• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

"Khotbah Sang Buddha Tentang Hukum Karma"

Singthung say:
hehehe,saya baca bisa tertawa sendiri.Sudah dicampur-adukkan dengan tradisi. Sang Buddha saja bukan seorang vegetarian,kan aneh.jadi sangat saya sangsikan kotbah tersebut walaupun ada sebagian yang benar.

Maaf kalo ada salah kata,tapi yg saya tuliskan semua diatas adalah sesuai sumber nya tidak di lebih-lebih kan atau di kurangi

Sumber:"KITAB HUKUM KARMA (The Cause & Effect Sutra)

Berbeda pendapat itu adalah hal biasa, itulah Indahnya Buddhisme.^_^
 
buat semuanya..thanks loh..
ada pengetahuan tambahan dari teman2..

tos deh..hehe.
 
huehehehee... masih saja.. hampir di semua tread di sub-forum ini "membicarakan" daging.. ^^'

kalo saya sih.. saya menganggap yang tidak bervegetarian adalah ibu dan bapak saya.. dan yang bervegetarianisme adalah adik adik maupun saudara saudara yang lain... jadi biar gimana pun.. kita masih berkeluarga.. dalam satu nama keluarga besar Buddhis..

ada yang lebih sayang ma kakeknya.. ada yang lebih sayang ma nenek'nya.. ya.. ibarat ada yang lebih cinta dan hormat pada Buddha Gaotama.. ada yang lebih kagum dengan Maitreya.. tapi sekali lagi.. masih satu keluarga juga kita.. ehehhee.. Buddhis..

ada yang tinggal di jakarta.. ada yang tinggal di surabaya.. ada yang menggunakan bahasa sanserketa.. ada yang menggunakan bahasa cina.. namun.. masih saudara kita juga.. hehehee...

perdebatan dan ego selalu ada.. inggin membela kakek ato nenek masing masing merupakan hal yang wajar.. ingin ikut papa ato mama pergi juga biasa terjadi.. hehehehe... semua memiliki impian atas tujuan jalannya masing2.. begitu pula di keluarga kita... Buddhis...

i love Buddhis.. i love this family...
karna.. tidak jarang kesadaran dari kelengahan ku dapat dari ajaran Sang Bhagava...

sabhe satta bavantu sukitata...
semoga semua mahluk berbahagia..

mettacithena ^^'
 
damai..damai...
aman..aman...
akur.....
siiiiiiiiiip.
makasih ya semuanya untuk masukan yang demikian banyak dan sangat membangun....
 
mungkinkah kitab suci tipitaka sudah berbeda versi??
g sendiri telah melihat dan mendengar dari bhante..(dalam aliran theravada)
dan g telah membaca buku dan mengetahui mengenai bervegetarian dalam Buddhis..
larangan makan daging seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.. itu tidak ada dalam vinaya.. seperti aturan yang diajukan oleh Devadatta namun ditolak oleh Buddha.. namun bagi bhikku yang mau bervegetarian dan sanggup bervegetarian.. yaa kenapa gak dilakukan.. semua berpulang pada diri sendiri..

g gak bilang sutta di theravada adalah yang murni atau asli..
yang g tau Buddha melarang adanya bentuk pembunuhan.. bukan bervegetarian..
karena kalau benar vegetarian dapat membuat orang menjadi suci.. g yakin Buddha pasti akan merekomendasikannya buat kita..

tapi apa benar vegetarian dapat membuat suci?? kalo diitung2 malah yang makan vegetarian bisa memiliki kamma buruk yang lebih dibanding yang makan daging..
 
aduh aku orang newbie di sini...
tapi aku juga buddhism..pengen masukin ide saja..
sy pikir dalam ajaran agama buddha selalu menekankan pada melatih pikiran / kesadaran / SATI.
yang perlu jadi SUCI tentu harus pikiran nya donk.hehehe bkn LEHER. ^^
 
@Marcedes & All
Persoalannya adalah dimana letak "pikiran/kesadaran/sati" yang anda maksudkan saat memasukkan sesuatu yang harus mengakibatkan penderitaan makhluk lain melalui "leher".
 
hehehe...@yang terakhir....thanks...
gw stuju-stuju aja seseorang itu vege ato ngga....tapi vege itu baik lhoo buat kesehatan....katanya sihh dan emang bener^^

mengenai vege ato tidak ngga ada yang maksa kok....ini inisiatif kita masing2.....klo dikatakan kita engga vege berarti kita sudah melakukan pembunuhan itu kayakny tidak bener menurut gw....^^ (mungkin ada yang punya pendapat lain??)

karena ketika kita memakannya dalam perasaan kita tidak ada pikiran untuk membunuh, melukai atau pikiran negatif lainnya....klo gw sih makan ayam ya makan biasa aj hehehehe.....ga sampe kepikir bagaimana ayam dibunuh dengan kejam.....(ga sempat mikir panjang...uda keenakan makannya :D:P)

sekedar pendapat...... peace^^V
 
huehehehee... masih saja.. hampir di semua tread di sub-forum ini "membicarakan" daging.. ^^'

kalo saya sih.. saya menganggap yang tidak bervegetarian adalah ibu dan bapak saya.. dan yang bervegetarianisme adalah adik adik maupun saudara saudara yang lain... jadi biar gimana pun.. kita masih berkeluarga.. dalam satu nama keluarga besar Buddhis..

ada yang lebih sayang ma kakeknya.. ada yang lebih sayang ma nenek'nya.. ya.. ibarat ada yang lebih cinta dan hormat pada Buddha Gaotama.. ada yang lebih kagum dengan Maitreya.. tapi sekali lagi.. masih satu keluarga juga kita.. ehehhee.. Buddhis..

ada yang tinggal di jakarta.. ada yang tinggal di surabaya.. ada yang menggunakan bahasa sanserketa.. ada yang menggunakan bahasa cina.. namun.. masih saudara kita juga.. hehehee...

perdebatan dan ego selalu ada.. inggin membela kakek ato nenek masing masing merupakan hal yang wajar.. ingin ikut papa ato mama pergi juga biasa terjadi.. hehehehe... semua memiliki impian atas tujuan jalannya masing2.. begitu pula di keluarga kita... Buddhis...

i love Buddhis.. i love this family...
karna.. tidak jarang kesadaran dari kelengahan ku dapat dari ajaran Sang Bhagava...

sabhe satta bavantu sukitata...
semoga semua mahluk berbahagia..

mettacithena ^^'

two thumbs up :D
 
@sintax

penggalan dari forum sebelah :

coba direnungkan baik2, darimana sayur2an berasal. kebanyakan sayuran berasal dari hasil pertanian. nah hasil pertanian ga luput dari yg namanya pestisida. nah coba hitung daging, utk menghasilkan 1kg daging (misalnya ikan), mungkin cuma 2 ekor ikan lele yg terbunuh. sedangkan utk menghasilkan 1kg sayur, berapa serangga yg terbunuh. ini cuman ilustrasi, bukan artinya membujuk kamu utk ga makan sayur ya ,kalau saya pribadi sih lebih baik, makanan apa yg ada dimakan. jgn kalau pas dihidangkan daging semua malah complaint saya vege. atau kalau ga ada daging bilang mana dagingnya... apa yg ada kita bersyukur aja

semoga dapat membantu ;)
 
@buddhist
yoiii siippp....ia nih...skarang ini susah dapet makanan yang bebas pestisida... ^^ emang sih kebanyakan sayuran termasuk buah banyak yang mengandung pestisida...sudah susah mo dapat sayuran maupun buah2an yang seger2 kayak dulu.. berbahaya juga^^

hehehe...kita emang patut bersyukur atas apa yang telah kita terima^^ thanks kk atas pelajarannya^^
 
Ada yang bilang: "Makan bayam, bunuh bayam; Makan ikan, bunuh ikan; Ngak makan, bunuh diri."

Zaman kita ini, zaman industri. Pertanian maupun peternakan, dua-duanya industri.
Tetapi dari keduanya, rasanya perlu baik-baik kita pertimbangkan, mana yang lebih costly, lebih mahal.
Mahal dalam konteks rupiah, mahal dalam konteks pemakaian energi, mahal dalam konteks perusakan alam. Dan sebagai orang yang ingin mempelajari dan hidup dalam dharma, kita juga menghitung dalam konteks karma dan kontribusi terhadap kemajuan di dalam jalan.

Peternakan dan perburuan binatang, kini (pada zaman ini, tidak di zamannya sang Buddha), adalah kontributor besar terhadap hampir seluruh permasalahan dunia: kelangkaan makanan, menghilangnya kekayaan hayati, kelangkaan energi, kelangkaan dan tercemarnya air, ketimpangan sosial, dll.

paragraf di atas terlalu 'brief', membutuhkan banyak nara sumber dan penjelasan lanjutan. Maaf saya belum dapat melakukannya.

Ada satu pertanyaan yang selalu muncul di benak saya,
"Apa yang akan menjadi sikap hidup sang Buddha, apa yang akan Ia terapkan kepada dirinya sendiri, apa yang akan Ia nyatakan (declare), apa yang akan Ia himbau dan ajarkan, jika Ia terlahir lebih lambat 2500 tahun, terlahir di zaman ini, menghadapi konteks dan keadaan yang sama sekali berbeda......"

Pertanyaan yang sama harus dijawab setiap orang, oleh diri sendiri, dengan memposisikan diri sebagai Sang Buddha yang kita hormati.

Kita tahu dan mudah untuk memahami bahwa apa yang sang Buddha ajarkan dan sampaikan ada yang mutlak dan ada yang kontekstual...
Yang sering kita salah dan tidak mudah untuk dipahami adalah bagaimana memisahkan antara yang mutlak dari yang kontekstual.
Adalah jauh lebih mudah untuk membela dan membenarkan pandangan /pendapat /kepentingan egois kita dengan mengatakan dan mengutip: "Demikianlah Sang Buddha mengatakan........"
Nyontek, termasuk dari Sutra adalah mudah. Jauh lebih sulit untuk mengasah Metta, Karuna, Mudita dan Upekha diri sendiri untuk menjawab permasalahan.

Maaf jika ada yang tidak berkenan...

Che Pei
 
@Marcedes & All
Persoalannya adalah dimana letak "pikiran/kesadaran/sati" yang anda maksudkan saat memasukkan sesuatu yang harus mengakibatkan penderitaan makhluk lain melalui "leher".

wah..jgn salah paham bro..maksud gw gini..coba pikir apa makan vegetarian itu benar ga menimbulkan pembunuhan?
dari awal:
1.tanah di gemburkan >>>sudah ada yg mati pasti(cth:cacing)
2.sewaktu proses pertembuhan di beri racun,agar ga dimakan hama (pembunuhan juga kan)

jadi maksud sy, memakan daging dan sayur juga sama-sama ada proses pembunuhan.
nah di sini lah letak nya.kalo kita orang makan daging di bilang tidak suci..dan makan vegetarian saja di bilang suci kan aneh...
aldof Hitler juga kek nya VEGETARIAN. tapi liat kebijaksanaan nya ada ga? nol besar!! ^^
 
kebijaksanaan dan kesucian bukan lah dinilai dari dia veggie or not, karna pada jaman Sang Buddha aja banyak kok yang tidak veggie tetapi toh bisa mencapai kesucian.

ad baiknya kita kembali lagi ke topik awal yaitu masalah hukum karma.

untuk veggie atau tidak terserah kembali ke individunya masing-masing, karna didalam aliran maitreya sendiri belom diwajibkan unutk veggie semua umatnya tetapi disarankan bagi yang bisa.

Peternakan dan perburuan binatang, kini (pada zaman ini, tidak di zamannya sang Buddha), adalah kontributor besar terhadap hampir seluruh permasalahan dunia: kelangkaan makanan, menghilangnya kekayaan hayati, kelangkaan energi, kelangkaan dan tercemarnya air, ketimpangan sosial, dll.

kalo memang hal ini benar, mgkn kita harus juga melihat sudut pandang lain yaitu teori ttg keseimbangan alam dimana semua ini ada prosesnya dimana kalo terjadi kelbihan pada salah satu jenisnya bisa menyebabkan ketidak seimbangan alam. mgkn seperti kalo kebanyakan ayam didunia karna tidak dimakan maka flu burung akan lebih ganas lagi, atau kalo kebanykan sapi karna ngak pernah dipotong maka akan banyak juga rumput yang habis. dan banyak contoh lainnya.

mgkn gampang nya yah kita semua sepakat kalo Sang Buddha punya kemampuan melihat masa lampau dan yang akan datang yah kan??????????
nah masak beliau tidak bisa melihat keadaan sekrang ? dan buat apa ditentukan oleh beliau pantangan dalam mengkomsumsi daging jika hal ini malah bisa memerosotkan nilai spritual kita, dan buat apa beliau cape-cape kasi tau daging mana saja yang tidak boleh dikomsumsi oelh manusia kalo ternyata pada masa yang akan datang para muridnya lebih lihai lagi dengan menetapkan semua daging ngak boleh dimakan ? nah kalo begitu berarti kita meragukan kemampuan dari Sang Buddha donk.......? Wajh sungguh aku tak sanggup menanggungnya...................

ada baiknya kita tetap sepakati saja bahwa dengan ber veggie itu bisa menjaga kesehatan kita bukan untuk meningkatkan kesucian maupun kebijaksanaan kita ( kalo ini bisa mah berarti kita kalah ama kambing dan sapi donk heheehheheheheheh........)
 
Kalo menurut pemahaman saya yang dangkal ini, kenapa Sang Buddha tidak menetapkan semua siswa-nya harus bervegetarian padahal tahu daging itu didapat dari hasil membunuh binatang?

Kita harus ingat pada jaman dahulu tidak semua daerah itu makmur dan berkecukupan. Malah sering terjadi bencana kelaparan.
Pernahkan anda membayangkan, disaat kesusahan untuk mendapat makanan ada umat yang berbaik hati memberikan dana makanan dan mungkin dalam makanan itu ada tercampur daging, kemudian sewaktu diberikan kepada anggota sangha (seandainya anggota sangha itu vegetarian) kemudian menolak pemberian itu.

Bagaimana perasaan umat tersebut kira-kira ?

Semua anggota sangha pada zaman itu boleh dibilang 100% makanan mereka dari pindapatta dan Sang Buddha sangat menghargai dana makanan yang diberikan umat, makanya dalam vinaya bhikkhu/ni banyak terdapat peraturan yang berhubungan dengan makanan. Contohnya tidak boleh sembarangan membuang makanan yang tidak habis dan lain-lain.

Ini hanya sedikit pendapat saya.
 
kalo memang hal ini benar, mgkn kita harus juga melihat sudut pandang lain yaitu teori ttg keseimbangan alam dimana semua ini ada prosesnya dimana kalo terjadi kelbihan pada salah satu jenisnya bisa menyebabkan ketidak seimbangan alam. mgkn seperti kalo kebanyakan ayam didunia karna tidak dimakan maka flu burung akan lebih ganas lagi, atau kalo kebanykan sapi karna ngak pernah dipotong maka akan banyak juga rumput yang habis. dan banyak contoh lainnya.

mgkn gampang nya yah kita semua sepakat kalo Sang Buddha punya kemampuan melihat masa lampau dan yang akan datang yah kan??????????
nah masak beliau tidak bisa melihat keadaan sekrang ? dan buat apa ditentukan oleh beliau pantangan dalam mengkomsumsi daging jika hal ini malah bisa memerosotkan nilai spritual kita, dan buat apa beliau cape-cape kasi tau daging mana saja yang tidak boleh dikomsumsi oelh manusia kalo ternyata pada masa yang akan datang para muridnya lebih lihai lagi dengan menetapkan semua daging ngak boleh dimakan ? nah kalo begitu berarti kita meragukan kemampuan dari Sang Buddha donk.......? Wajh sungguh aku tak sanggup menanggungnya...................

ada baiknya kita tetap sepakati saja bahwa dengan ber veggie itu bisa menjaga kesehatan kita bukan untuk meningkatkan kesucian maupun kebijaksanaan kita ( kalo ini bisa mah berarti kita kalah ama kambing dan sapi donk heheehheheheheheh........)

@padma,
ya, karena buddha dalam pemahaman anda mengatakan ngak apa-apa kalo makan ayam.
Ya silahkan aja bung Padma makan ayam supaya ngak banyak flu burung (ini menurutmu lho). bisa jadi bagimu itu bisa menjadi bentuk belas kasihanmu kepada orang lain... biar ngak ada yang kena flu burung ya..
Tapi, kalo mau makan ayam buddha dalam pemahamanmu itu ngak usahlah dibawa-bawa untuk membenarkan keinginanmu untuk makan ayam.

Vegetarian tidak langsung membuat seseorang menjadi suci.
Tapi kalo ada orang yang bisa makan makanan yang lebih "murah" namun memilih untuk tidak, tolong ngak usahlah memakai semua sutra (versi anda) ataupun ucapan Arya mana hanya untuk menjadi justifikasi keserakahan.

Dalam industri pertanian maupun peternakan dua-dua nya melibatkan hilangnya kehidupan makhluk tertentu. Namun kadar dan "harga"-nya adalah berbeda-beda.
Kalo tidak dengan nurani memilih, dimana "mindfulness" kita.
Apapula justifikasi untuk mengatakan Anda telah bertindak bijaksana.

Kalo anda makan dan ngak ada karma, (ada yang bilang karena yang makan adalah bangkai dan bukan daging). Dan semua tanggung jawab ditimpakan kepada yang motong (membunuh) dan yang menjual daging (False livelihood) lalu dimana rasa keadilan dan welas kasihmu.

Orang mau sehat atau tidak, tidak sepenuhnya dan perlu untuk berkorelasi dengan vegetarian.
Kalaupun dengan vegetarian tidak menjadi sehat, dia yang melakukannya dengan niat awal karena tidak tega, tetap akan memilih menjadi vegetarian.

Terimakasih, mewakili siapapun yang yang dengan kesadarannya, dengan keinginan untuk mencari jalan hidup yang lebih sustainable, yang lebih sesuai dengan Dharma (dalam pemahaman mereka) memilih untuk sesedikit mungkin hidup diatas penderitaan makhluk lain. Dan Anda menyamakannya dengan kambing dan sapi....

Saya merasa beruntung, Buddha, Dharma dan Sangha dalam pemahamanku tidak perlu sama dengan yang Anda pahami.
 
Kalo menurut pemahaman saya yang dangkal ini, kenapa Sang Buddha tidak menetapkan semua siswa-nya harus bervegetarian padahal tahu daging itu didapat dari hasil membunuh binatang?

Kita harus ingat pada jaman dahulu tidak semua daerah itu makmur dan berkecukupan. Malah sering terjadi bencana kelaparan.
Pernahkan anda membayangkan, disaat kesusahan untuk mendapat makanan ada umat yang berbaik hati memberikan dana makanan dan mungkin dalam makanan itu ada tercampur daging, kemudian sewaktu diberikan kepada anggota sangha (seandainya anggota sangha itu vegetarian) kemudian menolak pemberian itu.

Bagaimana perasaan umat tersebut kira-kira ?

Semua anggota sangha pada zaman itu boleh dibilang 100% makanan mereka dari pindapatta dan Sang Buddha sangat menghargai dana makanan yang diberikan umat, makanya dalam vinaya bhikkhu/ni banyak terdapat peraturan yang berhubungan dengan makanan. Contohnya tidak boleh sembarangan membuang makanan yang tidak habis dan lain-lain.

Ini hanya sedikit pendapat saya.

@Dragon Hung
Selamat bergabung Bro..
Saya sangat apresiatif terhadap apa yang Anda tuliskan..

Saya mempunyai banyak saudara Dharma orang Tibet. Alam tempat dimana mereka tinggal, tidak memungkinkan mereka untuk vegetarian...
Kami tidak pernah terlalu menyingung hal ini dengan mereka, apalagi merendahkan mereka.
Dan mereka juga tidak pernah membuka-buka Sutra atau mencari segala alasan hanya untuk bisa makan daging.
Kami sungguh sangat saling menghormati.

Jadi apa yang Anda katakan sungguh sangat bisa saya hormati dan terima.

Jelas tidak mutlak vegetarian baru mulai boleh mempelajari, mengikuti dan menjalankan keteladanan Sang Buddha.

Tetapi jika ada dua kereta dorong makanan, satu gado-gado dan satu soto daging;
Pertanyaannya adalah Apa yang akan saya pilih???

Salam
 
Dear Marcedes,

mungkin Anda telah bertemu dengan orang-orang yang baru belajar vegetarian, namun pembawaan dan cara bicara mereka, bagi Anda, mereka terkesan arogan dan meremehkan.

Saya pribadi akan berusaha untuk tidak demikian.
Jika diperkenankan, saya ingin memohon maaf mewakili mereka.

Namun semua yang saya tulis berkaitan dengan berpantang daging, adalah semata-mata agar untuk memberikan pandangan yang seimbang.
Jangan sampai terjadi, bagi mereka yang baru saja memilih berpantang daging sebagai bentuk dari Latihannya, saat mereka belum cukup kuat dalam keyakinannya, terbaca oleh mereka posting-posting yang tidak akan menunjang Latihannya.

Arahat dan Bodhisattva adalah dua type ideal yang sangat berbeda.

mohon saya dimaklumi.

dan dengan ini saya juga memohon maaf kepada siapapun, jika ada yang merasa posting saya kasar dan offence.

Che Pei.
 
@Yang_Terakhir
Terima kasih anda telah menjelaskan dengan sangat baik. Saya setuju dengan penjelasan anda.

Saya sendiri tidak setuju dengan orang yg mengatakan bahwa yg vege akan lbh suci dari yg tidak vege. Tetapi saya sangat setuju apabila org2 yg vege bertujuan untuk melatih cinta kasih tak terbatas serta untuk menumbuhkan sifat kewelas asihan terutama kepada hewan2.
 
@padma,
ya, karena buddha dalam pemahaman anda mengatakan ngak apa-apa kalo makan ayam.
Ya silahkan aja bung Padma makan ayam supaya ngak banyak flu burung (ini menurutmu lho). bisa jadi bagimu itu bisa menjadi bentuk belas kasihanmu kepada orang lain... biar ngak ada yang kena flu burung ya..
Tapi, kalo mau makan ayam buddha dalam pemahamanmu itu ngak usahlah dibawa-bawa untuk membenarkan keinginanmu untuk makan ayam.

sori ini bukannya pendapat saya untuk membenarkan saya makan ayam. ini hanya contoh ttg keseimbangan alam.

penjelasan saya tetap yaitu kita semua sepakat bahwa sang buddha bisa melihat masa yg akan datang dan masa lampau, nah kalo dia bisa melihat kalo dengan memakan daging itu bisa menyebabkan merosotnya nilai moral maka pasti beliau akan menganjurkan untuk dihindari seperti dalam pancasila buddhis.

Tapi kalo ada orang yang bisa makan makanan yang lebih "murah" namun memilih untuk tidak, tolong ngak usahlah memakai semua sutra (versi anda) ataupun ucapan Arya mana hanya untuk menjadi justifikasi keserakahan.
siapa bilang veggie lebih murah daripada makan daging buktinya makanan di resto veggie lebih mahal dari pada makan di warteg.ehhehehehhhehehheheehehehhe
makan daging bagi umat buddhis hanyalah untuk kelansungan hidup bukan untuk ketergantungan hidup. dan pada prakteknya mungkin bisa veggie bisa juga ngak semua tergantung dari makanan yang ada atau tersedia. jadi untu makan tidak terjadi ketergantungan ( apapun bisa dimakan )

nah bagaimana dengan veggie apakah bisa menerapkan hal itu ?
memang veggie merupakan salah satu praktek dalam menerapkan cinta kasih pada mahluk hidup akan tetapi bukan merupakan fokus utama hanya salah satu dari sekian banyak jalan.

nah kalo memang sdr2x semua setuju dengan vegiie silahkan dilaksanakan dan yang masih cincai juga silahkan karna kesucian kita tidak tergantung dari makanan apa yang msuk kemulut kita tapi semua tergantung pikiran kita yang mengolahnnya.

che pei
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.