• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Wali songo berasal dari Cina

/heh yg di atas mala nge bahas beladiri /heh ambul radul
 
sorry sorry. abis walisongo= muslim chinese. muslim chinese = secret kungfu.
 
/hmm /hmm sebenernya sih emank ada kaitannya antra cina dnegan wali songo /no1 nice posting nih /no1
 
sorry loh bukannya maksudnya nentang...
cuma...
setau ak...
kebanyakan wali songo dari timur tengah...(ak dah lupa siapa dan asalnya)
trus wali2 yg muda...
seperti sunan kalijogo itu adalah org asli pribumi...(nama aslinya pake raden patah klo ga salah)
trus ada beberapa sunan yg laen yg msh pribumi asli...
sisanya org timteng...

eh ralat postinganku neh...
sunan yg keturunan china...
-R.Patah(sunan kalijaga)
-Sunan Bonang

trus yg laen keknya dari timteng...
ntar deh ak baca2 lg....


oh ya....
jgn ribut di thread ini yah.. :D
disini ngomongin ilmu pengetahuan...
bukan debat RAS... :D
 
yg dari timteng itu suana maulana malik ibrahim,dikenal jg sbg org islam pertama d plw jawa.
yg laen(suana muria,suana kalijaga,sunan gng jati,sunan ampel)itu dari jawa asli
 
sunan kali jaga seh emank jawa asli... (maksudnya lahir di jawa...
tapi dy keturunan china...
githu seh kata guru sejarahku
 
/hmm /hmm berarti dari sunan aja ada campuran antara china dengan timur tengah dll berarti kita juga harus bersatu dunk /no1

nice info /no1
 
Di Buku Terbitan Serambi, Judul Syech Siti Jenar. Memang senada dengan yang ditulis TS. Terutama mengenai latar belakang sikap dari Siti Jenar sendiri. Di buku itu diceritakan bahwa Siti Jenar menolak untuk mendidik anak-anak keturunan Raden Patah pendiri Demak karena alasan kebangsaan. Kemudian di buku itu juga diceritakan bahwa 9 wali yang ada pada waktu itu adalah keturunan asing Cina dan Timur Tengah.

Siti Jenar lebih memilih mengambil murid dari keturunan Jawa asli yaitu keturunan dar Brawijaya V yang merupakan raja terakhir Majapahit. Dari garis keturunan ini, akhirnya sampai ke Jaka Tinggir dan Panembahan senopati yang menjadi pendiri kerajaan Yogyakarta sampai sekarang.

Buku Syech Siti Jenar ditulis oleh Achmad Chodjidin, yang merupakan penulis buku-buku Islam aktif, termasuk buku Sunan Kali Jaga. Syech Siti Jennar dan Sunan Kalijaga dianggap sebagai peletak dasar dari Islam Kejawen, yaitu Islam yang tidak ingin mengadopsi adat kearaban, tetapi lebih memilih untuk memeluk Isla, namun tetap menjunjung tinggi falsafah Jawa.
 
syech siti jenar setau saya dulu dy jga sunan,,krn ajaranny yang keras itu dan cenderung tertutup mkny dia tidak di akui sbg sunan...
klo yg sunan keturunan china itu saya jga perna dnger tpi yg sgtu bnyk...
 
bah masa kakek gw di panggil kiyai...(tiongkok totok tulen pula)... kok sunan Muria kok gk ada nama china nya???

Walisongo ini didirikan oleh Sunan Ampel pada th 1474 yg terdiri dari 9 wali yaitu:

1.Sunan Ampel alias Bong Swie Ho
2.Sunan Drajat alias Bong Tak Keng
3.Sunan Bonang alias Bong Tak Ang
4.Sunan Kalijaga alias Gan Si Cang
5.Sunan Gunung Jati alias Du Anbo - Toh A Bo
6.Sunan Kudus alias Zha Dexu - Ja Tik Su
7.Sunan Giri adalah cucunya Bong Swie Ho
8.Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim alias Chen Yinghua/Tan Eng Hoat
9.Sunan Ampel (Bong Swie Ho) alias raden Rahmat lahir pada th 1401 di Champa (Kamboja), ia tiba di Jawa pada th 1443. Pada saat itu di Champa banyak sekali orang Tionghoa penganut agama Muslim yg bermukim disana.


=======================================================

Wali Songo Berasal dari Cina? Asvi Warman Adam

PADA 1968 terbit buku Prof Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. Buku itu dilarang oleh Kejaksaan Agung karena mengungkapkan hal-hal yang kontroversial waktu itu, yakni sebagian Wali Songo berasal dari Cina. Tidak ada salahnya, bila benar bahwa sembilan penyebar agama Islam itu dari Cina atau dari belahan dunia mana pun. Yang menjadi persoalan adalah saat itu rezim Orde Baru telah menetapkan Cina sebagai musuh karena negara itu dituduh membantu Gerakan 30 September 1965. Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Beijing, dan segala yang berbau Cina dilarang.

Pada era reformasi ini ada baiknya pendapat Slamet Muljana itu dikaji ulang dengan pikiran yang lebih tenang. Slamet Muljana membandingkan atau-lebih tepat-melakukan kompilasi terhadap tiga sumber, yaitu Serat Kanda, Babad Tanah Jawi, dan naskah dari kelenteng Sam Po Kong yang ditulis Poortman dan dikutip Parlindungan.

Residen Poortman tahun 1928 ditugasi pemerintah kolonial untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu orang Cina. Raden Patah bergelar Penembahan Jimbun dalam Serat Kanda, dan Senapati Jimbun dalam Babad Tanah Jawi. Kata jin bun dalam salah satu dialek Cina berarti “orang kuat”. Maka sang Residen itu menggeledah Kelenteng Sam Po Kong di Semarang dan mengangkut naskah berbahasa Tionghoa yang ada di sana-sebagian sudah berusia 400 tahun-sebanyak tiga cikar (pedati yang ditarik lembu). Arsip Poortman ini dikutip Mangaraja Onggang Parlindungan yang menulis buku yang juga kontroversial Tuanku Rao. Slamet Muljana banyak menyitir buku ini.

Slamet menyimpulkan, Bong Swi Hoo-yang datang di Jawa tahun 1445-sama dengan Sunan Ampel. Bong Swi Hoo ini menikah dengan Ni Gede Manila yang merupakan anak Gan Eng Cu (mantan kapitan Cina di Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak tahun 1423). Dari perkawinan ini lahir Bonang yang kemudian dikenal sebagai Sunan Bonang. Bonang diasuh Sunan Ampel bersama dengan Giri yang kemudian dikenal sebagai Sunan Giri.

Putra Gan Eng Cu yang lain adalah Gan Si Cang yang menjadi kapitan Cina di Semarang. Tahun 1481 Gan Si Cang memimpin pembangunan Mesjid Demak dengan tukang-tukang kayu dari galangan kapal Semarang. Tiang penyangga masjid itu dibangun dengan model konstruksi tiang kapal yang terdiri dari kepingan-kepingan kayu yang tersusun rapi. Tiang itu dianggap lebih kuat menahan angin badai daripada tiang yang terbuat dari kayu yang utuh.

Akhirnya Slamet menyimpulkan, Sunan Kali Jaga yang masa mudanya bernama Raden Said itu tak lain dari Gan Si Cang. Sedangkan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah menurut Slamet Muljana adalah Toh A bo, putra Sultan Trenggana (memerintah di Demak tahun 1521-1546). Sementara itu Sunan Kudus atau Jafar Sidik yang tak lain dari Ja Tik Su.



***

TENTU tak ada larangan untuk berpendapat bahwa sebagian Wali Songo itu berasal dari Cina atau keturunan Cina. Namun, kelemahan Slamet Muljana, ia hanya mendasarkan kesimpulannya pada buku yang ditulis MO Parlindungan. Slamet pun tidak memeriksa sendiri naskah-naskah yang berasal dari kelenteng Sam Po Kong Semarang itu. Dengan melakukan penelitian terhadap sumber berbahasa Cina, baik yang ada di Nusantara maupun di daratan Cina, diharapkan periode ini (terutama mengenai penyebaran agama Islam di Jawa abad XV-XVI) dapat dijelaskan dengan lebih baik.

Sebetulnya pada masa ini cukup banyak sumber mengenai laksamana muslim Cheng Ho yang berlayar ke berbagai penjuru dunia awal abad XV dengan armada yang lebih besar dari pelaut Eropa. Cheng Ho sendiri mempunyai penerjemah Ma Huan yang juga beragama Islam dan menuliskan pengalaman ini dalam buku Yingyai Senglan.

Dalam buku itu dilaporkan tentang masyarakat Cina yang bermukim di Jawa yang berasal dari Kanton, Zhangzhou, dan Quanzhou. Mereka telah meninggalkan negeri Cina dan menetap di pelabuhan-pelabuhan pesisir Jawa sebelah timur. Di Tuban mereka merupakan sebagian besar penduduk yang waktu itu jumlahnya mencapai “seribu keluarga lebih sedikit”.

Di Gresik hanya ada “pantai tanpa penghuni” sebelum orang Kanton menetap di sana. Di Surabaya sejumlah besar penduduk juga orang Cina. Menurut Ma Huan “kebanyakan orang Cina itu telah masuk agama Islam dan menaati aturan agama”. (Lombard, Nusa Jawa, jilid II, 1996)

Pada abad-abad berikutnya sudah ada sumber berbahasa Eropa mengenai tokoh Cina yang beragama Islam. Ketika Banten mengalami masa kejayaan pada abad XVII, di sana ada pengusaha besar Tan Tse Ko. Ia bisa membaur dalam masyarakat Banten dengan menyatakan diri masuk Islam dan berganti nama jadi Cakradana.

Ia adalah seorang eksportir yang memiliki wawasan global. Dalam catatan sejarah tercantum, ia misalnya berkali-kali mengirim kapal dagang ke Indocina tahun 1670, 1671, 1672, 1676. Bukti bahwa Tan Tse Ko mempunyai hubungan dagang dengan saudagar Eropa terlihat dari surat tagihan utangnya yang ada di museum pada sebuah negeri Skandinavia, tertulis dalam bahasa Melayu, bahasa yang menjadi lingua franca di bilangan Nusantara ketika itu.

Saya tidak berbicara tentang akidah, sesuatu yang ada di dalam hati dan hanya diketahui masing-masing orang. Tidak diketahui apakah ia taat beribadah, hal ini tak disebut dalam sumber sejarah. Namun, secara formal ia masuk agama yang di-peluk oleh mayoritas masyarakat Banten masa itu. Yang jelas, dengan menjadi muslim, Cakradana telah dapat diterima menjadi anggota masyarakat Banten.

Karena dekat dengan raja-bukan sekarang saja, pedagang diangkat jadi pejabat-pada tahun 1677 Cakradana diangkat menjadi syahbandar. Sayang, pada April 1682, VOC merebut Banten dan melarang seluruh perdagangan internasional yang selama ini dilakukan Banten, dalam rangka mendapatkan monopoli bagi pihak Belanda.

Tulisan ini diakhiri dengan pernyataan, sumber berbahasa Cina juga penting bagi penulisan sejarah penyebaran Islam di Nusantara (termasuk mengenai Wali Songo) maupun bagi sejarah nasional secara umum. Selama 35 tahun, hal ini telah terabaikan.*

Asvi Warman Adam, peneliti LIPI, doktor sejarah dari Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Paris.

Sumber: Kompas, Selasa, 12 Februari 2002
 
kenapa sebagai muslim harus gerah? bukankah yang dibawanya ajaran islam..? universal..
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.