah mencapai kesucian dan tidak dilahirkan lagi sedangkan Bodhisatva adalah orang yang bertekad untuk menjadi Sammasambuddha pada kehidupan selanjutnya. Mungkin, apabila mereka terlahir sebagai manusia, belum mencapai kesucian dan hidup sebagai bhikkhu maka mereka dapat dimasukkan sebagai Sammutti Sangha.
 
BAKAR KERTAS SEMBAHYANG/KIM CUA/WAM PO

tatanan bakar kertas sembahyang hanya dilakukan oleh umat tao yg sudah merupakan sebuah tradisi.
bakar kertas sembahyang sendiri hanya bertujuan untuk memeriahkan suasana sembahyang sahaja dan tidak untuk bermaksud ke tujuan tertentu.
terlalu banyak membakar kertas sembahyang juga tidak ada gunanya, hanya membuang-buang uang saja untuk membeli kertas. ( memperkaya pabrik kertas sembahyang saja ) lebih baik kita mengirit uang dan di pergunakan untuk keperluan lain.
api yg diciptakan kertas sembahyang merupakan pelita yg dapat membuat diri menjadi tenang ketika seperti dalam upacara kematian di bakarlah kertas sembahyang untuk penghibur hati ketika sedih. ketika melihat api kertas saat berduka dapatlah menangkan batin dan pikiran serta dalam mengenang si mati.
membakar kertas yg berhamburan tak ada gunanya sama sekali apalagi pada ritual sembahyang shand di/sien/dewa. kertas yg brupa wang . gunanya sebagai pemeriah acara dan simbol penghormatan sahaja.
resiko ketika bakar juga bisa saja timbul jikalau tidak berhati-hati. salah-salah sendiri yg rugi.
terkadang ada orang memaknai bakar kertas yg brupa wang nantinya dapat di terima di alam sana. itu merupakan salah besar/tahyul/bull shit/akal-akalan
orang toko sembahyang.
para dewa yg kekal tidak lagi memerlukan itu disana atao roh si mati.
kita mempercayai adanya reinkarnasi setelah kehidupan ini.
makanya secara akal sehat itu tidak akan terjadi di sana.
orang mati dan dewa tidak memerlukan wang.
apa orang yg bakar kertas banyak2 ampe 1 truk mungkin dewa lebih memihaknya dari pada orang yg bakar kertas sedikit namun dengan ketulusan hati.mungkin pada saat ini orang hanya terlalu berlebihan dalam hal ini./swt
 
hmm..ini hanya menurut logika az yah
kita bakar kertas sembahyang apakah ini menjamin mereka menerimanya?
kalau saja segampang itu hidup dan di neraka juga bisa menikmati uang dan harta kekayaan,apa bedanya dengan di dunia?
bukannya di neraka kita harus mempertanggung jawabkan semua dosa karma kita?
jadi mnrt saya sih kayaknya gak mungkin deh ada kesempatan untuk bersenang2 di neraka.
kalau ada,semua orang pasti uda mau masuk neraka..^^
tinggal pesanin ke orang rumah,ntar bakar ini itu supaya enak di alam sana.
klo itu untuk apa hidup klo mati begitu menyenangkan n Murah?
kan barang2 gitu dapatnya murah?mobil2an cuma bbrp puluh ribu,rumah cm ratusan ribu n segala macam perabotan?
dan lagi pula kita bakar rumah dan segala macam apa itu masuk akal?

-kita bakar HP tapi tanpa pulsa?
-kita bakar Mobil tapi tanpa bensin/pom bensin?
-kita bakar rumah tapi tanpa PLN?(gelap dunk?)

juz intermezzo^^
klo ada yg salah mohon diperbaiki
thx
 
hmm..ini hanya menurut logika az yah
kita bakar kertas sembahyang apakah ini menjamin mereka menerimanya?
kalau saja segampang itu hidup dan di neraka juga bisa menikmati uang dan harta kekayaan,apa bedanya dengan di dunia?
bukannya di neraka kita harus mempertanggung jawabkan semua dosa karma kita?
jadi mnrt saya sih kayaknya gak mungkin deh ada kesempatan untuk bersenang2 di neraka.
kalau ada,semua orang pasti uda mau masuk neraka..^^
tinggal pesanin ke orang rumah,ntar bakar ini itu supaya enak di alam sana.
klo itu untuk apa hidup klo mati begitu menyenangkan n Murah?
kan barang2 gitu dapatnya murah?mobil2an cuma bbrp puluh ribu,rumah cm ratusan ribu n segala macam perabotan?
dan lagi pula kita bakar rumah dan segala macam apa itu masuk akal?

-kita bakar HP tapi tanpa pulsa?
-kita bakar Mobil tapi tanpa bensin/pom bensin?
-kita bakar rumah tapi tanpa PLN?(gelap dunk?)

juz intermezzo^^
klo ada yg salah mohon diperbaiki
thx

yang paling bagus adalah perlimpahan jasa kepada anggota-anggota sangha,fakir miskin atau yang membutuhkannya atas nama almarhum.
 
hmm..ini hanya menurut logika az yah
kita bakar kertas sembahyang apakah ini menjamin mereka menerimanya?
kalau saja segampang itu hidup dan di neraka juga bisa menikmati uang dan harta kekayaan,apa bedanya dengan di dunia?
bukannya di neraka kita harus mempertanggung jawabkan semua dosa karma kita?
jadi mnrt saya sih kayaknya gak mungkin deh ada kesempatan untuk bersenang2 di neraka.
kalau ada,semua orang pasti uda mau masuk neraka..^^
tinggal pesanin ke orang rumah,ntar bakar ini itu supaya enak di alam sana.
klo itu untuk apa hidup klo mati begitu menyenangkan n Murah?
kan barang2 gitu dapatnya murah?mobil2an cuma bbrp puluh ribu,rumah cm ratusan ribu n segala macam perabotan?
dan lagi pula kita bakar rumah dan segala macam apa itu masuk akal?

-kita bakar HP tapi tanpa pulsa?
-kita bakar Mobil tapi tanpa bensin/pom bensin?
-kita bakar rumah tapi tanpa PLN?(gelap dunk?)

juz intermezzo^^
klo ada yg salah mohon diperbaiki
thx

Kan dipengaruhi tradisi setempat,walaupun orang Cina sudah masuk agama Buddha ,tetap saja tradisinya masih ada dipakai. Menghilangkan suatu tradisi yang sudah mendarah-daging tidak gampang walaupun sekarang mulai dikit-dikit berubah, yah kita-kita yang generasi muda yang mengubahnya. mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat.
 
/hmm campur tangan tradisi dan kepercayaan memang rumit.
agar tidak berlebihan dan menjerumus ketahayul itu lebih penting.
dari pada cuman ikut-ikutan dan sama sekali nga tau maknanya itu sama dengan bullshit.
buang2 duit aja lebih baik di pake seperlunya sahaja.

SABBE SATTA AVERI HONTU
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA.
 
Sebenarnya tradisi bakar kertas atau semacamnya itu lahir dari gagasan untuk memberikan "jasa" / sesuatu kepada sanak keluarga yang telah meninggal ataupun yang disembahyangi. Tentunya ini tidak terlepas dari konsepsi PELIMPAHAN JASA. Lantas yang menjadi pertanyaannya adalah :
1. Jika masing masing adalah pemilik dan pewaris karma masing masing, bagaimana konsep PELIMPAHAN JASA ??? apakah seperti TRANSFER JASA ???
2. Kemudian jika misalnya kita membakar kertas atau semacamnya, apakah yang meninggal itu "menerima" yang dibakar ??

1. konsep PELIMPAHAN JASA dalam ajaran BUDDHA itu harus dipandang jalannya sebagai berikut : BENAR bahwa setiap makhluk mewarisi karmanya masing-masing, jika demikian bagaimana dengan PELIMPAHAN JASA ?? tradisi PELIMPAHAN JASA itu bermula dari ceritera Maha Mogallana yang atas petunjuk Sang BUDDHA melakukan PELIMPAHAN JASA kepada IBUNDA-nya yang terlahir di alam menderita dengan menjamu makan persamuan bhikkhu. Juga ada cerita Raja Bimbisara dengan petunjuk Sang Buddha melakukan perbuatan baik menjamu persamuan bhikkhu atas nama leluhur Raja yang terlahir sebagai makhluk peta.

PELIMPAHAN JASA itu jalannya bukan "TRANSFER JASA", yang terjadi adalah bahwa makhluk makhluk yang terlahir di alam menderita khususnya seperti makhluk peta itu melakukan perbuatan baik melalui pikiran atas PELIMPAHAN JASA kita. leluhur leluhur kita ataupun makhluk lainnya yang terlahir di alam menderita itu BERGEMBIRA atas PELIMPAHAN JASA ataupun MEREKA BERGEMBIRA atas persembahan kita. Karena makhluk makhluk transeden (tidak memiliki rupa) itu hanya bisa melakukan perbuatan baik melalui pikiran, sedangkan perbuatan baik secara fisik maupun ucapan sudah tidak dapat dilakukan. Jadi jika kita melakukan suatu perbuatan baik dan MELIMPAHKAN JASA, perbuatan baik kita tidak hilang. Tetapi yang DILIMPAHKAN JASA itu lah sendiri yang menanam karma baik dengan PIKIRAN BAIK maupun PIKIRAN GEMBIRA.

2. Lantas bagaimana dengan tradisi bakar kertas terutama di kalangan tradisi TIONGHOA. Menurut pengalaman saya bertanya kesana kemari terutama dengan para MEDIUM / KI TONG. Saya mendapati kenyataan memang jika berurusan dengan masalah PELIMPAHAN JASA atau memberikan PERSEMBAHAN dalam upacara di kalangan TIONGHOA, tradisi bakar kertas itu dapat dianggap sebagai kegiatan PELIMPAHAN JASA. MEngapa demikian ?? karena memang ternyata, makhluk peta yang diberikan persembahan bakar kertas itu GEMBIRA atas persembahan tersebut. Inilah bentuk kemelekatan atas ketidaktahuan makhluk tersebut. Jika misalnya ada leluhur kita yang sebelum kematiannya itu percaya bahwa jika setelah meninggal dia dibakari uang kertas emas, maka di kehidupan berikutnya dia akan mendapati emas. Inilah bentuk kemelekatan, apabila ternyata setelah meninggal beliau memang terlahir sebagai makhluk peta ataupun makhluk alam menderita lainnya yang bisa menerima persembahan kita, maka beliau akan BERGEMBIRA dan memiliki PIKIRAN BAIK sewaktu kita melakukan tradisi BAKAR KERTAS tersebut. Walau bagaimanapun, dengan melakukan ini kita ternyata telah bisa membangkitkan PERBUATAN BAIK melalui PIKIRAN leluhur leluhur kita yang terlahir di alam menderita kendati walaupun itu suatu bentuk "ketidaktahuan",

Jadi kunci permasalahan ini haruslah jelas, bahwa ketidaktahuan kita di kehidupan kita sekarang ini haruslah dikurangi semaksimal mungkin. Dengan pemahaman bahwa setiap makhluk adalah pemilik karmanya masing-masing dan memahami sebanyak mungkin BUDDHA DHARMA, maka nantinya apabila kita telah meninggal dan JIKA memang kita kebetulan terlahir di alam menderita, dan jika kita menerima persembahan dari anak cucu kita, kita tidak akan terikat lagi untuk menerima bentuk bentuk persembahan "ketidaktahuan" tersebut. kita akan bergembira atas semua bentuk PELIMPAHAN JASA.

DEMIKIAN YANG SAYA MENGERTI.
 
@ netralman
Arahat bisa terlahir kembali. Karena Belum Mencapai Kebuddhaan
 
@ netralman
Arahat bisa terlahir kembali. Karena Belum Mencapai Kebuddhaan


Kisah Sariputta Thera

Tiga puluh bhikkhu dari sebuah desa datang ke Vihara Jetavana untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengetahui bahwa telah tiba waktunya bagi bhikkhu-bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima kenyataan bahwa dengan cara bermeditasi, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Sariputta menjawab, "Bhante, berkaitan dengan perealisasian nibbana dengan meditasi, saya menerima hal itu bukan karena saya percaya kepada-Mu. Pertanyaan itu hanya bagi seseorang yang belum berhasil merealisasikan nibbana, yang menerima kenyataan dari orang lain."

Jawaban Sariputta tidak dapat dimengerti secara tepat oleh para bhikkhu. Mereka berpikir: "Sariputta belum melenyapkan pandangan salah, sampai saat ini, ia belum memiliki keyakinan terhadap Sang Buddha."

Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepada mereka makna sebenarnya dari jawaban Sariputta.

"Para bhikkhu, jawaban Sariputa dapat disederhanakan menjadi demikian: Ia menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena saya telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu. Sariputta yakin terhadap-Ku. Ia juga yakin terhadap akibat-akibat dari perbuatan baik dan jahat."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 97 berikut:

"Assaddho akatannu ca
sandhicchedo ca yo naro
hatavakaso vantaso
sa ve uttamaporiso."

Orang yang telah bebas dari ketahyulan,
yang telah mengerti keadaan tak tercipta (nibbana),
yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir)
yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat),
yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia.
 
hmm mungkin saya yg lupa..
maaf..
 
kutipan yg mana saudara rachelita?
kalau bisa di quote...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.