roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
Kisah ini kebetulan saya baca. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua, terutama yang cewek.
------------------------------------------------
Saya dulu waktu teenager pernah mempunyai pacar pertama. Sayangnya orangtua tidak setuju. Jadi kita back street deh. Karena back street, kita pacaran takut jalan-jalan di luar karena takut bertemu dengan orang yang dikenal dan akan melapor ke orangtua, jadinya kita lebih sering "bersembunyi" di tempat kostnya. Akhirnya kita berdua sering melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu petting. Pada waktu itu saya tidak mengerti soal sex sama sekali. Saya teringat kita tidak pernah melakukan intercourse, pacar saya selalu membuang spermanya di badan saya.
Suatu ketika, saya hamil walaupun masih perawan. Akhirnya kita melakukan aborsi, pada waktu itu dokter kandungan merasa kasihan kepada saya karena saya hamil tapi masih perawan. I was only 18 years old and not finished high school!!!. Itu adalah pengalaman yang sangat pahit buat hidup saya. Pacar pun merasa sangat bersalah. Tentunya tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi terhadap saya termasuk ortu. Sesudah kejadian tersebut, saya tetap meneruskan sekolah. Setelah lulus sekolah SMU, orangtua tetap berusaha memisahkan saya dengan pacar saya dengan memaksa saya ke luar negeri untuk meneruskan sekolah.
Cerita singkatnya saya putus sama pacar saya. Saya begitu broken heart dan juga sangat menyesal dan takut kalau tidak akan mendapatkan suami karena saya sudah tidak perawan lagi. Di dalam ketakutan dan penyesalan saya, saya akhirnya bertobat dan mencurahkan pikiran saya 100% ke study, akhirnya saya lulus dengan magna cumlaude (bukannya saya mau menyombongkan diri ..maksud saya pada waktu itu bahasa English saya begitu minim, tapi dengan belajar keras, bisa lulus dengan baik..tidak ada yang mustahil!!). Tuhan memang baik, dia akhirnya memberikan suami saya yang begitu pengertian dan mau menerima saya apa adanya (suami saya orang Indonesia juga lho).
Sekarang saya hidup bahagia di US. Saya mau memberi semangat kepada gadis-gadis yang sudah tidak perawan, jangan takut soal keperawanan yang sudah hilang, yang terpenting adalah hidup yang benar, jangan khawatir soal suami. Laki-laki yang baik akan menerima Anda apa adanya.
Kepada gadis-gadis yang masih perawan dan pacaran, jagalah keperawanan Anda, hindari petting. Walaupun tidak pernah intercourse, anda bisa hamil.
Kepada orangtua yang mempunya anak gadis, kalau kalian tidak setuju dengan pacar anak anda, janganlah mereka dilarang terlalu keras. Berilah pengertian terus menerus. Lebih baik anda mengetahui anak anda pacaran daripada mereka back street.
Kepada kaum laki-laki: -kalau anda sedang pacaran, janganlah merusak masa depan pacar anda. Hargai cinta pacar anda dengan menjaga kesuciannya. Kalau anda sedang mencari istri, janganlah berpikiran picik soal keperawanan dalam mencari istri. Walaupun wanita sudah tidak perawan, tetap bisa dijadikan istri yang baik.
Cheers.
The luckiest woman.
----------------------
*) Info tambahan:
Petting adalah melakukan hubungan seks tanpa memasukkan penis ke dalam vagina (penetrasi). Biasanya dilakukan dengan menggesekkan penis ke vagina. Baik masih mengenakan pakaian maupun tidak. Petting sering dilakukan sebagai foreplay (pemanasan) sebelum melakukan hubungan seks.
Walaupun dilakukan tanpa melepaskan pakaian, petting tetap berisiko menimbulkan kehamilan karena sperma tetap bisa masuk ke dalam rahim. Ketika seorang perempuan terangsang, ia akan mengeluarkan cairan yang mempermudah masuknya sperma ke dalam rahim. Sedangkan sperma sendiri memiliki kekuatan untuk berenang masuk ke dalam rahim. Jika sperma tertumpah pada celana dalam yang dikenakan si perempuan, ia akan mampu berenang menembus celana dalam, apalagi jika sperma ini langsung mengenai bibir kemaluan.
Jadi, jika secara fisik petting dapat menimbulkan kehamilan pada seorang perempuan, ini tentu akan berpengaruh secara mental baik terhadap pihak laki-laki maupun perempuan jika ternyata mereka belum siap menjadi orang tua.
Lagipula, bila petting ini dilakukan oleh pasangan yang belum menikah, seringkali baik pihak perempuan maupun laki-laki dibayangi oleh perasaan bersalah atau berdosa. Satu hal lagi yang bikin kita mesti berpikir panjang adalah bahwa manusia tidak pernah puas. Mula-mula hanya petting tanpa melepas pakaian dalam, kemudian tanpa pakaian, lama-lama tergoda untuk melakukan hubungan seks betulan...
Makanya lebih baik pikir-pikir dahulu... Kalau memang belum siap menanggung risiko, lebih baik kita dengan tegas berkata tidak. Gitu aja yaaaaa ...
------------------------------------------------
Saya dulu waktu teenager pernah mempunyai pacar pertama. Sayangnya orangtua tidak setuju. Jadi kita back street deh. Karena back street, kita pacaran takut jalan-jalan di luar karena takut bertemu dengan orang yang dikenal dan akan melapor ke orangtua, jadinya kita lebih sering "bersembunyi" di tempat kostnya. Akhirnya kita berdua sering melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu petting. Pada waktu itu saya tidak mengerti soal sex sama sekali. Saya teringat kita tidak pernah melakukan intercourse, pacar saya selalu membuang spermanya di badan saya.
Suatu ketika, saya hamil walaupun masih perawan. Akhirnya kita melakukan aborsi, pada waktu itu dokter kandungan merasa kasihan kepada saya karena saya hamil tapi masih perawan. I was only 18 years old and not finished high school!!!. Itu adalah pengalaman yang sangat pahit buat hidup saya. Pacar pun merasa sangat bersalah. Tentunya tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi terhadap saya termasuk ortu. Sesudah kejadian tersebut, saya tetap meneruskan sekolah. Setelah lulus sekolah SMU, orangtua tetap berusaha memisahkan saya dengan pacar saya dengan memaksa saya ke luar negeri untuk meneruskan sekolah.
Cerita singkatnya saya putus sama pacar saya. Saya begitu broken heart dan juga sangat menyesal dan takut kalau tidak akan mendapatkan suami karena saya sudah tidak perawan lagi. Di dalam ketakutan dan penyesalan saya, saya akhirnya bertobat dan mencurahkan pikiran saya 100% ke study, akhirnya saya lulus dengan magna cumlaude (bukannya saya mau menyombongkan diri ..maksud saya pada waktu itu bahasa English saya begitu minim, tapi dengan belajar keras, bisa lulus dengan baik..tidak ada yang mustahil!!). Tuhan memang baik, dia akhirnya memberikan suami saya yang begitu pengertian dan mau menerima saya apa adanya (suami saya orang Indonesia juga lho).
Sekarang saya hidup bahagia di US. Saya mau memberi semangat kepada gadis-gadis yang sudah tidak perawan, jangan takut soal keperawanan yang sudah hilang, yang terpenting adalah hidup yang benar, jangan khawatir soal suami. Laki-laki yang baik akan menerima Anda apa adanya.
Kepada gadis-gadis yang masih perawan dan pacaran, jagalah keperawanan Anda, hindari petting. Walaupun tidak pernah intercourse, anda bisa hamil.
Kepada orangtua yang mempunya anak gadis, kalau kalian tidak setuju dengan pacar anak anda, janganlah mereka dilarang terlalu keras. Berilah pengertian terus menerus. Lebih baik anda mengetahui anak anda pacaran daripada mereka back street.
Kepada kaum laki-laki: -kalau anda sedang pacaran, janganlah merusak masa depan pacar anda. Hargai cinta pacar anda dengan menjaga kesuciannya. Kalau anda sedang mencari istri, janganlah berpikiran picik soal keperawanan dalam mencari istri. Walaupun wanita sudah tidak perawan, tetap bisa dijadikan istri yang baik.
Cheers.
The luckiest woman.
----------------------
*) Info tambahan:
Petting adalah melakukan hubungan seks tanpa memasukkan penis ke dalam vagina (penetrasi). Biasanya dilakukan dengan menggesekkan penis ke vagina. Baik masih mengenakan pakaian maupun tidak. Petting sering dilakukan sebagai foreplay (pemanasan) sebelum melakukan hubungan seks.
Walaupun dilakukan tanpa melepaskan pakaian, petting tetap berisiko menimbulkan kehamilan karena sperma tetap bisa masuk ke dalam rahim. Ketika seorang perempuan terangsang, ia akan mengeluarkan cairan yang mempermudah masuknya sperma ke dalam rahim. Sedangkan sperma sendiri memiliki kekuatan untuk berenang masuk ke dalam rahim. Jika sperma tertumpah pada celana dalam yang dikenakan si perempuan, ia akan mampu berenang menembus celana dalam, apalagi jika sperma ini langsung mengenai bibir kemaluan.
Jadi, jika secara fisik petting dapat menimbulkan kehamilan pada seorang perempuan, ini tentu akan berpengaruh secara mental baik terhadap pihak laki-laki maupun perempuan jika ternyata mereka belum siap menjadi orang tua.
Lagipula, bila petting ini dilakukan oleh pasangan yang belum menikah, seringkali baik pihak perempuan maupun laki-laki dibayangi oleh perasaan bersalah atau berdosa. Satu hal lagi yang bikin kita mesti berpikir panjang adalah bahwa manusia tidak pernah puas. Mula-mula hanya petting tanpa melepas pakaian dalam, kemudian tanpa pakaian, lama-lama tergoda untuk melakukan hubungan seks betulan...
Makanya lebih baik pikir-pikir dahulu... Kalau memang belum siap menanggung risiko, lebih baik kita dengan tegas berkata tidak. Gitu aja yaaaaa ...