Hi Koko Ganteng,
Pertama tama saya minta maaf kalau memang anda seorang Katolik karena selama ini saya tidak melihat kalau anda seorang Katolik, saya melihat itu (sebab saya masih dalam tahap belajar) karena selama ini saya sering membandingkan apa pendapat orang dgn pendapat Gereja, sebagai orang Katolik saya berpendapat bahwa setiap orang Katolik boleh boleh saja (bahkan harus) mempelajari / meng eksplore (menguji) apapun yg berkaitan dengan keimanan seseorang baik itu dari Alkitab, ajaran Gereja atau apapun demi memperkaya ke imanan diri kita sendiri.
Tapi harus tetap selaras dengan pandangan Gereja, jika timbul suatu hal yg tidak selaras dgn apa yg di ajarkan oleh Gereja maka sebaiknya di bicarakan dan meminta pandangan kepada orang orang yg lebih berpengalaman atau Romo atau Uskup dan coba di konfirmasikan ke beberapa Romo atau Uskup atau juga menggali ajaran ajaran Gereja dengan membaca karya karya Bapak Bapak Gereja awal.
Kenapa saya berpandangan seperti ini, karena saya mengacu kepada :
1Tim 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni
jemaat dari Allah yang hidup,
tiang penopang dan dasar kebenaran.
1Tim 3:15 But if I tarry long, that thou mayest know how thou oughtest to behave thyself in the house of God, which is the
church of the living God,
the pillar and ground of the truth.
Gereja adalah Tiang penopang dan dasar kebenaran.
Jadi kesitulah saya berpegang.
Untuk hal hal yg bersifat pendapat pribadi sangat mungkin bisa terjadi kesalahan, tapi juga bisa sangat kuat karena di dukung oleh dokuman atau ajaran Gereja, jadi saya pun mohon maaf dan koreksi jika dalam pernyataan saya ada kesalahan kesalahan
Nah dari apa yg di tulis oleh Koko Ganteng (yg emang ganteng itu….), ada beberapa hal yg agak tidak selaras.
(Eh sebelum lupa, di salah satu thread saya ada pertanyaan utk koko ganteng soal Alkitab yg sedalam bimasakti itu, belum di jawab ya ?)
Kita akan terus mereka-reka sampai kapanpun tentang hal ini(TS anda), sebelum
kita membuka tabir dan maksud terselubung dibalik ajaran-ajaran agama(apapun)
TS anda tak akan pernah terjawab dengan jawaban yang bolak balik mengutip dari Alkitab.
Dan itu semua juga bukan jawabannya.
Saya sama sekali bukan mau minterin/kepinteran. Saya pernah mengalami dimana
bathin saya bergolak...kepala saya dipenuhi sejuta pertanyaan dan tak terjawabkan.
Jika semua berkata mereka benar, lalu siapa yang salah. Darimana aku tau mereka benar,
jika tak ada kesalahan, lalu bagaimana aku tau kesalahan jika tiada kebenaran ?
Lalu apa bedanya benar dan salah ?
Pertanyaan apa yg di maksud ? sebagai orang Katolik apakah anda sudah bertanya kepada Romo/Uskup/Paus , apakah sudah membaca ajaran Gereja, apakah sudah mengali dan membaca tulisan tulisan Bapak Gereja ?
Sebenarnya apakah itu semua betul betul murni “pertanyaan karena tidak tahu” atau “rasa tidak percaya” , kalau hanya tidak tahu sangatlah mudah untuk mengetahui, tetapi jika urusanya “kepercayaan”, ini sangat sulit mungkin Cuma Roh Kudus lah yg dapat membuka hati anda untuk “percaya”, untuk menjadi percaya kita harus menyangkal diri sendiri dan akan sulit untuk menjadi percaya kalau menganggap diri kita sudah sangat “tahu” tanpa mengerti apa arti “kebenaran” itu sendiri.
TS anda sangat dalam dan kalau saya tukar dengan kalimat lain akan berbunyi
" Bagaimana aku bersatu dengan Allahku"
Apa yg di maksud dgn kalimat diatas itu ?
Sulit saya mengerti makna dari tulisan di atas (mungkin karena masih dalam tahap belajar kali ya….. ilmu belum sampai)

Sebagai orang Katolik kapan saya bersatu dgn Allah ?, yaitu ketika saya merayakan Sakramen Ekaristi – ketika saya menyambut komuni, disitu saya bersatu dengan Allah Tuhan kita Yesus Kristus.
CCC 1331 Komuni, karena didalam Sakramen ini kita menyatukan diri dengan Kristus yang mengundang kita mengambil bagian dalam tubuh dan darah-Nya, supaya kita membentuk satu tubuh Bdk. 1 Kor 10:16-17.. Orang juga menamakan Ekaristi hal-hal kudus [ta hagia; sancta] (const. ap. 8,13,12; Didache 9,5; 10,6) - ini sejajar dengan arti pertama ungkapan "persekutuan para kudus" dalam syahadat apostolik. Nama-nama yang lain adalah: roti malaikat, roti surgawi, "obat kebakaan" (Ignasius dari Antiokia, Eph. 20,2) dan bekal perjalanan.
Selanjutnya
Saya Kira : Beliau sangat arif, karena beliau tau untuk mencapai tingkat bersatu
dengan Allah adalah suatu yang amat sangat sulit. Jadi cukuplah
bila kita hanya percaya saja.
Tidak, Katolik tidak pernah mengajarkan itu, tidak ada dalam kamus Katolik
“hanya percaya saja” cukup, coba lihat pernyataan anda selanjutnya
Itulah sebabnya Dia mengajarkan kita Doa BAPA KAMI, sehingga
hubungan kita dengan Allah tetap terjaga (IMAN) . hubungan antar manusia juga terjaga (PERBUATAN), sekaligus kebutuhan materi kita juga terpenuhi(RAHMAT).
Lengkap kan ?
Lengkap, Iman dan Perbuatan, Rahmat ya, kami juga percaya akan Sola Gracia.
Hanya percaya saja (sola fide) belum lengkap.
Posting selanjutnya Koko Ganteng
Bait Allah pengertian secara umum adalah gereja atau tempat kita berkumpul dan berdoa bersama. Tapi bisa juga adalah symbol
sepeti Yesus katakan: Akan kuhancurkan bait Allah ini dan membangunnya kembali
dalam 3 hari. Dan itu dibuktikanNya. Ok ?
Tidak, bagi orang Katolik tidak pernah ada “pengertian secara umum”, apalagi memandangnya sebagai “symbol”, tidak pernah.
Dalam syahadat yg kita ucapkan setiap minggu (paling tidak) adalah :
…. Aku percaya akan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik…..
Bagi orang Katolik, Gereja merupaka tubuh mistis Yesus dan Yesus sebagai KepalaNya.
Jadi sangat tidak mungkin bahwa Gereja bisa disebut sebagai Symbol.
CCC 823 "Kita mengimani bahwa Gereja... tidak dapat kehilangan kesuciannya. Sebab Kristus, Putera Allah, yang bersama Bapa dan Roh dipuji, bahwa 'hanya Dialah Kudus', mengasihi Gereja sebagai mempelai-Nya. Kristus menyerahkan Diri baginya, untuk menguduskannya, dan menyatukannya dengan diri-Nya sebagai Tubuh-Nya. Ia melimpahinya dengan karunia Roh Kudus" (LG 39). Dengan demikian Gereja adalah "Umat Allah yang kudus" (LG 12), dan anggota-anggotanya dinamakan "kudus" Bdk. Kis 9:13; 1 Kor 6:1; 16:1..
CCC 857 Gereja itu apostolik, karena ia didirikan atas para Rasul dalam tiga macam arti:
• ia tetap "dibangun atas dasar para Rasul dan para nabi" (Ef 2:20) Bdk. Why 21:14., atas saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Kristus sendiri Bdk. misalnya Mat 28:16-20; Kis 1:8, 1 Kor 9:1; 15:7-8; Gal 1:1.;
• dengan bantuan Roh yang tinggal di dalamnya, ia menjaga ajaran Bdk. Kis 2:42., warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para Rasul dan meneruskannya Bdk. 2 Tim 1:13-14..
• ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul sampai pada saat kedatangan kembali Kristus - dan justru oleh mereka yang mengganti para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup, "yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala tertinggi Gereja" (AG 5).
"Engkaulah Gembala kekal yang tidak pernah meninggalkan kami, kawanan-Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi dengan perantaraan para Rasul-Mu. Engkau telah melantik para Rasul itu sebagai gembala yang memimpin kawanan-Mu, yaitu umat yang percaya kepada Putera-Mu" (MR, Prefasi Rasul).
Selanjutnya
epeti Yesus katakan: Akan kuhancurkan bait Allah ini dan membangunnya kembali
dalam 3 hari. Dan itu dibuktikanNya. Ok ?
Bukankah Yesus sedang berbicara tentang kematianNya di kayu salib dan bangkit pada hari ke 3 ?
Jadi untuk menjawab TS itu benar2 diperlukan wawasan yang luas-luas sekali serta
pendalaman iman yang aduhay. Katholic tetap katholik dan selamanya aku tetap
katholic karena aku sudah katholic sejak di perut ibuku. dan Itu lah aku.(confess)
Seperti kata Miracle menjadi Katolik hanya ketika di Baptis tidak dari dalam kandungan.
Ajaran2 lainnya selain katholik adalah bantuan untukku menjadi lebih Katholic.Inilah
Imamat ku.
Dari CCC
Dalam Sabda-Nya Allah telah Mengatakan Segala-galanya
65 "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (Ibr 1:1-2). Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, adalah Sabda Bapa yang tunggal, yang sempurna, yang tidak ada taranya. Dalam Dia Allah mengatakan segala-galanya, dan tidak akan ada perkataan lain lagi. Hal ini ditegaskan dengan jelas oleh santo Yohanes dari Salib dalam uraiannya mengenai Ibrani 1:1-2:
"Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Anak-Nya, yang adalah Sabda-Nya, Allah tidak memberikan kepada kita sabda yang lain lagi. Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu itu... Karena yang Ia sampaikan dahulu kepada para nabi secara sepotong-sepotong, sekarang ini Ia sampaikan dengan utuh, waktu Ia memberikan kita seluruhnya yaitu Anak-Nya. Maka barang siapa sekarang ini masih ingin menanyakan kepada-Nya atau menghendaki dari-Nya penglihatan atau wahyu, ia tidak hanya bertindak tidak bijaksana, tetapi ia malahan mempermalukan Allah; karena ia tidak mengarahkan matanya hanya kepada Kristus sendiri, tetapi merindukan hal-hal lain atau hal-hal baru" (Carm. 2,22).
Apakah kita mau mempermalukan Allah dgn mempercayai hal hal yg lain ?
Semoga bermanfaat, kalau ada salah mohon di koreksi, saya juga masih dalam tahap belajar.
MGBU