• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Maniak Freshwater Fish Ngumpul Sini!!

PHOEN1X

IndoForum Newbie B
No. Urut
3543
Sejak
21 Jul 2006
Pesan
184
Nilai reaksi
1
Poin
18
MO DIAJAK BERANTEM HEHEHE...


kidiing....



diajak konkow2 share knowledge n' experience....

:beer:
 
Long_finned_oscar.jpg


attachment.php


Parancistrus_3_copy.jpg


main.php


main.php


showthread.php
 
wah ikan nya cantik-cantik banget /no1

itu ikan air tawar atau air laut yah ?
 
Mengakuariumkan ikan buaya
(Bambang EP; Album Satwa 23)

Rupanya, ukuran ikan aligator yang panjangnya bisa mencapai 3m dan
bertampang seram tidak mengecilkan minat hobiis untuk memeliharanya dalam
akuarium. Di kala masih seukuran 20 hingga 50 cm memang ikan ini enak
dilihat, baik gerakannya sewaktu menangkap pakan hidup maupun corak tubuhnya
yang bervariasi. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar ia tetap
hidup sehat dan kerasan tinggal di akuarium? Berikut ini kiatnya.

Ikan buaya tidak sama dengan buaya atau aligator. Disebut ikan buaya karena
bentuknya mirip buaya. Di daerah asalnya ikan buaya yang pada sistematika
dimasukkan ke dalam keluarga lepisosteussidae ini di kenal sebagai gar fish.
Ia hidup liar di benua Amerika di perairan Sungai Mississippi hingga Rio
Grande Del Norte yang bermuara ke Teluk Meksiko. Diketahui ada 6 spesies gar
fish yang ditemukan di alam, diantaranya spotted gar (Lepisosteus oculatus)
yang tubuhnya bertotol-totol hitam, longnose gar yang moncongnya sangat
panjang, dan alligator gar yang panjang tubuhnya bisa mencapai 300cm. karena
variasi bentuk dan corak warna yang berbeda-beda itulah ikan ini banyak
dikoleksi sebagai ikan hias peliharaan di dalam akuarium kecil.
Kualitas air diutamakan.
Di habitat aslinya ikan aligator lebih banyak berdiam diri di dasar sungai
yang berair dangkal atau di sela-sela tumbuhan rawa. "Karena itu untuk
memeliharanya di akuarium tidak ada cara lain kecuali meniru sedapat mungkin
habitat aslinya," tutur Karim, pedagang ikan hias di Balai Rakyat,
Pasarminggu. Soal disatukan dengan ikan lain yang tidak sejenis menurut
Karim boleh saja asal ukurannya tidak terlalu kecil (seimbang). "Ia memang
bertampang seram, dan terlihat ganas sewaktu menangkap mangsa berupa
ikan-ikan hidup, tapi sebenarnya ia bisa bersahabat," tambah Karim.
Agar sifat ikan buaya dapat terkontrol, disamping pakan, kualitas air
akuarium dan asesori/pelengkapnya perlu diperhatikkan. Ke dalam akuarium
bisa diletakkan hamparan bebatuan supaya berkesan alami, serta dipasang kayu
api-api sebagai tempat berlindung. Kayu api-api dipilih karena selain tahan
pelapukan juga bentuknya indah dan bervariasi. Sedangkan untuk memantau
kualitas air yang merupakan bagian penting dari kehidupan ikan buaya perlu
ditambahkan alat-alat pengukur, sirkulasi, dan penyaring air.
Termometer selaku pengatur suhu bisa ditempatkan pada bagian sudut akuarium.
Dengan termometer ini suhu air yang dikehendaki ikan buaya berkisar 20 - 250
C dapat dijaga kestabilannya. Sementara sirkulator sebaiknya digunakan yang
berfilter. Filter yang bentuknya seperti kapas dan mengandung karbon aktir
ini berfungsi sebagai penyaring otoran dan mempertahankan kealakian air.
Tetapi bila kondisi air terlalu basa, maka pada butiran karbon bisa
ditambhkan Aqua-vital berbentuk serabut hingga pH air mengarah ke asam.
Kecuali alat-alat pengurkur di atas, didasar akuarium diletakkan pipa
penyedot supaya akuarium selalu bersih dari sedapat kotoran. Dengan begitu
kekhawatiran berkurangnya volume oksigen terlarut dapat dikurangi. Perlu
diketahui bila volume oksigen terlarut menjadi kecil akan menyebabkan ikan
susuh bernapas.
Setiap minggu penggantian air akuarium perlu dilakukan. Caranya dengan
membuang sepertiga bagian air akuarium untuk kemudian diganti air baru yang
telah diendapkan sehari semalam. Penggantian air yang dilewatkan melalui
sirkulator hendaknya dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan
perubahan keasaman air secara drastis. Pada waktu bersamaan dibersihkan pula
segala isi filter dengan air yang sudah dibubuhi PK (Permanganan kalium),
lalu dijemur hingga benar-benar kering. Untuk memperoleh hasil kerja
maksimal, filter sebaiknya diganti setelah masa pemakaian 3 bulan.
Hati-hati dengan pakan.
Tidak dipungkiri,saat memberi pakan adalah saat-saat terindah memelihara
ikan buaya. Ikan buaya yang dalam kondisi biasa mempunyai gerakan lamban
seperti ikan malas akan berubah gesit kala memangsa ikan atau udang hidup
yang dicemplungkan sebagi pakan. Dalam secepat kilat ikan umpan yang semula
merasa aman hilir mudik di hadapan si buaya tiba-tiba sudah berada di
moncong panjangnya. Seekor ikan aligator berukuran panjang 20 cm dapat
menghabiskan 5 - 10 ekor udang atau ikan beukuran sedang dalam seketika
untuk sekali makan.
Pakan yang paling mudah didapat dan disukai ikan buaya memang berupa
ikan-ikan kecil hidup. Namun yang perlu diperhatikan, bila ada pakan tersisa
harus segera diangkat/dibersihkan, karena faeces yang dikeluarkannya bisa
membuat air akuarium cepat kotor. Sebaliknya bila ingin memberikan pakan
secara ad libitum (tersedia sepanjang waktu), udang hidup adalah yang
terbaik.
Diluar kesukaan si ikan aligator, pakan berupa ikan atau udang hidup tetap
mengandung risiko. Pasalnya pakan tersebut kadang sudah terscemari cendawan
Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis ditempat penampungannnya.
Maklum, kedua penyakit yang bisa dengan cepat menular kepada ikan peliharaan
itu tidak terlihat oleh mata telanjang.
Pada tahap dini serangan Saprolegnia dan Ichthyophthirius multifiliis tidak
berbahaya, tetapi bila tidak disegera ditangani akibatnya bisa fatal. Ikan
yang terserang mula-mula hanya merasakan gatal-gatal, sehingga kerap
menggesek-gesekkan tubuhnya pada dinding atau benda-benda di dalam akuarium.
Selanjutnya, gesekan menyebabkan sisik ikan terlepas. Dan ikan menjadi liar
alias stres. Jika ikan sudah stres hampir bisa dipastikan nafsu makannya
turun, bahakn mungkin tidak mau makan sama sekali dan akhirnya mati.
Mengatasi serangan cendawan tahan dinin bisa dilakukan dengan memberikan
beberapa tetes Tetra Aqua Safe dalam akuarium secara berkala. Tetra Aqua
Safe ini selain mengobati cendawan, juga sekaligus menjernihkan air. Tetapi
bila serangannya sudah parah, terapi yang dilakukan adalah dengan cara
emindahkan ikan ke akuarium bersih yang telah dicampur obat Tropical Fish
Medicine pada airnya. Lalu biarkan ikan beberapa jam disana, sambil akuarium
semula dikras total hingga benar-benar kering.
Selalin cendawan Saprolegnia dan bakteri ich, biasanya dalam pakan terbawa
cacing jangkar (Lernaena cyprinaceae) dan Argulus idicus yang berbentuk
bulat dan berwarna kehijauan. Kedua organisme itu juga dapat mengganggu
kesehatan ikan. Nah, agar terhindar dari organisme yangmerugikan, biasakan
ikan atau udang yang baru dibeli untuk pakan tidak langsung diberikan kepada
si aligator, melainkan harus dikarantinakan terlebih dahulu dengan
memasukkannya ke dalam air yang dibubuhi obat.
Semoga dengan penangann yang baik serta pakan yang bermutu, sang ikan
aligator dapat dinikmati keanggunannya setiap saat.
 
Alligator Gar - a threatened giant

http://www.aquaticcommunity.com/predatory/alligatorgar.php

Alligator Gar - a threatened giant
Alligator gars are one of the largest fish found in the freshwaters of North America. They are widely sought after by the bow hunters in the Southern parts of the U.S. An average alligator gar weighs about 100-120 lbs, but the larger fish may even reach 300 lbs and may be 7-8 feet long. Big alligator gars in the wild grow to 12-24 feet in length and there have even been reports of gars fighting and eating alligators. Alligator gars are also called as gator gars. The typical characteristic feature of the alligator gar is the long cylindrical body that is covered with hard scales. These scales are diamond shaped and are also interlocking. The upper part of the body is olive brown in color, while the lower part of the body is almost white in color. The anal and dorsal fins of the fish are located towards the rear and are nearly opposite to each other.

The alligator gar derives it name from a large "gator-like" snout that has two rows of large teeth in the upper jaw. The double row of teeth is an easy way to identify alligator gars since they are the only Gars with the double row of teeth. The teeth of the alligator gar are very sharp but small. This allows them to easily catch other fish, which is their main prey. The two rows of teeth are used to shred its victims. These are aggressive, solitary fish. They mostly lurk between reeds and other plant life waiting for food to pass by. The alligator gar is often referred to as "trash fish" because of its tendency towards brackish waters and it's liking for eating just about anything. In the wild, alligator gars feed on fish, waterfowl, and small animals like turtles. In captivity, alligator gars are often fed a carnivorous diet. Spawning usually occurs in April, through till June. Though the alligator gars prefer slow moving ponds and lakes, it needs current while spawning. They deposit their eggs in shallow waters.

Alligator gars can breathe both inside as well as outside water. That is how they survive in the muddy waters of the South. This peculiar feature is because the alligator gar's buoyancy bladder is connected to its throat. This enables the gar to linger just below the surface of the water. This makes them very easy prey for bow hunters. Another curious feature of the alligator gar is that it has a joint behind its head. This allows the fish to make nodding head movements. Most people go after the alligator gars because of their size and the thrill in the hunt. Despite their size and their ferocious appearance, alligator gars pose no threat to fishermen. Gars are typically found floating like driftwood in sluggish waters of rivers, swamps and lakes. Though they are good meat to eat, most people do not eat this meat.

Alligator gars are by far the largest of the gars. Any gar fisherman has to scale up his tackle to suit the size of this fish. Gars are not line shy, so getting hold of a gar is the least of your worry. The big fish must take the line and swallow it before the hook is set. It is a good idea to follow the bobber till it stops. When the fish starts to move again, it is time to set the hook. Preferred bait would include whole mullet, and some people scale the fish before it is introduced as bait.

Alligator gars should never be introduced into a boat till it is confirmed dead. While they struggle, gator gars can really hurt with their little but very pointed teeth. Alligator gars are not very popular among fishermen because they devour all other game fish. Fishermen who snare a gar usually kill it before returning it to the waters, a behavior that most stop since the alligator gars are now considered to be "threatened".. However, fishing for the powerful gar is big game hunting. Some states like Texas and Louisiana allow regulated gar fishing. Bow hunters like to hunt for the gars because of their interesting tendency to put up a good fight.
 
Tentang Arowana

Tentang Arowana

http://www.aqualandpetsplus.com/Oddball, Arowana.htm

Gary Davis, May 26, 2007
I claim no expertise in this matter, but a couple of decades of raising and
observing these fish have led to conclusions that are not offered at your
site.
Young arowanas like still water. When there are no ripples, they will cruise
with the tips of their barbels gliding at the surface. It may hold no
significance, but in this posture, the second or third dorsal spine also grazes the surface. When swimming like this, they are very sensitive to disturbances, and will turn toward the source -- like a fruit fly dropped into the water -- showing some directional acuity. Their preference for swimming at the surface, their sensitivity to slight surface ripples, and their superior positioned mouth, combine to indicate that they eat what alights on the water.
Shortly before their yolk sacs are fully absorbed, they will readily accept small insects like young crickets and wingless fruit flies. When fed insects, they often ignore feeder fish. This tendency continues through adulthood. They will eat fish if you don't give them a choice. The barbels-on-the-surface behavior diminishes quickly. At four/five inches, arowanas are visual hunters, with their barbels having no obvious use. I've read speculation that their barbels have an olfactory function.
In a tank where pump and filter effluence ripples the water's surface, young
arowanas will not exhibit the barbels-on-the-surface behavior, and they can
be raised in small groups. In a tank with still water, they are very territorial, and one dominant fish will kill its siblings or drive them to lower depths to starve, if they are not removed.
Adults seem to eat anything (other than amphibians) that will fit in their
cavernous mouths: whole shrimp, crayfish, mice, earthworms, chunks of raw
fish, mealworms, crabmeat, but their staple is always bugs. For laughs,
rinse some live brine shrimp, and watch a two and a half footer pick them
off one by one.
These comments apply to silver, black and jardini arowanas, except I have
not raised more than one jardini at a time.
I concur with Kevin Parent's assertion that nothing less than 180 gallons
will suffice for an adult. Also, I tried large fish, aggressive fish, fast
fish, and nocturnal fish as tank mates for my jardinis, but none lived to
tell the story. Jardinis also objected to rooted plants. My advice is: bare
tank for jardinis, well-planted tanks for silvers and blacks, well-covered
tanks for all. Good luck,

A: Thanks for the very useful info. I'm adding it to my web page with your name on it, of course. I've always had problems with the little guys. You've encouraged me to add a half dozen of the little cruisers this week. I should have known they prefer bugs after seeing all those oriental paintings of arowanas leaping out of the water to snag dragonflies. LA
 
pakai bahasa indonesia aja donk kk phoen1x

ga terlalu ngerti kk
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.