• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

VEGETARIAN menurut ajaran Buddha

/hmm yg pasti tidak makan mahkluk hidup kecuali sayur2an,rumput,pohon,dsb /he
 
saya mau ikut menyumbang pendapat...

menurut saya binatang yang hidup di dunia itu sedang mengalami penderitaan karen dia telah lahir menjadi binatang. menurut tradisi di kampung saya, kita boleh saja membunuhnya untuk mengakhiri penderitaannya agar dikemudian hari terlahir menjadi mahluk yang lebih mulia. biasanya kita membunuh binatang untuk dimakan atau untuk tujuan yadnya.
kalau dilihat dari segi kesehatan memang vegetarian ada baiknya karena bisa mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh daging seprti kolesterol dll.
Kalo dari segi pengendalian diri, mengurangi makan daging berarti mengurangi tingkat "kebuasan" kita.

saya mau bertanya kepada kk shingtung :
menurut penjalasan kk memakan daging tetap diperbolehkan apabila kita tidak melihat binatang tersebut dibunuh. bukankah dengan dilihat atau tanpa dilihat pembunuhan tetap terjadi?

mohon maaf jika ada kata2 yang kurang sopan.
Salam Damai....
 
Iya betul..
Buddha emank tidak pernah melarang murid2nya tuk tidak makan daging, buktinya beliau sendiri memakan apa aja yg dikaci masyarakat (pindapatta) termasuk daging..

Sy prnh bc dr sbh buku Tantrayana kenapa lbh bagus ga makan daging?
Itu semuanya sebenarnya kembali kepada Emosi. Org yg makan daging lebih banyak memiliki emosi negatif ketimbang seorang vegetarian..

Kelebihan vegetarian secara umum :
1. Untuk detoxifikasi (mengeluarkan racun dari tubuh, ini dibahas cukup detail di majalah nirmala, Andang Gunawan)
2. Penemuan yg cukup luar biasa, ternyata kacang2an mengandung protein yg lebih tinggi dari Daging, di antaranya Kacang Tanah dan kacang kedelai (38%)
3. Menyuarakan cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk
4. Menghargai sekecil apapun kehidupan

Meski sy tao vege itu bagus, tp sy blm vege.. yg sy usahain yaitu kurangi daging dan perbanyak sayur & buah.. Dlm dunia kesehatan, makanan sehat yg harus dikonsumsi yaitu 20% basa (sayur & buah) dan 80% asam (nasi, daging dan susu). Hal ini juga disuarakan oleh Anthony Robbins (Pelatih No.1 dunia)
 
saya mau ikut menyumbang pendapat...


saya mau bertanya kepada kk shingtung :
menurut penjalasan kk memakan daging tetap diperbolehkan apabila kita tidak melihat binatang tersebut dibunuh. bukankah dengan dilihat atau tanpa dilihat pembunuhan tetap terjadi?

mohon maaf jika ada kata2 yang kurang sopan.
Salam Damai....

Saya bantu menjawabnya

sepertinya yang sudah dijelaskan diatas bahwa walaupun kita semua mau vegetarian tetap saja pembunuhan terhadap hewan tetap berlangsung atau sudah tersedia dipasar. Daging yang kita beli dipasar sudah ada,apa kita suruh pedagang daging membunuhnya, tidak kan kecuali kita pesan .

kutipan dari atas

“"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan ikan dan daging yang murni dalam tiga hal yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk Bhikkhu"Vinaya Pitaka (Mahâvagga, VI, 31-2; the conversion of General Siha)

Coba perhatikan yang di bold. Jika kita membeli daging dipasar apakah kita melihat hewan itu dibunuh untuk kita atau tidak ? jika ya maka kita tidak diperkenankan untuk memakannya. Berbeda jika kita tidak melihat, mendengar, curiga. Coba kita tanya tukang daging di pasar apakah daging yang ia jual khusus untuk kita? Jawabannya tentu saja tidak. Kecuali kalau kita ke pasar dan ke tukang ayam yang masih hidup dan kita minta: “bang saya mau ayam yang pahanya montok”, kemudian tukang ayam tersebut membunuhnya, barulah kita ikut terlibat dalam pembunuhan.
Jadi bedakan antara daging ayam yang sudah mati dengan ayam hidup, dan juga lihat proses keterlibatan kita di dalamnya.
 
Satu lagi hal yg bisa dilakukan apabila kita makan daging. Dari Tantrayana, yaitu dg merangkaikan tangan kita sedemikian rupa (ga bisa kaci contoh) dan mengucapkan mudra (hal ini untuk melimpahkan jasa2 kita kepada hewan tersebut dan semoga binatang itu terlahir di alam Surga Sukavathi) btw benar ga ya? yg tantra tolong dong tanggapin, uda agak lupa soalnya, hehe..
 
Saya bantu menjawabnya

sepertinya yang sudah dijelaskan diatas bahwa walaupun kita semua mau vegetarian tetap saja pembunuhan terhadap hewan tetap berlangsung atau sudah tersedia dipasar. Daging yang kita beli dipasar sudah ada,apa kita suruh pedagang daging membunuhnya, tidak kan kecuali kita pesan .

kutipan dari atas

“"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan ikan dan daging yang murni dalam tiga hal yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk Bhikkhu"Vinaya Pitaka (Mahâvagga, VI, 31-2; the conversion of General Siha)

Coba perhatikan yang di bold. Jika kita membeli daging dipasar apakah kita melihat hewan itu dibunuh untuk kita atau tidak ? jika ya maka kita tidak diperkenankan untuk memakannya. Berbeda jika kita tidak melihat, mendengar, curiga. Coba kita tanya tukang daging di pasar apakah daging yang ia jual khusus untuk kita? Jawabannya tentu saja tidak. Kecuali kalau kita ke pasar dan ke tukang ayam yang masih hidup dan kita minta: “bang saya mau ayam yang pahanya montok”, kemudian tukang ayam tersebut membunuhnya, barulah kita ikut terlibat dalam pembunuhan.
Jadi bedakan antara daging ayam yang sudah mati dengan ayam hidup, dan juga lihat proses keterlibatan kita di dalamnya.

KK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.
Apakah ada yg menjual daging?? Apakah daging akan tersedia dipasaran??
Para penjual daging itu menyediakan daging karena masih banyak org yg mau membelinya.
 
KK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.
Apakah ada yg menjual daging?? Apakah daging akan tersedia dipasaran??
Para penjual daging itu menyediakan daging karena masih banyak org yg mau membelinya.

aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran. /heh/heh/heh
 
aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran. /heh/heh/heh

Kan misalnya aj kk, namanya jg pake logika...
menurut kk kalo ampe hal itu terjadi, apa mungkin tukang daging akan terus membunuh dan menjual daging di pasar?? :)
 
KK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.
Apakah ada yg menjual daging?? Apakah daging akan tersedia dipasaran??
Para penjual daging itu menyediakan daging karena masih banyak org yg mau membelinya.

kalau menurut saya tetap ada ,bisa saja tidak dijual dipasar tetapi buat konsumsi sendiri atau buat makan sendiri.
 
sy pikir tentu saja tetap ada.....
karena pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang PERTAMA.
 
aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran.
Saudara saya yang di Tibet memang susah dapat sayur. itu di luar konteks.
Kalo pertanyaannya adalah ada stall makanan vegetarian dan non vegetarian di depan Anda, anda mau pilih yang mana???

kalau menurut saya tetap ada ,bisa saja tidak dijual dipasar tetapi buat konsumsi sendiri atau buat makan sendiri.
Lha,.... kalo semuanya vegetarian, mana ada yang namanya buat konsumsi sendiri???

sy pikir tentu saja tetap ada.....
karena pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang PERTAMA.
Kk...Inilah persoalannya

argumennya sudah berulang-ulang.
banyak suka bilang: "saya makan ngak salah
Dia sembelih, dia jual, dia masak... itu urusan dan salah dia, ngak ada kaitannya ama saya.."
Dalam nalar saya itu sama aja dengan "dia nyuri, dia ngerampok itu urusan dia, dia yang salah.
Saya hanya nadah ngak apa-apa kok. Saya ngak nadah dia juga akan nyuri dan ngerampok juga."

Celakanya ini dipatok dengan mengatakan : "menurut Buddhis memang harus demikian...."
Makanya saya bilang, untuk ngak semua Buddhis harus sama.
 
sy pikir tentu saja tetap ada.....
karena pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang PERTAMA.

Ilustrasinya begini: kalau anda yg menjadi penjual daging ayam. Tentu niat anda membeli ayam dan membunuh ayam karena ingin menjual dagingnya. Kepada siapa anda ingin menjualnya? Tentunya kepada 'Calon Pembeli' bukan?
Nah, misalnya pada saat anda sedang berjualan daging di pasar, saya juga ke pasar, terus muncul niat makan daging ayam. Kebetulan saya melewati tpt jualan anda, kemudian saya membeli daging ayam.

Jadi jelas sekali kalo niat anda membunuh ayam karna ingin menjual dan mengharapkan akan dtng seorang calon pembeli. Kemudian saya yg datang membeli dan sayalah yg menjadi calon pembeli itu. Karena saya membeli, tentu dalam hati anda merasa senang karena daging ayammu sudah laku. ini artinya saya mendukung pembunuhan yg kamu lakukan bukan? Meskipun bukan niat saya yg membunuh ayam langsung, tetapi yg saya lakukan adalah mendukung pembunuhan yg telah anda lakukan. Hasil pembunuhan itu saya beli.
Coba pikir sendiri......
 
Saudara saya yang di Tibet memang susah dapat sayur. itu di luar konteks.
Kalo pertanyaannya adalah ada stall makanan vegetarian dan non vegetarian di depan Anda, anda mau pilih yang mana???

Ibarat kita jatuh ke lubang yang sama.persoalannya di putar-balik .Sang Buddha mengatakan bagi Bhikkhu yang mau vegetarian silahkan ,bagi Bhikkhu yang tidak mau vegetarian silahkan. Apa kita masih kurang jelas. Seolah-olah yang vegetarian terlalu memaksakan kehendak supaya yang tidak bervegetarian supaya vegetarian. Terus kalau tidak ada sayuran ,jadi kita tidak usah makan.Sang Buddha mengatakan makan secukupnya alias jangan rakus.^_^


Lha,.... kalo semuanya vegetarian, mana ada yang namanya buat konsumsi sendiri???

Disini maksudnya emang dunia ini cuma milik Buddhis. okelah bagi non Buddhis ,hari pertama makan sayuran,apa hari kedua masih makan sayuran lama-lama mulai cari daging.apa anda berani menjaminnya non Buddhis tidak makan daging.



Kk...Inilah persoalannya

argumennya sudah berulang-ulang.
banyak suka bilang: "saya makan ngak salah
Dia sembelih, dia jual, dia masak... itu urusan dan salah dia, ngak ada kaitannya ama saya.."
Dalam nalar saya itu sama aja dengan "dia nyuri, dia ngerampok itu urusan dia, dia yang salah.
Saya hanya nadah ngak apa-apa kok. Saya ngak nadah dia juga akan nyuri dan ngerampok juga."

Celakanya ini dipatok dengan mengatakan : "menurut Buddhis memang harus demikian...."
Makanya saya bilang, untuk ngak semua Buddhis harus sama.

Jadi menurut anda ,Sutta-sutta Sang Buddha dan ajaranNya itu salah. ^_^
 
Ilustrasinya begini: kalau anda yg menjadi penjual daging ayam. Tentu niat anda membeli ayam dan membunuh ayam karena ingin menjual dagingnya. Kepada siapa anda ingin menjualnya? Tentunya kepada 'Calon Pembeli' bukan?
Nah, misalnya pada saat anda sedang berjualan daging di pasar, saya juga ke pasar, terus muncul niat makan daging ayam. Kebetulan saya melewati tpt jualan anda, kemudian saya membeli daging ayam.

Jadi jelas sekali kalo niat anda membunuh ayam karna ingin menjual dan mengharapkan akan dtng seorang calon pembeli. Kemudian saya yg datang membeli dan sayalah yg menjadi calon pembeli itu. Karena saya membeli, tentu dalam hati anda merasa senang karena daging ayammu sudah laku. ini artinya saya mendukung pembunuhan yg kamu lakukan bukan? Meskipun bukan niat saya yg membunuh ayam langsung, tetapi yg saya lakukan adalah mendukung pembunuhan yg telah anda lakukan. Hasil pembunuhan itu saya beli.
Coba pikir sendiri......

“"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan ikan dan daging yang murni dalam tiga hal yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk Bhikkhu"Vinaya Pitaka (Mahâvagga, VI, 31-2; the conversion of General Siha)

Coba perhatikan yang di bold. Jika kita membeli daging dipasar apakah kita melihat hewan itu dibunuh untuk kita atau tidak ? jika ya maka kita tidak diperkenankan untuk memakannya. Berbeda jika kita tidak melihat, mendengar, curiga. Coba kita tanya tukang daging di pasar apakah daging yang ia jual khusus untuk kita? Jawabannya tentu saja tidak. Kecuali kalau kita ke pasar dan ke tukang ayam yang masih hidup dan kita minta: “bang saya mau ayam yang pahanya montok”, kemudian tukang ayam tersebut membunuhnya, barulah kita ikut terlibat dalam pembunuhan.
Jadi bedakan antara daging ayam yang sudah mati dengan ayam hidup, dan juga lihat proses keterlibatan kita di dalamnya.
apa masih kurang jelas.
 
haha ini argumen msih ada tapi dah ga lanjut.

OK Menurut Penelitianku :D

Pendapat Theravada:
ada yg makan daging ada yg makan sayur
Pendapat Mahayana:
Ada yg makan daging ada yg makan sayur tapi banyak yg bilang harus makan sayur
Pendapat Tantrayana/Vajrayana:
Ada yg makan daging ada yg makan sayur


Kalo di Theravada: ikutin yg dah di ajarkan sang buddha pure tanpa di ubah2
kalo di Mahayana : dah di bawa ke china berbaur tradisi sekitar dan adanya penambahan aturan2 dll ( ini orang2 suka sindir kaya ajarannya Devadatta ya :p )
kalo di Tantrayana : dibawa dari india ke nepal ke tibet dan berbaur dengan tradisi sekitar ( di nepal ma tibet dingin. orang dingin musti makan sayur? kalo makan sayur bisa menghangatkan tubuh? jdi mereka makan daging Kambing.)


@yang terakhir
Lankavatara Sutra dan Maha Parinirvana Sutra itu saya masih kurang mengerti knp begitu menyimpang dari tipitaka yg di buat oleh 700 orang Arahat. Arahat itu kan tingkat kesucian terakir dan bisa mencapai nibanna dalam arti karma sudah tidak bertambah atau berkurang dan pengetahuan yg susah di terima oleh manusia awam dalam arti PERFECT. Mohon maaf karena saya tidak terlalu menelusuri Buddhist Mahayana karena saya kurang sreg.


Balik lagi ke pengalaman saya selama bertahun2 dari atheist menjadi buddhist:

Yang menanam Sayur2an siapa? Manusia yg pada umumnya adalah Petani
Dirumput atau taneman ada binatang ga? pasti ada dong Ulat, Cacing di tanah
Sayuran di tanem di tanah kan? ia, dalam arti sayuran di tanem pasti ada ulat dan cacing alias hama.
Apa yg Hama Lakukan? Merusak qualitas dan memberi dampak buruk ke Sayuran
Kalau Sayurannya di Hamain Pak Tani Seneng ga? Yah ga seneng lah, nnti sayurannya ga ada yg mau beli.
Kalau ada Hama di Ladang, Pak Tani Ngapain? Yah di berantas dong biar ga rusak sayurannya.
Hama Makhluk idup bukan? Ia dong
Memberantas Hama sama dengan membunuh tidak? ya ia dong makhluk idup di bunuh :p

Konklusina:

Pak Tani tanem Sayur di Ladang, Ladangnya suka di kerubutin sama Hama, Pak Tani gak seneng kalo sayurannya jelek sama ga laku, pak tani brantas hama2 biar sayurannya bagus dan laku untuk di jual. Hama nya di berantas dalam arti Mati dong.
Jadi Waktu proses pembuatan Sayur tersebut apa tidak ada makhluk idup yg mati? yah ada itu hama2 di bunuh :p.

Bener kan? hehe

Jadi untuk kk yg satu ini, coba di telusurin dulu dari cara menanam sampai masuk perut anda apa ada yg mati waktu proses dibuat itu sayuran? :D

Saya sudah sering melihat yg seperti kk kok :D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.