Buddhism is often described as the 'middle way' between two extremes. In Mahayana doctrine, this concept of two extremes is explained in different ways depending on the context. Here the extreme of peace refers to Hinayana nirvana. It represents an extreme in that one who abides in it ignores the welfare of other sentient beings. In this context, the other extreme is samsaric existence. Similarly, the Buddha's ultimate enlightenment is referred to as the state of nonabiding nirvana (sanskrit: apratistitanirvanam) because it does not abide in either of these extremes
Inilah juga inkonsitensi pernyataan di atas...
Saya tanyakan, mana lebih absah PERNYATAAN dalam SUTRA VAJRACHEDDIKA PRAJNAPARAMITA SUTRA (sutra intan / salah satu sutra MAHAYANA paling terkemuka) dibandingkan dengan pernyataan di atas ??
QUOTE SUTRA INTAN...
Hyang Buddha kemudian menjelaskan kepada Subhuti: "Semua Bodhisattva Mahasattva harus demikian mengendalikan hatinya dengan ikrar: "Aku harus menyebabkan segala jenis makhluk hidup - apakah yang terlahir dari penetasan telur, dari rahim, dari cairan atau dari perubahan wujud seketika, yang memiliki wujud atau tanpa wujud, yang memiliki kesadaran atau tanpa kesadaran, kesemuanya itu tanpa kecuali - untuk memasuki Nirvana sempurna dan berhenti bertumimbal lahir selamanya." Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk
hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."
Pernyataan dari sutra intan di atas jelas sekali memaparkan bahwa bahkan ASPIRASI HALUS seorang BODHISATVA yang beraspirasi untuk MENYEBERANGKAN MAKHLUK LAIN adalah kilesa dan ilusi. Karena bahkan TATHAGATHA sendiri juga tidak akan mampu menyeberangkan orang lain...
Ajaran BUDDHA tetap konsisten dalam konsep bahwa SEMUA MAKHLUK ADALAH PEWARIS KARMA MASING MASING. TIDAK ADA YANG BISA MEWAKILI ATAU MENOLONG... HANYA DIRI SENDIRI YANG MAMPU MENOLONG DIRI SENDIRI.
Lihat sendiri apa PERNYATAAN yang saudara QUOTE dari penjelasan buku LIBERATION IN HANDS itu bertentangan dengan isi SUTRA INTAN kagak ??
Sama sama literatur MAHAYANA kan ?? nanti kalau saya tuliskan literatur THERAVADA, anda protes karena streamline-nya gak sama... makanya saya paparkan yang literatur MAHAYANA...