• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Indonesia Today

wah
ane" aj d Indo
ce nagajak kroyok
trz suami bunu istri
trz hakim d suap
/pif /pif
ane"

btw
mantap Info na Om Alexis
g yg gk empet baca koran bisa tau info /heh
/no1
 
Petualangan Remaja Putri Anggota Geng Nero yang Resahkan Pati

Berakhir sudah petualangan Geng Nero yang selama beberapa bulan terakhir meresahkan kalangan orang tua di Juwana, Pati, Jawa Tengah. Empat anggotanya yang tersisa ditangkap jajaran Polres Pati Jumat lalu.

Keempat remaja putri itu masih tergolong belia. Namun, tindakannya sudah kelewatan. Mereka suka menculik remaja putri lainnya, menghajarnya ramai-ramai, merekamnya lewat video telepon seluler (ponsel), dan kemudian menyebarkannya.

Nama Nero adalah singkatan dari neko-neko dikeroyok. Artinya, kurang lebih, ''kalau macam-macam dikeroyok.'' Maknanya, anggota geng itu akan mengeroyok remaja putri lain yang mereka nilai bertindak macam-macam. Macam-macam, menurut mereka, adalah menyaingi penampilan dan gaya berpakaian anggota geng tersebut.

Kepada petugas, keempat anggota geng itu mengaku sudah mulai kumpul-kumpul sejak kelas VIII sebuah SMP di Kecamatan Juwana. Keempatnya adalah Maya, Tika, Yunika, dan Ratna. Saat ini mereka sudah kelas X SMA.

Awalnya, anggota geng itu enam orang. Selepas SMP, dua anggotanya pindah ke Jogjakarta dan Bali. Empat yang tersisa meneruskan aktivitas geng tersebut meski mereka sudah tidak lagi satu sekolah. Biasanya, mereka bertemu selepas sekolah.

Saat bertemu, mereka saling cerita masalah masing-masing. Sebagai bentuk solidaritas, mereka pun berusaha bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.

Ketika salah seorang anggota merasa ada masalah dengan remaja putri lainnya, anggota yang lain pun sepakat membantu menyelesaikan masalah itu. Jika perlu, mereka menghajar lawannya. ''Jika ada masalah, kita cerita satu sama lain,'' ungkap Ratna, salah seorang anggota Geng Nero.

Salah satu contohnya adalah ketika Ratna bermasalah dengan Lusi. Ratna merasa Lusi telah mempermalukannya di hadapan rekan-rekannya yang lain.

Keempatnya pun sepakat menculik Lusi dan membawanya ke Gang Cinta di Desa Kudukeras, Kecamatan Juwana. Di gang sempit itu, Lusi ditampar bergantian.

Pembuatan video atas kelakuan mereka, awalnya, hanya iseng. Namun, ketika salah seorang temannya melihat video rekaman tersebut, akhirnya meminta ditransfer ke handphone temannya. Tayangan itu pun lantas beredar dan berujung pada penangkapan terhadap mereka oleh polisi.

Keempat anggota Geng Nero mengaku menyesal atas perbuatan yang mereka lakukan. Mereka berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.

Korban lain Geng Nero, Widiyanti, siswi kelas XII SMA di Juwana, mengaku tidak mengetahui mengapa dia dihajar. Tiba-tiba saja dia diajak ke tempat sepi di area pertambakan.

''Saya tidak berani melawan karena satu lawan empat. Kalau satu lawan satu, saya masih berani. Setelah itu, saya diancam tidak boleh melapor kepada siapa pun. Jika melapor, saya akan dihajar lagi beramai-ramai,'' terang Widiyanti saat ditemui di rumahnya.

Kapolres Pati AKBP Hilman Thayib melalui Kasat Reskrim AKP Sulkhan menjelaskan, keempat remaja itu sudah melakukan tindak pidana. Selain Lusi dan Widiyanti, masih ada empat korban lagi. ''Saat ini baru beberapa yang melapor sebagai korban. Mungkin akan bertambah,'' katanya.
 
Gerebek Gudang VCD/DVD Porno

5960large.jpg

DENPASAR - Jajaran kepolisian Denpasar, Bali, berhasil membongkar jaringan pengedar VCD/DVD porno. Dari sebuah gudang di Sanglah, Denpasar Barat, petugas menyita ratusan keping cakram berisi tayangan porno tersebut.

Sayang, polisi gagal meringkus pemilik gudang, yang diketahui bernama Yudi. Lolosnya Yudi itu mengejutkan karena penggerebekan dilakukan mendadak untuk menghindari kebocoran.

Penggerebekan gudang milik Yudi tersebut berawal dari penangkapan Bambang Gunawan yang berperan sebagai pengecer sekitar pukul 14.00. Pemuda berusia 17 tahun itu ditangkap saat menawarkan VCD/DVD esek-esek tersebut di Rumah Sakit Sanglah.

Informasinya, Bambang memang sering menjajakan barang dagangannya di rumah sakit itu. "Anggota kami di sekitar Sanglah berpura-pura menjadi pembeli. Setelah dapat barang bukti, kami tangkap tersangka dengan barang bukti 15 VCD porno," kata Kapolsek Denbar AKP IB Mantra.

Kepada petugas, Bambang mengaku mendapat film porno itu dari Yudi, pemilik gudang di Jalan Pulau Serangan No 61, Denpasar. Menurut Bambang, satu keping film porno itu dibelinya seharga Rp 4.100, lalu dijual lagi dengan harga Rp 5.000- Rp 10.000.

Berdasar informasi Bambang, penggerebekan pun dilakukan. Namun, tersangka Yudi tak ada di tempat. Hanya ribuan film porno yang didapat.
 
Kejar Penggagas Banyugeni (Yang Menjanjikan Listrik dengan BBM Berbahan Baku Air )

5959large.jpg

JOGJA - Kesal, terkejut, malu, dan sedih menjadi satu setelah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) merasa tertipu Djoko Suprapto dengan proyek BBM berbahan baku air. Berbagai perasaan tersebut menggumpal menjadi satu keputusan untuk memburu Djoko. "Yang diperlukan sekarang, menyatukan langkah mengejar Djoko Suprapto agar mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum," desak Isti'anah ZA, anggota DPRD DIJ yang juga mantan dekan Fakultas Hukum UMY.

Sebagaimana diberitakan kemarin, UMY merasa tertipu dalam proyek kerja sama dengan Djoko yang menawarkan energi alternatif tersebut. Dalam proyek yang diberi nama banyugeni itu, Djoko menjanjikan bisa memproduksi listrik tiga megawatt dengan BBM berbahan baku air.

Untuk kepentingan penelitian proyek tersebut, Djoko menanam ''peralatannya'' di sebuah tempat di kompleks UMY. Setelah dibongkar dan diteliti, peralatan Djoko itu secara ilmiah tak mungkin menghasilkan listrik.

Melihat kenyataan tersebut, UMY pun menghentikan proyek itu dan berniat melaporkan Djoko ke aparat hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Isti'anah mendukung upaya tersebut.

Menurut dia, yang dilakukan para petinggi UMY itu mungkin didasari motivasi memajukan UMY. Jika kemudian kenyataan pahit yang ditemui akibat menjadi korban penipuan, itu musibah perjuangan. "Mudah-mudahan musibah itu dapat menjadi pil pahit yang dapat menyehatkan UMY di masa datang," harap wakil ketua DPRD DIJ tersebut.
 
Buktikan Keandalan Blue Energy 20 Juni

Penemunya Ngotot Bukan Tipuan
6173large.jpg


NGANJUK - ''Penemu'' blue energy Joko Suprapto bersikukuh bahwa teknologi temuannya bukan tipuan. Untuk membuktikannya, dia akan melakukan demo pada 20 Juni mendatang. ''Silakan bawa air. Kita buktikan saya penipu atau bukan,'' katanya kepada wartawan yang menemui di rumahnya di Dusun Turi, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Nganjuk.

Nama Joko santer menjadi pembicaraan setelah mengaku bisa menciptakan bahan bakar berbahan baku air. Salah satu yang tertarik dengan temuan Joko adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

UMY mengaku sudah mengadakan kerja sama penelitian proyek yang diberi nama Banyugeni. Apalagi, Joko mengaku teknologinya mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar tiga megawatt.

Belakangan UMY menghentikan proyek tersebut karena menilai temuan Joko tipuan belaka. Merasa tertipu UMY mengancam menyelesaikan kasus tersebut lewat jalur hukum.

Terkait ancaman UMY, Joko mengaku tidak tahu-menahu kerja sama proyek penelitian tersebut. Dia bahkan mengaku tidak tahu siapa yang memasang perangkat pembangkit listrik Jodhipati di UMY, yang belakangan dibongkar. "Itu urusan lain. Sana ya sana. Katanya ada kaitannya dengan Banyugeni, saya tidak tahu," bantah Joko.

Dia juga merasa dirugikan dengan klaim UMY, yang bahkan sampai mau melapor ke polisi dengan tuduhan penipuan. Tapi, Joko tidak ingin melawan pemberitaan tersebut. "Saya akan buktikan saja. Nanti kalau dilawan dengan pemberitaan, justru jadi masalah lagi," dalihnya.

Untuk membuktikan teknologinya yang direncanakan 20 Juni itu, Joko akan mengundang sejumlah pakar sebagai saksi. Dia menegaskan bahwa teknologinya bisa dibuktikan secara ilmiah.

Menurut dia, proyek itu hampir selesai. Tapi, dia menolak disebut blue energy sebagaimana dikampanyekan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Beda, jangan sebut blue energy," katanya.

Setelah pemberitaan terkait teknologinya itu, Joko jadi sering kedatangan tamu. Sebelum bertemu wartawan, dia masih sempat menemui beberapa tamu lain.

Karena itu, tidak banyak yang bisa disampaikan kepada wartawan terkait kontroversi temuannya tadi. Dia pun hanya memberi waktu lima menit.

Setelah itu dia meninggalkan rumah dengan mengendarai sedan Toyota Cressida GLX AG 1222 VA. "Saya mau ke bengkel dan cari peralatan. Biarkan saya kerja lagi," ujarnya.

Sepeninggal Joko, para asistennya menuju bengkel yang terletak sekitar 50 meter dari rumahnya. Bengkel itu tidak murni bengkel untuk pembangkit travo, tetapi juga untuk bengkel mobil, salon, las, modifikasi, dan service. Beberapa mobil baik pelat hitam atau merah dari luar kota seperti Jogjakarta, Surabaya, dan Jakarta terparkir di sana.
 
Bentrok Berebut Tanah Makam

6172large.jpg


AMBON - Warga dua kawasan di Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, bentrok di kuburan menjelang tengah hari kemarin. Diduga, pemicunya sengketa atas lahan pemakaman tersebut. Akibat bentrokan tadi, dua warga terluka dan sejumlah bangunan rusak.

Bentrokan berawal ketika warga Salobar Bawah baru saja kerja bakti bersih-bersih areal makam yang sebenarnya masuk kawasan Salobar Atas. Saat itulah muncul warga Salobar Atas yang langsung menyerang warga Salobar Bawah.

Dalam waktu cepat, bentrokan pun membesar. Tidak sekadar adu fisik, namun juga terjadi saling lempar batu. Beberapa warga bahkan mengatakan mendengar suara tembakan. Namun, tidak diketahui asalnya.

Beberapa menit kemudian, tidak kurang dari 30 personel Polres Ambon dan Pp Lease datang ke lokasi. Beberapa orang yang terlibat dalam bentrokan itu pun dimintai keterangan.

Kesimpulan sementara, bentrokan dipicu sengketa lahan pemakaman tersebut. Ada versi yang menyebutkan bahwa areal itu sudah sejak ratusan tahun lalu.

Pada 2002, Raja Siri Sori Islam John Pattisahusiwa sebagai pemilik lahan tersebut menghibahkannya ke warga Salobar Bawah. Tiga tahun kemudian, atas izain Raja Amahusu, Edi Siloe (sekarang Pjs Desa Amahusu), didirikan bangunan perumahan di sekeliling makam itu.

Sekretaris Kota Ambon H.J. Huliselan yang datang ke lokasi berjanji menuntaskan sengketa tersebut. Dia mengatakan telah mendapatkan surat terkait pembebasan tanah tersebut. "Jadi nanti kami bersama dengan DPRD Kota Ambon membahas masalah itu untuk diselesaikan," ujarnya.
 
Rampok Bersenpi Gasak Rp 430 Juta
BATAM - Perampok bersenpi berhasil menyatroni PT Laut Terang di kompleks Ruko Trikarsa Ekualita, Sei Panas, Batam, Minggu (15/6) sekitar pukul 02.30 kemarin. Dari perusahaan milik Achmad Mahbub alias Abob tersebut, perampok berhasil menggasak uang tunai pecahan rupiah dan dolar AS dengan nilai total Rp 430 juta.

Perampok itu leluasa menguras uang di perusahaan tadi setelah melumpuhkan 13 orang yang menghuni ruko tersebut. Mereka tidak berani melawan perampok yang bersenjata pistol dan kapak itu.

Ruko berlantai empat tersebut sehari-harinya dihuni sebelas orang, termasuk Abob. Malam itu dua orang lain menumpang menonton televisi untuk menyaksikan pertandingan sepak bola Euro 2008 bersama beberapa penghuni ruko. Sedangkan penghuni lainnya, termasuk Abob, tidur di kamar masing-masing.

"Tiba-tiba saja ada orang masuk,'' kata Afif, tukang cuci mobil yang menumpang nonton televisi di ruko tersebut bersama dua karyawan. Sebelumnya, dia memang mendengar pintu belakang dibuka. Namun, dia membiarkan saja karena mengira Abob.

Kawanan berjumlah enam orang tadi awalnya mengaku sebagai polisi. Afif dan rekan-rekannya percaya karena salah seorang di antaranya langsung mengeluarkan pistol. "Ada informasi, katanya, di sini ada transaksi narkoba. Kami mau geledah," kata Afif, menirukan ucapan salah seorang di antara perampok tersebut.

Merasa tidak melakukan dugaan itu, mereka diam saja ketika kawanan tadi menggeledah seluruh ruangan. "Kalian kan anak buah, di mana bos?" tanya salah seorang pelaku.

Saat itulah mereka mulai curiga. Apalagi, secara hampir bersamaan, perampok yang lain mengeluarkan pistol dan kapak. Afif dan kawan-kawannya tidak berkutik ketika perampok memaksa mereka masuk ke dalam kamar, tempat dua rekan mereka yang lain tidur.

Lantas, perampok memaksa lima orang tersebut telungkup untuk kemudian mengikat tangan mereka. "Kalau melawan, kalian didor," kata Afif, menirukan ancaman pelaku.

Beberapa saat kemudian, perampok lain masuk, menyeret karyawan lain yang sebelumnya tidur di kamar yang berbeda, Roki. "Kami berenam digabung di dalam satu kamar. Seorang berpistol menjaga kami,'' papar Afif.

Berikutnya, mereka mendengar keributan di lantai atas. Namun, mereka tidak tahu dengan pasti apa yang terjadi. Sempat terdengar juga satu kali letusan senjata.

Belakangan diketahui, perampok tadi menyekap karyawan lain di lantai 3. Demikian juga Abob dan seorang perempuan yang berada sekamar dengannya di lantai 4.

Sekitar satu jam kemudian, kawanan perampok meninggalkan ruko tersebut. Dengan susah payah dan saling bantu, belasan orang itu berhasil melepaskan diri dari ikatan. Polisi yang datang beberapa saat kemudian menemukan obeng yang diduga milik pelaku.
 
Dipanggil Kerja, Gadis Sleman Hilang
SEMARANG - Pamit memenuhi panggilan kerja di Semarang, Lulu Kendrastika, 25, dilaporkan hilang. Orang tua sarjana peternakan yang tinggal di Perum FT UGM 04 Seturan RT 7 RW 2 Caturtunggal, Depok, Sleman, Jogjakarta, itu kemarin meminta bantuan aparat Polwiltabes Semarang.

Orang tua Lulu melapor ke polisi karena nama perusahaan yang menjanjikan pekerjaan untuk anaknya ternyata tidak ditemukan. Ketika ditelusuri ke alamatnya di Jalan Pemuda, Semarang, ternyata perusahaan itu tidak ada.

Kakak Lulu, Yessi Kendranita, menjelaskan, adiknya pergi Jumat (30/5) lalu. Dia pamit memenuhi panggilan kerja di PT Bumi Mulia Indah Lestari, Jalan Pemuda, Semarang. "Kami menunggu dua hari. Katanya dia akan kembali ke Sleman pada Minggu (1/6). Namun, dia tak kunjung datang," ungkapnya kepada petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polwiltabes Semarang.

Berulang-ulang ponsel korban dihubungi, tapi tidak ada yang mengangkat. Keluarga korban yang khawatir mencoba datang ke Jalan Pemuda, tempat kantor perusahaan seperti yang dikatakan Lulu. Tapi, perusahaan yang diakui bergerak di bidang packing barang tersebut tidak ada.

Melapor ke polisi tersebut merupakan upaya terakhir setelah pihak keluarga melakukan berbagai cara mencari Lulu. Mereka sudah memasang pengumuman, iklan di media massa, hingga datang ke "orang pintar".

Menurut Yessi, panggilan kerja itu diterima adiknya lewat telepon. Esok harinya, Lulu langsung berangkat memenuhi panggilan tersebut. "Dia bilang Minggu akan kembali ke Sleman. Sebab, tes calon karyawan berlangsung dua hari dengan menginap di mes," paparnya.

Terakhir, keluarga mengaku mendapat kontak telepon pada Minggu 1 Juni. Saat itu gadis berjilbab tersebut memberi kabar bahwa dirinya lulus tes bersama 19 pelamar lain dan akan menjalani ujian selanjutnya di Cikarang, Jawa Barat. Setelah itu ponsel Lulu tidak pernah diangkat saat dihubungi.
 
6026large.jpg

Bila Kalah di MA, Gus Dur Ancam Golput
JAKARTA - Meski kalah dalam pengadilan tingkat pertama di PN Jakarta Selatan, kubu DPP PKB hasil MLB Parung bersikeras tak akan bergabung dengan DPP PKB hasil MLB Ancol. Ketua Umum Dewan Syura PKB MLB Parung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahkan memilih memboikot Pemilu 2009 jika kalah di tingkat kasasi.

"Kalau kami tetap dihalang-halangi ikut Pemilu 2009, ya sudah saya suruh golput. Gitu aja kok susah," ujar Gus Dur setelah membuka dialog kebangsaan tentang pemberantasan korupsi di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, kemarin (15/6). Langkah tersebut terpaksa dilakukan karena menurut dia, pemerintah terlalu ikut mencampuri urusan hukum.

Menurut Gus Dur, seruan politik itu berbeda dengan ketika dirinya dilengserkan dari kursi kepresidenan. "Saat itu, saya memilih diam karena lebih menyangkut diri saya sendiri. Tapi, sekarang yang diinjak-injak adalah bangsa ini," imbuh mantan ketua umum PB NU tersebut.

"Sekarang saja, di banyak pilkada (golput) sudah 44 persen lebih, apalagi nanti bisa sampai 65 persen," tandasnya. Berdasar perolehan Pemilu 2004, suara PKB mencapai 10 persen lebih di antara total pemilih.

Terkait dengan kemungkinan islah, Gus Dur kembali menegaskan telah menutup pintu tersebut. "Pokoknya, sama yang nggak jujur, saya nggak bisa bareng. Itu sudah final," tegasnya. Dia menyatakan, saat ini, dirinya tinggal menunggu putusan pengadilan di tingkat kasasi. Rencananya, hari ini (16/6), pengajuan kasasi tersebut resmi diajukan ke MA.
 
5621large.jpg


Heryawan-Dede Dilantik di Gedung KAA Bandung


BANDUNG - Pasangan Ahmad Heryawan-Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf) mulai kemarin (13/6) memanggul jabatan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat periode 2008-2013. Kemarin mereka dilantik Mendagri Mardiyanto di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk kali pertama dalam sejarah, pelantikan gubernur Jabar dihelat di gedung bekas acara Konferensi Asia Afrika 1955 itu.

Acara berlangsung cepat, hanya sejam. Mendagri datang pukul 8.30 dan selesai pukul 9.30. Mardiyanto dan rombongan datang tepat waktu karena mereka menginap sejak Kamis (12/6) malam di Hotel Savoy Hofman yang hanya berjarak 50 meter dari lokasi pelantikan.

Pasangan Hade (Heryawan-Dede Yusuf) itu dikukuhkan sebagai gubernur Jabar berdasar Surat Keputusan Presiden No 41/P-2008 tanggal 27 Mei 2008. Ada sekitar 2.000 undangan yang berjejal di gedung berarsitektur 10 pilar melengkung ala bangunan kolonial tersebut.

Di antara undangan, tampak hadir Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, serta anggota DPR dari PAN dan PKS.

Dalam sambutan pelantikannya, Mendagri minta Hade terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. ''Komunikasi yang terus-menerus diperlukan agar tidak ada kebijakan yang berjalan sendiri-sendiri,'' katanya.

Mantan gubernur Jawa Tengah itu menyinggung maraknya isu hubungan kepala daerah dengan pemerintah pusat yang tidak harmonis. Misalnya, dalam kasus penyaluran bantuan langsung tunai. ''Itu perlu kita luruskan karena sejatinya hubungan pusat dengan daerah adalah subsistem yang integral dan tidak terpisahkan,'' ujarnya.

Alumnus AMN 1970 itu juga meminta elite politik di daerah lain meneladani pilkada Jawa Barat yang berjalan tanpa konflik. ''Kesantunan ini perlu disebarluaskan agar ada budaya legawa bagi yang kalah secara demokratis,'' tegasnya.

Usai pelantikan, Hade diagendakan menerima ucapan selamat. Namun, petugas protokol acara dari Pemkab Jawa Barat tak siap. Akibatnya, ribuan tamu langsung merangsek ke depan berebut berjabat tangan. Ada yang datang dari arah kanan panggung dan ada yang mengambil sisi kiri.

Akibatnya, di depan pasangan yang didampingi istri masing-masing tersebut, para tamu justru bertabrakan. Mereka saling merangsek. Beberapa kali Hade terdorong ke belakang. Dengan tetap tersenyum, mereka berusaha melayani.

Istri Dede Yusuf, Sendy Ramania, bahkan sering ditarik ibu-ibu untuk diajak berfoto bersama, namun gagal karena dicegah petugas. Karena ricuh, acara salaman dipindah di atas panggung. Bukannya berkurang, para tamu justru lebih bersemangat berebut naik ke papan berukuran 7 x 5 meter dengan tinggi 75 cm itu. Akibatnya, panggung nyaris jebol karena beban berlebih. Kayu-kayunya berderit dan mengeluarkan suara hendak patah.

Karena panik, petugas protokol akhirnya mengungsikan Heryawan dan Dede Yusuf ke ruang tunggu VIP di samping aula. Tamu yang kecewa akhirnya mengalah. Sebagian meninggalkan acara, sebagian yang lain memilih duduk.

Acara dilanjutkan dengan pelantikan Netty Prasetyani (istri Heryawan) sebagai ketua umum PKK Jawa Barat. Kang Heri (panggilan Heryawan) berpidato secara resmi untuk kali pertama dalam posisi gubernur. Usai pelantikan, Hade bersalat Jumat di Masjid Agung Bandung. Mereka juga menjadi bintang dan dikerumuni ratusan jamaah.

Prosesi di Gedung Merdeka juga diwarnai demonstrasi mahasiswa. Mereka meminta Hade berkomitmen memenuhi kontrak politiknya dan siap mundur jika gagal. Kubu PDI Perjuangan bahkan memasang baliho besar berukuran 5 x 6 meter di depan Gedung Merdeka bertulisan janji Hade.

Kepada wartawan sebelum salat Jumat, Dede mengaku siap mundur jika menyalahi kontrak politik yang sudah mereka teken. ''Ya, kami akan siap untuk itu semua. Kami akan berusaha memenuhi janji kami,'' ujar putra artis Rahayu Efendi tersebut.

Heryawan menyatakan, untuk 100 hari pertama, mereka akan berkonsolidasi dengan para stafnya untuk menentukan APBD 2009. ''Kami akan berkonsolidasi dengan para kepala daerah, staf kami, serta anggota kami untuk anggaran 2009,'' katanya.

ini kan halaman gosip kan? makannya gw mo ngegosip neh...
katanya lho.. si hade itu begitu pengangkatan minta 4 mobil baru... yang biasannya dikasi 2 , sekarang minta 4 mobil, karena anaknya 4


hwhwhwhw

mah maruuuk neh...

tapi ini gosip burung lho ngga tyakin juga gw... /heh /heh
 
wah
tenaga air ya/?
moga gk boong an d
supaya krisis BBM bisa ter bantu /no1
 
Ribuan Senpi Masih Beredar di Warga Sipil

6316large.jpg

Polwil Surakarta Tarik 104 Pucuk

SOLO - Polwil Surakarta menarik 104 pucuk senjata api yang selama ini dipegang warga sipil. Kapolwil Surakarta Kombespol Taufik Ansorie menjelaskan, penarikan tersebut merupakan tindak lanjut perintah jajaran kepolisian di atasnya. ''Lebih pada masalah pengamanan,'' ujarnya.

Kasubag Intel Polwil Surakarta Kompol Totok Retol yang mendampingi Ansorie menuturkan, seluruh senpi yang ditarik tersebut berjenis genggam alias pistol. Tidak ada satu pun senjata api laras panjang. Selain itu, pelurunya berjenis karet dan gas, bukan peluru tajam.

Pemiliknya, menurut Retol, berasal dari kalangan pengusaha dan pejabat. Namun, dia menolak membeberkan identitas mereka. Dari 104 pucuk tersebut, sebagian besar ditarik dari wilayah Poltabes Solo.

Menurut Kasat Intelkam Poltabes Solo Kompol Jaka Wibawa, ada 50 pucuk senpi dari warga sipil di Solo yang ditarik.

Alasan penarikan, masa berlaku izinnya sudah habis. Penarikan dilakukan saat pemegang itu mengajukan izin perpanjangan. ''Kini, senjata-senjata tersebut digudangkan di mapolda dan mapolwil,'' jelas Wibawa.

Sejak 2007, Mabes Polri memang tidak menerbitkan lagi izin kepemilikan senpi bagi warga sipil. Bagi yang telanjur memiliki, izin tidak lagi diperpanjang.

Berdasar data mabes, sampai Mei 2008, masih ada ribuan senpi yang dipegang warga sipil. Rinciannya, 425 pucuk berpeluru tajam, 1.831 berpeluru karet, dan 1.190 berpeluru gas.
 
Eit Jangan Kabur

6315large.jpg

Euforia kelulusan pelajar SMA masih semarak di beberapa daerah. Di Palu, Sulawesi Tengah, mereka merayakan dengan kebut-kebutan sepeda motor. Polisi pun disibukkan dengan aksi tersebut sampai harus menarik pelajar tak berhelm yang mencoba kabur.
 
Minta KPK Turun Tangan
Lidik Korupsi Pajak, Polda Jabar Mentok di Izin Menkeu


BANDUNG - Polda Jawa Barat kesulitan mengurus tuntas kasus dugaan korupsi pajak. Salah satu kendalanya adalah keharusan mendapatkan izin menteri keuangan untuk memeriksa berkas perpajakan.

Merasa mentok, Kapolda Jabar Irjen Pol Susno Duadji meminta bantuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ''Terserah KPK. Lembaga itu kan memiliki kekuasaan dan kemampuan yang lebih besar dalam mengusut kasus korupsi dibanding Polri,'' jelasnya.

Selain membantu dalam kasus pajak, KPK punya agenda lain terkait kasus tersebut. Menurut Kapolda, KPK sedang menyelidiki kasus markdown pajak dengan modus yang sama.

''Ada kemungkinan tersangka yang kami tahan juga terlibat dalam kasus tersebut. Kebetulan, kami menangani yang di Karawang karena masuk wilayah Polda Jabar. Kasus serupa juga banyak terjadi di Jakarta dan tersangka yang kami tahan diduga ada sangkut pautnya,'' tambahnya.

Keharusan mendapat izin Menkeu memang menjadi kendala utama Polda Jabar dalam mengungkap kasus tersebut. Duadji mengaku sudah mengontak Depkeu terkait hal itu. ''Katanya sudah ada staf Depkeu yang dikirim. Kok belum sampai juga ke sini,'' katanya.

Pemeriksaan berkas perpajakan tersebut diperlukan karena menjadi pokok permasalahan. Tanpa berkas itu, polisi sebagai penyidik tidak bisa memeriksa perusahaan yang mungkin terlibat kasus tersebut. ''Apa pun hasil pemeriksaan bisa mentah kalau tidak diperkuat hasil pemeriksaan berkas pajak,'' papar Duadji.

Sementara itu, dalam waktu hampir tiga bulan berjalan, jumlah tersangka dalam kasus pajak belum juga bertambah. Hingga saat ini, tersangka masih tiga orang yang semuanya pegawai fungsional pemeriksa pajak dari Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen) Pajak, yang bertugas di kawasan industri Jababeka.

Sebelumnya, Kapolda berkali-kali mengungkapkan kekesalannya soal izin menteri keuangan yang tidak kunjung turun. Dia juga menuturkan, pasal 34 UU 28/2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dinilainya menghambat kinerja penegak hukum dalam mengusut kasus-kasus tentang dugaan penggelapan pajak.

''Isi pasal itu melarang kami memeriksa berkas perpajakan sebuah perusahaan atau lainnya, tanpa izin dari menteri keuangan. Bagi kami penegak hukum, ini sangat merugikan karena kasus akan makin lama terungkap jika izin dari menteri tidak kunjung keluar,'' jelas Duadji.
 
Tersangka NII Diserahkan Jaksa
Kasus Negara Islam Indonesia Segera Disidangkan


BANDUNG - Polda Jawa Barat menyerahkan 17 tersangka anggota gerakan Negara Islam Indonesia (NII) ke Kejaksaan Tinggi Jabar pukul 10.30. Belasan tersangka makar tersebut diserahkan setelah BAP (berita acara pemeriksaan) kasus mereka dinilai lengkap.

Perlu dua mobil untuk memindahkan para tersangka yang disebut-sebut sebagai petinggi NII itu dari tahanan polda ke kejaksaan. Mereka adalah pimpinan NII tingkat wilayah yang menyebar di Jawa Barat. Di antaranya Garut, Sumedang, Cianjur, Bandung, dan Sukabumi.

Kepala Seksi Penerangan dan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Jabar Dadang Alex R. menjelaskan bahwa 17 tersangka itu diancam pidana berlapis. Mulai makar, penodaan terhadap simbol-simbol negara, hingga penipuan. ''Setelah pelimpahan para tersangka, kami segera menyusun rencana dakwaan untuk secepatnya diajukan ke pengadilan,'' tambahnya.

Dadang menjelaskan, para petinggi NII tersebut tertangkap pada 20 April lalu di kompleks Riung Bandung, Jalan Riung Galih No 7, Kota Bandung. Saat itu mereka merencanakan tindakan makar dengan membentuk pemerintahan Garut, yang memisahkan diri dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Untuk menangani kasus tersebut, kejati sudah menunjuk tujuh jaksa penuntut umum (JPU). Merekalah yang akan mengajukan dakwaan di pengadilan.

Saat penangkapan April lalu, polisi juga menyita barang bukti berupa dokumen pembentukan pemerintahan Garut. Juga, empat unit kendaraan roda empat, 13 unit kendaraan roda dua, dua unit komputer, delapan karung beras, CD tentang NII, dan uang tunai Rp 4.074.000.

Selain berencana mendirikan pemerintahan Garut, NII berupaya menarik massa melalui pengajian-pengajian. Lewat forum tersebut, mereka menggunakan dalil-dalil yang menjelek-jelekkan Pancasila dan kebaikan NII. ''Setelah berhasil memengaruhi, mereka langsung membaiat pengikutnya dan menyebutnya sebagai warga negara NII,'' kata Dadang.

Dalam struktur pemerintahan NII, para tersangka adalah para pejabat. Misalnya, kepala daerah 71 Bandung, Sekda 71, bupati 712 Wilayah Andir, koordinator kepala daerah 72 Garut-Sumedang, Sekda 72, koordinator kepala daerah 73 Cianjur-Sukabumi, bupati 728 Sumedang Utara, bupati 732, bupati 727 Sumedang, Camat 72502 Wilayah Kadungora Garut, dan beberapa orang yang disebut sebagai perekrut.
 
6651large.jpg

Sadis, Sekeluarga Tewas Dibunuh
CIMAHI - Sekeluarga jadi korban pembunuhan sadis. Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Citopeng RT 07/22, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jabar. Korban pembunuhan sadis itu adalah Oman Somantri, 45; istri Oman, Omara alias Kokom, 40; dan putri korban, Dian Syahri Ramdani, 13.

Ketiga korban ditemukan sudah membusuk di rumahnya kemarin (18/6) sekitar pukul 09.30. Peristiwa menggegerkan itu rupanya mengundang rasa penasaran warga. Sehingga, area rumah korban dalam hitungan menit dipadati oleh warga yang ingin melihat korban pembunuhan sadis tersebut.

Saksi mata yang juga tetangga korban, Sukiyem, 58, memaparkan, sebelum tiga jasad itu ditemukan, sekitar pukul 08.00 anak korban, Santi Susanti, 27, mendatangi rumah tersebut. Namun, dia balik lantaran tidak ada yang menjawab setelah beberapa kali mengetuk pintu.

"Barangkali, dia (Santi, Red) menganggap keluarga itu keluar rumah. Sebab, pasangan suami dan istri tersebut bekerja di pabrik tekstil, sedangkan anaknya (Dian, Red) bersekolah di SMPN 41 Bandung," katanya.

Setelah melihat Santi meninggalkan rumah tersebut, Sukiyem curiga ada yang tidak beres di situ. Sebab, sudah beberapa hari lampu di rumah korban nyala terus. "Kecurigaan saya semakin kuat saat melihat lampu dan banyak sekali lalat di dekat jendela," terangnya.

Kemudian, dia mengambil tangga untuk melihat kondisi dalam rumah itu lewat jendela. "Tapi, saat itu tercium bau yang sangat menyengat seperti bau mayat yang sudah busuk," ujarnya ketika ditemui di lokasi kejadian.

Sukiyem menyatakan sangat terkejut saat melihat dari luar jendela, ada empat kaki tergeletak di dalam kamar mandi. "Mengetahui hal itu, saya langsung melapor kepada keamanan setempat," ucapnya.

Sementara itu, aparat keamanan setempat, Sukimin, 45, memaparkan, saat dipanggil Sukiyem, dirinya langsung menghampiri tempat yang menjadi sumber bau menyengat tersebut. Dia pun menyatakan penasaran. Karena tidak bisa masuk lewat pintu depan, dia berusaha melihat apa yang terjadi di dalam dengan naik ke loteng.

"Setelah melihat, saya langsung lemas. Ada tiga mayat tergeletak di lantai," bebernya sambil menutup hidung. Sebab, bau itu sangat menyengat hingga beberapa puluh meter dari luar rumah.

Dia menambahkan, setelah tahu di dalam rumah tersebut ada tiga mayat, dirinya langsung menelepon tim identifikasi Polresta Cimahi untuk memeriksa TKP yang berlumuran darah itu. "Saya sangat kaget karena warga sudah tahu ada mayat di rumah tersebut. Khawatirnya, banyaknya masyarakat akan sangat menggangu penyelidikan polisi," terangnya.

Jenazah Oman dan Dian ditemukan di kamar mandi. Oman bersandar di dinding bak air, sedangkan Dian telentang di tempat cucian. "Sementara itu, jasad Bu Kokom kami temukan di kamar tidur. Sebagian tubuhnya berada di bawah ranjang. Cuma kakinya yang menjulur," jelasnya.

Berdasar hasil identifikasi, ketiga korban mengalami luka parah di bagian kepala. Diduga, mereka dianiaya menggunakan besi pipih yang tidak tajam. Sehingga, efek yang ditimbulkan bukan luka bacokan, melainkan remuk. Korban terparah adalah Bu Kokom. Kepalanya remuk karena dihantam benda keras.

Kapolresta Cimahi AKBP Eko Budi Sampurno mengungkapkan, dugaan sementara, pembantaian sadis tersebut berlatar belakang pencurian dengan kekerasan (curas). "Apalagi, sepeda motor Tossa dan handphone merek Nokia milik korban ikut raib," imbuhnya saat ditemui di lokasi kejadian kemarin.
 
6650large.jpg

Massa Bentrok dengan Polisi


TERNATE - Bentrokan pasca pemilihan gubernur di Maluku Utara (Malut) semakin membuat miris. Massa pendukung Abdul Gafur-Rahim Fabanyo (Agar) kembali bentrok dengan polisi Rabu (18/6). Bentrokan itu terjadi di seputar lingkungan Tanah Raja dan lingkungan Kesultanan Tidore, Kelurahan Muhajirin, tidak jauh dari kantor gubernur yang sering menjadi target demo. Akibat bentrokan itu, seorang pendukung Agar terluka di bagian kepala dan dua rumah warga rusak akibat dilempari massa.

Sebelumnya, massa Agar yang kebanyakan dari masyarakat Kesultanan Tidore berkumpul di kediaman Gafur di Kelurahan Tanah Tinggi. Aksi massa kali ini dalam format yang lain. Jika sebelumnya sempat dalam format mengedepankan kaum wanita sebagai ujung tombak, massa pendemo kali ini mengenakan pakaian serbaputih dan kain putih yang diikatkan kepala. Massa kemudian melakukan long march menuju kantor gubernur. Di sepanjang perjalanan, massa juga menyerukan asma Allah sehingga aksi itu sempat menarik perhatian warga.

Sekitar pukul 14.30 WIT, massa menghampiri kantor gubernur dengan maksud menyampaikan aspirasi mereka memprotes putusan Mendagri dan menuntut pembongkaran tenda di halaman kantor gubernur yang sempat bakal digunakan untuk pelantikan gubernur. Namun, kembali aparat memblokade dari segala penjuru sehingga terjadi bentrok.
 
Rektor UMY Mundur
JOGJA - Kasus Banyugeni blue energy di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus menggelinding. Setelah UMY melaporkan Joko Suprapto, penggagas blue energy, ke Polda DIJ karena upaya penipuan, polemik mulai merambah ke internal perguruan tinggi di bawah Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) PP Muhammadiyah itu.

Terhitung mulai 17 Juni 2008 Rektor UMY Dr Khoiruddin Bashori mengajukan surat pengunduran diri sebagai orang nomor satu di kampus tersebut. Pengunduran diri Irud -sapaan akrab Khoiruddin- ditengarai karena gagal menyelesaikan proyek Banyugeni (proyek blue energy milik UMY) dan Jodhipati (milik Joko Suprapto).

Dikonfirmasi soal pengunduran diri itu, Irud tidak membantah. Dia mengaku, alasan utama mengundurkan diri adalah untuk menjaga kebaikan dan stabilitas di lingkungan kampus. "Ini untuk kebaikan semua," ujar Irud kepada wartawan lewat telepon selulernya.

Ketika ditanyakan pengunduran dirinya tersebut terkait proyek penelitian Banyugeni dan Jodhipati, rektor tidak secara spesifik membantah. Dia hanya mengaku, pengunduran diri itu murni inisiatif sendiri. "Tidak ada paksaan dari siapa saja. Ini keinginan saya saja. Saya juga sudah dua kali menjabat rektor," tuturnya.

Namun, dia masih menunggu hasil keputusan PP Muhammadiyah. Sebab, secara kelembagaan UMY berada di bawah Majelis Dikti PP Muhammadiyah.
 
6770large.jpg

Pemeriksaan Kemas Ungkap Misteri Joker
JAKARTA - Artalyta Suryani alias Ayin benar-benar memanfaatkan kedekatannya dengan para pejabat Kejaksaan Agung (Kejagung). Selain kasus BLBI Sjamsul Nursalim, Ayin diduga meminta petinggi kejaksaan ''menyelesaikan'' kasus cessie (hak taguh) Bank Bali Rp 546 miliar dengan terdakwa Djoko Tjandra.

Itu terungkap dari terkuaknya misteri kata ''Djoker'' yang disinggung Ayin dalam percakapan telepon dengan Kemas Yahya Rahman semasa menjabat Jaksa Agung Muda (JAM) Pidana Khusus.

''(Yang) disebut Djoker adalah Djoko Tjandra,'' kata JAM Pengawasan M.S. Rahardjo usai memeriksa Kemas di gedung Kejagung kemarin (18/6).

Kasus Djoko juga ditangani Gedung Bundar. Jaksa Agung Hendarman Supandji memercayakan pengajuan peninjauan kembali (PK) kasus Djoko kepada Kemas. Kasus Djoko merupakan salah satu di antara tiga kasus yang diprioritaskan kejaksaan, termasuk perkara BLBI Sjamsul dan Anthony Salim.

Menurut Rahardjo, Kemas kurang antusias saat ditagih Ayin soal kelanjutan nasib kasus Djoko. Saat itu, lanjut Rahardjo, Kemas ingin mengakhiri pembicaraan telepon Ayin sehingga terdengar kaya ''nanti...nanti'' dari mulut jaksa berkaca mata tersebut.

Selain kasus Djoko, lanjut Rahardjo, tim pemeriksa meminta klarifikasi atas ''laporan'' Kemas kepada Ayin bahwa tugasnya selesai. Kemas, lanjut Rahardjo, mengutarakan bahwa pernyataan itu terkait transparansi pelaksanaan tugas sesuai UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Dalam percakapan Kemas-Ayin yang disadap KPK, Ayin menanyakan kelanjutan penyelidikan kasus BLBI Sjamsul kepada Kemas. ''Soal kata 'selesai tugas', dia (Kemas) menyatakan, pada hakikatnya memang telah menyelesaikan tugas,'' urai Rahardjo.

Menurut dia, Kemas juga membantah punya hubungan akrab dengan Ayin. Kemas, kata dia, hanya dua kali bertemu dengan Ayin. Kemas juga membuktikan ketidakakraban hubungan itu dengan fakta bahwa Ayin tidak menghubungi sesaat setelah penangkapan Urip.

Tim pemeriksa juga berupaya membongkar keterlibatan Kemas dalam rencana skenario menyelamatkan Ayin.

Rahardjo juga menanyai Kemas seputar skenario ''penyelamatan'' Ayin dari penangkapan KPK. ''Dia (Kemas) tidak membuat skenario apa pun berkenaan dengan masalah itu,'' kata Rahardjo.

Dia lantas menjelaskan, rencana penangkapan Ayin berawal dari informasi intelijen kejaksaan. Informasi itu ditindaklanjuti Direktur Penyidikan M. Salim dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada 11 jaksa.

Ditanya apakah Kemas merasa dilangkahi JAM Intelijen Wisnu Subroto, Rahardjo tidak menjawab. ''Pak Kemas mengetahui hal tersebut,'' kata Rahardjo. Tidak jelas, apakah Kemas diberi tahu saat itu juga atau justru setelah jaksa gagal menangkap Ayin.

Ditanya lagi apakah Jaksa Agung Hendarman Supandji juga tahu penangkapan tersebut, Rahardjo hanya menjawab, ''Itu akan diklarifikasi kemudian.''

Setelah diperiksa, Kemas tampak irit komentar. Dia meminta wartawan menanyakan langsung kepada ketua tim pemeriksa, Rahardjo. ''Kalau ditanya apa yang saya jawab, apa yang sudah saya sampaikan kepada pers. Itulah jawaban saya,'' kata Kemas membuka pembicaraan.

Namun, ketika wartawan kembali bertanya, Kemas menjawab singkat. ''Jawaban saya ada pada Pak JAM Was (pengawasan). Nanti beliau yang memberikan penjelasan,'' ujarnya. Keterangan pers pun berlangsung tak lebih dari lima menit. Kemas lantas berlalu dengan sedan BMW hitam B 1326 LQ pukul 15.26.

Selang dua jam, Rahardjo memberikan pernyataan kepada wartawan. Dia mengatakan, materi pemeriksaan Kemas seputar rekaman pembicaraannya dengan Ayin. ''Pak Kemas mengakui bahwa itu suaranya,'' jelas Rahardjo. Saat memeriksa Kemas, tim pemeriksa kejaksaan didampingi komisi kejaksaan.

Bagi Kemas, pemeriksaan itu merupakan kali kedua. Pada 10 Maret lalu, Kemas semasa dicopot sebagai JAM Pidana Khusus pernah menjalani pemeriksaan dalam kasus serupa.

Kemas diperiksa hampir lima jam, yang berakhir pukul 14.30. Tim pemeriksa mencecar Kemas dengan 23 pertanyaan. Mantan kepala Kejati (Kajati) Banten ini baru meninggalkan ruang pemeriksaan pukul 15.20.

Rahardjo juga menjelaskan rencana kejaksaan memeriksa Ayin. Tim pemeriksa telah mendapatkan jawaban KPK bahwa pemeriksaan istri bos Gadjah Tunggal Surya Dharma itu sudah menjadi kompetensi majelis hakim karena perkaranya sudah masuk ke Pengadilan Tipikor. ''Kami sudah berkoordinasi dengan majelis hakim dan nanti dijadwalkan (pemeriksaannya),'' terang Rahardjo.

Hari ini, rencananya, giliran Wisnu menjalani pemeriksaan oleh tim pemeriksa JAM Pengawasan.

Libatkan Tim Independen

Sementara itu, Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) meminta komisi kejaksaan (komjak) melibatkan tim independen untuk memeriksa para pejabat kejaksaan yang menyusun skenario ''penyelamatan'' Ayin. ''(Kalau diperiksa internal) hanya akan menimbulkan kecurigaan,'' kata Boyamin Saiman, koordinator MAKI, di Kejagung, kemarin.

MAKI, lanjut dia, juga akan mempraperadilankan kejaksaan terkait inisiatif Untung Udji, Wisnu, dan Salim menangkap Ayin. Sebab, sesuai pasal 17 KUHAP, kejaksaan tidak punya bukti awal yang kuat untuk menangkap Ayin.

Boyamin menegaskan, penangkapan itu dikategorikan sebagai penyelamatan dan justru menghambat penegakan hukum. ''Pertanyaannya, mau diapakan setelah Ayin ditangkap, sedangkan jaksa tidak memiliki bukti awal,'' kata Boyamin. Sesuai pasal 21 UU Tipikor, upaya menghalangi penegakan hukum dapat dikenai pidana paling sedikit tiga tahun.
 
Terkait AdamAir - Eagle Air Minta Izinnya Tidak Ditahan

JAKARTA,KAMIS - Wakil Direktur Utama PT Global Transport Services (GTS) Gustiono Kustianto meminta pemerintah untuk tidak menahan penerbitan air operator sertificate (AOC) maskapai Eagle Air. Saat ini airline tersebut sedang mengurus terbitnya ijin operator penerbangan.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, pekan lalu menyatakan tidak akan menerbitkan AOC kepada pemilik saham AdamAir yang sedang bermasalah. AOC akan diterbitkan setelah selesai. GTS yang tergabung dalam Konsorsium Bhakti Invetstama Tbk ini memiliki 19 persen saham di AdamAir, sehingga menjadi salah satu pihak yang harus memenuhi kewajiban tersebut. Padahal saat ini konsorsium Bhakti sedang mempersiapkan Eagle Air.

AOC Eagle Air terancam tidak bisa diterbitkan karena masalah di AdamAir belum diselesaikan. "Kami meminta agar yang benar tidak ikut dikorbankan. Korban kok ikut di penalti," kata Gustiono yang juga Direktur Keuangan AdamAir di Jakarta, Rabu (18/6).

Gustiono menyatakan, pihak GTS adalah korban dari kesalahan manajemen di AdamAir. Bahkan GTS sendiri telah melaporkan dugaan penggelapan uang di AdamAir ke Mabes Polri.

Meski demikian, jelasnya, pihaknya tetap akan melaksanakan kewajiban-kewajiban nya. "Apa pun keputusan pemerintah kita tetap tunduk. Kami hanya minta perlakuan yang proporsional," kata Gustiono.

Seperti diketahui, bersama PT Bright Star Perkasa (BSP) yang memiliki 31 persen saham, GTS dan BSP menguasai 50 persen saham AdamAir. Sedangkan 50 persen sahamnya dikuasai oleh keluarga Suherman.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.