• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

@Cbhirawa



Tepat sekali bli..Guru kami memang pernah diperintahkan oleh Ida Sesuhunan agar dibakar hidup-hidup. Dalam prosesi pembakaran ini wajib dipimpin oleh 3 Pandita dari Siwa,Bhujangga,dan Budha. Namun tidak ada satu pun Sulinggih yg bersedia utk memimpin upacara ini. Dan terpaksa ritual ini dibatalkan karena syarat utama tidak dapat dipenuhi yaitu dipimpin oleh Tri Sadhaka. Mungkin sejenak kita berpikir, bukankah Ida Sesuhunan Maha Sakti, tanpa dipimpin oleh Tri Sadhaka pun jika Ida Sesuhunan berkehendak pasti bisa, namun tidak demikian adanya, mengapa? itu karena ritual dibakar hidup-hidup ini sifatnya DISENGAJA,dan wajib hukumnya agar Tri Loka (Bhur,Bwah,Swah) disomya terlebih dahulu oleh Tri Sadhaka agar seluruh butha kala yg hadir bisa dinetralisir. Tapi apa boleh buat, Sulinggih juga manusia, dan penolakan dari para Sulinggih itu sifatnya manusiawi dan itu bisa dimaklumi.

Dahulu ketika Guru kami dikubur hidup-hidup saja sudah ada tentangan dari PHDI dan desa adat. Apalagi sekarang, tidak main2 DIBAKAR HIDUP-HIDUP! Memang sangat disayangkan..padahal jika pemargi ini jadi dilaksanakan dan pemberitaannya besar-besaran dijamin Hindu akan berjaya lagi setidaknya di pulau Jawa.

Saya ingin menekankan di sini, bahwa segala ritual aneh bin ajaib (mukjizat) yg dilakukan oleh Guru kami bukanlah utk pamer kesaktian, namun ini karena perintah dari Ida Sesuhunan, melalui ritual2 mengerikan ini Ida Sesuhunan ingin mengatakan kepada umat manusia "Cening..Titiang wenten" yg artinya "wahai manusia, Aku ada", bagaimana mungkin orang yg dikubur hidup2 selama 3 hari bs bertahan hidup dan di hari ke 3 (tepat di hari Purnama) ketika kuburannya dibongkar orang tsb tidak ada malah raganya sdh pindah di Pura Silayukti yg jaraknya ratusan kilometer dari Denpasar kalau bukan atas Kasuecan Ida Sesuhunan?dan kemudian orang tsb memohon para Sulinggih agar bersedia memimpin upacara pembakaran dirinya hidup-hidup,hanya Manusia Terpilih yg melakukan hal2 seperti ini.

kalo boleh saya tahu darimana anda mendapat kabar bahwa Guru kami pernah akan dibakar hidup2?



owh..bgtu !,yaah mnurut pndapat tyang pribadi,mngutip wacana tokoh2 adat dan agama di bali yg mngatakan bhwa sgla kegiatan ritual di bali berpedoman dri Sastra,kitab suci atw pustaka/lontar yg di wariskan leluhur2 kita dulu so dpat dimklumi jika trjdi pro dan kontra di masyarakat.
.
tyng tw info itu[dibakar hidup2] dri slh satu media cetak terkemuka di bali coz dri sebelumnya tyng emng tertarik sekali dgn Ritual yg bnar2 Aneh bin Ajaib itu yg sblumnya sempat beberapa kali/berseri di tayangkan di slh satu tv lokal bali, klu gk slah dlm acra Sekala Niskala dan tyng ingt betul episode 1 wktu bliau guru anda dikubur hidup2 dan akhirnya muncul di silayukti,2 wktu putra guru anda melaksanakan ritual yg sama klu gk salah muncul di gianyar dan yg ke 3 wktu penganugrahan dri sebutir telur yg berisi mirah/batu permata di dalamnya..kira2 bgtulah yg tyng saksikan di tv... dan jujur tyng akui itu emang sungguh suatu pengalaman spritual yg sngt Luar biasa dan langka !

Dan tyng setuju dgn pndapat anda klu hal ini di publikasikan scra Nasional sdikit tidaknya bsa dijadikan suatu kebanggaan bgi sdra2 kita di nusantara bhkan dunia guna mempertebal keyakinan terhadap apa yg tlh diwariskan leluhu2r merupakan suatu kenyataan dan bukan sekedar dongeng belaka.......Dan yg terpnting adlh..meraka2 yg slama ini memandang remeh dan rendah orng Bali/hindu..smga mata hatinya terbuka ..bahwa orang2 bali dgn keHindu'anya bsa membuktikan sesuatu yg tidak mungkin bisa mnjadi mungkin.....tapii sprti yg sudah2,so kita harus bsa mnguasai dan mempersiapkan diri dgn fakta2 riil dan argumen2 yg tepat [maaf tk ada mksd tuk menggurui]coz sesuai dgn knyataan yg ada mrka psti mnunjukan sikap anti,tdk percaya dan iri...biasanya dgn menuduh yg bukan2,cntonya Sai Baba yg notabene orng hindu mrka fitnah sbgai DAJJAL,pdhl scra Logika beliau udh bnyak berbuat demi kebaikan umat mnusia...nah cba bndingkan dgn si Osama bin laden...yahh slhkan nilai sndiri....

Nah usul tyng..klu bsa dan jk anda berkenan sebaiknya Artikel yg sngt menarik ini di sebar luaskan atw bagi pngalaman anda ini dgn cara sharing/maen2 ke forum yg lain...dan sprti pepatah'"gambar bsa lebih brarti dri beribu kata""..nah alangkah lbh bagus dan meyakinkan bila disertai dgn Foto/gambar ..yg tentunya bsa lbh myakinkan si penyimak yg kdang kritis,..spa tw bsa bermanfaat buat sdra2 kita di luar sana ...suksme...
 
@Cbhirawa

tyng tw info itu[dibakar hidup2] dri slh satu media cetak terkemuka di bali coz dri sebelumnya tyng emng tertarik sekali dgn Ritual yg bnar2 Aneh bin Ajaib itu yg sblumnya sempat beberapa kali/berseri di tayangkan di slh satu tv lokal bali, klu gk slah dlm acra Sekala Niskala dan tyng ingt betul episode 1 wktu bliau guru anda dikubur hidup2 dan akhirnya muncul di silayukti,2 wktu putra guru anda melaksanakan ritual yg sama klu gk salah muncul di gianyar dan yg ke 3 wktu penganugrahan dri sebutir telur yg berisi mirah/batu permata di dalamnya..kira2 bgtulah yg tyng saksikan di tv... dan jujur tyng akui itu emang sungguh suatu pengalaman spritual yg sngt Luar biasa dan langka !

Nanti akan saya ceritakan bagaimana kejadian sebenarnya ketika putra dari Guru kami yg dipanggil Mangku Alit menjalani ritual dikubur hidup2 ini. Anda melihat dr TV saja sudah terkagum-kagum apalagi saya yg melihat sendiri dan sudah ngiring dari sejak kelas 4 SD, peristiwa2 seperti ini hanya terjadi dalam dongeng dan kisah2 dlm kitab suci, entah apa karma baik saya sehingga saya pny kesempatan utk ngiring dan melihat mukjizat2 ini, saya benar2 manusia yg beruntung.

Dan tyng setuju dgn pndapat anda klu hal ini di publikasikan scra Nasional sdikit tidaknya bsa dijadikan suatu kebanggaan bgi sdra2 kita di nusantara bhkan dunia guna mempertebal keyakinan terhadap apa yg tlh diwariskan leluhu2r merupakan suatu kenyataan dan bukan sekedar dongeng belaka.......Dan yg terpnting adlh..meraka2 yg slama ini memandang remeh dan rendah orng Bali/hindu..smga mata hatinya terbuka ..bahwa orang2 bali dgn keHindu'anya bsa membuktikan sesuatu yg tidak mungkin bisa mnjadi mungkin.....tapii sprti yg sudah2,so kita harus bsa mnguasai dan mempersiapkan diri dgn fakta2 riil dan argumen2 yg tepat [maaf tk ada mksd tuk menggurui]coz sesuai dgn knyataan yg ada mrka psti mnunjukan sikap anti,tdk percaya dan iri...biasanya dgn menuduh yg bukan2,cntonya Sai Baba yg notabene orng hindu mrka fitnah sbgai DAJJAL,pdhl scra Logika beliau udh bnyak berbuat demi kebaikan umat mnusia...nah cba bndingkan dgn si Osama bin laden...yahh slhkan nilai sndiri....

Bali itu luar biasa, kalo boleh saya bilang manusia2 Bali itu adl KAUM TERPILIH,hanya sayang manusia2 Bali itu rendah diri terhadap agamanya (Hindu Bali). Saya ingin menyampaikan sebuah wahyu yg sebenarnya tidak ingin saya sampaikan karena terkesan rasis (walaupun tidak) dan ada unsur pembenaran thd ajaran dr agama lain, begini Ida Sesuhunan memberikan wahyu "Sane dumun..sane sampun-sampun lintang..Titiang mapica Panugrahan Rwa Bhinneda Tanpa Sastra ring Bangsa Israel..sakadi mangkin Titiang mapica ring jagat Bali!!"..bukankah dlm ajaran agama lain Bangsa Israel itu adl bangsa terpilih?lalu sekarang Tuhan (Ida Sesuhunan) menjatuhkan pilihanNya pada Bali!!Kita ini adl kaum terpilih, celakalah Indonesia kalo sampai orang2 Bali meninggalkan agama Hindu Bali!!


Nah usul tyng..klu bsa dan jk anda berkenan sebaiknya Artikel yg sngt menarik ini di sebar luaskan atw bagi pngalaman anda ini dgn cara sharing/maen2 ke forum yg lain...dan sprti pepatah'"gambar bsa lebih brarti dri beribu kata""..nah alangkah lbh bagus dan meyakinkan bila disertai dgn Foto/gambar ..yg tentunya bsa lbh myakinkan si penyimak yg kdang kritis,..spa tw bsa bermanfaat buat sdra2 kita di luar sana ...suksme...

Beberapa gambar sebenarnya sdh pernah saya posting di :https://www.forum.or.id/t56052-5/
Terus terang saya ingin sekali memotret dan merekam mukjizat2 dan panugrahan2 yg diberikan Ida Sesuhunan, namun nyali saya menciut, saya sangat takut dicap "nakal" oleh Ida Sesuhunan, pernah saya ingin minta izin utk memotret ketika ada umat yg ngelungsur Panugrahan Buana Agung tapi tidak ada sepatah kata pun yg keluar dr mulut saya, hanya keringat yg jatuh berceceran..saya tidak berkutik!!Mohon maaf karena saya belum mampu menyajikan gambar2 dan video, mungkin belum waktunya, dan belum mendapat restu dr Ida Sesuhunan..
Saya hanya ingin posting di forum ini, kalo saya posting di forum2 lain kesannya saya seperti salesman,seolah-olah mencari umat, karena itu biarkanlah umat yg mencari dan kalo mereka berjodoh mereka akan menemukan pencerahan di forum dan thread ini..
 
selamat sore semua
lama ga maen ke forum ini
hampir 3 tahun
mencoba aktif lagi
ijin baca sharing an nya Om JakaLoco:D
 
Lama sudah tidak posting akibat kesibukan yg tdk bs ditinggalkan..akhirnya berhasil jg menyusun "Cara puasa yg baik dan benar" sesuai janji saya kpd rekan2..

Silahkan didownload di Puasa Yasa Pakemitan

Terima kasih..
 
TIRTA PAHIT

Kali ini saya akan menceritakan panugrahan Ida Sesuhunan berupa tirta(air) yg rasanya pahit. Panugrahan ini juga cukup lama sudah kami lungsur.
Tirta yang rasanya pahit ini dua kali dianugerahkan oleh Ida Sesuhunan. Yang pertama, ketika kami ngelungsur tirta ini Ida Sesuhunan melarang kami untuk mengucapkan kata "pahit/pait". Beberapa minggu kemudian, kembali Ida Sesuhunan menganugerahkan tirta yg sama (berasa pahit), namun kali ini kami diwajibkan mengucapkan kata "pahit/pait" setelah ngelungsur tirta tersebut.

Apa artinya kedua panugrahan ini? Tirta yg pertama, dimana kami dilarang mengucapkan kata "pahit/pait" bermakna bahwa "Sepahit(menderita) apapun hidup kita, jangan pernah mengeluh(mengucap kata pahit)". Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, justru menambah beban pikiran kita. Okelah sangat manusiawi ketika kita dihadapkan oleh permasalahan kita mengeluh, tetapi jangan berlarut-larut. Bangkitlah, busungkan dada, singsingkan lengan baju!!hadapi permasalahan itu dengan rasa tanggung jawab, serahkan hasilnya kepada Ida Sesuhunan, dan apapun hasilnya kita harus senantiasa mensyukurinya (berterima kasih kepada Ida Sesuhunan).

Tirta yang kedua, kami diwajibkan mengucapkan kata pahit bermakna bahwa sebagai seorang yang beragama Hindu wajib hukumnya untuk meyakini bahwa hidup kita ini adalah penderitaan (samsara/pahit), dengan mengucapkan kata pahit setelah ngelungsur tirta tersebut berarti kami telah menyadari sradha ke-4 dari Panca Sradha (5 Keyakinan Dasar Agama Hindu) yang isinya tentang samsara dan punarbhawa,dengan demikian kami wajib berusaha agar tidak mengalami kepahitan (samsara) kembali dengan jalan mencapai kemanunggalan dengan Ida Sesuhunan (sradha ke-5 (Moksa)).

Kedua tirta ini tidak berdiri sendiri, saling berkaitan. Kedua2nya harus dijalankan. INGAT: JIKA ANDA MEMPRAKTEKKAN AJARAN DARI KEDUA TIRTA INI AKAN TETAPI ANDA TIDAK MERASA RINGAN/TENANG DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN HIDUP BERARTI ANDA BELUM MENGHAYATINYA. SEBALIKNYA JIKA ANDA MERASA RINGAN/TENANG, MAKA ANDA SUDAH MENEMUKAN "BENANG MERAH" DARI MAKNA KEDUA TIRTA INI.

Walaupun anda tidak ngelungsur kedua tirta ini tidak menjadi masalah, yg penting anda memahami maknanya dan menjalaninya.
 
Kali ini saya akan menceritakan kejadian2 ketika Mangku Alit (putra Guru kami) dikubur hidup2 (Mati Raga).
Pada awalnya Ida Sesuhunan memilih seorang wanita paruh baya untuk melaksanakan pemargi ini, namun karena yang bersangkutan tidak punya keberanian (apalagi ini masalah nyawa) maka Ida Sesuhunan memilih orang lain. Semua persiapan sudah beres, tepat di hari H ternyata Ida Sesuhunan belum juga memilih siapa yang pantas untuk melaksanakan pemargi ini, detik demi detik menunggu kepastian akhirnya datang juga, Ida Sesuhunan memilih putra Guru kami yang waktu itu belum berstatus Mangku Alit.
Mangku Alit pun bersedia untuk melaksanakan pemargi ini.

Pada hari penguburan (lokasinya sama dengan tempat dimana Guru kami dikubur hidup2) pemargi berjalan dengan lancar. Esok hari terjadi kejadian aneh, salah seorang Pemargi Suci kerasukan atma Mangku Alit. Lucunya ketika kerasukan atma Mangku Alit, Pemargi Suci ini berbicara dan bergaya persis seperti Mangku Alit, tidak ada perbedaan sama sekali!!..melalui tubuh Pemargi Suci ini, Mangku Alit memberitahukan bahwa beliau baik2 saja. Kami pun lega ternyata atma Mangku Alit sudah di Niskala dan jazadnya baik2 saja.

Di hari ke-3 (tepat di hari Tilem (bulan mati)), turun wahyu bahwa Mangku Alit sudah diturunkan di pantai di depan Pura Hyang Sangkur (kalo tidak salah terletak di Kab. Gianyar), kuburan dibongkar, dan tepat sekali Mangku Alit tidak ada di tempat penguburan, kami pun berangkat untuk menjemput beliau, ikut bersama kami beberapa reporter stasiun TV swasta, bahkan ad yg stasiun TV swasta nasional. Setelah kami sampai di lokasi, beliau tidak serta merta ditemukan, karena beliau diturunkan bukan di daratan melainkan di lautnya.

Sangat mengecewakan ketika kami menonton berita tentang dikuburnya Mangku Alit hidup2 di stasiun TV swasta nasional yang ikut meliput pemargi ini. Di sana diberitakan seolah-olah apa yang dilaksanakan oleh Mangku Alit ini adalah ritual biasa saat mengangkat seseorang menjadi Mangku. Unsur2 gaib dan mukjizat tidak diberitakan!!Apalagi berita ini hanya tergolong berita ringan dan ditempatkan di berita paling akhir!!

Keesokan harinya Mangku Alit menceritakan pengalaman beliau di Niskala. Beliau menceritakannya tidak secara lengkap dan tidak berurutan, hanya yg beliau ingat saja ketika itu.
Menurut penuturan beliau, di Niskala beliau dijemput dengan kereta kuda dimana kudanya berjumlah 5 ekor dan berwarna putih..awalnya beliau dibawa ke Lempuyang Luhur.
Di Lempuyang Luhur, beliau bertemu dengan sesosok wanita tua (lingsir) yang penampilannya seperti seorang Pedanda Istri. Wanita ini memegang tongkat di tangan kiri, di kepala Beliau terikat karawista..kemudian Beliau memperlihatkan tangan kananNya kpd Mangku Alit, di genggaman tangan Beliau terdapat 5 macam mirah dengan warna yang berbeda-beda, kemudian Beliau berkata "Jika kamu bisa mendalami dan melaksanakan *****, kamu akan Aku anugerahkan kelima mirah ini". NB: tanda ***** ini adalah sebuah ajaran yang disampaikan oleh Ida Sesuhunan yg untuk saat ini belum bisa saya sampaikan karena alasan tertentu (jumlah tanda bintang ini tidak berkaitan dengan jumlah huruf pada ajaran yg saya maksud, tidak ada hubungannya sama sekali, hanya sebagai tanda untuk menyembunyikan saja).

Kejadian setelah bertemu wanita itu tidak diceritakan lebih lanjut. Kemudian Mangku Alit bercerita ketika beliau menaiki kereta kuda menyusuri Niskala, di ketinggian beliau melihat sebuah tempat yang diperuntukkan bagi Guru Penuntun kami (ayah beliau). Seberapa kencang pun kereta kudanya mencoba untuk mencapai tempat tersebut tidak pernah berhasil, dan pada akhirnya beliau menyerah. Mangku Alit menceritakan bahwa tempat yang diperuntukkan bagi Guru kami adalah tempat yang sangat tinggi dan mulia, tidak sembarang orang bisa mencapainya, hanya orang2 yang disayang dan dipilih Ida Sesuhunan saja yang mampu mencapai tempat tersebut.

Menurut wahyu Ida Sesuhunan, ada perbedaan antara pemargi yang dilaksanakan Guru kami dengan pemargi yang dilaksanakan oleh Mangku Alit. Guru kami ketika diturunkan dari alam Niskala bertepatan dengan hari Purnama (bulan sempurna) sedangkan Mangku Alit bertepatan dengan Tilem (bulan mati). Guru kami diturunkan di depan Pura Silayukti, dimana Pura Silayukti berada di perbukitan (dataran tinggi) sedangkan Mangku Alit diturunkan di laut (depan Pura Hyang Sangkur) yg merupakan dataran rendah. Jumlah kuda penarik kereta Guru kami 7 ekor, sedangkan Mangku Alit 5 ekor (ini menunjukkan perbedaan level kesucian, karena itu Mangku Alit tidak sanggup sampai ke tempat Guru kami).
Perbedaan2 ini untuk menggenapi Rwa Bhinneda.
 
Kali ini saya akan menceritakan kejadian2 ketika Mangku Alit (putra Guru kami) dikubur hidup2 (Mati Raga).
Pada awalnya Ida Sesuhunan memilih seorang wanita paruh baya untuk melaksanakan pemargi ini, namun karena yang bersangkutan tidak punya keberanian (apalagi ini masalah nyawa) maka Ida Sesuhunan memilih orang lain. Semua persiapan sudah beres, tepat di hari H ternyata Ida Sesuhunan belum juga memilih siapa yang pantas untuk melaksanakan pemargi ini, detik demi detik menunggu kepastian akhirnya datang juga, Ida Sesuhunan memilih putra Guru kami yang waktu itu belum berstatus Mangku Alit.
Mangku Alit pun bersedia untuk melaksanakan pemargi ini.

Pada hari penguburan (lokasinya sama dengan tempat dimana Guru kami dikubur hidup2) pemargi berjalan dengan lancar. Esok hari terjadi kejadian aneh, salah seorang Pemargi Suci kerasukan atma Mangku Alit. Lucunya ketika kerasukan atma Mangku Alit, Pemargi Suci ini berbicara dan bergaya persis seperti Mangku Alit, tidak ada perbedaan sama sekali!!..melalui tubuh Pemargi Suci ini, Mangku Alit memberitahukan bahwa beliau baik2 saja. Kami pun lega ternyata atma Mangku Alit sudah di Niskala dan jazadnya baik2 saja.

Di hari ke-3 (tepat di hari Tilem (bulan mati)), turun wahyu bahwa Mangku Alit sudah diturunkan di pantai di depan Pura Hyang Sangkur (kalo tidak salah terletak di Kab. Gianyar), kuburan dibongkar, dan tepat sekali Mangku Alit tidak ada di tempat penguburan, kami pun berangkat untuk menjemput beliau, ikut bersama kami beberapa reporter stasiun TV swasta, bahkan ad yg stasiun TV swasta nasional. Setelah kami sampai di lokasi, beliau tidak serta merta ditemukan, karena beliau diturunkan bukan di daratan melainkan di lautnya.

Sangat mengecewakan ketika kami menonton berita tentang dikuburnya Mangku Alit hidup2 di stasiun TV swasta nasional yang ikut meliput pemargi ini. Di sana diberitakan seolah-olah apa yang dilaksanakan oleh Mangku Alit ini adalah ritual biasa saat mengangkat seseorang menjadi Mangku. Unsur2 gaib dan mukjizat tidak diberitakan!!Apalagi berita ini hanya tergolong berita ringan dan ditempatkan di berita paling akhir!!

Keesokan harinya Mangku Alit menceritakan pengalaman beliau di Niskala. Beliau menceritakannya tidak secara lengkap dan tidak berurutan, hanya yg beliau ingat saja ketika itu.
Menurut penuturan beliau, di Niskala beliau dijemput dengan kereta kuda dimana kudanya berjumlah 5 ekor dan berwarna putih..awalnya beliau dibawa ke Lempuyang Luhur.
Di Lempuyang Luhur, beliau bertemu dengan sesosok wanita tua (lingsir) yang penampilannya seperti seorang Pedanda Istri. Wanita ini memegang tongkat di tangan kiri, di kepala Beliau terikat karawista..kemudian Beliau memperlihatkan tangan kananNya kpd Mangku Alit, di genggaman tangan Beliau terdapat 5 macam mirah dengan warna yang berbeda-beda, kemudian Beliau berkata "Jika kamu bisa mendalami dan melaksanakan *****, kamu akan Aku anugerahkan kelima mirah ini". NB: tanda ***** ini adalah sebuah ajaran yang disampaikan oleh Ida Sesuhunan yg untuk saat ini belum bisa saya sampaikan karena alasan tertentu (jumlah tanda bintang ini tidak berkaitan dengan jumlah huruf pada ajaran yg saya maksud, tidak ada hubungannya sama sekali, hanya sebagai tanda untuk menyembunyikan saja).

Kejadian setelah bertemu wanita itu tidak diceritakan lebih lanjut. Kemudian Mangku Alit bercerita ketika beliau menaiki kereta kuda menyusuri Niskala, di ketinggian beliau melihat sebuah tempat yang diperuntukkan bagi Guru Penuntun kami (ayah beliau). Seberapa kencang pun kereta kudanya mencoba untuk mencapai tempat tersebut tidak pernah berhasil, dan pada akhirnya beliau menyerah. Mangku Alit menceritakan bahwa tempat yang diperuntukkan bagi Guru kami adalah tempat yang sangat tinggi dan mulia, tidak sembarang orang bisa mencapainya, hanya orang2 yang disayang dan dipilih Ida Sesuhunan saja yang mampu mencapai tempat tersebut.

Menurut wahyu Ida Sesuhunan, ada perbedaan antara pemargi yang dilaksanakan Guru kami dengan pemargi yang dilaksanakan oleh Mangku Alit. Guru kami ketika diturunkan dari alam Niskala bertepatan dengan hari Purnama (bulan sempurna) sedangkan Mangku Alit bertepatan dengan Tilem (bulan mati). Guru kami diturunkan di depan Pura Silayukti, dimana Pura Silayukti berada di perbukitan (dataran tinggi) sedangkan Mangku Alit diturunkan di laut (depan Pura Hyang Sangkur) yg merupakan dataran rendah. Jumlah kuda penarik kereta Guru kami 7 ekor, sedangkan Mangku Alit 5 ekor (ini menunjukkan perbedaan level kesucian, karena itu Mangku Alit tidak sanggup sampai ke tempat Guru kami).
Perbedaan2 ini untuk menggenapi Rwa Bhinneda.

Nice story bro,

Saya pernah dengar kalo beliau Mangku Alit beberapa kali pernah datang ke solo atau candi ceto karanganyar, tapi saya blm pernah ketemu beliau.

Lanjut bro.....
 
Yth: Jro Jaka & para semeton sareng sami…
Tyang sangat terkesan dengan tulisannya. Telah lama tyang mencari pencerahan - kebenaran ini, baru tadi sore tyang menemukannya, saat tyang mencari arti batu kresna dana.
Btw, sedikit tyang ingin menceritakan masa lalu tyang yang serba sulit. Tyang terlahir dari keluarga besar di Bali, Ortu tyang mendapat perlakuan yang sangat tidak adil. Dari perlakuan ilmu hitam oleh sanak2 nya hingga kurang dihargai di masyarakat karena terlihat keluarga yang porak poranda, sampai ortu kami meninggal karena keadaan ini (ilmu hitam - Red). Tyang sempat ingin menyerah, terasa Ida betara terlalu jauh dari kami & terasa hidup kami penuh ketakutan (terlau banyak leak di pekarangan). Merajan penuh dengan lulun sema (sampah dari kuburan) Hampir setiap malam mencekam. Ini terjadi pada tahun 1989. Saudara – saudara berantakan, Tyang anak terakhir (waktu itu berumur 9 tahun), yang sempat merasakan mekenta karena tanpa Ortu. Tyang bersekolah hanya mengandalkan Bea siswa dan meninggalkan Bali tahun 1993 (program pemerintah) sampai tyang dados sarjana dan meninggalkan Indonesia tahun 1999, dengan biaya sendiri sampai dados S2 dan tinggal di luar negeri.
Tyang selau ingin mencari kebenaran dan arti semua ini. Tyang telah sampai disini, tetapi tyang tetap merasa sedih (bathin). Sekarang Tyang ingin menjumpai Ortu tyang secara sekala, tapi beliau telah tiada. Tyang ingin menunjukan bahwa niki tyang sampun bisa mencari makan sendiri, tidak lagi mekenta.
Setiap hari & malam tyang hanya bisa berdoa, tyang menyebut Ida Sang Hyang widhi, Tri murthi, ratu Dalem, Merajan, leluhur dan Ortu tyang, bersyukur & agar dibimbing ke jalan yang benar. Tyang pernah tangkil ke jro Dasar, berkeinginan menanyakan keadaan Ortu tyang di alam sana, tetapi justru yang rauh Betara Guru. Beberapa petunjuk di anugrahkan.
Walaupun begitu beratnya cobaan yang tyang tarima, tyang tetap percaya bahwa hidup tyang tetap punya arti, dan percaya Ida Sang Hyang Widhi selalu di hati tyang. Tyang akan tetap mensyukuri berkatnya & memuja Nya dimanapun tyang berada.
Sebagai para umat Hindu, Tyang memohon, tolong saling menghargai dengan budi pekerti yang luhur. Jangan pertentangkan atas kebenaran-Nya. Bersatulah demi Bali atau wilayah. Apa yang kita punya saat ini adalah yang terbaik untuk saat ini, syukurilah. Perjuangkan Hindu kedepan agar tetap baik. Bagi para leak, tolong hargai hidup orang & effectnya, seandainya engkau adalah orang itu, betapa sakit hatimu juga.
Jro Jaka, tyang berkeinginan menjumpai Jro klw tyang berkunjung ke Bali kelak. Tyang juga ingin mendapat pencerahan & pengarahan dalam hidup & rohani. Semoga Jro berkenan nantinya.
NB: Jro Jaka, Tyang tunggu tulisan berikutnya. Suksma.
 
@iws

Nice story bro,

Saya pernah dengar kalo beliau Mangku Alit beberapa kali pernah datang ke solo atau candi ceto karanganyar, tapi saya blm pernah ketemu beliau.

Lanjut bro.....

Sy kurang tahu klo Mangku Alit pernah ke tempat tersebut, saya blm pernah mengiringi rombongan Guru Penuntun saya dan Mangku Alit tirta yatra di luar Bali.
Yg pernah mengiringi beliau keluar Bali adl ibu dan ayah saya. Yg paling sering adl ke Gunung Semeru (Pura Mandara Giri), kemudian ke Luhurin Kutai (Payogan Agung Kutai (di sinilah asal muasal Hindu di Indonesia)), pernah juga ke Pura di Gunung Salak. Mungkin saat rombongan ke Semeru ato Gunung Salak mereka sempat ke Solo.
Mumpung Gunung Salak jd perbincangan hangat akibat tragedi pesawat Sukhoi, saya akan bercerita ttg sesuatu di Gunung Salak. Saat orang tua saya bersama Guru kami tangkil ke Gunung Salak, Guru kami pernah bercerita bahwa yg bersemayam di Gunung ini adl Prabu Siliwangi. Ternyata legenda Prabu Siliwangi itu benar adanya. Semoga dengan dibangunnya Pura di Gunung Salak, Prabu Siliwangi merasa dihargai dan dihormati oleh orang2 Hindu sehingga beliau juga berkenan menjaga umat Hindu terutama di Jawa Barat.
Umat Hindu jg harus ikut melindungi hutan di sekitar Gunung Salak yg konon mulai terkikis akibat penebangan liar.

@YoutheDubai

Yth: Jro Jaka & para semeton sareng sami…
Tyang sangat terkesan dengan tulisannya. Telah lama tyang mencari pencerahan - kebenaran ini, baru tadi sore tyang menemukannya, saat tyang mencari arti batu kresna dana.
Btw, sedikit tyang ingin menceritakan masa lalu tyang yang serba sulit. Tyang terlahir dari keluarga besar di Bali, Ortu tyang mendapat perlakuan yang sangat tidak adil. Dari perlakuan ilmu hitam oleh sanak2 nya hingga kurang dihargai di masyarakat karena terlihat keluarga yang porak poranda, sampai ortu kami meninggal karena keadaan ini (ilmu hitam - Red). Tyang sempat ingin menyerah, terasa Ida betara terlalu jauh dari kami & terasa hidup kami penuh ketakutan (terlau banyak leak di pekarangan). Merajan penuh dengan lulun sema (sampah dari kuburan) Hampir setiap malam mencekam. Ini terjadi pada tahun 1989. Saudara – saudara berantakan, Tyang anak terakhir (waktu itu berumur 9 tahun), yang sempat merasakan mekenta karena tanpa Ortu. Tyang bersekolah hanya mengandalkan Bea siswa dan meninggalkan Bali tahun 1993 (program pemerintah) sampai tyang dados sarjana dan meninggalkan Indonesia tahun 1999, dengan biaya sendiri sampai dados S2 dan tinggal di luar negeri.
Tyang selau ingin mencari kebenaran dan arti semua ini. Tyang telah sampai disini, tetapi tyang tetap merasa sedih (bathin). Sekarang Tyang ingin menjumpai Ortu tyang secara sekala, tapi beliau telah tiada. Tyang ingin menunjukan bahwa niki tyang sampun bisa mencari makan sendiri, tidak lagi mekenta.
Setiap hari & malam tyang hanya bisa berdoa, tyang menyebut Ida Sang Hyang widhi, Tri murthi, ratu Dalem, Merajan, leluhur dan Ortu tyang, bersyukur & agar dibimbing ke jalan yang benar. Tyang pernah tangkil ke jro Dasar, berkeinginan menanyakan keadaan Ortu tyang di alam sana, tetapi justru yang rauh Betara Guru. Beberapa petunjuk di anugrahkan.
Walaupun begitu beratnya cobaan yang tyang tarima, tyang tetap percaya bahwa hidup tyang tetap punya arti, dan percaya Ida Sang Hyang Widhi selalu di hati tyang. Tyang akan tetap mensyukuri berkatnya & memuja Nya dimanapun tyang berada.
Sebagai para umat Hindu, Tyang memohon, tolong saling menghargai dengan budi pekerti yang luhur. Jangan pertentangkan atas kebenaran-Nya. Bersatulah demi Bali atau wilayah. Apa yang kita punya saat ini adalah yang terbaik untuk saat ini, syukurilah. Perjuangkan Hindu kedepan agar tetap baik. Bagi para leak, tolong hargai hidup orang & effectnya, seandainya engkau adalah orang itu, betapa sakit hatimu juga.
Jro Jaka, tyang berkeinginan menjumpai Jro klw tyang berkunjung ke Bali kelak. Tyang juga ingin mendapat pencerahan & pengarahan dalam hidup & rohani. Semoga Jro berkenan nantinya.
NB: Jro Jaka, Tyang tunggu tulisan berikutnya. Suksma.

Saudaraku, inilah salah satu hal yg paling tidak disukai oleh Ida Sesuhunan yaitu ilmu hitam. Ida Sesuhunan sangat murka dengan manusia2 yg senang menyakiti sesamanya dengan cara pengecut menggunakan ilmu hitam. Bahkan Ida Sesuhunan menempatkan manusia2 seperti ini lebih rendah derajatnya dibandingkan binatang!!Apalagi tidak jarang yg disakiti adl orang2 yg sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan kpd dirinya. Pernah suatu ketika, ada sebuah klan keluarga yg akan ngelungsur panugrahan Ida Sesuhunan, namun sekian lama panugrahan tersebut tidak juga turun..sangat lama..akhirnya Ida Sesuhunan memberitahukan kpd Guru kami bahwa salah satu anggota keluarga tsb menguasai ilmu pangleakan, dan jika mereka (keluarga tsb) masih ttp ingin ngiring Beliau, maka sekeluarga tsb hrs melukat dan meninggalkan perbuatan yg tidak baik tsb (ilmu hitam), Ida Sesuhunan Maha Pengampun. Keluarga anda yg (maaf) hancur oleh ilmu hitam, itu sama sekali bukan takdir. Takdir adl sesuatu yg tidak bisa dihindari, namun apa yg terjadi pada keluarga anda sebenarnya bisa dihindari. Walaupun terlambat, namun anda berhasil selamat, ini patut disyukuri.

Kita tidak boleh mengalah kpd yg satu ini (ilmu hitam), kita harus membentengi diri..namun demikian kita jg tidak boleh membalas dendam kpd mereka, cukup hanya dengan membentengi diri saja. Banyak orang yg dulunya terkena ilmu hitam tangkil ke Guru kami dan kemudian sembuh dan pd akhirnya ngiring Ida Sesuhunan, Guru kami jg menganjurkan kpd orang2 yg sembuh ini agar tidak membalas perbuatan para leak ini.

Mereka yg telah ngelungsur Panugrahan Buana Agung (Mirah Pedasaran, Sekar Bang, Sekar Jepun), maka tidak ada satu pun ilmu hitam yg berkutik menghadapi mereka. "Leak, aneluh, neranjana ring sor tapak batis cening!!" begitu Guru kami berpesan kepada siapapun yg selesai ngelungsur Panugrahan Buana Agung, artinya ilmu hitam ini hanya sekecil seekor semut di hadapan kami, tinggal injak saja. Dan ini sudah kami buktikan, leak yg paling maestro di Bali pun tidak berkutik menghadapi kami. Betapa hinanya seseorang yg menguasai ilmu hitam dan senang menyakiti masyarakat di hadapan Ida Sesuhunan. Saya tidak bermaksud menyombongkan diri, ini semata-mata karena memang Panugrahan Ida Sesuhunan Maha Agung Tanpa Tanding dan leak itu sungguh hina derajatnya.

Hal lain yg tidak disukai Ida Sesuhunan adl manusia yg berani berbohong di Pura apalagi tepat di depan sthana Beliau. Contohnya adl orang yg mengucap janji palsu di Pura, contoh lainnya adl orang yg pura2 kerauhan di Pura pdhl dia tidak kerauhan, orang seperti ini tidak ada bedanya dengan atheis yg menganggap Ida Sesuhunan tidak ada sehingga ia berani berbohong di tempat suci.

Saudaraku, "nyasarnya" anda di thread ini tentu saja karena "jodoh" bukan kebetulan semata. Sampai sejauh mana "jodoh" kita, biarlah Ida Sesuhunan yg menentukan. Jika karma anda baik, semoga anda bisa bertemu dengan saya dan Guru Penuntun kami dan diberikan jalan menuju "tujuan akhir".
 
Jro JakaLoco, kalau boleh tiang tau alamat pesramannya, serta no. telp pesraman serta FBnya jro. mohon kirim lewat e-mail aj. suksma.
 
@Mank Black

Saya sudah mengirim email, silahkan dicek..suksma :)
 
Katanya, setiap orang yang spritual selalu ada roh/dewa/beliau/something yang selalu mengikuti org trsbt (dan bisa dilihat oleh orang yang bisa melihat alam gaib). apa benar demikian jro? jika benar, tolong diulas lebih dalam. misalnya teman saya katanya sellalu diikuti oleh Orang Hitam Besar, dsb.... mohon pencerahan... atau bisa disharing pengalamannya. suksma
 
Katanya, setiap orang yang spritual selalu ada roh/dewa/beliau/something yang selalu mengikuti org trsbt (dan bisa dilihat oleh orang yang bisa melihat alam gaib). apa benar demikian jro? jika benar, tolong diulas lebih dalam. misalnya teman saya katanya sellalu diikuti oleh Orang Hitam Besar, dsb.... mohon pencerahan... atau bisa disharing pengalamannya. suksma

Memang ada yang bisa melihat hal2 yang demikian. Orang yang bisa melihat hantu/setan belum tentu bisa melihat Roh Suci tapi orang yang bisa melihat Roh Suci pasti bisa melihat hantu/setan. Kemudian harus diketahui juga Roh Suci itu ada banyak, ada Leluhur, ada Pelancah, ada Rencangan, ada Dewa, kemudian Dewa pun berbeda tingkatnya ada Prasanak dan ada Susunan Agung (Brahma, Wisnu, Iswara, Shakti). Sangat langka ada manusia yang mampu melihat Prasanak dan Susunan Agung jika bukan dia adalah orang yang terpilih.

Tidak ada wahyu tentang makhluk2 yang mengikuti kita dari Ida Sesuhunan. Namun Ida Sesuhunan memberi petunjuk tentang Ke-Hyangin. Orang yang ke-Hyangin adalah orang yg senantiasa berbicara, berbuat, dan bertingkah laku sesuai petunjuk ajaran agama. Kemanapun orang yg ke-Hyangin berada ia selalu didekati roh2 suci, dilindungi, ditaburi bunga-bunga dari surga yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jika anda hendak bepergian berpamitanlah dengan orang tua, atau kepada suami/istri, atau kalau sempat sembahyang dulu di rumah. Jika anda melakukan itu anda pasti akan diikuti oleh roh suci walaupun anda tidak melihatnya.

Tidak ada yang bisa saya kupas lagi tentang hal ini, tetapi yang pasti jika roh2 yang mengikuti kita itu sifatnya melindungi berarti dia roh suci walaupun wujudnya menyeramkan, karena banyak Rencangan Dalem yang wujudnya menyeramkan walaupun mereka bersifat melindungi.
 
MENGAPA UMAT HINDU DILARANG MAKAN DAGING SAPI?

Sebelum saya panjang lebar menjelaskan wahyu Ida Sesuhunan tentang alasan mengapa umat Hindu dilarang makan daging sapi, saya akan menceritakan sesuatu mengapa muncul statemen bahwa sapi adalah binatang suci dalam agama kita.

Zaman dahulu, seorang Brahmana suci penerima wahyu baik di India maupun di Jawa dan Bali diwajibkan oleh Ida Sesuhunan membuat semacam skripsi sebagai syarat utk naik tingkat yg lebih tinggi seperti halnya orang sedang kuliah. Skripsi ini disebut Gurat/Geguratan. Bukan hanya Sang Brahmana penerima wahyu, begitu juga dengan murid-muridnya, ketika murid-muridnya akan naik tingkat juga diwajibkan untuk menulis Gurat. Gurat yang disusun ini wajib berisi tentang ajaran-ajaran Dharma baik secara tersirat maupun tersurat.

Isi Gurat ini tidaklah wajib menceritakan kejadian yang sebenarnya, dan tidak sedikit Gurat yang menggunakan kejadian-kejadian simbolik atau perumpamaan untuk menjelaskan ajaran Dharma, sehingga untuk menemukan inti sari dari Gurat tersebut diperlukan penghayatan yang benar2 mendalam, dan tidak sedikit umat Hindu yang salah menafsirkan isi dari Gurat tsb. Sebagai contoh adalah kisah tentang bertarungnya Dewa Brahma dan Dewa Wisnu untuk memperebutkan gelar sebagai yang terhebat dimana kemudian Dewa Siwa dalam wujud Lingga menghentikan perdebatan tersebut dan menunjukkan bahwa Dewa Siwalah yang paling tinggi di alam semesta ini. Itu bukanlah kejadian yang sebenarnya, kisah itu mengandung makna simbolik bahwa Lingga (Sang Hyang Tunggal/Tuhan Yang Maha Esa) berada di atas segala-galanya dan Brahma Wisnu (Sang Hyang Rwa Bhinneda (air api, atas bawah,panas dingin)) berada di bawah Hyang Tunggal.

Rupa-rupanya "sapi adalah binatang suci" juga muncul dari penafsiran yang salah terhadap Gurat-Gurat yang ada. Sapi bukan binatang suci, kata yang lebih tepat adalah "dihormati". Ya, sapi adalah binatang yang dihormati oleh umat Hindu, bukan disucikan.

Lalu mengapa sapi begitu istimewa dalam agama Hindu? Ida Sesuhunan memberikan wahyu "Di antara agama-agama yang Aku turunkan, agamamulah (Hindu) yang paling banyak Aku berikan simbol." Maka jangan heran jika di tempat suci agama Hindu bisa ada wujud2 yang menyeramkan yang jarang ditemukan di tempat suci agama lain, itu semata-mata karena simbol.

Umat Hindu dilarang makan daging sapi oleh Ida Sesuhunan itu juga karena masalah simbol. Lalu simbol apakah sapi itu? Menurut wahyu Ida Sesuhunan, sapi adalah simbol Leluhur kita yang mencapai Moksa. Apakah itu berarti Leluhur kita adalah sapi!? Ya gaklah :)

Mengapa sapi dipilih menjadi simbol Leluhur yang mencapai Moksa (Hyang Kawitan)? Begini, tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang mengetahui bagaimana wujud Tuhan (Parama Siwa). Karena itu munculah kesulitan-kesulitan yang dialami manusia ketika mencoba mengenal Tuhan. Karena belas kasih Tuhan, kemudian Ia menurunkan level kesucianNya menjadi Sada Siwa, tetapi masih saja manusia belum sanggup untuk mendekatkan diri. Kemudian Sada Siwa turun menjadi Siwa, dan Siwa memberi petunjuk kepada Sang Penerima Wahyu agar mewujudkan Siwa dalam wujud Dewa dimana wujud Dewa sama dengan manusia, walau demikian Dewa tidaklah sama dengan manusia. Zaman dahulu, sebelum agama Hindu diturunkan, umat manusia menyembah Leluhur dan menganggap Leluhur (yang dulunya adalah manusia) adalah Tuhan, mereka tidak mengenal Brahman. Setelah agama Hindu turun maka manusia menerima pencerahan bahwa tidak ada yang lebih mulia dari Tuhan(Brahman) dan Leluhur tempatnya di bawah Tuhan walaupun mereka telah mencapai Moksa.

Untuk mempertegas bahwa Leluhur lebih rendah dari Tuhan maka Siwa memberi umat Hindu simbol, yaitu Siwa dalam wujud manusia menaiki lembu putih Nandini. Wujud ini mengingatkan kepada umat Hindu agar jangan terbalik menempatkan Sang Hyang Tunggal di bawah Leluhur. Manusia lebih tinggi derajatnya dibanding sapi(binatang). Tuhan di atas Leluhur (Siwa (Tuhan) menaikki Lembu Nandini (Leluhur)).

Lalu mengapa Ida Sesuhunan memilih sapi sebagai simbol Leluhur padahal banyak binatang2 lain yang lebih keren misalnya singa, macan, dll? Di antara binatang, sapi adalah binatang yang paling besar jasanya kepada manusia. Sapi makannya hanya rumput, dimana rumput adalah gulma (tanaman penganggu), jadi sapi sambil makan juga memberi keuntungan bagi manusia karena memakan gulma2 tersebut. Walaupun sapi hanya makan rumput, tenaganya jangan ditanya, ia membantu manusia untuk menarik bajak, ia juga dimanfaatkan untuk sarana transportasi. Kotorannya dijadikan pupuk dan bahan bakar biogas. Air kencingnya bisa dijadikan obat. Dan yang paling penting air susunya telah memberi gizi tidak hanya kepada anak-anaknya, tetapi juga kepada anak-anak manusia termasuk anak-anak yatim piatu yang tidak memiliki ibu untuk menyusui, mereka dipelihara dengan susu sapi. Apa lagi kegunaan sapi?silahkan cari sendiri..aaaah begitu banyak manfaat sapi bagi manusia. Maka sebagai bentuk penghormatan umat Hindu kepada sapi, Siwa melarang umat Hindu yaitu umat yang menganut agama yang memiliki simbol paling banyak di dunia untuk memakan daging sapi. Jadi sapi (binatang yg paling berguna) mendapat kehormatan sebagai kendaraan Siwa (Tuhan) itu artinya bahwa hanya manusia2 yang berguna seperti halnya sapi dalam hidupnya yang berhak mengiringi Siwa dimanapun Siwa berada. Jika manusia bisa seperti sapi (berguna bagi semua makhluk) maka ketika mati atma manusia tersebut berhak menjadi Hyang Kawitan (yang diwujudkan dengan Lembu Nandini), mencapai Kemanunggalan dengan Siwa.

Jika anda merasa sebagai umat Hindu sudah sepantasnya anda tidak mengkonsumsi daging sapi. Lalu bagaimana dengan umat agama lain, apakah jika mereka makan daging sapi mereka bersalah? Tentu tidak, karena agama lain tidak diberikan simbol sapi oleh Ida Sesuhunan.
 
ckckcc....sulit dimengerti oleh akal sehat....tapi itulh faktanya , cerita ini sempat saya dengar tapi tidak jelas. kalau boleh tau, apa sebenarnya tujuan awal dari perjalanan spiritual ini. apakah memang tujuan ke silayukti, atau bagaimana ?
 
Ada tulisan tentang kisah-2 Leak di: Kisah Leak 3 - Bangkal - DHARMA TULA

Kisah ini dituturkan oleh salah seorang keluarga penulis, sebut saja namanya dadong (nenek) R. Dadong R mempunyai suami yang bernama Pekak R yang namanya sangat mumpuni di daerah perbatasan Klungkung Gianyar di waktu yang lalu karena menjadi seorang Balian.




Menurut dadong R, suatu saat mereka berdua baru pulang dari perjalanan setelah mengobati seorang yang kena penyakit Bali waktu tengah malam. Waktu itu listrik masih belum ada sehingga mereka melakukan perjalanan dalam kegelapan. Ketika mereka sudah mendekati kediaman mereka, diujung jalan terlihat seekor babi (orang Bali menyebutnya Bangkal) yang sangat besar serta mempunyai taring yang sangat runcing.




Dadong R merasa ketakutan melihat mahluk tersebut, tapi suaminya Pekak R terlihat tenang-tenang saja dan memberitahukan Dadong R agar menepi sebentar karena Pekak R akan berurusan dengan Bangkal tersebut.




Dengan tenang Pekak R mendekati Bangkal tersebut, si Bangkal dengan asyik masih mengais-ngais selokan untuk mencari sesuatu. Setelah dekat maka dengan tiba-tiba Pekak R meloncat dan langsung duduk di punggung si Bangkal sambil berpegangan erat di kuping mahluk tersebut.




Si Bangkal sangat terkejut, dan langsung berusaha untuk melepaskan diri dari Pekak R dengan cara berlarian ke sana kemari. Pekak R dengan berpegangan erat pada kuping si Bangkal terus berupaya untuk menaklukan mahluk tersebut.




Setelah melalui perjuangan yang sangat panjang dan menguras tenaga maka mahluk tersebut akhirnya menyerah dan mohon agar diampuni. Akhirnya Pekak R melepaskan mahluk itu, tapi sebelumnya caling (taring) si Bangkal di cabut terlebih dahulu oleh Pekak R sebagai tanda kekalahan mahluk tersebut.




Sampai di rumah Pekak R memperlihatkan taring tersebut ke istrinya, Dadong R sangat terkejut karena taring yang terlihat tajam tersebut sebenarnya terbuat dari kapas biasa. Keesokan harinya, datang seorang wanita yang minta maaf ke Pekak R dan memohon agar taring tersebut dikembalikan. Pekak R pun akhirnya mengembalikan taring yang dirampas tadi malam.




Pesan dari cerita ini adalah, janganlah usil terhadap orang lain.
 
om swastiastu...

ikut nyimak yah .. jro mangku .. tiang kari newbie niki .. :D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.