• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Tanya - Jawab

@all
waahh...tentang "Buddha hidup" yaa...ini kacau translate bahasa indonesia yang bikin orang baca ego'nya memuncak deh...^^
masak orang hidup dibilang Buddha??hahaha...
saya juga pernah sempat salah paham dengan kasus ini...

dalam tantrayana di tibet memiliki tradisi seorang Guru Besar/Lama yang telah mencapai suatu tingkat kesucian adalah dipanggil dengan gelar "Tulku".
dimana arti tulku ini adalah seorang yang terlahir sebagai pewaris/penerus suatu Ajaran...
contoh: Dalai Lama, Karmapa, Sakya Tringzin, dll yang mana di belakang nama akan ada urutan angka yang memi8liki arti pewaris keberapa.

dalam cara tantrayana adalah hampir sama dengan mahayana yaitu jalan hasil...yang memiliki banyak Buddha, Bodhisatva, Dharmapala dan Arahat sebagai objek untuk melakukan Visualisasi dan Chanting mantra...

untuk menjadi objek visualisasi yang aktual adalah dengan seorang Guru Besar yang bergelar Tulku (pewaris) dengan membimbing cara2 melakukan visualisasi dan pembacaan mantra.
dimana pada saat visualisasi pembayangan Buddha/Bodhisatva/Dhamapala/Arahat termudah adalah membayangkan posisi meditasi dan wajah Guru.
Dengan cara visualisasi tersebut seorang Guru diposisikan sebagai Buddha yang Hidup di depan mata memberikan pencerahan kepada murid untuk mencapai tingkat kesucian...
demikian konsep Guru dalam Tantrayana yang sering disalahkan pandangannya menjadi Buddha Hidup...

jadi yang dimaksud Buddha Hidup Lu Sheng Yen adalah seorang yang menjadi Guru Besar mewarisi ajaran dari Padma Kumara (kalau tidak salah, saya pernah mendengar dari umat sekte kasogatan tersebut)

thx
 
Kadang ada beberapa kesalahan terjemahan. Seperti kata RINPOCHE dalam mandarin bisa dikatakan sebagai Limpochie atau ada juga yang meyebut Huo Fo.

Huo Fo diterjemahkan ke dalam bahasa mandarin artinya ya Buddha Hidup.

jadi kata Buddha Hidup merupakan kesalahan pemahaman penterjemahan kata dari bahasa mandarin........

trus g maw nanya lagi donk.. mengenai ajaran Tantrayana(salah satu ajaran yang paling sulit untuk dimengerti buat g).. tadi g baca ada pembagian2 timur dan barat.. trus kalo pembagian warna topi.. maksudnya?? ada ga kaitannya dengan cerita milarepa??

trus pertanyaan g buat yang ngerti aliran tantrayana.. kalo masing2 murid harus percaya kepada gurunya masing2.. maka pastinya aliran tersebut akan terbagi2 dalam banyak sekte.. karena didasarkan pandangan yang personal.. trus bagaimana orang2 tantrayana memprevent/mencegah terjadinya permunculan sekte2 yang lain.. atau kalo terbagi2 terus itu gapapa?? ga ada masalah gitu..??? thx


Aliran Tantrayana Secara umum dibagi menjadi 2. Yaitu Tantra Timur yang dikembangkan oleh seorang Bhiksu bernama KOBIDAISHI. Sedangkan yang satu lagi Tantrayana Tibet. Dalam Tantrayana Tibet terbagi lagi menjadi 4 Sekte besar Yaitu :
1. Ningmapa (Topi Merah) dibawa oleh Guru Padma Sambhava dari india.
2. Kargyupa (Topi Putih) Didirikan oleh Marpa. Marpa berguru kepada Naropa di India. Selama hidupnya, Marpa mengadakan perjalanan 3x ke india. Marpa mempunyai murid yang sangat luar biasa bernama MILAREPA. Pemimpin Silsilah Topi putih ini sekarang disebut KARMAPA....
3. Gelugpa (Topi Kuning) Didirikan oleh Tsongkapa. Di tangan beliaulah, Saat ini Gelugpa menjadi Sekte terbesar di Tibet karena beliau menjalankan organisasi juga di samping pelatihan batin. Saat ini Sekte Gelugpa menjadi yang terbesar dan dipimpin oleh DALAI LAMA....
4. Sakyapa (Tantra Pelangi) saya lupa siapa yang mendirikannya. Sekte ini agak kurang berkembang.

Selain sekte di atas masih banyak lagi aliran2x yang kecil2x yang namanya kurang populer. Tetapi setahu saya semua aliran Tantrayana di Tibet memegang prinsip dasar ajaran Buddha. Dan semua Bhikkhu disana tidak langsung belajar Tantayana tetapi pertama-tama mempelajari ajaran Theravada dan Mahayana. Tanpa Basic Buddhisme yang kuat akan sulit sekali mengerti ajaran Tantrayana. Bahkan beberapa pendapat mengatakan bahwa Tantrayana terkesan Mistik. Tentu saja ini pandangan yang salah dan belum mengerti ajaran Tantrayana.
 
wah thx2.. minimal bisa menambah pengetahuan g..
hehe
trus2.. pertanyaan g yang pertama mengenai arti kata.. ada yang bisa bantu ga??

karena butuh banget tuh.. hehe thx y'all
 
trus g maw nanya lagi donk.. mengenai ajaran Tantrayana(salah satu ajaran yang paling sulit untuk dimengerti buat g).. tadi g baca ada pembagian2 timur dan barat.. trus kalo pembagian warna topi.. maksudnya?? ada ga kaitannya dengan cerita milarepa??

trus pertanyaan g buat yang ngerti aliran tantrayana.. kalo masing2 murid harus percaya kepada gurunya masing2.. maka pastinya aliran tersebut akan terbagi2 dalam banyak sekte.. karena didasarkan pandangan yang personal.. trus bagaimana orang2 tantrayana memprevent/mencegah terjadinya permunculan sekte2 yang lain.. atau kalo terbagi2 terus itu gapapa?? ga ada masalah gitu..??? thx


Aliran Tantrayana Secara umum dibagi menjadi 2. Yaitu Tantra Timur yang dikembangkan oleh seorang Bhiksu bernama KOBIDAISHI. Sedangkan yang satu lagi Tantrayana Tibet. Dalam Tantrayana Tibet terbagi lagi menjadi 4 Sekte besar Yaitu :
1. Ningmapa (Topi Merah) dibawa oleh Guru Padma Sambhava dari india.
2. Kargyupa (Topi Putih) Didirikan oleh Marpa. Marpa berguru kepada Naropa di India. Selama hidupnya, Marpa mengadakan perjalanan 3x ke india. Marpa mempunyai murid yang sangat luar biasa bernama MILAREPA. Pemimpin Silsilah Topi putih ini sekarang disebut KARMAPA....
3. Gelugpa (Topi Kuning) Didirikan oleh Tsongkapa. Di tangan beliaulah, Saat ini Gelugpa menjadi Sekte terbesar di Tibet karena beliau menjalankan organisasi juga di samping pelatihan batin. Saat ini Sekte Gelugpa menjadi yang terbesar dan dipimpin oleh DALAI LAMA....
4. Sakyapa (Tantra Pelangi) saya lupa siapa yang mendirikannya. Sekte ini agak kurang berkembang.

Selain sekte di atas masih banyak lagi aliran2x yang kecil2x yang namanya kurang populer. Tetapi setahu saya semua aliran Tantrayana di Tibet memegang prinsip dasar ajaran Buddha. Dan semua Bhikkhu disana tidak langsung belajar Tantayana tetapi pertama-tama mempelajari ajaran Theravada dan Mahayana. Tanpa Basic Buddhisme yang kuat akan sulit sekali mengerti ajaran Tantrayana. Bahkan beberapa pendapat mengatakan bahwa Tantrayana terkesan Mistik. Tentu saja ini pandangan yang salah dan belum mengerti ajaran Tantrayana.

ahirnya ada yg ngerti dan isa nerangin wiuh dari dulu wa susah ngertiin tantra
aliran kebanyakan ama mantranya terlalu kuat buat orang awam
 
huhehehhe.. ^^'
@ario botax..
menurut saya nih kk.. jangan lah.. ganti2 salam Buddhis dengan "terpujilah sahabat yang berintelektual.." hehehe..
cukuplah.. " Terpujilah Sang Bhagava" nammoBuddhaya...

masa kaum intelektual mendapat penghormatan selayaknya sang Buddha??
lagian kk.. sulit untuk nyari kamusnya atuh.. ehhehe... juga.. kaum berintelektual tinggi sekalipun tak akan mampu menandingi "Sang Bhagava"
seedar saran.. kalo emang harus menggunakan "sahabat intelektual" kata depannya jangan "Nammo" tapi cukup halo atau hai.. hehehe..

mohon maaf kk atas kelancangan saya ini.. ^^'
saran salam buat sesama temen biar lebih gaul n akrab bisa pake kalimat.. "hallo Dhammayouth" atau " halo pemuda dhamma" artinya kulang lebih ya.. para pembantu dalam membabarkan Dhamma gitzu.. ^^'

sekali lagi mohon maaf kk.. ini cuma saran dan pendapat lo..

mettacithena
 
nyem"...

wah wah koq pengertian budha hidup jadi melenceng jawuh sii??

kalo pengertiaannya kaya gitu mah.. itu bisa d bilang mendewakan donk??

bukannya sang budha mengajarkan kesetaraan dan kesamaan dari kita semua yah??

kita khan semua itu adalah budha...

tapi kita hanya belum bisa memunculkan sifat jiwa budha dalam diri kita..

wong cuma gitu dowank koq..
 
kalau ada yang percaya dgn keberadaan Buddha Hidup Chi Kung, Beliau salah satunya Buddha Hidup. Walau pembawaan Beliau semasa hidupnya sangat berandal dan nakal, tapi yang Beliau tahu hanyalah berbuat baik dan menolong penderitaan orang lain dan mengasihi orang lain spt dirinya sendiri itulah pribadi Buddha Hidup Chi Kung
 
Yah Seperti kata kk Angga, jangan mendewakan Buddha Hidup Chi Kung itu. Dia pun asalnya seperti kita juga manusia biasa, tetapi dengan tekad yang kuat beliau dapat mencapai pengetahuan yang luar biasa.

Sikap kita harusnya meneladani tindak tanduk beliau. Sehingga benih kebuddhaan yang ada dalam diri kita juga dapat tumbuh dan pada akhirnya bukan mustahil kita pun dapat menjadi seperti Buddha Hidup Chi Kung...
 
@kwetiau sapi jangkung

semua statement anda saya sangat setuju, kecuali satu hal (mohon petunjuknya) kalau memang Beliau adalah Buddha Hidup kenapa kita tak boleh berbakti puja atau menyembahnya?
thanks sebelumnya
 
@kwetiau sapi jangkung

semua statement anda saya sangat setuju, kecuali satu hal (mohon petunjuknya) kalau memang Beliau adalah Buddha Hidup kenapa kita tak boleh berbakti puja atau menyembahnya?
thanks sebelumnya

Sebab agama Buddha bukan memuja berhala atau mendewa-dewakan tetapi kita menghormati orang yang patut dihormati. Seperti kita menghormati Sang Buddha bukan berarti kita menyembah-nyembah Sang Buddha(minta ini minta itu sebab Buddha bukan tempat untuk meminta minta seharusnya kita kembali ke kamma yang menentukan segala-galanya).

ASEVANA CA BALANAM
PANDITANANCA SEVANA
PUJA CA PUJANIYANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM


Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana.
Menghormat mereka yang patut dihormat ,
Itulah Berkah Utama
 
lhoo.. g cuman tanya doang lho kalo buddha hidup itu ada ato kagak.. itu seh g dah tau menurut theravada tuh kalo artinya Sammasambuddha ya ga ada.. tapi kalo Buddha savaka ya ada dan lebih jauh lagi.. kita bisa disebut Buddha.. karena kita punya benih kebuddhaan yang masih tertutupi oleh kegelapan batin.. masih tertidur.. g tau itu.. dan g ga permasalahin kata2 diatas..

gini lho kenapa g maw membuat salam yang baru.. sekalian g maw bertanya bahasa pali pada teman2 sedhamma..
salam ini kalo jadipun akan diberikan kepada para mahasiswa.. karena.. patut diketahui mahasiswa merupakan ujung tombak agama Buddha.. ajaran Buddha memang tidak akan terkotori oleh apapun.. dhamma akan sama berkilaunya dengan ada atau tidak adanya saya dan teman2 sekalian.. tapi keberlangsungannya di mata orang lain dalam kenyataan hidup akan dilihat dari para generasi muda yang nantinya akan disebut sebagai generasi penerus agama Buddha..

Tapi g cukup kecewa jika kita terbatasi tidak boleh menggunakan kata itu karena ini atau kata ini karena itu.. kita akan terkotak2.. contoh..
saya mau bertanya arti kata "Namo".. apa sih??
betul ga kalo g bilang "terpujilah"??
kok malah dibanding2kan dengan Sang Buddha..
emang gitu ya?? kalo Namo harus setara dengan Sang Buddhakah??
g bertanya bukan buat menghina.. tapi karena g kurang mengerti bahasa Pali.. tolong dijawab..
jadi kalo kita makin ga ngerti bahasa Pali.. maka bahasa pali lama kelamaan hanya terbatas pada kata2 pada kitab suci doang donk.. justru dengan kita membuat salam menggunakan bahasa pali.. g ingin menghidupkan kembali awareness kita mengenai bahsa pali.. CMIIW.. thx ya
 
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASA

Terpujilah Sang Bhagava, Yang Maha Suci, Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna.


Kalau kita mengucapkannya tentu harus disertai perbuatan yang benar,ucapan yang benar ,pikiran yang benar,dll. Kalo kita mengucapkannya tetapi tidak disertai perbuatan yang benar ,dll sama saja kita ini penjilat.
 
hmm.. sebegitu beratnya..

yawdah.. jadi intinya kata namo memang disakralkan ya?? hanya dipakai untuk makhluk yang tinggi derajatnya??
kalo terpujilah tapi maknanya bukan dipakai untuk orang2 yang tinggi derajatnya ada ga??
g takutnya nantinya kita terlalu melebih2kan.. memang seh kita butuh melafalkannya dengan hati yang tulus ketika melafalkannya terutama NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASA.. yang artinya sudah dijelaskan oleh kk singthung.. tapi kalo kita tilik lebih jauh.. kata itu/ bahasa itu hanya lah bahasa atau kosakata.. misalkan Namo diindonesiakan menjadi terpujilah.. takutnya kita justru menganggap itu sesuatu yang sakral banget dan nantinya melekat.. dan lagian.. kalo memang betul kata-kata tersebut disakralkan.. rasanya bahasa pali itu sendiri akan menyempit maknanya.. hanya dapat digunakan untuk istilah keagamaan.. padahal kalo kita melihat lebih jauh lagi.. kayaknya dahulu bahasa pali digunakan sebagai bahasa sehari-hari.. bukan bahasa untuk sesuatu yang disakralkan.. bener ga tuh??

jadi intinya kalo itu benar maka kita tidak bisa mengandalkan bahasa pali untuk kemajuan agama Buddha.. karena tidak bisa dipakai sembarangan.. dan terbatas penggunaannya.. CMIIW
 
Sebab agama Buddha bukan memuja berhala atau mendewa-dewakan tetapi kita menghormati orang yang patut dihormati. Seperti kita menghormati Sang Buddha bukan berarti kita menyembah-nyembah Sang Buddha(minta ini minta itu sebab Buddha bukan tempat untuk meminta minta seharusnya kita kembali ke kamma yang menentukan segala-galanya).

ASEVANA CA BALANAM
PANDITANANCA SEVANA
PUJA CA PUJANIYANAM
ETAMMANGALAMUTTAMAM


Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana.
Menghormat mereka yang patut dihormat ,
Itulah Berkah Utama


@singthung
maksud saya bukan menyembah meminta ini dan itu, anda salah paham. Maksud saya menyembah seperti menghormati Sang Buddha. Spt layaknya di vihara Theravada, umat bersikap anjali lalu berlutut 3 kali di depan rupang Sang Buddha, jadi maksud saya spt itu.
Tentu karena Buddha Hidup Chi Kung adalah pribadi yang sangat agung, maka kita bole-2 saya menyembahnya dlm arti menghormatinya
 
waaah...waahhh...salah bahasa lage tuh...menyembah ama menghormat...
harusnya menghormat dan meneladani sikap Paceka Buddha Chi Kung...^^
 
@huangkelin

tak ada salahnya jg kan selain menghormati dan meneladani pribadi Buddha Hidup Chi Kung kita juga berbakti puja padaNya. Hehehe, hanya sekedar penghormatan yang tulus dgn bakti puja, just that.
 
???? rada berat ya pertanyaannya.. ya udah lah untuk kesekian kalinya g mengurungkan pertanyaan g.. ok lanjut ada yang maw bertanya..???
 
???? rada berat ya pertanyaannya.. ya udah lah untuk kesekian kalinya g mengurungkan pertanyaan g.. ok lanjut ada yang maw bertanya..???


Biasa-biasa saja/enjoy saja.kadang-kadang bahasa Pali diterjemahkan ke bahasa Indonesia sangat susah mencari kata-kata yang pas. kalau menurut saya ,tidak ada bahasa Pali yang disakralkan(biasa saja deh) namun jangan di buat yang bukan-bukan untuk menlecehkan atau menghina orang lain.^_^
 
dikutip dari huangkelin :
waaah...waahhh...salah bahasa lage tuh...menyembah ama menghormat...
harusnya menghormat dan meneladani sikap Paceka Buddha Chi Kung...^^
__________________
Buddha Hidup Chi Kung ternyata termasuk dalam Pacekka Buddha ya? Saya kira termasuk dalam Savaka Buddha...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.