Prakata
Rekan-rekan Yth.,
Terima kasih banyak atas kesediaan membaca artikel saya. Dan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah memberikan tanggapan.
Artikel itu, memang saya akui terlalu radikal, terutama bagi pandangan Kristiani secara umum. Dan memang artikel itu tidak mewakili salah satu agama atau sekte. Artikel itu hanya merupakan opini pribadi saya, dengan imajinasi dan disertai beberapa referensi, baik dari Alkitab, Al Quran maupun kitab Apokrip, dalam hal ini adalah Kitab Henokh.
Kitab apokrip artinya "tersembunyi", yaitu kitab-kitab tertentu yang tidak dibenarkan untuk bacaan umum di gereja, tapi dianggap berharga untuk studi pribadi atau nilai rohani. (Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, terbitan Yayaysan Komunikasi Bina Kasih, Hal 62)
Inti utama yang melatar belakangi saya menulis artikel tersebut adalah saya melihat bahwa "Bapa yang mengutus Yesus" ini tidak sama dengan YHWH, Allah yang disembah oleh orang Yahudi. Jikalau sama, maka tentunya ajarannya tidak berbeda dan sifatnya juga tidak berbeda. Kita tentunya mengetahui bagaimana sifat Yesus dan bagaimana sifat YHWH. Dua sifat, yang menurut saya tidak sama.
Demikian pula ketika Yesus mewartakan tentang "Bapa" yang tidak dikenal oleh orang Israel. Padahal, orang Israel dikenal taat dalam menjalankan tradisi sehingga mereka tentunya mengenal YHWH, Allah yang memimpin mereka keluar dari Mesir. Oleh karena itu, menurut pendapat saya, Bapa yang mengutus Yesus adalah bukan YHWH. Dan Bapa yang mengutus Yesus adalah lebih berkuasa dari YHWH.
Persoalan baik dan jahat, positif dan negatif adalah merupakan konsep manusia. Kalau kita amati apa yang dimaksud oleh YHWH tentang iblis, maka sebenarnya kita bisa mengetahui siapa yang dimaksud iblis itu sebenarnya.
Dan kalau kita perhatikan kisah Ayub dengan seksama, maka kita akan mengetahui, siapakah yang menimpakan kemalangan atas Ayub, apakah iblis atau YHWH sendiri.
--------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan Yth.,
Beberapa pandangan radikal dalam Testament of Lucifer:
Lucifer itu tidak jahat.
Lucifer itu lawan (iblis) bagi YHWH, demikian juga Lucifer akan menganggap YHWH sebagai iblis (lawannya).
YHWH bukan Allah yang sebenarnya.
YHWH ingin manusia menuruti kemauannya dan takut kepadanya.
Lucifer menjadi penjaga manusia sebelum peristiwa air bah.
Kain membunuh Habel untuk mengorbankan yang lebih istimewa (bandingkan dengan Abraham ketika diminta Allah-nya untuk mengorbankan anaknya).
Menara Babel dibuat bukan karena manusia mau sombong, tetapi supaya selamat dari bencana air bah (kalau ada lagi).
Yang mencelakai Ayub bukan Iblis tapi YHWH sendiri.
Lucifer, sesuai dengan namanya, mewakili Terang.
YHWH sesuai dengan sifatnya, mewakili Gelap.
Gelap ada lebih dahulu (sulung), sementara Terang ada kemudian (bungsu).
Bapa yang mengutus Yesus adalah Allah yang mencipta langit dan bumi, sementara YHWH bukanlah pencipta langit dan bumi. Dia menciptakan manusia dari tanah, menciptakan Hawa dari tulang rusuk. Dia mengubah dari ada menjadi ada yang lain.
Terang itu akhirnya menjadi manusia dalam diri Yesus.
Pengikut setia agama Yahudi (YHWH) akan membuat distorsi atas ajaran Terang dan klimaksnya, adalah nabi terakhir yang mengecilkan (bahkan cenderung meniadakan) peran Terang itu.
Makna dari Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah: Bapa, Terang dan Yahweh. Itulah sebabnya Yesus berkata: Menghujat nama dia tidak apa-apa, tetapi menghujat Roh Kudus tidak boleh. Mengapa? Karena YHWH membuat perintah:
Jangan menyebut nama YHWH, Allahmu, dengan sembarangan, sebab YHWH akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan. (Keluaran 20:7)
Ajaran tentang Roh Kudus (YHWH), menurut saya adalah upaya YHWH mengalahkan
Terang.
--------------------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan Yth.,
Pemikiran saya mungkin tidak banyak yang bisa menerima. Namun izinkan saya mengemukakan opini saya tentang persamaan-persamaan dan perbedaan antar beberapa agama dalam proses sejarah.
Jaman dahulu, di India adalah agama (ritual) yang menyembah Vishnu. Mereka percaya bahwa Brahma adalah pencipta langit dan bumi. Vishnu adalah yang menjaga. Kemudian, sekitar tahun 3000-2000 SM (tepatnya saya kurang pasti), muncullah jaman Veda, di mana ritual terhadap Vishnu mulai pudar dan diganti dengan ritual terhadap Çiva.
Sementara itu, di masa yang sama Abraham (Ibrahim) mulai mengenal dan menyembah Yahweh.
Saya punya opini yang tidak umum, yaitu:
Allah orang Israel (yang dulu disembah Abraham) adalah YHWH. Nama YHWH ini tidak boleh disebut-sebut karena suci, dan orang Israel sering hanya menyebutnya dengan sebutan adonai (artinya tuan). Kemudian, baru kemudian (setelah masehi), nama YHWH sering disebut sebagai Yahweh atau Yehovah. Namun, opini saya, nama YHWH ini bisa disebut dengan YIHWAH atau akan terdengar sebagai SYIHVAH atau sama dengan Çiva.
Karakteristik sifatnya sama, yakni menghancurkan dan mencipta ulang. Perhatikan pada bencana air bah, sodom dan Gomora, dan setiap kali Israel berpaling dari Yahweh, maka Yahweh akan menghukum dengan menghancurkannya. Memang pada perkembangannya berbeda dari segi atributnya karena perbedaan latar belakang budaya.
Çiva naik lembu Nandi, sementara Yahweh naik kerub (Yeh 10:4) dan Allah yang disembah umat Islam mempunyai Burak yang konon dipinjamkan kepada nabi Muhammad SAW waktu melakukan perjalanan Isra' Mi'raj (perhatikan hampir kesamaan antara nama kerub dengan burak). Perhatikan pula kepercayaan di Babylon (ada patung makhluk berbadan lembu, berkaki singa, bersayap rajawali dan berkepala manusia) dan di Mesir (sphinx).
Dan siapakah Vishnu? Menurut saya, Vishnu adalah Terang. Vishnu sendiri sering diarahkan kepada dewa matahari, dewa api, di mana semua itu merupakan wujud dari terang. Melalui ajaran Vishnu inilah, umat Hindu mengenal Brahma, sementara ajaran Çiva, hakekat Brahma dan Vishnu menjadi agak diabaikan (dikecilkan).
Dan Terang itu pada hampir 2000 tahun lalu, (kembali) menjadi manusia (Umat Hindu percaya bahwa Vishnu melakukan inkarnasi menjadi manusia berulang-ulang, tapi Çiva tidak melakukan inkarnasi).
Maka, saya tidak heran kalau ada perkataan:
Ia datang kepada milik kepunyaanNya. (Yoh 1:11)
Jadi, di masa dulu, ketika Vishnu "memerintah" maka manusia ini adalah kepunyaannya. Namun setelah diganti dengan zaman Çiva (atau YHWH di timur tengah), maka Vishnu datang kembali kepada milik kepunyaannya, tapi orang-orang tidak mengenalnya.
Jadi, tak heran pula jika:
1. Ajaran agama Hindu (Çiva) akan hampir sama dengan Islam.
(ada web sites atau buku tentang ini)
2. Ajaran taurat Musa, hampir mirip dengan Islam.
Ini bukti bahwa Allah yang disembah adalah sama.
(minta persembahan, sunat, makanan haram, hukumnya hampir sama)
3. Ajaran agama hindu (Vishnu) akan hampir sama dengan ajaran Yesus
(demikian juga Buddha dan Taoism).
4. Pengertian Allah Tritunggal:
Allah Bapa = Brahma = Allah pencipta langit dan bumi
Putera = Vishnu = Yesus
Roh Kudus = Çiva = Yahweh
Yang menciptakan Adam dan Hawa adalah Yahweh, bukan Allah Bapa (Brahma). Ciri khas penciptaan Allah Bapa (Brahma) adalah dari tidak ada menjadi ada (lihat penciptaan 7 hari). Namun penciptaan Yahweh adalah dari ada menjadi ada. Misalnya: Menciptakan manusia (Adam) dari tanah. Menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam. Meciptakan binatang dari tanah (Kej 2:19)
Yesus juga tidak bisa menciptakan dari tidak ada menjadi ada, misal: dia tidak menciptakan roti, namun membuat roti tambah banyak (menggandakan). Yesus juga bisa (kalau mau) mengubah batu menjadi roti (Mat 4:3). Atau misalnya, menciptakan sesuatu dari udara, jadi tetap harus ada dasarnya. (ada orang yang bisa "menciptakan" bunga dari tidak ada, menurut saya hanya mengubah substansi udara menjadi suatu bentuk. Tapi cobalah meminta dia menciptakan bulan, hebat kalau bisa).
Yang mampu menciptakan dari tidak ada menjadi ada, hanyalah Allah Bapa. Dan....sebagaimana ajaran Hindu bahwa Brahma tidak lagi ikut campur, maka sebenarnya akan sama dengan Allah Bapa yang sudah berisitirahat pada hari ketujuh (sampai selama-lamanya).
Kita lihat saja fenomena:
Hindu Vishnu <----> Buddha <----> Kristen
Hindu Çiva <-----> agama Yahudi <----> Islam
Maka, seorang Kristen lebih mudah menerima Hindu yang menyembah Vishnu (yang sering dianggap sebagai new age) dan juga Budhha. Dan umat Islam lebih mudah menerima umat Hindu yang menyembah Çiva.
Dan yang lebih penting lagi, Yesus datang dengan suatu misi ingin mengenalkan Allah Bapa (Brahma), sebab Dialah yang mencipta langit dan bumi. Tapi, Yesus sendiri bilang, tidak akan mungkin bisa melihat Bapa, dan tidak mungkin bisa bertemu (Yesus antara lain berkata: kamu tidak akan bisa mengikuti kemana aku pergi, tapi percayalah bahwa di rumah Bapaku banyak tempat tinggal). Dan, melalui pengenalan akan Yesus, kita dapat mengenal Bapa (Aku ada di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam aku).
Di sini, saya tidak menganggap Yesus paling benar. Atau, Vishnu lebih baik dari Çiva (demikian sebaliknya). Namun semua ini merupakan suatu proses keseimbangan. Antara dua kutub yang berbeda, namun tidak bisa saling meniadakan. Kedua kutub itu memang harus dipisahkan (seperti terang dipisahkan dari gelap). Namun, kalau salah satu kutub berusaha menguasai yang lain, maka akan terjadi ketidak-seimbangan. Tinggal kita sebagai manusia mau mengikuti kutub yang mana.
Dan menurut saya sendiri, Kristen dalam perkembangannya, tidak lagi murni ajaran Yesus, karena sudah dikembangkan oleh Paulus dan pengikutnya. Setidaknya, Paulus adalah pengikut Yahweh yang setia, jadi, sangat besar kemungkinan ajaran Yesus dalam Kristen sudah tidak murni lagi. (Buktinya, masih ada gereja Kristen yang mewajibkan persepuluhan yang telah dihapus oleh Yesus, ada juga yang mewajibkan sunat dan diharamkan makan-makanan
tertentu).
Pendapat saya pribadi, Taurat dengan Al Quran isinya nyambung, sebab Allah mereka adalah sama. Sebagai contoh: sunat tetap dilakukan, persembahan tetap dilakukan, dan perintah-perintahnya gayanya sama termasuk diharamkan makanan tertentu.
Hanya saja, memang benar Injil tidak nyambung dengan Al Quran (demikian juga nggak nyambung dengan Taurat). Mengapa? Karena Allahnya beda. Kalau misi Yesus adalah menyelamatkan manusia, dan jika Allah yang mengutus Yesus adalah sama dengan Allah yang mengutus nabi Muhammad SAW, maka pertanyaannya: mengapa harus ada pengutusan nabi setelah Yesus?
Menurut saya, hal ini merupakan suatu langkah yang diambil oleh Allah (umat Islam), setelah Yesus datang yang diutus oleh Allah (yang lain) yang jauh lebih berkuasa atas dia. Buktinya, Allah yang mengutus Yesus bisa mengubah perintah-perintah yang dibuat oleh Allah Yahweh. Jadi, kehadiran atau pengutusan nabi Muhammad SAW, adalah mengembalikan kembali aturan atau hukum-hukum Allah Yahweh yang telah dirombak oleh Allah yang lebih berkuasa, yang mengutus Yesus.
Saya melihat, Allah Yahweh dengan Allah yang mengutus Yesus adalah lebih berkuasa Allah yang mengutus Yesus. Karena tingkat Yahweh di bawah tingkat Allah yang mengutus Yesus, maka saya menganggap tingkat Yesus sederajat dengan Yahweh. Dan saya menganggap, dua hal ini (Yahweh dan Yesus) adalah dua kutub yang saling bertentangan tapi tidak bisa saling meniadakan.
Misalnya:
Yesus lembut, Yahweh keras
Yesus kasih, Yahweh cemburu
Yesus terang, Yahweh gelap
Catatan: terang dan gelap itu tidak bermakna positif atau negatif. Keduanya
sama-sama seimbang.
Dasar saya menyatakan bahwa Yahweh dalam posisi gelap adalah dari Perjanjian Lama:
Bisa dibaca sendiri di:
Kejadian 15:13, Keluaran 10:21, Keluaran 14:20 , Ulangan 4:11-12 , 2 Samuel 22:12 , Mazmur 18:12 , Yesaya 30:27-28 , Yeremia 4:27-28 , Yehezkiel 30:3 dan 32:8 , Amos 5:18 dan 8:9-10, Mikha 3:6 , Ayub 12:22 , Zefanya 1:14-18 .
Sementara dasar saya menyatakan Yesus adalah terang adalah:
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kataNya:
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup." (Yoh 8:12)
--------------------------------------------------------------------------------
Tentang terang dan gelap ini, marilah kita lihat kepada awal penciptaan dunia ini.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. (Kejadian 1:1-4)
Jadi, gelap adalah yang sulung (ada terlebih dahulu) dan terang adalah yang bungsu (yang ada kemudian). Allah melihat bahwa terang itu baik.
Dari ayat di atas, saya menilai bahwa Allah yang sebenarnya adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dan terang, yaitu Allah yang disebut oleh Yesus sebagai Bapa dan mengutus Yesus kepada manusia. (Kegelapan tidak diciptakan karena sudah ada) Dalam ayat itu juga dikatakan bahwa Roh Allah melayang-layang dalam kegelapan, menurut saya ini berbeda dengan Allah pencipta, tetapi Roh Allah inilah Yahweh (yang melayang dalam kegelapan, bandingkan dengan referensi yang saya kemukakan di atas tentang Yahweh).
Terang ini suatu ketika mewujudkan diri dalam Yesus. Perbedaannya: Yesus mengatakan bahwa dirinya diutus oleh Bapa. Sementara Yahweh tidak dan dia mengatakan bahwa dirinya diutus oleh dia sendiri. Dialah yang dimaksud dengan yang bermegahkan diri atas dirinya sendiri. Sementara Yesus tidak. Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
(Kel 3:14)
Terang dan gelap memang tidak bisa saling meniadakan. Yahweh tidak bisa memusnahkan Terang Dunia, sementara Yesus juga tidak bisa meniadakan Yahweh. Dan Yesus sendiri menegaskan: barang siapa menghujat Roh Kudus (menurut saya ini adalah Yahweh), maka dosanya tidak diampuni. Karena Yesus tahu, Yahweh telah menegaskan bahwa: "Jangan menyembut namanya dengan sembarangan."
Dan inilah yang kemudian yang menjadi suatu dasar dari konsep Trinitas:
Allah Bapa
Putera (Terang Dunia atau Yesus)
Roh Kudus (Yahweh)
Dengan adanya pengakuan bahwa antara Yesus dan Yahweh tidak bisa saling meniadakan, maka keduanya harus ada bersama-sama (namun harus dipisahkan). Namun menurut saya, Yahweh ingin berkuasa sendirian. Buktinya adalah, dia mengagung-agungkan Hari Tuhan (Hari-nya) di mana dikatakan matahari, bulan dan bintang menjadi helap. Hari Yahweh adalah membuat keadaan menjadi gelap, sama seperti asalnya dia.
Dan karena itulah, Yahweh, sekitar lima-enam ratus kemudian, mengutus nabinya, untuk menetralisir terang dengan membuat segala macam aturan sehingga menyebabkan perselisihan di antara pengikutnya. Karena, jelas dia tidak mau kalau hanya ditaruh di posisi paling akhir (Bapa, Putera dan Roh Kudus).
Sehubungan dengan kematian Yesus di kayu salib, saya memiliki pendapat demikian:
Konsep penyaliban Yesus, menurut saya adalah: Kuasa Gelap tahu bahwa Terang akan berusaha membuat kekuasannya berkurang menjadi seimbang (namun tidak bisa ditiadakan). Jadi, dia (YHWH) membuat supaya umatnya melawan Terang (melalui pengikut agamanya) sehingga membunuh Terang itu. Dan terbukti, ketika Terang berhasil dibunuh, maka kegelapan menyelimuti (gelap saat Yesus disalibkan, mulai tengah hari). Saya tidak melihat kegelapan sebagai suasana yang haru dan sedih, melainkan justru pernyataan kemenangan dari pihak kegelapan. Namun hal itu telah dikalahkan dengan kebangkitan kembali Terang pada hari ketiga.
Disitulah makna sebenarnya bahwa Gelap telah dikalahkan dengan Terang.
Ingat, YHWH, adalah allah yang mewartakan akan kematian kepada manusia (semuanya bakal dimusnahkan/dimatikan pada akhirnya). (pelajari juga masalah Yahweh mengancam membuat Adam mati kalau makan buah terlarang). Sementara Yesus, Terang, memberi kehidupan.
Jadi, proses penyaliban memang merupakan suatu perwujudan bahwa pada saat itu Gelap berusaha mengalahkan Terang, namun akhirnya Teranglah yang menang dengan kebangkitan Terang itu sendiri (Yesus).
Tentang Allah Bapa, menurut Yesus, orang Israel tidak mengenal Bapa. Ini aneh, karena orang Yahudi terkenal menjaga ketat tradisinya. Termasuk orang dari sekte (kaum) Saduki dan Parisi. Jadi, tidak mungkin kalau mereka tidak mengenal Yahweh. Jadi, Allah Bapa yang mengutus Yesus, menurut saya adalah Allah yang sesungguhnya, pencipta langit dan bumi. Dia adalah Allah yang tidak perlu disembah, tidak marah kalau tidak disembah, tidak butuh persembahan, dan yang penting, Allah Bapa menyatakan bahwa: Terang itu baik.
Jadi, kalau memang Bapa mengutus Yesus (Terang), maka menurut saya, sebaiknya kita berpedoman kepada Yesus (Bapa ada dalam aku dan aku dalam Dia). Dan saya pribadi berpendapat bahwa YHWH tidak akan tinggal diam dan membuat manusia untuk kembali menyembahnya, yakni allah yang pencemburu dan keras. Allah, yang menurut saya, Yesus menyebutnya dengan nama Roh Kudus.