• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kisah² Teladan Para Nabi & Rasul Allah!!

Assalamualaikum all...

wah2...
forum yg atu ini kok ga dtambah2 lagy ya ceritanya...:(
pdahal w suka dnger cerita2 penuh hikmah...

ok dhe, klo blum ad yg nambahin, ane ijin nambah2in ya TS n' Momod...:P

ni diambil dari perpustakaan yg ane punya:P, Insya Allah mulai dari skarang ane share2 cerita yg ane suka bwat akhi2 skalian biar ga bosen buka2 forum Islam....

PAHLAWAN NERAKA
Suatu hari di suatu pertempuran telah terjadi peperangan antara kaum Muslim dengan pihak Musyrik. Kedua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan satu sama lain.

Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua belah pihak pulang ke markas masing-masing.Di sana Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah terjadi tadi.
Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di benak mereka. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka yaitu, Qotzman.
Selama bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar melahap mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah bibir ketika itu.

"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman," kata salah seorang sahabat.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah pun menjawab, "Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka."

Para sahabat menjadi heran mendengar jawaban Rasulullah itu. Bagaimana mungkin seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam, masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain saat mendengar jawaban Rasulullah itu.

Rasulullah sadar bahwa para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas baginda berkata, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh.

Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya."

"Dia melakukan perbuatan itu adalah karena dia tidak tahan menanggung sakit akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya, dia mati bukan karena melawan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri.

Melihat keadaannya yang parah, ramai orang menyangka bahwa dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka."
Menurut Rasulullah S.A.W lagi, sebelum dia mati, Qotzman mengatakan, katanya, "Demi Allah aku berperang bukan kerana agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak karena itu, aku tidak akan berperang."

Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.

Hikmah cerita ini adalah
1.Luruskan Niat Anda!!!, karena Allah memutuskan perkara hamba-Nya pada yg ada di hati mereka bukan dari perbuatan mereka
2.Bunuh diri adalah satu tindakan yg akan mendatangkan murka Allah


Semoga bermanfaat...
 
ashnan:
wow.. ceritanya penuh hikmah.. :)
keep on post ya :D
 
Cerita 2

Anak Kecil yang Takut Neraka​

Dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, saat ia berjalan-jalan dia melihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.

Saat orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun bertanya, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"

Maka berkata anak kecil itu, "Wahai paman, saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."

Berkata orang tua itu, "Wahai anak muda, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka."

Berkata anak kecil itu, "Wahai paman, paman adalah orang yang berakal, tidakkah paman lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."

Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti? (yg sudah tua ini)"

Hikmah:
"Beribadahlah dngan mengharap ridha Allah dan takutlah dengan azab Allah, sehingga dapat memelihara diri kita dari perbuatan tercela."


Semoga Bermanfaat...
 
Cerita 3​

Kasih Sayang Terhadap Sesama

Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun.

Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbincang sejenak, ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah.

Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak.

Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya.

Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat.

Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan.

Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya".

Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".

Hikmah:
"Allah mencintai hamba yang menyayangi sesamanya dengan sepenuh hati, karena hanya dengan Rahmat-Nya lah manusia dapat memasuki surga-Nya".


Wallahualam...
 
Cerita 4

Rencana Jahat Abu Jahal​

Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menghalangi dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui banyak kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah S.A.W.

Melihat agama Islam yang semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu pertemuan,

"Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ini adalah karena dia telah menghina agama nenek moyang kita, dan dia juga telah mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahwa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk digulingkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kalian semua, hendak menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai."

Tatkala mendengar jaminan daripada Abu Jahal, maka orang ramai yang menghadiri pertemuan itu berkata secara serentak kepadanya, "Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu."
Orang ramai yang menghadiri perremuan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahwa dia akan 'menghilangkan' Muhammad karena jika Abu Jahal berhasil 'menghapuskan' Nabi Muhammad S.A.W berarti akan terhapuslah segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang disebabkan oleh kegiatan Rasulullah S.A.W menyebarkan agama Islam di kalangan mereka.

Di saat berbeda, terdapat juga para hadirin di situ yang tengah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Nabi Muhammad S.A.W berhasil di'hapuskan'.

Dalam pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad S.A.W yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Esa serta sekalian penghuni langit. Padahal Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kekasih-Nya diancam dan diperlakukan seperti binatang.

Dengan perasaan bangga, keesokan harinya di suatu pagi, Abu Jahal pun terus pergi ke Kaabah yaitu tempat biasa Nabi Muhammad S.A.W bersembahyang.

Dengan langkahnya seperti seorang ksatria, dia berjalan dengan membawa sebongkah batu besar di tangan sambil diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya. Tujuan dia mengajak kawan-kawannya ialah untuk menyaksikan bagaimana nanti dia akan menghempaskan batu itu di atas kepala Nabi Muhammad S.A.W.

Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad nanti setelah kepalanya dihentak oleh batu itu. Dia tersenyum sendirian apabila membayangkan kepala Nabi Muhammad S.A.W pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum QUraisy akan menyambutnya sebagai pahlawan yang telah berjaya membunuh musuh nomor satu mereka.

Sesaat kemudian, Abu Jahal tiba di perkarangan Masjidil Haram, dilihatnya Rasulullah S.A.W baru saja sampai dan hendak mengerjakan shalat. Pada saat itu, Nabi Muhammad S.A.W tidak menyadari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya di situ. Baginda tidak pernah terfikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya pada hari itu.

Dengan pandangan yang waspada Abu Jahal melihat Rasulullah S.A.W telah mulai shalat, dia berjalan perlahan-lahan dari arah belakang menuju ke arah Nabi Muhammad S.A.W. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati, setiap pergerakannya dijaga, takut disadari oleh baginda.

Dari jauh, kawan-kawan Abu Jahal memperhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, "Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad."

Sekejap kemudian, Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad S.A.W dan mengayunkan batu yang dipegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia mundur ke belakang. Batu yang dipegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat pasi seolah-olah tiada berdarah lagi. Rekan-rekannya yang amat bergairah untuk melihat Nabi Muhammad S.A.W terbunuh, tercengang dan saling berpandangan.

Kaki Abu Jahal seolah-olah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walaupun setapak. Melihat keadaan itu, rekan-rekannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum disadari oleh Rasulullah.

Abu Jahal masih terheran-heran dengan kejadian yang dialaminya.
Kemudian dia sadar dari kejutan peristiwa tadi, rekan-rekannya tidak sabar untuk mengetahui apakah sebenarnya yang telah terjadi.

Kawannya bertanya, "Apakah yang sebenarnya terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempaskan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?"

Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, rekan-rekannya semakin keheranan. Abu Jahal yang mereka kenali selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah serapah Nabi S.A.W, tiba-tiba saja diam membisu.

Lalu, Abu Jahal masih terbayang-bayang akan kejadian yang baru menimpanya tadi. Dia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, malah dia sendiri tidak menyangka perkara yang sama akan terulang menimpa dirinya.

Perkara yang sama pernah menimpa Abu Jahal sewaktu Rasulullah S.A.W pergi ke rumah Abu Jahal apabila seorang Nasrani mengadu kepada baginda bahwa Abu Jahal telah merampas hartanya. Pada masa itu Abu Jahal tidak berani berkata apa-apa pada baginda apabila dia terpandang dua ekor harimau menjadi pengawal peribadi Rasulullah S.A.W.

Kemudian setelah habis mereka menghujani Abu Jahal dengan berbagai pertanyaan, maka Abu Jahal pun mulai bersuara, "Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, saat aku menghampiri Muhammad untuk menghempaskan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku.

Aku amat terkejut karena belum pernah melihat unta yang sebegitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, nescaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku."

Rekan-rekan Abu Jahal merasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan semangat hendak membunuh Nabi Muhammad S.A.W hanya tinggal kata-kata saja.

Orang yang selama ini diharapkan bisa 'menghapuskan' Nabi Muhammad S.A.W dan pengaruhnya hanya bisa bicara omong kosong saja.
Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan hati itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal dengan perasaan keheranan,

"Ya Abu Jahal, saat kau menghampiri Muhammad tadi, kami memperhatikan engkau dari jauh tetapi kami tidak nampak akan unta yang engkau katakan itu. Malah bayangannya pun kami tidak nampak."

Rekan-rekan Abu Jahal mulai sangsi dengan segala keterangan yang diberikan oleh Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal senantiasa mereka-reka cerita yang karut itu, mereka mula hilang kepercayaan terhadapnya. Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal mereka abaikan.

Hikmah:
"Allah memiliki pasukan di langit dan Bumi yang jumlahnya hanya Dia yg tahu, yang akan senantiasa menunggu perintah-Nya apabila diperlukan"

“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri”. QS.Fathir : 43
 
Cerita 5​

Asal Usul Hajar Aswad​

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya Ismail membangun kembali Ka'bah yang banyak sekali kekurangan pada saat itu. Pada mulanya Ka'bah itu tidak ada pintu masuk.

Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail berusaha membangun kembali ka'bah dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.

Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa setelah Ka'bah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Ka'bah. Nabi Ibrahim berkata kepada anaknya, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik.

Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang ber-thawaf di Ka'bah disunnahkan mencium Hajar Aswad.

Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.

Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa.

Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.

Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab saat beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

Hikmah:
"Mengingat kembali asal-usul Hajar Aswad dan tidak menyekutukan Allah dengan batu itu, hanya sebagai sunnah Rasul-Rasul Allah, Karena hanya Allah-lah yang dapat menolong hamba-Nya".
 
Cerita 6​

Permohonan Si Miskin dan Si Kaya​

Nabi Musa AS memiliki umat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang.Diantara mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.

Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya sampai-sampai pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Musa AS, "Ya Nabi Allah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya.

Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!.

Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya.

Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabi Allah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu.

Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT.

Ya Nabi Allah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu.

Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian yang terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.

Hikmah:
1."Bersyukur tidak harus dengan mempunyai harta yang melimpah, karena hidup kita di dunia ini adalah salah satu nikmat Allah"
2. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima.
 
Cerita 7​

Buah Berbakti Kepada Orang Tua​

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s. juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya.Dia dikenal sebagai manusia bisa berdialog dengan segala binatang.

Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.

Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.

Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu heran, "Kubah apakah gerangan ini?" fikirnya. Dengan pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.

"Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?" tanya Nabi Sulaiman keheranan.

"Aku adalah manusia", jawab pemuda itu perlahan.

"Bagaimana engkau bisa memperolehi karomah semacam ini?" tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperoleh karomah dari Allah bisa tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.

Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya.

Salah satu doanya itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit.

"Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan aku melihat sebuah benda terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya." Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman yang dikenal bisa berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu.
"Bagaimana engkau bisa hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?" tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut.

"Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah."

"Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?"

"Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu."

"Bagaimana engkau mengetahui perbedaan siang dan malam?" tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin heran.

"Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam." Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)
 
Cerita 8​

Abu Bakar Ash-Shidiq menurut Ali bin Abi Thalib

Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab Masnadnya dari Muhammad bin Aqil katanya, "Pada suatu hari Ali bin Abi Talib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan beliau berkata, "Hai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani ?"

Jawab mereka, "Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin."

Kata Ali, "Orang yang paling berani bukan aku tapi adalah Abu Bakar. Ketika kami membuatkan Nabi gubuk di medan Badar, kami tanyakan siapakah yang berani menemankan Rasulullah s.a.w dalam gubuk itu dan menjaganya dari serangan kaum Musyrik ? Di saat itu tiada seorang pun yang bersedia melainkan Abu Bakar sendiri.

Dan beliau menghunus pedangnya di hadapan Nabi untuk membunuh siapa sahaja yang mendekati gubuk Nabi s.a.w. Itulah orang yang paling berani."

"Pada suatu hari juga pernah aku menyaksikan ketika Nabi sedang berjalan kaki di kota Mekkah, datanglah orang Musyrik sambil menghalau beliau dan menyakiti beliau dan mereka berkata,

"Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan ?"

Di saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat dan membela Nabi selain Abu Bakar. Beliau maju ke depan dan memukul mereka sambil berkata, "Apakah kamu hendak membunuh orang yang bertuhankan Allah ?"

Kemudian sambil mengangkat kain selendangnya Ali mengusap air matanya. Kemudian Ali berkata, "Adakah orang yang beriman dari kaum Firaun yang lebih baik daripada Abu Bakar ?"

Semua jamaah diam sahaja tidak ada yang menjawab. Jawab Ali selanjutnya, "Sesungguhnya Abu Bakar lebih baik daripada orang yang beriman dari kaum Firaun walaupun mereka sepuluh dunia, karena orang beriman dari kaum Firaun hanya menyembunyikan imannya sedang Abu Bakar menyiarkan imannya."

Cerita Lain tentang Kelebihan Abu Bakar Ash-Shidiq

Suatu malam Baginda Rasulullah SAW dan istrinya Sayidatina Aisyah r.ha. berdiri di depan rumahnya sambil memandang keindahan langit ciptaan Allah SWT.

Sayidatina Aisyah r.ha. bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah SAW, pahala siapakah sebanyak bintang-bintang di langit itu.

Di dalam hatinya sayidatina Aisyah r.ha. menebak pahala sebanyak ini pasti pahala bapaknya,Abu Bakar. "Pahala sebanyak ini adalah pahala sahabatku Umar (r.a.)", jawab Rasulullah SAW.

Sayidatina Aisyah r.ha. terkejut, lalu ia bertanya, "ya Rasulullah SAW bagaimana dengan bapakku?".

Rasulullah SAW tersenyum kepada istrinya sambil Beliau SAW berkata, ketahuilah istriku, satu hari penghijrahan Abubakar (r.a.) bersamaku pahalanya lebih banyak dari pahala Umar (r.a.) dan keluarganya sampai hari kiamat.


Semoga bermanfaat...
 
Cerita 9​

Jibril As.,Kerbau,Kelelawar dan Cacing

Suatu hari Allah SWT memerintahkan malaikat Jibri AS untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya yaitu kerbau dan menanyakan pada si kerbau apakah dia senang telah diciptakan Allah SWT sebagai seekor kerbau.

Malaikat Jibril AS segera pergi menemui si Kerbau.

Di siang yang panas itu si kerbau sedang berendam di sungai. Malaikat Jibril AS mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si kerbau, "hai kerbau apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kerbau".

Si kerbau menjawab, "Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kerbau, dari pada aku dijadikan-Nya sebagai seekor kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri".

Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor kelelawar.

Malaikat Jibril AS mendatanginya seekor kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantungan di dalam sebuah goa. Kemudian mulai bertanya kepada si kelelawar, "hai kelelawar apakah kamu senang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai seekor kelelawar".

"Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor kelelawar dari pada aku dijadikan-Nya seekor cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya", jawab si kelelawar.

Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril AS segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.

Malaikat Jibril AS bertanya kepada si cacing, "Wahai cacing kecil apakah kamu senang telah dijadikan Allah SWT sebagai seekor cacing".

Si cacing menjawab, " Masya Allah, alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor cacing, dari pada dijadikaan-Nya aku sebagai seorang manusia.

Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholih ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya".

Kenapa manusia tidak ditanya jibril As. ya...???
Mungkin karena manusia memiliki akal yang dianugerahkan kepada diri masing2, jadi jawaban satu manusia tidak bisa mewakili manusia yang lain...

Wallahu alam bis shawab
 
Cerita 10​

Godaan Syaitan

Sheikh Abdul Qadir Jailani adalah seorang alim ulama dan ahli sufi yang cukup dikenali keutamaan dan kemuliaan ilmunya di kalangan umat Islam.

Karena sikapnya yang warak atau dekat dengan Allah, banyak pengikutnya yang berlebih-lebihan memuliakannya. Diceritakan suatu hari Sheikh Abdul Qadir jailani berjalan merantau seorang diri.

Dalam mengarungi padang pasir yang panas terik itu ia merasa kehausan. Tiba-tiba ia melihat sebuah bejana dari perak melayang di udara lalu perlahan-lahan turun kepadanya diselimuti awan di atasnya.

Saat itu diceritakan terdengar suara ghaib di angkasa : "Hai Abdul Qadir, minumlah isi bejana ini. Hari ini kami telah menghalalkan kamu makan dan minum semua yang selama ini aku haramkan . Dan telah kugugurkan semua kewajiban untukmu." Bunyi suara ghaib itu.

Sebagai orang yang arif, Abdul Qadir cukup tahu bahwa suara ghaib yang menyerupai wahyu itu cuma syaitan yang menggoda keteguhan imannya.

Maka marahlah ia dan berkata : "Hai mal'un beredarlah engkau dari sini. Sesungguhnya aku tiada lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad S.A.W di sisi Allah Taala. Kepada Rasulullah saja tidak mungkin berlaku ketentuan semacam itu. Barang yang diharamkan Allah selamanya tetap haram, dan kewajiban hamba kepada-Nya tidak pernah digugurkan termasuk pada diriku." Ujarnya tegas.

Cerita 11

Batu-batu yang Aneh​

Dalam sebuah hadits menceritakan, pada zaman dahulu ada seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu orang sedang melakukan ibadat haji.

Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya karena apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.

Sabda Rasulullah mengatakan :

"Alhajju Arafat" (Haji itu wukuf di Arafah)

Rupanya lelaki itu tadi masih belum mengenali Islam dengan lebih mendalam. Masih dalam istilah 'muallaf'. Semasa dia berada di situ, dia telah mengambil tujuh biji batu lalu berkata pada batu itu :

"Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahwa aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah."

Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di situ. Dia meletakkan ketujuh-tujuh batu itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian dia bermimpi seolah-olah telah datang kiamat.

Dalam mimpi itu juga dia telah diperiksa segala dosa-dosa dan pahalanya oleh Tuhan. Setelah selesai pemeriksaan itu ternyata dia harus masuk ke dalam neraka. Maka dia pun pergi ke neraka dan hendak memasuki salah satu daripada pintu-pintunya.

Tiba-tiba seketika batu kecil yang dikumpulnya tadi datang dekat pintu neraka tersebut. Malaikat azab telah berada di situ. Semua malaikat itu menolaknya masuk ke pintu neraka tersebut. Kemudian dia pun pergi ke pintu lain. Para malaikat itu tetap berusaha hendak memasukkannya ke dalam neraka tapi tidak berhasil karena batu mengikuti ke mana saja dia pergi.

Akhirnya habislah ketujuh pintu neraka didatanginya. Para malaikat yang bertugas menyiksa orang-orang yang masuk neraka berusaha sekuat tenaga untuk membawa lelaki itu dalam neraka tetapi tidak berhasil.

Sampai di pintu neraka nomor tujuh, neraka itu tidak mau menerimanya karena ada batu yang mengikutinya. Ketujuh-tujuh batu itu seolah-olah membentengi lelaki itu daripada memasuki neraka.

Kemudian dia naik ke Arsy di langit yang ketujuh. Di situlah Allah berfirman yang bermaksud :

"Wahai hambaku, Aku telah menyaksikan batu-batu yang engkau kumpulkan di padang Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan hakmu. Bagaimana aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan aku telah menyaksikan bunyi 'syahadat' yang engkau ucapkan itu. Sekarang masuklah engkau ke dalam syurga."

Kemudian dia menghampiri pintu syurga itu, tiba-tiba pintu syurga itupun terbuka lebar. Rupanya kunci syurga itu adalah kalimat syahadat yang diucapkannya dahulu.
 
Cerita 11​

Lima Perkara Aneh dan Lima Pelajaran​

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang mahsyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.

Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, "Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menuju ke barat.

Engkau dikehendaki berbuat,
pertama; apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah,
kedua; engkau sembunyikan,
ketiga; engkau terimalah,
keempat; jangan engkau putuskan harapan,
yang kelima; larilah engkau daripadanya."

Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam.

Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama kali yang aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan."

Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat untuk memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar roti. Maka Nabi itu pun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu pula dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu, kemudian ditinggalkannya.

Tiba-tiba mangkuk emas itu terkeluar semula. Nabi itu pun menanamkannya semula sehingga tiga kali berturut-turut.

Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintah-Mu." Lalu dia pun meneruskan perjalanannya tanpa disadari oleh Nabi itu yang mangkuk emas itu kembali keluar dari tempat ia ditanam.

Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia nampak seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah burung kecil itu berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku."

Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya.

Melihat keadaan itu, lantas burung elang itu pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat, yaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu.

Akhirnya dia membuat keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada elang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.

Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari dari situ karena tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidungnya.

Setelah menemui kelima peristiwa itu, maka kembalilah Nabi ke rumahnya. Pada malam itu, Nabi pun berdoa. Dalam doanya dia berkata, "Ya Allah, aku telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya ini."

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T. bahwa,

"Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.

Kedua; semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua.

Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya.

Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat.

Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah."

Semoga Bermanfaat...>:D<
 
hmmm nice post....:)







www.seemeagain.com
indonesian's no.1 dating site



Assalamualaikum all...

wah2...
forum yg atu ini kok ga dtambah2 lagy ya ceritanya...:(
pdahal w suka dnger cerita2 penuh hikmah...

ok dhe, klo blum ad yg nambahin, ane ijin nambah2in ya TS n' Momod...:P

ni diambil dari perpustakaan yg ane punya:P, Insya Allah mulai dari skarang ane share2 cerita yg ane suka bwat akhi2 skalian biar ga bosen buka2 forum Islam....

PAHLAWAN NERAKA


Hikmah cerita ini adalah
1.Luruskan Niat Anda!!!, karena Allah memutuskan perkara hamba-Nya pada yg ada di hati mereka bukan dari perbuatan mereka
2.Bunuh diri adalah satu tindakan yg akan mendatangkan murka Allah


Semoga bermanfaat...
 
Cerita 12​

Al-Qur'an sebagai Pembela​

Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."

Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."

Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."

Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T.

Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

Cerita 13​

Shalawat Kepada Rasulullah SAW​

Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.

Berkata Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca shalawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."

Berkata pula Mikail A.S. : "Mereka yang ber-shalawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."

Berkata pula Israfil A.S. : "Mereka yang ber-shalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah S.W.T mengampuni orang itu."

Malaikat Izrail A.S pula berkata : "Bagi mereka yang bershalawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah S.A.W.?
Para malaikat pun telah memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat ke atas Rasulullah S.A.W.

Cerita 14​

Untuk Siapa Kamar itu???​

Rasulullah S.A.W pernah bersabda bahwa di dalam syurga itu terbagi menjadi kamar-kamar. Dindingnya tembus pandang dengan hiasan di dalamnya yang sangat menyenangkan.

Di dalamnya pula terdapat pemandangan yang tidak pernah dilihat di dunia dan terdapat satu hiburan yang tidak pernah dirasakan manusia di dunia.

"Untuk siapa kamar-kamar itu wahai Rasulullah S.A.W?" tanya para sahabat.

"Untuk orang yang mengucapkan dan menyemarakkan salam,
untuk mereka yang memberikan makan kepada yang memerlukan,
dan untuk mereka yang membiasakan puasa
serta solat di waktu malam saat manusia lelap dalam mimpinya."

"Siapa yang bertemu temannya lalu memberi salam, dengan begitu ia berarti telah menyemarakkan salam.

Mereka yang memberi makan kepada ahli dan keluarganya sampai berkecukupan, dengan begitu berarti termasuk orang-orang yang membiasakan selalu berpuasa.

Mereka yang solat Isya' dan Subuh secara berjemaah, dengan begitu berarti termasuk orang yang solat malam di saat orang-orang sedang tidur lelap." Begitu Nabi menjelaskan sabdanya kepada sahabatnya.
 
Cerita 15​

Kisah Pendeta yang Insaf​

Ibrahim al-Khawas ialah seorang wali Allah yang terkenal keramat dan dimakbulkan segala doanya oleh Tuhan. Beliau pernah menceritakan suatu peristiwa yang pernah dialaminya.

Katanya, "Seperti kebiasaanku, aku keluar menziarahi Mekkah tanpa kendaraan dan kafilah(rombongan). Pada suatu kali, tiba-tiba aku tersesat jalan dan kemudian aku berhadapan dengan seorang rahib Nasrani (Pendeta Kristian)."

Saat dia melihat aku dia pun berkata, "Wahai rahib Muslim, bolehkah aku bersahabat denganmu?"

Ibrahim segera menjawab, "Ya, tidaklah aku akan menghalangi kehendakmu itu."

Maka berjalanlah Ibrahim bersama dengannya selama tiga hari tanpa meminta makanan, sampai rahib itu menyatakan rasa laparnya kepadaku,

katanya,

"Tiadalah ingin aku memberitakan kepadamu bahwa aku telah menderita kelaparan.Oleh karena itu, berilah aku sesuatu makanan yang ada padamu."

Mendengar permintaan rahib itu, lantas Ibrahim pun bermohon kepada Allah dengan berkata, "Wahai Tuhanku, Pemimpinku, Pemerintahku, janganlah engkau memalukan aku di hadapan seteru engkau ini."

Belum pun habis Ibrahim berdoa, tiba-tiba turunlah setalam hidangan dari langit berisi dua keping roti, air minuman, daging masak dan tamar. Maka mereka pun makan dan minum bersama dengan hati senang sekali.

"Setelah itu, aku pun meneruskan perjalananku. Setelah tiga hari tiada makanan dan minuman, maka di kala pagi, aku pun berkata kepada rahib itu,

"Hai rahib Nasrani, berikanlah kepadaku sesuatu makanan yang ada pada kamu. Rahib itu menghadap kepada Allah, tiba-tiba turun setalam hidangan dari langit seperti yang diturunkan kepadaku dulu."

Sambung Ibrahim lagi, "Tatkala aku melihat yang demikian, maka aku pun berkata kepada rahib itu - Demi kemuliaan dan ketinggian Allah, tiadalah aku makan sampai engkau memberitahukan (hal ini) kepadaku."

Jawab rahib itu, "Hai Ibrahim, tatkala aku bersahabat denganmu, maka jatuhlah makrifah (pengenalan) engkau kepadaku, lalu aku memeluk agama engkau.

Sesungguhnya aku telah membuang-buang masa di dalam kesesatan dan sekarang aku telah mendekati Allah dan berpegang kepada-Nya.

Dengan kemuliaan engkau, tiadalah dia memalukan aku. Maka terjadilah kejadian yang engkau lihat sekarang ini. Aku telah mengucapkan seperti ucapanmu (kalimah syahadah)."

"Maka bergembiralah aku setelah mendengar jawaban rahib itu. Kemudian aku pun meneruskan perjalanan sehingga sampai ke Mekkah yang mulia.

Setelah kami mengerjakan haji, maka kami tinggal dua tiga hari lagi di tanah suci itu. Suatu ketika, rahib itu tiada kelihatan olehku, lalu aku mencarinya di masjidil haram, tiba-tiba aku mendapati dia sedang shalat di sisi Kaabah."

Setelah selesai rahib itu shalat maka dia pun berkata, "Hai Ibrahim, sesungguhnya telah hampir perjumpaanku dengan Allah, maka peliharalah kamu akan persahabatan dan persaudaraanku denganmu."

Setelah dia berkata begitu, tiba-tiba dia menghembuskan nafasnya yang terakhir yaitu pulang ke rahmatullah. Seterusnya Ibrahim menceritakan, "Maka aku berasa amat dukacita di atas kepergiannya itu.

Aku segera menguruskan hal-hal pemandian, kain kafan dan penguburannya. Saat malam aku bermimpi melihat rahib itu dalam keadaan yang begitu cantik sekali tubuhnya dihiasi dengan pakaian sutera yang indah."

Melihat hal itu, Ibrahim pun terus bertanya, "Bukankah engkau ini sahabat aku kelmarin, apakah yang telah dilakukan oleh Allah terhadap engkau?"

Dia menjawab, "Aku berjumpa dengan Allah dengan dosa yang banyak, tetapi dimaafkan dan diampunkan-Nya semua itu karena aku berprasangka baik (zanku) kepada-Nya dan Dia menjadikan aku seolah-olah bersahabat dengan engkau di dunia dan berhampiran dengan engkau di akhirat."

Begitulah persahabatan di antara dua orang yang berpengetahuan dan beragama itu akan memperolehi hasil yang baik dan memuaskan. Walaupun salah seorang dahulunya beragama lain, tetapi berkat keikhlasan dan kebaktian kepada Allah, maka dia ditarik kepada Islam dan mendalami ajaran-ajaran-Nya."
 
Cerita 16​

Menangis Karena Allah​

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahwa tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."

Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka.

Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, Siapa yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Malaikat Jibril A.S mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut."

Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahannam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat mengerikan, semua umat menjadi berlutut karena kesusahan menghadapinya.

Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Sesaat kemudian, mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahwa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata, "Umatku, umatku."

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang solat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mau kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.

Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T.

Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W, " Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ada lagi air mata."


Nb:
Rasulullah S.A.W, " Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak bisa ditemukan lagi air mata."

YA Allah... Rasul-Mu telah mengajarkan kami tentang do'a ini, jadi kabulkanlah...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.