• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Benarkah Rp 1.000 Jadi Rp 1?

Ajido-Marujido

IndoForum VIP: The Special One
No. Urut
10016
Sejak
31 Des 2006
Pesan
4.809
Nilai reaksi
144
Poin
63
uang.jpg


Jakarta - Pernahkan anda membayangkan untuk menerima gaji sebesar Rp 1.500 per bulan? Ya, kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi kira-kira 5 tahun kedepan jika saat ini gaji anda sebesar Rp 1,5 juta.

Pasalnya, Bank Indonesia (BI) tengah melakukan pembahasan internal untuk dapat melakukan redenominasi. Redenominasi yaitu pengurangan nilai pecahan tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut. Kasarnya, angka nol dalam sebuah pecahan akan dikurangi, jika dikurangi 3 angka nol maka Rp 1.000.000 akan menjadi Rp 1.000.

"Redenominasi itu prosesnya akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan presiden dan harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru kita sosialisasikan," ujar Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Sabtu (31/07/2010).

Darmin menuturkan, pihaknya akan segera menyampaikan hasil final pembahasan internal kepada pemerintah di tahun 2010. "Belum bisa diputuskan sekarang berapa angka nol yang dikurangi apakah 3 atau 4 namun hasil pembahasan akan diusahakan disampaikan ke pemerintah tahun 2010 ini," jelas Darmin.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi mengatakan, dalam melakukan redenominasi membutuhkan waktu antara empat sampai lima tahun.

"Prosesnya tidak singkat, harus membutuhkan 4 sampai 5 tahun," katanya.

Menurut Budi, diperlukan adanya penarikan uang secara bertahap yang beredar di masyarakat. Seperti diketahu uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000.

Uang rupiah saat ini tercatat mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dollar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.

Budi menuturkan, untuk bisa melakukan penyederhanaan satuan uang tersebut membutuhkan sejumlah persyaratan. Setidaknya ada tiga syarat yang mutlak dipenuhi yaitu kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, serta adanya jaminan stabilitas harga.

"Hal yang paling sulit dilakukan dengan cepat dan mudah adalah sosialisasi kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa," tukasnya.

src://www.detikfinance.com/read/2010/07/31/150348/1410832/5/benarkah-rp-1000-jadi-rp-1
 
wah kalau situasi keuangan seperti berita diatas, enak yg punya hutang banyak atau malah enak yg punya simpanan duit di bank ya /wah
 
wah ga setuju klo dibikin kayak gini /wah
 
^Bener banget, jadi untung banget klw gitu.
 
harus dikaji lebih mendalam lagi nih...
takutnya nanti jadi kayak proyek pemerentah sebelum-sebelumnya...
kacauuuuuuuu... :-q:-q:-q
 
wah bakal sulit kayaknya buat narik uang kertas yg beredar di masyarakat klo gitu... bayangin aja ada berapa lembar uang kertas kita...
 
wah kalau situasi keuangan seperti berita diatas, enak yg punya hutang banyak atau malah enak yg punya simpanan duit di bank ya /wah

wah ga setuju klo dibikin kayak gini /wah

^Bener banget, jadi untung banget klw gitu.

hanya "Nominal" nya saja yg dipangkas, tapi nilai "utility" nya tidak dikurangi. Dengan kata lain, hanya jadi lebih sederhana,..:D

contoh sederhana begini, kita bisa membeli 1 pcs DVD seharga 50.000 (saat ini), dan nanti setelah Redenominasi, kita bisa membeli DVD yg sama dengan harga 50 rupiah. :D

Semua uang yg ada akan di-Konversikan, sehingga tetap memiliki nilai yg sama.

harus dikaji lebih mendalam lagi nih...
takutnya nanti jadi kayak proyek pemerentah sebelum-sebelumnya...
kacauuuuuuuu... :-q:-q:-q

Proyek yg mana nie? :D

Well, BI dan Pemerintah adalah 2 institusi yg berbeda,jika yg dimaksud dengan "Pemerintah" disitu adalah Presiden beserta jajaran Mentri nya. BI memiliki gubernur sendiri, dan Pemerintah punya Menteri Keuangan. Keduanya Independen, dan tidak saling mencampuri urusan satu sama lain. Paling hanya sebatas, memberi saran dan masukkan saja.

Lagian, disebutkan bahwa, klo BI mau Redenominasi, ada 3 syarat mutlak yg harus dilengkapi. Dan 3 syarat itu hanya bisa dilakukan pemerintah. So, BI gak akan memutuskan sesuatu, sebelum Pemerintah bisa menjamin 3 syarat itu. Bisa dikatakan, ini juga bisa menjadi semacam "pacuan" bagi Pemerintah untuk membuat kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, serta adanya jaminan stabilitas harga.

Bukankah itu jadi lebih baik? :D
 
Setidaknya ada tiga syarat yang mutlak dipenuhi yaitu kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, serta adanya jaminan stabilitas harga.

Ini dilakukan gara-gara inflasi rendah atau justru untuk mengurangi dampak inflasi yang terlihat sih? :-"...

Sebagai contoh ya...
~ Bulgaria : Setelah perang dunia II usai, Bulgaria melakukan redominasi mata uang lev-nya. Dalam hal ini mata uang 100lev berubah menjadi 1lev, hal ini dikarenakan tingkat inflasi mata uang lev yang sangat tinggi...

Jadi mestinya dipertanyakan redominasi dilakukan gara-gara inflasi rendah atau justru kebalikannya? :D...
 
yang diuntungkan itu adl:
1. Para koruptor.....ngga perlu menyediakan koper besar tuk simpan uang... :)
2. Kontraktor proyek
3. dll

Mending BI ngurusi bunga bank dan bunga pinjaman yg ngga sebanding tuch...dasar aneh2 aja
 
bener juga, gak ada pembahasan di artikel di atas mengenai alasan kenapa dilakukan redenominasi... mungkin memang iya mengurangi dampak inflasi yang terlihat...

mengenai tabungan di bank dan semacamnya, pasti nanti juga akan dilakukan penyesuaian...
tapi, karena Rp. 1.000 menjadi Rp. 1, mungkin akan ada pecahan mata uang baru kali yah... sen mungkin... kayak jaman dulu tuh /hmm

menurutku, yang paling berat yang harus ditempuh adalah sosialisasi kepada masyarakat... apalagi masyarakat kecil yang jauh dari media informasi atau telekomunikasi..

wajar kalo memang mau direalisasikan memakan waktu yang lama....
 
bener juga, gak ada pembahasan di artikel di atas mengenai alasan kenapa dilakukan redenominasi... mungkin memang iya mengurangi dampak inflasi yang terlihat...

mengenai tabungan di bank dan semacamnya, pasti nanti juga akan dilakukan penyesuaian...
tapi, karena Rp. 1.000 menjadi Rp. 1, mungkin akan ada pecahan mata uang baru kali yah... sen mungkin... kayak jaman dulu tuh /hmm

menurutku, yang paling berat yang harus ditempuh adalah sosialisasi kepada masyarakat... apalagi masyarakat kecil yang jauh dari media informasi atau telekomunikasi..

wajar kalo memang mau direalisasikan memakan waktu yang lama....

redenominasi dilakukan untuk meningkatkan citra rupiah, kata mantan gubernur BI "makan tuch citra" :D

Bagi yg diperkotaan mungkin tdk masalah, yg paling kasihan adl mrk yg didesa, sebab uang nominal dibawah Rp. 1000,- masih berharga alias bisa untuk membeli kebutuhan sehari2
 
susah juga nanti kalo gitu.. BI harus mengganti semua uang kartal yang ada..
jadi misalkan Rp. 1000 yang sekarang bergambar Pattimura diganti dengan 1 rupiah yang baru.. dan seterusnya...
 
salah satu "kekurangan" ekonomi Indonesia kan emang ini. Indonesia tuh ga punya satuan 1 rupiah. Jadi emang agak "ribet" sebenernya kalo dipikir2x, kalo dibandingkan dgn mata uang negara lain (dalam valas).

Dulu pernah ada 1 rupiah, cuma ga tau, tiba2x diilangin... :-?

Dan yg paling gw khawatirkan dari redenominasi ini cuma satu : INFLASI
 
hanya "Nominal" nya saja yg dipangkas, tapi nilai "utility" nya tidak dikurangi. Dengan kata lain, hanya jadi lebih sederhana,..:D

contoh sederhana begini, kita bisa membeli 1 pcs DVD seharga 50.000 (saat ini), dan nanti setelah Redenominasi, kita bisa membeli DVD yg sama dengan harga 50 rupiah. :D

Semua uang yg ada akan di-Konversikan, sehingga tetap memiliki nilai yg sama.



Proyek yg mana nie? :D

Well, BI dan Pemerintah adalah 2 institusi yg berbeda,jika yg dimaksud dengan "Pemerintah" disitu adalah Presiden beserta jajaran Mentri nya. BI memiliki gubernur sendiri, dan Pemerintah punya Menteri Keuangan. Keduanya Independen, dan tidak saling mencampuri urusan satu sama lain. Paling hanya sebatas, memberi saran dan masukkan saja.

Lagian, disebutkan bahwa, klo BI mau Redenominasi, ada 3 syarat mutlak yg harus dilengkapi. Dan 3 syarat itu hanya bisa dilakukan pemerintah. So, BI gak akan memutuskan sesuatu, sebelum Pemerintah bisa menjamin 3 syarat itu. Bisa dikatakan, ini juga bisa menjadi semacam "pacuan" bagi Pemerintah untuk membuat kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan stabil, serta adanya jaminan stabilitas harga.

Bukankah itu jadi lebih baik? :D

percuma mat kalo redominasi tanpa didasarkan pertumbuhan ekonomi yang membaik, Indonesia aja GNP dan GDP nya masi rendah, ama tidak dibarengi peningkatan cadangan devisa, penekanan inflasi intensif, pengendalian moral, ya pecuma :D.

ente coba simak apa yg dibicarain Rizal Ramli, Ekonom senior di metro TV kemaren.

Kasian masy yang menempati strata menengah kebawah, masi banyak transaksi yang berlangsung, bukannya malah mengganggu aktifitas ekonomi mikro nantinya :D. Terus nanti muncul biaya2 lainnya tentunya membutuhkan biaya yg besar. Jelas boros tenaga dan dana.

lagi pula, redominasi uang atau pemotongan nilai mata uang, digunakan saat terjadi hyperinflasi. gak ada angin gak ada hujan kok terjadi pemotongan uang :))
 
percuma mat kalo redominasi tanpa didasarkan pertumbuhan ekonomi yang membaik, Indonesia aja GNP dan GDP nya masi rendah, ama tidak dibarengi peningkatan cadangan devisa, penekanan inflasi intensif, pengendalian moral, ya pecuma :D.

kan seperti saya bilang, ada 3 syarat Mutlak yg musti dipenuhi Pemerintah, sebelum Redenominasi dilakukan. Klo sarat itu tidak terpenuhi,maka BI pun gak akan lanjut :D

ente coba simak apa yg dibicarain Rizal Ramli, Ekonom senior di metro TV kemaren.

Kasian masy yang menempati strata menengah kebawah, masi banyak transaksi yang berlangsung, bukannya malah mengganggu aktifitas ekonomi mikro nantinya :D. Terus nanti muncul biaya2 lainnya tentunya membutuhkan biaya yg besar. Jelas boros tenaga dan dana.

Setiap kebijakan baru, ada sisi + dan -. Saya juga nonton sebentar kemaren, di Metro TV dialognya. Yah, saran pengusaha si, jika kebijakan ini benar2 diberlakukan, maka perubahan dilakukan secara bertahap. Dan toko2 yg melakukan kegiatan jual beli, harus memiliki 2 harga yg berlaku, yaitu harga Lama dan harga Redenominasi.

Bank Pemerintah dan Swasta yg bertanggung jawab sebagai tempat penukaran uang juga harus ikut bekerja sama. :D

Klo soal cetak uang baru si, gak masalah juga, Karena setiap hari, PERUM PERURI juga nyetak uang baru. Tinggal ganti Type Plat nya aja..:D


lagi pula, redominasi uang atau pemotongan nilai mata uang, digunakan saat terjadi hyperinflasi. gak ada angin gak ada hujan kok terjadi pemotongan uang :))

perlu diketahui juga Bro, Redenominasi beda dengan Sanering. Memang mirip si konsepnya, tapi beda juga lo. Sanering itu pemotongan nilai uang, yg terjadi saat ekonomi suatu negara tidak stabil. Nilai nominal dipangkas karena dianggap terlalu besar dan merepotkan. Indonesia pernah Sanering dulu, meski saya belum lahir waktu itu. :D

Sedang Redenominasi, itu pengertiannya lebih ke "Penyederhanaan" nilai uang. Dan hanya dimungkinkan dilakukan saat kondisi ekonomi stabil. Mungkin bung Darmin melihat kondisi Perekonomian Indonesia yg sekarang ini tengah membaik, salah satunya ditandai dengan menguatnya Rupiah dibandingkan dengan dollar Amrik, sehingga muncul wacana itu. :D

Tp intinya si, kita liat dan tunggu kelanjutannya. Semoga jadi lebih baik, Indonesia-ku Tercinta..:D
 
kan seperti saya bilang, ada 3 syarat Mutlak yg musti dipenuhi Pemerintah, sebelum Redenominasi dilakukan. Klo sarat itu tidak terpenuhi,maka BI pun gak akan lanjut :D



Setiap kebijakan baru, ada sisi + dan -. Saya juga nonton sebentar kemaren, di Metro TV dialognya. Yah, saran pengusaha si, jika kebijakan ini benar2 diberlakukan, maka perubahan dilakukan secara bertahap. Dan toko2 yg melakukan kegiatan jual beli, harus memiliki 2 harga yg berlaku, yaitu harga Lama dan harga Redenominasi.

Bank Pemerintah dan Swasta yg bertanggung jawab sebagai tempat penukaran uang juga harus ikut bekerja sama. :D

Klo soal cetak uang baru si, gak masalah juga, Karena setiap hari, PERUM PERURI juga nyetak uang baru. Tinggal ganti Type Plat nya aja..:D




perlu diketahui juga Bro, Redenominasi beda dengan Sanering. Memang mirip si konsepnya, tapi beda juga lo. Sanering itu pemotongan nilai uang, yg terjadi saat ekonomi suatu negara tidak stabil. Nilai nominal dipangkas karena dianggap terlalu besar dan merepotkan. Indonesia pernah Sanering dulu, meski saya belum lahir waktu itu. :D

Sedang Redenominasi, itu pengertiannya lebih ke "Penyederhanaan" nilai uang. Dan hanya dimungkinkan dilakukan saat kondisi ekonomi stabil. Mungkin bung Darmin melihat kondisi Perekonomian Indonesia yg sekarang ini tengah membaik, salah satunya ditandai dengan menguatnya Rupiah dibandingkan dengan dollar Amrik, sehingga muncul wacana itu. :D

Tp intinya si, kita liat dan tunggu kelanjutannya. Semoga jadi lebih baik, Indonesia-ku Tercinta..:D

intinya dilakukan perlahan2 ;;)
kalo langsung booming banyak terjadi kesenjangan sosial :D

tapi ya. kalo - lebih banyak dari pada + nya apalagi menimbulkan gejala yg lebih parah, baik secara ekonomi mikro dan ekonomi makro ya mending cara lain atau melakukannya sedikit demi sedikit sampai kriteria tsb terpenuhi :D

kalo bagian menguat antara RP dan US Dollar liad dlo kondisi ekonomi AS dan Indonesia :))
sementara gw ga setuju karena akan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat menengah kebawah.

untuk sanering ato rendominasi emang beda tapi dalam keadaan yg sama yakni emang sama2 memotong nilai mata uang atau memotong nominal pada yang namanya hyper inflasi :))

ingat loh, aktifitas ekonomi mikro dari siapa saja apalagi dari masy menengah kebawah yg mendominasi di Indonesia sangat mempengaruhi ekonomi makro :D.

semua hal dilakukan dari yang kecil, nantinya akan menjadi besar, sama saja dgn ekonomi, tidak ada mikro. makro pun tak jadi :D
 
^
kondisi AS kan emang lagi turun.....mangkennye Dollar turun,...:D

ini sudah berlangsung dari Akhir tahun 2009 lo...:D

pertumbuhan Ekonomi Indonesia +, sementara AS -...

masa gak tau,..:D

Indonesia itu masuk urutan 3 ,pertumbuhan Ekonomi yg Postif sementara negara lain malah negatif, termasuk Amrik dan Negara2 maju Eropa.Posisi Indonesia setelah China dan India
 
^
itu kan aspek makro :D yang dimana banyak2 investor luar sbg aspek ekonomi mikro luar menanamkan modalnya di Indonesia dan bagaimana dgn aspek mikro dalam ? :D

banyak2 kan menengah kebawah :D
 
yg merusak itu karna org indonesia kurang paham maka akan ada penarikan besar2an dari bank memicu dah..........
 
Prof mamat dan prof moa sedang debat =))=))

btw, ini masih wacana uyy... dan wacananya jg masih di sekitar lingkungan BI
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.