• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Buddha: Atheis atau God

SoeBara

IndoForum Newbie E
No. Urut
74491
Sejak
30 Jun 2009
Pesan
53
Nilai reaksi
0
Poin
6
Apakah agama Buddha tidak percaya akan Tuhan?

Umumnya umat Buddist pasti menjawab iya.

Kalo penasaran apakah agama Buddha berTuhan atau tidak, ato jika memang agama Buddha berTuhan, Tuhan itu seperti apa.

Artikel dibawah ini menarik sekali untuk disimak (dalam bahasa Inggris):

http://reluctant-messenger.com/God_buddha.htm
 
Umumnya agama percaya Tuhan adalah sesosok Manusia Super Sempurna, Maha Dewa atau Maha Brahma yang berambut putih dan berjenggot panjang. Duduk di tahta-nya di surga tertinggi, dimana semua umat harus bersujud dan memuja2 di hadapannya. Serta mengorbankan binatang sebagai tanda kesetiaan dan penghormatan. Umat pun mengharapkan berkah, hadiah dan kedudukan tinggi disampingNya.

Biasanya umat dengan gampang dan cepat akan beranggapan seperti yang diatas.

Tetapi jika diteliti lebih dalam dan direnungkan, maka konsep Tuhan juga memiliki arti yang lain, yaitu Tuhan ada dimana2, di batu, air, pohon, langit, bintang2, meja, kursi hingga di dalam diri kita sendiri. Tuhan itu tidak Tercipta seperti halnya benda2/materi2 yang ada disekeliling kita dan Tuhan itu tidak akan pernah punah/mati seperti benda2/materi2 yang ada di dunia ini. Karena Tuhan ada dimana2 maka Tuhan adalah Yang maha mengetaui segala sesuatu yang ada di dunia ini dan maha bijaksana. Yang mengatur segala sesuatu di jagat raya ini. Yang maha suci, bersih, tidak ternoda sedikit pun oleh dosa, nafsu dan kejahatan. Yang maha pengasih dan pemaaf. Yang dimana kita semua adalah anak2 Tuhan.



Umumnya umat beragama terdiri dari 2 macam,

yang satu adalah yang suka menyembah2 dan mengharapkan pahala2.

Yang kedua adalah yang dengan disiplin menjaga diri dan menjauhkan diri dari kejahatan, yang berusaha untuk mensucikan diri dan menjauhkan diri dosa/nafsu dan kejahatan, yang tidak mencari nama dan ketenaran, yang berbuat baik dengan hati nurani tanpa mengharapkan pahala, yang sabar dan pemaaf, dll.
 
Maaf mas,..saya Hindu dan ingin memberi pendapat:
"Buddha secara eksplisit memang terlihat atheis tapi jika umat Buddha benar2 menghayati dan mengamalkan ajaran2 Sang Buddha niscaya akan menemukan Tuhan"
 
Apakah agama Buddha tidak percaya akan Tuhan?

Umumnya umat Buddist pasti menjawab iya.

Kalo penasaran apakah agama Buddha berTuhan atau tidak, ato jika memang agama Buddha berTuhan, Tuhan itu seperti apa.

Artikel dibawah ini menarik sekali untuk disimak (dalam bahasa Inggris):

http://reluctant-messenger.com/God_buddha.htm


^soebara

Agama Buddha tidak menganggap bahwa Tuhan itu adalah individu. Seperti yg digambarkan sebagai sesosok yg berkemampuan sakti, merubah segalanya, memiliki ciri khusus,berkuasa atas segalanya dll. Krn yg memiliki ciri dan individu adalah tidak kekal serta masih bertumibal lahir atau berkondisi.


wujud
= berawal dari tak berwujud - lalu mengapa kemudian ia berwujud - karena berawal dari "mengapa" ia berwujud - ia akan kembali ke tanpa wujud
 
^soebara

Agama Buddha tidak menganggap bahwa Tuhan itu adalah individu. Seperti yg digambarkan sebagai sesosok yg berkemampuan sakti, merubah segalanya, memiliki ciri khusus,berkuasa atas segalanya dll. Krn yg memiliki ciri dan individu adalah tidak kekal serta masih bertumibal lahir atau berkondisi.


wujud
= berawal dari tak berwujud - lalu mengapa kemudian ia berwujud - karena berawal dari "mengapa" ia berwujud - ia akan kembali ke tanpa wujud

Di agama Hindu seperti itu juga,..saat kami sembahyang di pura ada yg disebut Panca Sembah,..sembah pertama adl sembah puyung (sembah dengan tangan kosong) dan diakhiri juga dengan sembah puyung yg artinya dari kosong kembali ke kosong,..sembah puyung ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) bukan kpd para Dewa..
 
Maaf mas,..saya Hindu dan ingin memberi pendapat:
"Buddha secara eksplisit memang terlihat atheis tapi jika umat Buddha benar2 menghayati dan mengamalkan ajaran2 Sang Buddha niscaya akan menemukan Tuhan"

Tuhan itu dalam hindu skalipun, sesuatu yg acintya (tdk terpikirkan)..
karena tidak terpikirkan.. kenapa terus membahasnya ?

membahas Tuhan sangat tidak mungkin..menggunakan kata Tuhan malah membuat rancu pemahaman yg sesungguhnya..
dgn kenyataan itu maka seorang yg bijak mengabaikan pertanyaan ttg ada atau tidak adanya Tuhan..
 
Maaf mas,..saya Hindu dan ingin memberi pendapat:
"Buddha secara eksplisit memang terlihat atheis tapi jika umat Buddha benar2 menghayati dan mengamalkan ajaran2 Sang Buddha niscaya akan menemukan Tuhan"

setuju bung jaka...semakin banyak berbuat baik makan akan semakin dekat dengan ketuhanan:D
 
hmm.. g ga sejalan dengan pernyataan di atas g.. hehe
bole dunk..
alesannya.. kalo berbuat baik bukan semakin dekat dengan ketuhanan..
tapi memang menuju ke arah ketuhanan (sifat2 ketuhanan)

tapi hendaknya dikembangkan dengan ketenang seimbangan ^^ (stabil)

hehe
 
siapa sih yg bisa tau ada atao tidaknya TUHAN ? Bahkan jika seseorang yg sempurna mengatakan Ada. Maka kita hanya bisa percaya doankz. Dan jika Ia mengatakan Tidak Ada TUHAN , maka kita pun hanya bisa mempercayainya saja.

Jika kita percaya Tuhan itu ada, maka percayalah. Itu tak akan merugikan. Jika kita tak percaya adanya Tuhan , maka jangan percaya. Itu juga tak merugikan. Yg merugikan adalah kita tidak memahami ajaran yg kita ikuti. Kita tidak sungguh2 membina dan berlatih. Kita tidak mau belajar lebih luas dan lebih jauh.
 
Jika manusia tdk mengenal Tuhannya maka Tuhan akan memperkenalkan diriNya kpd umat manusia...
 
@JakaLoco:
DiriNya? diriNya yang seperti apa?
jika kaw bilang diri.. maka artinya kaw mengasumsikan itu adalah bentuk personal.. lalu harusnya ada sosok personal yang dapat dilihat oleh kita sebagai manusia.. bukankah seperti itu jalan pemikirannya sdr. JakaLoco?
 
@JakaLoco:
DiriNya? diriNya yang seperti apa?
jika kaw bilang diri.. maka artinya kaw mengasumsikan itu adalah bentuk personal.. lalu harusnya ada sosok personal yang dapat dilihat oleh kita sebagai manusia.. bukankah seperti itu jalan pemikirannya sdr. JakaLoco?

Tuhan adl impersonal God, maka dari itu Tuhan memperkenalkan diriNya melalui wujud (personal God) yg kita kenal istilahnya dengan "Dewa"..
 
Tuhan adl impersonal God, maka dari itu Tuhan memperkenalkan diriNya melalui wujud (personal God) yg kita kenal istilahnya dengan "Dewa"..

sebenarnya buat apa sih yg katanya Tuhan memperkenalkan dirinya ?
lagipula.. kalau yg disebut impersonal..tapi punya "keinginan" / "kehendak"..apanya yang impersonal ?
 
@Jakaloco, saya tidak setuju bahwa Dewa adalah wujud (personal) dari Tuhan. Karena dalam agama Buddha, alam dewa (yang dihuni oleh para dewa) adalah bagian dari 31 alam kehidupan dan dewa sendiri masih akan meninggal dan lahir kembali sesuai dengan karmanya sendiri. Kalau "Dewa" adalah wujud personal dari Tuhan maka sudah selayaknya "Dewa" itu kekal/Abadi tanpa ada kemungkinan untuk meninggal dan lahir kembali ke alam lain misalkan alam manusia.

1 hal lagi, Sang Buddha adalah guru dari para Dewa dan manusia, apakah berarti Sang Buddha adalah guru dari Tuhan? Kalau iya, mengapa Tuhan berguru kepada Sang Buddha?
 
1 hal lagi, Sang Buddha adalah guru dari para Dewa dan manusia, apakah berarti Sang Buddha adalah guru dari Tuhan? Kalau iya, mengapa Tuhan berguru kepada Sang Buddha?

karena dalam pandangan Buddhisme..
Buddha lebih pintar dari Tuhan. :) hehehe
 
Penjelasan ttg Tuhan dlm Hindu agak sedikit rumit..
tapi akan saya jelaskan secara umum saja:
"Tuhan adl Roh Agung (Parama Atma) sedangkan roh yg bersemayam dlm jazad makhluk hidup adl roh kecil..roh kecil dan roh agung merupakan "sesuatu" yg sifatnya sama yaitu non-materi,ketika Tuhan mencipta makhluk hidup Ia melepaskan sedikit bagian diriNya(roh) agar makhluk tersebut hidup tetapi Ia sendiri tidak berkurang..maka manusia yg telah menyadari bahwa jati dirinya adl roh dan mengetahui misinya utk mengembalikan diri kpd roh agung (Tuhan) disebut mendapat pencerahan dan jika ia berhasil mensucikan roh maka ia berhak utk menyatu kembali dgn asalnya yaitu roh agung(tuhan) dan inilah yg disebut Moksa dlm Hindu"..selama roh tdk berhasil mencapai Moksa maka selama itu juga ia tidak akan pernah lepas dari siklus Punarbhawa(reinkarnasi)"

Roh dalam Hindu bersifat abadi(tidak bisa mati),yg mati hanya jazad.

@carodhammo

Dewa juga merupakan roh namun Dewa itu suci tidak berjazad dan merupakan pengejewantahan dari salah satu kekuasaan Tuhan,misalnya Dewa Brahma sebagai pancipta alam semesta,saya tidak memahami konsep Dewa dalam agama Budha..
Dlm Hindu yang menjadi Guru dari para dewa dan manusia adalah Dewa Siwa (Bhatara Guru),..penganut Budha Sogata di zaman Majapahit mengenal Tuhan dengan sebutan Sang Hyang Pasupati dan itu jelas tertulis dlm Babad Pasek (kitab sejarah leluhur orang Bali),dan dijelaskan juga para Brahmana Siwa dan Budha sama2 melihat wujud Sang Hyang Pasupati yg duduk di atas teratai melayang ditemani bersama dewa2 pengiring-pengiringNya dan memberi berkat kepada para Brahmana baik Siwa maupun Buddha..
 
@JakaLoco,

Dalam agama Buddha, kami mengenal pula ada alam Brahma, bahkan ada pula satu cerita tentang dewa brahma. Tapi semua itu dalam sudut pandang agama Buddha.

kayanya kalau diteruskan tidak akan habis dan mungkin malah jadi ga jelas pembahasannya (bisa jadi emosi atau oot atau yang laen). karena saya memakai sudut pandang agama Buddha dan anda memakai sudut pandang agama Hindu. walaupun dalam agama Hindu mengakui adanya Buddha tapi dari post2 anda selama ini mengenai sang Buddha adalah berbeda dengan yang ada di dalam agama Buddha. jadi dari awal pendekatannya memang sudah berbeda.
 
Penjelasan ttg Tuhan dlm Hindu agak sedikit rumit..
tapi akan saya jelaskan secara umum saja:
"Tuhan adl Roh Agung (Parama Atma) sedangkan roh yg bersemayam dlm jazad makhluk hidup adl roh kecil..roh kecil dan roh agung merupakan "sesuatu" yg sifatnya sama yaitu non-materi,ketika Tuhan mencipta makhluk hidup Ia melepaskan sedikit bagian diriNya(roh) agar makhluk tersebut hidup tetapi Ia sendiri tidak berkurang..maka manusia yg telah menyadari bahwa jati dirinya adl roh dan mengetahui misinya utk mengembalikan diri kpd roh agung (Tuhan) disebut mendapat pencerahan dan jika ia berhasil mensucikan roh maka ia berhak utk menyatu kembali dgn asalnya yaitu roh agung(tuhan) dan inilah yg disebut Moksa dlm Hindu"..selama roh tdk berhasil mencapai Moksa maka selama itu juga ia tidak akan pernah lepas dari siklus Punarbhawa(reinkarnasi)"

Roh dalam Hindu bersifat abadi(tidak bisa mati),yg mati hanya jazad.

hmm jika memang "Tuhan" mencipta makhluk hidup dan Ia (ini juga termasuk penulisan Tuhan personal loch) melepaskan sedikit bagian diriNya (roh) agar makhluk tersebut hidup tetapi Ia sendiri tidak berkurang..

@Jakaloco: Jika memang makhluk hidup merupakan bagian roh dari satu kumpulan roh besar (yang disini disebut Tuhan) maka seharusnya jika makhluk itu sakit, maka kumpulan roh tersebut akan ikut sakit, jika makhluk itu marah, maka Tuhan tersebut akan marah.. karena yang "satu" dan "sebagian kecil" itu sebenarnya saling berhubungan?? bukankah logikanya seperti itu?

karena menurut yang saya telah ketahui, bahkan dewa pun masih memiliki kehendak dan pikiran, bisa senang, bisa marah dll.. maka seharusnya keduanya itu saling berhubungan dunks ^^
 
@Ario Botax

bantu jawab aja nie..IMHO

bukan bgitu logikanya, karena roh2 manusia tu dikatakan sebagai percikan dari roh Tuhan..
kita ibaratkan Tuhan itu lautan, dan roh2 manusia itu percikan dari air laut..

nah.. kalo percikan air laut itu kita beri warna merah / biru, kan tidak berati kita mengubah warna lautan menjadi merah ato biru..

mereka dikatakan terhubung, karena berasal dari sumber yg sama (komposisi yg sama)..
makanya tujuan dari si percikan ini tu y kembali ke lautan (melebur),
tapi stelah melebur.. ntar terpercik lagi (walau dgn porsi yg berbeda).. lama2 ga ada habis2nya sepertinya.. /gg

dan lagi, kalo dipikir2..kita bisa melihat Tuhan dalam roh kita, kalo roh kita saja bisa marah, kesal, dan emosi..ya Tuhan yg punya komposisi sama tentu akan sama saja..jadi jangan heran, kalau Tuhan sendiri kadang bingung.. dia mengazab bagian dari dirinya, dan dirinya menyembah dirinya yg lain... benar2 memusingkan.. X_X
Kalau lebih direnungkan.. sepertinya si TUHAN ini yg terus terkondisi utk mengalami siklus "buang percikan"..
Knp jadi permainan konyol bgini... ? mungkin yg lebih tepat bukan kembali pada Tuhan, tp bagaimana membungkam Tuhan agar tidak "buang percikan" terus..yang menyebabkan kelahiran dan penderitaan berulang2...

Dialah sumber penderitaan kita selama ini, karena atas keinginan / kesalahan dia yg dengan sengaja "memercikan kehidupan" /gg

btw, coba bandingkan dengan teori Buddha ttg 12 nidanna..

1.Avijjä Paccayä Sankhära
Dengan adanya kebodohan (ketidak-tahuan), maka terjadilah bentuk-bentuk karma.

2. Sankhära Paccayä Viññänang
Dengan adanya bentuk-bentuk karma, maka terjadilah kesadaran.

3. Viññäna Paccayä Namarupang
Dengan adanya kesadaran, maka terjadilah bathin dan badan jasmani.

4. Namarupang Paccayä Saläyatanang.
Dengan adanya bathin dan badan jasmani, maka terjadilah enam indriya

5. Saläyatana Paccayä Phassa.
Dengan adanya enam indriya, maka terjadilah kesan-kesan.

6. Phassa Paccayä Vedanä.
Dengan adanya kesan-kesan, maka terjadilah perasaan.

7. Vedanä Paccayä Tanhä.
Dengan adanya perasaan, maka terjadilah tanhä (keinginan).

8. Tanhä Paccayä Upädänang.
Dengan adanya tanhä (keinginan), maka terjadilah kemelekatan.

9. Upädäna Paccayä Bhavo.
Dengan adanya kemelekatan, maka terjadilah proses tumimbal lahir.

10. Bhava Paccayä Jati.
Dengan adanya proses tumimbal lahir, maka terjadilah kelahiran kembali.

11. Jati Paccayä Jaramaranang.
Dengan adanya kelahiran kembali, maka terjadilah kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit dll.

12. Jaramarana.
Kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit dll. adalah akibat dari kelahiran kembali.

Jelas terlihat kan bagaimana "Tuhan" itu menyebabkan kelahiran kita... /gg
aniwei.. just my 0.02 cents.. tolong koreksi kalo ada salah paham dan salah tangkap.. ;)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.