• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal]Kalian Masuk aliran apa?

kalian masuk aliran mana?


  • Total suara
    26
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
Maitreya : Ajaran Buddha yang menganggap Maitreya adalah Buddha utama dan telah pernah turun ke bumi. Ajaran ini agak berbeda dengan Buddha lainnya, contohnya dalam konsep Ketuhanan. Ajaran ini mengajarkan Maitri (Metta) dan Karuna yang sangat tinggi. Vihara Karuna Maitreya di Jkt contohnya. Tidak ada Sangha dalam ajaran ini

memang dalam aliran maitreya tidak memiliki sangha tetapi dialiran maitreya adalah aliran yang benar benar terorganisasi dengan baik. dari pusat sampai vihara kecil seperti dan sampai cetiya kecil

vihara karuna maitreya hanya sebagian kecil dari vihara2 kecil yang ada di indonesia. pusat dari maha tao maitreya indonesia adalah di Pusdiklat buddhis Maitreyawira di daerah pangeran tabagus angke , jakarta.
 
Gw seh pd dasarnya penganut Mahayana, karena gw lebih ngerti dengan ibadah ala mahayana..

Tp buat gw mempelajari berbagai ajaran dari aliran yg lainnya juga gak masalah asalkan itu adalah ajaran kebenaran. Toh, budha sendiri gak pernah melarang kita belajar dengan ajaran manapun, asalkan ajaran itu bisa membawa kita pada kebaikan dan kemajuan batin dan membantu terbebas dari samsara.

Intinya, mau aliaran mahaya, teravada, tantrayana maupun budhaya, dan maitreya, itu intinya sama saja.

Apalah artinya sebuah nama.. Istilah budhisme dan agama budha itu sendiri sebenarnya adalah ciptaan manusia itu sendiri. Sang Budha sendiri gak pernah menyebut bahwa apa yg diajarkannya disebut sebagai yg namanya "AGAMA BUDHA".

^_^
 
To kk GF :
Iya, yang penting aliran ini gak mengajarkan keburukan, hehe...

Ada yang ngerti ttg Nichiren gak? Bagi2 dunk...
 
Namaste,

Neh ada ciri2 aliran biar tmn2 tau tmn2 itu aliran apa

Theravada/ Hinayana : Ajaran Buddha India yang hanya menjunjung Dhamma Buddha Gotama tok, walaupun sempat disebutkan beberapa Bodhisatta dan Buddha lainnya dalam ajaranNya, Theravada lebih mengajarkan pencapaian Arahat dan pelepasan diri dari keduniawian. Jubah Sangha nya agak terbuka didekat lengan, menggunakan bhs Pali (contoh Namakara Gatha, Tisarana, Vandanna), dan Sangha Theravada ada di Indonesia. Sanghanya hanya terdiri atas Bikhu dengan panggilan Bhante. Ajaran ini berkembang di Thailand, India dan negara2 Asia Tenggara. Vihara Dhammacakka di Sunter, Jkt contohnya.

Perlu dipahami oleh kita bersama bahwa Theravada tidak identik dengan Hinayana. Istilah Hinayana merupakan julukan negatif yang diberikan oleh kaum Mahayanis terhadap aliran di luar Mahayana. Istilah Hinayana muncul pertama kali pada Saddharmapundarika Sutra dimana diikuti oleh kemunculan aliran Mahayana. Dan ketika Mahayana muncul, Sthaviravada (cikal bakal Theravada) sudah hampir menghilang di tanah India, namun ia hijrah (pindah) ke Sri Lanka berkat putra dari Raja Asoka, yaitu Y.M Mahinda. Di Sri Lanka, Sthaviravada kemudian diperkenalkan sebagai Theravada.

Kata hinayana berasal dari bahasa Pali maupun Sanskerta yaitu dari kata hina dan yana. Yana berarti kendaraan dan hina berarti hina atau rendah atau papa atau amoral. Jadi hinayana bukanlah seperti yang didengungkan belakangan ini yang berarti kendaraan kecil, tetapi justru berarti kendaraan amoral. Jika yang dimaksud adalah kendaraan kecil atau lawan kata dari kata "maha" dalam bahasa Pali maupun Sanskerta bukanlah kata "hina" tetapi kata "cula" yang berarti kecil.

Dalam Kongres Pertama World Buddhist Sangha Council tahun 1966, istilah hinayana sebagai pengindentikan terhadap suatu aliran agama Buddha disepakati untuk dihapuskan. Dan sayangnya hal ini belum dipahami oleh seluruh umat Buddha.

Dan mengenai Buddhayana. Buddhayana bukanlah suatu aliran, tetapi suatu organisasi dimana anggotanya terdiri dari beragam aliran.
 
hahaha.. g baru baca thread ini.. g sendiri aliran theravada..
tapi ada yang cukup nyentil g.. kalo ga salah sodara Lomx ya..
g maw nanya emang Theravada, Mahayana, dan Buddhayana bener2 diturunin "langsung" sama guru kita?? malah g berpikir nama aliran2 yang ada sekarang bagaimana mereka bergabung atau terbagi.. itu disebabkan oleh manusianya sendiri.. termasuk mungkin di dalamnya bhikku2nya .. maaf ya.. karena g yakin sekali dalam kehidupan kebhikkuan.. ada bhikku yang memang tujuannya ingin mendapatkan pencerahan, tapi selain itu ada juga yang ingin mendapatkan ketenaran, popularitas, kehidupan yang enak.. dan ini sudah ada dari zaman dahulu..setidaknya bisa kita lihat dalam millinda panha.. disitu Bhikku Nagasena sendiri bilang bahwa orang-orang yang menjadi Bhikku itu ga semuanya untuk mencapai tujuan mulia.. mungkin itu salah satu kenapa kita menjadi terbagi2.. kalo ada kesalahan mohon diralat..
 
hahaha.. g baru baca thread ini.. g sendiri aliran theravada..
tapi ada yang cukup nyentil g.. kalo ga salah sodara Lomx ya..
g maw nanya emang Theravada, Mahayana, dan Buddhayana bener2 diturunin "langsung" sama guru kita?? malah g berpikir nama aliran2 yang ada sekarang bagaimana mereka bergabung atau terbagi.. itu disebabkan oleh manusianya sendiri.. termasuk mungkin di dalamnya bhikku2nya .. maaf ya.. karena g yakin sekali dalam kehidupan kebhikkuan.. ada bhikku yang memang tujuannya ingin mendapatkan pencerahan, tapi selain itu ada juga yang ingin mendapatkan ketenaran, popularitas, kehidupan yang enak.. dan ini sudah ada dari zaman dahulu..setidaknya bisa kita lihat dalam millinda panha.. disitu Bhikku Nagasena sendiri bilang bahwa orang-orang yang menjadi Bhikku itu ga semuanya untuk mencapai tujuan mulia.. mungkin itu salah satu kenapa kita menjadi terbagi2.. kalo ada kesalahan mohon diralat..

Tidak,pada zaman Sang Buddha tidak ada aliran-aliran tersebut.

BUDDHISME THERAVADA DAN MAHAYANA

( Buddhism, Theravada and Mahayana by Dr. Walpola,
Dhammadesana di Kuala Lumpur, 1980
Sumber : Bunga Rampai Dhammadesana Bhikkhu Sri Subalaratano )

Marilah kita bahas suatu masalah yang sering ditanyakan oleh banyak orang. Apakah perbedaan antara Buddhisme Mahayana dan Theravada? Agar persoalannya dapat ditinjau dalam perspektif yang sewajarnya, sebaiknya kita membalik sejarah Buddhisme dan melacak timbulnya serta perkembangan aliran Mahayana dan Theravada.

Sang Buddha Gotama dilahirkan pada abad ke–6 S.M. Setelah mencapai Penerangan Agung pada usia 35 tahun sampai Beliau wafat (Mahaparinirvana) ketika berusia 80 tahun, Beliau mengisi hidupnya dengan memberi khotbah dan mengajar. Beliau merupakan orang yang paling bersemangat yang pernah hidup di dunia ini. Selama 45 tahun ia mengajar dan berkhotbah siang dan malam, tidurnya hanya kira-kira dua setengan jam sehari.

Sang Buddha berbicara kepada semua lapisan masyarakat: raja dan putri, brahmin, petani, pengemis, kaum terpelajar dan rakyat biasa. Ajaran-ajaran-Nya disesuaikan dengan pengalaman, tingkat pengertian dan kemampuan pikiran para pendengarnya. Apa yang diajarkan-Nya disebut BUDDHAVACANA, yaitu kata-kata Sang Buddha. Pada waktu itu belum ada yang disebut Theravada dan Mahayana.

Setelah mendirikan persamuan para Bhikkhu dan Bhikkhuni, Buddha menetapkan peraturan disiplin yang disebut VINAYA untuk membimbing persamuan tersebut. Ajaran-ajaran Buddha lainnya disebut DHAMMA yang termasuk percakapan-percakapan, khotbah-khotbah-Nya kepada para bhikkhu dan bhikkhuni dan masyarakat awam.

Tiga bulan setelah Buddha mencapai parinirvana, para murid dekatnya mengadakan suatu pertemuan di Rajagaha. Maha Kasyapa, bhikkhu tertua yang paling dihormati, memimpin pertemuan tersebut. Dua tokoh penting yang ahli dalam dua bidang yang berbeda : DHAMMA dan VINAYA juga hadir. Yang seorang bernama Ananda, teman dan pengikut terdekat Sang Buddha selama 25 tahun. Dengan bakat ingatan yang luar biasa, Ananda dapat mengucapkan kembali apa yang telah dikhotbahkan oleh Sang Buddha. Seorang lagi adalah Upali, yang mengingat semua peraturan Vinaya.

Hanya dua ajaran ini – Dhamma dan Vinaya – yang diulangi dalam Pertemuan Agung Pertama. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai Dhamma (tanpa menyinggung Abhidharma), diadakan pembahasan peraturan Vinaya. Sebelum Buddha mencapai parinirvana, Beliau memberitahu Ananda bahwa jika SANGHA (persamuan bhikkhu) menghendaki untuk merubah atau melunakkan beberapa peraturan yang kurang penting, maka mereka dapat melakukannya. Tetapi pada waktu itu Ananda sedang diliputi oleh kesedihan yang sangat menekan karena Buddha hampir wafat, sehingga tidak terpikir untuk menanyakan kepada Sang Guru mana yang dimaksudkan dengan peraturan yang kurang penting itu.

Karena anggota dewan tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai apa yang disebut sebagai peraturan yang kurang penting, Maha Kasyapa akhirnya menetapkan bahwa tidak satupun dari peraturan disiplin yang dibuat oleh Sang Buddha boleh dirubah dan tidak ada peraturan baru yang boleh dibuat. Tiada alasan yang hakiki yang diberikan. Namun Maha Kasyapa pernah mengatakan satu hal :

"Jika kita merubah peraturan ini, orang akan berkata bahwa murid-murid Yang Ariya Gotama merubah peraturan bahkan sebelum api perabuan jenazahnya berhenti menyala."

Pada pertemuan itu, DHAMMA dibagi menjadi beberapa bagian dan setiap bagian harus dihafalkan oleh seorang murid tertua (elder) dan pengikutnya. Kemudian Dhamma disampaikan dari guru ke murid secara lisan. Dhamma diucapkan setiap hari oleh kelompok-kelompok yang sering mencocokkan satu sama lain untuk memastikan bahwa tak ada yang dihilangkan atau ditambahkan. Para ahli sejarah berpendapat bahwa tradisi lisan lebih dapat diandalkan daripada laporan yang tertulis oleh seseorang dari ingatannya beberapa tahun setelah kejadian.

Seratus tahun kemudian, pertemuan kedua diselenggarakan untuk membahas beberapa peraturan Vinaya. Tiga bulan setelah Buddha parinirvana tidak dirasa perlu untuk merubah peraturan, sebab hanya sedikit atau tidak ada perubahan-perubahan politik, ekonomi atau sosial dalam masa yang singkat itu. Tetapi 100 tahun berikutnya, beberapa bhikkhu menganggap perlu untuk mengadakan perubahan atas peraturan yang kurang penting tersebut. Para bhikkhu yang ortodoks mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang perlu diadakan, sedangkan yang lainya mendesak adanya perubahan beberapa peraturan. Akhirnya kelompok bhikkhu yang ingin mengadakan perubahan meninggalkan persamuan dan membentuk MAHASANGHIKA - Persamuan Agung -. Sekalipun disebut Mahasanghika, himpunan ini tidak dikenal sebagai Mahayana.

Pada pertemuan kedua ini hanya hal-hal yang berhubungan dengan Vinaya saja yang dibahas dan tidak dilaporkan adanya perdebatan mengenai Dhamma.

Pada abad ke-3 S.M. selama pemerintahan Raja Asoka, pertemuan ketiga dilangsungkan untuk membicarakan perbedaan-perbedaan pendapat diantara para bhikkhu dari berbagai sekte. Dalam pertemuan ini perbedaan-perbedaan itu tidak hanya dibatasi pada Vinaya tetapi juga berkenaan dengan Dhamma. Pada akhir pertemuan ini, ketua dewan Moggalliputta Tissa menyusun sebuah kitab yang disebut KATHAVATTHU, yang mengangkal pendapat-pendapat yang bertentangan dengan Dhamma serta pandangan-pandangan dan teori-teori salah yang dianut oleh beberapa sekte. Ajaran yang disetujui dan diterima oleh Dewan ini disebut sebagai THERAVADA.

Abhidharma Pitaka juga termasuk didalam ajaran yang diterima oleh Dewan.

Setelah pertemuan ke tiga, putra Raja Asoka, Y.A. Mahinda Thera, membawa Tripitaka ke Srilanka bersama dengan komentar-komentar yang dibacakan pada Pertemuan Ketiga. Teks yang dibawa ke Srilanka disimpan sampai saat ini tanpa ada satu halaman pun yang hilang. Teks tersebut ditulis dalam bahasa Pali berdasarkan bahasa Magadhi yang dipergunakan oleh Sang Buddha. Tak ada yang dikenal sebagai Mahayana pada waktu itu.

Diantara abad ke-1 S.M. sampai abad ke-1 M. kedua istilah MAHAYANA dan HINAYANA muncul dalam SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA atau Sutra Teratai Hukum Kebajikan (Sutra of Lotus of Good Law)

Baru kira-kira abad ke-2 M, Mahayana mendapat batasan yang jelas. Nagarjuna mengembangkan filsafat Sunyata dari Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatu adalah hampa, dalam sebuah teks kecil yang dinamakan Madhyamika-Karika.

Sekitar abad ke-4 muncullah Asanga dan Vasubandhu yang menulis sejumlah karya besar mengenai Mahayana. Setelah abad ke-1 M, kaum Mahayanis mengambil sikap yang pasti dan baru pada waktu itu istilah-istilah Mahayana dan Hinayana diperkenalkan.

Kita jangan sampai mencampur-adukan Hinayana dengan Theravada, sebab kedua istilah itu bukan sinonim. Buddhisme Theravada masuk Srilanka pada abad ke-3 S.M. ketika Mahayana masih belum dikenal sama sekali. Sekte Hinayana berkembang di India dan terlepas dari bentuk Buddhisme yang ada di Srilanka. Dewasa ini tak ada lagi sekte Hinayana dimanapun di dunia. Karena itu pada tahun 1950, Persaudaraan Buddhis Sedunia yang didirikan di Kolombo dengan suara bulat memutuskan untuk menghapus istilah Hinayana bila menyebut Buddhisme yang ada di Srilanka, Thailand, Laos, Burma, Kambodia dan lain-lain.

Demikianlah sejarah singkat Theravada, Mahayana dan Hinayana.

Kini, apakah perbedaan antara Mahayana dan Theravada ?

Saya telah mempelajari Mahayana selama bertahun-tahun dan semakin lama saya mempelajarinya, semakin jelas bahwa hampir tidak ada perbedaan berarti antara Theravada dan Mahayana dalam ajaran-ajarang fundamental.

Kedua aliran menerima Sakyamuni Buddha sebagai Guru.
Kedua aliran menganut Empat Kesunyataan Mulia yang persis sama.
Kedua aliran menerima Jalan Mulia Beruas Delapan yang sama persis sama.
Kedua aliran mempunyai Pratitya Samutpadda atau sebab musabab yang saling bergantungan.
Kedua aliran menolak gagasan adanya Dewa tertinggi yang menciptakan dan menguasai dunia ini.
Kedua aliran menerima Anitya, Dukkha dan Anatman dan Sila, Samadhi dan Prajna tanpa ada perbedaan
Itulah pokok-pokok ajaran terpenting dari Sang Buddha Gotama yang semuanya diterima oleh kedua aliran tersebut tanpa mempersoalkannya.

Terdapat pula pokok-pokok pikiran yang berbeda antara mereka. Salah satu yang jelas ialah mengenai BODHISATTVA. Banyak orang mengatakan bahwa Mahayana adalah untuk tingkat ke-Bodhisattva-an yang menuju ke tingkat ke-Buddha-an, sedangkan Theravada untuk tingkat ke-Arahat-an saja. Saya perlu mengatakan bahwa Sang Buddha adalah juga seorang Arahat. Seorang murid bisa juga seorang Arahat. Naskah-naskah Mahayana tidak pernah memakai istilah Arahatyana, Kereta Arahat. Yang dipakai adalah 3 istilah : Boddhisattvayana, Pratekya Buddhayana dan Sravakayana. Dalam ajaran Theravada ketiganya disebut BODHI.

Sementara orang yang ada membayangkan bahwa Theravada mementingkan diri sendiri sebab ia mengajarkan agar orang mengusahakan penyelamatan dirinya sendiri. Tetapi tidakkah terpikir oleh kita bagaimana orang yang mementingkan diri sendiri dapat mencapai Penerangan Agung? Kedua aliran menerima tiga YANA atau BODHI yang menganggap Bodhisattva sebagai yang tertinggi.

Mahayana telah menciptakan banyak Bodhisattva mistis, sedangkan Theravada menganggap Bodhisattva sebagai seorang diantara kita yang mengabdikan seluruh hidupnya mencapai kesempurnaan dan akhirnya menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Agung guna kesejahteraan dunia, kebahagiaan umat.

Ada tiga jenis tingkat ke-Buddha-an : Samyak Sambuddha yang mencapai Penerangan Agung dengan usaha sendiri, Pratekya Buddha yang mempunyai sifat-sifat dibawah Samyak Sambuddha, berusaha sendiri tapi tidak mengajar Dhamma, dan Sravaka Buddha yang merupakan Arahat pengikut Samyak Sambuddha. Pencapaian Nirvana diantara ketiga jenis ke-Buddha-an ini persis sama. Satu-satunya perbedaan ialah bahwa Samyak Sambuddha mempunyai kelebihan-kelebihan sifat mulia dan kemampuannya dibandingkan dengan kedua jenis yang lainnya.

Ada orang yang berpendapat bahwa kehampaan atau Sunyata yang dibahas oleh Nagarjuna adalah semata-mata ajaran Mahayana. Ini berlandaskan kepada gagasan Anitya atau tiadanya inti diri atas Pratitya Samutpadda yang juga terdapat dalam naskah asli Theravada dalam Bahasa Pali.

Suatu waktu Ananda bertanya kepada Buddha : "Orang berkata bahwa dunia adalah Sunya. Apakah Sunya itu?"

Buddha menjawab: "Ananda, tak ada Inti Diri di dunia ini. Karena itu dunia adalah Hampa".

Pendapat ini diambil oleh Nagarjuna ketika ia menulis bukunya yang mengagumkan "Madyamika Karika".

Disamping gagasan Sunyata terdapat pula konsep store-consciousness (gudang kesadaran) dalam Buddhisme Mahayana yang berasal dari naskah Theravada. Kaum Mahayanis telah mengembangkannya menjadi psikologi dan filsafat yang dalam.
 
kalau aku masuk aliran Maitreya alasannya aliran ini mengajarkan metta yang begitu tinggi, metta yang langsung di praktekkan dgn penekanan moral yang bajik, dharma hati, kasih kepada alam, memuliakan nyawa semua makhluk dgn praktek vegetarian.
awalnya saya di aliran mahayana trus pindah ke maitreya.
 
wahh gw kira theravada itu minoritas :D
gw lebih prefer ke theravada.. tp ga menutup diri dari aliran yg lain.. ;)
 
kalau aku masuk aliran Maitreya alasannya aliran ini mengajarkan metta yang begitu tinggi, metta yang langsung di praktekkan dgn penekanan moral yang bajik, dharma hati, kasih kepada alam, memuliakan nyawa semua makhluk dgn praktek vegetarian.
awalnya saya di aliran mahayana trus pindah ke maitreya.

Yah,semuanya tergantung individu masing-masing,ada yang cocok dengan aliran ini silahkan,ada yang cocok dengan aliran itu silahkan, yang penting perbedaan jangan di jadikan ajangan permusuhan/keributan(seperti nasehat Sang Buddha kepada suku kalama yang lebih dikenal Kalama Sutta. Kalau saya pribadi lebih suka ke Theravada . Kalau soal cinta kasih kan sudah ada di Karaniya Metta Sutta,tergantung setiap individu mempraktekkannya(intinya balik ke individu masing-masing). ^_^

Inilah yang harus dikerjakan
oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan.
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.

Merasa puas, mudah disokong/dilayani
Tiada sibuk, sederhana hidupnya
Tenang inderanya, berhati-hati
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.

Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil
yang dapat dicela oleh Para Bijaksana
Hendaklah ia berpikir :
Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,
Semoga semua makhluk berbahagia.

Makhluk hidup apa pun juga
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali
Yang panjang atau besar
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.

Yang tampak atau tidak tampak
Yang jauh atau pun dekat
Yang terlahir atau yang akan lahir
Semoga semua makhluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain
Atau menghina siapa saja.
Jangan karena marah dan benci
Mengharapkan orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.

Kasih sayangnya ke segenap alam semesta
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas
Ke atas, ke bawah dan kesekeliling
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.

Selagi berdiri, berjalan atau duduk
Atau berbaring, selagi tiada lelap
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini
Yang dikatakan : Berdiam dalam Brahma

Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang atta/aku)
Dengan sila dan penglihatan yang sempurna
Hingga bersih dari nafsu indera
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.
 
Namaste,

Dari artikel yang disampaikan Sdr. Sungthung yaitu :BUDDHISME THERAVADA DAN MAHAYANA. terdapat ajaran fundamental dimana terdapat pada semua aliran agama Buddha. Ada beberapa point yang tidak terdapat atau menyimpang dari Aliran Maitreya salah satunya mengenai menolak gagasan adanya Dewa tertinggi yang menciptakan dan menguasai dunia ini. Dewa tertinggi ini dalam bahasa asli (inggris) tertulis God (tuhan). Sedangkan dalam aliran Maitreya terdapat yang namanya LaoMu yang identik dengan tuhan.

Mungkin dengan ini kita bisa mempertimbangkan apakah aliran Maitreya masih bisa dikategorikan sebagai aliran agama Buddha atau tidak.
 
wah gw lupa gw aliran ap waktu masih kecil gw sembahyang di wihara nyebut2 i khe san khe liu khe gitu deh... gw lupa aliran apa seinget gw kayakna maitreya deh bener ga? /hmm kalo bener langsung kupoling
 
hmm...memang Buddha Berbeda beda Aliran,tapi inti utamanya apa?
 
Hidup ini tidak kekal (anicca), dan Nibbana adalah jalan menuju pembebasan.
 
Nichiren Sosyu : Ajaran Buddha dari Jepang, jujur, saya kurang tahu banyak tentang ajaran ini, mungkin ada yang bisa banyak membantu?

nyem".. mungkin saya bisa ngebantu karena saya salah satu dari penganutnya...

hem hem...

budhisme Nichiren Daishonin (atau yang biasa d sebut sbg Nichiren Sosyu) merupakan budhisme yang berdasar dari sutra bunga teratai yang d ajarkan oleh sang budha Sakyamuni d puncak garuda....

sutra bunga teratai merupakan sutra terakhir yang d babarkan oleh sang budha sebelum sang budha mencapai nibbana....

dalam sutra ini d ajarkan mengenai Issho Jobutsu (pencapaian kesadaran budha seumur hidup) yang bisa d capai pada kehidupan sekarang ini...

d dalam budhisme ini pun d ajarkan bagaimana cara memutuskan rantai karma buruk kita dari kehidupan sebelumnnya...

nah.. itu gambaran secara luas tentang budhisme ini....

kalo kalian masih ada yang ingin bertanya mengenai budhisme ini... silakan tanyaa.... xixixixix....
 
@angga aku tertarik .. bisa kasi penjelasan lagi .. terus terang saya nol besar .. ga ngerti apa2 ttg nichiren ini ... thankx ya .. kalo dianggap agak OOT bisa buka thread baru aja angga .. thang Q

@sinthung
Tidak,pada zaman Sang Buddha tidak ada aliran-aliran tersebut.

BUDDHISME THERAVADA DAN MAHAYANA

( Buddhism, Theravada and Mahayana by Dr. Walpola,
Dhammadesana di Kuala Lumpur, 1980
Sumber : Bunga Rampai Dhammadesana Bhikkhu Sri Subalaratano )

Marilah kita bahas suatu masalah yang sering ditanyakan oleh banyak orang. Apakah perbedaan antara Buddhisme Mahayana dan Theravada? Agar persoalannya dapat ditinjau dalam perspektif yang sewajarnya, sebaiknya kita membalik sejarah Buddhisme dan melacak timbulnya serta perkembangan aliran Mahayana dan Theravada.

Sang Buddha Gotama dilahirkan pada abad ke–6 S.M. Setelah mencapai Penerangan Agung pada usia 35 tahun sampai Beliau wafat (Mahaparinirvana) ketika berusia 80 tahun, Beliau mengisi hidupnya dengan memberi khotbah dan mengajar. Beliau merupakan orang yang paling bersemangat yang pernah hidup di dunia ini. Selama 45 tahun ia mengajar dan berkhotbah siang dan malam, tidurnya hanya kira-kira dua setengan jam sehari.

ini dari buku kamu ketik or gimana bos ? kalo dari web berkenan kaga kasi link nya ? thang Q lagi ...
 
gw nubie nich di buddhisme cuma tau sedikit² untuk sementara baru ngerti yg theravada kalo yg mahayana blom mendalami jd untuk sementara thera dulu gw.
 
wah gw lupa gw aliran ap waktu masih kecil gw sembahyang di wihara nyebut2 i khe san khe liu khe gitu deh... gw lupa aliran apa seinget gw kayakna maitreya deh bener ga? /hmm kalo bener langsung kupoling

@ragnamons
betul sekali, itu aliran Maitreya.....:)
 
wah gw lupa gw aliran ap waktu masih kecil gw sembahyang di wihara nyebut2 i khe san khe liu khe gitu deh... gw lupa aliran apa seinget gw kayakna maitreya deh bener ga? /hmm kalo bener langsung kupoling

Itu aliran Maitreya dan bukan bagian dari agama Buddha.
 
Saya pikir kalo ada ajaran yang salah atau benar......Bagaimana mungkin kita bisa mendikte ajaran tersebut salah atau benar?
apakah kita sudah Arahat? Sottapanna saja masih belom..
Sang buddha Gautama sendiri tidak mengajarkan Dhamma ketika beliau masih belum mencapai "Pencerahan Sempurna"

Jangan berbuat jahat
Tambahlah Kebajikan,sucikan hati dan pikiran.
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.