• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Wasiat Rasulullah Untuk Umatnya Di Akhir Zaman

GOLDWAY

IndoForum Senior E
No. Urut
108195
Sejak
4 Nov 2010
Pesan
3.835
Nilai reaksi
273
Poin
0
Wasiat Rasulullah Untuk Umatnya Di Akhir Zaman

Al Imam Abu Dawud meriwayatkan dari sahabat yang mulia Al ‘Irbadh bin Sariyah radliallahu anhu,
bahwa ia berkata:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menasihatkan kepada kami dengan satu nasihat yang menggetarkan hati-hati kami dan air mata pun berlinang karenanya. Maka ketika itu kami mengatakan:
“Duhai Rasulullah, nasihat ini seperti nasihat orang yang mau mengucapkan selamat tinggal, karena itu berilah wasiat kepada kami.” Beliau pun bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian bertakwa kepada Allah, untuk mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kalian itu seorang budak. Dan barangsiapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Karena itu wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnahnya Al Khulafa’ Ar Rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Pegang erat-erat sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hati kalian dari perkara-perkara baru, karena setiap perkara baru ( bid‘ah) itu sesat.”
(HR. Abu Dawud no. 3991)

Kandungan Hadits
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya :
“Berilah nasihat kepada mereka dan katakanlah
kepada mereka ucapan yang bisa dipahami, mengena dan menancap di jiwa-jiwa mereka.”

(An Nisa’: 63)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memiliki sifat selalu memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus terhadap siapa saja dari kalangan umatnya, sehingga ketika para sahabatnya meminta agar beliau memberikan nasihat maka beliau pun memenuhinya diiringi dengan hikmah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika menyampaikan nasihat senantiasa memilih kata-kata yang tepat, lafadz yang indah, mengena di hati dan menancap dengan dalam. Beliau tidak menyampaikan nasihat dengan kalimat yang panjang lagi bertele-tele, namun cukup dengan kalimat yang ringkas namun mencakup dan dimengerti.

Nasihat yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika itu sangatlah menancap di hati para sahabatnya hingga hati mereka bergetar dan air mata mereka pun berlinang karenanya. Inilah sifat kaum mukminin tatkala mendengar nasihat dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Hanyalah yang dikatakan orang-orang beriman itu adalah mereka
yang ketika disebut nama Allah bergetar hati-hati mereka.”

(Al Anfal: 2)

“Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul, engkau akan melihat mereka berlinangan air mata karena apa yang mereka ketahui dari kebenaran.” (Al Maidah: 83)
Demikianlah nasihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang seolah-olah beliau akan pergi meninggalkan mereka dengan memberikan nasihat perpisahan. Sebagaimana yang telah diketahui, orang yang akan pergi jauh tidak akan meninggalkan sesuatu yang penting kecuali disampaikan dan dipesankannya.
(Tuhfatul Ahwadzi, 7/366, ‘Aunul Ma`bud, 12/234).

Kandungan Wasiat Penting Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
Setelah mendengar nasihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, para sahabat pun khawatir mereka tidak akan bertemu lagi dengan Rasulullah setelahnya, sehingga untuk menyempurnakan nasihat yang ada, mereka meminta wasiat beliau, seraya berkata:
“Wahai Rasulullah, seakan-akan ini nasihat orang yang akan berpisah, karena itu berilah wasiat kepada kami.” Beliau pun memberikan wasiat, di antaranya:

1. Wasiat untuk Takwa kepada Allah

Takwa merupakan pokok kebaikan dan inti dari segala perkara. Seluruh seruan kepada pintu kebaikan maupun larangan kepada kejelekan terkumpul dalam kalimat takwa ini.
Takwa ini pula merupakan wasiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada orang-orang terdahulu maupun yang belakangan, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Sungguh Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberikan
Al Kitab sebelummu dan juga kepada kalian agar bertakwa kepada Allah.”

(An Nisa: 131)
Kita diperintah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk berbekal dengannya sebagaimana firman-Nya:
“Berbekallah kalian, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa.”

(Al Baqarah: 197)

Oleh karena itu terkumpul dalam takwa ini kebaikan dunia dan akhirat.

2. Wasiat untuk Mendengar dan Taat

Yang dimaksud dengan mendengar dan taat oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di sini adalah kepada para pemimpin kaum muslimin, karena taat kepada mereka akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dimana dengan mentaati mereka akan baiklah kehidupan orang-orang yang dipimpin (rakyat) dan menjadi amanlah negeri, di samping juga dapat membantu menegakkan agama mereka.
Hal ini merupakan kewajiban agama karena Allah telah berfirman:

“Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasulullah dan kepada pemimpin di antara kalian.”
(An Nisa’: 59)
Kewajiban mendengar dan taat ini tetap berlaku bahkan ketika yang menjadi pemimpin itu seorang budak sekalipun. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berpesan:
“Tetaplah kalian mendengar dan taat sekalipun yang memimpin kalian itu
seorang budak Habasyah (Ethopia) yang rambutnya seperti kismis.”

(HR. Al Bukhari dari Anas bin Malik no. 7142 dan Muslim dari Abu Dzarr no. 648)

3. Wasiat untuk Berpegang Teguh dengan Sunnah

Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengatakan:
“Siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Karena itu wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnahnya Al Khulafa’ Ar Rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigit/pegang erat-erat sunnah itu dengan gigi geraham kalian.”

Ini merupakan salah satu tanda di antara tanda-tanda kenabian beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, di mana beliau mengabarkan kepada para sahabatnya tentang perkara yang akan datang sepeninggalnya, yakni akan terjadi perselisihan yang banyak di kalangan umat beliau.
Hal ini sesuai dengan pengabaran beliau bahwasanya umat ini akan berpecah belah menjadi 70 lebih golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu yang selamat yaitu mereka yang berpegang dengan apa yang dipegangi oleh Rasulullah dan para sahabatnya. (Shahih Sunan At Tirmidzi, no.2129)

Kata Al Imam As Sindi:
“Hal ini menunjukkan keharusan untuk bersabar terhadap kepayahan yang menimpanya di jalan Allah, sebagaimana yang harus dihadapi orang yang sakit terhadap derita yang menimpanya dari sakitnya.”
(Syarah Ibnu Majah, Al Imam As Sindi).

Selain mengikuti Sunnah beliau, diperintahkan pula setelahnya untuk memegangi sunnahnya Al Khulafa’ Ar Rasyidin dan mereka yang dimaksud di sini adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radliyallahu ‘anhum, kata Ibnu Daqiqil `Ied. Para khalifah ini disifatkan dengan (Ar Rasyidin) karena mereka mengetahui, mengenali kebenaran dan memutuskan dengannya. Mereka adalah (Al Mahdiyyin) karena Allah telah memberi petunjuk mereka kepada kebenaran dan tidak menyesatkan mereka dari kebenaran tersebut.
(Syarhul Arba’in, hal. 75, Jami`ul ‘Ulum, 1/127)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggandengkan sunnah Al Khulafa’ Ar Rasyidin dengan Sunnah beliau karena para khalifah ini tatkala menetapkan sunnah bisa jadi mengikuti Sunnah Nabi itu sendiri, dan bisa pula mereka mengikuti apa yang mereka pahami dari Sunnah Nabi secara global dan rinci, yang mana perkara tersebut tersembunyi bagi yang lainnya. (Al I’tisham, 1/118)

4 Wasiat untuk Berhati-hati dari Bid‘ah

Ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Hati-hati kalian dari perkara-perkara baru”,
merupakan peringatan kepada umat beliau dari perkara baru yang diada-adakan lalu disandarkan kepada agama sementara perkara tersebut tidak ada asalnya sama sekali di dalam syariat ini. Dan beliau tekankan lagi peringatan beliau ini dengan sabdanya:
“ karena setiap bid`ah itu sesat”.

Adapun ucapan para ulama yang menganggap baik sebagian bid‘ah maka kembalinya hal tersebut kepada pengertian bid‘ah secara bahasa bukan bid‘ah menurut syariat.

Wallahu ta‘ala a‘lam bish shawaab

Sumber : Merujuk pada tulisan Al Ustadz Muslim Abu Ishaq Al Atsary, dengan judul asli “Nasehat Nan Penuh Kenangan”, Majalah Asy Syariah. Untuk membaca aslinya silahkan klik di
http://asysyariah.com

Semoga bermanfaat..... >:D<
 
4 Wasiat untuk Berhati-hati dari Bid‘ah

Ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Hati-hati kalian dari perkara-perkara baru”,
merupakan peringatan kepada umat beliau dari perkara baru yang diada-adakan lalu disandarkan kepada agama sementara perkara tersebut tidak ada asalnya sama sekali di dalam syariat ini. Dan beliau tekankan lagi peringatan beliau ini dengan sabdanya:
“ karena setiap bid`ah itu sesat”.

Adapun ucapan para ulama yang menganggap baik sebagian bid‘ah maka kembalinya hal tersebut kepada pengertian bid‘ah secara bahasa bukan bid‘ah menurut syariat.

Karena setiap Bid'ah itu sesat.. yap

dan para ulama yg menganggap baik sebagian bid'ah kembalikan lagi kepada syariat atau hukum islam...
 
wasiat = amanat.
harus dijalankan dengan baik dan benar.. -_-a
betul, kan?
 
Apa adaa ulama yang menganggap bid'ah itu baik? kalo ustadz atu Kiai mungkin ya. Tapi kalo Ulama saya kara tidak. mampir juga di tread saya Masa Depan Milik Islam

benar emang tidak ada kok ulama yg mengatakan bid'ah itu baik.

tahlilan, yasinan, shalawatan, 7 hari, 40 hari adalah sesat.. dan sesat itu tempatnya di neraka...

kasian gw orang yg melakukan hal seperti itu.. seolah olah dia melakukan kebaikan, padahal itu adalah kesesatan...

jadi jgn terjerumus kepada kesesatan
 
semuanya dikembalikan ke niat kalo menurut saya...

niat yg bener harus dengan cara yg benar.
niat yg bener cara salah itu dosa.
sepertinya banyak kok teman2 mosting tentang masalah seperti itu.
tapi kayak nt jarang baca aja...
 
niat yg bener harus dengan cara yg benar.
niat yg bener cara salah itu dosa.
sepertinya banyak kok teman2 mosting tentang masalah seperti itu.
tapi kayak nt jarang baca aja...

ya apapun itu...menurut ane sih semuanya itu ALLAH SWT yang nantinya menilai, misal dalam hal beribadah (sholat) khan ada banyak macem gerakannya, kemudian dalam menjalankan sunnah mengenai boleh atau tidaknya dibacanya qunut dalam sholat. kalau semuanya bersihkukuh menganggap dirinya yang paling benar kan pasti cerai berai umat muslim sedunia ini dan bakal saling mengkafirkan satu sama lain, kita tidak mau seperti itu kan? setidaknya yang ingin ane sampein adalah, hargailah orang lain dalam melakukan ibadah selama orang tersebut mempunyai dasar2 dia melakukan itu...^^
 
Sebetulnya kehati - hatian dalam menjalankan syariat Islam yang diterapkan oleh sebagian umat islam adalah untuk mencegah kebablasan.

Islam adalah agama kasih untuk dunia dan akhirat, tidak sepantasnya sesama umat Islam untuk menvonis dan saling mencari cari kesalahan,
namun kita diwajibkan untuk saling mengingatkan dengan cara cara yang baik pula.

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.

So mai sys and brader, mari kita saling mengingatkan dengan kasih dan sayang sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW >:D<
 
ya apapun itu...menurut ane sih semuanya itu ALLAH SWT yang nantinya menilai, misal dalam hal beribadah (sholat) khan ada banyak macem gerakannya, kemudian dalam menjalankan sunnah mengenai boleh atau tidaknya dibacanya qunut dalam sholat. kalau semuanya bersihkukuh menganggap dirinya yang paling benar kan pasti cerai berai umat muslim sedunia ini dan bakal saling mengkafirkan satu sama lain, kita tidak mau seperti itu kan? setidaknya yang ingin ane sampein adalah, hargailah orang lain dalam melakukan ibadah selama orang tersebut mempunyai dasar2 dia melakukan itu...^^

kok malah omongin masalah furu

ini bukan masalah furu.. klo masalah furu atau perbedaan pendapat itu kita harus saling menghargai. dan nt pantas berkata seperti itu.

ini masalah aqidah..

kebodohan umat muslim sendirilah yg membuat umat muslim bercerai berai dan pecah.

semua udah dijelaskan oleh MOA dan lainya. masa harus berulang ulang?

kata cimohai kita harus saling mengingatkan..
klo diingatkan jangan ngebantah atau jgn ngotot dan jangan mengikuti hawa nafsu..

dan sekali lagi ane tekanin ini bukan masalah furu.. klo masalah furu barulah pantas kita ngomong harus saling menghargai..

kita juga berhak memvonis, klo salah yah salah kalo benar yah benar..

jadi kita jgn berkata "

karena perkataan itu adalah berbahaya dan dapat mencerai beraikan umat. ISLAM itu tegas sudah dijelaskan mana benar dan mana salah. mana halal dan mana haram..

klo masalah furu barulah kita pantas berkata " jgn memvonis, jgn mencari kesalahan" nah itulah pada tempatnya

misalnya anak ane makan babi padahal babi jelas jelas haram

eh ada orang bodoh datang "sudahlah jangan memvonis dan jgn menyalahkan"

benar ga berkata begitu?

udah nonton islam KTP?

liat kelakuan bang madid. dia itu dinasehati baik atau kasar tetap aja ngotot

liat bang ali, bagaimana cara mendakwahkanya? ada yg halus juga ada yg keras atau tegas..

kepada Dontload, MOA, blitz, Haribest, Davivos dan lainya yg paham tentang islam dan yg paham mana halal dan mana haram...dakwahkanlah secara tegas teman kita ini kepada kebenaran. karena perkataanya sangat berbahaya.
karena bisa menjerumuskan kedalam dosa..



"yg pentingkan niatnya" mau niat yg bener haruslah dengan cara yg bener
 
kok malah omongin masalah furu

ini bukan masalah furu.. klo masalah furu atau perbedaan pendapat itu kita harus saling menghargai. dan nt pantas berkata seperti itu.

ini masalah aqidah..

kebodohan umat muslim sendirilah yg membuat umat muslim bercerai berai dan pecah.

semua udah dijelaskan oleh MOA dan lainya. masa harus berulang ulang?

kata cimohai kita harus saling mengingatkan..
klo diingatkan jangan ngebantah atau jgn ngotot dan jangan mengikuti hawa nafsu..

dan sekali lagi ane tekanin ini bukan masalah furu.. klo masalah furu barulah pantas kita ngomong harus saling menghargai..

kita juga berhak memvonis, klo salah yah salah kalo benar yah benar..

jadi kita jgn berkata "

karena perkataan itu adalah berbahaya dan dapat mencerai beraikan umat. ISLAM itu tegas sudah dijelaskan mana benar dan mana salah. mana halal dan mana haram..

klo masalah furu barulah kita pantas berkata " jgn memvonis, jgn mencari kesalahan" nah itulah pada tempatnya

misalnya anak ane makan babi padahal babi jelas jelas haram

eh ada orang bodoh datang "sudahlah jangan memvonis dan jgn menyalahkan"

benar ga berkata begitu?

udah nonton islam KTP?

liat kelakuan bang madid. dia itu dinasehati baik atau kasar tetap aja ngotot

liat bang ali, bagaimana cara mendakwahkanya? ada yg halus juga ada yg keras atau tegas..

kepada Dontload, MOA, blitz, Haribest, Davivos dan lainya yg paham tentang islam dan yg paham mana halal dan mana haram...dakwahkanlah secara tegas teman kita ini kepada kebenaran. karena perkataanya sangat berbahaya.
karena bisa menjerumuskan kedalam dosa..



"yg pentingkan niatnya" mau niat yg bener haruslah dengan cara yg bener

terimakasih atas naseharnya, saya sendiri tidak merasa pandai dalam beragama, oleh karena itu mohon pencerahannya jika menurut anda2 sekalian terdapat kesalahan. saya se7 jika sesuatu yang sudah jelas kemudian dilencengkan akan berdampak buruk terhadap aqidah umat, mungkin disini saya mendapati mispersepsi saja. mengenai keharaman yang sudah jelas tentu saja saya juga tidak akan membantah. yang saya ingin sampaikan adalah mengenai kerendahan diri seseorang ketika mendapati sesuatu yang salah.

sekali saya mohon maaf jika ada yang merasa tersakiti, saya tidak ada maksud untuk menghalalkan yang haram. kita sama2 belajar.:)
 
@TENTAWA_AKITO

ya apapun itu...menurut ane sih semuanya itu allah swt yang nantinya menilai, misal dalam hal beribadah (sholat) khan ada banyak macem gerakannya, kemudian dalam menjalankan sunnah mengenai boleh atau tidaknya dibacanya qunut dalam sholat. Kalau semuanya bersikukuh menganggap dirinya yang paling benar kan pasti cerai berai umat muslim sedunia ini dan bakal saling mengkafirkan satu sama lain, kita tidak mau seperti itu kan? Setidaknya yang ingin ane sampein adalah, hargailah orang lain dalam melakukan ibadah selama orang tersebut mempunyai dasar2 dia melakukan itu...^^

nah kebanyakan dasar dalam melakukan hal ibadah itu di ada-adakan, apakah harus kita hargai?

"tergantung dari niat"
saya berniat memperbanyak pahala (mengingat ALLAH SWT) dengan jalan memperbanyak rakaat dalam sholat mahgrib yang tadinya 3 raka'at menjadi 99 raka'at.
^
malah dapetnya dosa saya, he.........

yuk, belajar lagi ilmu agama,...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

@cimohai

Sebetulnya kehati - hatian dalam menjalankan syariat Islam yang diterapkan oleh sebagian umat islam adalah untuk mencegah kebablasan.

Islam adalah agama kasih untuk dunia dan akhirat, tidak sepantasnya sesama umat Islam untuk menvonis dan saling mencari cari kesalahan,
namun kita diwajibkan untuk saling mengingatkan dengan cara cara yang baik pula.


Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.

So mai sys and brader, mari kita saling mengingatkan dengan kasih dan sayang sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW

bener banget bro cimo, nggak pantes kita mencari-cari kesalahan orang tapi tetap wajib mengingatkan kesalahan tersebut ya kan? he...

dan yang diingetin jangan malah nggak nerima apalagi pake nyari alasan yang nggak jelas ya kan bro..............
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@asoybanget

kepada Dontload, MOA, blitz, Haribest, Davivos dan lainya yg paham tentang islam dan yg paham mana halal dan mana haram...dakwahkanlah secara tegas teman kita ini kepada kebenaran. karena perkataanya sangat berbahaya.
karena bisa menjerumuskan kedalam dosa..

yup bro asoy, kita memang harus tegas dalam mendakwahkan. yang mana haq dan bathil harus jelas.
tapi untuk segmen forum seperti ini, saya rasa butuh pendekatan berbeda dibanding dakwah secara tatap muka.
 
@TENTAWA_AKITO



nah kebanyakan dasar dalam melakukan hal ibadah itu di ada-adakan, apakah harus kita hargai?

"tergantung dari niat"
saya berniat memperbanyak pahala (mengingat ALLAH SWT) dengan jalan memperbanyak rakaat dalam sholat mahgrib yang tadinya 3 raka'at menjadi 99 raka'at.
^
malah dapetnya dosa saya, he.........

yuk, belajar lagi ilmu agama,...


tentu saja dasar yang saya maksud itu adalah bersumber pda al-qur'an dan al-hadits........ya...mari belajar agama....^^
 
@TENTAWA_AKITO



nah kebanyakan dasar dalam melakukan hal ibadah itu di ada-adakan, apakah harus kita hargai?

"tergantung dari niat"
saya berniat memperbanyak pahala (mengingat ALLAH SWT) dengan jalan memperbanyak rakaat dalam sholat mahgrib yang tadinya 3 raka'at menjadi 99 raka'at.
^
malah dapetnya dosa saya, he.........

yuk, belajar lagi ilmu agama,...


tentu saja dasar yang saya maksud itu adalah bersumber pda al-qur'an dan al-hadits........ya...mari belajar agama....^^



haha,,kerajinan maghrib 99x..hehehe
sip setuju dasarnya hrus bersumber pda al-qur'an dan al-hadits.. :)
 
benar emang tidak ada kok ulama yg mengatakan bid'ah itu baik.

tahlilan, yasinan, shalawatan, 7 hari, 40 hari adalah sesat.. dan sesat itu tempatnya di neraka...

kasian gw orang yg melakukan hal seperti itu.. seolah olah dia melakukan kebaikan, padahal itu adalah kesesatan...

jadi jgn terjerumus kepada kesesatan

Weleh-weleh darimana kamu dapat ide kayak gitu. Ini sih mesti diklirkan. Kalo kepercayaan tentang 7 hari ada apa di alamnya 40 hari dan lainnya dianggap sesat sih saya sepakat-ssepakat saja. Karena ini menyangkut masalah aqidah. Tapi kalo Tahlilan (membaca lafadz Laa Ilaa Ha illalloh) dianggap sesat itu salah. Ya salah. Masa baca yasin dianggap sesat, baca sholawat juga kan semua ada dalilnya bro
 
^
bukan bacaannya bro, tapi "bentuk" ibadahnya :D
sama aja kayak misal si keongpret sholat ashar, niatnya baik, melaksanak sholat ashar 5 rakaat, loh??, padahal sholat ashar itu hanya 4 rakaat,

dan di rakaat ke 5 itupun bacaannya al-fatihah, takbir, ampe tahiyat akhir.

bid'ah itu pokoknya segala sesuatu yg tidak diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya dalam lingkup ibadah. termasuk do'a dan tata cara ibadahnya :D
 
ko contohnya ga nyambung man, kalo solat asar 5 rokaat sih anak SD juga bisa bilang salah. Memang tahlilan, sholatan bentuknya kaya apa? geleng-geleng kepala maksudnya? trus kalo sholawat?
Coba tunjukkan salahnya di mana
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.