• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Tantrayana] (cen fo zhong)/ by master LU SHENG YEN

Buddhism is often described as the 'middle way' between two extremes. In Mahayana doctrine, this concept of two extremes is explained in different ways depending on the context. Here the extreme of peace refers to Hinayana nirvana. It represents an extreme in that one who abides in it ignores the welfare of other sentient beings. In this context, the other extreme is samsaric existence. Similarly, the Buddha's ultimate enlightenment is referred to as the state of nonabiding nirvana (sanskrit: apratistitanirvanam) because it does not abide in either of these extremes

Inilah juga inkonsitensi pernyataan di atas...

Saya tanyakan, mana lebih absah PERNYATAAN dalam SUTRA VAJRACHEDDIKA PRAJNAPARAMITA SUTRA (sutra intan / salah satu sutra MAHAYANA paling terkemuka) dibandingkan dengan pernyataan di atas ??

QUOTE SUTRA INTAN...
Hyang Buddha kemudian menjelaskan kepada Subhuti: "Semua Bodhisattva Mahasattva harus demikian mengendalikan hatinya dengan ikrar: "Aku harus menyebabkan segala jenis makhluk hidup - apakah yang terlahir dari penetasan telur, dari rahim, dari cairan atau dari perubahan wujud seketika, yang memiliki wujud atau tanpa wujud, yang memiliki kesadaran atau tanpa kesadaran, kesemuanya itu tanpa kecuali - untuk memasuki Nirvana sempurna dan berhenti bertumimbal lahir selamanya." Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk
hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."


Pernyataan dari sutra intan di atas jelas sekali memaparkan bahwa bahkan ASPIRASI HALUS seorang BODHISATVA yang beraspirasi untuk MENYEBERANGKAN MAKHLUK LAIN adalah kilesa dan ilusi. Karena bahkan TATHAGATHA sendiri juga tidak akan mampu menyeberangkan orang lain...

Ajaran BUDDHA tetap konsisten dalam konsep bahwa SEMUA MAKHLUK ADALAH PEWARIS KARMA MASING MASING. TIDAK ADA YANG BISA MEWAKILI ATAU MENOLONG... HANYA DIRI SENDIRI YANG MAMPU MENOLONG DIRI SENDIRI.

Lihat sendiri apa PERNYATAAN yang saudara QUOTE dari penjelasan buku LIBERATION IN HANDS itu bertentangan dengan isi SUTRA INTAN kagak ??
Sama sama literatur MAHAYANA kan ?? nanti kalau saya tuliskan literatur THERAVADA, anda protes karena streamline-nya gak sama... makanya saya paparkan yang literatur MAHAYANA...
 
sorry numpang lewat, ada baca post bahasa inggris. Thx
 
Inilah juga inkonsitensi pernyataan di atas...

Saya tanyakan, mana lebih absah PERNYATAAN dalam SUTRA VAJRACHEDDIKA PRAJNAPARAMITA SUTRA (sutra intan / salah satu sutra MAHAYANA paling terkemuka) dibandingkan dengan pernyataan di atas ??

QUOTE SUTRA INTAN...
Hyang Buddha kemudian menjelaskan kepada Subhuti: "Semua Bodhisattva Mahasattva harus demikian mengendalikan hatinya dengan ikrar: "Aku harus menyebabkan segala jenis makhluk hidup - apakah yang terlahir dari penetasan telur, dari rahim, dari cairan atau dari perubahan wujud seketika, yang memiliki wujud atau tanpa wujud, yang memiliki kesadaran atau tanpa kesadaran, kesemuanya itu tanpa kecuali - untuk memasuki Nirvana sempurna dan berhenti bertumimbal lahir selamanya." Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk
hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."


Pernyataan dari sutra intan di atas jelas sekali memaparkan bahwa bahkan ASPIRASI HALUS seorang BODHISATVA yang beraspirasi untuk MENYEBERANGKAN MAKHLUK LAIN adalah kilesa dan ilusi. Karena bahkan TATHAGATHA sendiri juga tidak akan mampu menyeberangkan orang lain...

Ajaran BUDDHA tetap konsisten dalam konsep bahwa SEMUA MAKHLUK ADALAH PEWARIS KARMA MASING MASING. TIDAK ADA YANG BISA MEWAKILI ATAU MENOLONG... HANYA DIRI SENDIRI YANG MAMPU MENOLONG DIRI SENDIRI.

Lihat sendiri apa PERNYATAAN yang saudara QUOTE dari penjelasan buku LIBERATION IN HANDS itu bertentangan dengan isi SUTRA INTAN kagak ??
Sama sama literatur MAHAYANA kan ?? nanti kalau saya tuliskan literatur THERAVADA, anda protes karena streamline-nya gak sama... makanya saya paparkan yang literatur MAHAYANA...

bro dilbert,

Sorry, Koreksi dikit nih yg nibbana aktif pasif itu sebenarnya saya asumsikan sendiri setelah saya baca buku Liberation in Our Hand. yang di buku cuma ada abiding dan non abiding nibbana. Mengapa saya bilang nibbana pasif ya karena cuma berdiam disitu terus aja utk selama2nya, beda dengan non abiding nibbana-nya para Buddha yang bisa terus aktif memunculkan emanasinya di mana2.

Nah dari sini gw ambil asumsi sebenarnya Sang Buddha bukan tumimbal lahir, tapi memunculkan emanasinya dalam wujud Sambhogakaya yang masih berwujud Buddha Sakyamuni sewaktu ketemu GM LSY.

kata2 bro diatas benar, memang Buddha ga bisa menyeberangkan ke nibbana, Sang Buddha hanya bisa menolong semua makhluk mencapai nibbana/pembebasan melalui Dharma.

Yang GM LSY lakukan berbeda bro, yang beliau lakukan itu bukan menyeberangkan semua makhluk ke nibbana, tapi ke alam Sukhavati-nya Amitabha Buddha. Konsepnya penyeberangan disini, kan simple misalnya kayak bro mau ke pulau Bali, saya kan bisa seberangkan bro ke pulau itu dengan banyak cara, saya tunjukin jalannya atau kasih pinjem bro mobil dan supir, atau saya temani bro ke sana naek bis, kapal ferry dsb.

Kalo ga salah sih konsep penyeberangan ini juga merupakan salah satu teknik/metode Tantrayana/Vajrayana yaitu pemindahan kesadaran ke alam Sukhavati. bro bisa cari sendiri sourcenya di internet.

Ok semoga membantu.
Om mani padme hum
 
Budha Amitabha meskipun telah mencapai samyaksambudha tubuh jelmaannya berada diseluruh penjuru alam semesta.
Dalam Agama Budha ada 2 macam sumpah (bila tidak lg dilahirkan maka tentunya sumpah ini takkan terwujud). sumpah itu adalah:
- Menolong semua makhluk dulu, setelah tercapai baru kemudian menjadi Budha. (mis:
Avalokitesvara, Ksitigarbha). atau,
- MENJADI BUDHA DULU baru kemudian menolong makhluk.contohnya: Budha Amitabha
atau Baisajyaguru Budha.

Kutipan salah satu bagian dlm sutra Ksitigarbha Pranidana Sutra:

Pd saat itu, didlm persamuan agung di istana Trayastrimsa, terdpt seorang Grhapati yg bernama Mahapratibhana. Beliau telah mencapai nirvana, akan tetapi dengan tubuh jelmaan sebagai Grhapati, beliau selalu hadir disepuluh penjuru alam untuk menyelamatkan makhluk dialam samsara. Beliau kemudian bangkit dari tempat duduknya sambil merangkapkan kedua tangannya bertanya kepada Bodhisattva Ksitigarbha;.........dst


Saya pernah membaca sutra menyebutkan Nibana adlh kondisi dimana seseorang yg telah mencapai kebudhaan tdk akan terlahir lg dimanapun. (memang disebutkan spt itu). Tetapi saya pernah membaca penjabaran yg lebih rinci lg bahwa Nibana adalah kondisi dimana ia tak lg dilahirkan. jg tdk bukan dilahirkan. ia tidak ada dimana-mana. jg ada dimana-mana. mencakup semuanya. jg bkn semuanya. Ia tdk dilahirkan krn memang tak ada yg dilahirkan disana.. Krn memang Ia adalah segalanya
 
bro dilbert,

Sorry, Koreksi dikit nih yg nibbana aktif pasif itu sebenarnya saya asumsikan sendiri setelah saya baca buku Liberation in Our Hand. yang di buku cuma ada abiding dan non abiding nibbana. Mengapa saya bilang nibbana pasif ya karena cuma berdiam disitu terus aja utk selama2nya, beda dengan non abiding nibbana-nya para Buddha yang bisa terus aktif memunculkan emanasinya di mana2.

Nah dari sini gw ambil asumsi sebenarnya Sang Buddha bukan tumimbal lahir, tapi memunculkan emanasinya dalam wujud Sambhogakaya yang masih berwujud Buddha Sakyamuni sewaktu ketemu GM LSY.

kata2 bro diatas benar, memang Buddha ga bisa menyeberangkan ke nibbana, Sang Buddha hanya bisa menolong semua makhluk mencapai nibbana/pembebasan melalui Dharma.

Yang GM LSY lakukan berbeda bro, yang beliau lakukan itu bukan menyeberangkan semua makhluk ke nibbana, tapi ke alam Sukhavati-nya Amitabha Buddha. Konsepnya penyeberangan disini, kan simple misalnya kayak bro mau ke pulau Bali, saya kan bisa seberangkan bro ke pulau itu dengan banyak cara, saya tunjukin jalannya atau kasih pinjem bro mobil dan supir, atau saya temani bro ke sana naek bis, kapal ferry dsb.

Kalo ga salah sih konsep penyeberangan ini juga merupakan salah satu teknik/metode Tantrayana/Vajrayana yaitu pemindahan kesadaran ke alam Sukhavati. bro bisa cari sendiri sourcenya di internet.

Ok semoga membantu.
Om mani padme hum

bro... nibbana itu ada nibbana dengan sisa (masih hidup di dunia) dan nibbana tanpa sisa (mencapai parinibbana). Pernyataan pernyataan yang menyatakan bahwa seseorang itu emanasi/titisan/inkarnasi/tumimbal lahir dari ARAHAT yang sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa akhir) itu TIDAK BERDASAR sama sekali.

anggap nibbana itu ada nibbana aktif (katanya direalisasikan lewat jalur mahayana dan bodhisatva) dan nibbana pasif (katanya direalisasikan lewat jalur hinayana dan jalur arahat/sravaka), pernyataan ini masih belum menyentuh konteks diskusi ini, yaitu :

APAKAH ARAHAT SETELAH PARINIBBANA (merealisasikan nibbana tanpa sisa) masih ber-emanasi/menitis/ber-inkarnasi/bertumimbal lahir di 31 alam ?
 


bro... nibbana itu ada nibbana dengan sisa (masih hidup di dunia) dan nibbana tanpa sisa (mencapai parinibbana). Pernyataan pernyataan yang menyatakan bahwa seseorang itu emanasi/titisan/inkarnasi/tumimbal lahir dari ARAHAT yang sudah parinibbana (merealisasikan nibbana tanpa akhir) itu TIDAK BERDASAR sama sekali.

anggap nibbana itu ada nibbana aktif (katanya direalisasikan lewat jalur mahayana dan bodhisatva) dan nibbana pasif (katanya direalisasikan lewat jalur hinayana dan jalur arahat/sravaka), pernyataan ini masih belum menyentuh konteks diskusi ini, yaitu :

APAKAH ARAHAT SETELAH PARINIBBANA (merealisasikan nibbana tanpa sisa) masih ber-emanasi/menitis/ber-inkarnasi/bertumimbal lahir di 31 alam ?

bro dilbert,

sekali lagi saya ingatkan kita disini bicara dan diskusi dalam konteks Mahayana, karena memang di Theravada cuma mengenal nibbana dengan sisa dan parinibbana.

kalo boleh saya sarankan bro beli atau cari buku Liberation in Our Hand, dari situ ada referensi ke sutra2 ada karya2 besar guru Mahayana India di jaman dulu.

Nah di quote buku Liberation in our Hand sebelumnya, dikatakan Sang Buddha belakangan membangunkan Arhat dalam kondisi Nibbana pasif-nya dan mendesak mereka memasuki jalan Mahayana.

Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path.

Dari sini saya berasumsi ada kemungkinan seorang Arhat setelah disarankan/didesak oleh Sang Buddha utk memasuki jalan Mahayana, Arhat ini akan keluar dari nibbana pasif lalu tumimbal lahir lagi, demi memasuki jalan Mahayana. Dan lagi, setau saya utk menyempurnakan praktek Mahayana itu butuh tumimbal lahir berulang2 kali hingga mencapai pencerahan sempurna (nibbana aktif).

Om mani padme hum
 
bro dilbert,

sekali lagi saya ingatkan kita disini bicara dan diskusi dalam konteks Mahayana, karena memang di Theravada cuma mengenal nibbana dengan sisa dan parinibbana.

kalo boleh saya sarankan bro beli atau cari buku Liberation in Our Hand, dari situ ada referensi ke sutra2 ada karya2 besar guru Mahayana India di jaman dulu.

Nah di quote buku Liberation in our Hand sebelumnya, dikatakan Sang Buddha belakangan membangunkan Arhat dalam kondisi Nibbana pasif-nya dan mendesak mereka memasuki jalan Mahayana.



Dari sini saya berasumsi ada kemungkinan seorang Arhat setelah disarankan/didesak oleh Sang Buddha utk memasuki jalan Mahayana, Arhat ini akan keluar dari nibbana pasif lalu tumimbal lahir lagi, demi memasuki jalan Mahayana. Dan lagi, setau saya utk menyempurnakan praktek Mahayana itu butuh tumimbal lahir berulang2 kali hingga mencapai pencerahan sempurna (nibbana aktif).

Om mani padme hum

bro... pernyataan dibawah ini artinya

Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path

bukan Arahat itu didesak untuk keluar dari nibbana dan tumimbal lahir... Ketika seorang sedang merealisasikan JALAN (MAGGA), sebelum mencapai tingkat ARHAT, jika ada pikiran untuk mencapai annutara sammasambuddha, maka seseorang itu tidak akan merealisasikan ARAHAT.

Ini sama ketika pertapa sumedha (pangeran siddharta dalam kelahiran lampau ketika beraspirasi mencapai sammasambuddha dibawah ramalan buddha dipankara), Pada saat tersebut, pertapa sumedha jika akan menempuh jalan arahat, maka bisa mencapainya dibawah bimbingan buddha dipankara. Tetapi karena aspirasinya (keinginannya) untuk mencapai annutara sammasambuddha seperti BUDDHA DIPANKARA. maka pertapa sumedha harus menempun 4 assankheya kappa dan ditambah seratus ribu kappa untuk melengkapi paraminya sebagai bakal calon samma sambuddha pannadhika (calon buddha dengan keunggulan kebijaksanaan).
Inilah yang diPEGANG MAHAYANA sebagai jalur bodhisatva...(sebenarnya adalah jalur annutara sammasambuddha)


Permasalahannya kan, ketika ada pernyataan ARAHAT yang sudah PARINIBBANA (merealisasikan ARAHAT dan nibbana tanpa sisa)... Jelas jelas tidak akan tumimbal lahir lagi didunia.
 
bro... pernyataan dibawah ini artinya

Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path

bukan Arahat itu didesak untuk keluar dari nibbana dan tumimbal lahir... Ketika seorang sedang merealisasikan JALAN (MAGGA), sebelum mencapai tingkat ARHAT, jika ada pikiran untuk mencapai annutara sammasambuddha, maka seseorang itu tidak akan merealisasikan ARAHAT.

Ini sama ketika pertapa sumedha (pangeran siddharta dalam kelahiran lampau ketika beraspirasi mencapai sammasambuddha dibawah ramalan buddha dipankara), Pada saat tersebut, pertapa sumedha jika akan menempuh jalan arahat, maka bisa mencapainya dibawah bimbingan buddha dipankara. Tetapi karena aspirasinya (keinginannya) untuk mencapai annutara sammasambuddha seperti BUDDHA DIPANKARA. maka pertapa sumedha harus menempun 4 assankheya kappa dan ditambah seratus ribu kappa untuk melengkapi paraminya sebagai bakal calon samma sambuddha pannadhika (calon buddha dengan keunggulan kebijaksanaan).
Inilah yang diPEGANG MAHAYANA sebagai jalur bodhisatva...(sebenarnya adalah jalur annutara sammasambuddha)


Permasalahannya kan, ketika ada pernyataan ARAHAT yang sudah PARINIBBANA (merealisasikan ARAHAT dan nibbana tanpa sisa)... Jelas jelas tidak akan tumimbal lahir lagi didunia.

Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path

Bukannya di quote ini terjemahannya adalah "Arhat yang sudah memasuki pencerapan mental yg diketahui sebagai ekstrim kedamaian (nibbana hinayana) pada akhirnya dibangunkan dari keadaan tersebut oleh Sang Buddha dan didesak utk memasuki jalan mahayana". ??

Kelihatannya ada perbedaan pengertian di sini bro.

Kalo yang bro maksud kan pas di arahatta magha (sedang merealisasikan jalan) berarti belum nibbana kan, sedangkan terjemahan Arhat di quote bahasa inggris itu kan merujuk pada Arhat yang sudah mencapai nibbana (arahatta phala)???
"Arhat yang sudah memasuki pencerapan mental yg diketahui sebagai ekstrim kedamaian (nibbana hinayana)


Om mani padme hum.
 
InfiniteSky;866300Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path. [B berkata:
However, because they have become so habituated to the peaceful bliss of their former state of absorption, they do not want to make the effort to develop enlightenment mind and practice the Mahayana path. Even when they do make some effort, they find it difficult to develop compassion and other virtuous minds since they have completely eliminated their own suffering.[/B].

Mengapa tidak mau ?? karena begitu melepas jalan arahat, dan menempuh jalur bodhisatva (mahayana) untuk mencapai annutara sammasambuddha, maka mereka harus menempuh minimal 4 assankheya kappa dan seratus ribu kappa lagi untuk mencapai annutara sammasambuddha pannadhika, 8 assankheya kappa dan seratus ribu kappa lagi untuk mencapai annutara sammasambuddha saddhadhika, 16 assankheya kappa dan seratus ribu kappa untuk mencapai annutara sammasambuddha viriyadhika.

Ketika jalan arahat sudah direalisasikan, dan setelah para arahat mencapai parinibbana, tidak ada lagi tumimbal lahir di 31 alam. Bagi yang menempuh jalur bodhisatva (dianggap oleh Mahayana) harus mengumpulkan parami selama yang disebutkan di atas.
 
Those Listener and Solitary Realizer arhats who have entered the mental absorption known as the extreme of peace(10) are eventually awakened from that state by the Buddha and urged to enter the Mahayana path

.

Tapi kok rasanya saya agak kesentil dengan pernyataan di atas, bahwa seolah olah BUDDHA MENDESAK para arhat untuk menempuh jalan MAHAYANA. Tidak sesuai tuh dengan semangat BUDDHISME bahwa, BUDDHA hanyalah penunjuk jalan, masing masing menjalani-nya...

Kalau pernyataan di atas benar, berarti BUDDHA memaksa dan mendesak kehendaknya... Kayaknya tidak NYAMBUNG... Tidak sesuai dengan personaliti seorang BUDDHA.
 
Mengapa tidak mau ?? karena begitu melepas jalan arahat, dan menempuh jalur bodhisatva (mahayana) untuk mencapai annutara sammasambuddha, maka mereka harus menempuh minimal 4 assankheya kappa dan seratus ribu kappa lagi untuk mencapai annutara sammasambuddha pannadhika, 8 assankheya kappa dan seratus ribu kappa lagi untuk mencapai annutara sammasambuddha saddhadhika, 16 assankheya kappa dan seratus ribu kappa untuk mencapai annutara sammasambuddha viriyadhika.

Ketika jalan arahat sudah direalisasikan, dan setelah para arahat mencapai parinibbana, tidak ada lagi tumimbal lahir di 31 alam. Bagi yang menempuh jalur bodhisatva (dianggap oleh Mahayana) harus mengumpulkan parami selama yang disebutkan di atas.

Ok, kata2 bro dilbert bener dan ga salah. Sedangkan saya sendiri melihat dari sisi lain yaitu menurut asumsi saya ada kemungkinan arahat itu tersentuh dengan kata2 Sang Buddha yang menganjurkan mereka memasuki jalan Mahayana, dan bersedia utk tumimbal lahir lagi dengan melepas kondisi nibbana, utk menyempurnakan praktek mahayana. Apalagi mereka benar2 menaruh hormat dan menganggap sepatah kata dari Sang Buddha bagi mereka merupakan Dharma.

Tapi kok rasanya saya agak kesentil dengan pernyataan di atas, bahwa seolah olah BUDDHA MENDESAK para arhat untuk menempuh jalan MAHAYANA. Tidak sesuai tuh dengan semangat BUDDHISME bahwa, BUDDHA hanyalah penunjuk jalan, masing masing menjalani-nya...

Kalau pernyataan di atas benar, berarti BUDDHA memaksa dan mendesak kehendaknya... Kayaknya tidak NYAMBUNG... Tidak sesuai dengan personaliti seorang BUDDHA.

Kalo soal ini, saya lebih cenderung melihat dari kebesaran jiwa Sang Buddha yang selalu mengutamakan kepentingan semua makhluk. Kalo misalnya menurut Sang Buddha apabila seorang Arhat dapat memasuki jalan Mahayana, dan hal itu berarti akan ada lagi seorang calon SammaSambuddha yang nantinya akan memberikan manfaat tak terbatas kepada makhluk lain, why not??? Pasti Sang Buddha akan mendesak ke arah itu, mengingat manfaatnya lebih besar. Itu asumsi saya.

Om mani padme hum.
 
saya tertarik buku-buku Master Lu, pernah baca kumpulan / ringkasan di vihara
semoga ada teman-teman yang punya dalam bentuk e-book berkenan untuk berbagi
Terima kasih

Namo Budhaya
 
Menurut saya sih....
arahat punya pilihan, mau langsung parinibbana atau tetap ber-reinkarnasi (mungkin dlm bentuk manusia, ataupun yg lain)...
Kedua pilihan itu tidak menyalahi ajaran sang buddha.
 
saya tertarik buku-buku Master Lu, pernah baca kumpulan / ringkasan di vihara
semoga ada teman-teman yang punya dalam bentuk e-book berkenan untuk berbagi
Terima kasih

Namo Budhaya

ini ebooknya:
Seri Padmakumara - berisi pengalaman Master Lu :
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara1.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara2.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara3.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara4.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara5.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara6.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara7.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara8.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara9.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara10.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara11.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara12.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara13.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara14.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara15.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara16.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara17.zip
http://www.wihara.com/tbs/padmakumara18.zip

Seri Hum (Dhammadesana):
http://www.wihara.com/tbs/Hum1.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum2.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum3.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum4.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum5.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum6.pdf
http://www.wihara.com/tbs/Hum7.pdf

kalo utk yg buku2 barunya bisa beli di gramedia.

update nih : ada banyak bukunya Master Lu yang versi bahasa inggris di link ini : http://www.padmakumara.org/books/index.shtml

Om mani padme hum
 
menurut saya sih....
Arahat punya pilihan, mau langsung parinibbana atau tetap ber-reinkarnasi (mungkin dlm bentuk manusia, ataupun yg lain)...
Kedua pilihan itu tidak menyalahi ajaran sang buddha.

kebenaran tidak ada tempat untuk menyalahi atau tidak menyalahi. Yang ada adalah apakah itu sesungguhnya itu demikian atau tidak.?

Untuk ikut membahas haruslah orang yg telah memiliki level batin yg lumayan sehingga ada pengalaman batin atas topik itu.

Karena pegangan kitab masing2 berbeda. Bagaimanapun tidak bisa ketemu kebenaran yg sesungguhnya.

Sehingga kebenaran yg sesungguhnya adalah masing2 berlatih cara masing2. Masing2 menanggung akibatnya dari pilihannya masing2.

Sesungguhnya apapun itu berkembangnya corak sebuah ajaran sang budha, akhirnya harus kembali pada 4 kesunyataan dan nibbana adalah tujuan akhir.

Ibarat orang bermain music ada nada improvisasi, apapun bagusnya nada improvisasi, orang tetap harus kembali pada not aslinya. Dengan begitu sebuah music bisa dikatakan utuh selesai.
 
kebenaran tidak ada tempat untuk menyalahi atau tidak menyalahi. Yang ada adalah apakah itu sesungguhnya itu demikian atau tidak.?

Maksud statement yg saya bold itu apa??? kurang jelas ....

Sehingga kebenaran yg sesungguhnya adalah masing2 berlatih cara masing2. Masing2 menanggung akibatnya dari pilihannya masing2.

Disini tidak dibahas cara melatih.. tapi disini berbicara konsep ke-arahat-an yg dipandang dari berbagai aliran....
 
yg sebenarnya itu apa.

dengan berlatih baru bisa tahu konsep arahat yg sebenarnya itu apa. nibbanan aktip dan pasip. tahu ga anda ? mo liat buku dulu ?
 
yg sebenarnya itu apa.

dengan berlatih baru bisa tahu konsep arahat yg sebenarnya itu apa. nibbanan aktip dan pasip. tahu ga anda ? mo liat buku dulu ?

Disini tidak dibicarakan lagi cara latihan, krn dianggap tingkatan arahat telah melampaui itu. maksudnya di sini telah mencapai arahat, berarti telah melakukan meditasi. bukannya ditarik kembali ke latihan meditasi lagi.
Saya tau berlatih utk tau kearahatan, tapi siapa yg telah mencapai kearahatan di jaman ini ???? sejauh ini, latihan apa yg bisa tau konsep kearahatan, tanpa lebih dahulu mencapainya???
kita harus akui bahwa yg kita bicarakan adalah teori saja, krn saya yakin diantara kita yg ada di sini blm merealisasi itu.
Dan saya kasih tau.. saya tidak penah membuka buku utk menjawab.


lalu yg saya bold itu .. maksudnya apa dari statement loe
Originally Posted by akiong View Post
kebenaran tidak ada tempat untuk menyalahi atau tidak menyalahi. Yang ada adalah apakah itu sesungguhnya itu demikian atau tidak.?
 
maksudnya , kebenaran yg diperdebatkan itu, apakah itu yg sebenarnya seperti yg kita ketahui, karena persepsi masing2 individu berbeda, dan yg didiskripsi bukanlah yg didiskripsi.
Penjelasan tentang batu berlian bukanlah menunjukan berlian itu sesungguhnya. berlian tetaplah berlian dengan segala misterinya, hanya yg pernah melihatnya dengan mata sendiri tahu seperti apa.
 
maksudnya , kebenaran yg diperdebatkan itu, apakah itu yg sebenarnya seperti yg kita ketahui, karena persepsi masing2 individu berbeda, dan yg didiskripsi bukanlah yg didiskripsi.
Penjelasan tentang batu berlian bukanlah menunjukan berlian itu sesungguhnya. berlian tetaplah berlian dengan segala misterinya, hanya yg pernah melihatnya dengan mata sendiri tahu seperti apa.

Ok.. gue setuju sama loe bro, utk yg ini.....
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.