• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kapan & Dimana Purgatory Berlangsung

Yesus selalu bisa mengampuni orang yang berdosa, bahkan setelah ia dibaptiskan asalkan ia mau bertobat dari kesalahannya baik itu hanya sekali maupun lebih dari sekali (Tuhan mengetahui ketulusan hati seseorang pada saat bertobat/menyadari dosanya), namun hal ini bukan menjadi alasan bagi kita untuk tetap melakukan dosa karena merasa Yesus akan selalu mengampuni. (Pembahasan lain diperlukan untuk ini)

Sesuai dengan konteks keselamatan yaitu HANYA MELALUI YESUS, maka tidak diperlukan hal lain selain daripada YESUS.

Mengenai KEADILAN, Allah sudah cukup adil untuk menyelamatkan kita orang berdosa dengan tebusan darah Yesus.

UPAH DOSA ADALAH MAUT (KEMATIAN), dan ini sudah dibayar oleh YESUS, sehingga setiap orang yang datang kepada Yesus, sudah ditebus dari DOSA/MAUT itu secara sempurna 100%.

Jadi setiap orang yang sudah ditebus Yesus layak masuk SORGA baik itu yang datang pertama (cepat bertobat) maupun yang terakhir (bertobat belakangan)

Coba kita lihat perumpaan Yesus mengenai kerajaan Sorga di Matius 20:1-16, dimana pekerja yang masuk pagi dan yang masuk sore, gaji/upahnya sama, demikan juga dengan kita yang punya dosa besar/kecil (menurut penilaian manusia - curi ayam vs. membunuh = dosa) upahnya sama yaitu SORGA, kalau kita mau bekerja untuk Tuhan (Bertobat, Mengikut hukum-hukumNya).

Matius
20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Mengenai neraka, coba baca buku Wahyu di ayat-ayat yang sudah saya berikan sebelumnya, kita lihat bahwa Neraka itu baru akan terjadi pada saat akhir kerajaan 1000 tahun atau pada saat Kota Yerusalem baru turun dari Sorga dan dimana setan dan pengikut-pengikutnya dibinasakan dengan api yang kita kenal dengan NERAKA.

Dan kalau kita baca di Wahyu 21:8, kematian di API NERAKA adalah kematian KEDUA (bagi pengikut SETAN) artinya pada saat kematian pertama, mereka tetap di dunia ini, jadi tidak langsung ke Neraka??? Alasannya adalah apakah mungkin Allah yang maha pengasih itu akan memasukkan mereka (pengikut setan) dua kali ke Neraka???

Salam,
Tyven.
 
1. Hanya akan buang2 waktu kami utk menanggapi point per point dari tulisan kamu, terlebih kamu tidak menanggapi point per point tulisan2 dari kami dan masih menyisakan pertanyaan yg tak terselesaikan.

2. Kekeliruan kamu adalah menganggap bahwa neraka baru ada berdasarkan kitab Wahyu. Kitab Wahyu bukanlah kitab yg mudah untuk ditafsirkan. Dan, bagaimana kamu bisa yakin bahwa tafsiranmu adalah yg paling benar?

3.Edit

4.Ajaran Gereja Katolik mengajarkan bahwa jiwa-jiwa yg pergi dengan keadaan dosa berat, langsung menuju ke neraka.

The Church professes her faith in the Athanasian Creed: "They that have done good shall go into life everlasting, and they that have done evil into everlasting fire" (Denzinger, "Enchiridion", 10th ed., 1908, n.40). The Church has repeatedly defined this truth, e.g. in the profession of faith made in the Second Council of Lyons (Denx., n. 464) and in the Decree of Union in the Council of Florence (Denz., N. 693): "the souls of those who depart in mortal sin, or only in original sin, go down immediately into hell, to be visited, however, with unequal punishments" (poenis disparibus).

...

There is a hell, i.e. all those who die in personal mortal sin, as enemies of God, and unworthy of eternal life, will be severely punished by God after death. On the nature of mortal sin, see SIN; on the immediate beginning of punishment after death, see PARTICULAR JUDGMENT. As to the fate of those who die free from personal mortal sin, but in original sin, see LIMBO (limbus parvulorum).

( Sumber : CE : Hell )

5. Selesaikan dulu tentang Purgatory, baru kita bicara yg lain. Sampai saat ini, tyven tidak memberikan argumen mengenai ayat2 yg dijadikan dasar dari doktrin Purgatory.

6. Gak ada waktu buat penjelasan lebih lanjut.
 
Tyven....apakah memang begini cara kamu melakukan diskusi? Saya heran berkali2 rekan2 yang berseberangan dengan iman Katholik di Forum Religi Katholik ini sering kali melakukan diskusi yang "tembak lari"? Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan Sdr. Catholic untuk tidak merespon dari hal2 yang menyimpang dari topik utama, dan menyelesaikan satu-persatu "tembakan" yang kamu lontarkan kepada kami....

Selesaikan dulu dong masalah Purgatory. Kamu menanyakan dimana dan kapan Purgatory berlangsung, kami sudah menjawabnya...dan sekarang mana sanggahan kamu atas apa yang sudah kami berikan kepadamu?
 
Mohon maaf, jika pertanyaan saya saudara anggap bukanlah tanggapan terhadap penjelasan saudara dan sebagai tindakan tembak lari. Kiranya hal itu dijauhkan dari kami.

1. Anda mengatakan bahwa orang setelah mati akan langsung masuk neraka atau purgatory.

Quote dari Catholic;
Perlu diketahui bahwa setelah mati, jiwa akan terlepas dari tubuh dan menuju ke neraka, surga, atau api penyucian. Inilah yg disebut dogma Particular Judgement, seperti yg dikatakan CE : Particular Judgement

Kemudian saya tanggapi dengan memberikan contoh orang-orang yang langsung naik ke surga seperti henokh, elia, musa. Demikian juga dengan orang-orang jahat yang baru masuk ke neraka pada saat kedatangan Yesus kedua kali yaitu yang terdapat di buku Wahyu 21:8,

Jadi tidak mungkin orang jahat setelah mati langsung masuk neraka kemudian pada saat Yerusalem baru turun, mereka dimasukkan kembali ke neraka.

Demikian juga dengan orang baik yang mati, tidak mungkin langsung masuk sorga (kecuali orang yang sudah saya sebutkan diatas), kemudian pada saat kedatangan Yesus kedua kali disebutkan dibawa lagi masuk ke surga selama 1000 tahun.

Demikian juga halnya dengan konsep penyucian di purgatory, saya sudah sebutkan ayat-ayat yang mengatakan bahwa darah Yesus sanggup menyucikan semua dosa dan melayakkan kita, jadi Yesus tidak mengatakan bahwa kita layak masuk sorga kalau disucikan oleh darahNya dan Api, tetapi dia mengatakan bahwa hanya melalui Dialah orang bisa sampai kepada Bapa.


2. Anda mengatakan bahwa purgatory berhubungan dengan masalah keadilan.

Quote dari Rafa02
Sudah pernah saya sampaikan sebelumnya, bahwa konsep Purgatory merupakan bagian dari KEADILAN Allah. Keadilan memiliki arti yang mendalam yang saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya, baik itu hubungannya dengan atribute yang melekat pada Allah (Maha Kuasa, Maha Baik, dll), pemberian rahmat Kehendak Bebas / Free Will kepada manusia, nature penciptaan manusia, dll. Menghilangkan salah satu bagian dari pemahaman dan peng-aminan akan adanya Purgatory sama saja mencoba mengatur dan mereduksi Allah.

Kemudian saya menanggapi bahwa Allah itu tetap adil walaupun tanpa purgatory, artinya jika orang sudah ditebus Yesus maka orang yang dosanya besar maupun dosanya sedikit tetap sama-sama layak masuk sorga karena upah setiap orang yang ditebus adalah SORGA.
Pernyataan ini saya jelaskan dengan perumpamaan kerajaan sorga pada matius 20:1-6, dan juga dengan penebusan Yesus di kayu salib.


3. Yang anda berikan untuk mendukung konsep purgatory adalah kutipan-kutipan dari luar Alkitab, maka saya ingin memberitahukan bahwa hal itu tidak sejalan dengan ayat-ayat yang ada di Alkitab (ayat-ayatnya sudah saya berikan), dimana Alkitab mengatakan bahwa darah Yesus sanggup melayakkan kita untuk masuk sorga.


4. Mengenai pernyataan saudaara Catholic dibawah ini, semuanya mengarah kepada Yesus, artinya setiap orang yang benar-benar percaya kepada Yesus maka dia akan belajar, dibabtis, bersaksi, bertobat, bekerja melakukan perintah Yesus, jadi bukan mengatakan bahwa ada jalan keselamatan selain Yesus.

Quote;
3. Kamu bilang bahwa keselamatan hanya melalui Yesus, lalu bagaimana dengan ini :

HOW DOES ONE RECEIVE SALVATION, JUSTIFICATION, NEW BIRTH AND ETERNAL LIFE?

By believing in Christ (Jn 3:16; Acts 16:31)?

By repentance (Acts 2:38; 2 Pet 3:9)?

By baptism (Jn 3:5; Acts 2:38; 22:16; 1 Pet 3:21; Titus 3:5)?

By the work of the Spirit (Jn 3:5; 2 Cor 3:6)?

By declaring with our mouths (Lu 12:8; Rom 10:9)?

By coming to a knowledge of the Truth (1 Tim 2:4; Heb 10:26)?

By works (Rom 2:6, 7; James 2:21, 24-25)?

By grace (Acts 15:11; Eph 2:8)?

By his blood (Rom 5:9; Heb 9:22)?

By His righteousness (Rom 5:17; 2 Pet 1:1)?

By His cross (Eph 2:16; Col 2:14)?


Salam,
Tyven.
 
Bukankah kamu menanyakan di mana dan kapan Purgatory berlangsung? Dan kami sudah menjawabnya?

Mana tanggapanmu mengenai masalah ini?

Dan mana argumentasimu mengenai tulisan dari St. Thomas Aquinas yang menerima serangan yang sama atas pertanyaan dimana Purgatory berlangsung?

Mana tanggapanmu mengenai INTI dari Topik ini?

Ko yang dijawab malah tambahan informasinya saja? :D

3. Yang anda berikan untuk mendukung konsep purgatory adalah kutipan-kutipan dari luar Alkitab, maka saya ingin memberitahukan bahwa hal itu tidak sejalan dengan ayat-ayat yang ada di Alkitab (ayat-ayatnya sudah saya berikan), dimana Alkitab mengatakan bahwa darah Yesus sanggup melayakkan kita untuk masuk sorga.

Dan teman2 lain sudah menjelaskan kepada anda dari mulai masalah awalnya belum ada kitab suci dalam rupa bukti sejarah (tertulis pada catacomba2), tradisi, Magisterium Gereja, kepercayaan dari para Rasul dll...bahkan teman2 sudah menunjukkan walau tidak lugas hal itu itu ada dalam Kitab Suci Juga :)
 
Tyven, aku melakukan sedikit kekeliruan, karenanya point no 3 telah kuedit utk tidak melebarkan topik.
 
Yang perlu dimengerti bahwa Alkitab meskipun sulit dipahami tetapi tetap saja ada nilai logisnya, karena apa ? Karena Ilmu pengetahuan tidak pernah bertentangan dengan pengetahuan teologis yg ada di dalam Alkitab. Memang diakui ada hal yg terbatas kita tangkap, tetapi bukan berarti manusia tidak bisa menangkap maksud yang tersirat di dalam Alkitab tersebut, apalagi melalui bimbingan Roh Kudus; yg tentu diyakini oleh para Bapa Gereja Perdana.

Purgatory/Api Penyucian Adalah tempat dimana manusia menjalani hukuman sementara, untuk pemurnian jiwanya sebelum masuk ke dalam Surga.

Kapan itu terjadi ? Terjadi setelah manusia itu mati, namun sebelumnya sempat bertobat untuk mengakukan dosa beratnya bilamana itu ada. Karena apa ? Karena dosa berat bila tidak/belum sempat diakukan sebelum manusia mati, maka manusia tersebut tentu mendapat hukuman yg lebih berat yaitu di neraka.

Ini sedikit acuannya :

1Pet 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
1Pet 3:19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara

Jadi apa maksud di dalam roh yg di dalam penjara tersebut ? Apakah Yesus berada di dalam dunia/bumi ? No, karena Yesus telah berada dalam kehidupan Roh. Apakah di dalam kehidupan neraka ? Ini yg juga mokal...mosok Yesus berada di neraka.

Tentu, yg dimaksud di situ adalah tempat yg mana manusia masih harus menunggu dan menjalani hukuman sementaranya sebelum nantinya manusia masuk dalam kesuciannya di surga.

Analoginya :

Saat orang mabuk, dalam keadaan setengah sadar dan sensitif orang itu menjadi cepat marah. Karena mengamuk maka orang tersebut merusak apa saja disekitarnya. Nah setelah sadar dia menyesal dan bertobat, beres. Apakah cukup demikian ? No, orang tersebut mestinya harus merubah tabiat sering mabuknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab mengganti kerusakan yg ditimbulkannya saat dia mengamuk.

Jadi dalam peristiwa itu ada paling tidak 3 unsur yg harus dilaksanakan yaitu :

- Rasa sesal dan bertobat
- Tanggung Jawab
- pemurnian jiwa/penyucian
 
Waduh ko topik ini jd melenceng membahas Sola Fide seh? :) Sorry neh temen2 baru nongol karena ada badai kerjaan yang masih harus ditangani :)

Sebelum membahas pertanyaan di Tyven saya akan mengutip pernyataan dari Bapa Gregory of Niyssa [De iis qui in fide dormiunt], beliau menulis sebagai berikut:

"If one who loves and believes in Christ," has failed to wash away his sins in this life, "he is set free after death by the fire of Purgatory." Therefore there remains some kind of cleansing after this life.

"This we preach, holding to the teaching of truth, and this is our belief; this the universal Church holds, by praying for the dead that they may be loosed from sins." This cannot be understood except as referring to Purgatory: and whosoever resists the authority of the Church, incurs the note of heresy.


Sudah pernah saya sampaikan sebelumnya, bahwa konsep Purgatory merupakan bagian dari KEADILAN Allah. Keadilan memiliki arti yang mendalam yang saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya, baik itu hubungannya dengan atribute yang melekat pada Allah (Maha Kuasa, Maha Baik, dll), pemberian rahmat Kehendak Bebas / Free Will kepada manusia, nature penciptaan manusia, dll. Menghilangkan salah satu bagian dari pemahaman dan peng-aminan akan adanya Purgatory sama saja mencoba mengatur dan mereduksi Allah. St. Thomas Aquinas mengatakan dengan tegas sebagai berikut:

"Wherefore those who deny Purgatory speak against the justice of God: for which reason such a statement is erroneous and contrary to faith"

Pertanyaan di Tyven ini menurut saya merupakan pertanyaan jebakan karena ia tau bahwa konsep Purgatory terutama dalam menjelaskan dimana Purgatory berlangsung tidak dijelaskan secara literal dalam kitab suci, namun ia adalah tipikal manusia yang melihat dan baru percaya :) Dan akhirnya kita pasti akan selalu berdebat dengan masalah Sola Scriptura yang jelas2 sangat tidak Katholik :)

Pertanyaan yang kurang lebih sama dari Tyven yang ingin menguji iman Katholik seperti inipun pernah diujikan kepada St. Thomas Aquinas ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada beliau:

It would seem that it is not the same place where souls are cleansed and the damned punished. For the punishment of the damned is eternal, according to Matthew 25:46, "These shall go into everlasting punishment [Vulgate: 'fire']." But the fire of Purgatory is temporary, as the Master says (Sent. iv, D, 21). Therefore the former and the latter are not punished together in the same place: and consequently these places must needs be distinct.

Dan mari kita lihat bagaimana St. Thomas Aquinas memberikan jawaban atas pertanyaan tsb:

I answer that, Nothing is clearly stated in Scripture about the situation of Purgatory, nor is it possible to offer convincing arguments on this question. It is probable, however, and more in keeping with the statements of holy men and the revelations made to many, that there is a twofold place of Purgatory:

1. According to the common law; and thus the place of Purgatory is situated below and in proximity to hell, so that it is the same fire which torments the damned in hell and cleanses the just in Purgatory; although the damned being lower in merit, are to be consigned to a lower place....The fire of Purgatory is eternal in its substance, but temporary in its cleansing effect ("Una poena damni, in quantum scilicet retardantur a divina visione; alia sensus secundum quod ab igne punientur").

(Hal ini juga sejalan dengan pendapat St. Bonaventura yang mengatakan sebagai berikut: "...that this punishment by fire is more severe than any punishment which comes to men in this life; "Gravior est omni temporali poena. quam modo sustinet anima carni conjuncta".)

2. Another place of Purgatory is according to dispensation: and thus sometimes, as we read, some are punished in various places, either that the living may learn, or that the dead may be succored, seeing that their punishment being made known to the living may be mitigated through the prayers of the Church.


Jd, jika si Tyven ini memaksa, maka bisa dikatakan bahwa tempat Purgatory tersebut akan ada di dekat2 neraka :) :) :) karena di sana ada penekanan pada rasa sakit orang2 yang masuk dalam purgatory karena dibersihkan dengan Api (poena sensus) :) Dan bagi yang berada di Purgatory rasa sakit akan api ini bukanlah satu2nya rasa sakit yang mereka hadapi, bahkan mungkin rasa sakit yang satu ini bagi mereka lebih menyakitkan yaitu RASA SAKIT yang mereka hadapi karena tertundanya mereka untuk masuk dalam Kerajaan Surga, kehampaan karena tertundanya mereka untuk masuk dalam Kerajaan Surga (poena damni)

Hal ini diperkuat dengan pemahaman akan arti Neraka / Hell sendiri:

According to theologians the pain of loss and the pain of sense constitute the very essence of hell. Hell (infernus) in theological usage is a place of punishment after death. Theologians distinguish four meanings of the term hell:

1. hell in the strict sense, or the place of punishment for the damned, be they demons or men;
2. the limbo of infants (limbus parvulorum), where those who die in original sin alone, and without personal mortal sin, are confined and undergo some kind of punishment;
3. the limbo of the Fathers (limbus patrum), in which the souls of the just who died before Christ awaited their admission to heaven; for in the meantime heaven was closed against them in punishment for the sin of Adam;
4. purgatory, where the just, who die in venial sin or who still owe a debt of temporal punishment for sin, are cleansed by suffering before their admission to heaven.

Menambahkan saja

HEAVEN, HELL AND PURGATORY Pope John Paul II

...

Purgatory Is Necessary Purification

At the General Audience of Wednesday, 4 August 1999, following his catecheses on heaven and hell, the Holy Father reflected on Purgatory. He explained that physical integrity is necessary to enter into perfect communion with God therefore "the term purgatory does not indicate a place, but a condition of existence", where Christ "removes ... the remnants of imperfection".

...

Every trace of attachment to evil must be eliminated, every imperfection of the soul corrected. Purification must be complete, and indeed this is precisely what is meant by the Church's teaching on purgatory. The term does not indicate a place, but a condition of existence. Those who, after death, exist in a state of purification, are already in the love of Christ who removes from them the remnants of imperfection (cf. Ecumenical Council of Florence, Decretum pro Graecis: DS 1304; Ecumenical Council of Trent, Decretum de iustificatione: DS 1580; Decretum de purgatorio: DS 1820).


PS
"Incorporeal things are not in place after a manner known and familiar to us, in which way we say that bodies are properly in place; but they are in place after a manner befitting spiritual substances, a manner that cannot be fully manifest to us." [St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, Supplement, Q69, a1, reply 1]
 
boleh ikutan nggak?
yg di atas berat2 bgt discussnya secara teologi... ak cmn mao nambahin sedikit ilustrasi aja sih..sapa tau membantu discussnya..

misalkan ada 2 orang si A dan si B,
si A ini orangnya saleh, dia bener2 sepenuh hati mencintai Tuhan dan berusaha melaksanakan perintahnya. tentu ia tidak 100% bersih dari dosa, tapi ia senantiasa berusaha menjaga kesucian hati dan perbuatannya dan mempelajari dan mengamalkan ajaran agamanya.

si B ini bukan atheis, dia percaya adanya Allah, trus dia jg percaya Yesus dan dibaptis, tapi setelah dibaptis dia sering melakukan dosa karena lemah, bahkan dosanya itu banyak banget, karena hati nuraninya tumpul sering dipake berbuat dosa, jadi dia jarang menyesal, cuma kalau habis berbuat dosa yang agak besar aja. nah tapi karena waktu kecil di lingkungannya udah dikenalkan sama Yesus, maka sebelum meninggal pun dalam hatinya tentu percaya Yesus, walaupun dia tidak mendalami ajarannya sungguh - sungguh.

kemudian kedua orang ini meninggal.
keduanya sama - sama percaya akan karya penyelamatan Kristus.
dan keduanya pasti deh sama - sama langsung masuk surga (menurut tyven)

apakah ini keadilan....???jawablah dgn hati anda...

dan lagi telah dikatakan bahwa semua yang masuk surga itu kudus.. ndak mungkin najis..

semoga memberikan semacam gambaran ttg keadaan kalau purgatory itu nggak ada..
nggak ada keadilan...
 
boleh ikutan nggak?
yg di atas berat2 bgt discussnya secara teologi... ak cmn mao nambahin sedikit ilustrasi aja sih..sapa tau membantu discussnya..

misalkan ada 2 orang si A dan si B,
si A ini orangnya saleh, dia bener2 sepenuh hati mencintai Tuhan dan berusaha melaksanakan perintahnya. tentu ia tidak 100% bersih dari dosa, tapi ia senantiasa berusaha menjaga kesucian hati dan perbuatannya dan mempelajari dan mengamalkan ajaran agamanya.

si B ini bukan atheis, dia percaya adanya Allah, trus dia jg percaya Yesus dan dibaptis, tapi setelah dibaptis dia sering melakukan dosa karena lemah, bahkan dosanya itu banyak banget, karena hati nuraninya tumpul sering dipake berbuat dosa, jadi dia jarang menyesal, cuma kalau habis berbuat dosa yang agak besar aja. nah tapi karena waktu kecil di lingkungannya udah dikenalkan sama Yesus, maka sebelum meninggal pun dalam hatinya tentu percaya Yesus, walaupun dia tidak mendalami ajarannya sungguh - sungguh.

kemudian kedua orang ini meninggal.
keduanya sama - sama percaya akan karya penyelamatan Kristus.
dan keduanya pasti deh sama - sama langsung masuk surga (menurut tyven)

apakah ini keadilan....???jawablah dgn hati anda...

dan lagi telah dikatakan bahwa semua yang masuk surga itu kudus.. ndak mungkin najis..

semoga memberikan semacam gambaran ttg keadaan kalau purgatory itu nggak ada..
nggak ada keadilan...

Salam kenal capedehh, semoga betah di Forum Katholik ini :)

Itulah yang saya sampaikan sebelumnya mengenai makna Keadilan Allah sehubungan dengan masalah Purgatory. Permasalahannya adalah pihak Tyven memiliki pandangan OSAS (Once Save Always Save), dan untuk bisa memahami ini mereka mengembangkan pemikiran mengenai Grace Conciousness, dan seakan melupakan bahwa manusia memiliki Level Kesadaran lain seperti Sub-Concious dan Un-Concious.....dimana kelemahan daging bisa menjadi ancaman bagi kita setiap saat.

Katholik menekankan bahwa baik pikiran, perkataan, perbuatan, bahkan kelalaian (tidak disengaja) tetap merupakan DOSA. Bagi siapa saja yang masuk dalam surga maka tidak akan ada lagi noda dosa sekecil apapun.
 
Itulah yang saya sampaikan sebelumnya mengenai makna Keadilan Allah sehubungan dengan masalah Purgatory. Permasalahannya adalah pihak Tyven memiliki pandangan OSAS (Once Save Always Save), dan untuk bisa memahami ini mereka mengembangkan pemikiran mengenai Grace Conciousness, dan seakan melupakan bahwa manusia memiliki Level Kesadaran lain seperti Sub-Concious dan Un-Concious.....dimana kelemahan daging bisa menjadi ancaman bagi kita setiap saat.

Katholik menekankan bahwa baik pikiran, perkataan, perbuatan, bahkan kelalaian (tidak disengaja) tetap merupakan DOSA. Bagi siapa saja yang masuk dalam surga maka tidak akan ada lagi noda dosa sekecil apapun.

Saya sudah jelaskan sebelumnya, bahwa saya TIDAK menganut paham SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT. Kita membutuhkan Pembenaran dari Hari ke Hari dan setiap hari kita harus bergerak menuju kesempurnaan yang mencapai puncaknya pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali.

Mengenai keadilan, saya kurang sependapat dengan menyatakan bahwa Allah tidak adil jika si A yang berbuat baik hampir 100% dan si B yang berbuat baik hanya 60% sama-sama masuk sorga.

Keselamatan adalah Kasih karunia, bukan hasil dari perbuatan baik kita.

Coba baca ayat berikut ini mengenai kerajaan sorga dibawah ini, dimana pekerja yang masuk pagi, siang dan sore sama upahnya.

Matius
20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."


BTW, terima kasih atas penjelasannya mengenai Purgatory.

Salam,
Tyven.
 
Saya sudah jelaskan sebelumnya, bahwa saya TIDAK menganut paham SEKALI SELAMAT TETAP SELAMAT. Kita membutuhkan Pembenaran dari Hari ke Hari dan setiap hari kita harus bergerak menuju kesempurnaan yang mencapai puncaknya pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali.

Sebagai orang Katolik kadang kadang suka lupa, bahwa orang Kristen Protestan itu satu sama lain punya paham yg berbeda dan kadang malah berlawanan, cuma yg satu pasti semuanya menentang Katolik, namanya juga Protestan - yg di protes yah Gereja Katolik, jadi atas nama Rafa02 saya minta maaf telah mengkelirukan paham yg kamu anut itu, Adventist kan ? :)

Mengenai keadilan, saya kurang sependapat dengan menyatakan bahwa Allah tidak adil jika si A yang berbuat baik hampir 100% dan si B yang berbuat baik hanya 60% sama-sama masuk sorga.

Keselamatan adalah Kasih karunia, bukan hasil dari perbuatan baik kita.

Sebagai orang Advent kamu memang tidak usah sependapat dengan ajaran Katolik, dari apa yg kamu katakan di atas itu saya maklum bahwa kamu memang tidak paham ajaran Katolik tentang purgatori (tapi saya maklum karena kamu seorang Adventist).

Purgatori itu bukan berkaitan dengan perbuatan baik yg hampir 100% atau yg hanya 60%, tapi berkaitan dengan efek dosa yg orang perbuat, coba baca baca lagi apa yg sudah diterangkan teman2 disini, masa perlu di ulangi lagi, jadi mundur ke halaman 1 lagi dong :))

Coba baca ayat berikut ini mengenai kerajaan sorga dibawah ini, dimana pekerja yang masuk pagi, siang dan sore sama upahnya.

Ayat yg kamu berikan itu keliru dengan maksud dari purgatori (tapi saya maklum karena kamu seorang Adventist).

Coba bahas ayat2 yg berkaitan dengan purgatory seperti yg di berikan oleh Sdr Jebling, Catholic, Rafa02 atau Berkatan, ngga usah mengeluarkan jurus jurus ayat yg lain, kita berbicara tentang ayat itu saja :).

Ps: jangan suruh suruh baca komik orang advent ah, udah dewasa koq masih hobby baca komik, mendingan baca komik Naruto lebih seru :))
 
Walah my mistake.....ternyata Tyven adalah penganut adventis....saya minta maaf atas kesalahan saya.....
 
saudaraku tyven,

Keselamatan adalah Kasih karunia, bukan hasil dari perbuatan baik kita.

Melakukan pertobatan itu menurutmu hasil dari perbuatan baik atau tidak ?

Coba kamu jawab yg ini dulu; karena menurutku ini sangat mengganggu.

Sebelum kita bertobat, umumnya kita menyesal terlebih dahulu. Setelah itu baru punya niat baik untuk bertobat, bukan ?

Kerajaan Sorga itu memang cuma-cuma, namun harus ada rasa sesal dan kemudian harus ada pertobatan yg merupakan hasil perbuatan baik.


Kasih karunia Allah = keselamatan, kok kamu terjemahkan seenakmu.

Yang menjadi kunci perbedaan antara Katolik dan Advent adalah dosa berat dan dosa ringan; yg mana mungkin di advent dan protestan yg lain hal itu tidak ada.
 
Catatan dr dari Meditasi B. Anna Katharina Emmerick ,mistikus, stigmatis, visionaris (1774 - 1824) mengenai duka cita sengsara Tuhan Kita.

Bab LIX
Catatan Obyektif Mengenai
Yesus Turun ke Tempat Penantian

Ketika Yesus, setelah menyerukan suatu teriakan nyaring, wafat, aku melihat jiwa surgawi-Nya dalam rupa sebuah meteor yang cemerlang menembusi bumi di bawah kaki Salib, dengan disertai Malaikat Gabriel dan banyak malaikat lainnya. Kodrat IahiNya terus bersatu dengan jiwa dan tubuh-Nya yang masih tergantung di kayu Salib, tetapi tak dapat aku menjelaskan bagaimana hal ini terjadi, walau aku melihatnya dengan jelas dalam benakku. Tempat yang dimasuki jiwa Yesus terbagi atas tiga bagian, yang tampak bagiku bagaikan tiga dunia; aku merasa bahwa bagian-bagian itu bulat dan bahwa masing-masing bagian dipisahkan dari yang lainnya dengan suatu belahan.

Aku melihat suatu tempat yang indah cemerlang di hadapan Limbo (= Tempat Penantian); tempat itu dikelilingi bunga-bungaan, semilir angin sepoi-sepoi berhembus; banyak jiwa-jiwa ditempatkan di sana sebelum diperkenankan masuk ke Surga setelah mereka bebas dari Purgatorium (= Api Penyucian).

Limbo, tempat di mana jiwa-jiwa menanti Penebusan, terbagi dalam bilik-bilik yang berbeda, dan diliputi suatu lapisan kabut tebal. Tuhan kita tampak kemilau dalam cahaya dengan dikelilingi para malaikat, yang menghantar-Nya dengan jaya lewat di antara dua dari bilik-bilik itu; bilik sebelah kiri dihuni para patriark (= bapa bangsa) yang hidup sebelum masa Abraham, dan bilik sebelah kanan dihuni mereka yang hidup antara masa Abraham dan St Yohanes Pembaptis. Jiwa-jiwa ini pada mulanya tidak mengenali Yesus, namun demikian mereka dipenuhi perasaan sukacita dan pengharapan.

Tak sejengkal pun tempat dalam tahanan-tahanan sempit itu yang tidak diliputi perasaan bahagia. Lewatnya Yesus dapat diperbandingkan dengan hembusan napas, kilasan cahaya, atau jatuhnya tetesan embun, begitu cepat bagaikan angin puyuh. Setelah melewati kedua bilik itu, Yesus tiba di suatu tempat gelap di mana Adam dan Hawa berdiri; Ia berbicara kepada mereka, mereka merebahkan diri (= prostratio) dan sujud menyembah-Nya dalam ekstasi sukacita yang sempurna. Segera mereka menggabungkan diri dalam kelompok para malaikat dan menyertai Tuhan kita menuju bilik kiri, yang dihuni para patriark yang hidup sebelum Abraham.

Bilik ini semacam Purgatorium, beberapa roh jahat berkeliaran di antara jiwa-jiwa, berusaha memenuhi jiwa dengan kecemasan dan kegelisahan. Pintu masuknya, yang melalui semacam pintu, tertutup tetapi para malaikat mengetuk dan aku pikir aku mendengar mereka berkata, “Bukalah pintu-pintu ini.” Ketika Yesus masuk dengan jaya, para iblis berhamburan seraya berseru, “Apa urusan-Mu dengan kami? Mau apakah Engkau datang kemari? Apakah Engkau hendak menyalibkan kami juga?” Para malaikat menghalau mereka pergi, setelah terlebih dahulu membelenggu mereka. Jiwa-jiwa malang yang terkurung di tempat ini hanya memiliki firasat samar dan gagasan kabur akan kehadiran Yesus; tetapi saat Ia memaklumkan kepada mereka bahwa Ia Sendirilah itu, mereka meledak dalam sorak-sorai sukacita dan menyambut-Nya dengan madah girang dan gembira.

Jiwa Tuhan kita lalu pergi ke sebelah kanan, menuju bagian yang merupakan Limbo yang sesungguhnya; di sana Ia bertemu dengan jiwa penyamun yang baik, yang sedang dibawa para malaikat ke pangkuan Abraham, juga bertemu dengan jiwa penyamun yang jahat, yang sedang diseret oleh para iblis ke Neraka. Tuhan kita mengatakan beberapa patah kata kepada mereka berdua, lalu masuk ke dalam pangkuan Abraham, dengan disertai sejumlah besar malaikat dan jiwa-jiwa kudus, juga iblis-iblis itu yang telah dibelenggu dan dihalau dari bilik.

Tempat ini tampak padaku lebih tinggi dari sekelilingnya; aku hanya dapat menggambarkan perasaanku saat memasukinya dengan memperbandingkannya dengan seorang yang tiba-tiba masuk ke dalam gereja, setelah beberapa waktu lamanya berada di tempat pemakaman. Para iblis, yang dibelenggu kuat-kuat, amat enggan memasukinya dan berusaha menolak sekuat tenaga, tetapi para malaikat memaksa mereka untuk maju. Semua orang benar yang hidup sebelum masa Kristus berkumpul di sana: para patriark, Nabi Musa, hakim-hakim, dan raja-raja di sebelah kiri; dan di sebelah kanan: para nabi, para leluhur Tuhan kita, juga kerabat-kerabat dekat-Nya, seperti Yoakim, Anna, Yosef, Zakharia, Elisabet dan Yohanes. Tak ada iblis di tempat ini, satu-satunya kesedihan yang dirasakan oleh mereka yang berada di sini adalah kerinduan mendalam akan segera digenapinya janji Allah; dan ketika Tuhan kita masuk, mereka menyambut-Nya dengan madah sukacita penuh syukur serta puji-pujian atas kegenapannya, mereka merebahkan diri dan sujud menyembah-Nya, roh-roh jahat yang diseret ke dalam pangkuan Abraham saat Tuhan kita masuk, dipaksa mengaku dengan sangat malu bahwa mereka telah ditaklukkan.

Banyak dari jiwa-jiwa kudus ini diperintahkan oleh Tuhan kita untuk kembali ke bumi, memasuki jasad-jasad mereka, serta menyampaikan kesaksian yang khidmad dan mengesan akan kebenaran. Saat itulah begitu banyak orang mati bangkit meninggalkan kubur-kubur mereka di Yerusalem; aku kurang menganggap mereka sebagai orang-orang mati yang dibangkitkan kembali, melainkan lebih sebagai mayat-mayat yang digerakkan oleh kuasa ilahi, dan yang, setelah menunaikan misi yang dipercayakan kepada mereka, dikesampingkan, bagaikan lencana jabatan yang dilepaskan seorang pegawai apabila ia telah selesai menjalankan tugas-tugas dari atasannya.

Selanjutnya, aku melihat Tuhan kita, dengan arak-arakan-Nya yang jaya, masuk ke dalam semacam Purgatorium yang dipenuhi dengan orang-orang kafir yang baik, yang hanya memiliki seberkas cahaya samar akan kebenaran, yang merindukan kegenapannya. Purgatorium ini sangat dalam, terdapat beberapa iblis di sana, juga beberapa berhala kafir. Aku melihat iblis-iblis dipaksa mengakui penyesatan yang telah mereka lakukan sehubungan dengan berhala-berhala ini, dan jiwa-jiwa kafir yang malang sujud menyembah di kaki Yesus dan memuliakan-Nya dengan sukacita yang tak terlukiskan; di sini, juga, iblis-iblis dibelenggu dengan rantai-rantai dan diseret pergi. Aku melihat Juruselamat kita melakukan banyak tindakan dan perbuatan lain; tetapi pada saat yang sama aku menderita begitu hebat, sehingga tak dapat aku mengisahkannya seperti yang aku harapkan.

Akhirnya, aku melihat Yesus menghampiri pusat sebuah jurang yang luas, begitulah, ke Neraka itu sendiri, dan ekspresi wajah-Nya sungguh teramat garang.

.....(dst)

Bibliografi:

B. Anna Katharina Emmerick

Anna Katharina Emmerick dilahirkan pada tanggal 8 September 1774 di Flamsche, wilayah Keuskupan Münster, Westphalia, Jerman.

Anna Katharina berasal dari keluarga petani miskin. Kesehatannya kurang baik semenjak ia masih kecil. Sejak kanak-kanak, Anna Katharina telah mendapat anugerah penglihatan dan nubuat. Penglihatan dan nubuat ini begitu sering, sehingga Anna Katharina kecil beranggapan bahwa semua anak dapat melihat Yesus dan Bunda Maria, para kudus, dan jiwa-jiwa di api penyucian. Ia dapat mendiagnosa penyakit dan menyarankan pengobatannya, pula ia dapat melihat dosa-dosa orang.

Anna Katharina membantu bekerja di pertanian keluarganya. Ia juga bekerja sebagai penjahit dan pembantu rumah tangga seorang organis miskin di mana ia belajar alat musik tersebut. Ketika usianya duapuluh delapan tahun (1802) ia masuk biara Agustinian di Agnetenberg, Dülmen. Dalam biara ini, ia puas diperlakukan sebagai yang terendah dalam biara.

Para biarawati lainnya amat heran dan merasa terganggu oleh kemampuannya yang aneh, kesehatannya yang buruk dan ekstasi-ekstasi yang dialaminya baik di gereja, di kamar tidur, maupun di tempat kerjanya. Sebab itu, ia diperlakukan dengan sikap antipati. Ketika biara ditutup atas instruksi pemerintah pada tahun 1811, Anna Katharina pindah ke rumah seorang janda miskin. Kesehatan Anna Katharina semakin memburuk, dan akhirnya, bukannya menjadi pembantu, ia malahan menjadi pasien.

Pada tanggal 29 Desember 1811, pukul tiga sore, Yesus yang tersalib menampakkan diri kepadanya dengan luka-luka-Nya memancarkan sinar cahaya. Sinar itu menembusi kedua tangan, kaki dan lambungnya bagaikan panah. Stigmata di kepalanya, yang dianugerahkan kepadanya saat usianya 24 tahun, juga mulai meneteskan darah hingga ia harus membalut kepalanya dengan perban. Pada tahun 1812, tanda salib muncul di dadanya. Karunia stigmata yang diterimanya disertai juga dengan karunia inedia, yaitu hidup tanpa makanan, hanya dari Komuni Kudus saja, sepanjang hidupnya. Anna Katharina berusaha menyembunyikan luka-lukanya, tetapi kabar mengenai hal itu akhirnya tersebar juga, dan Bapa Vikaris Jenderal menetapkan dilakukannya suatu penelitian yang panjang serta terperinci.

Bapa Vikjen bersama tiga orang ahli medis melakukan penelitian dengan cermat dan seksama hingga mereka yakin akan kekudusan “Beguine yang saleh,” demikian ia disebut, dan akan keaslian stigmata. Pada tahun 1819, pemerintah melakukan penyelidikan mereka sendiri. Dalam keadaan sakit hampir mati, Anna Katharina dipenjarakan, diancam dan ada di bawah pengawasan ketat 24 jam sehari.

Setelah tiga minggu berlalu, komisi tersebut pada akhirnya menyerah. Mereka pergi tanpa menemukan suatu pun yang mencurigakan, tak dapat membujuk Anna Katharina untuk mengubah kesaksiannya, dan gagal mempublikasikan penemuan mereka. Ketika dipaksa melapor, mereka menyatakan bahwa fenomena tersebut palsu, tetapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa mereka berkesimpulan demikian, atau mengapa mereka tidak mempublikasikan penemuan-penemuan mereka.

Ketika seorang penulis bernama Clemens Brentano mengunjunginya, Anna Katharina mengatakan bahwa ia telah melihatnya dalam suatu penglihatan dan bahwa Clemens akan menuliskan catatan tentang penglihatan-penglihatan serta nubuat-nubuat yang diterimanya. Demikianlah, setiap hari selama lima tahun, Clemens mencatat pesan-pesan, serta menerjemahkan catatan tersebut dari dialek Westphalian, dialek Anna Katharina, ke bahasa Jerman. Setiap kali, ia meminta Anna Katharina untuk memeriksa serta memberikan persetujuan atas tulisannya.

Sepanjang musim panas tahun 1823, kesehatan Anna Katharina semakin memburuk. Seperti biasa, ia mempersatukan segala penderitaannya dengan penderitaan Yesus, serta mempersembahkannya bagi keselamatan segenap umat manusia. Anna Katharina wafat pada tanggal 9 Februari 1824.

Oleh karena tersiar kabar angin bahwa jenazahnya dicuri orang, maka kuburnya dibuka kembali enam minggu kemudian dan didapati tubuhnya masih dalam keadaan segar, tanpa tanda-tanda kerusakan. Jenazah Anna Katharina Emmerick dipindahkan ke Gereja Salib Suci di Dülmen, Jerman pada tanggal 15 Februari 1975.

Pada tahun 1833, tulisan-tulisan yang dibuat oleh Clemens Brentano dipublikasikan sebagai “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ according to the Meditations of Anne Catherine Emmerich” (Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dari Meditasi B. Anna Katharina Emmerick). Menyusul pada tahun 1852, “The Life of The Blessed Virgin Mary” dan tiga jilid “Life of Our Lord” dari tahun 1858 hingga 1880 (Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dan BundaNya serta Misteri-misteri Perjanjian Lama). Sementara banyak karya-karya wahyu yang demikian berhubungan erat dengan sisi kerohanian dan gagasan penerima wahyu, ketiga tulisan tersebut sungguh merupakan karangan yang terus terang dan jelas dengan rincian gambaran akan peristiwa-peristiwa, dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Cukup banyak bagian dari tulisan Anna Katharina yang menjadi dasar pembuatan film “The Passion of the Christ” oleh Mel Gibson.

Vatican sendiri menganjurkan umat beriman membaca tulisan-tulisan Clemens Brentano berdasarkan kisah penglihatan biarawati Agustinian ini, sebagaimana dinyatakan dalam biografi Anna Katharina Emmerick yang dimuat secara online di situs resmi Vatican, “Kata-katanya, yang telah menjangkau begitu banyak orang yang tak terhitung banyaknya dalam berbagai macam bahasa, yang dituturkannya dari kamarnya yang sederhana di Dülmen melalui tulisan-tulisan Clemens Brentano, sungguh merupakan suatu pemakluman luar biasa Injil demi keselamatan hingga saat ini.”

Pada tanggal 24 April 2001 Anna Katharina Emmerick dimaklumkan sebagai Venerabilis (= Yang Pantas Dihormati) dan pada tanggal 3 Oktober 2004 dinyatakan sebagai Beata (= Yang Berbahagia) oleh Paus Yohanes Paulus II. Pestanya dirayakan pada tanggal 9 Februari.

“B. Anna Katharina Emmerick mengisahkan “dukacita sengsara Tuhan kita Yesus Kristus” dan mengamalkannya dalam tubuhnya. Kenyataan mengenai puteri petani miskin, yang dengan gigih berusaha dekat dengan Tuhan dan kemudian terkenal sebagai “Mistikus dari Tanah Münster” ini sungguh merupakan karya rahmat ilahi.”
~ Paus Yohanes Paulus II
 
Aku akan mencoba memberikan pemahaman2 ayat Alkitab berkenaan dengan purgatory:

I. Tanggapan atas ayat2 yang dijadikan Tyven untuk menolak Purgatory

1. Henokh
Kejadian 5
5:24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.


Di sini dikatakan "diangkat oleh Allah" tetapi tidak dikatakan "langsung masuk surga."

2. Elia
II Raja-raja 2
2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.


pertama2, memang dikatakan "lalu Naiklah Elia ke Surga" tetapi tidak dikatakan kapan tepatnya Elia ke Surga, artinya "lalu" di sana bisa merujuk pada waktu yang akan datang bukan waktu yang bersegera setelah Elia berpisah.

kedua dikatakan "Elia naik ke surga" tetapi tidak dikatakan "Elia masuk surga." Artinya sekalipun Elia naik ke surga, namun dia masih dalam perjalanan ke surga tetapi belum masuk ke surga itu sendiri.

Salah satu dari kedua pengertian ini bisa timbul atas ayat II Raja.

Wahyu 7
7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.


Benar. mereka masih harus "mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah anak domba." Begitu juga paham Api penyucian, orang yang ada di api penyucian juga mencuci dalam darah "anak Domba," hanya saja "penyucian dalam darah anak domba" itu dilakukan melalui Api penyucian. Orang yang dicuci adalah orang yang pada dasarnya menerima Darah Anak domba tetapi seperti kata Wahyu, mereka sendiri harus mencucinya dan membuatnya putih.

Memang tidak ada kata "Api" di ayat itu, tetapi orang Adventis tentu tahu bahwa kitab Wahyu seringkali menggunakan simbol2 sehingga tidak boleh dimengerti secara harafiah. Misalnya di ayat yang sama dikatakan "mencuci jubah" tetapi jelas bahwa bukan "jubah pakaian" yang dicuci melainkan pikiran, perkataan perbuatan, dan kelalaian manusia. tidak ada kata "pikiran perkataan, perbuatan maupun kelalaian" di sana, tetapi jelas bahwa itulah yang disucikan. nah, demikian juga tidak ada kata "Api" di sana tetapi jelas bahwa ada yang harus dilakukan dalam hal menyucikan pikiran, perkataan, perbuatan, dan kelalaian (sesuai kitab Wahyu). Jika orang itu masih harus menyucikan sementara dia sudah meninggal maka api penyucian adalah tempat yang tepat untuk "mencuci jubah mereka dalam darah anak Domba.
"
Roma 5
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.


Begitu juga orang yang di api penyucian, mereka akan diselamatkan dari murka Allah, artinya tidak akan masuk ke neraka (atau dilenyapkan seperti keyakinan Saksi Yehuva). Kiranya ayat ini sungguh sesuai dengan paham Api penyucian.

juga lihat kata Paulus "pasti akan diselamatkan" bukannya "sudah diselamatklan" itu artinya orang masih mungkin perlu proses lebih lanjut yang pasti akan diterimanya sebelum selamat. Ayat diatas menunjukkan bahwa ada proses antara "dibenarkan oleh darah" dengan "pasti akan diselamatkan dari murka Allah." Dari dasar inilah kita tahu bahwa ada kemungkinan orang perlu melewati penyucian, jika ia sudah meninggal namun belum tercuci, maka api penyucianlah yang kiranya tepat.

Yohanes 6
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.


sungguh amat tepat, orang yang ada di api penyucian memang mempunyai hidup yang kekal dan Tuhanpun akan membangkitkan dia di akhir zaman.

Tapi ayat Yohannes 6:54 ini tentunya menjadi batu sandungan Adventis karena mereka seperti protestan lainnya yang tidak pernah sungguh2 makan daging Yesus dan Minum darah Yesus, namun diskusi atas masalah ini kiranya dapat dilakukan di treads yang sesuai.

Efesus 1
1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,


Benar sekali, dan api penyucian adalah proses yang dilakukan di dalam Yesus dan oleh Darah Yesus. orang2 di Api penyucian adalah "Gereja yang menderita" dan Gereja adalah Tubuh Kristus (Kol 1:18) dan Tubuh Kristus jelas ada di Dalam Yesus.

Kolose 1
1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.


Ini juga tepat dengan ajaran tentang Api penyucian. Orang yan di Api penyucian, yang menyucikan dirinya oleh Darah Salib Yesus melalui Api penyucian, maka dia akan berdamai dengan Kristus.

Ibrani 9
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.


Penyucian memang dilakukan di dalam darah Kristus, namun apabila orang2 belum suci secara tuntas ketika dia sudah meninggal, maka untuk melanjutkan penyucian hingga tuntas, Api penyucianlah yang kiranya tepat.

Ibrani 10
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,


Jelas kita boleh punya keberanian untuk dapat masuk ke tempat Kudus baik Gereja yang sedang berjuang (di dunia) maupun Gereja yang menderita (Api penyucian).

Ibrani 13
13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.


Benar dan orang yang di Api penyucian dikuduskan oleh Darah Yesus ini hanya saja karena mereka sudah meninggal, mereka menerima pengudusan ini di Api Penyucian.

Yohanes 14
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yohanes 11
11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,


Benar, dan orang yang di Api penyucian adalah orang yang sudah melaksanakan kedua ayat di atas dan karenanya dia akan Hidup.


Nah, jadi bisa kita lihat mengandalkan ayat2 di atas untuk menolak api penyucian rupanya tidak ada dasarnya sama sekali karena jelas terlalu terburu-buru. Kukira ini karena Tyven, seperti ciri khas Adventis umumnya, mendasarkan sanggaan pada pemahaman yang salah mengenai iman Katolik.
 
II. Ayat2 Kitab Suci yang mendukung adanya Purgatory

Ayat2 ini sudah diajukan oleh Rafa02 dan Catholic di sini, namun akan kucoba kuolah dengan gaya bahasaku.

"Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." 1Kor 3:15

Kita bisa lihat "seperti dari dalam Api," Api penyucianlah yang cocok dengan keadaan ini.


2Mak 12:40 Astaga, pada tiap-tiap orang yang mati itu mereka temukan di bawah jubahnya sebuah jimat dari berhala-berhala kota Yamnia. Dan ini dilarang bagi orang-orang Yahudi oleh hukum Taurat. Maka menjadi jelaslah bagi semua orang mengapa orang-orang itu gugur.

2Mak 12:41 Lalu semua memuliakan tindakan Tuhan, Hakim yang adil, yang menyatakan apa yang tersembunyi.


2Mak 12:42 Merekapun lalu mohon dan minta, semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya. Tetapi Yudas yang berbudi luhur memperingatkan khalayak ramai, supaya memelihara diri tanpa dosa, justru oleh karena telah mereka saksikan dengan mata kepala sendiri apa yang sudah terjadi oleh sebab dosa orang-orang yang gugur itu.


2Mak 12:43 Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan.

2Mak 12:44 Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.

2Mak 12:45 Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.


Jawaban dari rafa02:

Dasar lain dari pemahaman dan dasar adanya iman akan Api Penyucian terdapat di dalam kitab Makabe yang Kedua, kita membaca bagaimana Yudas Makabe mempersembahkan korban penghapus dosa dan doa-doa bagi para prajurit yang meninggal dengan mengenakan jimat-jimat, yang dilarang oleh hukum Taurat; Kitab Suci mencatat, “Mereka pun lalu mohon dan minta, semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya.” (12:42) dan “Dari sebab itu maka [oleh Yudas Makabe] disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka” (12:45). Ayat ini membuktikan praktek bangsa Yahudi mempersembahkan doa-doa dan korban guna membersihkan jiwa mereka yang telah meninggal.

Zakaria 13:9 “Aku akan menaruh yang sepertiga itu ... Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas”

ayat ini menunjukkan bahwa pemurnian jiwa melalui belas kasihan dan kebaikan Tuhan, yakni mempersiapkan jiwa untuk kehidupan kekal. bagi orang yang sudah meninggal, Api penyucianlah yang kiranya tepat.

Sirakh 7:33 “orang mati pun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu”,


Artinya kita perlu memohon kepada Tuhan untuk membersihkan jiwa. sehingga sungguh jelas ada semacam proses pemurnian bagi jiwa umat beriman setelah mereka meninggal, dan tempat yang seperti itu yang tepat adalah Api Penyucian.

Matius 12:32 : Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.

Dari Catholic:

Ayat ini menyatakan bahwa beberapa jenis dosa dapat diampuni di dunia? yang akan datang. Jika seseorang meninggal dan pergi ke neraka, sedikitpun dosa mereka tidak akan diampuni. Tidak ada dosa yang dapat dihapuskan di surga, karena tidak ada yang tidak suci yang dapat masuk. Karenanya, satu-satunya penjelasan logis adalah adanya tempat ketiga dimana dosa masih dapat diampuni. Gereja Katholik menamakan tempat ini Api Penyucian (purgatory).

Mat 5:26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.


Dari Catholic:
Kita harus melunasi semua hutang dosa kita (yang ringan sekalipun) sebelum kita bisa masuk kedalam Kerajaan Surga.

Dariku sendiri:
Dan apabila hutang kita belum lunas manakala kita sudah meninggal, maka tempat yang kiranya tepat adalah Api Penyucian.
 
III. Kesimpulan

1. Tidak adanya purgatory rupanya tidak ditunjukkan dalam ALkitab, bahkan ayat2 yang digunakan Tyven sama sekali tidak menolak adanya Purgatory dan karenanya dakwaan Tyven sungguh tidak ada dasar ALkitabnya dan karenanya tidak Alkitabiah.

2. Sebaliknya, Adanya purgatory telah ditunjukkan dalam Alkitab dan karenanya iman akan adanya purgatory Alkitabiah.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.