kodokbuduk
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 23845
- Sejak
- 14 Okt 2007
- Pesan
- 564
- Nilai reaksi
- 3
- Poin
- 18
/hmm yg pasti tidak makan mahkluk hidup kecuali sayur2an,rumput,pohon,dsb /he
|
LOUNGE |
TANYA JAWAB |
KESEHATAN |
MUSIC |
MOVIES |
OLAHRAGA |
KULINER |
ANIME |
JOKES
GAMES |
COMPUTER |
OTOMOTIF |
PETS |
PONSEL |
DEBATE |
GALLERY |
YOUTH |
BERITA & POLITIK
CURHAT |
RELIGI |
MISTERI |
GAYA HIDUP |
EDUKASI |
SARAN |
TEST
|
Saya bantu menjawabnyasaya mau ikut menyumbang pendapat...
saya mau bertanya kepada kk shingtung :
menurut penjalasan kk memakan daging tetap diperbolehkan apabila kita tidak melihat binatang tersebut dibunuh. bukankah dengan dilihat atau tanpa dilihat pembunuhan tetap terjadi?
mohon maaf jika ada kata2 yang kurang sopan.
Salam Damai....
KK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.Saya bantu menjawabnya
sepertinya yang sudah dijelaskan diatas bahwa walaupun kita semua mau vegetarian tetap saja pembunuhan terhadap hewan tetap berlangsung atau sudah tersedia dipasar. Daging yang kita beli dipasar sudah ada,apa kita suruh pedagang daging membunuhnya, tidak kan kecuali kita pesan .
kutipan dari atas
“"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan ikan dan daging yang murni dalam tiga hal yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk Bhikkhu"Vinaya Pitaka (Mahâvagga, VI, 31-2; the conversion of General Siha)
Coba perhatikan yang di bold. Jika kita membeli daging dipasar apakah kita melihat hewan itu dibunuh untuk kita atau tidak ? jika ya maka kita tidak diperkenankan untuk memakannya. Berbeda jika kita tidak melihat, mendengar, curiga. Coba kita tanya tukang daging di pasar apakah daging yang ia jual khusus untuk kita? Jawabannya tentu saja tidak. Kecuali kalau kita ke pasar dan ke tukang ayam yang masih hidup dan kita minta: “bang saya mau ayam yang pahanya montok”, kemudian tukang ayam tersebut membunuhnya, barulah kita ikut terlibat dalam pembunuhan.
Jadi bedakan antara daging ayam yang sudah mati dengan ayam hidup, dan juga lihat proses keterlibatan kita di dalamnya.
aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran. /heh/heh/hehKK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.
Apakah ada yg menjual daging?? Apakah daging akan tersedia dipasaran??
Para penjual daging itu menyediakan daging karena masih banyak org yg mau membelinya.
Kan misalnya aj kk, namanya jg pake logika...aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran. /heh/heh/heh
kalau menurut saya tetap ada ,bisa saja tidak dijual dipasar tetapi buat konsumsi sendiri atau buat makan sendiri.KK netralman saya mau tanya, kalau misalnya semua org di duni ini vegetarian.
Apakah ada yg menjual daging?? Apakah daging akan tersedia dipasaran??
Para penjual daging itu menyediakan daging karena masih banyak org yg mau membelinya.
Saudara saya yang di Tibet memang susah dapat sayur. itu di luar konteks.aneh-aneh aja,mana mungkin seluruh orang di dunia vegetarian,wong kebudayaan dan istiadat adat berbeda-beda begitu juga agama dan sifat serta karakter orang kan beda-beda belum lagi wilayah-wilayah yg gersang dan tandus,ada lagi wilayah tertentu tidak ada sayur-sayuran.
Lha,.... kalo semuanya vegetarian, mana ada yang namanya buat konsumsi sendiri???kalau menurut saya tetap ada ,bisa saja tidak dijual dipasar tetapi buat konsumsi sendiri atau buat makan sendiri.
Kk...Inilah persoalannyasy pikir tentu saja tetap ada.....
karena pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang PERTAMA.
Ilustrasinya begini: kalau anda yg menjadi penjual daging ayam. Tentu niat anda membeli ayam dan membunuh ayam karena ingin menjual dagingnya. Kepada siapa anda ingin menjualnya? Tentunya kepada 'Calon Pembeli' bukan?sy pikir tentu saja tetap ada.....
karena pelaku bisnis melihat hal ini sebagai peluang PERTAMA.
Ibarat kita jatuh ke lubang yang sama.persoalannya di putar-balik .Sang Buddha mengatakan bagi Bhikkhu yang mau vegetarian silahkan ,bagi Bhikkhu yang tidak mau vegetarian silahkan. Apa kita masih kurang jelas. Seolah-olah yang vegetarian terlalu memaksakan kehendak supaya yang tidak bervegetarian supaya vegetarian. Terus kalau tidak ada sayuran ,jadi kita tidak usah makan.Sang Buddha mengatakan makan secukupnya alias jangan rakus.^_^Saudara saya yang di Tibet memang susah dapat sayur. itu di luar konteks.
Kalo pertanyaannya adalah ada stall makanan vegetarian dan non vegetarian di depan Anda, anda mau pilih yang mana???
Disini maksudnya emang dunia ini cuma milik Buddhis. okelah bagi non Buddhis ,hari pertama makan sayuran,apa hari kedua masih makan sayuran lama-lama mulai cari daging.apa anda berani menjaminnya non Buddhis tidak makan daging.Lha,.... kalo semuanya vegetarian, mana ada yang namanya buat konsumsi sendiri???
Jadi menurut anda ,Sutta-sutta Sang Buddha dan ajaranNya itu salah. ^_^Kk...Inilah persoalannya
argumennya sudah berulang-ulang.
banyak suka bilang: "saya makan ngak salah
Dia sembelih, dia jual, dia masak... itu urusan dan salah dia, ngak ada kaitannya ama saya.."
Dalam nalar saya itu sama aja dengan "dia nyuri, dia ngerampok itu urusan dia, dia yang salah.
Saya hanya nadah ngak apa-apa kok. Saya ngak nadah dia juga akan nyuri dan ngerampok juga."
Celakanya ini dipatok dengan mengatakan : "menurut Buddhis memang harus demikian...."
Makanya saya bilang, untuk ngak semua Buddhis harus sama.
“"Para Bhikkhu, saya mengijinkan kamu untuk memakan ikan dan daging yang murni dalam tiga hal yaitu : jika mereka tidak terlihat, terdengar atau dicurigai telah dibunuh untuk Bhikkhu"Vinaya Pitaka (Mahâvagga, VI, 31-2; the conversion of General Siha)Ilustrasinya begini: kalau anda yg menjadi penjual daging ayam. Tentu niat anda membeli ayam dan membunuh ayam karena ingin menjual dagingnya. Kepada siapa anda ingin menjualnya? Tentunya kepada 'Calon Pembeli' bukan?
Nah, misalnya pada saat anda sedang berjualan daging di pasar, saya juga ke pasar, terus muncul niat makan daging ayam. Kebetulan saya melewati tpt jualan anda, kemudian saya membeli daging ayam.
Jadi jelas sekali kalo niat anda membunuh ayam karna ingin menjual dan mengharapkan akan dtng seorang calon pembeli. Kemudian saya yg datang membeli dan sayalah yg menjadi calon pembeli itu. Karena saya membeli, tentu dalam hati anda merasa senang karena daging ayammu sudah laku. ini artinya saya mendukung pembunuhan yg kamu lakukan bukan? Meskipun bukan niat saya yg membunuh ayam langsung, tetapi yg saya lakukan adalah mendukung pembunuhan yg telah anda lakukan. Hasil pembunuhan itu saya beli.
Coba pikir sendiri......