-
Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.
[Tantrayana] (cen fo zhong)/ by master LU SHENG YEN
- Pembuat thread awal. siao yang
- Tanggal Mulai
akiong
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 41745
- Sejak
- 25 Apr 2008
- Pesan
- 2.971
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
666
IndoForum Junior B
- No. Urut
- 19114
- Sejak
- 19 Jul 2007
- Pesan
- 2.522
- Nilai reaksi
- 67
- Poin
- 48
Tujuan gw bikin thread ini supaya kita bisa berdiskusi secara baik tentang ajaran dari master Lu,itu saja
tetapi ditengah jalan banyak yang memprovokasi kami sebagai pengikut dan murid2 aliran ZFZ,maka kami lepas saja kepada saudara/i sedharma dan sebangsa ini,untuk menilai sendiri,apakah salah aliran cfz ini atau memang dianggap sesat???? itu kembali bagaimana cara memandangya
dan lagi persoalan berkaitan dengan magis dan supranatural itu lah yang sulit dijelaskan apabila kita yang masi awam ini belum memahami maksud dari master Lu yang menceritakan pengalaman dunia astral beliau,beliau hanya bersikap jujur bahwa yang dialami oleh beliau itu adalah nyata dan beliau bukan bermaksud mencari sensasi dengan tulisan2 beliau,bagi orang yang paham budha dharma secara ortodoks(theravada) itu sangat tidak masuk akal dan terkesan mengada2,tetapi itu semua beliau ungkapkan dengan harapan bahwa yang dialami oelh beliau adalah nyata dan benar
jadi bagi yang suka cerita gaib yah anda anggaplah anda baca komik gaib versi agam budha,bagi anda yang berpandangan sesat dan ngawur itulah sesosok master Lu yang kalian anggap sesat dan ngawur,toh kami para murid dan pengikut master lu paham dan hanya mengelus dada melihat caci maki yang ditujukan kepada guru kami itu saja
dan terkadang gw sendiri pun lose control apabila diprovokasi sama "cecurut2" yang ngakunya beragama,karena kata2 yang disampaikan pun kasar dan melecehkan harga diri dari seorang kami puja dan hormati dalam diri master Lu,itu semua gw bilang sih memang nga beragama yah kalo sampai berkata seperti itu dan nga punya etiket baik bertanya tentang aliran CFZ ini
sekali lagi tujuan saya bikin thread ini untuk membagi pengalaman dalam meilhat,menjalani,mengamalkan ajaran2 dari para budha yang berbeda jalan menuju nirvana,itu saja
masalah buku, buku dari mahaguru Sheng Yen Lu ada 200an buku, dan hanya sekitar 10% yang bercerita tentang gaib, di indonesia hanya diluncurkan 13 buku sampai saat ini, sisanya 200an buku belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. buku yang diluncurkan di Indonesia sengaja dipilih yang menarik dan mudah dipahami umum, orang awam yang tidak tahu langsung saja main asal fitnah buku2nya itu bercerita soal gaib, dsb. Istilahnya baru tahu sedikit sudah berlagak seperti seorang yang pernah membaca 200an buku tersebut.
Jikalau yang mengaku beragama buddha, buat apa kalian mencampuri urusan orang lain ? apalagi menfitnah tanpa tahu apa-apa dan memiliki pengalaman.
Hukum Karma Tidak Pandang Bulu - Maha Mulia Acarya Lian Sheng
Majalah Dharma Talk edisi November 2008
Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Hukum Karma Tidak Pandang Bulu dari Majalah Dharma Talk edisi November 2008
Bab terdahulu ada menyinggung mantra. Mantra tentu saja memiliki kekuatan mantra. Namun bila seorang jahat menjapa mantra dan karma buruknya berat sekali, kekuatan karma beradu dengan kekuatan mantra, dan apabila kekuatan karma lebih besar maka kekuatan mantra pun tidak berdaya. Oleh karena itu hukum karma tidak memandang bulu adalah pernyataan yang sesuai dengan kenyataan.
Karena menyukai hal-hal yang berhubungan dengan spiritual, saya sering mendatangi orang-orang bijak dan orang-orang yang berilmu. Saya menyukai mendalami agama, pun memiliki cukup banyak sahabat yang ahli dalam bidang ini. Di antara kenalan saya, ada sebuah kisah yang sungguh terjadi, bahkan saya pun menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Orang ini meskipun sudah meninggal, namun mempunyai kenalan yang cukup banyak, oleh karena itu namanya disamarkan, disebut dengan nama palsu. Mohon sidang pembaca memakluminya. Bhiksu Hong orang Tainan, menjadi bhiksu di suatu Vihara di Taipeh.
Setelah lulus SMA, karena berbagai faktor lingkungan keluarga, Hong Seorang pergi ke utara untuk mencari nafkah. Namun gagal total dalam usaha pencarian pekerjaan di Taipeh. Akhirnya berkenalan dengan seorang bhiksu, dan bhiksu ini pun menasihatinya agar meninggalkan kehidupan berumah tangga. Dengan senang hati ia menerimanya, dan akhirnya diberi nama Hong. Biasanya ia bercocok tanam sayur-sayuran dan buah-buahan di belakang Vihara. Kebaktian pagi dan sore diikutinya dengan serius. Penulis pertama kali bertemu dengan Bhiksu Hong di Vihara Ta Cilong dalam suatu upacara besar. Bhiksu Hong Sendiri bertindak sebagai salah seorang pemimpin upacara. Hong Sangat cukup mendalami Buddhadharma, pandai berbicara. Saya pernah minta pendapatnya mengenai "memasuki Nirwana". Jawabannya sangat memuaskan. Setelah saya kembali ke bagian tengah Taiwan, antara kami hanya ada hubungan surat menyurat. Saya mendengar orang bercerita bahwa Hong Sudah menjadi pengajar di kelompok pelantun sutra dari suatu Vihara besar di Taipeh.
Orang yang belajar melantun sutra diwajibkan membayar 500 dollar setiap bulan. Jika ada kegiatan melantunkan sutra untuk orang lain, uang jasa yang diterima semuanya ditelan sendiri. Setelah itu terjadi perselisihan dengan pemimpin Vihara besar yang berakhir dengan sangat memalukan. Pemimpin vihara menuduh Hong Sendiri ingin menguasai dana milik Vihara, sebaliknya Hong menuduh pemimpin wihara mengorupsi uang sumbangan dupa dan minyak.
Seorang bhiksu terlibat dalam perebutan hak milik wihara ibarat menyiram kotoran ke kepala Buddha, sungguh tragis! Seseorang yang berlatih diri dalam kesucian seyogyanya rela melepaskan apa saja. Buddha ada di dalam hati, hatilah yang menjadi Vihara. Buat apa serakah terhadap Vihara yang berwujud! Bercekcok dalam hak milik Vihara, apa bedanya dengan umat awam yang berebut harta. Seorang bhiksu seyogyanya memahami bahwa segala sesuatu tidaklah kekal, empat unsur (pembentuk jasmani) hakikatnya kosong. Seyogyanya mengikis habis tiga racun (keserakahan, kebencian dan kegelapan batin) barulah tidak melekat pada keenam obyek indriya. Dengan moralitas demikian barulah berarti telah berhasil menapak satu langkah dalam ketaktergoyahan batin. Meskipun memahami Buddhadharma, Hong sendiri tidak bisa kuasai pikiran serakah dan kebencian, sungguh menyedihkan!
Ada sebuah syair dalam Sutra Mahaparinirwana :
Semua yang ada di dunia, yang hidup akan mati;
walau usia tak terukur, namun ada batasnya.
Yang gagah niscaya akan layu, yang berkumpul akan berpisah;
hebat sewaktu muda, namun penyakit tak bisa ditolak;
Derita datang silih berganti, berputar terus bagai roda;
tiga alam serba tak langgeng, tiada bahagia dalam eksistensi.
Hong masih muda, namun ketidakkekalan datang menerjang, ia menderita kanker tulang. Semua dokter angkat tangan. Hanya dalam dua bulan, maut pun datang menjemput. Kanker tulang tiba-tiba datang merenggut nyawa Hong membuat sejumlah kenalannya amat sedih. Hanya berumur 28 tahun, perjalanan hidup pun sudah berakhir, sungguh malang! Mengetahui Hong telah meninggal, saya pun memasang pelita arwah di altar rumah saya, memasang papan nama arwah. Selama ini saya suka melantun Sutra Ksitigarbha. Kebajikan Sutra Ksitigarbha besar sekali, membuahkan hasil yang tak terbayangkan bila melantunkannya. Saya memahami bahwa neraka arwah sesungguhnya merupakan neraka hati manusia. Bila hati manusia tidak bersekutu dengan neraka, barulah neraka arwah dapat dikosongkan. Ketika pelantunan sutra memasuki hari ketujuh, saat melantun Bab Kekaguman Terhadap Tathagata, tiba-tiba huruf-huruf dalam Sutra Ksitigarbha membesar. Dari huruf muncul sekuntum bunga teratai, namun hilang ketika menatapnya lagi. Ketika memandang ke sekeliling, saya sudah berada di satu sudut aula pengadilan arwah. Petugas dunia arwah tampak sibuk. Di aula pengadilan arwah tampak jaksa alam arwah sedang mengadili seseorang. Rupanya orang ini adalah Bhiksu Hong mengenakan jubah kuning. Jaksa menyuruh petugas melepaskan jubah Hong setelah melepaskan jubah, dengan takzim petugas memberi hormat kepada jubah. Kemudian jaksa menyuruh lagi memasangkan belenggu tangan dan kaki. Hong mengadah ke langit sambil berdesah, memejamkan kedua mata, serta merta melantunkan Mahakaruna Dharani. Baru satu kata saja dari Mahakaruna Dharani dilantunkan, borgol di kaki dan tangannya segera terlepas dan jatuh ke tanah. Namun bila Hong berhenti membaca dharani, borgol akan terbang kembali ke tangan dan kakinya. Ia membaca dharani lagi, belenggu pun berubah menjadi dua kuntum teratai putih, melayang ke angkasa. Jaksa menjadi ketakutan.
Pada saat itulah terdengar Yamaraja (Y? Wang/Yam Lo Ong) berseru keras, "Mahakaruna Dharani adalah Dharani Seribu Tangan Seribu Mata, para bhiksu mengetahui mantra ini, kekuatannya dahsyat sekali. Antarkan segera ke tempat tumimbal lahir, agar terlahir sebagai bayi serakah dan pemarah, kemudian dimatikan lagi. Bila sudah reinkarnasi satu kali, mantranya pun akan terlupakan.
Jatuhkan hukuman sesuai dengan karmanya. Agar orang-orang di dunia mengetahui bahwa hukum karma tidak memandang bulu, siapa pun tak dapat luput darinya."
Mendengar sampai sini, barulah kupahami kedahsyatan kekuatan karma.
Walaupun diberkati kekuatan mantra, para petugas di dunia arwah pun mempunyai cara untuk menghadapinya. Meskipun kekuatan mantra besar sekali, walaupun kekuatan Buddhadharma tiada batasnya, bila tidak memiliki kebajikan, pun tak dapat terselamatkan! Berpikir sampai di sini, saya pun merasa sudah kembali ke rumah. Sambil beranjali, saya melantunkan nama suci Bodhisatwa Ksitigarbha. Terdengar Bodhisatwa Ksitigarbha berucap kepada saya, "Lien Sheng, karmawarana Hong berat sekali.
Meskipun mempelajari Buddhadharma namun bertindak sebaliknya, keburukan melebihi kebajikan, merebut harta tiada kendali, menumbuhkembangkan keburukan, menabur sendiri bibit neraka. Walaupun secara lahiriah adalah seorang sramana, namun batin tidak mencerminkan seorang sramana. Buah neraka tidak memandang bulu. Nasihatilah orang-orang di dunia, jangan meremehkannya. Keburukan sekecil apa pun jangan dilakukan. Tadi saya membawa kesadaran Anda memasuki dunia arwah untuk menyaksikan pengadilan itu. Lien Sheng, waspadalah, tidak melanggar janji yang telah diucapkan barulah dapat terhindar dari siksaan neraka."
Penulis merinding mendengar kata-kata Bodhisatwa Ksitigarbha. Karena memperoleh kesempatan gaib, banyak hal yang tak terbayangkan terjadi pada diri saya. Penglihatan saya atas dewa, Buddha, setan serta pendengaran saya atas suara-suara aneh, bagi orang awam adalah sesuatu yang ajaib dan tak layak dipercaya. Namun bagi saya lumrah sekali, biasa-biasa saja. Terserah pembaca mau percaya atau tidak percaya, harap ingat kata-kata saya, "Karma muncul dari pikiran, hukum karma tidak memandang bulu".
=========================================================
Dalam majalah dharma talk ini juga berisi penjelasan mengenai:
Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk secara gratis dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di Situs Majalah Dharma Talk, lalu di email kan kembali ke redaksi.
Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat mengisi formulir yg terdapat di: sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.
Majalah Dharma Talk edisi November 2008
Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Hukum Karma Tidak Pandang Bulu dari Majalah Dharma Talk edisi November 2008
Bab terdahulu ada menyinggung mantra. Mantra tentu saja memiliki kekuatan mantra. Namun bila seorang jahat menjapa mantra dan karma buruknya berat sekali, kekuatan karma beradu dengan kekuatan mantra, dan apabila kekuatan karma lebih besar maka kekuatan mantra pun tidak berdaya. Oleh karena itu hukum karma tidak memandang bulu adalah pernyataan yang sesuai dengan kenyataan.
Karena menyukai hal-hal yang berhubungan dengan spiritual, saya sering mendatangi orang-orang bijak dan orang-orang yang berilmu. Saya menyukai mendalami agama, pun memiliki cukup banyak sahabat yang ahli dalam bidang ini. Di antara kenalan saya, ada sebuah kisah yang sungguh terjadi, bahkan saya pun menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Orang ini meskipun sudah meninggal, namun mempunyai kenalan yang cukup banyak, oleh karena itu namanya disamarkan, disebut dengan nama palsu. Mohon sidang pembaca memakluminya. Bhiksu Hong orang Tainan, menjadi bhiksu di suatu Vihara di Taipeh.
Setelah lulus SMA, karena berbagai faktor lingkungan keluarga, Hong Seorang pergi ke utara untuk mencari nafkah. Namun gagal total dalam usaha pencarian pekerjaan di Taipeh. Akhirnya berkenalan dengan seorang bhiksu, dan bhiksu ini pun menasihatinya agar meninggalkan kehidupan berumah tangga. Dengan senang hati ia menerimanya, dan akhirnya diberi nama Hong. Biasanya ia bercocok tanam sayur-sayuran dan buah-buahan di belakang Vihara. Kebaktian pagi dan sore diikutinya dengan serius. Penulis pertama kali bertemu dengan Bhiksu Hong di Vihara Ta Cilong dalam suatu upacara besar. Bhiksu Hong Sendiri bertindak sebagai salah seorang pemimpin upacara. Hong Sangat cukup mendalami Buddhadharma, pandai berbicara. Saya pernah minta pendapatnya mengenai "memasuki Nirwana". Jawabannya sangat memuaskan. Setelah saya kembali ke bagian tengah Taiwan, antara kami hanya ada hubungan surat menyurat. Saya mendengar orang bercerita bahwa Hong Sudah menjadi pengajar di kelompok pelantun sutra dari suatu Vihara besar di Taipeh.
Orang yang belajar melantun sutra diwajibkan membayar 500 dollar setiap bulan. Jika ada kegiatan melantunkan sutra untuk orang lain, uang jasa yang diterima semuanya ditelan sendiri. Setelah itu terjadi perselisihan dengan pemimpin Vihara besar yang berakhir dengan sangat memalukan. Pemimpin vihara menuduh Hong Sendiri ingin menguasai dana milik Vihara, sebaliknya Hong menuduh pemimpin wihara mengorupsi uang sumbangan dupa dan minyak.
Seorang bhiksu terlibat dalam perebutan hak milik wihara ibarat menyiram kotoran ke kepala Buddha, sungguh tragis! Seseorang yang berlatih diri dalam kesucian seyogyanya rela melepaskan apa saja. Buddha ada di dalam hati, hatilah yang menjadi Vihara. Buat apa serakah terhadap Vihara yang berwujud! Bercekcok dalam hak milik Vihara, apa bedanya dengan umat awam yang berebut harta. Seorang bhiksu seyogyanya memahami bahwa segala sesuatu tidaklah kekal, empat unsur (pembentuk jasmani) hakikatnya kosong. Seyogyanya mengikis habis tiga racun (keserakahan, kebencian dan kegelapan batin) barulah tidak melekat pada keenam obyek indriya. Dengan moralitas demikian barulah berarti telah berhasil menapak satu langkah dalam ketaktergoyahan batin. Meskipun memahami Buddhadharma, Hong sendiri tidak bisa kuasai pikiran serakah dan kebencian, sungguh menyedihkan!
Ada sebuah syair dalam Sutra Mahaparinirwana :
Semua yang ada di dunia, yang hidup akan mati;
walau usia tak terukur, namun ada batasnya.
Yang gagah niscaya akan layu, yang berkumpul akan berpisah;
hebat sewaktu muda, namun penyakit tak bisa ditolak;
Derita datang silih berganti, berputar terus bagai roda;
tiga alam serba tak langgeng, tiada bahagia dalam eksistensi.
Hong masih muda, namun ketidakkekalan datang menerjang, ia menderita kanker tulang. Semua dokter angkat tangan. Hanya dalam dua bulan, maut pun datang menjemput. Kanker tulang tiba-tiba datang merenggut nyawa Hong membuat sejumlah kenalannya amat sedih. Hanya berumur 28 tahun, perjalanan hidup pun sudah berakhir, sungguh malang! Mengetahui Hong telah meninggal, saya pun memasang pelita arwah di altar rumah saya, memasang papan nama arwah. Selama ini saya suka melantun Sutra Ksitigarbha. Kebajikan Sutra Ksitigarbha besar sekali, membuahkan hasil yang tak terbayangkan bila melantunkannya. Saya memahami bahwa neraka arwah sesungguhnya merupakan neraka hati manusia. Bila hati manusia tidak bersekutu dengan neraka, barulah neraka arwah dapat dikosongkan. Ketika pelantunan sutra memasuki hari ketujuh, saat melantun Bab Kekaguman Terhadap Tathagata, tiba-tiba huruf-huruf dalam Sutra Ksitigarbha membesar. Dari huruf muncul sekuntum bunga teratai, namun hilang ketika menatapnya lagi. Ketika memandang ke sekeliling, saya sudah berada di satu sudut aula pengadilan arwah. Petugas dunia arwah tampak sibuk. Di aula pengadilan arwah tampak jaksa alam arwah sedang mengadili seseorang. Rupanya orang ini adalah Bhiksu Hong mengenakan jubah kuning. Jaksa menyuruh petugas melepaskan jubah Hong setelah melepaskan jubah, dengan takzim petugas memberi hormat kepada jubah. Kemudian jaksa menyuruh lagi memasangkan belenggu tangan dan kaki. Hong mengadah ke langit sambil berdesah, memejamkan kedua mata, serta merta melantunkan Mahakaruna Dharani. Baru satu kata saja dari Mahakaruna Dharani dilantunkan, borgol di kaki dan tangannya segera terlepas dan jatuh ke tanah. Namun bila Hong berhenti membaca dharani, borgol akan terbang kembali ke tangan dan kakinya. Ia membaca dharani lagi, belenggu pun berubah menjadi dua kuntum teratai putih, melayang ke angkasa. Jaksa menjadi ketakutan.
Pada saat itulah terdengar Yamaraja (Y? Wang/Yam Lo Ong) berseru keras, "Mahakaruna Dharani adalah Dharani Seribu Tangan Seribu Mata, para bhiksu mengetahui mantra ini, kekuatannya dahsyat sekali. Antarkan segera ke tempat tumimbal lahir, agar terlahir sebagai bayi serakah dan pemarah, kemudian dimatikan lagi. Bila sudah reinkarnasi satu kali, mantranya pun akan terlupakan.
Jatuhkan hukuman sesuai dengan karmanya. Agar orang-orang di dunia mengetahui bahwa hukum karma tidak memandang bulu, siapa pun tak dapat luput darinya."
Mendengar sampai sini, barulah kupahami kedahsyatan kekuatan karma.
Walaupun diberkati kekuatan mantra, para petugas di dunia arwah pun mempunyai cara untuk menghadapinya. Meskipun kekuatan mantra besar sekali, walaupun kekuatan Buddhadharma tiada batasnya, bila tidak memiliki kebajikan, pun tak dapat terselamatkan! Berpikir sampai di sini, saya pun merasa sudah kembali ke rumah. Sambil beranjali, saya melantunkan nama suci Bodhisatwa Ksitigarbha. Terdengar Bodhisatwa Ksitigarbha berucap kepada saya, "Lien Sheng, karmawarana Hong berat sekali.
Meskipun mempelajari Buddhadharma namun bertindak sebaliknya, keburukan melebihi kebajikan, merebut harta tiada kendali, menumbuhkembangkan keburukan, menabur sendiri bibit neraka. Walaupun secara lahiriah adalah seorang sramana, namun batin tidak mencerminkan seorang sramana. Buah neraka tidak memandang bulu. Nasihatilah orang-orang di dunia, jangan meremehkannya. Keburukan sekecil apa pun jangan dilakukan. Tadi saya membawa kesadaran Anda memasuki dunia arwah untuk menyaksikan pengadilan itu. Lien Sheng, waspadalah, tidak melanggar janji yang telah diucapkan barulah dapat terhindar dari siksaan neraka."
Penulis merinding mendengar kata-kata Bodhisatwa Ksitigarbha. Karena memperoleh kesempatan gaib, banyak hal yang tak terbayangkan terjadi pada diri saya. Penglihatan saya atas dewa, Buddha, setan serta pendengaran saya atas suara-suara aneh, bagi orang awam adalah sesuatu yang ajaib dan tak layak dipercaya. Namun bagi saya lumrah sekali, biasa-biasa saja. Terserah pembaca mau percaya atau tidak percaya, harap ingat kata-kata saya, "Karma muncul dari pikiran, hukum karma tidak memandang bulu".
=========================================================
Dalam majalah dharma talk ini juga berisi penjelasan mengenai:
- Dharmaraja Buddha Hidup Lian Sheng memimpin homa Hayagriva Vidyaraja di Rainbow Temple
- Hukum karma tidak pandang bulu
- Memberi restu pada pengantin baru saling menghormati ibarat menghormati tamu
- Maha Guru menjawab pertanyaan seputar sadhana usai homa Mahacundi di Rainbow Villa, salah satu pertanyaannya : Bagaimana tubuh berubah menjadi sinar pelangi?
- Maha Guru mengatakan bahwa Surga Timur sama dengan Surga Barat
- Maha Guru berceramah tentang perawatan gigi dan pindagraha, perawatan yang sangat penting, perhatikan karma ucapan dan neraka pencabut gigi.
- Maha Guru menjelaskan mengenai Hevajra
- Banyak siswa Zhenfo Zong membuktikan melalui penekunan sungguh – sungguh.
Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk secara gratis dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di Situs Majalah Dharma Talk, lalu di email kan kembali ke redaksi.
Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat mengisi formulir yg terdapat di: sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.
akiong
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 41745
- Sejak
- 25 Apr 2008
- Pesan
- 2.971
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
yooouu galak bener.
komik nya enak kok di baca. ada pelajaran bijaksana yg terkandung di dalamnya.
memfitnah itu melukai perasaan orang lain. membela ajaran sang GURU apakah itu termasuk memfitnah ? seseorang harus memilah memfitnah dgn membela. dengan demikian tidak ada yg terluka dan ada orang yg mengerti ajaran sang GURU- BUDHA GAUTAMA.
boss. ini pujian ato kritik neee ?
Meibi yes meibi no....pendahulu.....
jangan nyundul dong ...ntar jidatnya jadi pitak/sob /gg
teratai putih
IndoForum Newbie F
- No. Urut
- 130197
- Sejak
- 26 Apr 2011
- Pesan
- 3
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 1
Saudara joke....setiap org memiliki pandanga dan pemahaman yg berbeda terhadap suatu agama atau kepercayaan. Sbg seorang Buddhis sejati hendaknya lah kita menghormati setiap orang yg memiliki kepercayaan yg berbeda terhadap kita. Bukan malah menghujat dgn kata2 peda yg sementara anda sendiri blm mengetahui benar tdk nya berita yg anda dpt. Seandainya apa yg anda liat dan dengar ternyata salah....bukannya apa yg telah anda hujat merupakan suatu fitnah yg cukup besar yg menimbulkan buah karma buruk yg sangat besar pula.marilah kita sama2 menghormati perbedaan yg ada.forum diskusi adalah tempat kita bertukar pikiran terhadap perbedaan yg ada.mendiskusikan apa yg tdk kita ketahui akan tetapi jgn lah kita menyebarkan statement yg tdk bisa dipertanggung jawabkan.ma
teratai putih
IndoForum Newbie F
- No. Urut
- 130197
- Sejak
- 26 Apr 2011
- Pesan
- 3
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 1
saudara joke. setiap org memiliki pandangan serta pemahamnan yg berbeda terhadap suatu ajaran atau kepercayaan. sbg seorang Buddhis sejati hendaknya kita saling menghormati setiap perbedaan yg ada. forum diskusi adlh tempat saling bertukar pikiran terhadap ajaran Buddha.bukan tempat saling menghujat terhadap ajaran yg berbeda. apa yg anda liat (di website) maupun yg anda dengar meskipun dari Rinpoche yg anda yakini belum tentu dpt dibuktikan kebenarannya. andaikata apa yg anda liat dan anda dengar sama sekali salah , bukankah anda telah menyebar fitnah yg sangat besar yg menimbulkan karma buruk yg luar biasa dahsyat. tdk ada gunanya kita menghujat atau menghakimi sebuah ajaran. sblm Buddha Sakyamuni parinibbanna,juga banyak sekali oknum yg menghujat beliau dgn mengatakan ajaran sesat,budha palsu,asal2 mengaku buddha saja.bahkan ada yg berusaha membunuh beliau (devadatta).ternyata apa yg terjadi setelah itu ???? Sakyamuni memang benar2 telah mencapai penerangan sempurna.setelah beliau parinibbanna baru lah seluruh dunia mengakui beliau adlh Buddha. begitu juga dgn master LU. andaikata beliau memang telah mencapai pencerahan, bukankah anda telah memfitnah seorang Buddha.tidak bisa dibayangkan karma buruk yg akan di terima. menurut saya lbh baik mendengarkan saja tanpa hrs menghujat. dikala kita merasa yakin maka bole kita ikuti akan tetapi bila merasa tdk yakin lbh baik diam saja dari pada menimbulkan karma buruk. harus kita akui bersama bagaimanapun Zenfozong sudah menjadi sebuah agama yg diakui dunia yg bahkan umatnya telah mencapai 10juta. menghujat Zenfozong sama dgn menghujat 10 juta orang.bayangkan saja karmanya. salam..............................
teratai putih
IndoForum Newbie F
- No. Urut
- 130197
- Sejak
- 26 Apr 2011
- Pesan
- 3
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 1
oh..........maklum baru bergabung jadi tdk tau.sipppp lah. mohon petunjuk nya tentangZFZ.
akiong
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 41745
- Sejak
- 25 Apr 2008
- Pesan
- 2.971
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
entar kita rame2 lihat relic master Lu sen Yen ....budha . entar entah kapan.... jangan kaga ada kristalnya loh kayak relic maha boowa.
waduh yang bold+underline+garismiring..............
hs dah ngehujat-hujat di forum sebelah...wow..............karmanya yaaaa seribu kali lipat dong...../sob
Kalo si Keong malah lebih banyak karmanya selakasa lipat dong /gg
...................
/heh/heh/heh
stayuniversal
IndoForum Newbie F
- No. Urut
- 174300
- Sejak
- 8 Jun 2012
- Pesan
- 1
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 1
sebelum menghujat atau menghakimi sesuatu ttg ajaran budha zfz, napa gak coba kalian masukkin dan selami ajaran zfz? ehipasiko
Youngrider
IndoForum Newbie F
- No. Urut
- 174752
- Sejak
- 14 Jun 2012
- Pesan
- 1
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 1
Pak akiong, dari semua comments yang ada, saya dapat menyelami apa yang anda sharing
entar kita rame2 lihat relic master Lu sen Yen ....budha . entar entah kapan.... jangan kaga ada kristalnya loh kayak relic maha boowa.
relic bisa bermacam2 bentuknya,kalo sampai kristal pasti ada la
btw relic guru ik kwan tao ada nga??? apa lau mo ciao ada nga???
gw pengen liat kalo ada
URL Pendek: