Klo menurut gue letak masalah nya ada pada impian2 orang tua yg didasri pada 2 hal
1.jabatan(cepat naiknya, dan tinggi)
2.gaji(jumlah besar, cepat nambahnya)
berdasarkan pengalaman ortu gue nyaranin gw masuk ipa ntar geologi kuliahnya, terus kerja di tambang sebab gajinya gede.
rupanya temen2 gw juga mengalami hal yg sama, hanya saja mereka da yg dipaksa ke kedokteran, tehnik, dll, dg kasus cepet naik pangkat n gaji gede(ntar klo dah kerja)
nah yg begini ini yang membuat ips diabaikan seb eb ips hanya memiliki 1 pelajaran bergaji gede yaitu akuntansi.
padahal kalau yg kita pikirkan hanya bekerja pada orang lain bagaimana pengangguran bisa teratasi, jangan dikira klo dah ipa segalanya langsung tercapai dg mulus, belum tentu karena kemungkinan pekerja mendapat pekerjaan sangat sulit bahkan seorang S1 tahun 2009 lalu, tingkat penagngguran semakin tinggi.
resolusi dari masalah itu adalah membuka pikiran picik kita saat ini, buka mata dengan banyak membaca keadaan ekonomi politik dan budaya yg ada, lalu buka lapangan pekerjaan, jangan cuma ngikut.
maap klo yg diatas OOT tapi kesimpulannya baik jurusan IPA ato IPS itu sama yg penting nanti kita dapat menyesuaikan kondisi, sekolah itu bukan apa2 hanya ijazah dan pengalaman yg didapat, yg terpenting adalah kesadaran kita akan kondisi negara kita saat ini.
sekian semoga bermanfaat dan diskriminasi itu dapat di putuskan kutukanyya.